Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

KARTU KREDIT

Disusun Oleh :
1. Nana Febriana (16080304008)
2. Alfiyani Safiratul Faiza (16080304018)
3. Heni Mutiara (16080304038)
4. Linda Alfiatus Afifah (16080304046)
5. Nurvia Dwi Rahmawati (16080304052)
6. Alifah Dwi Novianti (16080304068)
7. Devi Nabila Jaya (16080304080)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI


JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
TAHUN AJARAN 2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sepanjang sejarah, masalah transaksi keuangan adalah hal utama yang
mendasari industri perbankan. Di masa sekarang ini, transaksi umumnya tidak
dilakukan secara tunai, namun berupa transaksi elektronis (cashless). Dengan
transaksi elektronis, proses yang terjadi adalah pemindahbukuan yang hanya
menghitung angka. Bentuk fisik dari transaksi tersebut tidak ada kecuali jika
nasabah melakukan penarikan uang untuk pembayaran.
Dalam perkembangannya, mata rantai berupa penarikan uang tersebut
mempunyai alternatif yang lebih praktis, yaitu kartu kredit. Kartu kredit
merupakan alat pembayaran pengganti uang tunai yang dapat digunakan oleh
konsumen untuk ditukarkan dengan barang dan jasa yang diinginkannya di
tempat-tempat yang dapat menerima pembayaran dengan menggunakan kartu
kredit (merchant). Tabungan nasabah akan didebet oleh pihak bank secara
otomatis begitu transaksi dilakukan, lalu pihak bank yang nantinya akan
membayar penjual (merchant).
Kartu kredit di masa sekarang ini penggunannya sudah umum dan
merupakan cara pembayaran yang paling praktis dan aman dalam kehidupan
masyarakat modern. Dengan penggunaan komputer dan jaringan, kesalahan
manusia dan penipuan dapat diminimalisasi. Semakin lama penggunaan kartu
kredit di Indonesia semakin luas. Perkembangan penggunaan kartu kredit
terjadi dengan cepat karena ada banyak kemudahan yang diperoleh dari
penggunaan kartu kredit. Kartu kredit dinilai lebih efektif dan efisien
dibandingkan dengan alat pembayaran lain, sehingga lebih dikenal pula di
tengah masyarakat.
Perkembangan penggunaan kartu kredit yang begitu pesat ini disebabkan
karena masyarakat merasakan semakin pentingnya penggunaan kartu kredit
sebagai alat pembayaran dan mengambil uang tunai mengingat kepraktisan,
rasa nyaman dan aman yang ditimbulkan. Kegiatan itu juga tidak terlepas dari
pembebanan pajak sebagai kewajiban masyarakat untuk membebankan pajak
pada setiap transaksi atau fasilitas atau biaya yang harus dibayar atas
penggunaan fasilitas atau kepimilikan suatu barang.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari kartu kredit?
2. Apakah dasar hukum kartu kredit?
3. Bagaimana perjanjian dalam kartu kredit?
4. Siapa saja pihak-pihak di dalam perjanjian kartu kredit?
5. Apa manfaat kartu kredit?
6. Bagaimana penerbitan dan penggunaan kartu kredit?
7. Bagaimana syarat dan prosedur penerbitan dan penggunaan kartu kredit?
8. Bagaimana hak dan kewajiban pihak-pihak dalam penggunaan kartu kredit?
9. Apa keuntungan dan kerugian penggunaan kartu kredit?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari kartu kredit.
2. Untuk mengetahui dasar hukum kartu kredit.
3. Untuk mengetahui perjanjian dalam kartu kredit.
4. Untuk mengetahui pihak-pihak di dalam perjanjian kartu kredit.
5. Untuk mengetahui manfaat kartu kredit.
6. Untuk mengetahui penerbitan dan penggunaan kartu kredit.
7. Untuk mengetahui syarat dan prosedur penerbitan dan penggunaan kartu
kredit.
8. Untuk mengetahui hak dan kewajiban pihak-pihak dalam penggunaan kartu
kredit.
9. Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian penggunaan kartu kredit.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kartu Kredit


Pengertian kartu kredit tidak ditemukan di dalam KUH Perdata maupun
KUHD dan belum ada kata sepakat dari para ahli mengenai kartu kredit, oleh
karena itu diambil dari pendapat para ahli hukum. Kartu kredit yang berupa
kartu plastik merupakan kartu terobosan yang berhasil diciptakan manusia
untuk lebih mengefisienkan kegiatan-kegiatannya terutama dalam hal transaksi
pembayaran. Untuk lebih mengetahui tentang kartu kredit ini tentunya perlu
diketahui definisi mengenai kartu kredit. Dalam hal ini akan dipaparkan
definisi kartu kredit dengan mengutip pendapat para sarjana.
Kartu kredit adalah suatu jenis alat pembayaran sebagai pengganti uang
tunai, dimana kita suatu sewaktu-waktu menukarkan apa saja yang kita
inginkan, yakni di tempat dimana saja ada cabang yang dapat menerima kartu
kredit dari bank atau perusahaan yang mengeluarkan atau cabang yang
mengeluarkan (Imam Prayogo Suryahadibroto, 1990:335), kartu kredit adalah
pembayaran melalui jasa bank atau perusahaan pembiayaan dalam transaksi
jual beli barang atau jasa, atau alat untuk mengambil tunai dari bank atau
perusahaan pembiayaan (Abdulkadir Muhammad, 2000:263).
Kartu kredit adalah kartu yang dikeluarkan bank yang meminjami
nasabah sejumlah uang tanpa harus memiliki dana atau tabungan di bank
tersebut (Ali Arifin, 2002:9), kartu kredit adalah kartu yang bisa digunakan
sebagai alat pembayaran, yang pelunasan tagihannya dapat dilakukan secara
bartahap atau dicicil, kepada pemegang kartu kredit ditentukan jumlah batas
kreditnya (M. Djumhana, 2006:404). Kartu kredit merupakan suatu kartu yang
pada umumnya dibuat dari bahan plastik, dengan dibubuhkan identitas
pemegang atau penerbitnya, yang memberikan hak terhadap siapa kartu kredit
di terbitkan untuk menandatangani tanda pelunasan pembayaran dari jasa atau
barang yang dibeli di tempat-tempat tertentu, seperti toko, hotel, restauran,
penjual tiket pengangkutan dan lain-lain (Munir Fuady, 2006:174).
Berdasarkan dari definisi-definisi yang dipaparkan di atas maka dapat
diketahui unsur-unsur yang terdapat di dalam pengertian kartu kredit antara
lain sebagai berikut:
1. Kartu kredit itu merupakan fasilitas kredit;
2. Diperuntukkan kepada nasabah dari penerbit kartu dengan persyaratan
tertentu;
3. Kartu kredit diterbitkan oleh Bank;
4. Kartu kredit yang diberikan disesuaikan dengan besarnya jumlah
penghasilan pemegang kartu;
5. Kartu kredit adalah berupa kartu plastik;
6. Dapat digunakan sebagai cara pembayaran di dalam kegiatan bertransaksi di
tempat tempat tertentu.
Dengan memperhatikan definisi daripada kartu kredit menurut beberapa
sarjana, maka dapat dilihat adanya kesamaan pendapat mengenai pengertian
kartu kredit. Oleh sebab itu dapat diketahui bahwa kartu kredit itu adalah
fasilitas kredit yang diperuntukkan kepada siapa saja yang memiliki
penghasilan sesuai dengan kriteria yang telah dipersyaratkan oleh pihak bank.
B. Dasar Hukum Kartu Kredit
Pendekatan pemanfaatan kartu kredit tidak hanya dilakukan dari segi
kebutuhan ekonomi, melainkan harus didukung pula oleh pendekatan hukum
(legal approach), sehingga diakui dan berlaku dalam hubungan hukum
ekonomi. Kartu kredit merupakan salah satu bentuk kegiatan ekonomi di
bidang usaha pembiayaan yang bersumber dari berbagai ketentuan hukum, baik
perjanjian maupun perundang-undangan. Perjanjian adalah sumber utama
hukum kartu kredit dari segi perdata, sedangkan Perundangan-Undangan
adalah sumber utama hukum kartu kredit dari segi publik. Pada setiap kegiatan
usaha pembiayaan, termasuk juga kartu kredit, inisiatif mengadakan hubungan
kontraktual berasal dari pihak-pihak terutama konsumen sebagai pembeli.
Dengan demikian, kehendak pihak-pihak tersebut dituangkan dalam bentuk
tertulis berupa rumusan perjanjian yang menetapkan kewajiban dan hak
masing-masing pihak dalam hubungan dan penerbitan dan penggunaan kartu
kredit. Dalam Perundang-Undangan juga diatur mengenai kewajiban dan hak
pihak-pihak tidak menentukan lain secara khusus dalam kontrak yang dibuat
(Abdulkadir Muhammad dan Rilda Murniati, 2006: 277).
Dasar hukum atas pelaksanaan kegiatan kartu kredit ini di Indonesia
adalah sebagai berikut:
1. Perjanjian antar pihak sebagai dasar hukum.
Sistem hukum di Indonesia menganut asas kebebasan berkontrak. Hal
ini sesuai dengan Pasal 1338 ayat (1) KUH Perdata yang berbunyi Semua
perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai Undang-Undang bagi
mereka yang membuatnya.
Dengan berlandaskan kepada pasal tersebut maka asalkan dibuat
secara tidak bertentangan dengan hukum ataupun kebiasaan yang berlaku,
setiap perjanjian baik itu yang berbentuk lisan maupun tulisan yang dibuat
oleh para pihak yang terlibat dalam kegiatan kartu kredit, akan berlaku
sebagai Undang-Undang bagi para pihak tersebut. Pada kenyataannya
memang ada perjanjian yang dibuat oleh mereka yang berhubungan dengan
penerbitan dan pengoperasian kartu kredit tersebut. Sebab itulah Pasal 1338
ayat (1) KUH Perdata dapat menjadi salah satu dasar hukum bagi
berlakunya kartu kredit. Dengan demikian tentunya pasal-pasal tentang
perikatan di dalam Buku III KUH Perdata berlaku terhadap perjanjian-
perjanjian yang berkenaan dengan kartu kredit.
2. Perundang – undangan sebagai dasar hukum
Ada beberapa peraturan yang dengan tegas menyebut dan memberi
landasan hukum terhadap penerbitan dan pengoperasian kartu kredit karena
didalam KUHD dan KUH Perdata tidak diatur secara tegas dasar hukum
bagi eksistensi kartu kredit, yaitu sebagai berikut:
a) Undang-Undang Perbankan No. 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan,
yakni Pasal 6 “menyediakan pembiayaan dan/atau melakukan kegiatan
lain berdasarkan prinsip syariah, sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia”, namun ketentuan itu kurang jelas
sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang Perbankan Nomor 7
Tahun 1992 Tentang Perbankan, Pasal 6 Huruf 1 menyebutkan
“melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan wali amanat”.
Dalam penjelasan pasal tersebut dikatakan bahwa “Kegiatan anjak
piutang merupakan piutang atau tagihan jangka pendek dari transaksi
perdagangan dalam dan luar negeri”. Usaha kartu kredit merupakan
usaha dalam kegiatan pemberian kredit atau pembiayaan untuk
pembelian barang atau jasa yang penarikannya dilakukan dengan kartu
kredit. Secara teknis kartu kredit berfungsi sebagai sarana pemindah
bukuan dalam melakukan transaksi pembayaran suatu transaksi.
b) Peraturan Bank Indonesia No. 7/52/PBI/2005 tentang Penyelenggaraan
Kegiatan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu, yang telah
diubah dengan Peraturan Bank Indonesia No. 10/8/PBI/2008 dan terakhir
diubah dengan Peraturan Bank Indonesia No. 11/11/PBI/2009 tentang
Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran dengan Menggunakan
Kartu.
Pasal 1 ayat (4) yaitu Kartu Kredit adalah APMK yang dapat digunakan
untuk melakukan pembayaran atas kewajiban yang timbul dari suatu
kegiatan ekonomi, termasuk transaksi pembelanjaan dan/atau untuk
melakukan penarikan tunai, dimana kewajiban pembayaran pemegang
kartu dipenuhi oleh terlebih dahulu acquirer atau penerbit, dan pemegang
kartu berkewajiban untuk melakukan pembayaran pada waktu yang
disepakati baik dengan pelunasan secara sekaligus (charge card) maupun
dengan secara angsuran.
C. Perjanjian dalam Kartu Kredit
Perjanjian kartu kredit adalah salah satu bentuk perjanjian khusus yang
tunduk pada ketentuan Buku III KUH Perdata. Sumber hukum utama kartu
kredit adalah perjanjian pinjam pakai habis dan perjanjian jual beli bersyarat
yang diatur dalam Buku III KUH Perdata. Perjanjian penerbitan kartu kredit
antara penerbitan dan pemegang kartu dapat digolongkan ke dalam “perjanjian
pinjam pakai habis” yang diatur dalam Pasal 1754-1773 KUH Perdata
(Verbruiklening). Menurut Pasal 1754 KUH Perdata yang dimaksud dengan
perjanjian pinjam pakai habis ialah perjanjian dengan mana pihak yang satu
memberikan kepada pihak yang lain suatu jumlah tertentu barang-barang yang
menghabis karena pemakaian, dengan syarat bahwa pihak yang belakangan ini
akan mengembalikan sejumlah yang sama dari macam dan keadaan yang sama
pula.
Karakteristik dari perjanjian pinjam pakai habis adalah bahwa begitu
pinjaman selesai dilakukan maka barang pinjaman tersebut menjadi milik
mutlak pihak-pihak pinjaman sehingga apabila barang tersebut musnah karena
sebab apapun, maka kerugian akan menjadi tanggungan pinjaman sendiri.
Karakteristik lainnya adalah pemberi pinjaman tidak dapat meminta barang
yang akan dipinjamkan sebelum lewat waktu yang telah ditentukan didalam
perjanjian.
Perjanjian penggunaan kartu kredit adalah perjanjian tiga pihak antara
pemegang kartu kredit sebagai pembeli, perusahaan dagang sebagai penjual
dan penerbit sebagai pembayar. Perjanjian ini merupakan perjanjian accesoir
dari perjanjian penerbitan kartu kredit sebagai perjanjian pokok. Perjanjian ini
digolongkan ke dalam perjanjian jual-beli yang diatur dalam Pasal 1457-1518
KUH Perdata tetapi pelaksanaan pembayaran digantungkan pada syarat yang
disepakati dalam perjanjian pokok, yaitu perjanjian penerbitan kartu kredit.
Dalam Pasal 1513 KUH Perdata ditentukan pembeli wajib membayar harga
pembelian pada waktu dan di tempat yang ditetapkan menurut perjanjian.
Syarat waktu dan tempat pembayaran ditentukan dalam perjanjian penerbitan
kartu kredit, yaitu membayar dengan kartu kredit, yang saat dan tempat
pembayarannya ketika penjual menyerahkan kepada penerbit surat tanda
pembelian yang ditandatangani oleh pemegang kartu.
D. Pihak-Pihak di dalam Perjanjian Kartu Kredit
Pihak-pihak dalam hubungan kartu kredit adalah subjek yang berperan dalam
hubungan hukum penerbitan kartu kredit dan penggunaan kartu kredit. Pihak-
pihak tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pemegang kartu kredit.
Pemegang kartu adalah orang perseorangan sebagai pihak dalam perjanjian
penerbitan kartu kredit, yang telah memenuhi syarat dan prosedur yang telah
ditetapkan oleh penerbit, sehingga dia berhak menggunakan kartu kredit
dalam transaksi jual beli barang/jasa, atau dalam penarikan uang tunai dari
pihak penerbit. Syarat pokok yang harus dipenuhi oleh pihak pemegang
kartu adalah jumlah minimum penghasilan dalam setahun. Pemegang kartu
terdiri dari Pemegang Kartu Utama (Basic Cardholder) dan Pemegang
Kartu Suplemen (Supplementary Cardholder) biasanya adalah anggota
keluarga yang menjadi tanggungan pemegang kartu utama. Pemegang kartu
utama bertanggung jawab atas tagihan terhadap pemegang kartu suplemen,
pemegang kartu wajib mematuhi ketentuan yang telah ditetapkan oleh
penerbit dalam melakukan transaksi yang menggunakan kartu kredit dan
bertanggung jawab atas akibat yang ditimbulkannya. Kartu kredit yang
dikeluarkan oleh penerbit juga ada jenis-jenisnya. Ada 2 (dua) jenis kartu
kredit, yaitu Visa Card dan Master Card. Persyaratan yang telah ditetapkan
untuk pemegang Master Card lebih tinggi dan ketat, penghasilan tahunan
minimum yang disyaratkan jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan
persyaratan pemegang Visa Card, memiliki kelayakan kredit (credit
worthinees) yang tinggi, memiliki batas kredit (credit limit) jauh lebih tinggi
daripada Visa Card kartu kredit biasa.
2. Penerbit kartu kredit
Penerbit kartu kredit adalah Bank sebagai pihak dalam perjanjian penerbitan
kartu kredit. Apabila penerbit itu Bank Umum, maka dia harus mengikuti
ketentuan yang ditetapkan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
3. Penjual
Penjual adalah pengusaha dagang (Merchant) yang ditunjuk oleh pihak
penerbit berdasarkan perjanjian penggunaan kartu kredit, seperti pengusaha
supermarket, restoran, pom bensin, hotel, travel, perusahaan pengangkutan.
Penjual adalah pihak dalam perjanjian penggunaan kartu kredit yang berhak
menerima pembayaran dari penerbit berdasarkan surat tanda pembelian
yang ditunjukkan kepadanya.
4. Perantara
Perantara adalah pihak pengelola penggunaan kartu kredit dalam penagihan
antara penjual dan penerbit dan pembayaran antara pemegang kartu dan
penerbit. Perantara penagihan antara penjual dan penerbit disebut Acquirer,
yaitu pihak yang melakukan penagihan kepada penerbit berdasarkan catatan
yang disampaikan kepadanya oleh penjual. Hasil penagihan tersebut
dibayarkan kepada penjual dengan memperoleh komisi. Perantara
pembayaran antara pemegang kartu dan penerbit adalah pihak yang
melakukan pembayaran kepada penerbit atas permintaan pemegang kartu.
Perantara pembayaran ini biasanya adalah bank, yang mengirimkan uang
pembayaran kepada penerbit. Atas dasar pelayanan tersebut, bank perantara
memperoleh komisi (fee) dari pemegang kartu
E. Manfaat Kartu Kredit
Keuntungan-keuntungan yang di dapat dari penggunaan kartu kredit adalah
sebagai berikut:
1. Bagi Cardholder
a. Kemudahan dalam memperoleh uang tunai pada setiap saat melalui
fasilitas ATM di berbagai tempat strategis.
b. Meningkatkan prestise karena dapat memberi kesan bonafiditas.
c. Di samping itu, menurut Dahlan Siamat, (2001:415) keuntungan lain
dari penggunaan kartu kredit adalah
1) Lebih aman dan praktis, karena tidak perlu membawa uang tunai
dalam jumlah besar.
2) Leluasa, karena kartu kredit telah diterima sebagai alat pembayaran
hampir di seluruh kota di seluruh dunia (misalnya visa dan master
card)
3) Sistem pembayaran yang fleksibel. Pembayaran atas tagihan dapat
diangsur (credit card) atau beberapa waktu (charge card)
4) Program merchandising, yaitu kesempatan membeli barang-barang
dengan mengangsur tanpa bunga.
5) Bantuan-bantuan perjalanan terutama ke luar negeri, misalnya
referensi, dokter, rumah sakit, dan bantuan hukum.
6) Purchase protection plan, yaitu asuransi perlindungan pembelian
barang yang diberikan secara otomatis.
2. Bagi Issuer
a. Memperoleh uang pangkal
b. Memperoleh iuran tahunan anggota
c. Discount dari Merchant
d. Pendapatan bunga
e. Biaya administrasi atas penarikan uang tunai di ATM
f. Pembayaran denda atas keterlambatan pembayaran (late charge)
g. Interchange fee, yaitu fee yang diterima oleh Acquirer (servicing
agent). Acquirer (servicing agent) adalah pihak yang melakukan
penagihan dan pembayaran antara pihak Issuer dan Merchant dalam
hal kartu kredit dilakukan dengan cara franchise.
3. Bagi Merchant
a. Keamanan lebih terjamin, karena Merchant tidak menerima/
menyimpan uang tunai dari hasil penjualan.
b. Pembayaran atas hasil penjualan dijamin penerbit sepanjang Merchant
memenuhi prosedur dan ketentuan yang ditetapkan oleh Issuer.
c. Dapat meningkatkan turnover atau omzet penjualan.
d. Mengurangi beban dan menyederhanakan pembukuan.
e. Mencegah larinya nasabah ke pesaing lainnya yang memberi fasilitas
kemudahan berbelanja dengan menerima kartu kredit (Sunaryo,
2008:12)
F. Penerbitan dan Penggunaan Kartu Kredit
Penerbitan kartu kredit didasarkan pada adanya perjanjian. Suatu
perjanjian yang dibuat antar dua pihak menimbulkan perikatan. Menurut
Subekti, suatu perjanjian adalah suatu peristiwa dimana seseorang berjanji
kepada seorang lain atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk
melaksanakan suatu hal (Subekti, 1992:12).
Berdasarkan dari peristiwa ini timbulah suatu hubungan antara dua orang
yang disebut perikatan, sebagaimana ditentukan dalam Pasal 1233 KUH
Perdata yang menyatakan bahwa Tiap-tiap perikatan dilahirkan baik karena
persetujuan, baik karena Undang-Undang. Perikatan yang terjadi antara
penerbit dan pemegang kartu kredit tergolong perikatan yang lahir karena
persetujuan, dimana isi dari persetujuan tersebut mengikat pihak-pihak yang
terlibat di dalamnya, sebagaimana tertuang dalam Pasal 1338 ayat (1) KUH
Perdata yang berbunyi Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku
sebagai UU bagi mereka yang membuatnya. Pasal 1338 ayat (1) KUH Perdata
ini merupakan landasan dari adanya asas kebebasan berkontrak.
Apabila dikaji lebih lanjut, ternyata di dalam KUH Perdata, maupun di
dalam KUHD tidak ada satu pasal pun yang mengatur tentang kartu kredit.
Meskipun demikian berdasar Pasal 1319 KUH Perdata maka semua perjanjian
baik yang mempunyai nama khusus maupun yang tidak terkenal dengan suatu
nama tertentu, tunduk pada ketentuan umum tentang perjanjian sebagaimana
diatur dalam Bab I dan Bab II Buku III KUH Perdata.
Setiap perjanjian agar dapat dikatakan sah, maka harus memenuhi
ketentuan Pasal 1320 KUH Perdata yang menyatakan bahwa, untuk sahnya
perjanjian diperlukan empat syarat:
a. Sepakat mereka yang mengikatkan diri
b. Kecakapan untuk membuat suatu perjanjian
c. Suatu hal tertentu
d. Suatu sebab yang halal
Jadi, berdasarkan ketentuan Pasal 1338 ayat (1) KUH Perdata jo Pasal
1320 KUH Perdata maka perjanjian dan syarat-syarat perjanjian yang dibuat
secara sah mengikat para pihak seperti Undang-Undang. Demikian halnya
dengan perjanjian penerbitan kartu kredit.
Penggunaan kartu kredit dapat dilakukan oleh Cardholder apabila telah
menyetujui kontrak baku yang telah ditetapkan oleh Issuer. Penyerahan kartu
kredit itu sendiri bersifat riil. Pada saat dilakukan penyerahan kartu kredit dari
bank barulah berlaku ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam akta
perjanjian keanggotaan kartu kredit.
Penggunaan kartu kredit pada hakekatnya dapat dianggap sebagai
pemberian fasilitas kredit dari bank kepada Cardholder (pemegang), karena
credit card mempunyai sifat seperti halnya kredit. dengan kartu kredit seperti
ini, pembayaran yang dilakukan oleh pemegangnya dapat dilakukan secara
cicilan. Walaupun tidak tertutup kemungkinan tentunya jika ingin membayar
lunas sekaligus (Munir Fuady, 2006:178).
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kartu kredit merupakan
pemberian fasilitas-fasilitas kredit. Dalam perjanjian pembukaan kartu kredit,
oleh penerbit (Issuer) mempunyai kedudukan sebagai kreditur dan Cardholder
selaku pemegang berkedudukan sebagai debitur.
G. Syarat dan Prosedur Penerbitan dan Penggunaan Kartu Kredit
Calon pemegang kartu kredit untuk memperoleh kartu kredit harus memenuhi
syarat dan prosedur tertentu. Secara umum, persyaratan tersebut adalah:
a. Fotokopi identitas diri, seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP);
b. Surat keterangan penghasilan atau slip gaji;
c. Memenuhi ketentuan minimum penghasilan per tahunnya. Masing-masing
penerbit mempunyai standar minimum penghasilan tahunan yang berbeda;
d. Membayar uang pangkal dan iuran tahunan yang besarnya tergantung dari
jenis kartu kredit.

Adapun prosedur penerbitan kartu kredit adalah sebagai berikut.


1. Calon pemegang kartu kredit mengajukan permohonan dengan mengisi
formulir yang sudah disediakan oleh penerbit.
Untuk memperoleh formulir tersebut terdapat tiga alerantif, yang
pertama mendatangi bank penerbit kartu kredit yang diminati, kedua
mengisi formulir pengajuan secara online di situs yang telah disediakan
oleh bank penerbit, ketiga melalui marketing kartu kredit yang dapat
dijumpai di gerai-gerai ATM, pusat perbelanjaan, event, dan acara
tertentu.
2. Melengkapi dokumen yang diperlukan
Setelah mengisi formulir, selanjutnya adalah menerahkan dokumen
pednukung yang diperlukan, dokumen pendukung tersebut seperti:
- Pengusaha atau wiraswasta, fotokopi kartu tanda pennduduk
(KTP), atau paspor, fotokopi SIUP, NPWP, dan rekening koran 3
bulan terakhir.
- Karyawan atau pegawai: fotokopi KTP atau paspor, NPWP, dan
keterangan penghaslan (slip gaji)
3. Penerbit melakukan survei ke alamat calon pemegang kartu kredit untuk
mengecek kebenaran data, serta kredibilitas dan kapasitas calon pemegang
kartu kredit.
4. Jika hasil penelitian dianggap layak, penerbit menyetujui mener-bitkan dan
menyerahkan kartu kredit kepada pemegang kartu kredit.

Setelah kartu kredit diterima, pemegang kartu kredit dapat menggunakan


kartu kredit tersebut untuk melakukan transaksi dengan semua Merchant yang
menerima merek kartu yang dimilikinya. Secara rinci mekanisme transaksi
dengan menggunakan kartu kredit adalah sebagai berikut.
1. Pemegang kartu kedit melakukan transaksi jual beli dengan menunjukan
kartu kredit dan menandatangani bukti transaksinya.
2. Merchant melakukan penagihan ke penerbit (bank/perusahaan
pembiayaan) berdasarkan bukti transaksi dengan pemegang kartu kredit.
3. Penerbit membayar kepada Merchant sesuai dengan kesepakatan, misalnya
discount (komisi) untuk penerbit sebesar 3%-5%, jangka waktu penagihan
3-10 hari dari tanggal transaksi dilakukan.
4. Penerbit menagih ke pemegang kartu kredit berdasarkan bukti transaksi
sampai batas waktu tertentu.
5. Pemegang kartu kredit membayar sejumlah nominal tertentu sampai batas
waktu yang ditentukan, jika terjadi keterlambatan pembayaran, maka
dikenakan bunga atau denda (Sunaryo, 2008:130).

Syarat dan prosedur di atas harus dilakukan oleh calon Cardholder karena
hal tersebut merupakan awal dari sebelum diterbitkannya kartu kredit dimana
pihak Issuer (bank) akan melakukan pengecekan atas kebenaran data yang
telah dipersyaratkan dan apakah prosedurnya telah dipenuhi oleh calon
Cardholder. Hal ini dilakukan agar mengetahui apakah calon Cardholder
tersebut memang layak mendapatkan kartu kredit.
Berikut ini adalah contoh lembar tagihan kartu kredit dari bank penerbit
bank Mandiri yang kami tampilkan sebagai contoh.
Lembar tagihan merupakan catatan atas rincian transaksi kartu kredit Anda
untuk masa satu bulan (dari tanggal penagihan bulan sebelumnya ke tanggal
penagihan bulan berikutnya). Rincian transaksi yang dicatat adalah transaksi
yang dilakukan oleh kartu utama dan kartu tambahan (bila ada). Kartu
tambahan tidak akan menerima lembar tagihan secara terpisah.
1. Nama & Alamat
Informasi mengenai nama dan alamat penagihan pemegang kartu
utama
2. Nomor Kartu
Nomor kartu kredit yang tercantum adalah nomor kartu dari
pemegang kartu utama beserta kartu tambahan
3. Tagihan Baru
Informasi saldo terhutang pada saat tanggal cetak yang mencakup
saldo terhutang bulan lalu ditambah transaksi-transaksi samapi dengan
tanggal cetak, biaya-biaya, bunga dan koreksi dikurangi pembayaran
dan kredit
4. Pembayaran Minimum
Informasi jumlah minimum pembayaran yaitu sebesar 10% dari Saldo
Terhutang atau Rp. 50.000,- mana yang lebih besar. Bila saldo
terhutang melebihi baas kredit, maka kelebihan tersebut akan
ditambahkan pada Pembayaran Minimum yang akan jatuh tempo.
Apabila belum membayar seluruh Pembayaran Minimum bulan lalu,
jumlah tersebut akan ditambahkan juga pada Pembayaran Minimum
yang akan jatuh tempo.
5. Tanggal Cetak
Tanggal ditagihnya transaksi-transaksi dan saldo terhutang lainnya.
Tanggal ini setiap bulannya akan jatuh pada tanggal yang sama
6. Tanggal Jatuh Tempo
Tanggal batas akhir pembayaran atas Saldo Terhutang yang harus
sudah diterima oleh Bank Mandiri, yaitu 20 hari sejak Tanggal Cetak.
Pembayaran Minimum harus dilunasi setiap bulan pada atau sebelum
Tanggal Jatuh Tempo walaupun Anda belum menerima lembar
tagihan. Pembayaran yang diterima setelah Tanggal Jatuh Tempo atau
kurang dari jumlah minimum pembayaran akan dikenakan Biaya
Keterlambatan (kecuali apabila Tanggal Jatuh Tempo bertepatan
dengan hari libur nasional). Karena diperlukan waktu beberapa hari
bagi pembayaran Anda hingga dikreditkannya rekening kartu kredit
Anda di Bank Mandiri, maka pastikan Anda melakukan pembayaran
setelah Tanggal Cetak dan sebelum Tanggal Jatuh Tempo tiba
7. Tanggal Transaksi
Tanggal transaksi belanja, pengambilan uang tunai atau transaksi
lainnya yang dilakukan dengan menggunakan kartu kredit
8. Tanggal Pembukuan
Tanggal dimana transaksi yang dilakukan dibukukan atau dibebankan
ke dalam rekeing kartu kredit
9. Billing Message
Informasi terkini yang bermanfaat bagi seluruh pemegang kartu kredit
10. Pagu Kredit
Informasi tentang batas fasilitas kredit yang diberikan untuk kartu
kredit
11. Sisa Pagu Kredit
Informasi mengenai sisa fasilitas kredit yang dapat dipergunakan untuk
transaksi pembelanjaan kartu kredit
12. Kualitas Kredit
1) Lancar
Kualitas kredit yang menunjukkan kondisi bahwa pada akhir bulan
sebelumnya telah dilakukan pembayaran tepat waktu (sebelum atau
tepat pada tanggal jatuh tempo
2) Dalam Perhatian Khusus
Kualitas kredit yang menunjukkan kondisi bahwa pada akhir bulan
sebelumnya terjadi keterlambatan pembayaran kartu kredit Anda
antara 1 - 90 hari kalender setelah tanggal jatuh tempo. Bank
Mandiri akan mengingatkan melalui sarana tercepat agar segera
dilakukan pembayaran untuk menghindari tagihan yang tertunggak
semakin meningkat.
3) Kurang Lancar
Kualitas kredit menunjukkan kondisi, bahwa pada akhir bulan
sebelumnya telah terjadi keterlambatan pembayaran antara 91-120
hari kalender setelah tanggal jatuh tempo.
4) Diragukan
Kualitas kredit yang menunjukkan kondisi, bahwa pada akhir bulan
sebelumnya telah terjadi keterlambatan pembayaran antara 121-180
hari kalender setekag jatuh tempo.
5) Macet
Kualitas kredit yang menunjukkan kondisi bahwa pada akhir bulan
sebelumnya telah terjadi keterlamabatan pembayaran lebih dari 180
hari kalender setelah jatuh tempo. Pelunasan segera atas tagihan
yang tertunggak akan memperbaiki status pada data debitur di
Bank Indonesia. Pembayaran kurang dari minimum masuk dalam
kategori keterlambatan pembayaran.
13. Bunga Pembelanjaan
Informasi yang menunjukkan suku bunga pembelanjaan yang berlaku
saat ini baik bulanan maupun tahunan yang tercantum seperti contoh
berikut ini: 2.245% per bulan atau 26.94% per tahun
14. Total Pagu Kredit
Informasi mengenai batas fasilitas kredit gabungan Anda (termasuk
apabila Anda memiliki kartu tambahan dan/atau kartu kredit jenis
lainnya).
15. Total Sisa Pagu Kredit
Informasi mengenai total sisa fasilitas kredit gabungan Anda yang
dapat dipergunakan untuk transaksi pembelanjaan kartu kredit Anda
(termasuk apabila Anda memiliki kartu tambahan dan/atau kartu kredit
jenis lainnya).
16. Batas Penarikan Tunai
Informasi mengenai batas fasilitas kredit yang dapat ditarik tunai pada
saat tanggal cetak tagihan.
17. Fiestapoin
Informasi jumlah poin reward hingga tanggal cetak tagihan
18. Bunga Penarikan Tunai
Informasi yang menunjukkan suku bunga penarikan tunai melalui
ATM atau Cabang Bank Mandiri yang berlaku saat ini baik bulanan
maupun tahunan yang tercantum seperti contoh berikut ini: 2.245% per
bulan atau 26.94% per tahun.
Kartu kredit akan dikenakan bunga atas transaksi pembelanjaan dan penarikan
tunai yang telah jatuh tempo terhitung mulai tanggal transaksi hingga tanggal
cetak tagihan. Bunga tersebut akan muncul dalam tagihan bulan berikutnya
apabila:
a. Tidak melakukan pembayaran
b. Pembayaran melampaui tanggal jatuh tempo
c. Pembayaran kurang dari minimum
d. Pembayaran minimum atau tidak penuh
e. Pembayaran penuh setelah tanggal jatuh tempo pembayaran
f. Adanya transaksi penarikan uang tunai.
g. Untuk transaksi tarik tunai, bunga dibebankan apabila pemegang kartu
tidak melakukan pembayaran, melakukan pembayaran tidak penuh, atau
melakukan pembayaran penuh baik sebelum atau setelah tanggal jatuh
tempo.
H. Hak dan Kewajiban Pihak-Pihak dalam Penggunaan Kartu Kredit
Hubungan hukum dalam kegiatan usaha kartu kredit terjadi berdasarkan
pada perjanjian yang dibuat oleh para pihak. Sehingga para pihak terikat
dengan hak dan kewajiban masing-masing. Hak dan kewajiban para pihak
dalam kartu kredit adalah sebagai berikut.
1. Penerbit (Issuer)
Berdasarkan perjanjian penerbitan kartu kredit antara penerbit (bank) dan
pemegang kartu (Cardholder) maka yang menjadi hak-hak dari penerbit
adalah :
a. Memperoleh pembayaran uang pangkal, uang tahunan, biaya
administrasi, bunga dan denda dari pemegang kartu
b. Memperoleh kembali pembayaran harga pembelian barang/jasa dari
pemegang kartu
c. Memperoleh discount (komisi) dari penjual atas tagihan yang dibayarkan
secara langsung oleh penerbit.
Sedangkan yang menjadi kewajiban penerbit adalah :
a. Memberikan kartu kredit kepada pemegang kartu
b. Membayar lunas harga barang/jasa atas bukti transaksi yang disodorkan
oleh penjual
c. Memberitahukan segala sesuatu yang menyangkut tentang hak,
kewajiban, dan kemudahan-kemudahan kepada pemegang kartu
d. Memberitahukan setiap tagihan dalam suatu periode tertentu biasanya
setiap satu bulan sekali kepada pemegang kartu.
2. Pemegang kartu (Cardholder)
Berdasarkan perjanjian penerbitan kartu kredit, pemegang kartu berhak:
a. Menggunakan kartu kredit untuk membeli barang/jasa dengan atau tanpa
batas maksimum
b. Menarik uang tunai melalui atm tertentu dengan nomor kode pada bank
penerbit atau bank lain sampai batas tertentu
c. Memperoleh informasi mengenai segala sesuatu yang menyangkut
tentang perkembangan kreditnya dan kemudahan-kemudahan lain dari
penerbit.
Sedangkan yang menjadi kewajiban pemegang kartu adalah :
a. Membayar uang pangkal, uang tahunan, biaya administrasi, bunga, dan
denda kepada penerbit
b. Mematuhi batas maksimum pembayaran dengan menggunakan kartu
kredit
c. Menandatangani bukti transaksi yang disodorkan oleh penjual
d. Membayar kembali harga pembelian sesuai dengan tagihan penerbit.
3. Penjual (Merchant)
Berdasarkan perjanjian penggunaan kartu kredit, yang menjadi hak-hak dari
penjual adalah :
a. Meminta kepada pemegang kartu untuk menandatangani bukti transaksi;
b. Memperoleh pelunasan harga pembelian barang/jasa yang dibeli oleh
pemegang kartu
c. Menolak penjualan barang/jasa jika tidak ada otoritas dari penerbit
Adapun yang menjadi kewajiban dari penjual adalah :
a. Memperbolehkan pemegang kartu membeli barang/jasa dengan
menggunakan kartu kredit
b. Memeriksa keabsahan dan penggunaan kartu kredit yang disodorkan oleh
pemegang kartu
c. Menyodorkan bukti transaksi untuk ditandatangani oleh pemegang kartu;
d. Memberitahukan biaya tambahan (jika ada) untuk pembelian jenis
produk tertentu kepada pemegang kartu
e. Membayar komisi kepada penerbit atau perantara (jika memakai
perantara) ketika melakukan penagihan.
4. Perantara (Acquirer)
Perantara adalah pihak yang mengelola penggunaan kartu kredit,
khususnya dalam penagihan dan pembayaran atas transaksi barang/jasa
dengan menggunakan kartu kredit. Dalam kegiatan tersebut, bisa
bank/perusahaan pembiayaan di samping berkedudukan sebagai penerbit,
sekaligus berfungsi sebagai perantara. Dengan demikian, kewajiban
perantara adalah melaksanakan penagihan dan pembayaran untuk
kepentingan penjual atau pemegang kartu, karena tidak semua bank
memiliki cabang di setiap daerah, sehingga peranan Acquirer terkadang
dibutuhkan. Atas jasa yang diberikan tersebut, perantara berhak untuk
memperoleh pembayaran sejumlah fee tertentu (Sunaryo, 2008:131).
Dalam setiap perjanjian yang dibuat antara Issuer dengan pemegang,
biasanya dicantumkan hal-hal sebagai berikut.
a. Kartu kredit itu tetap menjadi milik Issuer
b. Issuer setiap saat dapat mencabut pemakaian kartu kredit itu dari
pemegangnya
c. Issuer tidak bertanggungjawab atas kemungkinan penolakan dari salah
satu Merchant yang terikat dengan bank atas pemakaian credit card itu
sebagai alat pembayaran, jika kesalahan yang mengakibatkan penolakan
tersebut dibuat oleh pemegang (Cardholder) sendiri. Misalnya batas
waktu atau periode berlakunya kartu kredit (credit card) sudah
kadaluarsa, dan pemegang tidak segera memberitahukan kepada pihak
bank, atau tanda tangan pemegang yang tertera di kartu tidak sama
dengan yang tertera pada slip transaksi
d. Ketentuan-ketentuan pertanggungjawaban atas akibat keuangan dari
penyalahgunaan credit card akibat hilang atau dicuri, dalam hal ini jika
penyalahgunaan terjadi sebelum pemegang melaporkan kehilangan atau
pencurian kartu kredit terhadap Issuer, maka resiko keuangan pemegang
dibatasi sampai jumlah tertentu. Akan tetapi jika penyalahgunaan terjadi
setelah pemegang melapor, maka ia tidak lagi menanggung resiko
(Emmy Pangaribuan Simanjuntak, 1992:5).
H. Keuntungan dan Kerugian Penggunaan Kartu Kredit
Bagi nasabah pemegang kartu kredit, baik yang dikeluarkan oleh bank
maupun lembaga pembiayaan diharapkan akan memberikan berbagai
keuntungan. Demikian pula bagi lembaga penerbit kartu kredit tersebut. Oleh
karena itu, penggunaan kartu kredit dalam setiap transaksi akan memberikan
berbagai keuntungan kepada berbagai pihak walaupun dalam praktiknya
terdapat juga kerugiannya.
Adapun keuntungan yang diperolehnya antara lain sebagai berikut.
1. Keuntungan bagi bank atau lembaga pembiayaan
a. Iuran tahunan yang dikenakan kepada setiap pemegang kartu. Perolehan
iuran ini sangat besar setiap tahunnya. Bayangkan jika kartu kredit
sebuah bank memiliki 1.000.000,- pemegang kartu kredit dengan iuran
sebesar Rp150.000,- per tahun, maka uang yang diperoleh dari iuran itu
berjumlah Rp150.000.000.000,- (150 miliar) per tahun. Dengan
demikian, semakin banyak pemegang kartu maka semakin banyak iuran
yang akan diperoleh pihak bank.
b. Bunga yang dikenakan pada saat berbelanja. Masih dengan contoh yang
diatas jika nasabah berbelanja atau mengambil uang tunai sebesar Rp100
miliar per bulan dan di angap 60% saja (berarti Rp60 miliar terkena
bunga) dari nasabah tersebut terlambat melakukan pembayaran, maka
akan dikenakan bunga sekitar 2,5% sampai 5% per bulan. Dan kita
anggap nasabah dikenakan bunga 3% saja, maka penghasilan dari bunga
3% x Rp60 miliar sama dengan Rp1,8 miliar per bulan atau Rp21,6
miliar per tahun dan ssemain besar yang menunggak semakin besar
perolehan bunganya
c. Biaya administrasi yaitu biaya yang dibebankan kepada setiap pemegang
kartu yang akan menarik uang tunai di ATM.
d. Biaya denda terhadap keterlambatan pembayaran di samping bunga.
2. Keuntungan bagi pemegang kartu
a. Kemudahan berbelanja dengan cara kredit, jadi nasabah tidak perlu
membawa uang tunai untuk melakukan transaksi.
b. Kemudahan memperoleh uang tunai selama 24 jam dan 7 hari dalam
seminggu di berbagai tempat-tempat strategis sehingga memudahkan
untuk memenuhi keperluan uang tunai yang mendadak.
c. Berbagai sebagian kalangan memegang kartu kredit memberikan kesan
bonafiditas sehingga memberikan kebanggaan sendiri.
3. Keuntungan bagi pedagang
a. Dapat meningkatkan omset penjualan, hal ini disebabkan adanya minimal
pembelanjaan serta akibat pemegang kartu merasa tidak membayar tunai
sehingga menggunakan sekehendaknya, maka biasanya pemegang kartu
boros melakukan transaksi.
b. Sebagai bentuk pelayanan yang diberikan kepada para pelanggannya
sehingga pelanggan selalu kembali untuk melakukan hal yang sama
secara berulang-ulang.
Di samping keuntungan penggunaan kartu kredit juga mengandung
beberapa kerugian jika tidak dilakukan secara hati-hati. Kerugian memang
suatu risiko yang pasti ada di setiap kegiatan bisnis. Kerugian tersebut tidak
hanya monopoli bank atau lembaga pembiayaan, tetapi juga bagi si pemegang
kartu. Kerugian di maksud antara lain :
1. Kerugian bagi bank dan lembaga pembiayaan
Jika terjadi kemacetan pembayaran oleh nasabah yang berbelanja atau
mengambil uang tunai sulit untuk ditagih mengingat persetujuan penerbitan
kartu kredit biasanya tanpa jaminan benda-benda berharga sebagaimana
layaknya kredit. Bahkan jaminan hanya dengan jaminan bukti penghasilan
saja sudah cukup untuk memperoleh kartu kredit.
2. Kerugian bagi nasabah pemegang kartu
Biasanya nasabah agak boros dalam berbelanja, hal ini karena nasabah
merasa tidak mengeluarkan uang tunai untuk belanja sehingga kadang-
kadang ada hal-hal yang sebetulnya tidak perlu, dibelikan juga. Kemudian
kerugian nasabah karena sebagian penjual membebankan biaya tambahan
untuk setiap kali melakukan transaksi. Kerugian lainnya adalah adanya limit
yang diberikan terkadang.
BAB III
SIMPULAN
Kartu kredit adalah kartu yang bisa digunakan sebagai alat pembayaran,
yang pelunasan tagihannya dapat dilakukan secara bartahap atau dicicil, kepada
pemegang kartu kredit ditentukan jumlah batas kreditnya (M. Djumhana,
2006:404). Dasar hukum atas pelaksanaan kegiatan kartu kredit ini di
Indonesia adalah perjanjian antar pihak sebagai dasar hukum dan perundang –
undangan sebagai dasar hukum. Perjanjian penerbitan kartu kredit antara
penerbitan dan pemegang kartu dapat digolongkan ke dalam “perjanjian pinjam
pakai habis” yang diatur dalam Pasal 1754-1773 KUH Perdata
(Verbruiklening). Perjanjian penggunaan kartu kredit adalah perjanjian tiga
pihak antara pemegang kartu kredit sebagai pembeli, perusahaan dagang
sebagai penjual dan penerbit sebagai pembayar. Pihak-pihak di dalam
perjanjian kartu kredit adalah pemegang kartu kredit, penerbit kartu kredit,
penjual, dan perantara. Manfaat kartu kredit dapat diperoleh cardholder, issuer,
dan merchant.
Penerbitan kartu kredit didasarkan pada adanya perjanjian. Suatu
perjanjian yang dibuat antar dua pihak menimbulkan perikatan. Perikatan yang
terjadi antara penerbit dan pemegang kartu kredit tergolong perikatan yang
lahir karena persetujuan, dimana isi dari persetujuan tersebut mengikat pihak-
pihak yang terlibat di dalamnya. Penggunaan kartu kredit dapat dilakukan oleh
Cardholder apabila telah menyetujui kontrak baku yang telah ditetapkan oleh
Issuer. Syarat dan prosedur penerbitan kartu kredit harus dilakukan oleh calon
Cardholder karena hal tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah calon
Cardholder tersebut memang layak mendapatkan kartu kredit.
Hubungan hukum dalam kegiatan usaha kartu kredit terjadi berdasarkan
pada perjanjian yang dibuat oleh para pihak. Sehingga para pihak terikat
dengan hak dan kewajiban masing-masing. Penggunaan kartu kredit dalam
setiap transaksi akan memberikan berbagai keuntungan kepada berbagai pihak
walaupun dalam praktiknya terdapat juga kerugiannya. Kerugian tersebut tidak
hanya monopoli bank atau lembaga pembiayaan, tetapi juga bagi si pemegang
kartu.
DAFTAR PUSTAKA

https:///digilib.unila.ac.id. Online. Pdf. Diakses 1 November 2018.


Kasmir. 2016. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada
Lestari, Daurina https://www.viva.co.id/arsip/685088-proses-pembuatan-kartu-
kredit-apa-saja-tahapannya (diakses 4 November 2018)
https://www.mandirikartukredit.com/syarat-ketentuan. (online). Diakses pada 4
November 2018

Anda mungkin juga menyukai