Kelompok 10
1. Muhammad Isa 1112000431
2. Sri Nurhayati 1112000469
3. Dian Oktaviani 1112000432
4. Sunarman 1112000359
BAB I : PENDAHULUAN
1. Latar Belakang………………...……………………………………………………………………………………….………..... 03
BAB II : PEMBAHASAN
1. Kesimpulan ...…………………...…………………………………………….……………………………………….……..…..... 25
2. Saran ...….……………..…………………………………………………..……………………………………………………..…..... 25
2
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kegiatan utama dari pasar modal yang ada umumnya hanya kegiatan dalam
bentuk short selling, membeli saham di pagi hari untuk kemudian menjualnya di sore
hari bila memungkinkan mendapat gain capital. Kegiatan tersebut jauh sekali dari
tujuan awal pendirian pasar modal yaitu sebagai perantara penyediaan modal bagi
perusahaan penerbit efek yang kemudian digunakan untuk perluasan usaha.
Ekspansi atau perluasan usaha tersebut dapat menambah lapangan pekerjaan dan
dalam jangka panjang dapat menggerakan perekonomian. Dan kemudian pasar
modal syariah hadir untuk memenuhi fungsi utama dari pasar modal tersebut.
3
2. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dari Pasar Modal Syariah ?
2. Bagaimanakah Struktur Pasar Modal Syariah ?
3. Apakah Tujuan dari Pasar Modal Syariah ?
4. Bagaimana Karakteristik Pasar Modal Syariah ?
5. Apa Kendala dan Strategi Pasar Modal Syariah ?
3. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Pengertian dari Pasar Modal Syariah
2. Mengetahui Struktur Pasar Modal Syariah
3. Mengetahui Tujuan dari Pasar Modal Syariah
4. Mengetahui Karakteristik Pasar Modal Syariah
5. Mengetahui Kendala dan Strategi Pasar Modal Syariah
4
BAB II
PEMBAHASAN
Dari kedua defenisi dapat disimpulkan bahwa pasar modal syariah (Islamic stock
exchange) adalah kegiatan yang berhubungan dengan perdagangan efek syariah
perusahaan public yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya serta lembaga
profesi yang berkaitan dengannya, di mana semua produk dan mekanisme
operasionalnya tidak bertentangan denga syariat Islam. Pasar modal syariah dapat
juga diartikan adalah pasar modal yang menerapkan prinsip-prinsip syariah.
5
Namun demikian, perkembangan penerapan prinsip syariah mengalami masa
surut selama kurun waktu yang relatif lama pada masa imperium negara-negara
Eropa. Pada masa tersebut negara-negara di Timur Tengah serta negara-negara
Islam lain hampir semuanya menjadi wilayah jajahan negara-negara Eropa.Dalam
perkembangan selanjutnya, dengan banyaknya negara Islam yang terbebas dari
penjajahan dan semakin terdidiknya generasi muda Islam, maka ajaran Islam mulai
meraih masa kebangkitan kembali. Sekitar tahun 1960-an banyak cendekiawan
muslim dari negara-negara Islam sudah mulai melakukan pengkajian ulang atas
penerapan sistem hukum Eropa kedalam industri keuangan dan sekaligus
memperkenalkan penerapan prinsip syariah Islam dalam industri keuangannya.
Pada awalnya prinsip syariah islam diterapkan pada industri perbankan dan Cairo
adalah merupakan negara yang pertama kali mendirikan bank Islam sekitar tahun
1971 dengan nama “Nasser Social Bank” yang operasionalnya berdasarkan sistem
bagi hasil (tanpa riba). Berdirinya Nasser Social Bank tersebut, kemudian diikuti
dengan berdirinya beberapa bank Islam lainnya seperti Islamic Development Bank
(IDB) dan the Dubai Islamic pada tahun 1975, Faisal Islamic Bank of Egypt, Faisal
Islamic Bank of Sudan dan Kuwait Finance House tahun 1977.
Lembaga keuangan baik yang merupakan bank ataupun non bank mempunyai
peran yang cukup penting diera globalisasi seperti sekarang. Keduanya berperan
sebagai wahana yang mampu menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat
secara efektif dan efesien ke arah perkembangan perekonomian rakyat.
6
dari masyarakat. Bedanya jika bank menghimpun dana secara langsung berupa
simpanan dana masyarakat, sedangkan non bank penghimpun dana secara tidak
langsung dari masyarakat, tapi melalui kertas berharga yang diperjualbelikan.
( Hamidi, M. Lutfi, Jejak-Jejak Ekonomi Syariah, Senayan Abadi, Jakarta 2003 hlm. 37 )
Dengan adanya berbagai ketentuan dan pandangan syariah seperti diatas, maka
investasi tidak dapat dilakukan terhadap semua produk pasar modal karena diantara
produk pasar modal itu banyak yang bertentangan dengan syari’ah. Oleh karena itu
investasi di pasar modal harus dilakukan dengan selektif dan dengan hati-hati
(ihtiyat) supaya tidak masuk kepada produk non halal. Sehingga hal inilah yang
mendorong islamisasi pasar modal.
Terkait dengan upaya pengembangan pasar modal syariah, hingga saat ini
terdapat 6 (enam) Fatwa DSN-MUI yang berkaitan dengan industri pasar modal.
Fatwa-fatwa tersebut adalah : Fatwa No.05 tahun 2000 tentang Jual Beli Saham,
No.20 tahun 2000 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksa Dana
Syariah, No.32 tahun 2002 tentang Obligasi Syariah, No.33 tahun 2002 tentang
7
Obligasi Syariah Mudharabah, No.40 tahun 2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman
Umum Penerapan Prinsip syariah di Bidang Pasar Modal, dan yang terakhir fatwa
No.41 tahun 2004 tentang Obligasi Syariah Ijarah.
Bentuk ideal dari pasar modal syariah dapat dicapai dengan islamisasi empat pilar
pasar modal, yaitu :
a. Emiten (perusahaan) dan efek yang diterbitkannya didorong untuk memenuhi
kaidah syariah, keadilan, kehati-hatian dan transparansi
b. Pelaku pasar (investor) harus memiliki pemahaman yang baik tentang ketentuan
muamalah, manfaat dan risiko transaksi di pasar modal
c. Infrastruktur informasi bursa efek yang jujur, transparan dan tepat waktu yang
merata di publik yang ditunjang oleh mekanisme pasar yang wajar
d. Pengawasan dan penegakan hukum oleh otoritas pasar modal dapat
diselenggarakan secara adil, efisien, efektif dan ekonomis.
8
Sejalan dengan definisi tersebut, maka produk syariah yang berupa efek harus
tidak bertentangan dengan prinsip syariah.Oleh karena itu efek tersebut dikatakan
sebagai Efek Syariah. Dalam Peraturan Bapepam dan LK Nomor IX.A.13 tentang
Penerbitan Efek Syariah disebutkan bahwa Efek Syariah adalah Efek sebagaimana
dimaksud dalam UUPM dan peraturan pelaksanaannya yang akad, cara, dan
kegiatan usaha yang menjadi landasan pelaksanaannya tidak bertentangan dengan
prinsip – prinsip syariah di Pasar Modal. Sampai dengan saat ini, Efek Syariah yang
telah diterbitkan di pasar modal Indonesia meliputi Saham Syariah, Sukuk dan Unit
Penyertaan dari Reksa Dana Syariah.
1. Saham Syariah
Secara konsep, saham merupakan surat berharga bukti penyertaan modal
kepada perusahaan dan dengan bukti penyertaan tersebut pemegang saham
berhak untuk mendapatkan bagian hasil dari usaha perusahaan tersebut. Konsep
penyertaan modal dengan hak bagian hasil usaha ini merupakan konsep yang
tidak bertentangan dengan prinsip syariah.Prinsip syariah mengenal konsep ini
sebagai kegiatan musyarakah atau syirkah.Berdasarkan analogi tersebut, maka
secara konsep saham merupakan efek yang tidak bertentangan dengan prinsip
syariah.Namun demikian, tidak semua saham yang diterbitkan oleh Emiten dan
Perusahaan Publik dapat disebut sebagai saham syariah. Suatu saham dapat
dikategorikan sebagai saham syariah jika saham tersebut diterbitkan oleh:
a) Emiten dan Perusahaan Publik yang secara jelas menyatakan dalam
anggaran dasarnya bahwa kegiatan usaha Emiten dan Perusahaan Publik
tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip syariah.
b) Emiten dan Perusahaan Publik yang tidak menyatakan dalam anggaran
dasarnya bahwa kegiatan usaha Emiten dan Perusahaan Publik tidak
bertentangan dengan Prinsip-prinsip syariah, sebagaimana diatur dalam
peraturan IX.A.13, yaitu tidak melakukan kegiatan usaha:
1) perjudian dan permainan yang tergolong judi;
2) perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan barang/jasa;
3) perdagangan dengan penawaran/permintaan palsu;
4) bank berbasis bunga;
5) perusahaan pembiayaan berbasis bunga;
6) jual beli risiko yang mengandung unsur ketidak pastian(gharar) dan/atau
judi (maisir), antara lain asuransi konvensional;
9
7) memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan dan/atau
menyediakan barang atau jasa haram zatnya (haram li-dzatihi), barang
atau jasa haram bukan karena zatnya (haram li-ghairihi) yang ditetapkan
oleh DSN-MUI; dan/atau, barang atau jasa yang merusak moral dan
bersifat mudarat;
Karakteristik Sukuk
Sebagai salah satu Efek Syariah sukuk memiliki karakteristik yang berbeda
dengan obligasi. Sukuk bukan merupakan surat utang, melainkan bukti
kepemilikan bersama atas suatu aset/proyek. Setiap sukuk yang diterbitkan
harus mempunyai aset yang dijadikan dasar penerbitan (underlying asset ).
Klaim kepemilikan pada sukuk didasarkan pada aset/proyek yang spesifik.
Penggunaan dana sukuk harus digunakan untuk kegiatan usaha yang halal.
Imbalan bagi pemegang sukuk dapat berupa imbalan, bagi hasil, atau marjin,
sesuai dengan jenis akad yang digunakan dalam penerbitan sukuk.
10
Jenis Sukuk
a) Sertifikat kepemilikan dalam aset yang disewakan.
b) Sertifikat kepemilikan atas manfaat, yang terbagi menjadi 4 (empat) tipe :
Sertifikat kepemilikan atas manfaat aset yang telah ada, Sertifikat
kepemilikan atas manfaat aset di masa depan, sertifikat kepemilikan atas
jasa pihak tertentu dan Sertifikat kepemilikan atas jasa di masa depan.
c) Sertifikat salam.
d) Sertifikat istishna.
e) Sertifikat murabahah.
f) Sertifikat musyarakah.
g) Sertifikat muzara’a.
h) Sertifikat musaqa.
i) Sertifikat mugharasa.
11
E. Struktur Pasar Modal Syariah
12
Dilihat dari kenyataannya, walaupun sebagian besar penduduk Indonesia
syariah dapat dikatakan sangat tertinggal jauh terutama jika dibandingkan dengan
Malaysia yang sudah bisa dikatakan telah menjadi pusat investasi berbasis syariah
industri pasar modalnya. Kenyataan lain yang dihadapi oleh pasar modal syariah kita
hingga saat ini adalah minimnya jumlah pemodal yang melakukan investasi,
terutama jika dibandingkan dengan jumlah pemodal yang ada pada sektor
perbankan.
Pasar modal merupakan salah satu pilar penting dalam perekonomian dunia
saat ini. Banyak industri dan perusahaan yang menggunakan institusi pasar modal
sebagai media untuk menyerap investasi dan media untuk memperkuat posisi
keuangannya. Menurut Irfan Syawqy, secara faktual, pasar modal telah menjadi
13
Fungsi Pasar Modal Syariah
Menurut Metwally fungsi dari keberadaan pasar modal syariah :
1) Memungkinkan bagi masyarakat berpartispasi dalam kegiatan bisnis dengan
memperoleh bagian dari keuntungan dan risikonya.
2) Memungkinkan para pemegang saham menjual sahamnya guna
mendapatkan likuiditas
3) Memungkinkan perusahaan meningkatkan modal dari luar untuk membangun
dan mengembangkan lini produksinya
4) Memisahkan operasi kegiatan bisnis dari fluktuasi jangka pendek pada harga
saham yang merupakan ciri umum pada pasar modal konvensional
5) Memungkinkan investasi pada ekonomi itu ditentukan oleh kinerja kegiatan
bisnis
Karakter pasar modal yang diperlukan dalam membentuk struktur pasar modal
syariah, di mana memungkinkan para pemegang saham individual dapat
melepaskan sahamnya dan memperoleh keuntugan dengan adanya komitmen
antara pemegang saham dengan perusahaan untuk tidak mencairkan sahamnya
setidak-tidaknya dalam jangka tiga bulan. Sedangkan karakteristik yang diperlukan
dalam membentuk pasar modal syariah (Metwally, 1995, 178-179) adalah sebagai
berikut :
a) Semua saham harus diperjualbelikan pada bursa efek
b) Bursa perlu mempersiapkan pasca perdagangan dimana saham dapat
diperjualbelikan melalui pialang
c) Semua perusahaan yang mempunyai saham yang dapat diperjualbelikan di Bursa
efek diminta menyampaikan informasi tentang perhitungan (account) keuntungan
dan kerugian serta neraca keuntungan kepada komite manajemen bursa efek,
dengan jarak tidak lebih dari 3 bulan
d) Komite manajemen menerapkan harga saham tertinggi (HST) tiap-tiap
perusahaan dengan interval tidak lebih dari 3 bulan sekali
e) Saham tidak boleh diperjual belikan dengan harga lebih tinggi dari HST
f) Saham dapat dijual dengan harga dibawah HST
g) Komite manajemen harus memastikan bahwa semua perusahaan yang terlibat
dalam bursa efek itu mengikuti standar akuntansi syariah
14
h) Perdagangan saham mestinya hanya berlangsung dalam satu minggu periode
perdagangan setelah menentukan HST
i) Perusahaan hanya dapat menerbitkan saham baru dalam periode perdagangan,
dan dengan harga HST
15
J. Instrument Yang Dilarang Dalam Pasar Modal Syariah
Adapun instrument yang diharamkan dalam pasar modal syariah adalah :
a. Preferred stock (saham istimewa)
Saham istimewa adalah saham yang memberikan hak lebih besar daripada
saham biasa dalam dividen pada waktu perseroan dilikuidasi.Adapun
karakteristik saham preference adalah hak utama atas aktiva, penghasilan tetap,
jangka waktu tidak terbatas, tidak punya hak suara.
b. Forward contract
Forward contract merupakan salah satu jenis transaksi yang diharamkan,
karena bertentangan dengan syariah. Forward contract merupakan bentuk jual
beli utang yang didalamnya terdapat unsur riba, sedangkan transaksi (jual beli)
dilakukan sebelum tanggal jatuh tempo.
c. Option
Option adalah transaksi yang tidak disertai dengan underlying asset atau
real asset, dengan kata lain objek yang ditransaksikan tidak dimiliki oleh pihak
penjual. Option termaksud dalam katagori gharar (penipuan/spekulasi) dan
maisir (judi).
16
K. Indeks Syariah
Indeks harga saham adalah suatu indicator yang menunjukan pergerakan harga
saham. Indeks berfungsi sebagai indicator tren pasar, artinya pergerakan indeks
menunjukan kondisi pasar pada saat pasar sedang aktif atau lesu.
Ada beberapa fungsi indeks syariah, yaitu:
Indicator tren pasar : sesuatu yang memungkinkan trader dan investor untuk
bisa mendapatkan keuntungan. Apakah untuk jangka panjang atau jangka
pendek, dalam pasar yang bergerak satu arah atau di kisaran terbatas, perubahan
dari harga yang satu ke harga selanjutnya adalah yang menciptakan keuntungan
atau kerugian.
Sebagai tolak ukur / patok duga (benchmark) kinerja suatu portofolio investasi.
Dalam mengevaluasi kinerja suatu portofolio ada beberapa faktor yang perlu kita
perhatikan, yaitu:
1. Tingkat risiko
Seperti telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya tentang adanya Trade-
off antara risiko dan return, di mana semakin tinggi tingkat risiko maka semakin
tinggi pula tingkat return yang diharapkan.
2. Periode waktu
Seperti halnya tingkat risiko, faktor waktu juga akan mempengaruhi tingkat
return portofolio. Oleh karena itu, pada saat mengevaluasi kinerja suatu
portofolio kita juga perlu memperhatikan faktor periode waktu yang digunakan.
3. Penggunaan patok duga (bechmark) yang sesuai
Dalam melakukan evaluasi kinerja suatu portofolio, kita perlu
membandingkan return portofolio tersebut dengan return yang bisa dihasilkan
oleh alternatif portofolio lain yang sebanding.
17
4. Tujuan investasi
Evaluasi kinerja suatu portofolio juga perlu memperhatikan tujuan yang
ditetapkan oleh investor atau manajer investasi. Tujuan investasi yang berbeda
akan mempengaruhi kinerja portofolio yang dikelolanya, Misalnya, jika tujuan
investasi seorang investor adalah pertumbuhan jangka panjang, maka kinerja
portofolio yang dibentuknya akan relatif lebih kecil dari kinerja portofolio yang
dibentuk dengan tujuan mendapatkan keuntungan jangka pendek.
Jakarta Islamic Index atau biasa disebut JII adalah salah satu indeks saham yang
ada di Indonesia yang menghitung index harga rata-rata saham untuk jenis saham-
saham yang memenuhi kriteria syariah. Pembentukan JII tidak lepas dari kerja sama
antara Pasar Modal Indonesia (dalam hal ini PT Bursa Efek Jakarta) dengan PT
Danareksa Invesment Management (PT DIM). JII telah dikembangkan sejak tanggal 3
Juli 2000. Pembentukan instrumen syariah ini untuk mendukung pembentukan Pasar
Modal Syariah yang kemudian diluncurkan di Jakarta pada tanggal 14 Maret 2003.
Mekanisme Pasar Modal Syariah meniru pola serupa di Malaysia yang digabungkan
dengan bursa konvensional seperti Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.
Setiap periodenya, saham yang masuk JII berjumlah 30 (tiga puluh) saham yang
memenuhi kriteria syariah. JII menggunakan hari dasar tanggal 1 Januari 1995
dengan nilai dasar 100. (Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas)
18
Tujuan pembentukan JII adalah untuk meningkatkan kepercayaan investor untuk
melakukan investasi pada saham berbasis syariah dan memberikan manfaat bagi
pemodal dalam menjalankan syariah Islam untuk melakukan investasi di bursa efek.
JII juga diharapkan dapat mendukung proses transparansi dan akuntabilitas saham
berbasis syariah di Indonesia. JII menjadi jawaban atas keinginan investor yang ingin
berinvestasi sesuai syariah. Dengan kata lain, JII menjadi pemandu bagi investor
yang ingin menanamkan dananya secara syariah tanpa takut tercampur dengan
dana ribawi. Selain itu, JII menjadi tolak ukur kinerja (benchmark) dalam memilih
portofolio saham yang halal. (Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia
bebas)
19
a. emiten tidak menjalankan usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi
atau perdagangan yang dilarang
b. bukan lembaga keuangan konvensional yang menerapkan sistem riba,
termasuk perbankan dan asuransi konvensional
c. usaha yang dilakukan bukan memproduksi, mendistribusikan, dan
memperdagangkan makanan/minuman yang haram
d. tidak menjalankan usaha memproduksi, mendistribusikan, dan menyediakan
barang/jasa yang merusak moral dan bersifat mudharat
Selain filter syariah, saham yang masuk ke dalam JII harus melalui
beberapa proses penyaringan (filter) terhadap saham yang listing, yaitu:
a. Memilih kumpulan saham dengan jenis usaha utama yang tidak bertentangan
dengan prinsip syariah dan sudah tercatat lebih dari 3 bulan, kecuali termasuk
dalam 10 kapitalisasi besar.
b. Memilih saham berdasarkan laporan keuangan tahunan atau tengah tahun
berakhir yang memiliki rasio Kewajiban terhadap Aktiva maksimal sebesar
90%.
c. Memilih 60 saham dari susunan saham di atas berdasarkan urutan rata-rata
kapitalisasi pasar (market capitalization) terbesar selama 1 (satu) tahun
terakhir.
d. Memilih 30 saham dengan urutan berdasarkan tingkat likuiditas rata-rata nilai
perdagangan reguler selama 1 (satu) tahun terakhir.
20
3. Kriteria Pemilihan Saham Jakarta Islamic Index
a. Saham-saham yang akan dipilih berdasarkan Daftar Efek Syariah (DES) yang
dikeluarkan oleh Bapepam – LK.
b. Memilih 60 saham dari daftar efek syariah tersebut berdasarkan urutan
kapitalisasi pasar terbesar dalam 1 tahun terakhir.
c. Dari 60 perusahaan tersebut dipilih 30 perusahaan berdasarkan likuiditas,
yaitu nilai transaksi di pasar reguler dalam 1 tahun terakhir.
Adapun tahapan atau seleksi untuk saham yang masuk dalam indeks syariah
antara lain :
a. Memilih kumpulan saham dengan jenis usaha utama yang tidak bertentangan
dengan prinsip syariah dan sudah tercatat lebih dari 3 (tiga) bulan (kecuali
masuk 10 besar dalam hal kapitalisasi)
b. Memilih saham berdasarkan laporan keuangan tahunan atau tenaga tahun
terakhir yang memiliki rasio kewajiban terhadap aktiva maksimal sebesar
90%
c. Memilih 60 saham dari susunan saham di atas berdasarkan urutan rata-rata
kapitalisasi pasar terbesar selama satu tahun
d. Memilih 30 saham dengan urutan berdasarkan tingkat likuidasi rata-rata nilai
perdagangan reguler selama satu tahun terakhir.
(Sumber: Heri Sudarsono, bank & lembaga keuangan syariah, deskripsi dan
ilustrasi)
4. Perhitungan Indeks
21
5. Komponen saham JII
Saham-saham perusahaan yang masuk dalam indeks JII yang valid utk
periode Desember 2015 - Mei 2016 adalah :
No. Kode Nama perusahaan
1 IDX: AALI Astra Agro Lestari
2 IDX: ADRO Adaro Energy
3 IDX: AKRA AKR Corporindo
4 IDX: ASII Astra International
5 IDX: ASRI Alam Sutera Realty
6 IDX: BSDE Bumi Serpong Damai
7 IDX: ICBP Indofood CBP Sukses Makmur
8 IDX: INCO Vale Indonesia
9 IDX: INDF Indofood Sukses Makmur
10 IDX: INTP Indocement Tunggal Prakarsa
11 IDX: ITMG Indo Tambangraya Megah
12 IDX: JSMR Jasa Marga (Persero)
13 IDX: KLBF Kalbe Farma
14 IDX: LPKR Lippo Karawaci
15 IDX: LPPF Matahari Departement Store
16 IDX: LSIP PP London Sumatra Indonesia
17 IDX: MIKA Mitra Keluarga Karyasehat
18 IDX: MPPA Matahari Putra Prima
19 IDX: PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero)
20 IDX: PTPP PP (Persero)
21 IDX: PWON Pakuwon Jati
22 IDX: SILO Siloam International Hospitals
23 IDX: SMGR Semen Indonesia (Persero)
24 IDX: SMRA Summarecon Agung
25 IDX: SSMS Sawit Sumbermas Sarana Tbk
26 IDX: TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero)
27 IDX: UNTR United Tractors
28 IDX: UNVR Unilever Indonesia
29 IDX: WIKA Wijaya Karya (Persero)
30 IDX: WSKT Waskita Karya (Persero)
Sumber dari Bursa Efek Indonesia ,Lamp.Pengumuman No: Peng-00955/BEI.OPP/11-2015 Tanggal 27 Nov 2015
22
M. Kendala Dan Strategi Pasar Modal Syariah
a. Belum ada ketentuan yang menjadi legitimisi pasar modal syariah dari Bapepam
atau pemerintah, misalnya Undang-Undang. Perkembangan keberadaan pasar
modal syariah saat ini merupakan gambaran bagaimana legalitas yang diberikan
Bapepam dan pemerintah lebih tergantung dari permintaan pelaku pasar yang
menginginkan keberadaan pasar modal syariah.
b. Selama ini pasar modal syariah lebih populer sebagai sebuah wacana dimana
banyak bicara tentang bagaimana pasar yang disyariahkan. Dimana selama ini
praktek pasar modal tidak bisa dipisahkan dari riba, maysir dan gharar, dan
bagaimana memisahkan ketiganya dari pasar modal
c. Sosialisasi instrumen syariah di pasar modal perlu dukungan dari berbagai
pihak. Karena ternyata perkembangan pasar modal perlu dukungan berbagai
pihak. Karena ternyata perkembangan Jakarta Islamic Index dan reksadana
syariah kurang tersosialisasi dengan baik sehingga perlu dukungan dari berbagai
pihak, khususnya praktisi dan akademisi. Praktisi dapat menjelaskan
keberadaan pasar modal secara pragmatis sedangkan akademisi bisa
menjelaskan secara ilmiah
dikembangkan:
23
d. Perlu kajian-kajian ilmiah mengenai pasar modal syariah, oleh karena itu
dukungan akadmisi sangat diperlukan guna memahamkan perlunya keberadaan
pasar modal syariah.
Sedangkan Dari studi yang telah dilakukan Bapepam, kendala umum pengembangan,
antara lain:
1. Kurangnya pengetahuan dan pemahaman pelaku pasar dan pemodal
2. Terbatasnya informasi tentang pasar modal syariah
3. Belum siapnya kerangka peraturan untuk penerapan prinsip syariah di pasar
modal
4. Pola institusi pengawasan dianggap sebagai “dis-insentif” oleh para pelaku
5. Kurangnya “insentif”
6. Khusus bagi reksa dana, terbatasnya produk syariah untuk dijadikan portofolio.
24
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Bahwasanya pasar modal syariah sangat dan perlu di perhatikan diera globalisasi
ini, lebih-lebih di Negara kita Indonesia, yang mana sebagian besar penduduknya
beragama muslim. Peran pasar modal perlu di akui penting dan dicap jempol karena
tidak adanya diskriminasi dan hukum keadilan sangat diterapkan serta tingkat
keamanan lebih terjaga, tidak adanya sistem bunga, riba, dan hal-hal yang
memberatkan pihak sebelah (bersifat manfaat) serta hal-hal yang melanggar atuaran
agama islam, seperti dalam pasar modal konvensional.Dimana jika pasar modal
konvensional Sistem mekanismenya yang mengandung riba, maisir dan gharar
selama ini telah menimbulkan keraguan dikalangan umat islam.
2. Saran
Maka kami berpendapat perlu dibuat aturan-aturan khusus yang mengatur
penerbitan warkat-warkat pasar modal berbasis syariah oleh Bapepam bekerjasama
dengan Dewan Syariah Nasional. Tanpa disadari juga fungsi pasar syariah harus
sangat di perhatikan diantaranya membantu perekonomian negara yang sangat
besar dan membantu perkembangan serta pertumbuhan Negara.
25
DAFTAR PUSTAKA
Hamidi, M. Lutfi, Jejak-Jejak Ekonomi Syariah, Senayan Abadi, Jakarta 2003 hlm. 37
Nurul Huda dan Mohamad Heykal, Lembaga Keuangan Islam: Tinjauan Teoretis dan
Praktis, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 222-223
Buku Panduan Harga Saham Bursa Efek Indonesia, Jakarta: Indoesian Stock Exchange,
2008, hal. 13-55
Heri Sudarsono, bank & lembaga keuangan syariah, deskripsi dan ilustrasi, cet. II
Yogyakarta: Ekonisia, 2004, hal. 195
http://www.bapepam.go.id/syariah/pengenalan_produk_syariah.html
http://raddien.blogspot.com/2010/04/pasar-modal-syariah.html
http://www.slideshare.net/guest43545f9/pasar-modal-syariah
26