Anda di halaman 1dari 12

PENERAPAN PEMBIAYAAN AKAD MUSYARAKAH PADA PERBANKAN

SYARIAH

Tanti Qamara Br Ritonga


Dr. Muammar Khadafi, SE, M.Si, Ak
Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis , Universitas Malikussaleh
E-mail : tantikamara7@gmail.com

ABSTRACT

The development of sharia banking performance has been increasing from year to year.
Unfortunately, the implementation of the musyarakah contract as a financing product is still
small. This study aims to find out how the implementation of musyarakah contracts in Islamic
banking. Musyarakah is a cooperation contract between two or more parties in forming a
particular business, in which each party contributes funds with the condition that profits are
shared based on an agreement while losses are based on the portion of the contribution of funds.
The legal basis for Musyarakah financing is in the Al-Quran and Hadith. The research method
used is a descriptive qualitative approach.

ABSTRAK

Perkembangan kinerja perbankan syariah semakin meningkat dari tahun ketahun. Namun
yang disayangkan, penerapan akad musyarakah sebagai salah satu produk pembiayaan masih
kecil diterapkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan akad
musyarakah pada perbankan syariah. Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau
lebih dalam membentuk usaha tertentu, dimana masing masing pihak memberikan kontribusi
dana dengan syarat keuntungan di bagi berdasarkan kesepakatan sedangkan kerugian
berdasarkan porsi kontribusi dana. Landasan hukum pembiayaan Musyarakah ada dalam al-
Quran dan Hadist. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif deskriftif.

Kata Kunci : Musyarakah, Bank Syariah


PENDAHULUAN Perbankan syariah diharapkan agar
dapat meningkatkan pelayanan jasa yang
Dunia perbankkan Indonesia telah
baik serta dapat mengembangkan produk
menghadirkan perbankkan syariah yang
yang memiliki daya saing yang tinggi
sudah cukup lama ada. Namun beberapa
sehingga nantinya akan dapat memenuhi
tahun ini perkembangan perbankkan syariah
kebutuhan masyarakat. Sesuai dengan
cukup pesat. Dapat dilihat dengan
fungsinya, sebagai lembaga intermediary
banyaknya bank konvensional saat ini yang
keuangan, bank syariah mendapatkan
membuka unit usahanya dalam bentuk
keuntungan dari dana yang ada pada
syariah. Perbankan syariah merupakan
nasabah. Besarnya nisbah bagi hasil
lembaga keuangan yang tidak hanya
berdasarkan atas kesepakatan kedua belah
mengedepankan profit oriented saja,
pihak antara nasabah dan bank. Perbankan
melainkan suatu lembaga keuangan yang
syariah sudah mengalami perkembangan
mengedepankan kepentingan masyarakat
yang cukup pesat dan menyebar, di
sesuai dengan tuntutan syariah yang menjadi
Indonesia. Perbankan Syariah saat ini
landasan dari semua lembaga keuangan
mengalami kemajuan yang sangat
syariah.
signifikan, terjadinya krisis keuangan global
Dalam ruang lingkup perbankan
di satu sisi telah membuat perbankan syariah
syariah telah digambarkan bahwa bank-bank
berkembang. Seiring berjalannya waktu
berbasis syariah ditujukan sebagai lembaga
perkembangan kinerja perbankan syariah
keuangan dengan hampir seluruh
semakin meningkat dari tahun ketahun.
pendanaan yang diberikan kepada nasabah
Namun yang disayangkan, penerapan akad
atau pengusaha berlandaskan prinsip bagi
musyarakah sebagai salah satu produk
hasil (profit and loss sharing). Hal ini
pembiayaan masih kecil diterapkan.
menjadi trend baru di kalangan masyarakat
Dalam dunia usaha pada saat ini
yang berkeinginan untuk memulai bisnis
banyak pengusaha yang membutuhkan
berbasis syariah karena sebelumnya hanya
modal baik untuk mengembangkan dunia
mengetahui peminjaman modal di bank
bisnisnya atau untuk memulai usaha baru.
konvensional, sedangkan keberadan bank
Hal ini menunjukan bahwa adanya akad
syariah masih baru dikalangan masyarakat
pembiayaan musyarakah di perbankan
luas.
syariah begitu penting untuk menunjang
usaha tersebut. Akan tetapi, masih banyak Pembiayaan Musyarakah
orang yang belum tahu dan paham terkait Bank syariah menyediakan dana atau
akad pembiayaan musyarakah. Oleh karena tagihan yang dapat menghasilkan
itu, adanya artikel ini akan membahas terkait keuntungan berupa transaksi bagi hasil,
pembiayaan musyarakah. transaksi jual beli, transaksi sewa menyewa
Musyarakah merupakan akad kerja dan transaksi pinjam meminjam sebagai
sama diantara para pemilik modal yang produk dari pembiayaan bank syariah.
menggabungkan modal mereka dengan Pembiayaan bank Syariah yang meningkat
tujuan mencari keuntungan. Dalam akan sangat berpengaruh dalam hal untung
musyarakah, para mitra sama sama dan rugi.
menyediakan modal untuk membiayai suatu Menurut (Antonio, 2001), Al –
usaha tertentu dan bekerja bersama dalam Musyarakah adalah pejanjian antara 2 pihak
mengelola usaha tersebut. atau lebih untuk melakukan suatu
usaha/kegiatan tertentu dimana setiap pihak
KAJIAN TEORI memberikan dana/amal dengan kesepakatan
Perbankan Syariah bahwa resiko dan keuntungan akan
Bank Syariah di Indonesia mulai ditanggung kedua lela pihak. Istilah lain dari
menyusun dan memperbaiki sistem dalam musyarakah adalah sharikah/ syirkah
membuat fitur-fitur yang sesuai dengan (kemitraan). Menurut (Yusuf dkk, 2010),
kebutuhan nasabah sehingga mempunyi musyarakah perjanjian para pemilik modal
daya jangkau yang luas dalam berbagai untuk kerjasama dengan tujuan mencari
transaksi serta menambah kepercayaan keuntungan. Jadi dapat di simpulkan bahwa
masyarakat pada perbankan syariah. Bank musyarakah merupakan kerja sama yang
syariah merupakan lembaga berbasis syariah dilakukan dalam suatu kegiatan usaha
atau bank tanpa bunga. Bank syariah ialah dengan menggunakan prinsip bagi hasil
lembaga keuangan dimana sistem produknya antara satu pihak dengan pihak yang lain
sesuai dengan Al-Quran dan Hadits. sesuai dengan kesepakatan bersama.
Pembiayaan Musyarakah adalah library research atau penelitian literature.
kerjasama pihak pertama (bank) dan pihak Hal ini dilakukan untuk memperoleh
kedua (nasabah) untuk suatu usaha dan pengetahuan tentang segala sesuatu yang
masing-masing memberikan kontribusi dana berhubungan dengan pokok bahasan dalam
dengan kesepakatan keuntungan dan resiko penelitian ini. Informasi ini datang dalam
menjadi tanggungan bersama dan untuk bentuk pembenaran, fakta, atau tanggapan
pembagian keuntungan dilakukan terhadap daftar pertanyaan yang diajukan.
berdasarkan kesepakatan bersama.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sistem Bagi Hasil
Akad musyarakah dapat di terapkan
Bagi hasil merupakan keuntungan
pada pembiayaan suatu usaha, dimana bank
yang di dapat oleh masing-masing mitra
dengan nasabah sama-sama memberikan
kerja dalam menjalankan kegiatan usahanya
kontribusi modalnya masing-masing pada
sesuai dengan kesepakatan bersama. Dengan
proyek usaha tertentu. Bank dan nasabah
adanya pembagian nisbah bagi hasil
menjadi mitra usaha. Biasanya bank akan
diharapkan agar tidak ada perselisihan yang
disebut sebagai mitra pasif dan nasabah akan
terjadi yang disebabkan oleh pembagian
disebut sebagai mitra aktif dalam
keuntungan. Dalam pembagian keuntungan
praktiknya. Hal tersebut dikarenakan
usaha biasanya dilakukan pada saat awal
nasabah selain merupakan pemilik modal
perjanjian pembiayaan musyarakah.
nasabah juga bertindak sebagai pengelola
usaha sedangkan bank tidak ikut secara
METODE PENELITIAN
langsung dalam kegiatan usaha melainkan
Pada penelitian ini penulis hanya ikut dalam bentuk penyertaan modal
menggunakan metode pendekatan kualitatif dan melakukan sesuatu sesuai tugas dan
deskriftif. Dimana di dalam kajian serta wewenang yang disepakati seperti
pembahasannya mengandung sifat melakukan review, meminta bukti dari
eksploratif dengan berdasarkan data yang di laporan hasil usaha yang dibuat oleh
himpun. Penelitian ini dibuat beradasarkan nasabah berdasarkan bukti pendukung yang
tinjauan pustaka atau studi pustaka. dapat dipertanggung jawabkan.
Penelitian ini dilaksanakan dengan
mengumpulkan bahan pustaka berdasarkan
Pengertian Musyarakah Landasan Syariah

Menurut Afzalur Rahman, seorang 1. Al-Qur’an


Deputy Secretary General di The Muslim ِ ‫س َؤا ِل َو ْع َجتِكَ ِإلَ ٰى وِ َع‬
ً ‫اج ًِ ۖ ََ ِإ َّن َك ِث‬
َ‫يزا ِمه‬ ُ ‫ظلَ َمكَ ِب‬َ ْ‫قَا َل لَقَذ‬
School Trust, secara bahasa al-syirkah yang ‫ض ِإ ََّّل ا َّلذِيهَ آ َمىُُا‬ ٍ ‫ض ٍُ ْم َع َل ٰى َب ْع‬ ُ ‫اء َل َي ْب ِغي َب ْع‬
ِ ‫ط‬َ َ‫ْال ُخل‬
artinya al-ikhtilath (percampuran) atau ُ‫ظ َّه دَ ُاََد ُ أَوَّ َما فَتَىَّاي‬
َ ََ ۗ ‫ت ََقَ ِلي ٌل َما ٌُ ْم‬ َّ ‫ََ َع ِملُُا ال‬
ِ ‫صا ِل َحا‬
persekutuan percampuran dua orang atau ۩ ‫َاب‬ َ ‫فَا ْست َ ْغفَ َز َربًَُّ ََخ ََّز َرا ِكعًا ََأَو‬
lebih, sehingga antara masing masing sulit "Sesungguhnya dia telah berbuat zalim
dibedakan atau tidak dapat dipisahkan. kepadamu dengan meminta kambingmu
Istilah lain dari musyarakah adalah sharikah itu untuk ditambahkan kepada
atau syirkah atau kemitraan. kambingnya. Dan sesungguhnya
PSAK 106 mendefinisikan kebanyakan dari orang-orang yang
musyarakah sebagai akad kerja sama antara berserikat itu sebahagian mereka berbuat
dua pihak atau lebih dalam suatu usaha zalim kepada sebahagian yang lain,
tertentu, dimana masing masing pihak kecuali orang-orang yang beriman dan
memberikan kontribusi dana dengan syarat mengerjakan amal yang saleh; dan amat
keuntungan di bagi berdasarkan kesepakatan sedikitlah mereka ini". (QS. Sad : 20)
sedangkan kerugian berdasarkan porsi
kontribusi dana. Setiap mitra bersama sama 2. Hadist
َ َ َ َ َ ‫ُّ ُ َ ٌ َ َ ُ ْ ْ َ ا ُ ً َ ا‬
menyediakan dana untuk mendanai sebuah ْ‫ْحَل َلَا ْأ ْو‬ ‫ي ِْإَّل ْصلحا ْحرم‬‫ي ْالمس ِل ِم ن‬‫الصلْح ْجا ِْئز ْب ن‬
‫ا َُ ْ ً َ ا َ َ َ ا‬ ُ ُُ ‫ْع ََل‬ َ ُ ْ ُ َ ً َ َ ‫ََ ا‬
َ ‫ون‬
usaha tertentu, baik usaha yang sudah ْ‫ْحَلَّل‬ ‫مْإَّلشطاْحرم‬ ِ ‫وط ِه‬
ِ ‫ْش‬ ‫أحل ْحراماْوالمس ِلم‬
َ َ
َ ‫أ ْوأ َح ال‬
ً ‫ْح َر‬
berjalan maupun usaha yang baru dimulai, ‫اْما‬

lalu salah satu mitra dapat mengembalikan "Perdamaian dapat dilakukan di antara
dana tersebut dan membagi keuntungan kaum muslimin kecuali perdamaian yang
sesuai dengan yang telah disepakati. Dana mengharamkan yang halal atau
musyarakah dapat dalam bentuk kas, setara menghalalkan yang haram; dan kaum
kas atau aset nonkas. muslimin terikat dengan syarat-syarat
mereka kecuali syarat yang
mengharamkan yang halal atau
menghalalkan yang haram.”. (HR.
Tirmidzi dari ‘Amr bin ‘Auf)
Rukun dan Ketentuan Syariah dalam menerima warisan, hibah, dan wasiat
Akad Musyarakah berupa sebidang tanah atau kekayaan
suatu perusahaan, yang dapat dibagi
Ulama menetapkan beberapa syarat
atau tidak dibagi.
rukun yang berkaitan dengan pembiayaan
musyarakah :
2. Musyarakah kontrak (syirkah al-'uqud).
1. Dua orang atau lebih mengucapkan
Syirkah al-'uqud yaitu kemitraan
sighat atau ijab dan qabul untuk
yang tercipta atas kesepakatan dua orang
memahami kerelaan dan kejelasan tujuan
atau lebih untuk bekerja sama dalam
dari dua orang atau lebih saat
mencapai tujuan tertentu. Setiap mitra
menandatangani akad.
dapat berkontribusi dengan modal atau
2. Syarat bagi mereka yang ingin
dana dan berbagi
menandatangani akad musyarakah
keuntungan dan kerugian. Syirkah al-
adalah harus diberi atau diberi hak
'uqud dapat dibagi menjadi 4, yaitu
perwakilan secara bijaksana.
sebagai berikut :
3. Dana yang diberikan harus dalam bentuk
a. Syirkah abdan adalah suatu bentuk
uang tunai, atau aset komersial seperti
kerjasama antara dua pihak atau
persediaan, properti, dan peralatan.
lebih yang berasal dari kalangan
4.
pekerja dimana mereka bersepakat
Macam Macam Musyarakah
untuk bekerja sama melakukan suatu
Secara garis besar Musyarakah pekerjaan dan membagi
terbagi menjadi dua jenis, yaitu Musyarakah pendapatan yang diterima.
kepemilikan (syirkah al- milk) dan b. Syirkah wujuh adalah kerjasama
Musyarakah kontrak (syirkah al-'uqud). antara dua pihak dimana masing-
1. Musyarakah kepemilikan (syirkah al- masing pihak tidak menyertakan
milk) modal sama sekali. Mereka
Syirkah al- milk Mengandung arti melakukan pembayaran berdasarkan
kepemilikan yang keberadaannya timbul kepercayaan pihak ketiga. Masing
ketika dua orang atau lebih memperoleh masing mitra menyumbangkan nama
kepemilikan bersama atas suatu harta. baik, credit worthiness
Misalnya, dua orang atau lebih tanpa menyetor modal.
c. Syirkah inan (negosiasi) adalah suatu menguntungkan sebanyak yang mereka
bentuk kerjasama dimana kedudukan inginkan.
dan komposisi para pihak yang 2. Musyarakah berlaku untuk pinjaman
terlibat tidak sama baik dari segi modal kerja, dalam hal ini, bank
modal maupun tenaga kerja. memberikan modal untuk membeli aset,
d. Syirkah mufawwadhah adalah fasilitas produksi dan mitra lainnya.
bentuk kerjasama di mana 3. Musyarakah digunakan untuk pendanaan
kedudukan dan komposisi pihak- jangka pendek. Musyarakah ini biasanya
pihak yang terlibat di dalamnya diterapkan dalam bentuk pembiayaan
harus sama, baik dalam hal modal, perdagangan, baik untuk ekspor,
pekerjaan, agama, keuntungan, pasokan bahan baku impor atau
maupun resiko kerugian. kebutuhan khusus lainnya dari
pelanggan.
Penerapan Pembiayaan Akad
Musyarakah Dalam pelaksanaanya, akad
musyarakah dimulai dengan pengajuan
Dalam penerapan pembiayaan
pembiayaan dari nasabah kepada bank.
musyarakah, perbankan syariah menerbitkan
Kemudian, bank merealisasikan pengajuan
sertifikat musyarakah mirip dengan obligasi
nasabah tersebut dan berinvestasi sesuai
mudharabah. Sertifikat ini memiliki harga
dengan jumlah modal yang nasabah
yang bervariasi dan dalam tempo yang
perlukan. Perhitungan investasi modal yang
berbeda-beda untuk menjamin distribusi
diberikan bank secara proporsional dengan
yang dibutuhkan oleh suatu usaha. Berikut
modal yang dimiliki nasabah. Terakhir,
beberapa penerapan pembiayaan
nasabah melaksanakan proyek dengan
musyarakah perbankan syariah :
gabungan modal tersebut.
1. Musyarakah permanen, di mana pihak
bank merupakan mitra usaha. Investasi
Berikut merupakan beberapa
modal permanen ini sangat menarik bagi
ketentuan yang wajib menjadi perhatian
investasi saham. Dalam hal ini, bank
dalam melaksanakan musyarakah dalam
mewajibkant agar mitra musyarakah
perbankan syariah, ialah :
terlibat langsung dalam usaha yang
a. Pembiyaan suatu usaha investasi yang 2) Penerimaan dari penawaran
telah menemui kesepakatan dan disetujui dilakukan pada saat kontrak.
dilakukan bersamasama dengan mitra 3) Akad dituangkan secara tertulis.
usaha yang lain sesuai dengan bagian
masingmasing yang telah ditetapkan. b. Pihak yang berkontrak
b. Semua pihak yang telibat, termasuk bank Pihak-pihak yang berkontrak harus
syari‟ah memiliki hak dalam manajemen paham terhadap hukum, dan mampu
usaha tersebut. memperhatikan hal-hal berikut :
c. Seluruh pihak secara seksama 1) Kompeten dalam memberikan
menentukan posisi keuntungan yang akan atau diberikan kekuasaan
diperoleh, pembagiannya disesuaikan perwakilan.
dengan penyertaan modal masing- 2) Setiap mitra harus meyediakan
masing. dana dan pekerjaan, dan setiap
d. Bila proyek ternyata rugi, maka semua mitra melaksanakan kerja
pihak ikut menanggung kerugian sebagai wakil.
sebanding dengan penyertaan modal. 3) Setiap mitra memiliki hak untuk
mengatur aset musyarakah dalam
Rukun dan Syarat Pembiayaan proses bisnis normal.
Musyarakah 4) Setiap mitra memberi wewenang
kepada mitra yang lain untuk
1. Rukun Pembiayaan Musyarakah
mengelola aset dan masing-
a. Ucapan (sighah) penawaran dan
masing dianggap telah diberi
penerimaan (ijab dan qabul). Ucapan
wewenang untuk melakukan
ijab dan qabul harus dinyatakan oleh
aktivitas musyarakah dengan
para pihak untuk menunjukkan
memperhatikan kepentingan
kehendak mereka dalam
mitranya.
mengadakan kontrak (akad), halhal
5) Seorang mitra tidak diizinkan
yang harus diperhatikan adalah :
untuk mencairkan atau
1) Penawaran dan penerimaan harus
menginvestasikan dana untuk
secara eksplisit menunjukkan
kepentingannya sendiri.
tujuan kontrak (akad).
c. Objek kesepakatan berupa modal, a) Setiap keuntungan mitra
kerja, keuntungan dan kerugian. harus dibagikan secara
1) Modal proporsional atas dasar
a) Modal yang diberikan harus seluruh keuntungan dan
uang tunai, emas, perak atau tidak ada jumlah yang
yang nilainya sama. ditentukan di awal yang
b) Para pihak tidak boleh ditetapkan bagi seorang
meminjam, meminjamkan, mitra
menyumbangkan atau b) Sistem pembagian
menghadiahkan modal keuntungan harus tertuang
musyarakah kepada pihak dengan jelas dalam akad.
lain, kecuali atas dasar 4) Kerugian Kerugian harus dibagi
kesepakatan. diantara para mitra secara
c) Pada prinsipnya, dalam proporsional menurut saham
pembiayaan musyarakah masing-masing dalam modal.
tidak ada jaminan, namun
untuk menghindari 2. Syarat Pembiayaan Musyarakah
terjadinya penyimpangan, Berdasarkan Fatwa Dewan Syariah
LKS dapat miminta jaminan. Nasional No:08/DSNMUI/IV/2000
2) Kerja maka berlaku persyaratan sebagai
a) Partisipasi para mitra dalam berikut :
pekerjaan merupakan dasar a. Dua pihak yang melakukan
pelaksanaan musyarakah, transaksi mempunyai
akan tetapi, kesamaan porsi kecakapan/keahlian (ahliyyah)
kerja bukanlah merupakan untuk mewakilkan dan menerima
syarat. perwakilan.
b) Setiap mitra melaksanakan b. Anggota dan BMT bertindak
kerja dalam musyarakah atas sebagai mitra usaha boleh ikut
nama pribadi dan wakil dari serta dalam pengelolaan usaha
mitranya. sesuai dengan tugas dan
3) Keuntungan wewenang yang disepakati.
Dalam keadaan tertentu, BMT kecurangan, lalai, atau menyalahi
boleh memberikan kuasa kepada perjanjian dari salah satu pihak.
anggota untuk mengelola usaha j. Nisbah bagi hasil yang disepakati
syirkah. tidak dapat diubah sepanjang
c. Pembiayaan diberikan dalam jangka waktu investasi, kecuali
bentuk uang atau barang. atas dasar kesepakatan para pihak
d. Dalam hal pembiayaan diberikan dan tidak berlaku surut.
dalam bentuk barang, maka k. Nisbah bagi hasil boleh ditetapkan
barang yang diserahkan harus secara berjenjang yang besarnya
ditaksir. berbeda-beda berdasarkan
e. Jangka waktu pembiayaan dan kesepakatan pada awal akad,
pengembalian dana ditentukan terutama pada kerjasama di mana
berdasarkan kesepakatan antara secara bertahap porsi modal BMT
BMT dan anggota. semakin kecil.
f. Pembagian keuntungan boleh l. Pembagian keuntungan dilakukan
dilakukan berdasarkan nisbah dengan menggunakan metode
yang disepakati atau berdasarkan bagi hasil atau bagi untung.
porsi modal masing-masing syarik
(proporsional). Mazhab Syafi’i dan Maliki
g. Biaya operasional dibebankan mensyaratkan dana yang disediakan oleh
pada modal bersama sesuai masing-masing pihak harus dicampur. Tidak
kesepakatan. di perbolehkan memisahkan dana dari
h. Pembagian keuntungan atas masing-masing pihak untuk kepentingan
pengelolaan dana dinyatakan khusus. Misalnya, yang satu khusus
dalam bentuk nisbah yang membiayai bahan baku, dan yang lainnya
disepakati. hanya membiayai pembelian perlengkapan
i. BMT dan anggota menanggung toko. Akan tetapi mazhab Hanafi tidak
kerugian secara proporsional mencantumkan syarat ini jika modal itu
menurut porsi modal masing- dalam bentuk tunai, sedangkan pada mazhab
masing, kecuali jika terjadi Hambali tidak mensyaratkan pencampuran
dana.
KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah


dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa
musyarakah merupakan akad kerja sama
antara dua pihak atau lebih dalam suatu
usaha tertentu, dimana masing masing pihak
memberikan kontribusi dana dengan syarat
keuntungan harus dibagi sesuai dengan
kesepakatan sedangkan kerugian dibagi
berdasarkan jumlah kontribusi dana. Dalam
penerapan pembiayaan musyarakah,
perbankan syariah menerbitkan sertifikat
musyarakah yang mirip dengan obligasi
mudharabah. Musyarakah biasanya dapat
diterapkan dalam pembiayaan usaha di mana
nasabah dan bank sama-sama menyediakan
dana untuk membiayai proyek tersebut.
Setelah proyek itu selesai, maka nasabah
mengembalikan dana tersebut bersama bagi
hasil yang telah disepakati untuk bank. Akad
musyarakah dapat diimplementasikan pada
pembiayaan suatu usaha, dimana bank
dengan nasabah sama-sama memberikan
kontribusi modalnya masing-masing pada
proyek usaha tertentu. Dimana bank dan
nasabah merupakan mitra usaha.
DAFTAR PUSTAKA

Elli Yania, Mukhlis M.Nur,LC,MA. (2020). Analisis Pengaruh Pembiayaan Musyarakah Terhadap
Profitabilitas Bank Syariah Di Indonesia. Journal Ekonomika Indonesia, 2614-7270.

Hidayatullah, M. S. (2020). Implementasi Akad Berpola Kerja Sama Dalam Produk Keuangan Di Bank
Syariah. Jurnal Hadratul Madaniyah, 34 - 41 .

Hoirul Ichfan, Umrotul Hasanah. (2021). Aplikasi Pembiayaan Akad Musyarakah Pada Perbankan . Jurnal
Akuntansi dan Keuangan Islam, 001 - 008.

Mega Lusyana, Wirman. (2021). Pengaruh Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah Terhadap
Profitabilitas Pada Bank Syariah BRI (2012-2019). Jurnal Ekonomi Syariah dan Bisnis.

Shinta Amelia Kurniasari, Risma Wira Bharata. (2020). Penerapan Pembiayaan Musyarakah Pada BMT
Dana Barokah Muntilan. JAS (Jurnal Akuntansi Syariah), 181-195.

Sri Nurhayati, Wasilah. (2019). Akuntansi Syariah di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.

Sugito, Nazaruddin A. Wahid, Muhammad Zulhilmi. (2020). Analisis Implementasi Akad Musyarakah
Pada BPR Syariah Di Provinsi Aceh. Journal of Sharia Economics.

Anda mungkin juga menyukai