Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH EKONOMI

NAMA KELOMPOK

I Kadek Odik Rai Padma 13


I Komang Tio Artawan 14
I Made Goval Dwi Ananta Prabawa 15
I Made Prama Surya Kusuma 16
I Wayan Echa Widiarta 20
Ni Wayan Abelia Tisna 28
Pande Komang Tio Gemisatya 32
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
kehendak-Nya yang dilimpahkan, akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini pada
waktunya. Makalah ini dibuat secara terstruktur dengan tujuan agar dapat memberikan informasi
yang bermanfaat.
Kami menyadari bahwa makalah ini sangatlah jauh dari sempurna, hal ini tidak lepas
dari kurangnya pengetahuan serta pengalaman sebagai penyusun. Kami berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi kita semua.

Payangan, 10 Januari 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................................

DAFTAR ISI ...................................................................................................................................

A. BANK SENTRAL

- Pengertian Bank Sentral ........................................................................................................

- Tujuan atau Fungsi Bank Sentral (Bank Indonesia) ............................................................

- Tugas Bank Sentral di Indonesia ..........................................................................................

B. SISTEM PEMBAYARAN

- Pengertian Sistem Pembayaran ............................................................................................


- Komponen Sistem Pembayaran .............................................................................................
- Ruang Lingkup ...........................................................................................................................
C. ALAT PEMBAYARAN DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA

- Alat Pembayaran Tunai .........................................................................................................

- Pengertian Uang .....................................................................................................................

- Fungsi Uang ..............................................................................................................................

- Alat Pembayaran Non Tunai ................................................................................................

- Alat Pembayaran Menggunakan Warkat (Paper Based) ..............................................

- Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK) ...............................................................

- Pengertian Uang Elektronik ...................................................................................................

- Manfaat Uang Elektronik .......................................................................................................

- Resiko Uang Elektronik............................................................................................................


A. BANK SENTRAL
Pengertian Bank Sentral
Bank sentral di suatu negara, pada umumnya adalah sebuah instansi yang bertanggung
jawab atas kebijakan moneter di wilayah negara tersebut. Bank Sentral berusaha untuk menjaga
stabilitas nilai mata uang, stabilitas sektor perbankan, dan sistem finansial secara keseluruhan. Di
Indonesia, fungsi bank sentral diselenggarakan oleh Bank Indonesia.
Bank sentral adalah suatu institusi yang bertanggung jawab untuk menjaga stabilitas harga
atau nilai suatu mata uang yang berlaku di negara tersebut, yang dalam hal ini dikenal dengan
istilah inflasi atau naiknya harga-harga yang dalam arti lain turunnya suatu nilai uang. Bank
Sentral menjaga agar tingkat inflasi terkendali dan selalu berada pada nilai yang serendah
mungkin atau pada posisi yang optimal bagi perekonomian (low/zero inflation), dengan
mengontrol keseimbangan jumlah uang dan barang. Apabila jumlah uang yang beredar terlalu
banyak maka bank sentral dengan menggunakan instrumen dan otoritas yang dimilikinya.

Tujuan atau Fungsi Bank Sentral (Bank Indonesia)


Seperti yang telah disebutkan di atas, tujuan atau fungsi bank sentral atau Bank Indonesia
yang utama adalah untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah
yang dimaksud terdiri dari dua aspek yaitu
 Kestabilan terhadap barang dan jasa, yang tercermin dalam kestabilan tingkat inflasi di
Indonesia
 Kestabilan terhadap mata uang negara lain, yang tercermin dalam nilai tukar mata uang
asing (kurs)

Tugas Bank Sentral di Indonesia

 Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter


Tugas bank sentral ini dilakukan dalam rangka mengendalikan jumlah uang beredar, agar
tercipta kestabilan nilai rupiah terhadap barang dan jasa. Selain itu, kebijakan ini juga dapat
dilaksanakan untuk mendorong perekonomian nasional. Dalam pelaksanaannya, Bank
Indonesia juga perlu berkoordinasi dengan Pemerintah agar kebijakan moneter yang
dilaksanakan sejalan dengan kebijakan fiskal dan kebijakan ekonomi lainnya yang ditetapkan
pemerintah, sehingga hasil yang diperoleh dari pelaksanaan kebijakan tersebut dapat
dimaksimalkan.
 Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
Tugas bank sentral ini dilakukan dalam rangka terciptanya kesepakatan, aturan, standar
dan prosedur yang digunakan untuk mengatur peredaran uang. Sistem pembayaran yang
dimaksud dapat berupa sistem pembayaran tunai dan non tunai.
 Mengatur dan mengawasi perbankan
Seiring dengan terbentuknya Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tugas pengawasan yang
dilaksanakan oleh Bank Indonesia difokuskan kepada pengawasan makroprudensial,
sementara pengawasan mikroprudensial diserahkan kepada OJK. Pelaksanaan pengawasan
makroprudensial dimaksudkan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan. Stabilitas sistem
keuangan adalah suatu kondisi dimana seluruh lembaga keuangan, pasar keuangan dan
sarana-sarana pendukungnya memiliki ketahanan dan mampu mengarasi ketidakseimbangan
keuangan. Dengan demikian, secara umum, kebijakan makroprudensial dapat diartikan
sebagai kebijakan untuk membatasi risiko dan biaya krisis sistemik dalam rangka memelihara
kesimbangan sistem keuangan secara keseluruhan.

B. SISTEM PEMBAYARAN
Pengertian Sistem Pembayaran
Sistem pembayaran adalah sistem yang mencakup seperangkat aturan, lembaga dan
mekanisme yang digunakan untuk melaksanakan pemindahan dana guna memenuhi suatu
kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi. Sistem Pembayaran merupakan sistem yang
berkaitan dengan pemindahan sejumlah nilai uang dari satu pihak ke pihak lain. Media yang
digunakan untuk pemindahan nilai uang tersebut sangat beragam, mulai dari penggunaan alat
pembayaran yang sederhana sampai pada penggunaan sistem yang kompleks dan melibatkan
berbagai lembaga berikut aturan mainnya. Kewenangan mengatur dan menjaga kelancaran
sistem pembayaran di Indonesia dilaksanakan oleh Bank Indonesia yang dituangkan dalam
Undang Undang Bank Indonesia.

 Dalam menjalankan mandat tersebut, Bank Indonesia mengacu pada empat prinsip
kebijakan sistem pembayaran, yakni keamanan, efisiensi, kesetaraan akses dan
perlindungan konsumen.
 Aman berarti segala risiko dalam sistem pembayaran seperti risiko likuiditas, risiko kredit,
risiko fraud harus dapat dikelola dan dimitigasi dengan baik oleh setiap penyelenggaraan
sistem pembayaran.
 Prinsip efisiensi menekankan bahwa penyelanggaran sistem pembayaran harus dapat
digunakan secara luas sehingga biaya yang ditanggung masyarakat akan lebih murah
karena meningkatnya skala ekonomi.
 Kemudian prinsip kesetaraan akses yang mengandung arti bahwa Bank Indonesia tidak
menginginkan adanya praktik monopoli pada penyelenggaraan suatu sistem yang dapat
menghambat pemain lain untuk masuk.
 Terakhir adalah kewajiban seluruh penyelenggara sistem pembayaran untuk
memperhatikan aspek-aspek perlindungan konsumen.

Komponen Sistem Pembayaran


 Regulator berwenang mengatur aturan main, ketentuan, dan kebijakan yang mengikat
seluruh komponen sistem pembayaran.
 Penyelenggara adalah lembaga yang memastikan penyelesaian akhir dari seluruh
transaksi yang terjadi di penggunanya.
 Infrastrukur adalah sarana fisik yang mendukung operasional sistem pembayaran.
 Instrumen adalah alat pembayaran baik tunai maupun non-tunai yang disepakati oleh para
pengguna dalam melakukan transaksi.
 Pengguna adalah konsumen yang memanfaatkan Sistem pembayaran.

Ruang Lingkup
Nilai besar, diselenggarakan oleh Bank Indonesia:
 Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS)
1. Sistem Transfer BI RTGS
Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement adalah suatu sistem transfer dana
elektronik antar Peserta dalam mata uang rupiah yang penyelesaiannya dilakukan secara
seketika per transaksi secara individual. Dengan sistem BI-RTGS, peserta pengirim melalui
terminal RTGS di tempatnya mentransmisikan transaksi pembayaran ke pusat pengolahan
sistem RTGS (RTGS–Central Computer/RCC) di Bank Indonesia untuk proses settlement. Jika
proses settlement berhasil, transaksi pembayaran akan diteruskan secara otomatis dan
elektronis kepada peserta penerima. Keberhasilan proses settlement tergantung dari
kecukupan saldo peser
2. Manfaat Sistem BI RTGS
a) Bagi Bank Indonesia
 Mengurangi risiko Penyelesaian Akhir (settlement risk) dalam sistem pembayaran
nasional; dan
 Memberikan informasi yang mendukung kebijakan moneter dan early warning system
bagi pengawasan bank.
a) Bagi Bank
 Meningkatkan efektivitas pengelolaan dana (management fund) bagi Bank melalui
sentralisasi Rekening Giro; dan
 Meningkatkan kepastian penyelesaian akhir (settlement).
a) Bagi Masyarakat:
 Tersedianya tambahan pilihan sarana transfer yang efisien, cepat, aman, dan
handal.
Nilai kecil:
 Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI), diselenggarakan oleh Bank Indonesia
1. Pengertian SKNBI
SKNBI adalah sistem kliring Bank Indonesia yang meliputi kliring debet dan kliring kredit
yang penyelesaian akhirnya dilakukan secara nasional. Kliring adalah pertukaran warkat
atau Data Keuangan Elektronik (DKE) antar peserta kliring baik atas nama peserta maupun
atas nama nasabah peserta yang perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu.
2. Tujuan dan Manfaat SKNBI
Tujuan diterapkannya SKNBI pada penyelenggaraan kliring di Indonesia adalah untuk
meningkatkan efisiensi sistem pembayaran ritel serta memenuhi prinsip-prinsip manajemen
risiko dalam penyelenggaraan kliring.

C. ALAT PEMBAYARAN DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA


Alat Pembayaran Tunai
Pembayaran tunai adalah pembayaran dengan menggunakan uang kartal, yaitu uang
kertas dan uang logam. Uang adalah produk yang dihasilkan oleh perekonomian itu sendiri.
Semakin maju suatu perekonomian semakin membutuhkan sarana pertukaran yang mampu
melayani perekonomian itu sendiri. Dengan demikian mungkin uang yang ada sekarang ini akan
terus mengalami perubahan baik bentuk maupun fungsinya sesuai perkembangan perekonomian
dan perkembangan peradaban manusia.
a) Pra Barter
Dalam keadaan ini masyarakat belum memerlukan tukar menukar sesamanya. Masyarakat
masih diliputi suasana kekeluargaan dan disebut masyarakat yang bercorak komunalistis. Apa
yang mereka hasilkan, mereka makan sendiri, dengan demikian kegiatan produksi dan konsumsi
masih menjadi satu, artinya mereka yang memproduksi dan merekalah yang mengkonsumsi.
b) Barter
Barter adalah suatu sistem pertukaran yang mana barang atau jasa secara langsung
dipertukarkan untuk barang dan jasa yang lainnya tanpa menggunakan alat perantara
pertukaran,
c) Uang benda
Uang benda adalah barang yang disukai oleh setiap orang dan diterima oleh semua pihak
sebagai alat penukar (generally acepted). Macam-macam barang yang pernah dipakai sebagai
uang benda antara lain: kerang, ternak, batu intan, perhiasan, garam, senjata, tembakau, dan teh.
d) Uang Logam
Uang Logam Uang logam yang dibuat dari emas dan perak telah mulai digunakan sejak
abad ketujuh sebelum Masehi. Logam mulia yang dijadikan mata uang diberi bentuk tertentu dan
diberi tanda atau cap resmi sebagai jaminan kadar dan beratnya dan diberi angka untuk
menentukan nilainya. Nilai bahan uang (emas/perak yang termuat di dalam mata uang) disebut
nilai instrinsik, sedangkan angka yang dicap pada mata uang untuk menyatakan nilainya disebut
nilai nominal.
e) Uang kertas
Uang kertas adalah uang yang terbuat dari kertas dengan gambar dan cap tertentu dan
merupakan alat pembayaran yang sah. Menurut penjelasan UU No. 23 tahun 1999 tentang Bank
Indonesia, yang dimaksud dengan uang kertas adalah uang dalam bentuk lembaran yang terbuat
dari bahan kertas atau bahan lainnya (yang menyerupai kertas).
Pengertian Uang
Uang merupakan bagian yang demikian besar dalam kehidupan kita sehari-hari. Kita
mengejar uang tanpa kenal lelah, meskipun mungkin kita jarang berpikir mengenai apa uang itu
yang sebenarnya, dan bagaimana perannya sebagai pelumas aktivitas perekonomian. Uang
adalah segala sesuatu yang merupakan media pertukaran atau alat pembayaran yang diterima
secara umum. Agar uang dapat diberlakukan sebagai alat tukar dalam perekonomian, uang harus
memenuhi dua syarat sekaligus. Pertama, uang harus dapat memuaskan keinginan orang yang
memilikinya. Syarat ini disebut syarat psikologis. Kedua, syarat yang berkaitan dengan kondisi
fisik dan teknis uang, yang disebut dengan syarat teknis.
Syarat teknis uang meliputi:
 Tahan lama. Tahan lama dalam artian tidak mudah rusak.
 Nilainya relatif stabil. Nilainya relatif stabil dalam artian nilai sekarang sama dengan nilai
yang akan datang.
 Mudah disimpan dan dibawa. Mudah disimpan dan dibawa dalam artian jika melakukan
transaksi dalam jumlah yang besar pemilik uang tidak mengalami kesulitan dalam
pembayaran.
 Dapat diibagi-bagi tanpa mengurangi nilai. Dapat dibagi-bagi dalam artian pada saat
melakukan transaksi sekecil apapun uang mempunyai pecahan dan nilainya tidak berkurang.
 Jumlahnya mencukupi tidak berlebihan. Jumlahnya mencukupi dalam artian jumlah yang
diperlukan dapat mendukung seluruh transaksi yang terjadi.

Fungsi Uang
Fungsi utamanya sebagai alat tukar dan satuan hitung menjadi alat pembayaran, alat
penyimpan kekayaan, dan fungsi lain dalam pendorong kegiatan ekonomi. Secara garis uang
mempunyai dua fungsi, yaitu fungsi asli dan fungsi turunan.
1) Fungsi asli
 Uang berfungsi sebagai alat tukar atau medium of exchange yang dapat mempermudah
pertukaran. Orang yang akan melakukan pertukaran tidak perlu menukarkan dengan
barang, tetapi cukup menggunakan uang sebagai alat tukar. Kesulitan-kesulitan
pertukaran dengan cara barter dapat diatasi dengan pertukaran uang.
 Uang juga berfungsi sebagai satuan hitung (unit of account) karena uang dapat digunakan
untuk menunjukan nilai berbagai macam barang/jasa yang diperjualbelikan, menunjukkan
besarnya kekayaan, dan menghitung besar kecilnya pinjaman. Uang juga dipakai untuk
menentukan harga barang/jasa (alat penunjuk harga). Sebagai alat satuan hitung, uang
berperan untuk memperlancar pertukaran.
 Selain itu, uang berfungsi sebagai alat penyimpan nilai (valuta) karena dapat digunakan
untuk mengalihkan daya beli dari masa sekarang ke masa mendatang. Ketika seorang
penjual saat ini menerima sejumlah uang sebagai pembayaran atas barang dan jasa
yang dijualnya, maka ia dapat menyimpan uang tersebut untuk digunakan membeli
barang dan jasa pada masa mendatang.

2) Fungsi turunan (tambahan)


 Uang sebagai alat pembayaran yang sah
Kebutuhan manusia akan barang dan jasa yang semakin bertambah dan beragam tidak
dapat dipenuhi melalui cara tukar-menukar atau barter. Guna mempermudah dalam
mendapatkan barang dan jasa yang diperlukan, manusia memerlukan alat pembayaran
yang dapat diterima semua orang, yaitu uang.
 Uang sebagai alat pembayaran utang
Uang dapat digunakan untuk mengukur pembayaran pada masa yang akan datang.
 Uang sebagai alat penimbun kekayaan
Sebagian orang biasanya tidak menghabiskan semua uang yang dimilikinya untuk
keperluan konsumsi. Ada sebagian uang yang disisihkan dan ditabung untuk keperluan
pada masa datang.
 Uang sebagai alat pemindah kekayaan
Seseorang yang hendak pindah dari suatu tempat ke tempat lain dapat memindahkan
kekayaannya yang berupa tanah dan bangunan rumah ke dalam bentuk uang dengan
cara menjualnya. Di tempat yang baru dia dapat membeli rumah yang baru dengan
menggunakan uang hasil penjualan rumah yang lama.
 Uang sebagai alat pendorong kegiatan ekonomi
Apabila nilai uang stabil orang lebih bergairah dalam melakukan investasi. Dengan
adanya kegiatan investasi, kegiatan ekonomi akan semakin meningkat.

Alat Pembayaran Non Tunai


Dalam alat pembayaran, selain uang yang masih menjadi alat pembayaran utama yang
berlaku di masyarakat, terdapat pula alat pembayaran non tunai seperti uang elektronik. Sebagai
contoh, telah dikenal alat pembayaran berbasis warkat (kertas) seperti cek dan bilyet giro atau
alat pembayaran menggunakan kartu (APMK), seperti kartu kredit dan kartu ATM/debet.
Sedangkan untuk sistem transfer, telah dilakukan pengembangan sistem transfer dana
secara berkesinambungan oleh Bank Indonesia, sehingga saat ini telah tersedia sistem BI-RTGS dan
sistem Kliring Nasional. Untuk itu, mari kenali alat pembayaran dan sistem transfer yang ada di
Indonesia, untuk mempermudah dalam bertransaksi.
a. Alat Pembayaran Menggunakan Warkat (Paper Based)
1) Alat Pembayaran Cek dan Bilyet Giro (BG)
Cek adalah surat perintah tidak bersyarat untuk membayar sejumlah dana yang tercantum
dalam cek. Penarikan cek dapat dilakukan baik "atas nama" maupun "atas unjuk" dan
merupakan surat berharga yang dapat diperdagangkan (negotiable paper).
Bilyet Giro (BG) adalah surat perintah dari nasabah kepada bank penyimpan dana untuk
memindahbukukan sejumlah dana dari rekening yang bersangkutan kepada rekening
pemegang yang disebutkan namanya.
2) Nota Debet
Dalam peraturan kliring, nota debet adalah warkat atau surat yang digunakan untuk
menagih nasabah bank lain atau bank lain melalui kliring untuk dimasukkan ke rekening nasabah
bank yang menyampaikan warkat tersebut.
Nota debet juga digunakan untuk keperluan transaksi antar kantor baik nota debet dengan
surat maupun nota debet dengan telegram. Nota debet dengan surat atau dengan telegram
disampaikan melalui Kantor Pos.
3) Nota Kredit.
Dalam peraturan kliring, nota kredit adalah warkat atau surat yang digunakan untuk
mengirimkan atau memindahkan dana bukan tunai kepada nasabah bank lain atau kepada
bank lain melalui kliring.
Nota kredit juga digunakan untuk keperluan transaksi antar kantor baik nota kredit dengan
surat maupun nota kredit dengan telegram. Nota kredit dengan surat atau dengan telegram
disampaikan melalui Kantor Pos.

b. Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK)


1) Kartu Kredit
Kredit adalah kepercayaan, mendapat kredit berarti mendapat kepercayaan. dalam
dunia bisnis kredit adalah fasilitas yang disediakan oleh bank dimana seseorang atau badan
usaha meminjam uang untuk membeli produk dan membayarnya kembali dalam jangka waktu
yang ditentukan. Prinsip kartu kredit adalah ” buy now pay later”, artinya pada saat transaksi
kewajiban membayar pemegang kartu ditalangi terlebih dahulu oleh penerbit Kartu Kredit.
2) Kartu ATM dan Kartu Debet
Sistem pembayaran adalah kartu Debet dan Kartu ATM yang transaksinya dilakukan
melalui mesin ATM. Mesin ATM ini merupakan mesin yang dapat melayani kebutuhan nasabah
secara otomatis setiap saat (24 jam) selama tujuh hari dalam seminggu termasuk hari libur.
Lokasi ATM biasanya tersebar di tempat-tempai strategis.

Pengertian Uang Elektronik


Uang elektronik didefinisikan sebagai alat pembayaran dalam bentuk elektronik dimana
nilai uangnya disimpan dalam media elektronik tertentu. Penggunanya harus menyetorkan
uangnya terlebih dahulu kepada penerbit dan disimpan dalam media elektronik sebelum
menggunakannya untuk keperluan bertransaksi. Ketika digunakan, nilai uang elektronik yang
tersimpan dalam media elektronik akan berkurang sebesar nilai transaksi dan setelahnya dapat
mengisi kembali (top-up).
Media elektronik untuk menyimpan nilai uang elektronik dapat berupa chip atau server.
Penggunaan uang elektronik ini sebagai alat pembayaran yang inovatif dan praktis diharapkan
dapat membantu kelancaran pembayaran kegiatan ekonomi yang bersifat massal, cepat dan
mikro, sehingga perkembangannya dapat membantu kelancaran transaksi di jalan tol
Manfaat Uang Elektronik
1) Memberikan kemudahan dan kecepatan dalam melakukan transaksi transaksi pembayaran
tanpa perlu membawa uang tunai.
2) Tidak lagi menerima uang kembalian dalam bentuk barang (seperti permen) akibat
padagang tidak mempunyai uang kembalian bernilai kecil (receh).
3) Sangat applicable untuk transaksi massal yang nilainya kecil namun frekuensinya tinggi,
seperti: transportasi, parkir, tol, fast food, dll.

1. Resiko Uang Elektronik


1) Resiko uang elektronik hilang dan dapat digunakan oleh pihak lain karena pada prinsipnya
uang elektronik sama seperti uang tunai yang apabila hilang tidak dapat diklaim kepada
penerbit.
2) Resiko karena masih kurang pahamnya pengguna dalam menggunakan uang elektronik,
seperti pengguna tidak menyadari uang elektronik yang digunakan ditempelkan 2 (dua) kali
pada reader untuk suatu transaksi yang sama sehingga nilai uang elektronik berkurang lebih
besar dari nilai transaksi.

Berdasarkan jenis dan batas nilainya, Uang Elektronik dibagi menjadi :


1) Uang Elektronik Registered - Merupakan Uang Elektronik yang data identitas pemegangnya
tercatat/terdaftar pada penerbit Uang Elektronik.
2) Uang Elektronik Unregistered - Merupakan Uang Elektronik yang data identitas pemegangnya
tidak tercatat/terdaftar pada penerbit Uang Elektronik.

Anda mungkin juga menyukai