Anda di halaman 1dari 50

PASAR UANG SYARIAH

Oleh :
Chairul Lutfi, S.HI., SH
Praktisi Hukum Ekonomi Syariah / Staf Ahli Dewan Perwakilan Daerah Republik
Indonesia (DPD RI)

Pendahuluan
Pemicu utama kebangkrutan yang dialami oleh bank, baik yang besar
maupun yang kecil, pada dasarnya bukanlah karena kerugian yang dideritanya,
melainkan karena lebih kepada ketidakmampuan bank tersebut untuk memenuhi
1
likuiditasnya. Untuk mengatasi hal tersebut, Pasar uang (money market) adalah
dimana di dalamnya diperdagangkan surat-surat berharga jangka pendek.
Pasar uang (maney market) adalah pasar yang terdiri dari lembaga
lembaga keuangan dan pedagang pedagang uang dan kredit jangka pendek yang
mempunyai uang yang akan dipinjamkan atau ingin meminjam uang; pertemuan
antara permintaan dan penawaran dana jangka pendek (Kamaruddin, 2007).
Pengertian jangka pendek secara konvensional ditafsirkan dalam kurun waktu satu
tahun atau kurang dari satu tahun (Sunariyah,2003:11). Wujud pasar finansial
berupa institusi dimana individu atau unit organisasi yang surplus finansialnya
atau dana jangka pendeknya beriteraksi dengan para debitur yang memerlukan
atau kekurangan dana yang sifatnya juga jangka pendek. Dewasa ini, pertemuan
antara kreditor dengan debitor jangka pendek dapat berlangsung dalam suatu
sistem yang super canggih. Unit perusahaan yang mensuplai dana jangka pendek
pada pasar finansial biasanya bank komersial atau institusi non keuangan yang
2
mempunyai kelebihan dana.
Pasar uang syariah juga mempunyai fungsi yang sama dengan pasar
uang kovensional namun dalam operasionalnya pasar finansial syariah tersebut
dijalankan berdasarkan syariah. Ada beberapa prinsip dasar yang tidak bisa
ditinggalkan dalam kita merancang bangun pasar finansial syariah.

1
Muhammad, Manajemen Bank Syariah, UUP AMP YKPN,Yogyakarta, 2002.h.3112.

1
2
Hafasnudin, Rancang Bangun Pasar Finansial Syariah, Jurnal Telaah & Riset
Akuntansi Vol. 1, No. 2. Juli 2008 Hlm.156

2
A. Pengertian Pasar Uang
1. Pasar Uang Konvensional
Pasar uang (bahasa Inggris: money market) merupakan pertemuan
demand dan supply dana jangka pendek. Dalam pasar uang, valuta
asing diperlukan untuk membayar kegiatan ekspor impor, hutang luar
negeri. Pasar uang adalah sebuah pasar untuk pemberian pinjaman-pinjaman
jangka pendek (kurang dari satu tahun). Pasar uang digunakan oleh perusahaan-
perusahaan untuk membeli dan mengirimkan barang-barang persediaan
(inventory), dan oleh perusahaan-perusahaan yang membantu membiayai jual-beli
secara kredit untuk membiayai kredit konsumen, oleh bank-bank untuk
membiayai kekurangan-kekurangan cadangan sementara dan oleh pemerintah-
pemerintah untuk menembatani jurang antara penerimaan-penerimaan pajak dan
pembelanjaan-pembelanjaan. Pasar uang bukanlah sebuah tempat (seperti saham)
3
tetapi suatu kegiatan.
Kebutuhan akan adanya pasar uang dilatar belakangi adanya kebutuhan
pengusaha untuk mendapatkan sejumlah dana dalam jangka pendek atau sifatnya
harus segera dipenuhi. Pasar uang bersama pasar modal sering kali diartikan
sama, padahal kedua jenis pasar tersebut memiliki karakteristik yang berbeda.
Pasar uang adalah :
1. pasar yang menyediakan sarana peng alokasian dan pinjaman dana jangka
pendek, karena itu pasar uang merupakan pasar likuiditas primer.
2. Transaksi dalam pasar uang dilakukan dengan menggunakan sarana
telekomunikasi. Sehingga pasar uang ini sering pula disebut dengan pasar
abstrak karena pelaksanaan transaksi tidak dilakukan di tempat tertentu
sebagaimana halnya dengan bursa efek pada pasar modal.
3. Berkaitan dengan itu pasar uang merupakan pasar yang tidak terorganisasi
4
(unorganized market)
Pasar uang (money market) adalah pasar di mana di dalamnya

3
Dudley G. Lucket, edisi ke 2, Uang dan Perbankan, (Jakarta: Erlangga, 1981), hlm.
158-160
4
N. Gregory makroekonomi. Ed.6, (Jakarta: erlangga, 2006), hlm. 291
Mankiw,
5
diperdagangkan surat-surat berharga jangka pendek. Pasar uang (money market)
merupakan pasar yang menyediakan sarana pengalokasian dan pinjaman dana
jangka pendek. Jangka waktu surat berharga yang diperjualbelikan biasanya
kurang dari satu tahun. Karena itu pasar uang merupakan pasar likuiditas primer.
Pelaku utama dalam pasar uang:
1. Lembaga-lembaga keuangan, misalnya: bank, dana pensiun dan
perusahaan asuransi.
2. Perusahaan-perusahaan besar, misalnya: perusahaan yang sudah go
public menerbitkan commercial paper.
3. Lembaga-lembaga pemerintah, misalnya: Bank Indonesia menerbitkan
Sertifikat Bank Indonesia (SBI).
4. Individu-individu, misalnya: rumah tangga membeli Sertifikat Bank
6
Indonesia.
Pasar uang pada prinsipnya merupakan sarana alternatif bagi lembaga-
lembaga keuangan, perusahaan-perusahaan non keuangan, dan peserta-peserta
lainnya baik dalam memenuhi kebutuhan dana jangka pendeknya maupun dalam
rangka melakukan penempatan dana atas kelebihan likuiditasnya. Pasar uang
secara tidak langsung juga sebagai sarana pengendali moneter yang dilakukan
oleh penguasa moneter dalam melaksanakan operasi pasar terbuka. Pelaksanaan
operasi pasar terbuka di Indonesia dilakukan oleh Bank Indonesia yaitu dengan
menggunakan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Surat Berharga Pasar Uang
(SBPU). SBI sebagai piranti operasi pasar terbuka digunakan untuk tujuan
kontraksi moneter yaitu untuk mengurangi jumlah uang yang beredar di
masyarakat. Sedangkan SBPU berfungsi sebagai piranti ekspansi moneter yaitu
menambah jumlah uang yang beredar. Dalam sistem perekonomian pasar uang
juga dibutuhkan karena banyaknya perusahaan serta individu yang mengalami
arus kas yang tidak sesuai antara inflows dan outflows. Oleh karena itu pasar uang
juga berfungsi untuk menjembatani adanya kesenjangan antara penerimaan dan

5
Zainul Arifin,Drs.MBA., Dasar-Dasar Manajeman Bank Syariah, Pustaka Alvabet.III,
Jakarta,2005, h.169.
6
Amanita Novi Yushita, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Handout Jurusan
Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta, hlm. 182
pengeluaran dana. Bagi para investor, pasar uang terutama untuk mencari
keamanan dan likuiditas di samping peluang untuk memperoleh pendapatan
7
bunga.

2. Pasar Uang Syariah


Pasar uang adalah tambahan kunci dari sistem perbankan, pasar uang
adalah di mana media dan instrumen jangka pendek yang diperdagangkan adalah
berbeda dari utang dan pasar modal, yang berkaitan investasi jangka panjang.
Bank tergantung pada pasar uang untuk mengelola likuiditas mereka. Sementara
manajemen likuiditas bukan satu-satunya penggunaan pasar uang untuk bank, itu
adalah yang paling penting (Onal, 2013). Pasar uang sekuritas didominasi, dengan
pengecualian dari Amerika Serikat, dana sedang disalurkan melalui penggunaan
surat berharga jangka pendek seperti treasury bills dan surat berharga, sebagian
besar pasar uang, termasuk Malaysia yang didominasi perbankan (Bacha, 2008).
Pasar uang memiliki keterkaitan dengan kedua pasar modal dan perbankan; telah
menjadi jalan yang ideal bagi bank sentral untuk melakukan operasi moneter.
Sebagai hasil dari hubungan ini, setiap perubahan dalam kebijakan moneter dari
sebuah perusahaan akan selalu merasa di pasar uang. Ini adalah tingkat pendek
bunga / yield, yang berasal dari perdagangan pasar uang yang pertama merespon
implementasi kebijakan bank sentral. Sebuah pasar antar bank yang berfungsi
dengan baik akan memberikan alokasi yang diinginkan dari cadangan bank dalam
8
sistem perbankan di tingkat diputuskan oleh bank sentral (Onal, 2013).
Peningkatan jumlah instrumen pasar uang di pasar uang syariah
meningkat eksposur bank Islam untuk berbagai risiko seperti likuiditas, dan risiko
kredit (Ridzwan et al., 2006). Pasar uang Islam adalah bagian integral dari fungsi
sistem perbankan Islam, pertama, dalam memberikan lembaga keuangan syariah
dengan fasilitas pendanaan dan menyesuaikan portofolio dalam jangka pendek,

7
Amanita Novi Yushita, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Handout Jurusan
Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta, hlm. 182-183
8
Muhammad M Maaji, dkk., Performance of Asset and Commodity-Based Securities
in Malaysias Islamic Inter-Bank Money Market, Journal of Islamic Banking and Finance
December 2014, Vol. 2, No. 2, pp. 01-13, hlm. 3
dan kedua, melayani sebagai saluran untuk transmisi kebijakan moneter .
Instrumen keuangan dan investasi antar bank akan memungkinkan bank surplus
untuk menyalurkan dana ke bank defisit, dengan demikian mempertahankan
mekanisme pendanaan dan likuiditas yang diperlukan untuk mempromosikan
9
stabilitas sistem (IIMM, 2014).
Pasar Uang Antarbank Berdasarkan Prinsip Syariah (PUAS) merupakan
kegiatan transaksi keuangan jangka pendek antarbank berdasarkan prinsip syariah
baik dalam rupiah maupun valuta asing. Peserta PUAS terdiri dari Bank Syariah,
UUS, dan Bank Konvensional. Bank Syariah dan UUS dapat melakukan
penempatan dan dan atau penerimaan dana dengan menggunakan instrumen
PUAS yang ditetapkan oleh BI. Bank konvensional hanya dapat melakukan
penempatan dana ke dalam instrumen PUAS yang ditetapkan oleh BI. Peserta
PUAS wajib melaporkan transaksi PUAS kepada BI sesui ketentuan BI yang
10
berlaku.

B. Sejarah Pasar Uang Syariah


Dalam teori keuangan, kinerja pasar uang dan pasar saham yang
seharusnya berkorelasi negatif (Friedman, 1988). Peningkatan suku bunga akan
diikuti oleh peningkatan biaya kesempatan memegang uang tunai, dan itu akan
memicu efek substitusi pada saham dan surat berharga tanpa bunga lainnya. Pada
saat yang sama, kenaikan suku bunga di pasar akan meningkatkan tingkat
diskonto dalam model valuasi yang tercermin pada tingkat bebas risiko nominal,
karena itu mengarah ke hubungan terbalik antara tingkat suku bunga dan harga
saham (Maysami dan Koh, 2000 ). Perubahan suku bunga berkorelasi positif
dengan pertumbuhan uang beredar dan perluasan sektor riil (Mishkin, 2004), dan
itu mengarah ke peningkatan arus kas perusahaan dan harga saham, tetapi ketika
tingkat peningkatan kas aliran tidak sama dengan peningkatan tingkat diskonto
serta dalam bebas risiko tingkat nominal (DeFina, 1991), peningkatan tingkat

9
Muhammad M Maaji, dkk., Performance of Asset and Commodity-Based Securities
in Malaysias Islamic Inter-Bank Money Market, hlm.4
10
Lihat NO: 37/DSN-MUI/X/2002 Pasar Uang Antarbank Berdasarkan Prinsip Syariah
diskonto akan menurunkan harga saham (Maysami dan Koh, 2000). Hubungan ini
muncul sebagai akibat dari penerapan rezim suku bunga. Di sisi lain, ketika
ketidakpastian pengembalian ekuitas yang tinggi dan mengakibatkan kinerja pasar
saham yang lebih rendah, investor segera mengalihkan dananya ke pasar uang
melalui investasi pada instrumen pendapatan tetap. Itu wajar untuk
mengasumsikan bahwa investasi di pasar uang jauh lebih aman daripada investasi
di pasar saham, ketika pasar volatile. Kedua pasar uang dan pasar saham diyakini
memainkan peran penting dalam transmisi kebijakan moneter dan fiskal di
11
negara.
Aktor utama di pasar uang adalah bank, di mana mereka dapat bertindak
sebagai penerbit instrumen keuangan, pembeli atau penjual. Sebelum tahun 1992,
hanya bank konvensional ada di industri perbankan Indonesia. Tapi sejak tahun
1992, bank-bank Islam telah muncul ke dalam sistem perbankan Indonesia dan
rezim sistem moneter ganda mulai berlaku. Tidak seperti bank konvensional, ide
dasar bank syariah adalah untuk menghapuskan sistem bunga dan menerapkan
sistem bagi hasil-rugi. Dalam sistem bagi hasil-loss, return dihitung berdasarkan
pendapatan riil dari klien. Dalam sistem ini, pertumbuhan uang beredar dalam
perekonomian harus mengikuti pertumbuhan output terjadi. Dengan demikian, di
daerah di mana aktor dominan adalah bank syariah, diharapkan pasar uang harus
memiliki kinerja yang independen atas pergerakan suku bunga pasar. Sistem
moneter ganda menyiratkan bahwa Bank Indonesia sebagai regulator yang
bertanggung jawab untuk mengelola kebijakan moneter ganda; kebijakan
konvensional moneter melalui Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan kebijakan
moneter Islam melalui Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), sekaligus
12
(Ascarya, 2012).

11
Gandhi Anwar Sani and Imam Wahyudi, Interdependence between Islamic capital
market and money market: Evidence from Indonesia, Borsa Istanbul Review, Volume 14, Issue 1,
March 2014, hlm. 2, lihat di http://www.sciencedirect.com/ diakses pada tanggal 9 Januari 2016
12
Gandhi Anwar Sani and Imam Wahyudi, Interdependence between Islamic capital
market and money market: Evidence from Indonesia, Borsa Istanbul Review, Volume 14, Issue 1,
March 2014, hlm.3, lihat di http://www.sciencedirect.com/ diakses pada tanggal 9 Januari 2016
C. Urgensi Pasar Uang dalam Ekonomi Islam
Pasar uang memainkan peran penting dalam membantu pemerintah dan
perusahaan sinkronisasi arus kas keluar dan arus masuk, dan bantuan regulator
mengontrol suplai uang. Pemerintah bisa mendapatkan uang tunai cepat dari
penjualan Treasury Bills untuk membiayai kewajiban segera dalam
mengantisipasi hasil pajak. Demikian pula, perusahaan-perusahaan besar dapat
memiliki akses dekat dengan uang tunai cepat dari pasar uang untuk memenuhi
kewajiban mereka segera (pembayaran misalnya gaji, tagihan listrik masyarakat,
dll) untuk mengantisipasi hasil penjualan '. Bank sentral, di sisi lain, dapat
mengatur pasokan uang melalui 'operasi pasar terbuka' dalam pasar uang.
Bertindak sebagai agen untuk mendistribusikan surat berharga pemerintah, bank
sentral menjual surat berharga pemerintah dalam jumlah besar jika kebijakan yang
diinginkan adalah untuk mengurangi jumlah uang beredar, atau alternatif membeli
obligasi pemerintah dari masyarakat jika kebijakan tersebut untuk meningkatkan
13
pasokan uang.
Pada dasarnya pasar uang syariah dan pasar uang konvensional memiliki
beberapa fungsi serupa. Di antaranya adalah fungsi pengaturan likuiditas. Jika
bank syariah memiliki kelebihan likuiditas, ia dapat menggunakan instrumen
pasar uang untuk menginvestasikan dananya. Jika mengalami kekurangan
likuiditas, ia dapat menerbitkan instrumen yang dapat dijual untuk mendapatkan
dana tunai. Namun terdapat perbedaan mendasar di antara keduanya yaitu pada
mekanisme penerbitan dan sifat instrumen itu sendiri. Dalam pasar uang
konvensional, instrumen yang diterbitkan adalah instrumen utang, yang dijual
dengan diskon dan didasarkan atas perhitungan bunga. Adapun pasar uang syariah
14
lebih kompleks dan lebih mendekati mekanisme dalam pasar modal.

13
Seif I. TAG EL-DIN, Capital and Money Markets of Muslims: The Emerging
Experience in Theory and Practice, Kyoto Bulletin of Islamic Area Studies, 1-2 (2007), hlm 55
lihat di http://www.asafas.kyoto-u.ac.jp/ diakses pada tanggal 9 Januari 2016
14
Nurul Huda Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Hubungan Kausalitas Pasar uang syariah
dengan konvensional Volume 5 Nomor 1, April 08 / Rabiul Awal 1429 H, hlm.53
D. Karakteristik Pasar Uang
15
Karakteristik pasar uang yaitu :

1. Menyediakan fasilitas atau jaringan transaksi jual beli aset finansial


2. Memeprtemukan pihak yang memiliki surplus dana dengan pihak yang
mengalami defisit
3. Transaki dalam pasar uang sebagian bersifat jangka pendek
4. Pasar uang juga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan dana jangka pendek
perusahaan, lembaga keuangan, dan pemerintah, mulai dari overnight sampai
dengan jangka waktu jatuh tempo satu tahun
5. Pada waktu yang sama pasar uang menyediakan outlet investasi bagi pihak
surplus dana jangka pendek yang ingin memperoleh pendapatan atas dana
yang belum terpakai.
Selain memiliki 'kurang dari satu tahun jatuh tempo' instrumen pasar
uang memiliki tiga karakteristik umum: (1) bahwa mereka biasanya dijual dalam
denominasi yang sangat besar hampir tidak dapat diakses oleh rumah tangga dan
usaha kecil; (2) bahwa mereka biasanya memiliki risiko gagal bayar yang rendah
dan (3) bahwa mereka memiliki pasar sekunder yang sangat aktif dan likuid.
Menjadi pasar grosir dengan transaksi besar, biasanya lebih dari $ 1 juta, pasar
uang modern lebih cocok untuk broker dan dealer dalam kamar perdagangan
bank-bank besar dan rumah-rumah broker atau melalui jaringan elektronik yang
kompleks, daripada investor skala kecil dan individu. Risiko rendah terkait
dengan pasar uang ini terutama disebabkan tingkat investasi yang relatif rendah
pengembalian dibandingkan dengan tingkat pasar modal. Pembeli surat berharga
pasar uang (peminjam) tidak terutama tertarik dengan prospek pengembalian yang
tinggi. Sebaliknya, itu adalah daya tarik menemukan pengganti yang baik untuk
memegang uang tunai menganggur untuk jangka waktu yang singkat yang
membuat efek pasar uang 'sangat menarik bagi pembeli. Ketika penggunaan
produktif bagi surplus kas masih dalam proses untuk bekerja, membayar investor
ke gudang kas surplus mereka sementara pada instrumen pasar uang sampai
15
Amanita Novi Yushita, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Handout Jurusan
Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta, hlm. 183
penggunaan produktif dimulai.
Pasar uang karena itu sama-sama penting bagi ekonomi Islam, tidak
sedikit untuk mengendalikan dan mengatur pasokan uang dalam perekonomian.
Masalah ahli hukum utama dengan instrumen uang konvensional berkaitan
dengan struktur berbasis utang pra-dominan mereka. Meskipun demikian,
kebangkitan baru-baru di obligasi syariah jangka pendek (sukuk atau sertifikat),
tampaknya telah mengisi kesenjangan yang signifikan di pasar keuangan Islam
berkembang. Bank sentral Islam - seperti di Sudan, Pakistan dan Malaysia - juga
telah mengembangkan instrumen pasar uang yang sah atas dasar musharakah
untuk membantu mengatur uang beredar dalam perekonomian. Sementara sangat
relevan untuk urusan pasar uang jangka pendek, sukuk masih dapat melakukan
fungsi instrumen pasar modal, tergantung pada kematangan sakk atau sertifikat.
Menurut (Akuntansi dan Audit Organisasi Lembaga Keuangan Islam) AAOIFI ini
standar syariah, sukuk investasi termasuk sukuk kepemilikan aset yang
disewakan, kepemilikan layanan, murabahah, salam, istishna ', mudarabah,
16
musharakah, badan investasi, dan bagi hasil, irigasi dan kemitraan pertanian.

E. Instrumen Pasar Uang Konvensional dan Pasar Uang Syariah


1) Instrumen Pasar Uang Konvensional
Instrumen atau surat-surat berharga yang diperjual belikan di pasar uang
17
ada beberapa macam,yaitu :
1. Treasury Bills
Treasury Bills (T-Bills), merupakan instrumen hutang yang diterbitkan
oleh pemerintah atau Bank Sentral (di Amerika Serikat ) atas tunjuk dengan
jumlah tertentu yang akan dibayarkan kepada pemegang pada tanggal yang telah
ditetapkan. T-Bills tidak memberikan bunga secara langsung tetapi dijual atas
dasar diskonto, dengan jumlah diskonto ditetapkan melalui proses pelelangan.

16
Seif I. TAG EL-DIN, Capital and Money Markets of Muslims: The Emerging
Experience in Theory and Practice, Kyoto Bulletin of Islamic Area Studies, 1-2 (2007), hlm 55
lihat di http://www.asafas.kyoto-u.ac.jp/ diakses pada tanggal 9 Januari 2016
17
Amanita Novi Yushita, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Handout Jurusan
Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta, hlm. 184-186
T-Bills tidak dimanfaatkan sebagai sarana investasi bagi lembaga
keuangan maupun perusahaan non keuangan yang memiliki kelebihan dana.
Dengan penempatan kelebihan dana tersebut di samping memperoleh penghasilan
(bunga) juga sebagai cadangan likuiditas. Sebagai sarana investasi instrumen
pasar uang ini mempunyai berbagai kelebihan, yaitu:
a. Tidak beresiko karena diterbitkan oleh lembaga pemerintah (Bank Sentral)
b. Mempunyai pasar sekunder sehingga mudah diperjualbelikan
c. Kemungkinan terjadi kerugian apabila investor menjual surat berharga ini
untu memenuhi kebutuhan likuiditasnya adalah sangat kecil.
Perusahaan atau lembaga yang menjadi investor utama dalam T-Bills ini
antara lain Bank Sentral, bank-bank umum, mutual funds, BUMN, lembaga-
lembaga keuangan non bank, perusahaan-perusahaan, dan badan pemerintah
negara lain, dan individu.
2. Commercial Paper
Commercial Paper (CP) merupakan promes yang tidak disertai dengan
jaminan, yang diterbitkan oleh perusahaan / bank untuk mendapatkan dana jangka
pendek. CP dijual kepada investor dalam pasar uang. Dengan demikian CP pada
dasarnya merupakan promes di mana penerbit berjanji akan membayar sejumlah
tertentu uang pada saat CP jatuh tempo.Jangka waktu CP ini berkisar mulai dari
beberapa hari samapi 270 hari. Penjualan CP pada umumnya dengan sistem
diskonto, namun beberapa di antaranya menggunakan bunga.Penerbitan CP tidak
perlu menggunakan penjamin (underwriter) emisi, tetapi beberapa penerbit karena
alasan tertentu menggunakan arranger dalam penerbitannya. Arranger ini pada
umumnya merupakan bank-bank umum yang berfungsi sebagai perantara antara
pemodal dan penerbit, namun mereka tidak tidak bertanggung jawab atas terjual
atau tidak terjualnya CP yang diterbitkan.
3. Negotiable Certificate of Deposit
Negotiable Certificate of Deposit (CD) atau sertifikat deposito
merupakan instrumen yang diterbitkan oleh suatu bank atas unjuk dan dinyatakan

1
0
dalam suatu jumlah, jangka waktu dan tingkat bunga tertentu. Sertifikat deposito
diterbitkan oleh bank-bank umum atas dasar diskonto dengan nilai nominal

1
0
sekurang-kurangnya Rp. 1 juta dan jangka waktu 30 hari samapi dengan 1 tahun.
Pencairan sertifikat deposito dapat dilakukan setelah tanggal jatuh tempo, tetapi
apabila pemegang instrumen tersebut membutuhkan
dana sebelum jatuh tempo maka mereka dapat menjualnya kepada
lembaga keuangan atau kepada investor lainnya. Di samping itu, deposito
berjangka selalu diterbitkan dengan atas nama sementara CD atas unjuk.
4. Bankers Acceptance
Bankers Acceptance (BA) merupakan wesel bank yang ditarik oleh
seorang eksportir atau importir atas suatu bank untuk membayar sejumlah barang
atau untuk membeli valuta asing yang diberi tanda accepted apabila bank
menyetujui wesel tersebut, dan dapat diperjualbelikan di pasar uang sebagai salah
satu sumber pendanaan jangka pendek. BA merupakan instrumen jangka pendek
yang dapat dipindahtangankan. BA pada dasarnya memberikan alternatif untuk
mendapatkan kredit pada saat barang-barang yang diekspor dikapalkan untuk
segera dikirimkan ke luar negeri. BA pada umumnya digunakan pada proses L/C
dalam perdagangan luar negeri. Jangka waktu jatuh tempo BA berkisar antara 30
hari sampai 180 hari.
5. Bill of Exchange
Bill of exchange atau wesel adalah suatu perintah tertulis tak bersyarat
yang ditujukan oleh seseorang kepada pihak lainnya untuk membayar sejumlah
uang pada saat diperlihatkan atau pada tanggal tertentu kepada penarik atau order
atau pembawa. Surat wesel harus berisikan hal-hal sebagai berikut, dalam
kaitannya dengan penarikan wesel ini:
a. Perintah tak bersyarat untuk membayar sejumlah uang tertentu.
b. Nama orang yang yang harus membayar (tertarik atau pembayar).
c. Penetapan hari bayarnya.
d. Penetapan tempat di mana pembayaran harus dilakukan.
e. Nama orang atau pihak lain yang ditunjuk untuk dilakukan pembayaran.
f. Tanggal dan tempat surat wesel ditarik.
g. Tanda tangan orang yang mengeluarkannya (penarik).
1
1
Jangka waktu jatuh tempo wesel ini umumnya berkisar 6 hari sampai 180 hari.

1
2
6. Repurchase Agreement (Repo)
Repo merupakan transaksi jual beli surat berharga disertai dengan
perjanjian bahwa penjual akan membeli kembali surat-surat berharga yang telah
dijual tersebut pada tanggal dan dengan harga yang telah ditetapkan lebih dahulu.
Surat berharga yang diperjualbelikan secara diskonto. misalnya SBI, SPBU, CD
dan T-Bills.
7. Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
SBI pada dasarnya merupakan surat berharga atas unjuk dalam satuan
uang Rupiah yang diterbitkan dengan sistem diskonto oleh Bank Indonesia
sebagai pengakuan hutang jangka pendek. SBI sebagai piranti operasi pasar
terbuka digunakan untuk mengendalikan moneter untuk mengendalikan moneter
melalui lelang harian. Tujuan bank dan lembaga keuangan lainnya membeli SBI
adalah sebagai alternatif kelebihan dananya untuk memeperoleh pendapatan, dan
apabila memerlukan dana maka SBI dapat dijual kepada lembaga lain atau Bank
Indonesia.
8. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU)
SBPU adalah surat-surat berharga berjangka pendek yang dapat diperjual
belikan secara diskonto dengan Bank Indonesia atau lembaga diskonto yang
ditunjuk oleh BI. SBPU berfungsi sebagi piranti pasar uang dan juga merupakan
instrumen operasi pasar terbuka dalam rangka ekspansi moneter oleh Bank
Indonesia denagn menetapkan tingkat diskonto SBPU. Ditinjau dari jenis
transaksi dan warkatnya, SBPU dapat dibagi sebagai berikut:
a. Surat Sanggup (aksep/promes), dapat berupa:
1) Surat sanggup yang diterbitkan oleh nasabah dalam rangka penerimaan
kredit dari bank untuk membiayai kegiatan tertentu.
2) Surat sanggup yang diterbitkan oleh bank dalam rangka pinjaman antar
bank.
b. Surat Wesel, dapat berupa:
1) Surat wesel yang ditarik oleh suatu pihak dan diaksep oleh pihak lain
dalam rangka transaksi tertentu. Penarik dan atau tertarik adalah
nasabah bank.
2) Surat wesel yang ditarik oleh nasabah bank dan diaksep oleh bank
dalam rangka pemebrian kredit untuk membiayai kegiatan tertentu.
9. Call Money
Call Money merupakan salah satu sarana penting untuk mendorong
pengembangan pasar uang. Pasar uang antarbank pada dasarnya adalah kegiatan
pinjam meminjam dana antara satu bank dengan bank lainnya untuk jangka
waktu pendek.
18
Call Money (Inter-Bank) Pasar
Call money adalah komponen kunci dari pasar uang, di mana bank-bank
terutama berpartisipasi setiap hari terutama untuk menghapus ketidakcocokan
sementara aset dan kewajiban mereka. Pasar call money memungkinkan bank
untuk secara efektif meminjamkan atau meminjam dana jangka pendek dari satu
sama lain. Pasar call money dipengaruhi oleh pasokan dan permintaan dana
semalam. Selain itu, melalui operasi pasar terbuka, bank sentral dapat langsung
menyesuaikan jumlah dana yang tersedia dalam sistem perbankan untuk
mempengaruhi tingkat call money dan beberapa suku bunga jangka pendek
lainnya.
Pasar antar bank sering pusat pasar uang panggilan di mana negosiasi
antara dua bank dapat terjadi melalui jaringan komunikasi atau terjadi melalui
broker. Setelah transaksi pinjaman antar bank disepakati, lembaga pinjaman dapat
menginstruksikan bank sentral untuk mendebit rekening cadangan dan untuk
kredit rekening lembaga pinjaman cadangan dengan jumlah pinjaman.
`Commercial Paper terdiri dari catatan jangka pendek yang diterbitkan
oleh perusahaan-perusahaan besar dan sangat dinilai. Biasanya catatan ini jatuh
tempo jangka pendek, berkisar hingga 270 hari. Karena perusahaan mengeluarkan
secara langsung, tingkat bunga memperoleh perusahaan dapat secara signifikan di
bawah suku bunga bank akan mengenakan biaya untuk pinjaman langsung.
Makalah ini tidak memenuhi syariah karena mereka didasarkan pada pengisian
bunga.
18
Ola Al-Sayed, Money Market Instruments in Conventional and Islamic Banks,
European International Journal of Science and Humanities, Vol.1 No.3 February 2015, hlm.
Penerimaan bankir '(BA): Ini adalah pinjaman jangka pendek yang
diberikan kepada importir dan eksportir oleh bank mereka. Salah satu cara untuk
mendapatkan komitmen kredit dari seorang pelanggan sebelum barang dikirim
adalah untuk mengatur Draft Komersial. Biasanya perusahaan menarik sebuah
Draft Komersial menyerukan bagi pelanggan untuk membayar jumlah tertentu
dengan tanggal yang ditentukan. Draft kemudian dikirim ke bank pelanggan
dengan faktur pengiriman. Jika pembayaran langsung dari draft diperlukan itu
disebut Draft Penglihatan. Jika pembayaran langsung tidak diperlukan itu disebut
Draft Time. Ketika Draft tersebut disajikan dan diterima oleh pelanggan, maka
disebut Penerimaan Perdagangan dan dikirim kembali ke perusahaan penjual.
Penjual dapat menjaga Penerimaan atau dapat menjualnya dengan diskon ke bank
atau lembaga lain. Jika bank menerima draft, yang berarti bahwa bank menjamin
pembayaran, maka draft menjadi Bankers 'Acceptance BA.
2) Instrumen Pasar Uang Syariah
Pelaksanaan Operasi Moneter Syariah (OMS) adalah pelaksanaan
kebijakan moneter oleh Bank Indonesia dalam rangka pengendalian moneter
melalui kegiatan Operasi pasar Terbuka (OPT) dan penyediaan standing facilities
berdasarkan prinsip syariah. Adapun jenis-jenis instrumen pasar uang yang
ditawarkan dalam pasar uang syariah di Indonesia adalah;

1) Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)


Adalah surat berharga berdasarkan prinsip syariah berjangka waktu
pendek dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bani Indonesia.
2) Repurchase Agreement (Repo) SBIS
Adalah transaksi pemberian pinjaman oleh Bank Indonesia kepada BUS
atau UUS dengan agunan SBIS (collateralized borrowing).
3) Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)
Adalah surat berharga negara yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah,
sebagai bukti atas bagian penyertaan terhadap aset SBSN dalam mata uang
rupiah.
4) Repurchase Agrement (Repo) SBSN
Adalah transaksi penjualan SBSN oleh bank kepada Bank Indonesia
dengan janji pembelian kembali sesuai dengan hargaa dan jangka waktu
yang disepakati dalam rangka standing facilities syariah.
5) Instrumen Pasar Uang Antarbank Syariah (PUAS)
Adalah kegiatan transaksi keuangan jangka waktu pendek antarbank
berdasarkan prinsip syariah baik dalam rupiah maupun valuta asing.
6) Surat Berharga lain yang berkualitas tinggi dan mudah dicairkan
Adalah surat berharga dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh
badan hukum lain yang mempunyai peringkat tinggi berdasarkan hasil
penilaian lembaga pemeringkat yang diakui Bank Indonesia sebagaimana
diatur dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai lembaga pemeringkat
dan peringkat yang diakui Bank Indonesia, dan sewaktuwaktu dengan
mudah dapat dijual ke pasar untuk dijadikan uang tunai.

F. Pasar Uang Syariah di Luar Negeri


Pertama kali lembaga keuangan yang concern didalam
mengoperasionalkan portfolio syariah di pasar modal adalah Amanah Income
Fund yang didirikan pada bulan Juni 1986 oleh para anggota The North American
Islamic Trust yang bermarkas di Indiana, Amerika Serikat. Tidak lama kemudian
wacana membangun pasar modal yang berbasis syariah disambut dengan antusias
oleh para pakar ekonomi Muslim di Kawasan Timur Tengah, Eropa, Asia, dan
juga wilayah AS yang lain. Beberapa negara yang pro aktif dalam menyambut
kedatangan para investor muslim maupun investor yang ingin memanfaatkan
pasar modal yang berprinsip syariah adalah Bahrain Stock di Bahrain, Amman
Financial Market di Amman, Muscat Securities Kuwait Stock Exchange di
Kuwait dan KL Stock Exchange di Kuala Lumpur Malaysia.
Pasar syariah tidak hanya berkembang di negara-negara yang mayoritas
muslim, tetapi berkembang juga di negara-negara sekuler yang tidak ingin
menyia-nyiakan kesempatan emas ini. Bursa Efek dunia New York Stock
Exchange meluncurkan produk yang bernama Dow Jones Islamic Market Index
(DJIMI) pada bulan Februari 1999. Untuk menjaga agar investasi yang dilakukan
oleh pasar modal syariah ini aman dari hal-hal yang bertentangan dengan prinsip
syariah, maka dibentuklah Dewan Pengawas Syariah yang disebut dengan nama
Syariah Supervisory Board. Perkembangan lembaga keuangan syariah dalam
bentuk investasi di Pasar Modal Syariah di berbagai negara disambut baik oleh
para pakar ekonomi muslim di seluruh dunia, termasuk di Indonesia yang ditandai
dengan Jakarta Islamic Indeks pada tahun 2000.
Demikian juga pasar uang yang berbasis syariah, di Malayisa dan Sudan
sudah mulai dioperasikannnya pasar modal. Segala macam surat berharga dengan
prinsip syariah dan tidak boleh adanya praktek investasi yang bersifat penipuan,
kezaliman, unsur riba, insider trading, window dressing dan segala transaksi yang
tidak jujur lainnya. Negara Yordania juga sudah menerapkan pasar uang syariah
dengan mengeluarkan Mutual Loan Bonds (MLB) untuk membiayai segala
kegiatan pemerintah. IDB juga menerbitkan Trusts Invesment Units Funds dan
Islamic Bank Portfolio for Trade Finance. Dalam pasar uang syariah di Indonesia
dikenal dengan Pasar Uang Antar Bank berdasarkan prinsip Syariah (PUAS).
Sedangkan piranti yang dipergunakan dalam pasar uang syariah ini adalah dalam
bentuk Sertifikat Investasi Mudharabah Antar Bank (IMA) dan Sertifikat Wadiah
Bank Indonesia (SWBI).
Dalam rangka merespon segala hal yang berhubungan dengan investasi
syariah sebagai akibat pesatnya perkembangan ekonomi syariah di seluruh
dunia, di Jakarta dibentuk Jakarta Islamic Index (JII) yang dikeluarkan oleh PT
Bursa Efek Jakarta pada tanggal 3 Juli 2000. Perusahaan-perusahaan (emiten)
yang kegiatan utamanya tidak sesuai dengan syariah maka akan dikeluarkan dari
kelompok JII. Bagi perusahaan yang telah didaftar di JII paling tidak perusahaan
tersebut telah memenuhi filter dari prinsip-prinsip syariah dan sudah terpenuhi
kriteria untuk indeks yang telah ditetapkan. Sedangkan tolak ukur filter syariah
adalah usaha emiten bukan usaha perjudian, tidak menggunakan unsur ribawi
sebagaimana dalam investasi konvensional, bukan emiten yang mendistribusikan
dan memproduksi barang-barang haram, atau barang-barang yang merusak moral
bangsa.
1
6
Pasar Uang di Malaysia
Beberapa sepuluh tahun setelah pendirian bank Islam pertama di negara
(Bank Islam Malaysia Berhad pada tahun 1983), penciptaan IIMM Islam
diumumkan. Selang sepuluh tahun telah menunjukkan kebutuhan untuk memiliki
pasar uang syariah. Sampai pembentukan IIMM pada bulan Januari tahun 1994,
sektor perbankan syariah harus bergantung pada satu instrumen, Sertifikat
Investasi Pemerintah (GIC) untuk mengelola likuiditas. Selain dari fakta bahwa
itu adalah satu-satunya yang tersedia Syariah instrumen compliant, ada
keterbatasan lain - tidak ada pasar sekunder untuk instrumen. Lembaga keuangan
Islam hanya bisa menangani BNM, bank sentral. Mereka akan membeli GICs dari
BNM ketika mereka memiliki kelebihan likuiditas, dan menjualnya kepada BNM
ketika membutuhkan likuiditas.
Dalam mengembangkan pasar uang syariah, BNM telah memperkenalkan
serangkaian instrumen pasar uang syariah-compliant. Dengan demikian, strategi
dasar juga salah satu replikasi. Ingat replikasi yang juga strategi yang digunakan
dalam memperkenalkan perbankan syariah (Ridzwan, et al., 2006). Memperluas
strategi ini untuk instrumen pasar uang, instrumen pasar uang umum adalah
"Islamisasi" dengan menghapus fitur berbunga dan menggantinya dengan baik
tingkat keuntungan atau fitur mark-up (Siddiqui, 2008). Dengan demikian, di
mana ada BA, kita memiliki BAs Islam, surat berharga deposito yang direplikasi
sebagai instrumen syariah deposito, Malaysia Treasury Bills menjadi Malaysia
19
Islamic Treasury Bills dan seterusnya (Ridzwan, 2006).
Bank Negara Malaysia yang merupakan bank sentral di Malaysia telah
mampu mendirikan sebuah pasar uang syariah yang belum pernah ada
sebelumnya yaitu Islamic Inter-bank Money Market dan meng-cover tiga aspek
yaitu Islamic Inter-bank Investment, Inter-bank trading in Islamic financial
instrumens dan Islamic Inter-bank check clearing system (Ahmad,1997). Adapun
peran inter-bank menurut Ahmed (1997) adalah in the inter-bank market much
of the money is lent overnight, i.e., on a day basis, or at weekends for three days.
19
Muhammad M Maaji, dkk., Performance of Asset and Commodity-Based Securities
in Malaysias Islamic Inter-Bank Money Market, hlm.5
However, quite a lot of money can also be borrowed for very short periods of
time. The main item in the period money would be borrowed for one to three
months. Banks may also borrow for seven days, fifteen days, or for almost any
amount of time up to twelve month.
Dengan instrument keuangan Islam yang dikeluarkan memungkinkan
terjadinya trade diantara bank termasuk bank komersil seperti dalam Islamic
Bankers Acceptance. Under the system adopted for clearance of checks, all
checks and letters of credit issued by the inter-bank and the Islamic banking units
20
of conventional banks are cleared separately under a computerized pool system.

G. Regulasi Hukum Pasar Uang Syariah di Indonesia


Bank Indonesia, sebagai bank sentral di Indonesia telah mengambil
beberapa kebijakan yang bertujuan untuk menciptakan sistem keuangan yang
sehat, meningkatkan ketersediaan informasi bagi pelaku pasar, serta
meningkatkan efektivitas kebijakan moneter. Instrumen konvensional yang
diterbitkan antara lain penggunaan Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Pasar Uang
Antarbank (PUAB), Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), Pusat Informasi Pasar
Uang (PIPU), penetapan Jakarta Offered Rate (JIBOR), penyelesaian transaksi
secara otomatis tanpa menggunakan kertas, yaitu pada tahun 1999 diterapkan
sistem pembayaran transaksi secara on-line antarbank dan Bank Indonesia (BI-
Line) dan diperkenalkan pula Bank Indonesia Real Time Gross Settlement System
(System BI-RTGS).
Dalam rangka memenuhi tujuan untuk mencapai dan memelihara
kesetabilan nilai rupiah, BI memiliki tugas menetapkan dan melaksanakana
kebijakan moneter. Dalam rangka hal tersebut, BI melakukan pengendalian
moneter berdasarkan prinsip syariah sebagaimana diamanatkan dalam pasal 10
ayat (2) UU no. 23 tahun 1999 tentang BI sebagaimana telah diubah dengan PP
Pengganti UU no 2 tahun 2008. Dalam rangka hal tersebut BI melakukan:

20
Nurul Huda Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Hubungan Kausalitas Pasar uang
syariah dengan konvensional Volume 5 Nomor 1, April 08 / Rabiul Awal 1429 H, hlm.53
18
1. Operasi Moneter Syariah (OMS)
Operasi Moneter Syariah (OMS) adalah pelaksanaan kebijakan moneter
oleh BI dalam rangka pengendalian moneter melalui kegiatan Operasi
Pasar Terbuka (OPT) dan penyediaan standing facilities berdasarkan
prinsip syariah.
2. Operasi Pasar Terbuka (OPT)
Operasi Pasar Terbuka (OPT) adalah kegiatan transaksi pasar uang
berdasarkan prinsip syariah yang dilakukan oleh BI dengan bank dan pihak
lain dalam rangka OMS. OPT dilaksanakan secara berkala namun dalam
hal diperlukan, OPT Syariah dapat dilakukan sewaktu-waktu antara lain
dalam bentuk Fine Tune Operation (FTO). OPT Syariah dilakukan melalui
mekanisme lelang dan atau nonlelang.
3. Standing Facilities
Standing facilities Syariah adalah fasilitas yang disediakan oleh BI kepada
bank dalam rangka OMS. Standing facilities Syariah dilakukan melalui
21
mekanisme nonlelang.

1
9
21
Andri Soemitro, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, cet. II, Jakarta: Kencana,
2010, hlm.211-214

2
9
H. Fatwa DSN MUI tentang Pasar Uang Syariah
1. Fatwa DSN MUI NO: 36 /DSN-MUI/X/2002 Sertifikat Wadiah Bank
Indonesia (SWBI)
2. Fatwa DSN MUI NO: 37/DSN-MUI/X/2002 Pasar Uang Antarbank
Berdasarkan Prinsip Syariah
3. Fatwa DSN MUI NO: 38/DSN-MUI/X/2002 Sertifikat Investasi Mudharabah
Antarbank (Sertifikat IMA)
4. Fatwa DSN MUI NO: 62/DSN-MUI/XII/2007 Akad Jualah
5. Fatwa DSN MUI NO: 63/DSN-MUI/XII/2007 Sertifikat Bank Indonesia
Syariah (SBIS)
6. Fatwa DSN MUI NO: 64/DSN-MUI/XII/2007 Sertifikat Bank Indonesia
Syariah Jualah (SBIS Jualah)
7. Fatwa DSN MUI NO: 78/DSN-MUI/IX/2010 Mekanisme dan Instrumen
Pasar Uang Antarbank Berdasarkan Prinsip Syariah

(Tabel 1 : Penjelasan Fatwa)


URAIAN KEPUTUSAN HUKUM
NO: 36 /DSN-MUI/X/2002 1. Bank Indonesia selaku bank sentral boleh
menerbitkan instrumen moneter berdasarkan
FATWA TENTANG prinsip syariah yang dinamakan Sertifikat Wadiah
SERTIFIKAT WADIAH BANK Bank Indonesia (SWBI), yang dapat dimanfaatkan
INDONESIA (SWBI) oleh bank syariah untuk mengatasi kelebihan
likuiditasnya.
1. Kesepakatan para ulama atas 2. Akad yang digunakan untuk instrumen SWBI
kebolehan berakad wadiah adalah akad wadiah sebagaimana diatur dalam
(alidawa al-istida). Lihat Ibnu Fatwa DSN No. 01/DSNMUI/IV/2000 tentang
Qudamah, al- Mughni, juz VI, Giro dan Fatwa DSN No. 02/DSNMUI/IV/2000
h.382; Al-Sarkhasi, al-Mabsuth, XI, tentang Tabungan.
h. 109; Wahbah al- Zuhaili, al-Fiqh 3. Dalam SWBI tidak boleh ada imbalan yang
al-Islami wa Adillatuh, V, h. 4018). disyaratkan, kecuali dalam bentuk pemberian
2. Pendapat peserta Rapat Pleno (athaya) yang bersifat sukarela dari pihak Bank
Dewan Syari'ah Nasional pada hari Indonesia.
Rabu, tanggal 23 Oktober 2002 M./ 4. SWBI tidak boleh diperjualbelikan.
16 Syaban 1423 H
NO: 37/DSN-MUI/X/2002 Pertama : Ketentuan Umum
1. Pasar uang antarbank yang tidak dibenarkan
FATWA TENTANG PASAR menurut syariah yaitu pasar uang antarbank
UANG ANTARBANK yang berdasarkan bunga.
PRINSIP SYARIAH 2. Pasar uang antarbank yang dibenarkan menurut
syariah yaitu pasar uang antarbank yang
1. Substansi fatwa DSN-MUI No. berdasarkan prinsip-prinsip syariah.
07/DSN-MUI/IV/2000 3. Pasar Uang Antarbank berdasarkan prinsip
tentang Mudharabah, fatwa DSN- Syariah adalah kegiatan transaksi keuangan
MUI No. 08/DSN-MUI/IV/2000 jangka pendek antarpeserta pasar berdasarkan
tentang Musyarakah, fatwa DSN- prinsip-prinsip syariah.
MUI No. 19/DSN-MUI/IV/2001 4. Peserta pasar uang sebagaimana tersebut dalam
tentang Qardh, substansi fatwa butir 3. adalah:
DSN-MUI No. 01/DSNMUI/ a. bank syariah sebagai pemilik atau
IV/2000 dan 02/DSN- penerima dana
MUI/IV/2000 mengenai akad b. bank konvensional hanya sebagai
Wadiah, serta fatwa DSN-MUI No. pemilik dana
28/DSN-MUI/III/2002 tentang Jual
Beli Mata Uang (Al-Sharf). Kedua : Ketentuan Khusus
2. Pendapat dan saran peserta Rapat 1. Akad yang dapat digunakan dalam Pasar Uang
Pleno Dewan Syari'ah Nasional Antarbank berdasarkan prinsip Syariah adalah:
pada Rabu, 23 Oktober 2002 M./ a. Mudharabah (Muqaradhah)/ Qiradh, b.
16 Syaban 1423 H. Musyarakah, c. Qardh, d. Wadiah, e. Al-Sharf
2. Pemindahan kepemilikan instrumen pasar uang
sebagaimana tersebut dalam butir 1.
menggunakan akad-akad syariah yang digunakan
dan hanya boleh dipindahtangankan sekali.

Ketiga : Penyelesaian Perselisihan


Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya
atau jika terjadi perselisihan di antara para pihak, maka
penyelesaiannya dapat dilakukan melalui Badan
Arbitrasi Syariah yang berkedudukan di Indonesia,
setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah.

Keempat : Penutup
Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan
ketentuan jika di kemudian hari ternyata terdapat
kekeliruan, akan diubah dan disempurnakan
sebagaimana mestinya.

NO: 38/DSN-MUI/X/2002 Pertama : Ketentuan Umum


1. Sertifikat investasi antarbank yang berdasarkan
FATWA TENTANG bunga, tidak dibenarkan menurut syariah.
SERTIFIKAT INVESTASI 2. Sertifikat investasi yang berdasarkan pada akad
MUDHARABAH ANTARBANK Mudharabah, yang disebut dengan Sertifikat
(IMA) Investasi Mudharabah Antarbank (IMA),
dibenarkan menurut syariah.
1. Pendapat para ulama 3. Sertifikat IMA dapat dipindahtangankan hanya
yang menegaskan: satu kali setelah dibeli pertama kali.

2
1
4. Pelaku transaksi Sertifikat IMA adalah:
a. bank syariah sebagai pemilik atau
penerima dana.
yang artinya: Jika salah seorang b. bank konvensional hanya sebagai
dari yang bermitra membeli bagian pemilik dana.
mitranya dalam kemitraan tersebut,
hukumnya boleh, karena ia membeli Kedua : Ketentuan Khusus
hak milik orang lain. (Ibnu Qudamah, Implementasi dari fatwa ini secara rinci diawasi oleh
Al-Mughni, juz V hal:56) Dewan Pengawas Syariah pada bank syariah dan oleh
2. Substansi fatwa DSN- Bank Indonesia.
MUI No.07/DSN-MUI/IV/2000
tentang Mudharabah, fatwa DSN- Ketiga : Penyelesaian Perselisihan
MUI No.36/DSN-MUI/X/2002 Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya
tentang Pasar Uang Antarbank atau jika terjadi perselisihan di antara para pihak, maka
Berdasarkan Prinsip Syariah dan penyelesaiannya dapat dilakukan melalui Badan
fatwa DSN-MUI No.20/DSN- Arbitrasi Syariah yang berkedudukan di Indonesia
MUI/IV/2001 Pedoman setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah.
Pelaksanaan Investasi untuk Reksa Keempat: Penutup
Dana Syariah. Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan
3. 3. Pendapat dan saran peserta ketentuan jika di kemudian hari ternyata terdapat
Rapat Pleno Dewan Syari'ah kekeliruan, akan diubah dan disempurnakan
Nasional pada Rabu, 23 Oktober sebagaimana mestinya.
2002 M./ 16 Syaban 1423 H.

NO: 62/DSN-MUI/XII/2007 Pertama : Ketentuan Umum


Dalam fatwa ini yang dimaksud dengan :
FATWA TENTANG AKAD JUALAH 1. Jualah adalah janji atau komitmen (iltizam)
1. Pendapat Ibnu Qudamah dalam untuk memberikan imbalan
al- Mughni, VIII/323 : (reward/iwadh//jul) tertentu atas pencapaian
__ ~ _Q-_H_ _ _X _ hasil (natijah) yang ditentukan dari suatu
Z_ pekerjaan.
7_ )_ 5_ a T_ &_ 2. Jail adalah pihak yang berjanji akan
7_ memberikan imbalan tertentu atas pencapaian
} 8_%_ |_ _< b_ C_ 0 hasil pekerjaan (natijah) yang ditentukan.
/ 5_ A %_e_ 4_ _ 7_ 3. Majul lah adalah pihak yang
_ PPP melaksanakan Jualah.
5 Z_ _5_ a
_&_ Kedua : Ketentuan Akad
D_ _QY_ _0 %{_/_ %_e_ Akad Jualah boleh dilakukan untuk memenuhi
4_ kebutuhan pelayanan jasa sebagaimana dimaksud dalam
_I_ =_Y_ e_ ^_ 5 konsideran di atas dengan ketentuan sebagai berikut:
A _8b_ C_-__._ 1. Pihak Jail harus memiliki kecakapan hukum dan
_% y: kewenangan (muthlaq al-tasharruf) untuk
PT_ &_ % e_ melakukan akad;
_R_ 2. Objek Jualah (mahal al-aqd/majul alaih) harus
I_ T_ _Z %,_ berupa pekerjaan yang tidak dilarang oleh syariah,
0 %_e_ 4_ *_ /_ serta tidak menimbulkan akibat yang dilarang;
jelas (bentuk dan masa pelaksanaannya),
3. Hasil pekerjaan (natijah) sebagaimana dimaksud harus
seperti mengembalikan budak yang
jelas dan diketahui oleh para pihak pada saat
hilang, hewan hilang, dan sebagainya.
penawaran;
Untuk pekerjaan seperti ini tidak sah
4. Imbalan Jualah (reward/iwadh//jul) harus ditentukan
dilakukan akad ijarah (sewa/pengupahan)
besarannya oleh Jail dan diketahui oleh para pihak
padahal (orang/pemiliknya) perlu agar
pada saat penawaran; dan
kedua barang yang hilang tersebut
5. Tidak boleh ada syarat imbalan diberikan di muka
kembali, sementara itu, ia tidak
(sebelum pelaksanaan objek Jualah);
menemukan orang yang mau membantu
mengembalikannya secara suka
Ketiga : Ketentuan Hukum
rela (tanpa imbalan). Oleh karena itu, 1. Imbalan Jualah hanya berhak diterima oleh
kebutuhan masyarakat mendorong agar pihak
akad jualah untuk keperluan seperti itu majul lahu apabila hasil dari pekerjaan tersebut terpenuhi;
dibolehkan sekalipun (bentuk dan masa 2. Pihak Jail harus memenuhi imbalan yang
pelaksanaan) pekerjaan tersebut tidak diperjanjikannya jika pihak majullah menyelesaikan
jelas. (memenuhi) prestasi (hasil pekerjaan/natijah) yang
ditawarkan.
2. Pendapat Imam al-Nawawi dalam al-
Majmu Syarh al-Muhadzdzab, Keempat : Ketentuan Penutup
XV/449 : 1. Jika terjadi perselisihan (persengketaan) di antara
para pihak, dan tidak tercapai kesepakatan di antara
PI & +_/_ _-_O /_ _MV mereka maka penyelesaiannya dilakukan melalui
Badan Arbitrase Syariah Nasional atau melalui
_ Z_ V : _TV &_ Pengadilan Agama
/_
_0+_/_ _!V + _WV /_ _! 2. Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan

_x_1 PPP D ketentuan jika di kemudian hari ternyata terdapat

_8%_ Z 5 /_ _f kekeliruan, akan diubah dan disempurnakan


Z sebagaimana mestinya.

Boleh melakukan akad Jualah, yaitu


komitmen (seseorang) untuk memberikan
imbalan tertentu atas pekerjaan tertentu
atau tidak tertentu yang sulit diketahui.

3. Pendapat para ulama dalam kitab


Hasyiyah al-Bajuri II/24 :
__ +_q_ _ _! _x_1 2_ D_
_PPPI M_ Z_ &_

n -_U_ _T_ /_ Z_ n -
_U_ _@ -_q_
={x_>_e_ _% Z
Pk_-__._ V :_& MV
_ Z_ V : _TV &_ /_
_0+_/_ J + rJ /_ _n_ -_;_
1:

Jualah boleh dilakukan oleh dua pihak,


pihak jail (pihak pertama yang
menyatakan kesediaan memberikan
imbalan atas suatu pekerjaan) dan
pihak majul lah (pihak kedua yang
bersedia melakukan pekerjaan yang
diperlukan pihak pertama),
(Jualah) adalah komitmen orang yang
cakap hukum untuk memberikan
imbalan tertentu atas pekerjaan
tertentu atau tidak tertentu kepada
orang tertentu atau tidak tertentu.

4. Pendapat Rapat Pleno DSN-MUI


pada Kamis, 26 Zul Qadah 1428
H/06 Desember 2007 M.
Pertama : Ketentuan Umum
Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) adalah
surat berharga dalam mata uang rupiah yang
diterbitkan oleh Bank Indonesia berjangka waktu
pendek berdasarkan prinsip syariah.

NO: 63/DSN-MUI/XII/2007 Kedua : Ketentuan Hukum


1. Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)
FATWA TENTANG sebagai instrument pengendalian moneter boleh
diterbitkan untuk memenuhi kebutuhan operasi
SERTIFIKAT pasar terbuka (OPT).
BANK INDONESIA SYARIAH 2. Bank Indonesia memberikan imbalan kepada
(SBIS) pemegang SBIS sesuai dengan akad yang
dipergunakan.
3. Bank Indonesia wajib mengembalikan dana
1. Substansi Fatwa DSN-MUI No. SBIS kepada pemegangnya pada saat jatuh
01/DSN-MUI/IV/2000 tentang tempo.
Giro, No. 07/DSN-MUI/IV/2000 4. Bank Syariah boleh memiliki SBIS untuk
tentang Mudharabah, memanfaatkan dananya yang belum dapat
No.08/DSN- MUI/IV/2000 tentang disalurkan ke sektor riil.
Musyarakah, No.
10/DSNMUI/IV/2000 tentang Ketiga : Ketentuan Akad
Wakalah, No. 19/DSN- 1. Akad yang dapat digunakan untuk penerbitan
MUI/IV/2001 tentang Qardh, dan instrumen SBIS adalah akad:
No. 62/DSN- MUI/XII/2007 a. Mudharabah
tentang Ju'alah. (Muqaradhah)/Qiradh,
2. Pendapat peserta Rapat Pleno b. Musyarakah, c. Ju'alah, d. Wadi'ah, e. Qardh,
DSN- MUI pada Kamis, 26 f. Wakalah
ZulQadah 1428 H/06 Desember 2. Penggunakan akad sebagaimana tersebut dalam
2007 M.. butir ketiga angka 1 dalam penerbitan SBIS
mengikuti substansi fatwa DSN-MUI yang
Keempat : Ketentuan Penutup
Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan
ketentuan jika di kemudian hari ternyata terdapat
kekeliruan, akan diubah dan disempurnakan
sebagaimana mestinya
Pertama : Ketentuan Umum
1. Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) adalah
surat berharga dalam mata uang rupiah yang
diterbitkan oleh Bank Indonesia berjangka
waktu pendek berdasarkan prinsip syariah.
2. Sertifikat Bank Indonesia Syariah Jualah (SBIS
Jualah) adalah SBIS yang menggunakan Akad
Jualah, dengan memperhatikan substansi fatwa
DSN-MUI no. 62/DSNMUI/XII/2007 tentang
Akad Jualah.
NO: 64/DSN-MUI/XII/2007 Kedua : Ketentuan Akad
1. SBIS Jualah sebagai instrumen moneter boleh
FATWA TENTANG SERTIFIKAT diterbitkan untuk pengendalian moneter dan
BANK INDONESIA SYARIAH pengelolaan likuiditas perbankan syariah.
JUALAH (SBIS JUALAH) 2. Dalam SBIS Jualah, Bank Indonesia bertindak
sebagai jail (pemberi pekerjaan); Bank Syariah
1. Substansi Fatwa DSN-MUI No. bertindak sebagai majul lah (penerima
01/DSN-MUI/IV/2000 tentang Giro, pekerjaan); dan objek/underlying Jualah
No. 07/DSN-MUI/IV/2000 tentang (mahall al-aqd) adalah partisipasi Bank Syariah
Mudharabah, untuk membantu tugas Bank Indonesia dalam
No.08/DSN- MUI/IV/2000 tentang pengendalian moneter melalui penyerapan
Musyarakah, No. likuiditas dari masyarakat dan menempatkannya
10/DSNMUI/IV/2000 di Bank Indonesia dalam jumlah dan jangka
tentang Wakalah, No. 19/DSN- waktu tertentu.
MUI/IV/2001 tentang Qardh, No. 3. Bank Indonesia dalam operasi moneternya
62/DSN- MUI/XII/2007 tentang melalui penerbitan SBIS mengumumkan target
Ju'alah, dan No. 63/DSN- penyerapan likuiditas kepada bank-bank syariah
MUI/XII/2007 tentang SBIS. sebagai upaya pengendalian moneter dan
2. Pendapat peserta Rapat Pleno menjanjikan imbalan (reward/iwadh/jul)
Dewan Syariah Nasional pada tertentu bagi yang turut berpartisipasi dalam
Kamis, 26 Zul Qadah 1428 H/06 pelaksanaannya.
Desember 2007 M. Ketiga : Ketentuan Hukum
1. Bank Indonesia wajib memberikan imbalan
(reward/iwadh/jul) yang telah dijanjikan
kepada Bank Syariah yang telah membantu Bank
Indonesia dalam upaya pengendalian moneter
dengan cara menempatkan dana di Bank
Indonesia dalam jangka waktu tertentu, melalui
"pembelian" SBIS Ju'alah.
2. Dana Bank Syariah yang ditempatkan di Bank
Indonesia melalui SBIS adalah wadiah amanah
khusus yang ditempatkan dalam rekening SBIS-
Indonesia, dan tidak dipergunakan oleh Bank
Indonesia selaku penerima titipan, serta tidak
boleh ditarik oleh Bank Syariah sebelum jatuh
tempo.
3. Dalam hal Bank Syariah selaku pihak penitip
dana (mudi) memerlukan likuiditas sebelum
jatuh tempo, ia dapat me-repokan SBIS Jualah-
nya dan Bank Indonesia dapat mengenakan
denda (gharamah) dalam jumlah tertentu sebagai
ta'zir.
4. Bank Indonesia berkewajiban mengembalikan
dana SBIS Jualah kepada pemegangnya pada
saat jatuh tempo.
5. Bank syariah hanya boleh/dapat menempatkan
kelebihan likuiditasnya pada SBIS Jualah
sepanjang belum dapat menyalurkannya ke
sektor riil.
6. SBIS-Jualah merupakan instrumen moneter
yang tidak dapat diperjual-belikan (non
tradeable) atau dipindahtangankan, dan bukan
merupakan bagian dari portofolio investasi bank
syariah.
Keempat : Ketentuan Penutup
Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan

FATWA TENTANG Pertama : Ketentuan Umum


MEKANISME DAN Dalam fatwa ini yang dimaksud dengan:
INSTRUMEN PASAR UANG 1. Pasar Uang Antarbank berdasarkan prinsip
ANTARBANK BERDASARKAN Syariah (PUAS) adalah kegiatan transaksi
PRINSIP SYARIAH keuangan jangka pendek antarpeserta pasar
berdasarkan prinsip- prinsip syariah.
1. Substansi fatwa DSN-MUI No. 2. Peserta PUAS dalam pasar primer adalah:
07/DSN-MUI/IV/2000 a. bank syariah sebagai penerima dana
tentang Mudharabah, dalam kapasitasnya sebagai penerbit
fatwa DSN-MUI No. 08/DSN- instrumen PUAS, atau pemilik dana,
MUI/IV/2000 tentang Musyarakah, dan
fatwa DSN-MUI No. 19/DSN- b. bank konvensional hanya sebagai
MUI/IV/2001 tentang Qardh, pemilik dana.
substansi fatwa DSN-MUI No. 3. Peserta PUAS dalam pasar sekunder adalah:
01/DSNMUI/IV/2000, substansi a. bank syariah sebagai penjual atau
fatwa DSN-MUI pembeli instrumen PUAS.
No. b. bank konvensional sebagai penjual
02/DSNMUI/IV/2000 mengenai atau pembeli instumen PUAS.
akad Wadiah, fatwa DSN-MUI 4. Sertifikat PUAS adalah instrumen bukti
No.28/DSN-MUI/III/2002 tentang kepemilikan investasi yang ditransaksikan
Jual Beli Mata Uang (Al-Sharf) dalam PUAS.
5. Pialang adalah perantara perdagangan sertifikat
Syariah, serta fatwa No. 38/DSN- Untuk pekerjaan seperti ini tidak sah dilakukan akad ijarah
MUI/X/2002 tentang Sertifikat (sewa/pengupahan) padahal (orang/pemiliknya) perlu agar
Investasi Mudharabah AntarBank kedua barang yang hilang tersebut kembali, sementara itu, ia
(Sertifikat IMA) tidak menemukan orang yang mau membantu
2. Pendapat ulama mazhab Syafii mengembalikannya secara suka rela
tentang Jualah; antara lain al-
Dimyathi al-Bakri dalam Hasyiyah
Ianah al-Thalibin, juz III/256
(Tahqiq dan Takhrij hadits: Abd al-
Hakim Muhammad Abd al-Hakim),
Kairo: al-Maktabah al-Taufiqiyah,
t.th.:

Untuk akad jualah dapat dijadikan


istinas firman Allah: dan siapa yang
dapat mengembalikannya, akan
memperoleh bahan makanan (seberat)
beban unta... (QS. Yusuf [12]: 72).
Beban (himl) unta adalah bentuk
takaran yang dikenal dikalangan umat
nabi Yusuf, seperti halnya wasaq. Firman
Allah ini hanya dipandang sebagai
istinas, bukan dalil, karena ia berkenaan
dengan syariah umat sebelum kita; dan
itu menurut pendapat rajih (kuat)-- tidak
menjadi syariah kita (umat Nabi
Muhammad), walaupun dalam syariah
kita terdapat dalil (hadis) yang
menetapkannya (sebagai syariat kita).

3. Pendapat Ibnu Qudamah dalam al-


Mughni, juz V h. 56:

Kebutuhan masyarakat memerlukan


adanya jualah; sebab pekerjaan (untuk
mencapai suatu tujuan) terkadang tidak
jelas (bentuk dan masa pelaksanaannya),
seperti mengembalikan budak yang
hilang, hewan hilang, dan sebagainya.
PUAS, yang mendapatkan izin dapat menggunakan akad jual beli (bai) dengan
dari Bank Indonesia. harga yang disepakati.
5. Penjual Sertifikat PUAS dapat berjanji (wad)
Kedua : Ketentuan Khusus untuk membeli kembali Sertifikat tersebut pada
1. Dalam pasar primer, penerbitan harga yang disepakati di awal.
Sertifikat PUAS dapat 6. Dalam hal janji untuk membeli kembali tidak
dilakukan dengan dipenuhi, penjual dapat dikenakan sanksi.
menggunakan akad: a. 7. Transaksi PUAS dapat dilakukan secara bilateral,
Mudharabah, atau b. melalui pialang, lelang (bai muzayadah), atau
Musyarakah melalui mekanisme lainnya sesuai dengan prinsip-
2. Bagi hasil Sertifikat PUAS prinsip syariah.
yang diterbitkan berasal dari 8. Transaksi antara peserta PUAS dengan pialang
hasil aset yang menjadi dasar menggunakan akad jualah.
penerbitan, baik aset yang
memiliki imbal hasil tetap Ketiga : Penyelesaian Perselisihan
maupun aset yang memiliki Jika terjadi terjadi perselisihan di antara para pihak, maka
imbal hasil tidak tetap, sesuai penyelesaiannya dapat dilakukan melalui mediasi, badan
dengan akad. arbitrase syariah atau berdasarkan peraturan perundang-
3. Sertifikat PUAS dapat undangan yang berlaku, setelah tidak tercapai kesepakatan
dialihkan kepemilikannya melalui musyawarah.
sebelum jatuh tempo.
4. Dalam pasar sekunder, transaksi Keempat : Penutup
yang dilakukan untuk Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan
pengalihan Sertifikat PUAS ketentuan jika di kemudian hari ternyata terdapat
kekeliruan, akan diubah dan disempurnakan sebagaimana
mestinya.
(tanpa imbalan). Oleh karena itu, kebutuhan masyarakat mendorong agar akad juala
4. Surat dari Direktorat Pengelolaan MoneterBankIndonesia No.12/125/DPM tertanggal
Penutup
Pasar uang (bahasa Inggris: money market) merupakan pertemuan
demand dan supply dana jangka pendek. Dalam pasar uang, valuta
asing diperlukan untuk membayar kegiatan ekspor impor, hutang luar negeri.
Pasar uang (money market) adalah pasar di mana di dalamnya diperdagangkan
surat-surat berharga jangka pendek. Pasar uang adalah sebuah pasar untuk
pemberian pinjaman-pinjaman jangka pendek (kurang dari satu tahun). Pasar uang
pada prinsipnya merupakan sarana alternatif bagi lembaga-lembaga keuangan,
perusahaan-perusahaan non keuangan, dan peserta-peserta lainnya baik dalam
memenuhi kebutuhan dana jangka pendeknya maupun dalam rangka melakukan
penempatan dana atas kelebihan likuiditasnya.
Pasar Uang Antarbank Berdasarkan Prinsip Syariah (PUAS) merupakan
kegiatan transaksi keuangan jangka pendek antarbank berdasarkan prinsip syariah
baik dalam rupiah maupun valuta asing. Peserta PUAS terdiri dari Bank Syariah,
UUS, dan Bank Konvensional. Bank Syariah dan UUS dapat melakukan
penempatan dan dan atau penerimaan dana dengan menggunakan instrumen
PUAS yang ditetapkan oleh BI. Bank konvensional hanya dapat melakukan
penempatan dana ke dalam instrumen PUAS yang ditetapkan oleh BI. Peserta
PUAS wajib melaporkan transaksi PUAS kepada BI sesui ketentuan BI yang
berlaku.
Instrumen atau surat-surat berharga yang diperjual belikan di pasar uang
konvensional ada beberapa macam yaitu, 1) Treasury Bills, 2) Commercial Paper,
3) Negotiable Certificate of Deposit, 4) Bankers Acceptance, 5) Bill of Exchange,
6) Repurchase Agreement (Repo), 7) Sertifikat Bank Indonesia (SBI), 8) Surat
Berharga Pasar Uang (SBPU), 9) Call Money.
Adapun jenis-jenis instrumen pasar uang yang ditawarkan dalam pasar
uang syariah di Indonesia adalah, 1) Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), 2)
Repurchase Agreement (Repo) SBIS, 3) Surat Berharga Syariah Negara (SBSN),
4) Repurchase Agrement (Repo) SBSN, 5) Instrumen Pasar Uang Antarbank
Syariah (PUAS), 6) Surat Berharga lain yang berkualitas tinggi dan mudah
dicairkan
Beberapa sepuluh tahun setelah pendirian bank Islam pertama di negara
(Bank Islam Malaysia Berhad pada tahun 1983), penciptaan IIMM Islam
diumumkan. Selang sepuluh tahun telah menunjukkan kebutuhan untuk memiliki
pasar uang syariah. Sampai pembentukan IIMM pada bulan Januari tahun 1994.
Pada dasarnya pasar uang syariah dan pasar uang konvensional memiliki
beberapa fungsi serupa. Di antaranya adalah fungsi pengaturan likuiditas. Jika
bank syariah memiliki kelebihan likuiditas, ia dapat menggunakan instrumen
pasar uang untuk menginvestasikan dananya. Jika mengalami kekurangan
likuiditas, ia dapat menerbitkan instrumen yang dapat dijual untuk mendapatkan
dana tunai. Namun terdapat perbedaan mendasar di antara keduanya yaitu pada
mekanisme penerbitan dan sifat instrumen itu sendiri. Dalam pasar uang
konvensional, instrumen yang diterbitkan adalah instrumen utang, yang dijual
dengan diskon dan didasarkan atas perhitungan bunga. Adapun pasar uang syariah
lebih kompleks dan lebih mendekati mekanisme dalam pasar modal.

3
0
Daftar Pustaka
Al-Sayed, Ola Money Market Instruments in Conventional and Islamic Banks,
European International Journal of Science and Humanities, Vol.1 No.3
February.
Arifin, Zainul. 2005 Dasar-Dasar Manajeman Bank Syariah, Jakarta: Pustaka
Alvabet.III
EL-DIN, Seif I. TAG, Capital and Money Markets of Muslims: The Emerging
Experience in Theory and Practice, Kyoto Bulletin of Islamic Area
Studies, 1-2 (2007), hlm 55 lihat di http://www.asafas.kyoto-u.ac.jp/
diakses pada tanggal 9 Januari 2016
Hafasnudin, Rancang Bangun Pasar Finansial Syariah, Jurnal Telaah & Riset
Akuntansi Vol. 1, No. 2. Juli 2008 Hlm.156
Huda, Nurul Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Hubungan Kausalitas Pasar Uang
Syariah Dengan Konvensional,Volume 5 Nomor 1,April 08/Rabiul Awal
1429 H
Lucket, Dudley G. 1981. edisi ke 2, Uang dan Perbankan, Jakarta: Erlangga
Maaji, Muhammad M dkk.,Performance of Asset and Commodity-Based
Securities in Malaysias Islamic Inter-Bank Mone y Market, Journal of
Islamic Banking and Finance December 2014, Vol. 2, No. 2, pp. 01-13
Mankiw, N. Gregory. 2006. makroekonomi. Ed.6, Jakarta: Erlangga
Muhammad M Maaji, dkk., Performance of Asset and Commodity-Based
Securities in Malaysias Islamic Inter-Bank Money Market
Muhammad, 2002 Manajemen Bank Syariah, Yogyakarta: UUP AMP YKPN
Sani Gandhi Anwar and Imam Wahyudi, Interdependence between Islamic capital
market and money market: Evidence from Indonesia, Borsa Istanbul
Review, Volume 14, Issue 1, March 2014, hlm. 2, lihat di
http://www.sciencedirect.com/ diakses pada tanggal 9 Januari 2016
Soemitro, Andri, 2010, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, cet. II, Jakarta:
Kencana
Yushita, Amanita Novi Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Handout Jurusan
Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta
Fatwa DSN MUI NO: 36 /DSN-MUI/X/2002 Sertifikat Wadiah Bank Indonesia
(SWBI)
Fatwa DSN MUI NO: 37/DSN-MUI/X/2002 Pasar Uang Antarbank Berdasarkan
Prinsip Syariah
Fatwa DSN MUI NO: 38/DSN-MUI/X/2002 Sertifikat Investasi Mudharabah
Antarbank (Sertifikat IMA)
Fatwa DSN MUI NO: 62/DSN-MUI/XII/2007 Akad Jualah
Fatwa DSN MUI NO: 63/DSN-MUI/XII/2007 Sertifikat Bank Indonesia Syariah
(SBIS)
Fatwa DSN MUI NO: 64/DSN-MUI/XII/2007 Sertifikat Bank Indonesia Syariah
Jualah (SBIS Jualah)

3
1
Fatwa DSN MUI NO: 78/DSN-MUI/IX/2010 Mekanisme dan Instrumen Pasar
Uang Antarbank Berdasarkan Prinsip Syariah

3
1

Anda mungkin juga menyukai