Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH LEMBAGA PEMBIAYAAN

KARTU KREDIT

Oleh:

Yuliana Natalia Christie 1810001

UNIVERSITAS SLAMET RIYADI SURAKARTA

2021/2022
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dewasa ini transaksi non tunai sedang digemari masyarakat. Mengingat lebih
praktis dan semakin aman, masyarakat kini lebih nyaman untuk menerapkan cashless
saat bepergian. Dengan hanya membawa kartu yang ukurannya cukup di saku,
masyarakat sudah bisa dengan mudah melakukan segala transaksi. Ada beragam fasilitas
transaksi non tunai yang ditawarkan oleh lembaga keuangan. Transaksi dengan kartu
debit, kartu debit, atau platform uang digital lainnya.

Dari beragam pilihan kemudahan transaksi non tunai, banyak masyarakat yang
menggunakan kartu kredit sebagai salah satu alat bayar transaksi. Hal ini dikarenakan
sistem cicilannya yang dianggap meringankan. Berbagai bank di Indonesia telah
menawarkan layanan kartu kredit ini dengan segala keuntungan yang dipromosikan.

Akan tetapi, kemudahan dalam menggunakan kartu kredit ini kerap dianggap
sepele. Sehingga, banyak masyarakat yang pada akhirnya terjebak dalam tagihan
membengkak tanpa bisa membayar setiap bulannya. Dalam makalah ini akan dibahas
terkait pengertian kartu kredit, pengaturannya, kelebihan dan kekurangannya, serta
pihak-pihak yang terlibat di dalamnya.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian kartu kredit?

2. Apa landasan hukum penggunaan kartu kredit?

3. Apa keuntungan dan kerugian dari penggunaan kartu kredit?

4. Apa yang menjadi hak dan kewajiban pihak-pihak dalam kartu kredit?

C. TUJUAN

1. Agar mengetahui pengertian kartu kredit.

2. Agar mengetahui landasan hukum penggunaan kartu kredit.

3. Agar mengetahui keuntungan dan kerugian dari penggunaan kartu kredit.

4. Agar mengetahui apa yang menjadi hak dan kewajiban pihak-pihak dalam kartu
kredit.
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KARTU KREDIT

Kartu kredit merupakan salah satu alat bayar dlam transaksi perdagangan yang
sudah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Pengertian kartu kredit, baik dalam
Keppres No.61 Tahun 1988 mauoun Kepmenkeu No.1251 Tahun 1988 tidak
mencantumkan secara eksplisit. Dalam kedua peraturan tersebut hanya diberikan definisi
tentang perusahaan kartu kresit, yakni bdan usaha yang melakukan usaha pembiayaan
untuk membeli barang dan jasa dengan menggunakan kartu kredit.

Menurut Abdulkadir Muhammad dan Rilda Murniati (2000, hlm. 263) kartu kredit
adalah alat pembayaran melalui jasa bank./perusahaan pembiayaan dalam transaksi jual
beli barang/kasa, atau alat untuk menarik uang tunai dari bank/perusahaan pembiayaan.
Kartu kredit diterbitkan berdasarkan perjanjian penerbitan kartu kredit dimana peminjam
memperoleh injaman dana daru bank/ perusahaan pembiayaan. Peminjam dana adalah
pihak yang menerima kartu kredit, yang disebut pemegang kartu (card holder).
Sedangkan bank/perusahaan pembiayaan adalah pihak yang menyerahkan kartu kredit,
yang disebur penerbit (issuer).

Dalam usaha pembiayaan kartu kredit, di samping ada perjanjian penerbitan kartu
kredit, ada juga perjanjian penggunaan kartu kredit. Perjanjan ini melibatkan 3 pihak,
yakni pemegang kartu sebagai pembeli, penerbit sebagai pembayar, dan pengusaha
dagang sebagai penjual. Kartu kredit sebenarnya tidak mutlak berkenaan dengan
pembayaran secara kredit, melainkan juga penundaan pembayaran beberapa waktu,
karena pencairan dana pembayaran oleh penjual dilakukan melalui bank/perusahaan
pembiayaan sebagai penerbit. Selanjutnya, dalam selang beberaoa waktu kemudian
sesuai dengan perjanjian, pemegang kartu kredit sebgai pembeli wajib segera
menyetorkan dana kepada bank/perusahaan pembiayaan sebagai penerbit.

B. LANDASAN HUKUM PENGGUNAAN KARTU KREDIT


Abdulkadir Muhammad dan Rilda Murniati (2000, hlm. 276) berpendapat bahwa
kartu kredit sebagai salah satu bentuk bisnis pembiayaan bersumber dari berbagai
ketentuan hukum, baik perjanjian maupun perundangan. Perjanjian adalah sumber
hukum utama kartu kredit dari segi perdata, sedangkan perundang-undangan adalah
sumber hukum utama kartu kredit dari segi publik.
1) Segi Hukum Perdata
Ada dua sumber hukum perdata untuk kegiatan pembiayaan kartu kredit, yaitu asas
kebebasan berkontrak dan perundangan-undangan di bidang hukum perdata. Perjanjian
penggunaan kartu kredit adalah persetujuan yang melibatkan 3 pihak, yaitu
bank/perusahaan pembiayaan sebagai penerbit dan pembayar, pemegang kartu kredit
sebagai pembeli, dan perusahaan dagang sebagai penjual. Perjanjian penggunaan kartu
kredit ini dibuat berdasarkan atas asas kebebasan berkontrak para pihak yang memuat
rumusan kehendak berupa hak dan kewajiban dari masing-masing para pihak.
Selain itu, perjanjian kartu kredit merupakan salah satu bentuk perjanjian khusus yang
tunduk pada ketentuan Buku III KUH Perdata. Sumber hukum utama kartu kredit
adalah ketentuan mengenai penjanjian pinjam pakai habis dan perjanjian jual beli
bersyarat. Perjanjian pinjam pakai habis yang diatur dalam Pasal 1754-1773 KUH
Perdata menyatakan bahwa pinjam pakai habis adalah perjanjian dengan mana
pemberi pinjaman menyerakhan sejumlah barang habis pakai kepada peminjam
dengan syarat bahwa peminjam akan mengembalikan barang tersebut kepada pemberi
pinjaman dalam jumlah dan keadaan yang sama. Dalam hal ini, karena barang habis
pakai yang dipinjam adalah sejumlah uang, maka menurut ketentuan Pasal 1756 KUH
Perdata pihak-pihak (bank/perusahaan pembuayaan dan pemegang kartu kredit) boleh
memperjanjikan pengembalian uang pokok ditambah dengan bunga.
Sedangkan disebut sebagai perjanjian jual beli bersyarat dalam penggunaan kartu
kredit karena adanya syarat yangh disepakati dalam pelaksanaan perjanjian pokok
penerbitan kartu kredit. Menurut Pasal 1513 KUH Perdata disebutkan bahwa pembeli
wajib membayar harga pembelian pada waktu dan tempat yang ditetapkan menurut
perjanjian. Syarat waktu dan tempat pembayaran ditetapkan dalam perjanjian pokok,
yaitu pembayaran dengan kartu kredit yang saat dan tempat pembayarannya saat
penjual menyerahkan kepada bank/perusahaan pembiayaan surat tanda pembelian
yang ditandatangani oleh pemegang kartu kredit.
2) Segi Perdata di Luar KUH Perdata
Terdapat ketentuan dalam berbagai undang-undang di luar KUH Perdata yang
mengatur aspek perdata perjanjian penerbitan kartu kredit dan perjanjian penggunaan
kartu kredit. Undang-undang yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a. UU No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan terbatas. Berlakunya UU ini apabila
perusahaan kartu kredit memiliki bentuk hukum beruba perseroan terbatas.
b. UU No 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.
c. UU No 5 Tahun 1960 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Agraria.
d. UU No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
3) Segi Hukum Publik
Sebagai usaha yang bergerak di bidang jasa pembiayaan, kartu kredit banyak
menyangkut kepentingan publik terutama yang bersifat administratif. Berikut ini
merupakan perundangan-undangan dan peraturan yang bersifat publik dan relevan
dengan usaha kartu kredit:
a. UU No 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan.
b. UU No 12 Tahun 1985, UU No 7 Tahun 1991, UU No 8 Tahun 1991 tentang Perpajakan.
c. UU No 8 Tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan.
d. UU No 7 Tahun 1992 jo. UU No 10 Tahun 1998 tentang Perbankan.
e. Keppres No 61 Tahun 1988 tentang Lembaga Pembiayaan.
f. Keputusan Menteri Keuangan No 1251/KMK.013/1988 tentang Ketentuan dan Tata Cara
Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan.

C. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN KARTU KREDIT


Kegiatan pembiayaan kartu kredit melibatkan tiga pihak, yaitu pemegang kartu
kredit sebagai pembeli, bank/perusahaan pembiayaan sebagai penerbit, dan perusahaan
dagang sebagai penjual. Keuntungan dan kerugian yang dapat diperoleh oleh tiga pihak
dalam penggunaan kartu kredit tersebut adalah sebagai berikut:
1) Bagi Pemegang Kartu
a. Kemudahan dalam memperoleh uang tunai pada setiap saat melalui fasilitas ATM di
berbagai tempat strategis.
b. Meningkatkan prestise karena dapat memberi kesan bonafiditas.
c. Lebih aman dan praktis, karena tidak perlu membawa uang tunai dalam jumlah
besar.
d. Leluasa, karena kartu kredit telah diterima sebagai alat pembayaran hampir di
seluruh kota di seluruh dunia.
e. Sistem pembayaran yang fleksibel.
f. Adanya kesempatan membeli barang-barang dengan mengangsur tanpa bunga.
2) Bagi Penerbit
a. Memperoleh uang pangkal.
b. Memperoleh iuran tahunan anggota.
c. Discount dari merchant
d. Pendapatan bunga.
e. Biaya administrasi dari penarikan uang tunai di ATM.
f. Pembayaran denda atas keterlambatan/penunggakan pembayaran.
3) Bagi Penjual
a. Keamanan lebih terjamin, karena perchant tidak menerima/menyimpan uang tunai
dari hasil penjualan.
b. Pembayaran atas hasil penjualan dijamin penerbit sepanjang merchant memenuhi
prosedur dan ketentuan yang ditetapkan oleh penerbit.
c. Dapat meningkatkan turnover atau omzet penjualan.
d. Mengurangi beban dan menyederhanakan pembukuan.
e. Mencegah larinya nasabah ke pesaing lainnya yang memberi fasilitas kemudahan
berbelanja dengan menerima kartu.
Di samping keuntungan-keuntungan di atas, adapula kerugian yang terjadi dari
penggunaan kartu kredit ini. Menurut Kasmir (2002, hlm. 325) kerugian bagi pemegang
kartu adalah:
a. Biasanya pemegang kartu akan cenderung boros berbelanja. Hak ini disebabkan
oleh pemegang kartu yang tidak mengeluarkan uang tunai untuk berbelanja,
sehingga sering tergiur untuk membeli barang-barang tidak sesuai kebutuhan.
b. Sebagian merchant membebankan biaya tambahan untuk setiap kali melakukan
transaksi.
c. Adanya limit yang diberikan terkadang terlalu kecil.
Adapun kerugian bagi penerbit dari penggunaan kartu kredit adalah apabila terjadi
kemacetan atau kesulitan menagih pembayaran oleh pemegang kartu. Hal ini disebabkan
persetujuan penerbitan kartu kredit biasanya tanpa jaminan barang-barang sebagaimana
layaknya kredit. Bahkan jaminan hanya dengan jaminan bukti penghasilan saja untuk
memperoleh kartu kredit.

D. HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK-PIHAK DALAM KARTU KREDIT


Dalam perjanjian penggunaan kartu kredit, masing-masing pihak dalam
pelaksanaannya memiliki hak dan kewajiban, yakni:
1) Penerbit
Hak-hak penerbit:
a. Memperoleh pembayaran uang pangkal, uang tahunan, biaya administrasi, bunga
dan denda dari pemegang kartu;
b. Memperoleh kembali pembayaran harga pembelian barang/jasa dari pemegang
kartu;
c. Memperoleh discount dari penjual atas tagihan yang dibayarkan secara langsung
oleh penerbit.
Kewajiban penerbit:
a.

PENUTUP

KESIMPULAN

SARAN
DAFTAR PUSTAKA

https://sarahmasdi.wordpress.com/manajemen-dana-bank-syariah/warkat-giro-dan-deposito/

https://maxtroman.wordpress.com/2013/07/21/definisi-warkat-cek-dan-giro/amp/

https://maxtroman.wordpress.com/2013/07/21/definisi-warkat-cek-dan-giro/amp/

https://www.bi.go.id/id/fungsi-utama/sistem-pembayaran/ritel/instrumen/Pages/Nota-
Debet.aspx#:~:text=Nota%20debit%20yaitu%20Warkat%20Debit,yang%20menyampaikan
%20nota%20debit%20tersebut

https://www.ruangguru.com/blog/mengenal-jenis-jenis-alat-pembayaran-nontunai

https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/mari-mengenal-apa-itu-warkat-dan-jenis-jenisnya-
11404/

https://www.harmony.co.id/blog/apa-itu-wesel-berikut-pengertian-fungsi-dan-jenisnya

Anda mungkin juga menyukai