Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN BUKAN BANK

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH


KEWIRAUSAHAAN

DOSEN PENGAMPU :
Dr. NGADIMUN, M.Pd
RAIHANAH SARI, S.Pd., M.Pd

DISUSUN OLEH :
KELAS 6D PGSD
KELOMPOK 4

NAMA NIM
HIKMAH 1810125120044
EGA FAIZA HILALIYAH 1810125120049
MULIANA 1810125120050
SITI NURHALISA 1810125120051
SEPTI NORHAYATI 1810125220065
SITI MUSLEHAH 1810125220093
NOOR MUZDALIFAH 1810125320023
MUHAMMAD BAYANI 1810125310075

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
BANJARMASIN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan
baik. Shalawat serta salam tidak lupa kami haturkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad Saw yang telah membawa kita dari jaman ke gelapan hingga terang
benderang. kami juga berterima kasih kepada Dr. Ngadimun, M.Pd dan Ibu
Raihanah Sari, S.Pd., M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Kewirausahaan.

Makalah ini memberikan penjelasan tentang “Bank dan Lembaga


Keuangan Bukan Bank”. Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam
rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna.

Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang


kurang berkenan. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun
yang membacanya, sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi
penulis sendiri maupun orang yang membacanya.

Banjarmasin, 27 Februari 2021

Penyusun

(Kelompok 4)
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................i

DAFTAR ISI …………………………………………………........……………...ii

BAB I. PENDAHULUAN …………………………………........………………..1

A...................................Latar Belakang ……………………………………….


..............................................................................................………………….1

B..........................................Rumusan Masalah ……………………………….


.......................................................................................………………………1

C................................................Tujuan Penulisan …………………………….


.................................................................................…………………………..2

BAB II. PEMBAHASAN ……………………….......……………………………3

A. Pengertian Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank..............……………3

1. Pengertian Bank ……………………………………………………........3

2. Pengertian Lembaga Keuangan Bukan Bank ……………………………4

D................................ Fungsi- fungsi Bank dan Lembaga Keuangan Bukan …


............................................................................................…………………...5

1. Fungsi-fungsi Bank ……………………………………………………...6

2. Fungsi-fungsi Lembaga Keuangan Bukan Bank ……………………......7

E..........Jenis-jenis bank dan lembaga bukan keuangan bank …………………


..........................................................................................................................8

1. Jenis-jenis Bank ……………....................................................................8

2. Jenis-jenis Lembaag Bukan Bank ………………………………….......12

F......................................................Pengertian Simpanan …………………….


.........................................................................................................................14

G......................Peranan Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank …………


....................................................................................................…………….15

BAB III. PENUTUP..............................................................................................20


A. Kesimpulan.....................................................................................................20

H.................................................................................................................Saran
.........................................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang terdiri dari banyak suku dan budaya. Mulai
dari Sabang sampai Merauke, berbeda-beda tapi tetap satu. Bahkan setiap
daerah memiliki masyarakat yang berbeda-beda pula. banyak faktor yang
membuat mereka yang ditampung dalam satu wadah namun memiliki
berbagai macam perbedaan.
Namun kali ini yang akan dibahas adalah dari segi ekonomi. Faktor ini
yang sangat berpengaruh kepada sebuah negara. Karena apabila suatu negara
lebih banyak orang yang ekonominya ke bawah, maka negara tersebut
dikatakan negara yang terbelakang alias berkembang.
Perbankan merupakan bisa dikatakan induk dari pada kegiatan ekonomi.
Mengapa demikian? Karena perbankan adalah lembaga keuangan yang
berhak mengedarkan uang, yang di mana uang merupakan satu-satunya alat
tukar untuk kegiatan ekonomi.
Modern ini, di Indonesia tak semua kalangan paham apa itu perbankan.
yang kebanyakan mereka tahu bahwa perbankan hanya tempatnya uang.
mereka belum tahu bahwa banyak produk dan jasa yang ada di perbankan
yang sebenarnya bisa digunakan untuk kepentingan ekonomi yang dari
kalangan bawah. karena ketidaktahuan itulah yang menyebabkan orang
enggan untuk berkunjung dan enggan ingin lebih jauh memahami apa itu
perbankan. Maka dari itu, makalah ini akan membahas mengenai bank dan
lembaga keuangan bukan bank.
B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan bank dan lembaga keuangan bukan bank?
b. Apa saja fungsi- fungsi dari bank dan lembaga keuangan bukan?
c. Apa saja jenis-jenis dari bank dan lembaga bukan keuangan bank?
d. Apa yang dimaksud dengan simpanan?
e. Bagaimana peranan bank dan lembaga keuangan bukan bank?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk lebih mengetahui dan memahami tentang pengertian dari bank dan
lembaga keuangan bukan bank.
2. Untuk lebih mengetahui dan memahami tentang fungsi- fungsi dari bank
dan lembaga keuangan bukan.
3. Untuk lebih mengetahui dan memahami tentang jenis-jenis dari bank dan
lembaga bukan keuangan bank.
4. Untuk lebih mengetahui dan memahami tentang pengertian dari
simpanan.
5. Untuk lebih mengetahui dan memahami tentang bagaimana peranan bank
dan lembaga keuangan bukan bank.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank


1. Pengertian Bank
Asal dari kata bank adalah dari bahasa Italia yaitu banca yang berarti
tempat penukaran uang. Secara umum pengertian bank adalah sebuah
lembaga intermediasi keuangan yang umumnya didirikan dengan
kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan
menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai banknote. Menurut
Hamidun (2013) Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya
adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali
dana tersebut kemasyarakat serta memberikan jasa lainnya.
Sedangkan menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992
tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan undang-undang
Nomor 10 tahun 1998 dikutip oleh (Kristianto, 2011) adalah Badan usaha
yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan bentuk-bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak.
Selain itu menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun
1999 adalah sebagai berikut: “Bank adalah Bank Umum dan Bank
Perkreditan Rakyat sebagaimana dimaksud dalam undang-undang tentang
perbankan yang berlaku.”
Menurut Raihanah Sari dan Mahmudah Hasanah (2019:70) bahwa
terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan oleh bank, yaitu sebagai
berikut:
a. Menghimpun dana (Funding)
Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan. Baik itu
dalam bentuk simpanan tabungan, simpanan giro maupun simpanan
deposito.
b. Menyalurkan dana (Landing)
Menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk memberikan
pinjaman (kredit) kepada masyarakat.
c. Memberikan jasa-jasa bank lainnya (Services)
Jasa-jasa yang diberikan bank selain simpanan dan pemberian kredit
antara lain pengiriman uang, penagihan surat-surat berharga, letter off
credit, sfe deposit box, dan jasa lainnya.
2. Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB)
Menurut Raihanah Sari dan Mahmudah Hasanah (2019:77-78)
mengatakan bahwa Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) adalah
lembaga keuangan non bank yang melakukan kegiatan di bidang
keuangan namun tidak boleh menerima dana dari masyarakat dalam
bentuk giro, tabungan dan deposit. Tujuan didirikannya lembaga
keuangan bukan bank adalah untuk mendorong pengembangan pasar uang
dan pasar modal, serta membantu penyediaan modal bagi perusahaan
terutama perusahaan yang mengalami kesulitan dana.
Sedangkan menurut Jamal Wiwoho (2014:91) lembaga keuangan
bukan bank adalah semua badan yang melakukan kegiatan di bidang
keuangan, yang secara langsung atau tidak langsung menghimpun dana
terutama dengna jalan mengeluarkan kertas berharga dan menyalurkan
dalam masyarakat, terutama guna membiayai investasi perusahaan untuk
mendapatkan kemakmuran dan keadlian masyarakat. Lembaga keuangan
bukan bank berkembang sejak tahun 1972 dengan tujuan untuk
mendorong perkembangan pasar modal serta membantu permodalan
perusahaan-perusahaan ekonomi lemah.
Dari pendapat para ahli di atas diperkuat oleh Keputusan Menteri
Keuangan No. Kep. 38/MK/1/1972/ yang menerbitkan bahwa lembaga
keuangan bukan bank ini dapat dilakukan usaha-usaha, yaitu sebagai
berikut:
a. Menghimpun dana dengan jalan mengeluarkan surat sementara
b. Memberi suatu kredit jangka menengah
c. Mengadakan sebuah penyertaan dan yang sifatnya sementara
d. Bertindak sebagai perantara dari perusahaan Indonesia dan badan
hukum peemerintah
e. Bertindak sebagai perantara dalam mendapatkan peserta atau
kampanye
f. Sebagai perantara untuk mendapatkan suatu tenaga ahli dan
memberikan nasihat-nasihat sesuai keahlian
g. Melakukan usaha lain di bidang keuangan.

B. Fungsi-fungsi Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank


1. Fungsi Bank Sebagai Lembaga Keuangan
Fungsi utama bank diatur dalam Pasal 3 Undang-Undang Nomor 10
Tahun 1998 yaitu fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai
penghimpun dan penyalur dana masyarakat. Bahwa bank dapat berfungsi
sebagai penerima kredit, menyalurkan kredit, melakukan pembiayaan,
investasi, menerima deposito, menciptakan uang dan jasa-jasa lainnya
seperti tempat penyimpanan barang berharga. Sedangkan menurut
Raihanah Sari dan Mahmudah Hasanah (2019:70) menjelaskan bahwa
fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan
penyalur dana masyarakat. Dalam menjalankan tugasnya, bank harus
memperhatikan hal-hal berikut:
a. Rentabilitas, yaitu kemampuan bank untuk memperoleh keuntungan.
b. Likuiditas, yaitu kemampuan bank untuk melunasi kewajiban pada saat
jatuh tempo.
c. Solvabilitas, yaitu kemampuan bank untuk memenuhi seluruh
kewajibannya saat bank tersebut bubar (dilikuidasi).
Dalam Joey Allen Fure (2016:118) bahwa dilihat secara umum bank
saat melaksanakan kegiatannya mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut:
a. Sebagai penampung dana masyarakat
Dalam hal ini uang dari masyarakat, bank melaksanakan operasi
perkreditan pasif artinya bank menerima dana dari pihak luar terutama
dari masyarakat. Kepentingan bank dalam operasi perkreditan pasif
adalah dapat memanfaatkan uang simpanan masyarakat sebagai modal
kerja guna memperoleh keuntungan dalam pemberian kredit.
b. Bank sebagai penyalur uang ke masyarakat
Dalam kaitan ini bank melaksanakan operasi kredit aktif. Modal
berasal dari simpanan masyarakat dan atau dari pihak lainnya
disalurkan oleh bank kepada pihak-pihak yang membutuhkan berupa
pemberian kredit. Pada suatu perekonomian yang telah maju, dalam
lalu lintas pembayaran bank mempunyai fungsi:
1) Penyalur, yaitu bank menyalurkan dana yang diterima dan
disalurkan kepada pihak-pihak yang membutuhkan.
2) Penerbit, yaitu bank menerbitkan lalu lintas pembayaran dan
peredaran uang.
3) Pembimbing, yaitu membimbing penerima kredit agar dapat
mempergunakan kredit sesuai dengan tujuannya.
4) Pusat kegiatan, yaitu bank menjadi pusat kegiatan dalam transaksi
pembayaran dan peredaran uang.
c. Bank sebagai lembaga yang memberikan fasilitas dan jasa
Dalam prakteknya, bank memiliki fasilitas atau jasa kepada
masyarakat. Sebagai perantara di dalam transaksi jual beli efek,
melakukan pengiriman uang wesel, menginkaso wesel dan tagihan,
menyediakan tempat menyimpanan barang-barang berharga,
melakukan emisi saham dan obiligasi, sebagai perantara dalam
penetapan asuransi, memberikan garansi, memberikan informasi dan
referensi.
2. Fungsi Lembaga Keuangan Bukan Bank
Ada beberapa fungsi yang dimiliki oleh Lembaga Keuangan Bukan
Bank, antara lain:
a. Menghimpun Dana
Dalam Surat Keputusan Menteri Keuangan No 38 / MK / IV / 1972
bahwa salah satu fungsi dari Lembaga Keuangan Bukan Bank adalah
untuk menghimpun dana. Dana tersebut berasal dari nasabah dan
dikeluarkan dalam bentuk surat-surat berharga. Kemudian, dana itu
akan disalurkan kembali untuk pembiayaan investasi bagi perusahaan
atau perseorangan.
b. Memberikan Kredit
Fungsi selanjutnya dari lembaga yang satu ini adalah dengan
memberikan kredit kepada peminjam untuk pembelian barang seperti
kendaraan atau alat elektronik. Sebelum memberikan kredit, tentunya
lembaga ini akan membuat kontrak kredit yang detail dan jelas. Hal
itu agar peminjam bisa tahu berapa biaya cicilan yang harus
dibayarkan setiap bulan. Dalam mengajukan kredit lembaga ini para
konsumen harus menyiapkan beberapa data yang diperlukan misalnya
riwayat kredit dan sebagainya. Biasanya survei juga tetap dilakukan
oleh pihak lembaga sebelum asuransi suatu pengajuan kredit.
c. Menjadi Perantara
Lembaga Keuangan Bukan Bank juga memiliki fungsi menjadi
perantara bagi perusahaan yang membutuhkan modal dengan pemilik
modal. Peran yang satu ini tentunya akan memudahkan perusahaan
yang ada di Indonesia untuk mendapatkan sumber permodalan berupa
pinjaman dari dalam maupun luar negeri.
d. Mencari Tenaga Ahli
Fungsi selanjutnya adalah untuk mencari tenaga ahli. Lembaga
Keuangan Bukan Bank rupanya juga akan bertindak sebagai perantara
untuk mendapatkan tenaga ahli. Para tenaga ahli tersebut diharapkan
mampu memberikan wawasan baru dalam bidang finansial.
e. Melakukan Usaha di Bidang Keuangan
Lembaga yang satu ini juga memiliki fungsi lain yaitu untuk
melakukan usaha di bidang keuangan. Misalnya saja dengan pendirian
perusahaan penjamin kredit, lembaga penyediaan ekspor, hingga
badan penyelenggara jaminan sosial. Namun, sebelum membentuk
suatu bidang keuangan, harus tetap mendapatkan persetujuan dari
Menteri Keuangan terlebih dahulu.
C. Jenis-jenis Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank
1. Jenis-jenis Bank
Menurut Kasmir (2014:31) bank dibagi dalam beberapa jenis salah
satunya jenis bank jika ditinjau dari segi fungsi dikelompokkan menjadi
tiga jenis, yaitu sebagai berikut:
a. Bank sentral
Bank sentral adalah institusi atau lembaga yang bertanggung jawab
menjaga stabilitas harga dan nilai mata uang negara tersebut. Setiap
negara pasti memiliki bank sentralnya masing-masing. Bank
Indonesia adalah bank sentral yang ada di Indonesia. Bank sentral
memiliki tujuan yaitu untuk menjaga kestabilan nilai mata uang
terhadap barang dan jasa serta menjaga kestabilan nilai mata uang
terhadap mata uang negara lain.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Bank Indonesia selaku bank
sentral negara Indonesia menjalankan tiga tugas utama, yaitu
menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan
menjaga kelancaran sistem pembayaran, menjaga stabilitas sistem
keuangan.
Menurut Raihanah Sari dan Mahmudah Hasanah (2019:71)
mengatakan bahwa tugas bank sentral antara lain, yaitu sebagai
berikut:
1) Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter
2) Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
3) Mengatur dan mengawasi bank
4) Sebagai penyedia dana terakhir bagi bank umum dalam bentuk
Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI)
b. Bank Umum
Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa yang
diberikan adalah umum, dalam artian dapat memberikan seluruh jasa
perbankan yang ada. Begitu pula dengan wilayah operasinya dapat
dilakukan di seluruh wilayah. Bank umum sering disebut bank
komersil.
Menurut Raihanah Sari dan Mahmudah Hasanah (2019:71-72)
bahwa kegiatan usaha bank umum, yaitu sebagai berikut:
1) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa
giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan atau bentuk
lainnya yang dipersamakan dengan itu.
2) Memberikan kredit.
3) Memberikan surat pengakuan utang.
4) Membeli, menjual, atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk
kepentingan dan atas perintah nasabahnya.
5) Kegiatan-kegiatan lain yang lazim dilakukan bank sepanjang tidak
bertentangan dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku.
Terdapat juga kegiatan usaha yang tidak boleh dilakukan oleh bank
umum menurut Raihanah sari dan Mahmudah Hasanah (2019:72),
yaitu sebagai berikut:
1) Melakukan penyertaan modal, kecuali dalam hal tertentu seperti
yang diatur dalam undang-undang.
2) Melakukan usaha perasuransian
3) Melakukan usaha lain seperti yang diatur dalam undang-undang.
c. Bank Perkreditan Rakyat.
Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Prekreditan Rakyat
(BPR) merupakan Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional atau berdasarkan prinsip syariah, namun dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Kegiatan BPR jauh lebih terbatas dibandingkan dengan kegiatan bank
umum. Hal ini karena BPR dilarang menerima simpanan giro,
kegiatan valas, dan perasuransian. Pada umumnya lokasi BPR dekat
dengan tempat masyarakat yang membutuhkan.
d. Bank Syariah
Menurut Raihanah Sari dan Mahmudah Hasanah (2019:73)
mengatakan bahwa bank syariah adalah bank yang mekakukan
kegiatan perbankan berdasarkan prinsip syariah. Bank syarih memiliki
beberapa prinsip dalam mengoperasikan kegiatannya. Terdapat
prinsip-prinsip dari bank syariah, yaitu sebagai berikut:
a. Wadi’ah, perjanjian antara pemilik barang dengan menyimpan
dimana pihak penyimpanan bersedia untuk menyimpan dan
menjaga keselamatan barang yang dititipkan kepadanya.
b. Mudharabah, perjanjian antara pemilik modal dengan pengusaha.
c. Musyarakah, perjanjian kerja sama antara dua pihak atau lebih
pemilik modal membiayai suatu usaha.
d. Murabahah, persetujuan jual beli suatu barang dengan harga
sebesar harga pokok ditambah keuntungan yang disepakati
bersama. Persetujuan terssebut juga meliputi cara pembayaran
sekaligus.
Selain itu juga, terdapat manfaat dari bank syariah, yaitu sebagai
berikut:
a. Saling membantu diantara masyarakat demi kebaikan.
b. Menghindari adanya dana menganggur.
c. Tidak ada unsur riba.
d. Investasi yang dilakukan adalah halal bagi masyarakat.
e. Menggunakan sistem bagi hasil, sehingga jika mendapat
keuntungan banyak maka kewajibannya harus besar, tetapi jika
keuntungannya kecil, maka kewajibannya juga kecil.
Menurut Raihanah Sari dan Mahmudah Hasanah (2019:74)
mengemukakan bahwa dari segi kepemilikannya bank dapat dibagi
menjadi 5, yaitu sebagai berikut:
1) Bank milik pemerintah
Bank milik pemerintah merupakan bank yang akte pendirian
maupun modal seepenuhnya dimiliki pemerintah, sehingga
keuntungan sepenuhnya dimiliki pemerintah pula. Contoh bank milik
pemerintah adalah Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia (BNI),
Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Tabungan Negara (BTN).
2) Bank milik swasta nasional
Bank milik swasta nasional merupakan bank yang seluruh atau
sebagian besar sahamnya dimiliki oleh swasta nasional, sehingga
keuntungannya menjadi milik swasta pula. Contoh bank milik swasta
nasional atara lain Bank Central Asia (BCA), Bank Lippo, Bank
Mega, Bank Danamon, Bank Permata, Bank Mayapada.
3) Bank milik koperasi
Bank milik koperasi merupakan bank yang kepemilikan saham-
sahamnya oleh perusahaan yang berbadan hukum koperasi. Contoh
bank milik koperasi adalah Bank Umum Koperasi Indonesia
(Bukopin).
4) Bank milik swasta asing
Bank milik swasta asing merupakan cabang dari bank yang ada di
luar negeri, atau seluruh sahamnya dimiliki oleh pihak asing (luar
negeri). Contohnya Bank of America.
5) Bank milik campuran
Bank milik campuran adalah bank yang kepemilikannya
bercampur antara pihak asing pihak swasta nasional. Contohnya Bank
Commonwealth.
Menurut Raihanah Sari dan Mahmudah Hasanah (2019: 75)
mengatakan bahwa jenis-jenis bank dilihat dari statusnya dan kegiatan
operasinalnya terbagi atas beberapa jenis, yaitu sebagai berikut:
Bank dilihat dari statusnya
1) Bank Devisa
Bank devisa adalah bank yang dapat melaksanakan transaksi ke
luar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara
keseluruhan. Persyaratan untuk menjadi bank devisa ini ditentukan
oleh Bank Indonesia.
2) Bank Non-Devisa
Bank non devisa adalah bank yang belum mempunyai izin untuk
melakukan kegiatan transaksi layaknya bank devisa. Jadi, bank non-
devisa hanya melakukan kegiatan transaksi hanya dalam batas-batas
wilayah negara yang terbatas.
Bank berdasarkan kegiatan operasionalnya
1) Bank Konvensional
Bank konvensional memperoleh keuntungan dengan cara
menetapkan bunga sebagai harga, baik untuk simpanan tabungan,
giro maupun deposito. Harga yang dibayarkan tergantung besaran
tingkat suku bunga yang berlaku.
2) Bank Syariah
Bank syariah memperoleh keuntungan dengan system bagi hasil,
tidak seperti bank konvesional dengan menggunakan system bunga.
2. Jenis-jenis Lembaga Keuangan Bukan Bank
Dalam Jamal Wiwoho (2014:91) terdapat lembaga keuangan bukan
bank yang ada di Indonesia, yaitu sebagai berikut:
a. Perusahaan Asuransi merupakan perusahaan yang bergerak dalam
usaha pertanggungan. Sedangkan menurut Raihanah Sari dan
Mahmudah Hasanah (2019:78) bahwa asuransi adalah perjanjian
antara dua pihak atau lebih, dengan menerima premi asuransi, untuk
memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian,
kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau
tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan
diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti,
atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas
meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
b. Dana Pensiun merupakan perusahaan yang kegiatannya mengelola
dana pensiun suatu perusahaan pemberi kerja. Sedangkan menurut
Raihanah Sari dan Mahmudah Hasanah (2019:79) bahwa dengan
memberikan progam jasa pensiun para karyawan merasa aman
terutama bagi mereka yang menganggap pada usia pensiun sudah
tidak produktif lagi. Selain itu, menurut Zain dan Akbar (2020:150)
mengatakan bahwa dana pensiun adalah badan hukum yang mengelola
dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun. Dana
pensiun tersebut diperlukan untuk, yaitu sebagai berikut:
1) Menghimpun dan mengelola dana guna memelihara
kesinambungan penghasilan pada hari tua.
2) Sarana penghimpun dana guna meningkatkan kesejahteraan
pesertanya.
3) Meningkatkan motivasi dan keterangan kerja untuk peningkatan
produktivitas.
4) Memberikan daya gunadan hasil guna yang optimal dalam
penyelenggaraan dana pensiun.
c. Koperasi Simpan Pinjam, menghimpun dana dari anggotanya
kemudian menyalurkan kembali dana tersebut kepada para anggota
koperasi dan masyarakat umum.
d. Pasar Modal, merupakan pasar tempat pertemuan dan melakukan
transaksi antara pencari dan dengan para penanam modal, serta
insrumen utama saham dan obligasi.
e. Perusahaan Anjak Piutang, merupakan yang usahanya adalah
mengambil alih pembayaran kredit suatu perusahaan dengan cara
mengambil kredit bermasalah.
f. Perusahaan Modal Ventura, merupakan pembiayan oleh perusahaan-
perusahaan yang usahanya mengandung risiko tinggi.
g. Perusahaan Pegadaian, merupakan lembaga keuangan yang
menyediakan fasilitas pinjaman dengan jaminan tertentu. Sedangkan
menurut Raihanah Sari dan Mahmudah Hasanah (2019:78)
mengatakan bahwa pegadaian memberikan pinjaman dana kepada
masyarakat dengan persyaratan penyerahan barang jaminan.
h. Perusahaan Sewa Guna Usaha, merupakan usaha lebih di tekankan
kepada pembiayaan barang-barang modal yang di inginkan oleh
nasabahnya. Menurut Raihanah Sari dan Mahmudah Hasanah
(2019:79) bahwa pihak leasing dapat membiayai keinginan nasabah
sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati oleh kedua belah pihak.
i. Pasar Uang, merupakan pasar tempat memperoleh dana dan investasi
dana.
D. Pengertian Simpanan
Simpanan menurut KBBI adalah  sesuatu yang disimpan (uang, barang,
dan sebagainya. Sedangkan menurut Raihanah Sari dan Mahmudah Hasanah
(2019:76) mengatakan bahwa simpanan adalah dana yang berasal dari
nasabah dan dititipkan untuk disimpan di bank dengan memperoleh imbalan
balas jasa atas simpanan tersebut berupa bunga bagi bank konvensional dan
bagi hasil bagi bank syariah dengan besaran jumlah tergantung dari masing-
maisng bank.
Bank konvensional maupun bank syariah memiliki bentuk-bentuk
simpanan yang sama, perbedaannya hanya terletak pada system bunga pada
bank konvensional dan system bagi hasil pada bank syariah. Berikut
simpanan di Bank Konvensional dibagi menjadi beberapa macam, yaitu
sebagai berikut:
1. Simpanan Tabungan (Save Deposit)
Simpanan tabungan adalah dana yang berasal dari nasabah dan
disimpan di bank yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat baik
dengan melakukan penarikan langsung dibank melalui teller dengan
menggunakan buku tabungan maupun melalui Anjungan Tunai Mandiri
(ATM).
2. Simpanan giro (Demand Deposit)
Giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat
dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya
atau dengan cara pemindah bukuan. Penarikan menggunakan cek
merupakan surat perintah kepada bank untuk membayar sejumlah uang
seperti yang tertera dalam cek kepada nama yang tertera dalam cek.
Sedangkan menggunakan bilyet giro merupakan surat perintah kepada
bank untuk memindah bukukan sejumlah uang seperti yang tertera dalam
BG kepada nama atau nomor rekening pada tanggal yang diperintahkan
Bilyet Giro tidak dapat ditunaikan karena hanya dapat dilakukan pemindah
bukuan.
3. Simpanan deposito (Time Deposit)
Simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu
tertentu atau jatuh tempo. Jangka waktu penarikan berdasarkan
kesepakatan antara nasabah dengan pihak bank.
Sedangkan simpanan di Bank Syariah (Islam) menurut Raihanah Sari dan
Mahmudah Hasanah (2019:77) dibagi menjadi 3, yaitu sebagai berikut :
1. Rekening Tabungan
Simpanan ini sama dengan simpanan tabungan yang ada pada bank
konvensional, namun perbedaannya terletak pada system bagi hasil yang
diterapkan.
2. Rekening Giro Wadiah
Simpanan yang dijalankan berdasarkan akad wadiah yang telah
disepakati antara nasabah dengan pihak bank.
3. Rekening Deposito
Simpanan dengan sistem bagi hasil yang dihitung dari rata-rata saldo
perbulan, bentuk simpanan ini hanya dapat dilakukan pada jangka waktu
tertentu atau jatuh tempo sesuai kesepakatan antara nasabah dengan pihak
bank syariah.

E. Peranan Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank


Dalam Jamal Wiwoho (2014:93-94) menjelaskan bahwa lembaga
keuangan baik bank maupun lembaga keuangan bukan bank sebagai lembaga
yang melakukan kegiatan-kegiatan di bidang keuangan mempunyai peranan
dalam memberikan distribusi keadilan dalam masyarakat sebagai berikut:
menghimpun dana masyarakat, menyalurkan dana mayarakat, pengalihan aset
(assets transmutation), likuiditas (liquidity), alokasi pendapatan (income
allocation), transaksi atau transaction.
1. Menghimpun dana masyarakat
Lembaga keuangan bank dapat menghimpun dana dari masyarakat
baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Secara langsung
dapat dilakukan dengan simpanan dana dari masyarakat baik berupa
tabungan, giro, deposito dan secara tidak langsung dari masyarakat
misalnya dengan mengeluarkan surat atau kertas berharga, penyertaan
modal, pinjaman atau kredit lembaga keuangana lain. Sedangkan pada
lembaga keuangan bukan bank penghimpunan dana masyarakat hanya
dapat dilakukan secara tidak langsung, terutama melalui kertas atau surat
berharga dan juga dengan melakukan penyertaan, pinjaman atau kredit
dari lembaga lain
2. Menyalurkan dana masyarakat
Lembaga keuangan bank dapat menyalurkan dana kepada masyarakat
untuk mendapatkan distribusi keadilan dengan tujuan memberikan modal
kerja, investasi dan konsumsi baik kepada kepala badan usaha yang biasa
digunakan sebagai sarana untuk mencari keuntungan (firma, persekutuan
komanditer, perseroan terbatas, perusahaan negara, perusahaan daerah,
maupun koperasi) maupun kepada para individu-individu dalam
masyarakat baik jangka pendek, menengah maupun jangka panjang.
Sedangkan peran lembaga keuangan bukan bank dalam menyalurkan dana
kepada masyarakat dalam mendapatkan distribusi keadilan dalam
masyarakat dapat dilakukan dengan menyalurkan dana terutama untuk
tujuan investasi, yang terutama dilakukan oleh badan usaha untuk jangka
menengah dan jangka panjang.
3. Pengalihan Aset (Asset Transfer)
Lembaga keuangan memiliki aset dalam bentuk “janji-janji untuk
membayar” atau dapat diartikan sebagai pinjaman kepada pihak lain
dengan jangka waktu yang diatur sesuai dengan kehutuhan peminjam.
Dana pembiayaan asset tersebut diperoleh dari tabungan masyarakat.
Dengan demikian lembaga keuangan sebenarnya hanyalah mengalihkan
atau memindahkan kewajiban peminjam menjadi suatu aset dengan suatu
jangka waktu jatuh tempo sesuai keinginan penabung. Proses pengalihan
kewajiban menjadi suatu aset disebut transmutasi kekayaan atau asset
transimutation.
4. Likuiditas (liquidity)
Likuiditas berkaitan dengan kemampuan untuk memperoleh uang
tunai pada saat dibutuhkan. Beberapa sekuritas sekunder dibeli sektor
usaha dan rumah tangga terutama dimaksudkan untuk tujuan likuiditas.
Sekuritas sekunder seperti tabungan, deposito, sertifikat deposito yang
diterbitkan bank umum memberikan tingkat keamanan dan likuiditas yang
tinggi, di samping tambahan pendapatan.
5. Realokasi Pendapatan (income reallocation)
Dalam kenyataannya di masyarakat banyak individu memiliki
penghasilan yang memadai dan menyadari bahwa di masa datang mereka
akan pensiun sehingga pendapatannya jelas akan berkurang. Untuk
menghadapi masa yang akan datang tersebut mereka menyisihkan atau
mengalokasikan pendapatannya untuk persiapan di masa yang akan
datang. Untuk melakukan hal tersebut pada prinsipnya mereka dapat saja
membeli atau menyimpan barang rnisalnya: tanah, rumah dan sebagainya,
namun pemilikan sekuritas sekunder yang dikeluarkan lembaga keuangan,
misalnya program tabungan, deposito, program pensiun, polis asuransi
atau saham-saham adalah jauh lebih baik jika dibandingkan dengan
alternatif pertama.
6. Transaksi (transaction)
Sekuritas sekunder yang diterbitkan oleh lembaga intermediasi
keuangan misalnya rekening giro, tabungan, (deposito dan sebagainya,
merupakan bagian dan sistem pembayaran. Giro atau rekening tabungan
tertentu yang ditawarkan bank pada prinsipnya dapat berfungsi sebagai
dana. Produk-produk tabungan tersebut dibeli oleh rumah tangga dan unit
usaha untuk mempermudah mereka melakukan penukaran barang dan jasa.
Dalam hal tertentu, unit ekonomi membeli sekuritas sekunder (misalnya
giro) untuk mempermudah penyelesaian transaksi keuangannya sehari-
hari.
Dengan demikian lembaga keuangan berperan sebagai lembaga perantara
keuangan yang menyediakan jasa-jasa untuk mempermudah transaksi
moneter. Disamping itu peran lembaga keuangan baik bank maupun lembaga
keuangan bukan bank yang sangat penting dalam memberikan distribusi
keadilan kepada masyarakat, antara lain :
a. Berkaitan dengan peranan lembaga keuangan dalam mekamisme
pembayaran antar pelaku ekonomi sebagai akibat transaksi yang mereka
lakukan (transmission role). Misalnya: Lembaga keuangan (dalam hal ini
Bank Sentral) mencetak uang rupiah sebagai alat pembayaran yang sah
dimaksudkan untuk memudahkan transaksi diantara masyarakat dan dalam
perekonomian makro, serta lembaga keuangan (dalam hal ini bank umum)
menerbitkan cek dimaksudkan untuk memudahkan transaksi yang
dilakukan nasabahnya.
b. Berkaitan dengan pemberian fasilitas mengenai aliran dana dari pihak
yang kelebihan dana ke pihak yang membutuhkan dana (intermedition
role). Misalnya: lembaga keuangan dapat sebagai broker, pialang atau
dealer dalam berbagai aktiva yang berperan untuk meningkatkan efisiensi
diantara kedua pihak dan dalam lembaga keuangan membantu
menyalurkan dana dari sektor rumah tangga.
c. Berkaitan dengan peranan lembaga keuangan dalam mengurangi
kemungkinan resiko yang ditanggung pemilik dana penabung. (Fabozzi,
Modiglina dan Ferry, 2003: 29)
Lembaga keuangan baik bank maupun bukan bank dalam sistem keuangan
negara memiliki peran pokok, yaitu :
a. Peran tabungan (savings function)
Sistem keuangan menyediakan suatu mekanisme dan instrumen
tabungan, misalnya: obligasi, saham dan instrumen lain yang diperjual
belikan di pasar uang dan pasar modal yang dapat memberikan pendapatan
bagi pemiliknya. Dana dari kepemilikan instrumen-instrumen tersebut
pada akhirnya dapat dipergunakan kembali untuk melakukan investasi
dalam produksi barang dan jasa yang pada akhirnya dapat memacu
kegiatan perekonomian lebih baik lagi.
b. Peran kekayaan (wealth function)
Suatu sistem keuangan menyediakan instrumen keuangan yang dapat
menyimpan dana yang berlebih dari masyarakat dalam bentuk obligasi,
saham, surat utang negara, dan instrumen lain, dimana nilai instrumen-
instrumen ini tidak akan berkurang malah akan memberikan pendapatan
yang tidak sedikit bagi pemiliknya. Bandingkan apabila uang yang
dimiliki dipergunakan untuk membeli barang bergerak sebagai pilihan
dalam menyimpan harta, nilai barang bergerak l tersebut akan berkurang
dari waktu ke waktu akibat mengalami penyusutan.
c. Peran likuiditas (liquidity function)
Kekayaan yang disimpan dalam bentuk instrumen keuangan dapat
dikonversi menjadi kas atau uang tunai dengan cepat dan resiko yang
kecil, apabila sang pemilik instrumen membutuhkan uang tunai. Uang
yang disimpan di bank dapat mengalami penurunan nilai akibat terjadinya
inflasi, dan juga hasil yang diberikan dari tabungan dana di bank relatif
kecil bila dibandingkan dengan instrumen keuangan di pasar-pasar
keuangan.
d. Peran Kredit (credit function)
Pasar keuangan disamping menyediakan likuiditas dan memfasilitasi
arus dana tabungan, juga menyediakan fasilitas kredit untuk membiayai
kebutuhan konsumsi dan investasi. Konsumen membutuhkan kredit untuk
membeli barang-barang, misalnya rumah dan mobil. Sedangkan sektor
usaha membutuhkan kredit untuk membiayai produksi dan investasi yang
dilakukan.
e. Pembayaran (payment function)
Sistem keuangan juga menyediakan instrumen untuk melakukan
mekanisme pembayaran atas transaksi barang dan jasa. Instrumen yang
biasa digunakan antara lain: cek, giro, kartu kredit dan kartu debit. Jasa-
jasa yang ditawarkan oleh pihak bank dewasa ini sangat bervariasi dalam
hal jasa pembayaran, misalnya: kliring, transfer elektronik, phone banking,
dan banyak lagi. Mekanisme pembayaran atau transfer secara on line
menjadi suatu trend baru yang dilakukan oleh pihak perbankan, dan juga
dapat menjadi suatu alternatif bagi perbankan dalam memperoleh
pendapatan dan meningkatkan fee base income mereka. (Jamal Wiwoho,
2011:35)
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan yang umumnya
didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan
uang, dan menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai banknote.
Sedangkan Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) adalah lembaga
keuangan non bank yang melakukan kegiatan di bidang keuangan namun
tidak boleh menerima dana dari masyarakat dalam bentuk giro, tabungan dan
deposit.
Bank jika ditinjau dari fungsinya terdiri atas beberapa jenis, diantaranya
yaitu Bank Sentral, Bank Umum, Bank Pengkreditan Rakyat, serta Bank
Syariah. Jenis-jenis Lembaga Keuangan Bukan Bank terdiri atas Perusahaan
Asuransi, Dana Pensiun, Koperasi Simpan Pinjam, Pasar Modal, Perusahaan
Anjak Piutang, Perusahaan Modal Ventura, Perusahaan Pegadaian,
Perusahaan Sewa Guna Usaha, dan Pasar Uang.
Simpanan adalah dana yang berasal dari nasabah dan dititipkan untuk
disimpan di bank dengan memperoleh imbalan balas jasa atas simpanan
tersebut berupa bunga bagi bank konvensional dan bagi hasil bagi bank
syariah dengan besaran jumlah tergantung dari masing-maisng bank.
Lembaga keuangan baik bank maupun lembaga keuangan bukan bank
mempunyai peranan dalam memberikan distribusi keadilan dalam masyarakat
sebagai berikut: menghimpun dana masyarakat, menyalurkan dana
mayarakat, pengalihan aset (assets transmutation), likuiditas (liquidity),
alokasi pendapatan (income allocation), transaksi atau transaction.
B. Saran
Demikianlah makalah ini kami buat, tentunya masih banyak kekurangan
dan kesalahan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
memabangun bagi para pembacanya seabgai kesempurnaan makalah ini. Dan
semoga makalah ini bisa menjadi acuan untuk meningkatkan makalah-
makalah selanjutnya dan bermanfaat bagi para pembaca dan terkhusus buat
kami. Amin.
DAFTAR PUSTAKA

Zain, I dan Akbar, Y. R. 2020. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.


Yogyakarta: Deepublish.

Hamidu. 2013. Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Pertumbuhan Laba pada


Perbankan di BEI.

Fabozzi, F. J., Franco, M., dan Michael, G. F. 2003. Foundations of Financial


Markets and Institutions. New Jersey: Printice Hill Inc.

Fure, J. A. 2016. Fungsi Bank Sebagai Lembaga Keuangan di Indonesia Menurut


Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan. Lex Crimen.
5(4):116-122.

Kasmir. 2014. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: Raja Grafindo.

Kristianto. 2011. Psikologi Pemasaran, Buku Seru: Yogjakarta.

Sari, R dan Hassanah, M. 2019. Pendidikan Kewirausahaan, Yogyakarta: K-


Media.

Wiwoho, J. 2011. Hukum Perbankan Indonesia. Surakarta: UNS Press

Wiwoho, J. 2014. Peran Lembaga Keuangan Bank dan Lembaga Keuangan


Bukan Bank dalam Memberikan Distribusi Keadilan Bagi Masyarakat.
MMH. 43(1):87-97.

Undang-undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia.


https://glints.com/id/lowongan/lembaga-keuangan-bukan-bank/#.YDdJomR8qPU
diakses pada 25 Februari 2021 pukul 12.05 WITA.

Anda mungkin juga menyukai