Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

TRANSAKSI KARTU KREDIT


Untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Perjanjian Syariah
Dosen Pengampu : Dwi Hidayatul Firdaus, M.Si

Disusun Oleh :
1. Muhammad fariz 19220170
2. Kartika Nurhidayat 19220177
3. Muhammad Rosyid Al Fahmi 19220186

HUKUM EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, kami ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah
melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya kepada kita semua sehingga kita
bisa belajar sampai detik ini. Sholawat serta salam semoga tetap terlimpahkan
kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW. yang telah membawa kita
dari zaman jahiliyah menuju zaman Islamiyah dan semoga kita akan mendapatkan
syafaatnya di akhirat kelak.
Dengan pertolongan dan hidayah-Nya kami dapat menyusun makalah ini
untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Perjanjian Syariah dengan makalah
yang berjudul “Transaksi Kartu Kredit”.
Kami menyadari tanpa ada kerjasama antar anggota kelompok maka
penulisan makalah ini tidak mungkin terlaksana dengan baik. Oleh karena itu, kami
menyampaikan terima kasih kepada Bapak Dwi Hidayatul Firdaus, M.Si selaku
dosen pengampu matakuliah Hukum Perjanjian Syariah dan semua pihak yang telah
membantu kami sehingga kami mampu menyelesaikan dalam menyusun makalah
ini.
Dengan keterbatasan ilmu,kami memohon maaf apabila ada kesalahan
dalam penyusunan makalah ini. Kami mengharapkan kritik dan saran dari semua
pihak yang bersifat membangun demi lebih sempurnanya makalah yang akan
datang. Semoga dengan terselesaikannya makalah ini dapat bermanfaat bagi kami
selaku penyusun dan bagi pembaca pada umumnya.

Timika, 25 April 2021

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. KATA PENGANTAR
Kartu kredit merupakan alat pembayaran pengganti uang tunai yang dapat
digunakan oleh konsumen untuk ditukarkan dengan barang dan jasa yang
diinginkannya di tempat-tempat yang dapat menerima pembayaran dengan
menggunakan kartu kredit (merchant)Semakin lama penggunaan kartu kredit di
Indonesia semakin luas. Perkembangan penggunaan kartu kredit terjadi dengan
cepat karena ada banyak kemudahan yang diperoleh dari penggunaan kartu
kredit.
Kartu kredit dinilai lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan alat
pembayaran lain, sehingga lebih dikenal pula di tengah masyarakat.Masyarakat
biasanya menggunakan kartu kredit untuk pembayaran transaksi yang
dilakukan melalui internet atau di toko-toko yang menyediakan layanan
pembayaran dengan kartu kredit. Pada transaksi yang dilakukan melalui
internet, pihak card holder mempunyai kewajiban untuk membayar barang
yang dibelinya dan mempunyai hak untuk menerima barang yang telah
dibelinya dari merchant, dan sebaliknya merchant mempunyai kewajiban
untuk mengirim barang itu dalam keadaan baik dan spesifikasinya sesuai
dengan apa yang dipesan oleh card holder dan berhak untuk menerima
pembayaran.Perkembangan penggunaan kartu kredit yang begitu pesat ini
disebabkan karena masyarakat merasakan semakin pentingnya penggunaan
kartu kredit sebagai alat pembayaran dan mengambil uang tunai mengingat
kepraktisan, rasa nyaman dan aman yang ditimbulkan. Dalam makalah
“Transaksi Kartu kredit” ini, akan dijelaskan lebih lanjut terkait dengan
transaksi kartu kredit.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian kartu kredit?
2. Bagaimana konsep dasar kartu kredit?
3. Apa saja macam-macam kartu kredit?
4. bagaimana kartu kredit ditinjau dari sudut pandang hukum islam?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui pengertian kartu kredit
2. Untuk mengetahui konsep dasar kartu kredit
3. Untuk mengetahui macam-macam kartu kredit
4. Untuk mengetahui kartu kredit ditinjau dari sudut pandang hukum islam
BAB II
PEMBAHASAN
A .PENGERTIAN KARTU KREDIT
Kartu kredit adalah alat pembayaran secara non tunai dengan menggunakan kartu
yang diterbitkan oleh bank. Kartu kredit dapat membantu Anda untuk melakukan
transaksi di awal dan dibayarkan oleh bank, namun pada akhirnya Anda harus
membayar nominal yang sudah di tentukan oleh pihak bank setiap awal bulan ke
bank bersangkutan. Dengan menggunakan kartu kredit, bank akan memfasilitasi
Anda untuk mempunyai waktu fleksibel dalam transaksi karena dapat dilakukan
secara online. Hal yang harus Anda ingat adalah menggunakan kartu kredit berarti
Anda sudah menyetujui persyaratan yang telah diberikan oleh pihak bank.
Sistem kartu kredit adalah suatu jenis penyelesaian transaksi ritel (retail) dan
sistem kredit, yang namanya berasal dari kartu plastik yang diterbitkan kepada
pengguna sistem tersebut. Kartu kredit adalah salah satu instrumen utang yang
dikeluarkan oleh pihak bank serta memiliki nilai peminjaman yang harus
dikembalikan ke bank penerbit dalam jangka waktu tertentu. Kartu kredit menjadi
hal yang sangat berguna untuk mereka yang mengerti cara pemakaiannya tapi akan
berdampak negatif jika pegang kartu kredit tidak mengetahui aturan main dari kartu
kredit.Dengan menggunakan kartu kredit berarti, transaksi yang dilakukan
pemegang kartu akan dibayarkan oleh pihak bank terlebih dahulu dan akan menjadi
hutang yang harus dibayar di akhir bulan.
Kartu kredit bukanlah suatu alat pembayaran seperti halnya wesel dan cek karena
dengan mengunakan kartu kredit sebagai pelaksanaan pembayaran tidaklah terjadi
suatu pemindahan dana dari pemegang kartu kepada penerima pembayaran (dalam
hal ini outlets). Kartu kredit berbeda dengan cek dan wesel, tidaklah diatur dalam
undang-undang dan kartu kredit tidak bisa dipindah alihkan.Kartu Kredit
merupakan istilah yang diadopsi dari istilah credit card, merupakan kata majemuk,
yang terjadi dari dua kata yang masing-masing mempunyai pengertian dan arti yang
berbeda, dalam pengertian yang tidak sepadan serta berbeda pula pengertiannya
secara harafiahnya.Kartu kredit terdiri dari dua kata yaitu kartu dan kredit. Kartu
adalah kertas tebal yang tidak berapa besar biasanya persegi panjang untuk berbagai
keperluan
Kartu kredit juga bisa disebut alat pembayaran secara non tunai dengan
menggunakan kartu yang diterbitkan oleh bank. Kartu kredit dapat membantu Anda
untuk melakukan transaksi di awal dan dibayarkan oleh bank, namun pada akhirnya
Anda harus membayar nominal yang sudah di tentukan oleh pihak bank setiap awal
bulan ke bank bersangkutan. Dengan menggunakan kartu kredit, bank akan
memfasilitasi Anda untuk mempunyai waktu fleksibel dalam transaksi karena dapat
dilakukan secara online. Hal yang harus Anda ingat adalah menggunakan kartu
kredit berarti Anda sudah menyetujui persyaratan yang telah diberikan oleh pihak
bank.
B .KONSEP DASAR KARTU KREDIT
Perundang-undangan pemerintah federal Amerika Serikat dan Negara Inggris juga
menjelaskan kata credit ini dalam aspek ekonomi dan perdagangan. Undang-
undang federal Amerika Serikat menjelaskan arti kartu kredit tersebut dalam credit
truth in lending act(103) (e)“Kredit adalah pemberian pinjaman oleh seseorang
kepada orang lain dimana pembayarannya dilakukan pada masa mendatang.”Atau
penciptaan pinjaman yang memiliki hubungan dengan jual beli barang dan jasa di
mana pembayaran pinjaman tersebut dilakukan dengan cara ditangguhkan.
Sementara undang-undang Inggris mengenai kartu kredit dituangkan pada
consumer credit act yang dikeluarkan tahun 1979. Di undang-undang ini kata credit
dipakai khusus untuk pemberian uang tunai, tetapi bukan dalam pemberian nilai
dari barang (barang secara kredit).
C. MACAM-MACAM KARTU KREDIT
Kartu kredit merupakan bagian dari beberapa bentuk kartu kerja sama finansial.
Kartu kredit ini terbagi menjadi dua:
1. Kartu kredit pinjaman yang tidak dapat diperbaharui (charge card)
Diantara keistimewaan paling menonjol dari kartu ini adalah diharuskannya
menutup total dana yang ditarik secara lengkap dalam waktu tertentu yang
diperkenankan atau sebagian dari dana tersebut. Biasanya waktu yang
diperkenankan tidak lebih dari tiga puluh hari, namun terkadang bisa mencapai
dua bulan. Jika pihak pembawa kartu terlambat membayarnya dalam waktu
yang telah ditentukan, ia akan dikenai denda keterlambatan. Dan jika ia
menolak membayar, keanggotaannya dicabut, kartunya ditarik kembali dan
bahkan sampai persoalannya dibawa ke pengadilan.
2. Kartu kredit pinjaman yang bisa diperbaharui (revolving credit card)
Jenis kartu ini termasuk yang paling populer di berbagai negara. Pemilik kartu
ini diberikan pilihan cara menutupi semua tagihannya secara lengkap dalam
jangka waktu yang ditoleransi atau sebagian dari jumlah tagihannya dan sisanya
diberikan dengan cara ditunda dan dapat diikutkan pada tagihan berikutnya.
Bila ia menunda pembayaran, akan dikenakan dua macam bunga, yaitu bunga
keterlambatan dan bunga dari sisa dana yang belum ditutupi. Jika berhasil
menutupi dana tersebut dalam waktu yang ditentukan, ia hanya akan terkena
satu macam bunga saja, yaitu bunga penundaan pembayaran. Pada jenis kartu
kredit ini semacam ini, dana yang ditarik tidak akan terbatas bila pemiliknya
terus saja melunasi tagihan beserta bunga.1
Masalah umum dari kartu kredit adalah bahwa kartu kredit tersusun dari
beberapa transaksi, yaitu:
1. transaksi yang mengaitkan antara pihak yang mengeluarkan kartu dengan
pihak pemegangnya. Transaksi ini terdiri dari tiga unsur: jaminan,
penjaminan, dan peminjaman.
2. Transaksi antara yang mengeluarkan kartu dengan pihak pedagang.
Transaksi ini terdiri dari dua unsur saja: jaminan dan penjaminan.
3. Transaksi antara pemegang kartu dengan pedagang merupakan transaksi
jual beli atau persewaan yang dilakukan sesusai dengan karakter transaksi.
Secara sederhana ada 2 (dua) macam kartu kredit, yaitu kartu kredit (credit card),
dengan sistem pembayaran secara cicilan (meskipun dapat juga dibayar lunas) dan
kartu pembayaran lunas (charge card), dengan sistem pembayaran lunas ketika
ditagih. 2 Sedangkan yang menjadi dasar hukum bagi pembiayaan dengan kartu
kredit ini adalah kontrak kartu kredit (biasanya hanya berbentuk pengisian
formulir).
D. MEKANISME TRANSAKSI KARTU KREDIT
Untuk memiliki kartu kredit, seorang calon card holder harus mengajukan
permohonan terlebih dahulu kepada bank penerbit (issuer). Pihak issuer akan
mempelajari kelayakan pemohon, dengan mengkaitkan persyaratan penghasilan
minimum kemudian ditentukan kelompok regular atau gold.
Kartu kredit yang telah disetujui dapat digunakan untuk transaksi dengan pihak
merchant. Card holder cukup menunjukkan kartu kredit dan kemudian akan
digesekkan pada mesin tertentu untuk mengetahui kartu kredit dan pihak card

1
Aep S. Hamidin, “Tips & Trik Kartu kredit”, (Yogyakarta: Medpress, 2010), h. 28-29

2
YLBHI, PSHK, “Panduan Bantuan Hukum di Indonesia”, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,
2007), h. 154
holder langsung menandatanganinya. Penggunaan kartu kredit bisa dimana saja
pada tempat merchant yang telah menjalin kerja sama dengan bank penerbit kartu
kredit.
Rekap transaksi yang menggunakan kartu kredit selanjutnya menjadi dasar pihak
merchant untuk melakukan penagihan pada tanggal tertentu kepada bank penerbit.
Penagihan kartu kredit dilakukan melalui bank penerbit terkait dengan merchant.
Kemudian pihak bank akan langsung membayarkan sejumlah tagihan dengan cara
mengkreditkan ke rekening pihak merchant dan mendebit pihak card holder. Jumlah
yang dibayarkan ke pihak merchant adalah jumlah bersih setelah dikurangi dengan
komisi kartu kredit yang besarnya sekitar 3% sampai dengan 5% dari nilai
transaksi/tagihan. Komisi kartu kredit menjadi hak atau pendapatan bank karena
jasa bank telah memberikan dukungan penjualan pihak merchant. Dengan
diterbitkannya kartu kredit akan potensial meningkatkan penjualan pihak merchant
yang melakukan kerjasama dengan bank yang bersangkutan.
Pada akhir bulan tertentu, card holder akan mendapat tagihan dari bank dan
kemudian card holder membayarnya. Bank memperhitungkan besar tagihan yang
terdiri dari nilai pokok penggunaan kartu kredit dan bunga. Pembayaran ini bisa
dilakukan secara angsuran, secara total atau dengan jumlah minmum tertentu yang
ditentukan bank. Beberapa bank menentukan tagihan bunga bila card holder
membayar penggunaan kartu kredit setelah tangga yang ditentukan (lewat jatuh
tempo).3
Contoh : Jika transaksi dengan kartu kredit terjadi sebelum tanggal 31 Mei dan
pembayaran sebelum 1 Juni maka kepadanya tidak dikenakan bunga. Pendek kata,
sebelum mencapai 1 bulan masa pembungaan, card holder tidak dikenakan bunga.
Berikut keterangan skema mekanisme transaksi kartu kredit:
1. Perjanjian antara bank penerbit dengan pihak merchant mengenai penggunaan
kartu kredit yang diterbitkan oleh bank yang bersangkutan.
2. Kartu kredit disetujui dan card holder setuju dengan segala ketentuan kartu kredit
yang berlaku di bank yang bersangkutan. Card holder diberikan kartu kredit.
3. Card holder melakukan transaksi dengan merchant, misalnya membeli barang,
membeli jasa hotel dan sebagainya. Card holder membayar kepada merchant atas
pembelian barang dan jasa dengan menunjukkan kartu kredit dan menandatangani
slip atau langsung di layar.
4. Merchant menyerahkan barang atau memberikan jasa kepada card holder.

3
Amanita Novy, “Kartu Plastik”, (Yogyakarta), h. 146, https://staffnew.uny.ac.id.
5. Merchant melakukan tagihan kepada bank.
6. Bank mengirimkan slip tagihan yang dibuat bank untuk card holder.
7. Card holder melakukan pembayaran, dapat menggunakan fasilitas ATM atau
pendebetan giro, tabungan secara langsung atau secara tunai.
8. Diskon diberikan kepada merchant.
E. PIHAK YANG TERKAIT DALAM PENGGUNAAN KARTU KREDIT
Transaksi yang dilakukan dengan menggunakan kartu plastik /kartu kredit
melibatkan berbagai pihak yang saling berkepentingan. Masing-masing pihak satu
sama lain terikat perjanjian baik mengenai hak maupun kewajibannya. Pihak-pihak
yang terlibat ini pada akhirnya akan membentuk suatu sistem kerja kartu kredit itu
sendiri. Adapun pihak yang terkait diantaranya yaitu:
1. Penerbit (Issuer)
Penerbit disini merupakan pihak atau lembaga yang menerbitkan dan mengelola
kartu. Penerbit disini seperti bank, lembaga keuangan bukan bank, dan perusahaan
nonlembaga keuangan. Perusahaan yang khusus akan menerbitkan kartu terlebih
dahulu harus memperoleh izin dari Departemen Keuangan, apabila penerbit adalah
bank, harus mengikuti ketentuan dari Bank Indonesia.
2. Acquirer
Acquirer adalah pengelola, yaitu pihak yang mewakili kepentingan penerbit untuk
menyalurkan kartu kredit, melakukan penagihan kepada pemegang kartu kredit dan
melakukan pembayaran kepada merchant atau penjual.
3. Pemegang Kartu (Card Holder)
Cardholer atau pemegang kartu adalah pihak yang menggunakan kartu kredit dalam
kegiatan pembayaran, dimana pemegang kartu tersebut telah memenuhi prosedur
atau persaratan yang ditetapkan oleh penerbit untuk dapat diterima sebagai anggota
dan berhak menggunakan kartu sesuai dengan kegunaannya.
4. Penjual (Merchant)
Merchant atau penjual adalah pihak yang menerima pembayaran dengan kartu atas
transaksi jual beli barang dan jasa denga menggunakan kartu kreditnya. Sebelum
menerima pembayaran dengan kartu kredit, merchant tersebut terlebih dahulu
mengadakan perjanjian kerja sama dengan penerbit dan pengelola.
F. KARTU KREDIT DITINJAU DARI SUDUT PANDANG HUKUM ISLAM
Hukum kartu kredit berbeda dengan hukum kartu debit. Kartu kredit haram, dalil
Keharamannya dikembalikan pada dalil tentang riba.4
Allah SWT berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah
dan Tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang
beriman.” (Q.s. Al-Baqarah 02:278)
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat
ganda dan bertawakalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat
keberuntungan. Dan peliharalah dirimu dari api neraka, yang disediakan untuk
orang-orang yang kafir. Dan Taatilah Allah dan Rasul, supaya kamu diberi rahmat”
(Q.s Ali Imran 3:130-132)
Transaksi menggunakan kartu kredit merupakan bentuk dain (hutang) dari
pengguna kartu kepada pihak bank, disertai dengan bunga dan denda. Adanya
punishment (penalty/denda) dalam kartu kredit merupakan kesepakatan antara dua
pihak yang melakukan akad atas sejumlah kompensasi tertentu pada saat mangkir
dari komitmen awal. Syarat punishment faktanya adalah denda terhadap orang yang
tidak memenuhi komitmen tersebut. Kedua pihak yang melakukan akad bisa
memprediksi dharar (kerugian) terlebih dahulu. Uang yang dideskripsikan dalam
tanggungan statusnya adalah utang. Adanya syarat denda atas utang merupakan
riba.
Ibnu Taimiyah berkata, “para ulama sepakat bahwa pemberi utang, jika
mensyaratkan adanya tambahan atas utang yang diberikan, maka syarat itu haram”.
Ibn Qudamah Mengatakan, “setiap utang yang didalamnya mensyaratkan adanya
tambahan maka Syarat itu haram, dan tidak ada satu pun perbedaan pendapat.”5
Dengan demikian dari segi akadnya bahwa kartu kredit tidak terlepas dari riba
begitu Pula dengan denda/penalty yang terjadi akibat keterlambatan bayar dari
tenggat waktu yang diberikan oleh bank termasuk riba karena merupakan tambahan
harta atas hutang.
Contoh: Kartu Pembiayaan Syariah
Produk kartu pembiayaan didukung oleh Fatwa DSN MUI tahun 2006 dan Bank
Indonesia tahun 2007. Menurut DSN MUI, kartu pembiayaan syariah adalah kartu
sebagai kartu kredit antara pihak berdasarkan prinsip syariah. Pihak yang dimaksud

4
Wahyuningsih, Nining. “Kartu Kredit (Suatu Tinjauan Syariat Islam).” Al-Amwal: Jurnal
Ekonomi dan Perbankan Syari’ah 5.2 (2016).
5
Hafidz Abdurrahman, ibid, hlm 16-19.
adalah penerbit kartu atau bank, pemegang kartu atau nasabah serta penerima
kartu.6
Melihat bahwa kartu kredit termasuk transaksi riba, yang status akadnya batil dan
diharamkan dalam islam, maka bank syariah mengeluarkan produk kartu kredit
syariah. Adapun akad yang digunakan adalah akad ijaroh, qard dan kafalah.
Akad ijaroh atau disebut sewa, dengan menggunakan akad ini, nasabah dikenakan
charge sewa penggunaan jasa kartu pembiayaan syariah atau sering disebut dengan
wakalah bil ujroh. Bank syariah menjadi wakil pembayaran dan mendapatkan fee
atas perwakilan tersebut. Pemberian fee tersebut dapat dikenakan atas dasar keikut
sertaan member kartu pada nasabah.
Akad Qard atau pinjaman, Qardul Hasan yaitu pinjaman yang baik. Disebut
pinjaman yang baik karena pinjaman tersebut tidak diberikan bunga atau imbalan.
Bank syariah ketika memberikan fasilitas pinjaman dalam kartu pembiayaan
berlaku sebagai pemberi jaminan.
Akad kafalah atau saling menanggung. Bank penerbit kartu pembiayaan adalah
penjamin atau kafil atas pemberian kafalah tersebut, bank syariah dapat
memberikan fee atas jasa tanggungannya.
Kartu pembiayaan syariah memiliki keistimewaan lebih bila dibandingkan dengan
kartu kredit konvensional, seperti penggunaanya untuk sector produktif, bukan
konsumtif. Nasabah pemegang kartu pembiayaan syarah juga dapat membayar
Zakat, infak dan shodakoh secara otomatis (autodebet) jika nasabah inginkan.
Di samping itu kartu plastik syariah (kartu pembiayaan syariah) memiliki batasan-
batasan yaitu: tidak menimbulkan riba, tidak digunakan untuk transaksi yang tidak
sesuai dengan syariah, tidak mendorong pengeluaran yang berlebihan dengan cara
antara lain menetapkan pagu maksimal pembelanjaan, pemegang kartu utama harus
memiliki kemampuan financial untuk melunasi pada waktunya, tidak memberikan
fasilitas yang bertentangan dengan syariah.
Penerbitan kartu plastik syariah di Indonesia seperti kartu kredit yang diterbitkan
oleh Bank Danamon menggandeng Master Card menerbitkan Dirham Card, BII
memiliki produk kartu kredit syariah yaitu tipe BII Syariah Card gold dan platimun,
sedangkan kartu debit syariah seperti kartu ATM Syariah Plus yang diterbitkan oleh
BNI Syariah, Shar-E diterbitkan BMI, kartu charge diterbitkan oleh BII Syariah
(BII Syariah Card).7

6
Tajuk syariah.Blog spot.Com/kartu pembiayaan syariah
7
Wahyuningsih, Nining. “Kartu Kredit (Suatu Tinjauan Syariat Islam).” Al-Amwal: Jurnal
Ekonomi dan Perbankan Syari’ah 5.2 (2016).
Sebagai lembaga bisnis, penerbit kartu plastik syariah boleh mengambil fee dengan
ketentuan:
1. Iuran keanggotaan (membership fee), penerbit kartu berhak menerima iuran
keanggotaan (rusum al-udhuwiyah) termasuk perpanjangan masa
keanggotaan dari pemegang kartu sebagai imbalan (ujrah) atas izin
penggunaan fasilitas kartu.
2. Merchant fee, penerbit kartu boleh menerima fee yang diambil dari harga
objek transaksi atau pelayanan sebagai upah/imbalan (ujrah) atas perantara
(samsarah), pemasaran (taswiq) dan penagihan (tahsil al-dayn)
3. Fee penarikan uang tunai, penerbit kartu boleh menerina fee penarikan uang
tunai (rusum sahb al-nuqud) sebagai fee atas pelayanan dan penggunaan
fasilitas yang Besarnya tidak dikaitkan dengan penarikan.
4. Fee kafalah, penerbit kartu boleh menerima fee dari pemegang kartu atas
Pemberian kafalah.
5. Semua bentuk fee harus ditetapkan pada saat akad aplikasi kartu secara jelas
dan Tetap, kecuali untuk merchant fee.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kartu kredit adalah alat pembayaran secara non tunai dengan menggunakan
kartu yang diterbitkan oleh bank. Kartu kredit dapat membantu Anda untuk
melakukan transaksi di awal dan dibayarkan oleh bank, namun pada akhirnya
Anda harus membayar nominal yang sudah di tentukan oleh pihak bank setiap
awal bulan ke bank bersangkutan. Dengan menggunakan kartu kredit, bank
akan memfasilitasi Anda untuk mempunyai waktu fleksibel dalam transaksi
karena dapat dilakukan secara online. Hal yang harus Anda ingat adalah
menggunakan kartu kredit berarti Anda sudah menyetujui persyaratan yang
telah diberikan oleh pihak bank.
Perundang-undangan pemerintah federal Amerika Serikat dan Negara Inggris
juga menjelaskan kata credit ini dalam aspek ekonomi dan perdagangan.
Undang-undang federal Amerika Serikat menjelaskan arti kartu kredit tersebut
dalam credit truth in lending act(103) (e)“Kredit adalah pemberian pinjaman
oleh seseorang kepada orang lain dimana pembayarannya dilakukan pada masa
mendatang.”Atau penciptaan pinjaman yang memiliki hubungan dengan jual
beli barang dan jasa di mana pembayaran pinjaman tersebut dilakukan dengan
cara ditangguhkan.
Kartu kredit terbagi menjadi dua:
1. Kartu kredit pinjaman yang tidak dapat diperbaharui (charge card)
2. Kartu kredit pinjaman yang bisa diperbaharui (revolving credit card)
Hukum kartu kredit berbeda dengan hukum kartu debit. Kartu kredit haram,
dalil Keharamannya dikembalikan pada dalil tentang riba. Allah SWT
berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
Tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang
beriman.” (Q.s. Al-Baqarah 02:278)
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat
ganda dan bertawakalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat
keberuntungan. Dan peliharalah dirimu dari api neraka, yang disediakan untuk
orang-orang yang kafir. Dan Taatilah Allah dan Rasul, supaya kamu diberi
rahmat” (Q.s Ali Imran 3:130-132)

B. SARAN
Makalah kami masih jauh dari kata sempurna maka dengan itu kami membuka
kritik dan saran dari pembaca dan kami berharap semoga makalah yang jauh
dari kata sempurna ini bisa memberikan sedikit ilmu kepada pembaca
ANALISIS PREFERENSI PEMILIHAN KARTU KREDIT BERDASARKAN
PERSPEKTIF AHLI (STUDI KASUS DI BANK BTN KC. CIMAHI DAN INDEF
2018)
Sejalan dengan perkembangan teknologi yang pesat, pola dan sistem
pembayaran dalam transaksi ekonomi terus mengalami perubahan. Kemajuan
teknologi dalam sistem pembayaran menggeser peranan uang tunai (currency)
sebagai alat pembayaran ke dalam bentuk pembayaran non tunai yang yang lebih
efisien dan ekonomis. Pembayaran non tunai umumnya dilakukan tidak dengan
menggunakan uang sebagai alat pembayaran melainkan dengan cara transfer antar
bank ataupun transfer intra bank melalui jaringan internal bank sendiri. Selain itu
pembayaran non tunai juga dapat dilakukan dengan menggunakan kartu sebagai
alat pembayaran, misalnya dengan menggunakan kartu ATM, kartu debit, dan kartu
kredit.
Setiap nasabah yang memegang kartu kredit selalu mendambakan berbagai
kemudahan dan keuntungan lainnya. Hal ini sesuai dengan tujuan penggunaan kartu
kredit tersebut. Dan agar nasabah tidak terjebak dalam berbagai masalah dengan
memegang kartu yang diperolehnya, maka pemilihan untuk memegang kartu perlu
lebih hati-hati, karena setiap jenis kartu memiliki keuntungan dan kerugian masing-
masing.
Pemegang kartu (card holder) dapat menggunakan kartu kredit untuk
membeli suatu barang atau jasa di tempat-tempat tertentu, dimana pihak penerima
kartu (merchant) telah bekerja sama dengan institut penerbit (issuing institution)
tersebut. selain itu, kartu kredit juga dapat digunakan untuk mengambil uang tunai
kepan pun dan berapa pun besarnya dari institut penerbit (issuing institution) atau
ATM. Kartu kredit juga dapat digunakan untuk menarik dana tunai secara terus
menerus sesuai dengan batas fasilitas yang diberikan oleh penerbit.

Ketika dilihat data dari Tabel di atas menyatakan bahwa minat masyarakat
Indonesia terhadap kartu kredit sangatlah besar, dilihat dari jumlah kartu kredit
yang terus meningkat setiap tahunnya. Memang pada tahun 2017 terjadi penurunan
jumlah kartu kredit dikarenakan dalam Rahman (2018) General Manager Asosiasi
Kartu Kredit Indonesia (AKKI) Steve Martha mengatakan, penurunan jumlah kartu
kredit disebabkan oleh langkah bank yang menutup akun yang tidak aktif. Namun
hal tersebut bukanlah penghalang dikarenakan pada pertengahan tahun 2018 jumlah
kartu kredit mengalami peningkatan lagi.
Dari Tabel tersebut juga kita dapat mengetahui bahwa terdapat banyak
peluang yang bisa diambil oleh Bank penyedia layanan kartu kredit untuk menarik
nasabah dikarenakan jumlah kartu kredit yang terus meningkat setiap tahunnya.
Salah satunya dapat dilakukan dengan menyediakan jenis kartu kredit dengan
beberapa manfaat yang paling banyak disukai oleh calon nasabah ataupun nasabah
pengguna kartu kredit tersebut. Keleluasaan dan kebebasan dalam menggunakan
sangat dibatasi kepada jenis kartu kredit yang dimilikinya. Setiap jenis kartu kredit
memiliki keunggulan dan kekurangannya. Oleh karena itu, nasabah harus pandai
memilih kartu plastik yang sesuai dengan keinginannya.
Pembahasan Nilai Importance adalah tingkat kepentingan dimasing masing
atribut yang berarti semakin besar nilainya atribut, maka semakin penting dan
semakin menjadi bahan pertimbangan oleh responden saat menentukan nilai
preferensi mereka.
Melalui Tabel 5 dapat diketahui nilai total nilai utility dari masing-masing profil
kartu dari kartu kredit yang tersedia. Menurut Bank BTN KC. Cimahi dan INDEF
profil kartu dua merupakan profil kartu dengan kombinasi atribut yang paling
disukai oleh nasabah, dan profil kartu sembilan merupakan profil kartu dengan
kombinasi atribut yang paling kurang disukai oleh nasabah.

Dapat diketahui preferensi pemilihan kartu kredit yang memiliki nilai utility
tertinggi dan juga perbedaan preferensi pemilihan kartu kredit berdasarkan
perspektif ahli.
1. Preferensi Pemilihan Kartu Kredit
Melalui nilai utility tertinggi dapat diketahui bagaimana preferensi dalam
pemilihan kartu kredit. Dari seluruh pembahasan pada penelitian ini, yang memiliki
nilai utility tertinggi adalah dengan brand Visa/Master, memiliki Credit Limit lebih
dari Rp.40.000.000, dengan tipe kartu kredit platinum, memiliki biaya annual fee
sebesar Rp. 125.000, memiliki interest rate sebesar 2,25%, memiliki type of
payment yaitu deferred.
2. Perbedaan Preferensi Pemilihan Kartu Kredit Antara Bank BTN KC. Cimahi dan
INDEF
Dari hasil penelitian ini, tidak didapatkan perbedaan preferensi pemilihan kartu
kredit berdasarkan perspektif ahli dari Bank BTN KC. Cimahi dan juga INDEF.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Wahab Ibrahim Abu Sulaiman, Banking Cards., hal 19-20

Veithzal Rifa’I, dkk, Bank and Financial…, hal 1365

Hamidin, Aep S., “Tips & Trik Kartu kredit”, Yogyakarta: Medpress, 2010, h. 28-
29
YLBHI, PSH., “Panduan Bantuan Hukum di Indonesia”, Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia, 2007, h. 154
Novy, Amanita. “Kartu Plastik”, Yogyakarta, h. 146, https://staffnew.uny.ac.id
Wahyuningsih, Nining. “Kartu Kredit (Suatu Tinjauan Syariat Islam).” Al-Amwal:
Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syari’ah 5.2 (2016)
Hafidz Abdurrahman, ibid, hlm 16-19.
Tajuk syariah.Blog spot.Com/kartu pembiayaan syariah
Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan, buah karya Adiwarman Azwar Karim
Doktrin ekonomi Islam jilid 3 , buah karya Afzalur Rahman.
Serba-Serbi Kredit Syariah: "Jangan Ada Bunga Di Antara Kita" karya: Ahmad
Gozali.
"Fiqih Ekonomi Keuangan Islam", buah karya Prof. Dr. Abdullah
al Muslih dan Prof. Dr. Shahal ash-shawi
Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya, buah karya Kasmir, SE.
Hukum Ekonomi Islam, buah karya Suhrawardi K. Lubis.
Abdul Hsan At-tariqi. 2004. Al-iqtishad al-Islami: ushusun wa muba’un wa
akhdaf, diterjemahkan oleh Irfan syofwani: “Ekonomi Islam: Prinsip, Dasar dan
Tujuan”, Yogyakarta:Magistra Insania Press.
Taqyuddin An-Nabhani. 2002. Al-Nizdam Al-iqtishadi Fil Islam. Bairut: Darul
Ummah. Edisi Indonesia: “Membangun Sistem Ekonomi Alternatif Perspektif
Islam” diterjemahkan oleh M.Maghfur Wachid, Risalah Gusti, Surabaya

Anda mungkin juga menyukai