Anda di halaman 1dari 7

Aspek Hukum Penggunaan Kartu Kredit Sebagai Alat Jaminan 8

ASPEK HUKUM PENGGUNAAN KARTU KREDIT


SEBAGAI ALAT JAMINAN

Deny Slamet Pribadi


(Dosen Fakultas Hukum Universitas Mulawarman)

ABSTRAK

Perbankan merumuskan pengertian kredit sebagai penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam melunasi
hutangnya. Sesuai dengan pasal 1 UU No.7 tahun 1982 tentang Perbankan. Perumusan tersebut lebih
luas dibandingkan dengan UU yang lama.
Kredit berasal dari kata kredit yang berarti kepercayaan. Kepercayaan dari pihak pemberi
mengandung arti, bahwa pihak penerima akan mempergunakan prestasi yang diterimanya selain
diterimanya sesuai dengan tujuan yang disepakati dan mempunyai kemampuan / kesanggupan untuk
mengembalikan prestasi tersebut sewaktu-waktu tertentu, maka terkaitlah faktor waktu antara
pemberian prestasi dan penerimaan kembali prestasi tersebut.
Pemberian kartu kredit adalah suatu jenis alat pembayaran sebagai pengganti uang tunai
dimana pemegang kartu kredit sewaktu-waktu dapat menukarkan apa saja yang diinginkan ditempat
dimana ada indikasi bahwa tempat tersebut dapat menerima kartu kredit dari bank, atau perusahaan
yang mengeluarkan atau dapat juga menguangkan kepada bank yang mengeluarkan atau pada cabang
yang mengeluarkan. Fungsi kartu kredit dapat digunakan seperti uang dan mempunyai keistimewaan
yaitu aman, praktis dan efisien dan juga seperti cek dalam hal ini adalah traveller’s cek.

Kata kunci : Kredit (Credit), Kartu Kredit (Credit Card), Kepercayaan (Trust), Perusahaan (Company)

PENDAHULUAN kegiatan ekonomi.


Uang masih dibutuhkan keberadaannya
A. Latar Belakang Masalah dalam masa-masa sekarang ini, akan tetapi di
Dalam Era Globalisasi, aktifitas manusia dalarn hal-hal tertentu penggunaan uang masih
semakin tinggi dan hal ini diikuti semakin tinggi dianggap kurang efisien apabila dalarn
pula akan kebutuhan. Manusia tidak hanya butuh pemenuhan segala kebutuhan tersebut membawa
“pangan, sandang dan papan” saja mereka juga banyak Uang. Hal ini terutama apabila ditinjau
butuh hiburan, rekreasi dan sebagainya. Untuk dari segi “keamanan”, karena si pembawa uang
memenuhi segala kebutuhan tersebut, dengan tersebut merupakan obyek beresiko tinggi dari
sendirinya memerlukan biaya yang tidak sedikit, perbuatan orang-orang jahat. (Drs. Is Wardono,
konsekwensinya dalam melakukan aktititas SP. MA, 1991 : 23). Dari kenyataan tersebut
tersebut, manusia sangat tergantung pada alat diatas, maka timbul suatu gagasan untuk mencari
“pembayaran” yang lazimnya disebut dengan alternatif lain, yaitu dengan cara alat tukar yang
uang. dapat menggantikan uang sebagai alat tukar
Uang merupakan bagian yang integral dari langsung, tetapi cukup praktis, efisien serta
kehidupan kita sehari-hari. Ada pula yang aman. Salah satu pilihan alat tukar pengganti
berpendapat bahwa “uang” merupakan darahnya tersebut adalah dengan credit card atau yang
perekonomian, karena dalam masyarakat modern lazimnya disebut dengan kartu kredit.
dewasa ini, dimana mekanisme perekonomian Penggunaan kartu kredit sebagai alat pembayaran
berdasarkan lalu lintas barang dan jasa, semua sangat diminati oleh masyarakat, baik oleh
kegiatan-kegiatan ekonomi tadi akan memerlukan kalangan pedagang maupun oleh konsumen.
Uang sebagai alat pelancar guna mencapai Untuk mendapatkan kartu kredit dari bank
tujuannya. ditempat ia menabung dilakukan dengan adanya
Golongan-golongan dalam masyarakat yang suatu perjanjian, maka para pihak saling terikat
menerima penghasilan, upah, honorarium, sewa, antara satu sama lainnya, sebagaimana yang telah
bunga, premi, dividen dan segala sesuatu dalam ditegaskan di dalam pasal 1313 Burgerlijk
bentuk uang sebagai kontra - prestasi atas balas Wetboek (BW). Selain itu, para pihak juga harus
jasa, kemudian masyarakat akan membelanjakan saling mematuhi dan melaksanakan perjanjian
atau kembali menggunakan uang tersebut untuk yang dibuat dengan baik sesuai dengan apa yang
barang-barang konsumsi, membayar jasa pihak telah diperjuangkan sebelumnya. (R. Subekti,
ketiga ataupun ditabungkan. Dengan adanya SH. dan Tjitro Sudibio, 1985 : 282)
penggunaan uang tersebut sebagai Perjanjian yang telah dibuat berlaku
peredaran/sirkuIasi. Dimana uang akan beredar sebagai Undang-Undang bagi mereka yang
terus bcrpindah tangan dan akan mengalarni membuat perjanjian tersebut, seperti apa yang
pertambahan sesuai dengan bertambahnya dimuat didalam pasal 1338 ayat 1 Burgerlijk
Risalah Hukum, Edisi Nomor 2, Desember 2005 ISSN 0216-969X
Aspek Hukum Penggunaan Kartu Kredit Sebagai Alat Jaminan 9

Wetboek (BW). (Subekti, 1985 : 41) Sedangkan pemberian kartu kredit adalah
Hal ini mengingat bahwa tidak setiap suatu jenis alat pembayaran sebagai pengganti
perjanjian yang dibuat selalu dapat dilaksanakan uang tunai, dimana pemegang kartu kredit
seperti apa yang telah diperjanjikan sebelumnya. sewaktu-waktu dapat menukarkan apa saja yang
Hal ini disebabkan kemungkinan adanya salah diinginkan ditempat dimana ada indikasi bahwa
satu pihak yang melakukan wanprestasi atau tempat tersebut dapat menerima kartu kredit dari
cidera janji. Oleh karena itu sebelum membuat bank, atau perusahaan yang mengeluarkan atau
perjanjian, maka hendaknya harus mengetahui pada cabang yang mengeluarkan, yang rnisalnya
terlebih dahulu syarat-syarat sahnya perjanjian. bank yang aktif di dalam perputaran
Wanprestasi dalam hal perjanjian kartu kredit perekonomian di Indonesia. Jadi kartu kredit ini
sangat dimungkinkan, terutama yang dilakukan fungsinya seperti uang, tetapi mempunyai
oleh pemegang kartu kredit. Hal ini dapat keistimewaan yaitu aman, praktis dan efisien
dipahami mengingat kartu kredit dalam membuat serta juga seperti cek dalam hal ini adalah
perjanjian dengan bank tersebut diketahui atau Traveler's cek.
dipantau terus oleh penerbit kartu kredit tentang Fungsi kartu kredit ada dua yaitu :
berapa jumlah yang masih tersisa dalam 1. Terhadap pelaku usaha atau perusahaan
rekeningnya. Oleh karena itu dalam hal ini, penerima kartu kredit.
wanprestasi sangat mungkin sehubungan dengan 2. Terhadap pemegang kartu kredit.
keterbatasan dana pemegang kartu kredit. Dapat diuraikan disini fungsi kartu kredit
Namun demikian perlu dipahami disini bagi perusahaan ialah :
bahwa meskipun kartu kredit tidak memberikan a. Sebagai sarana bagi perluasan usaha dengan
kemudahan bagi pemegangnya, seperti yang telah mengeluarkan kartu kredit yaitu salah satunya
diuraikan tersebut diatas, namun dalam dapat meningkatkan omzet yang lazim
pelaksanaannya tidak selalu demikian. Dalam arti banyak orang menggunakannya ialah sale
bahwa meskipun penggunaannya telah diikat promotion, atau mengadakan promosi melalui
dengan perjanjian, masih dimungkinkan adanya kartu kredit.
wanprestasi terutama pihak pemegang kartu b. Setiap transaksi pembelian dengan
kredit. menggunakan kartu kredit, maka penerima
tidak usah ragu-ragu lagi tentang pembayaran
B. Rumusan Masalah karena biasanya sudah dijamin penuh oleh
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, bank yang mengeluarkan.
maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut Sedang fungsi bagi pemegangnya :
: "Bagaimana penyelesaiannya apabila pemegang a. Untuk keperluan bisnis atau………baik di
kartu kredit melakukan wanprestasi atau tidak Indonesia maupun luar negeri.
melunasi pembayaran" b. Transaksi perdagangan seseorang akan
meningkat.
PEMBAHASAN c. Seseorang tidak perlu menyimpan uang tunai
dalam jumlah besar di tempat orang tersebut,
A. Pengertian Kredit dan lain-lain.
Pasal 1 Undang-Undang No.7 tahun 1992
tentang perbankan merumuskan pengertian kredit B. Pengawasan Terhadap Berlakunya Kartu
sebagai penyediaan uang atau tagihan yang dapat Kredit
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan Karena belum adanya peraturan baik
atau kesepakatan pinjam meminjam melunasi berupa Undang-Undang keputusan pemerintah
hutangnya. Perumusan ini lebih luas dibandingkan dan lain-lain mengenai kartu kredit, maka
dengan perumusan dalam Undang-Undang Lama masalahnya adalah soal pengawasan terhadap
(Undang-Undang pokok Perbankan 1967) dan berlakunya kartu kredit. Memang soal
sangat besar artinya. (Widjanarto, 1993 : 63) pengawasan adalah sangat penting baik bagi
Sebagaimana telah diuraikan, bahwa kata pemerintah, para bank yang mengeluarkan dan
“kredit” berasal dari kredit yang berarti masyarakat pada umumnya, bahwa dengan
kepercayaan. Dengan pengertian ini, pemberian pengawasan yang baik, maka lalu lintas
kredit berarti pemberian kepercayaan. perdagangan dalam hal ini berlaku kartu kredit
Kepercayaan dari pihak pemberi mengandung arti, dapat berjalan dengan lancar tanpa ada keragu-
bahwa pihak penerima akan mempergunakan raguan lagi di kalangan masyarakat pedagang.
prestasi yang diterimanya, bahwa pihak penerima Penyalahgunaan kartu kredit banyak
akan mempergunakan prestasi yang diterimanya terjadi, baik itu berupa kesengajaan yang
sesuai dengan tujuan yang disepakati dan dilakukan oleh pemilik kartu, oleh orang yang
mempunyai kemampuan untuk mengembalikan sebenarnya tidak berhak. tapi bisa juga karena
prestasi tersebut suatu waktu tertentu, maka disini ketidaksengajaan, contohnya mengubah tanda
terkaitlah faktor waktu antara pemberian prestasi tangan, mengubah jatah maksimum, berbelanja
dan penerimaan kembali prestasi tersebut. (Edy dengan berlebihan, atau kartu kredit kosong
Putra, 1986 : 10) (berarti tidak didukung oleh adanya dana yang
Risalah Hukum, Edisi Nomor 2, Desember 2005 ISSN 0216-969X
Aspek Hukum Penggunaan Kartu Kredit Sebagai Alat Jaminan 10

cukup). disita oleh pihak ketiga, (d) masa berlaku


Secara psikologis, bagaimanapun juga orang sampai dengan akhir bulan pada tahun yang
lebih mudah membelanjakan uangnya jika ia tertera pada kartu. Pemegang kartu
hanya tinggal menerapkan tanda tangan dari pada bertanggung jawab atas semua tagihan yang
ia harus mengeluarkan uang tunai dari masih tersisa setelah masa berlaku kartu
kantongnya. berakhir, (e) tanpa harus memberitahukan
Seandainya si pemegang kartu meminta pihak bank dapat merubah line limit tanpa
untuk membayar melebihi batas itu, lewat kode- harus memberitahukan alasannya.
kode tertentu merchan meminta untuk mengontak Sedangkan kewajiban dari pihak Penerbit kartu
bank terlebih dahulu, selanjutnya pihak bank yang kredit (Issuer) adalah :
akan membolehkan atau tidak. Apabila terjadi a. Menyerahkan kartu kredit sesuai dengan
suatu pemakaian kartu yang menyolok, pihak permohonan calon pemegang atau pemohon
merchan sudah sepatutnya menaruh kecurigaan. kartu kredit.
Bagaimanapun penyalahgunaan yang b. Bank akan mengirimkan tagihan setiap bulan
terbanyak dilakukan oleh orang-orang yang tidak pada waktu yang telah ditentukan.
berhak, sebagai akibat kartu kredit hilang, c. Tagihan yang diterima dari luar negri akan
kemudian ada seseorang yang meniru tanda tangan dikonversikan ke dalam mata uaug
tersebut. Dalam hal ini ketelitian para merchan rupiah sesuai denga kurs yang ditetapkan oleh
memang diperlukan. Di Indonesia sangat kurang Master Card Internasional.
adanya kemampuan untuk meneliti bonafiditas d. Menagih rekening pemegang kartu mengenai
seseorang seperti di negara Amerika sudah ada iuran tahunan.
kredit informasi sistem yang dapat menilai Hak dan kewajiban pemegang kartu kredit
bonafiditas dan kredibilitas seseorang. Jika seperti apa yang telah saya kemukakan diatas,
merchan merasa ragu-ragu, bisa minta agar orang maka hak yang dimiliki oleh pihak pemegang
itu menunjukkan kartu identitas. kartu kredit adalah :
(a) Hanya pemegang kartu yang namanya
C. Hak dan Kewajiban Penerbit, Pemegang tercetak pada kartu yang dapat
Kartu Kredit serta Pengusaha mempergunakan kartunya sebagai alat
Salah satu akibat hukum dari perjanjian pembayaran kepada pedagang/pengusaha
kepemilikan kartu kredit sebagai alat jaminan yang menyatakan menerima pembayaran
pembayaran di Bank pihak pertama adalah dengan kartu kredit dengan apa yang sudah
timbulnya hak dan kewajiban, baik bagi pihak ditetapkan menurut perjanjian kepemilikan
penerbit kartu kredit atau issuer dalam hal ini kartu kredit sebagai alat jaminan di Bank
adalah Bank yang lain dari pada Bank pertama adalah :
tadi, pemegang kartu kredit atau pihak card holder - Bila masa berlaku dari kartu kredit telah
dan pihak pengusaha yang disebut istilah habis dan pemegang tidak berkeinginan
merchan. untuk memperpanjang penggunaan kartu
Dari uraian tersebut diatas, maka dapat kita kredit, maka pemegang kartu diwajibkan
ketahui hak dari pihak penerbit kartu kredit untuk memberitahukan kepada pihak bank
(issuer) adalah : sekurang-kurangnya 1 bulan sebelum
(a) Kartu Bank pertama yang berupa Gold Master masa kartu habis dan pemegang kartu
adalah milik pihak pertama (yang selanjutnya dikenakan biaya untuk pembatalan kartu
disebut bank) dan yang tidak dapat dipindah yang telah dibuat.
tangankan kepada siapapun dengan alasan - Membayar iuran tahunan yang telah
apapun juga ; (b) Bank tidak bertanggung ditentukan.
jawab atas persolan yang timbul karena barang - Wajib mencegah terjadinya
atau jasa yang dibayar dengan menggunakan kehilangan/pencarian dari kerusakan
kartu kredit. Pemegang kartu tetap kartu.
berkewajiban untuk melunasi tagihan atas - Wajib segera melaporkan secara tertulis
transaksi tersebut ; (c) Atas pertimbangan bila terjadi perubahan alamat
bank, tanpa harus memberitahukan atau rumah/perusahaan/penagihan.
menjelaskan alasannya terlebih dahulu setiap - Bila pemegang kartu akan meninggalkan
saat bank berhak membatalkan penggunaan Indonesia dalam waktu lama maka ia
kartu kredit yang disebabkan oleh hal-hal wajib memberitahukan bank 1 bulan
sebagai berikut : (i) Pemegang kartu dan atau sebelum keberangkatannya.
penjaminnya terlibat dalam sengketa perdata - Dengan menandatangani dan
maupun pidana, (ii) Pemegang kartu dan menggunakan kartu, maka pemegang
penjaminnya tidak melaksanakan dan kartu dinyatakan telah mengerti dan
mematuhi ketentuan yang telah ditetapkan oleh tunduk serta terikat pada syarat-syarat dan
Bank, (iii) Pemegang kartu dan atau ketentuan-ketentuan yang dibuat. (Data
penjaminnya dalam keadaan pailit, (iv) Harta dari Bank Danamon)
kekayaan pernegang kartu atau penjarninnya Hak dan kewajiban pengusaha (merchan)
Risalah Hukum, Edisi Nomor 2, Desember 2005 ISSN 0216-969X
Aspek Hukum Penggunaan Kartu Kredit Sebagai Alat Jaminan 11

Dari uraian perjanjian kepemilikan kartu pembayaran transaksi yang telah dilakukan.
kredit sebagai alat jaminan pembayaran di Bank, Apabila kita melihat kembali dengan adanya
maka dapat kita ketahui bahwa hak dari pihak perikatan antara pemegang kartu (card holder)
pengusaha atau merchan adalah : dengan pemberi kartu dalam hal ini pihak bank,
(a) Menuntut pembayaran dari pemegang kartu telah membuat huhungan hukum dengan
kredit atau card holder melalui pihak penerbit melahirkan perikatan, dari perikatan ilu lahir hak
kartu kredit sesuai dengan transaksi jual beli dan kewajiban bagi masing-masing pihak. Hak
yang tertera didalam sales slip atau slip dan kewajiban ini dalam bidang hukum tak
pembayaran. (Data dari Bank Danamon) ubahnya seperti sekeping mata uang logam.
Sedangkan kewajiban dari pihak pengusaha Kalau pada satu sisi suatu pihak harus memenuhi
(merchan) adalah kewajibannya, maka pada sisi sebenamya apa
(a) Menyerahkan hak milik atas barang yang yang semula berupa kewajiban tersebut, tak lain
diperjual belikan. adalah merupakan hak bagi teman
(b) Menyerahkan kembali kartu kredit kepada seperikatannya. Mufafis Mutandis demikian pula
pernilik / pemegang kartu kredit. sebaiknya. Untuk itu tak dipenuhinya suatu
(c) Melayani sebaik-baiknya transaksi yang kewajiban oleh sesuatu pihak, akibatnya rekan
dilakukan oleh pemegang kartu ditempat seperikatan lainnya tak akan memperoleh
usahanva. haknya. Bila itu terjadi, jelas kerugianlah yang
(d) Pengusaha akan memberikan harga yang sama bertandang dan ini bisa dijadikan dasar gugatan
dengan harga yang diberikan kepada umum. untuk memperoleh penggantian.
(Data dari Bank Danamon) Dengan lahirnya perikatan yang dibuat oleh
yang bersangkutan, maka selain dirinya selaku
D. Penyelesaian Masalah Apabila terjadi subyek hukum menjadi terikat kepada pihak
Wanprestasi lawan, benda miliknya pun sebenarnya ikut
Dalam hal terjadinya wanprestasi (ingkar terikat pula. Hal ini bisa dilacak dari ketentuan
janji), tidak terlepas, dari bentuk kartu kredit yang tertera pada pasal 1131 Burgerlijk Wetboek
sebagai jaminan itu sendiri. Apabila si berutang (BW), bahwa tiap-tiap benda baik yang bergerak
(debitur) tidak melakukan apa yang dijanjikan maupun yang tidak bergerak, baik yang sudah
maka is melakukan atau melanggar perjanjian, ada maupun yang masih akan ada, akan dijadikan
yang telah diperjanjikan dengan pihak kreditur. jaminan atas perikatan yang dibuat oleh
Pada debitur terletak kewajiban untuk pemiliknya. Ini berarti kalau pihak yang
melakukan atau memenuhi prestasi dan jika tidak bersangkutan tidak memenuhi kewajiban
melaksanakan kewajiban tersebut bukan karena perkataannya, maka secara paksa hukum dapat
keadaan memaksa, maka dianggap melakukan menyuruh untuk melaksanakan kewajibannya.
wanprestasi. Sedangkan wanprestasi ada 4 bentuk Jaminan yang diberikan oleh pasal 1131
yaitu : Burgerlijk Wetboek (BW) ini bersifat umum,
(a) Tidak melakukan apa yang disanggupi akan dalam arti bahwa jaminan itu meletak pada
melakukannya ; segenap harta debitor, dan jaminan itu diberikan
(b) Melakukan apa yang dijanjikannya ; kepada semua pihak yang berkedudukan sebagai
(c) Yang dijanjikannya terlambat untuk dilakukan kreditor.
(d) Melakukan sesuatu yang menurut perjanjian Searah dengan konfigurasi tersebut diatas,
tidak boleh dilakukan. maka didalam hal terjadi didalam perjanjian kartu
Apabila penyelesaian dilakukan melalui kredit antara Bank dengan nasabah yang ingin
penyelesaian yuridis yaitu melalui pengadilan memiliki kartu kredit manakah sebagai debitor
maka pihak card holder akan dituduh telah yang dapat ingkar janji tidak memenuhi
melakukan wanprestasi yang tercantum dalam kewajibannya, sehingga pihak bank/kreditor
kitab Undang-Undang Hukum perdata pasal 1235, dapat mohon kepada yang berwenang untuk
yang berbunyi : meminta ganti kerugian karenanya. Kartu kredit
“Dalam tiap-tiap perikatan untuk sebagai alat jaminan pembayaran maka card
memberikan sesuatu adalah termasuk kewajiban si holder harus dapat menggunakannya sesuai
berutang untuk menyerahkan kebendaan yang dengan apa yang terdapat didalam rekening yang
bersangkutan dan untuk merawatnya sebagai ada pada Bank tersebut.
seorang Bapak Rumah yang baik, sampai pada Dapat kita lihat disini bahwa debitor dapat
saat penyerahan. (Subekti dan Tjitro Sudibio, 1985 dikatakan berhutang kepada kreditor karena
: 269) menggunakan kartu kredit yang melebihi limit
Hal ini dapat dikenai sanksi atau pihak issuer dari keadaan keuangannya yang ada di Bank atau
dapat meminta pada card holder untuk memenuhi pihak kreditur, oleh karena itu card holder
prestasi. haruslah bertanggung jawab untuk dapat
Penyelesaian masalah yang dimaksud adalah membayar kelebihan hutangnya dari kelebihan
penyelesaian yang harus dilakukan apabila terjadi limit atas penggunaan kartu kredit tersebut.
wanprestasi oleh card holder yaitu dalam hal dana Sehingga pihak Bank yang sebagai pengeluar
yang ada pada bank tidak mencukupi untuk kartu kredit dapat menuntut kepada card holder
Risalah Hukum, Edisi Nomor 2, Desember 2005 ISSN 0216-969X
Aspek Hukum Penggunaan Kartu Kredit Sebagai Alat Jaminan 12

untuk bisa mengganti rugi atas kelalaian si card percaya terhadap kemampuan issuer, serta card
holder. holder tersebut akan memutuskan perjanjian
Di dalam perjanjian, istilah wanprestasi kepemilikan kartu kredit tersebut.
sudah merupakan istilah yang tidak asing, Apabila sampai terjadi hal demikian, maka
mengingat dalam pelaksanaan prestasi suatu pihak issuer dalam hal ini bank yang
perjanjian tidak selamanya dilaksanakan dengan mengeluarkan kartu skan mengalami kerugian
tepat waktu oleh para pihak yang menjadi subyek karena kemungkinan para nasabahnya akan
perjanjian tersebut. berpindah kepada pihak bank lain maka
Di dalam suatu perjanjian wanprestasi itu penyelesaian melalui jalur hukum bukan
bisa saja terjadi akibat adanya unsur kesalahan merupakan pilihan yang tepat, yang
dari salah satu pihak, atau disebabkan karena dipertimbangkan terutama menyangkut
adanya keadaan di luar kemauan para pihak, unsur kredibilitas issuer dan perbankan. Terjadinya
kesalahan dari salah satu pihak misalnya sengaja wanprestasi yang dilakukan oleh card holder,
tidak melaksanakan prestasi yang diperjanjikan dalam hal ini dana yang ada pada bank tidak
atau yang telah kita kemukakan diatas. mencukupi, cukup dapat dipahami, karena
Wanprestasi dapat juga terjadi pada penerima kartu / merchant tidak dapat
perjanjian kartu kredit, namun apabila ditelusuri mengetahui secara langsung dan pasti
lebih jauh wanprestasi pada perjanjian kartu kredit menyesuaikan berapa jumlah saldo yang ada
ini lebih banyak disebabkan karena adanya unsur pada rekening pemegang kartu.
kesengajaan, artinya pernakai kartu kredit tersebut Timbulnya sengketa akibat wanprestasi
telah mengetahui atau menyadari bahwa apa yang dalam perjanjian kartu kredit di bank tersebut,
telah dilakukan tersebut adalah tidak benar. pihak yang dirugikan akibat wanprestasi dapat
Hal ini dipaharni mengingat bahwa dalam menuntut ganti rugi kepada pihak yang
menggunakan kartu kredit ini sebelumnya telah melakukan perbuatan wanprestasi tersebut.
diperjanjikan bahwa pemegang kartu kredit Penyelesaian tuntutan ganti rugi akibat
tersebut harus memasukkan sejurnlah tertentu wanprestasi ini pada dasarnya dapat dilakukan
dananya pada bank yang ditunjuk dan jumlah itu melalui jalan musyawarah dimaksudkan sebagai
dapat diketahui atau dikontrol melalui rekening upaya meminta langsung ganti rugi kepada pihak
pemegang kartu kredit yang bersangkutan sebagai yang melakukan wanprestasi dalam hal ini pihak
suatu jaminan. Oleh karena itu apabila pernegang debitur, yaitu pemegang kartu kredit yang tidak
kartu kredit tersebut melakukan transaksi dengan cukup dananya.
menggunakan kartu kredit sebagai alat bayarnya, Penyelesaian tuntutan ganti rugi dalam
dan ternyata dana yang ada pada bank tersebut kepemilikan kartu kredit di bank tersebut,
tidak mencukupi, dan keadaan ini telah disadari kebanyakan dilakukan melalui jalan musyawarah
sebelumnya. terlebih dahulu, karena penyelesaian sengketa
lngkar janji atau wanprestasi yang dilakukan ganti rugi akibat wanprestasi dengan jalan
oleh pemegang kartu tersebut dapat membawa musyawarah ini adalah merupakan alternatif
akibat yang merugikan bagi debitur, oleh karena penyelesaian sengketa yang terbaik, jika
itu sejak saat itu debitur berkewajiban mengganti dibandingkan dengan melalui pengadilan.
kerugian yang timbul sebagai akibat daripada Apabila melalui pengadilan dapat
ingkar janji tersebut, karena debitur melakukan mengajukan tuntutan atau gugatan terlebih
ingkar janji, maka kreditur dapat menuntut : dahulu melalui pengadilan negeri setempat,
a. Pemenuhan perikatan ; didaerah atau wilayah hukum dimana pihak yang
b. Pemenuhan perikatan dengan ganti rugi ; digugat bertempat tinggal. Penyelesaian melalui
c. Ganti rugi pengadilan ini dilakukan apabila penyelesaian
d. Pembatalan persetujuan timbal balik sengketa akibat wanprestasi tidak berhasil
e. Pembatalan dengan ganti rugi. diselesaikan dengan cara musyawarah. Oleh
Tetapi dalam kenyataannya atau prakteknya karena itu issuer dapat mengajukan tuntutan ke
sehari-hari penuntutan secara hukum ini jarang pengadilan sebagai upaya terakhir untuk
dan hampir belurn pernah dilakukan oleh pihak menyelesaikan persoalan tersebut. Biasanya
issuer. Biasanya pihak issuer lebih suka hakim yang menangani perkara tersebut meminta
penyelesaiannya dilakukan secara musyawarah kepada pihak masing-masing melalui jalan damai
dan kekeluargaan. dan menyelesaikan sendiri permasalahannya.
Hal ini dapat dimaklumi sebab keberadaan Sedangkan hakim hanya mengikuti saja, apabila
kartu kredit atau pemilikan kartu kredit di tidak terjadi perdamaian maka "hakim akan
indonesia masih banyak diminati oleh orang-orang melanjulkan pemeriksaan perkaranya dan para
dari kalangan menengah keatas atau yang status pihak oleh hakim diminta detil-detilnya yang
sosial yang cukup mapan, mereka biasanya enggan dapat menguatkan haknya". Guna menentukan
untuk menyelesaikan masalahnya melalui pengambilan keputusan oleh hakim guna
pengadilan. Hal tersebut juga berdampak kurang menentukan pihak yang dimenangkan atau pihak
baik terhadap keberadaan issuer itu sendiri. Para mana yang dilindungi oleh hukum, yang
nasabah akan merasa tidak simpati dan kurang berpedoman pada azas "Siapa yang mampu
Risalah Hukum, Edisi Nomor 2, Desember 2005 ISSN 0216-969X
Aspek Hukum Penggunaan Kartu Kredit Sebagai Alat Jaminan 13

membuktikan haknya, maka dialah yang dapat dipaharni karena oleh penerbit kartu kredit
dilindungi oleh hukum". Sebagaimana tercantum tentang berapa jumlah yang masih tersisa dalam
pada pasal 1865 KUHPerdata, Junto pasal 163 rekeningnya, oleh karenanya wanprestasi dapat
HIR dan pasal 283 RBg, yaitu barang siapa yang terjadi karena hal tersebut diatas.
mengaku mempunyai hak/yang mendasarkan pada Apabila karena kelalaian si pemegang kartu
suatu peristiwa untuk menguatkan haknya itu atau terhadap penggunaan kartu kredit sebagai
menyangkal hak orang lain, maka harus jaminan pembayaran maka diharapkan pemegang
membuktikan adanya hak atau peristiwa itu, maka kartu dapat mengganti atas hutangnya terhadap
pihak yang dirugikan akibat wanprestasi atau kelebihan penggunaan kartu kredit tersebut.
ingkar janji yang dilakukan oleh pihak lawannya, Biasanya bukan karena kelalaian, melainkan
yang telah merugikan dirinya agar dapat dapat juga dengan kesengajaan menggunakan
dimenangkan oleh hakim. kartu kredit sebagai jaminan pembayaran
sehingga dapat dengan jelas card holder
PENUTUP melakukan wanprestasi.
Penyelesaian terhadap hal ini maka dapat
A. Kesimpulan melalui dua cara yaitu melalui jalan damai yaitu
Dengan meningkatkan permintaan dukungan musyawarah dan yang kedua melalui penuntutan
penambahan dana dari dunia bisnis, lembaga melalui pengadilan apabila jalan yang pertama
pembiayaan yang bertindak selaku penyandang tidak bisa dilakukan.
dana khususnya bank berupa mcmenuhi Tetapi biasanya atas terjadinya wanprestasi
permintaan pasar dengan bersikap hati-hati dengan ini, kedua belah pihak dari beberapa kasus yang
menyalurkan fasilitas-fasilitas yang terdapat di ada, tidak pernah atau jarang terdengar adanya
dalam banknya. Selaras dengan kebijakan- penuntutan ke Pengadilan terhadap hal ini karena
kebijakan perbankan yang diberikan, sangatlah dapat merugikan bank itu sendiri maupun
dibutuhkan instrumen Hukum Jaminan yang dapat terhadap card holder itu sendiri, yang mungkin
menjamin kepastian hukum terhadap segala karena alasan malu diketahui oleh orang lain.
fasilitas yang diberikan oleh bank kepada Sehingga jika ada penuntutan ke
nasabahnya, misalnya terhadap pengeluaran kartu Pengadilan maka masing-masing pihak harus
kredit sebagai benda jaminan untuk pembayaran. menyiapkan detil-detilnya untuk menguatkan
Perjanjian kepemilikan kartu kredit sebagai haknya untuk menentukan pengambilan
alas jaminan pembayaran apabila ditinjau dari keputusan pengadilan terhadap kasus wanprestasi
sistem Hukum Perdata Barat atau Burgerlijk dari penggunaan kartu kredit sebagai alat jaminan
Wetboek (BW) adalah merupakan perbuatan pembayaran.
Hukum yang kernudian menimbulkan hak dan
kewajiban. B. Saran
Penggunaan kartu kredit sehagai alat Dalam hal ini penulis hanya dapat
pembayaran sangat diminati oleh masyarakat mengharapkan kepada masing-masing pihak
kalangan pedagang maupun oleh konsumen. untuk saling memahami dan mematuhi apa yang
Sehingga untuk mendapatkannya seorang nasabah telah tercantum didalam perjanjian tersebut, dan
bank haruslah melakukan perjanjian perikatan yang tidak kalah pentingnya yaitu :
terhadap bank bersangkutan mengeluarkan kartu - Bagi pihak Bank sebagai pembuat kartu
kredit yang berguna untuk mendapatkan kepastian kredit haruslah membuat kartu dengan
hukum. Sehingga para pihak juga harus saling mencantumkan tanggal dan akhir
mematuhi dan melaksanakan perjanjian yang penggunaan kartu tersebut.
dibuat berlaku sebagai Undang-Undang bagi - Di dalam kartu tersebut haruslah terdapat
mereka yang membuat perjanjian tersebut seperti foto pemegang kartu dan disamping adanya
yang termuat didalam pasal 1338 ayat 1 Burgerlijk tanda tangan si pemegang kartu sehingga
Wetboek (BW). tidak dapat digunakan oleh orang lain yang
Sehingga mengingat segala perjanjian yang tidak mengerti berapa limit penggunaan
dibuat yang dalam hal ini didalam perjanjian kartu kredit sebagai jaminan pembayaran,
menggunakan kartu kredit dari pihak bank sebagai dengan hal itu maka tidak terjadi adanya
pemberi hak kepada card holder maka card holder kelebihan pembayaran dari tersedianya dana
haruslah juga mentaati segala perjanjian yang yang ada di rekening si pemegang kartu.
telah disepakati, sehingga tidak terjadi Pihak Bank diharuskan memberitahukan
wanprestasi. kepada pemegang kartu bahwa uang yang
Maka dapat disimpulkan, sebelum membuat tersedia telah hampir melebihi batas uang
perjanjian hendaknya harus mengetahui terlebih yang tersedia di rekeningnya. Kepada
dahulu syarat-syarat sahnya perjanjian. pemegang kartu kredit mengecek setiap
Wanprestasi dalam hal perjanjian terhadap kartu penggunaan kartu yang telah digunakan
kredit sangat dimungkinkan, terutama yang untuk mengetahui sisa keuangan yang berada
dilakukan oleh pemegang kartu kredit, hal ini di rekening, sehingga tidak terjadi kelalaian
baik tidak sengaja maupun sengaja sehingga
Risalah Hukum, Edisi Nomor 2, Desember 2005 ISSN 0216-969X
Aspek Hukum Penggunaan Kartu Kredit Sebagai Alat Jaminan 14

dapat menyebabkan wanprestasi. Subekti, R, dan Tjitro Sudibio, 1985. KUH


- Kartu kredit sebagai jaminan pembayaran Perdata (terjemahan), cet XIX, Pradnya
haruslah mempunyai Undang-Undang Paramita, Jakarta.
tersendiri sehingga tidak tergantung kepada Subekti, R, 1985. Hukum Perjanjian, cet.
KUH Perdata atau Burgerlijk Wetboek (BW) X, Intermasa, Jakarta.
yang hanya merupakan undang-undang secara Widjanarto, 1993. Hukum dan Ketentuan
umum saja, sehingga kepastian hukumnya Perbankan di Indonesia, cet I, Pustaka Utama
menjadi kurang jelas. Graft, Jakarta.
Mgs, Edy The’aman, 1986. Kredit
Perbankan, cet. I, Liberty, Yogyakarta.

DAFTAR PUSTAKA

Isnaeni, Moch, 1996. Hipotek Pesawat


Udara di Indonesia, CV. Darma Muda. Surabaya.
Iswardono, 1991. Uang Dan Bank, cet. I,
BPPE, Yogyakarta.

Risalah Hukum, Edisi Nomor 2, Desember 2005 ISSN 0216-969X

Anda mungkin juga menyukai