Daftar Isi.................................................................................................................................i
Pengertian Bank....................................................................................................................1
Pengertian Perbankan..........................................................................................................1
Sejarah Perbankan Di Indonesia.........................................................................................3
A. Keadaan pada masa Kolonial.............................................................................................3
B. Keadaan Perbankan pada masa Kemerdekaan...................................................................5
Perkembangan Perbankan Di Daerah Republik...............................................................5
a)Bank Negara Indonesia (BNI)..............................................................................................5
b)Bank Rakyat Indonesia (BRI)..............................................................................................5
Daftar Pustaka
i
HUKUM PERBANKAN
1. Pengertian Bank
Pengertian bank pada awal di kenalnya adalah meja tempat menukar uang.
Lalu pengertian berkembang penyimpan uang dan seterusnya. Pengertian ini
tidaklah salah, karena pengertian pada saat itu sesuai dengan kegiatan bank pada
saat itu. Namun semakin modernnya perkembangnya dunia perbankan, maka
pengertian bank pun berubah pula.
2. Pengertian Perbankan
1
1967. Pengertian bank ini berbeda dengan yang diberikan UU Perbankan No. 7
Tahun 1992 sebagaimana yang telah diubah dengan UU No. 10 Tahun 1998 pada
Pasal 1 angka (2). Di sana bank diartikan badan Usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam
bentuk kredit dan/atau bentuk. bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf
hidup rakyat banyak Berdasarkan pengertian otentik di atas, maka bank adalah :
Sebagai badan usaha, maka bank akan selalu berusaha untuk mencari
keuntungan yang sebesar-besamya, yang merupakan salah satu ciri dari perusahaan.
Sebaliknya kalau sebagai lembaga keuangan, maka kewajiban utama bank untuk
menjaga kestabilan nilai uang, mendorong kegiatan ekonomi dan perluasan
kesempatan kerja. Karena itu dalam pengertian “bank” di sini tidak termasuk Bank
Indonesia. Bank Indonesia bukanlah suatu badan usaha yang berusaha mencari laba,
walaupun melakukan usaha yang bersifat komersial pula. Dengan demikian definisi
bank yang dikutip di atas pada dasarnya tidak berbeda satu sama lain. Kalaupun ada
perbedaan hanya nampak pada tugas atau usaha bank. Oleh sebab itu, ada yang
mendetinisikanbank sebagai ”suatu badan yang tugas utamanya menghimpun uang
2
dan' pihak ketiga”. Sedangkan definisi lain mengatakan, bank adalah ”suatu badan
yang tugas utamanya sebagai perantara untuk menyalurkan penawaran dan
permintaan kredit pada waktu yang di tentukan "
Penulis lain mendefinisikan bank adalah ”suatu badan yang usa-ha utamanya
menciptakan kredit”. Prof. G.M. Verryn Stuart dalam bukunya Bank politik
mengatakan, “bank adalah suatu badan yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan
kredit, baik dengan alat-alat pembayarannya sendiri atau dengan uang yang
diperolehnya dari orang lain, maupun dengan jalan memperedarkan alat-alat
penukar baru berupa uang giral.” Sedangkan A. Abdurrachman dalam Ensiklopedia
Ekonomi Keuangan dan Perdagangan menjelaskan bahwa,”Bank adalah suatu jenis
lembaga keuangan yang melaksanakan berbagai macam jasa, seperti memberikan
pinjaman, mengedarkan mata uang, pengawasan terhadap mata uang, bertindak
sebagai tempat penyimpanan benda-benda berharga, membiayai usaha perusahan-
perusahaaa dan lain-lain ”.
Di Indonesia (pada waktu itu Nederland Indie) terdapat tiga buah bank, di
dalamnya pemerintah mempunyai peranan tertentu. Ketiga bank tersebut adalah :
a. De Javanesche Bank N.V., didirikan tanggal 10 Oktober 1827, kemudian
dinasionalisir oleh Pemerintah RI pada tanggal 6 Desember 1951 dan
akhirnya menjadi Bank Sentral di Indonesia berdasarkan UU No. 13 tahun
1968.
b. De Aglemene Volkscredietbank, didirikan tahun 1934 di Batavia (Jakarta).
Kemudian kegiatan bank ini dilanjutkan oleh lembaga kredit Jepang (pada
masa pendudukan Jepang) dengan nama Syomin Ginko dan sekarang
menjadi Bank Rakyat Indonesia.
c. De Postpaarbank, didirikan tahun 1898, yang selanjutnya dengan UU No. 9
Drt. Tahun 1950 diganti dengan nama Bank Tabungan Pos dan terakhir
dengan UU No. 20 tahun 1968 menjadi Bank Tabungan Negara.
3
Di samping ketiga bank di atas, terdapat pula bank-bank lainnya yang tidak
mendapat campur tangan pemerintah. Bank-bank tersebut ada yang bermodal
nasional, Belanda, Inggris, Jepang, dan Cina. Diantara Bank dimaksud adalah
sebagai berikut :
4
Republik yang dikuasai, oleh RI dan daerah federal yang merupakan daerah wilayah
RI yang diduduki Belanda. Masing-masing daerah mengalami perkembangan.
Pada masa itu ada dua bank pemerintah, yakni Bank Negara Indonesia (BNI) dan
Bank Rakyat Indonesia (BRI).
5
Bank-bank yang bermunculan di daerah federal ini adalah bank-bank
nasional swasta yang pada umumnya merupakan bank umum dan bergerak di
bidang perdagangan. Bank-bank tersebut adalah :
a. N.V. Bank Sulawesi di Manado, didirikan pada tanggal 8 Februasi 1946.
b. N.V. Bank Perniagaan Indonesia, didirikan pada tanggal 11 Maret 1948.
c. Bank Timur N.V. di Semarang, didirikan pada tanggal 20 September 1949
yang kemudian diganti namanya menjadi PT Bank Gemari dan kemudian
melakukan merger dengan Bank Sentral Asia (BCA).
d. Bank Dadang Indonesia N.V. di Banjarmasin, didirikan pada tanggal 12
Oktober 1949.
e. Kalimantan Trading Corporation N.V. di Samarinda, didirikan pada tanggal
18 Februari 1950, yang kemudian merger dengan Bank Pasific.
6
diketahui, UU Perbankan 1967 disusun pada situasi dan kondisi perekonomian yang
jauh berbeda dengan situasi dan kondisi saat ini, Perkembangan perekonomian
nasional maupun intemasional yang senantiasa bergerak cepat disertai tantangan
yang semakin luas perlu selalu dapat diikuti secara tanggap oleh perbankan nasional
dalam menjalankan fungsi dan tanggung jawab, sehingga perbankan nasional perlu :
1. Ditata dalam struktur kelembagaan yang lebih luas, dengan landasan yang
lebih luas, dan lebih jelas ruang geraknya.
2. Diberikan kesempatan untuk memperluas jangkauan pelayanannya di
segala penjuru tanah air, baik pelayanan sebagai perbankan umum yang
menjangkau semua lapisan masyarakat maupun perbankan perkreditan
rakyat yang pelayanannya diperuntukan bagi golongan ekonomi lemah
atau pengusaha kecil.
3. Diperkuat dengan landasan hukum yang dibutuhkan bagi
terselenggaranya pembinaan dan pengawasan yang mendukung
peningkatan kemampuan perbankan dalam menjalankan fungsinya secara
sehat, wajar dan efisien, sekaligus memungkinkan perbankan Indonesia
melakukan penyesuaian yang diperlukan sejalan dengan
perkembangannya norma-norma perbankan internasional.
7
dana penyangga simpanan, yang pada akhirnya akan memulihkan kepercayaan
masyarakat domestik maupun internasional terhadap sistem perbankan nasional.
8
- Undang-undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil.
- Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggung-an. Atas
Tanah Beserta Benda-benda Yang Berkaitan dengan Tanah.
9
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan menyatakan bahwa
bank wajib merahasiakan informasi mengenai nasabah penyimpan dan
simpanannya.
10
principle ), prinsip kerahasiaan ( secrecy principle), dan prinsip mengenal nasabah
( know how costumer principle )
Prinsip kepercayaan adalah suatu asas yang melandasi hubungan antara bank
dan nasabah bank. Bank berusaha dari dana masyarakat yang disimpan
berdasarkan kepercayaan, sehingga setiap bank perlu menjaga kesehatan
banknya dengan tetap memelihara dan mempertahankan kepercayaan
masyarakat. Prinsip kepercayaan diatur dalam Pasal 29 ayat (4) UU No 10
Tahun 1998.
11
kepentingan pengadilan perkara pidana, dalam perkara perdata antara bank
dengan nasabah, dan dalam rangka tukar menukar informasi antar bank.
Prinsip mengenal nasabah adalah prinsip yang diterapkan oleh bank untuk
mengenal dan mengetahui identitas nasabah, memantau kegiatan transaksi
nasabah termasuk melaporkan setiap transaksi yang mencurigakan. Prinsip
mengenal nasabah nasabah diatur dalam Peraturan Bank Indonesia No.3/1
0/PBI/2001 tentang Penerapan Prinsip Mengenal nasabah. Tujuan yang hendak
dicapai dalam penerapan prinsip mengenal nasabah adalah meningkatkan peran
lembaga keuangan dengan berbagai kebijakan dalam menunjang praktik
lembaga keuangan, menghindari berbagai kemungkinan lembaga keuangan
dijadikan ajang tindak kejahatan dan aktivitas illegal yang dilakukan nasabah,
dan melindungi nama baik dan reputasi lembaga keuangan.
a. Bank Umum
Yakni bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional
dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang di dalam kegiatannya memberikan
jasa dalam lalu-lintas pembayaran. Bank Umum ini dapat mengkhususkan diri
untuk melaksanakan kegiatan tertentu atau memberikan perhatian yang lebih
besar kepada kegiatan tertentu. Pengkhususan diri untuk melaksanakan kegiatan
tertentu tersebut antara lain :
1. Kegiatan pembiayaan jangka panjang
2. Kegiatan pembiayaan mengembangkan keperasi
3. Kegiatan pembiayaan pengembangan pengusaha golongan ekonomi
lemah/ pengusaha kecil
12
4. Kegiatan pembiayaan pengembangan ekspor non migas
5. Kegiatan pembiayaan pengembangan pembangunan perumahan
13
UU No. 10 Tahun 1998 ini adalah bahwa prinsip syariah merupakan suatu prinsip
dalam menjalankan usaha bank. Jadi sifatnya bukan merupakan jenis kelembagaan
melainkan cara menjalankan kegiatan usaha bank sejalan dengan itu, istilah Bank
Syariah tidak djdefinisikan sebagai jenis bank tersendiri, sehingga jenis bank di
Indonasia tetap hanya dua, yakni : Bank Umum (BU) dan Bank Perkreditan
Rakyat (BPR).
Adapun dari segi kegiatan usahanya, Bank Umum dan BPR tersebut dapat
menjalankan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah
(menjadi Bank Umum Syariah dan BPR Syariah). Mengenaj hal ini dapat dijelaskan
perbedaan antara kedua kegiatan usaha perbankan dalam Dual Banking System
tersebut seperti tanpak pada gambar berikut :
14
mengubah cabang yang telah ada menjadi kantor cabang yang melaksanakan
kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah. Dengan demikian dalam hal suatu bank
menjalankan kegiatan usahanya baik secara konvensional maupun berdasarkan
prinsip syariah, maka bank yang bersangkutan harus menatausahakan
pembukuannya secara terpisah mengingat perbedaan prinsip yang digunakan antara
Bank Syariah dengan bank konvensional sebagaimana tersebut di atas.
Pada tabel di atas dapat kita ketahui bahwa paling tidak ada 7 (tujuh)
perbedaan antara sistem perbankan syariah dengan sistem perbankan konvensional
15
ialah ”konsep halal”. Konsep halal adalah konsep yang paling utama dalam
investasi yang dilaksanakan perbankan syariah, yang menjadi pembeda utama
antara kedua sistem bank tersebut. Hal ini disebabkan adanya sifat termsendental
dari setiap transaksi dalam setiap aktivitas muamalah dalam hukum Islam.
Mengenai prinsip bagi hasil yang menjadi pembeda di samping prinsip jual beli dan
sewa-menyewa dari sistem bunga yang digubakan oleh Bank Konvensional,
mempunyai perbedaan khusus dengan sistem bunga tersebut. Hal ini dapat kita lihat
seperti tabel di bawah ini.
16
Daftar Pustaka