Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance

Volume 4 Nomor 1, Mei 2021


p-ISSN 2621-6833
e-ISSN 2621-7465

PEMBIAYAAN MURABAHAH DI PT. FEDERAL INTERNATIONAL


FINANCE SYARIAH PEKANBARU

Rio Ependi1 & Husni Thamrin2


1&2
Program Studi Ekonomi Syariah, Pascasarjana UIN Suska Riau
Email : rioefendy29@gmail.com, husni2017husni@gmail.com

ABSTRAK

Faktor penting yang melatar belakangi lahirnya bank syariah maupun lembaga keuangan mikro syariah
adalah pelarangan riba secara tegas dalam Alquran. Murabahah adalah suatu jenis pembiayaan dimana
perjanjian pembiayaan dilaksanakan dengan menyatakan harga pokok barang dan margin keuntungan
yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Perusahaan pembiayaan FIF Syariah sebagai salah satu bentuk
perusahaan pembiayaan yang berbasis syariah bukan bank menjadi salah satu alternatif dari metode
pembiayaan yang lebih fleksibel dalam menyalurkan dana berupa pembiayaan secara syariah kepada
masyarakat diIndonesia. Penelitian ini akan membahas tentang akad murabahah pada FIF Syariah,
bagaimana konsep pembiayaan FIF Syariah serta pembiayaan murabahah yang ada di FIF Syariah.

Kata Kunci: Murabahah, Pembiayaan, FIF Syariah.

ABSTRACT

An important factor behind the birth of Islamic banks and Islamic microfinance institutions is the strict
prohibition of usury in Al-Quran. Murabahah is a type of financing in which the financing agreement is
executed by stating the cost of goods and the profit margin agreed upon by the seller and the buyer. FIF
Syariah financing company as a form of non-bank sharia-based financing company is an alternative to a
more flexible financing method in channeling funds in the form of sharia financing to the people of
Indonesia. This research will discuss about the murabahah contract in FIF Syariah, how the concept of
FIF Syariah financing and murabahah financing in FIF Syariah.

Keyword : Murabahah, Financing, FIF Syariah.

26
2021, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 4 (1) : 26 - 36

PENDAHULUAN perdagangan surat berharga (Handiman,


2006). Melihat karakteristik jenis usaha
Perkembangan ekonomi Islam di
yang beragam, maka perusahaan
Indonesia cukup pesat. Hal itu ditandai
pembiayaan yang melakukan lebih dari
dengan meningkatnya jumlah bank syariah
satu kegiatan sering disebut dengan
dan lembaga keuangan non bank. Ada
multifinance company (Soemitra, 2009).
beberapa yang memang asli syariah, akan
tetapi ada yang berupa unit usaha syariah. Dalam perkembangan selanjutnya,
Dalam kehidupan perekonomian, kita tidak landasan hukum perusahaan pembiayaan
hanya mengenal perbankan syariah yang semakin kuat dengan Peraturan Menteri
memang menjadi perhatian banyak orang. Keuangan Nomor 84/PMK.012/2006
Ekonomi Islam bukan hanya sekedar tentang perusahaan pembiayaan, yang
membahas tentang perbankan Islam, tetapi menjelaskan bahwa : “Perusahaan
semua hal yang berkaitan dengan pembiayaan adalah badan usaha di luar
kehidupan ekonomi manusia (Muhaimin, bank dan lembaga keuangan bukan bank
2012). yang khusus didirikan untuk melakukan
kegiatan yang termasuk dalam bidang usaha
Perkembangan perbankan dengan
lembaga pembiayaan”. Peraturan Menteri
menggunakan prinsip syariah atau lebih
Keuangan inilah yang membuat posisi
dikenal dengan nama bank syariah ataupun
lembaga pembiayaan memiliki peluang
lembaga keuangan mikro syariah (LKMS)
yang besar dalam mengembangkan dan
di Indonesia, bukan merupakan hal yang
menguatkan lembaga pembiayaan di
asing lagi. Namun sejak tahun 1992, telah
Indonesia. Secara umum perusahaan
muncul lembaga keuangan yang berbasis
pembiayaan berfungsi menyediakan produk
syariah yang melarang praktek konsep
yang berkualitas dan pelayanan yang
bunga (riba) pada operasional mereka.
profesional. Selain beroperasi
Faktor penting yang melatar belakangi
menggunakan system keuangan
lahirnya bank syariah maupun lembaga
konvensional, lembaga pembiayaan ini juga
keuangan mikro syariah adalah pelarangan
dapat melakukan kegiatannya dengan
riba secara tegas dalam Alquran. Riba
pembiayaan berdasarkan prinsip syariah
adalah pengambilan tambahan, baik dalam
dimana pada saat ini prinsip syariah sedang
transaksi jual beli maupun pinjam
berkembang dalam berbagai transaksi
meminjam secara batil atau bertentangan
keuangan di Indonesia sebagai alternatif
dengan prinsip muamalah dalam Islam.
pembiayaan yang adil dan berkah bagi
Perluasan lembaga pembiayaan individu yang menjalankannya (Sunaryo,
disambut baik oleh pemerintah, yaitu 2013).
dengan adanya Kepres No. 61 Tahun 1988,
Dalam pelaksanaan kegiatan
dimana dalam Kepres ini di dalamnya
pembiayaan konsumen perusahaan
terdapat landasan operasional yang jelas.
pembiayaan dalam hal ini FIF Syariah
Adapun beberapa jenis usaha dalam
Pekanbaru apakah telah melakukan akad
lembaga pembiayaan diantaranya adalah
sesuai dengan prinsip syariah. Terkait
sewa guna usaha (leasing), modal
dengan perkembangan pembiayaan FIF
ventura (venture capital), kartu plastik,
Syariah Pekanbaru tidak lupa pula dalam
anjak piutang, (factoring), pembiayaan
konsumen (consumers finance), dan penerapan prinsip Syariah pada pembiayaan
konsumen harus ditunjang dengan
27
2021, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 4 (1) : 26 - 36

penerapan asas kesetaraan dan tambahan keuntungan yang disepakati.


keseimbangan para pihak, terutama dalam Karakteristik murabahah adalah penjual
menentukan hak dan kewajiban para pihak harus memberi tahu harga yang ia beli dan
dalam melaksanakan akad Murabahah. menentukan suatu tingkat keuntungan
Penerapan asas persamaan dan kesetaraan sebagai tambahannya.
pada akad Murabahah bertujuan untuk
menjamin segala hak dan kewajiban para Murabahah merupakan salah satu
pihak baik dalam menentukan klausul akad, produk penyaluran dana di FIF Syariah
dalam pelaksanaan akad, dan hak kewajiban karena karakternya yang profitable, mudah
para pihak apabila terjadi perselisihan dalam penerapan, FIF Syariah bertindak
antara kedua belah pihak (Ega, 2005). sebagai pembeli sekaligus penjual barang
halal tertentu yang dibutuhkan nasabah.
Menurut Fatwa Dewan Syariah Mula-mula FIF Syariah membeli barang
Nasional MUI No. 04/DSN-MUI/IV/2000 sebagaimana dimaksud kepada pihak ketiga
tentang murabahah disebutkan bahwa PT. dengan harga tertentu, secara langsung atau
FIF Syariah harus membeli terlebih dahulu melalui wakil yang ditunjuk, untuk
aset yang dipesan oleh nasabah secara sah selanjutnya barang tersebut dijual kepada
dan kemudian menawarkan aset tersebut nasabah dengan harga tertentu setelah
kepada nasabah. Syarat-syarat benda yang ditambah keuntungan (mark-up) yang
menjadi objek akad dalam akad disepakati bersama (Wiroso, 2005).
murabahah, barang yang diperjual belikan
secara prinsip harus sudah menjadi milik Murabahah merupakan kontrak
PT. FIF Syariah. Tidak sah menjual barang- jual-beli dimana bank bertindak sebagai
barang yang baru akan menjadi miliknya. penjual sementara nasabah sebagai pembeli.
Harga jual adalah harga beli bank ditambah
TINJAUAN PUSTAKA keuntungan. Walaupun akad murabahah ini
sering digunakan, namun sebagian
Konsep Murabahah masyarakat belum mengerti tentang
implementasi akad ini. Sehingga banyak
Menurut Antonio (2003) dalam
anggapan bahwa praktik pada lembaga
bukunya mengartikan bahwa Murabahah
keuangan syariah tidak berbeda jauh
adalah jual beli barang pada harga asal
dengan lembaga keuangan konvensional
dengan tambahan keuntungan yang
yang terlebih dahulu dikenal oleh
disepakati. Dalam hal ini, penjual harus
masyarakat luas (Melina dan Zulfa, 2020).
memberikan pokok produk yang ia beli dan
menentukan suatu tingkat keuntungan Sedangkan menurut Haitam dalam
sebagai tambahan, menentukan lama Haryoso (2017) murabahah adalah sebuah
pembiayaan dan besar angsuran yang akan pergeseran kepemilikan sesuatu yang
diangsur. dimiliki yang kemudian dijual dengan harga
pertama lalu diberikan sedikit tambahan
Murabahah didefinisikan oleh para
keuntungan. Dari beberapa definisi di atas
Fuqaha sebagai penjualan barang seharga
pada dasarnya sama, yakni murabahah
biaya/harga pokok (cost) barang tersebut
merupakan kegiatan jual beli dimana
ditambah mark-up atau margin keuntungan
penjual memberi tahukan atau menceritakan
yang disepakati. Murabahah adalah jual
biaya perolehan barang yang sesungguhnya
beli barang pada harga asal dengan
28
2021, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 4 (1) : 26 - 36

kepada konsumen lalu ditambahkan yang berlaku atas suka sama suka.
keuntungan atas penjualan barang tersebut Memakan dengan cara yang bathil
berdasarkan biaya yang dikeluarkan dan maksudnya adalah memakannya dengan
kesepakatan antara penjual dan pembeli. jalan riba, judi, menipu, menganiaya dan
hal-hal yang dilarang Allah SWT. Akan
Landasan Hukum Pembiayaan
tetapi diperbolehkan bagi kalian untuk
Murabahah
mengambil harta milik selainmu dengan
Murabahah merupakan bagian cara dagang yang lahir dari keridhaan dan
terpenting dari jual beli dan prinsip ini keikhlasan hati antara dua pihak (atas suka
mendominasi pendapatan bank dari produk- sama suka), dalam jual beli diperbolehkan
produk yang ada di semua bank Islam serta kita untuk mengambil keuntungan dari
lembaga keuangan syariah lainnya. Dalam barang yang diperjual belikan sesuai
Islam, jual beli sebagai sarana tolong dengan akad diawal.
menolong antara sesama umat manusia
Hadis Nabi riwayat Tirmidzi
yang diridhai oleh Allah SWT.
Artinya :“Perdamaian dapat dilakukan di
Firman Allah SWT dalam QS. Al-Baqarah antara kaum Muslimin kecuali perdamaian
ayat 275 : yang mengharamkan yang halal atau
Artinya:“Dan Allah SWT telah menghalalkan yang haram; dan kaum
menghalalkan jual beli dan mengharamkan Muslimin terikat dengan syarat-syarat
riba.” mereka kecuali syarat yang mengharamkan
yang halal atau menghalalkan yang
Firman Allah SWT dalam QS. Al-Maidah haram.” (HR. Tirmizi dari Amr bin Auf).
ayat 1 :
Ketentuan Murabahah
Artinya:“Hai orang-orang yang beriman,
penuhilah akad-akad itu.” Ketentuan murabahah diatur pula
dalam Fatwa DSN No.04/SDSN-
Firman AllahSWT dalam QS. An-Nisa ayat MUI/IV/2000 yaitu:
29
a) Bank dan nasabah harus melakukan
‫يَا َأ ُّيهَا ا َّل ِذيهَ آ َم ُىىا ََل تَ ْأ ُك ُلىا َأ ْم َىا َل ُك ْم بَ ْي َى ُك ْم بِا ْلبَا ِط ِل إ ِ ََّل َأ ْن‬ akad murabahah yang bebas riba.
َ ‫َت ُكىنَ ت ِ َجا َر ًة ع َْه َت َزاض ٍ ِم ْى ُك ْم ۚ َو ََل َت ْق ُت ُلىا َأ ْو ُف َس ُك ْم ۚ إ ِ َّن ََّّللا‬
‫َكانَ ب ِ ُك ْم َر ِحي ًما‬ b) Barang yang dijual belikan tidak
diharamkan oleh syariat Islam.
Artinya :“Hai orang-orang yang
beriman, janganlah kamu saling memakan c) Bank membiayai sebagian atau
harta sesamamu dengan jalan yang batil, keseluruhan harga pembelian barang
kecuali dengan jalan perniagaan yang yang telah disepakati kualifikasinya.
berlaku dengan suka sama-suka di antara d) Bank membeli barang yang diperlukan
kamu. Dan janganlah kamu membunuh nasabah atas nama bank sendiri, dan
dirimu; sesungguhnya Allah SWT adalah pembeli ini harus sah dan bebas riba.
Maha Penyayang kepadamu.”
e) Bank harus menyampaikan semua hal
Dalam surat An-Nisa ayat 29 yang berkaitan dengan pembelian,
merupakan larangan tegas mengenai misalnya jika pembelian barang
memakan harta orang lain dengan jalan dilakukan secara utang. Bank
bathil, kecuali dengan jalan perniagaan kemudian menjual barang tersebut

29
2021, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 4 (1) : 26 - 36

kepada nasabah dengan harga senilai ini hanya menjual produk Honda saja dalam
harga plus keuntungannya. Dalam pembiayaan motor karena Honda masih
kaitan ini bank harus memberitahu satu anak perusahaan PT. Astra Tbk.
secara jujur harga pokok barang kepada Sementara itu FIF Syariah mulai
nasabah berikut biaya yang diperlukan. diterapkan oleh PT. FIF Group Cabang
f) Nasabah membayar harga barang pada Pekanbaru sejak tahun 2010. Mengenai
jangka waktu tertentu yang telah produk pada FIF Sejauh ini produk
disepakati. pembiayaan motor syariah pada dasarnya
adalah sama jenisnya dengan produk
g) Untuk mencegah terjadinya
konvensional dan yang membedakan hanya
penyalahgunaan atau kerusakan akad
terletak pada moralitas dan penerapan
pihak bank dapat mengadakan
akadnya. Akad yang digunakan dalam
perjanjian khusus dengan nasabah.
pembiayaan syariah menggunakan
h) Jika bank hendak mewakilkan kepada murabahah atau dengan cara dicicil.
nasabah untuk membeli barang dari
Proses pengajuan pembiayaan
pihak ketiga, akad jualbeli murabahah
murabahah sebagai berikut:
harus dilakukan setelah barang secara
prinsip menjadi milik bank a) Nasabah datang ke FIF untuk
(Wiroso,2005). mengajukan pembiayaan sepeda motor
dengan membawa beberapa
METODE PENELITIAN
persyaratan sebagai berikut:
Metode penelitian ini adalah jenis
penelitian lapangan (field research) yang  Nasabah membawa identitas diri asli
dilakukan di FIF Syariah Pekanbaru. dan foto copy KTP suami istri.
Pengumpulan data menggunakan metode  Nasabah membawa Kartu Keluarga,
observasi dan mencari data-data yang rekening listrik.
diperlukan dari obyek penelitian yang
sebenarnya. Setelah mendapatkan data yang  Nasabah membawa slip gaji
diperlukan, maka data tersebut dianalisis pegawai
dengan metode deskriptif analisis dengan b) Kemudian pihak FIF melakukan
mendeskripsikan bagaimana fakta yang survey, setelah proses pensurveian
terjadi di FIF Syariah pekanbaru dan kemudian pihak FIF berhak
analisis kasus tersebut dalam perspektif menentukan apakah pengajuan
hukum Islam. pembiayaan itu di terima atau ditolak.
HASIL DAN PEMBAHASAN c) Setelah pengajuan pembiayaan itu di
setujui oleh pihak FIF kemudian pihak
FIF syariah dibentuk oleh Astra FIF mengeluarkan unit sepeda motor.
Group yang mana sebelumnya ditangani
d) Unit motor yang diperjual belikan,
oleh PT AMF (Astra Multi Finance),
dikuasakan kepada debitur untuk
namun seiring berjalannya waktu FIF
membeli sendiri ke dealer kemudian
mengambil alih perusahaan sehingga masuk
nota pembeliannya diberikan kepada
dalam PT. FIF. Dari tahun 2005 hingga
FIF Syariah.
tahun 2009 FIF mampu mencakup 165
cabang diseluruh Indonesia, dan perusahaan
30
2021, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 4 (1) : 26 - 36

Gambar 1. Skema pembiayaan pada FIF Syariah

Asuransi FIF Syariah

Dealer Debitur

Hasil penelitian yang dilakukan ditambah dengan margin keuntungan yang


merupakan penelitian lapangan, oleh sebab disepakati antara PT. FIF Syariah dan
itu data yang disajikan dalam bab ini adalah Nasabah (Iltiham, 2017).
data yang dikumpulkan dari lapangan. Adapun akad yang digunakan pada
Adapun teknik pengumpulan data yang FIF Syariah adalah akad murabahah. Akad
digunakan untuk memperoleh data tersebut murabahah adalah akad jual beli atas
adalah dengan menggunakan observasi, barang tertentu dimana penjual
wawancara dan dokumentasi. Wawancara menyebutkan dengan jelas barang yang
ini dilakukan dengan Pimpinan PT. FIF
diperjualbelikan kepada pembeli termasuk
Syariah Kota Pekanbaru, dan 1 orang harga pembelian dan keuntungan yang
karyawan/I PT. FIF Syariah bagian diambil.
Pembiayaan di PT. FIF Kota Pekanbaru.
Kemudian data disajikan dalam bentuk Penjabaran dan implementasi akad
uraian singkat kedalam masing-masing murabahah yang berlaku pada FIF Syariah
kategori dan disimpulkan secara kualitatif. Pekanbaru adalah sebagai berikut:
Adapun penyajian dari hasil pengumpulan 1. Akad murabahah merupakan akad
data berdasarkan beberapa dimensi dalam kesepakatan yang didasarkan atas suka
penelitian ini yang dijabarkan sebagai sama suka (suka rela)
berikut:
2. Akad murabahah adalah akad jual beli
Objek Murabahah dan bebas dari unsur riba
Obyek murabahah adalah perjanjian 3. Barang yang diperjual-belikan adalah
jual-beli antara PT. FIF Syariah dengan barang yang tidak diharamkan oleh
Nasabah. PT. FIF Syariah membeli barang syariat Islam.
yang diperlukan nasabah kemudian
4. Harga penjualan adalah gabungan
menjualnya kepada nasabah yang
antara harga modal ditambah margin
bersangkutan sebesar harga perolehan
keuntungan.
31
2021, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 4 (1) : 26 - 36

5. Masa pembayaran sesuai jangka waktu 1. Atas permohonan pihak kedua, pihak
tertentu. pertama dengan ini mengadakan
barang dan pihak kedua menyatakan
6. Diperbolehkan membayar uang muka
telah menerima barang dengan baik.
atau uang panjar atau urbun.
Atas pengadaan barang tersebut,
7. Penalti atas keterlambatan pembayaran perjanjian ini berlaku sebagai tanda
akan dikenakan denda, dan uangnya bukti penerimaan barang yang sah.
dijadikan dana sosial sebesar Rp.
2. Pihak kedua atas pembiayaan ini
5.000,- dari jumlah angsuran yang
sepakat mengikatkan diri untuk
terlambat dan tidak boleh dinego atau
membayar pokok pembiayaan dan
dihapuskan.
margin keuntungan dan biaya-biaya
Secara lengkap perjanjian akad lainnya sesuai dengan kesepakatan
murabahah yang diberlakukan pada FIF bersama.
Syariah tertuang dalam Surat Pernyataan
Dalam operasionalnya di PT. FIF
Konsumen yang garis-garis besar isinya
Syariah Pekanbaru akad yang digunakan
adalah sebagai berikut:
Juga adalah Murabahah. Meskipun akad
Pihak pertama dan pihak kedua (secara yang digunakan adalah berdasarkan akad
bersama-sama selanjutnya disebut para syariah, tetapi dari penerapan prinsip
pihak) tersebut menerangkan terlebih syariahnya masih belum sesuai dengan
dahulu hal-hal berikut: prinsip syariah yang sebenarnya. Karena
dilihat dari praktik sehari-hari tidak ada
- Pembiayaan murabahah adalah yang membedakan antara syariah dan
penyediaan pembiayaan dalam rangka konvensional. Contohnya dalam penetapan
penyediaan barang secara syariah. bunga pada konvensional, di dalam
- Pemberi jaminan adalah orang atau badan pembiayaan syariahpun menetapkan bunga
yang memberikan jaminan pelunasan (Bagi hasil). Cuma bedanya pada saat
kewajiban pihak kedua. konsumen (Costumer) melakukan
pelunasan dimuka tidak dikenakan biaya
- Dealer adalah orang atau badan yang Administrasi.
melakukan kegiatan di bidang penyediaan Harga Perolehan dan Keuntungan
barang.
o Pembiayaan murabahah: Harga perolehan adalah seluruh
biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh
Pasal 1: Pihak pertama setuju untuk aset tetap tersebut mulai dari biaya
menyediakan pembiayaan murabahah pembelian hingga semua biaya yang timbul
dengan jaminan hak milik secara fidusia hingga aset tetap tersebut siap digunakan
atas barang jaminan kepada pihak kedua atau dioperasikan (Maesaroh, 2017),
guna pengadaan barang berupa Sepeda sedangkan keuntungan adalah suatu modal
motor dengan spesifikasi yaitu meliputi atau laba yang diperoleh dari investasi
Merk, Nomor Mesin, Tahun, Warna, dalam surat berharga atau efek, seperti
Nomor BPKB dan lain-lain. saham, obligasi atau dalam bidang properti
Pasal 2: Margin Keuntungan dan Total dimana nilainya melebihi harga pembelian
Kewajiban (Haryoso, 2017).

32
2021, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 4 (1) : 26 - 36

Dalam hal ini PT. FIF Syariah dan Pekanbaru menentukan uang muka produk
konvensional tidak terdapat perbedaan pembiayaan murabahah sesuai dengan
dalam menentukan laba, karena PT. FIF permintaan nasabah sesudah melakukan
menghindari terjadinya persaingan antar akad, serta jika terjadi pembatalan
cabang ataupun dealer baik itu syariah pembelian barang maka pihak nasabah
ataupun konvensional. Dalam menentukan harus menggati rugi, dan uang muka
margin PT. FIF selalu mengikuti terhadap tersebut tidak dianggap sebagai uang ganti
pembiayaan yang dikeluarkan bank-bank rugi, dan uang muka yang telah di berikan
yang melakukan join financing, jadi dalam nasabah kepada PT. FIF Syariah akan di
penentuan laba PT. FIF masih bergantung kembalikan.
pada bank yang bekerjasama dengan PT. Hasil analisis dan kesimpulan ini
FIF. Seperti yang kita lihat, tidak terdapat
sejalan dengan penelitian sebelumnya oleh
perbedaan harga antara pembiayaan motor Melina (2020) mengenai uang muka produk
syariah dengan konvensional mengenai pembiayaan murabahah, dimana uang
angsuran perbulannya, perbedaan dalam muka ditentukan oleh nasabah pada saat
menentukan margin antara PT. FIF Syariah melakukan akad bersama antara pengelolah
dan konvensional, yaitu terletak pada dengan pembeli. Oleh karena itu PT. FIF
penentuan keuntungan berdasarkan waktu. Syariah tidak menentukan uang muka
Uang Muka sendiri melainkan sesuai dengan harga
barang yang dibeli.
Uang muka adalah jumlah yang
dibayar oleh pembeli kepada penjual Akan tetapi masih ada kekurangan
sebagai bukti komitmen untuk membeli yang harus diperhatikan PT. FIF Syariah
barang dari penjual atau pembayaran uang kota pekanbaru dimana seharusnya uang
kepada pihak lain yang belum memberikan muka disetor kedalam rekening nasabah,
prestasi atau memenuhi kewajiban, baru setelah proses akad selesai dilakukan,
misalnya kepada PT. FIF Syariah pada saat uang muka tersebut dipotong sebagai biaya
kontrak ditandatangani atau kepada penjual angsuran awal dan biaya asuransi, hal ini
yang belum menyerahkan barangnya, dilakukan agar proses pembiayaan
pembayaran sebagian dan harga yang telah murabahah sesuai dengan konsep fiqh dan
disepakati oleh pembeli dan penjual yang memenuhi syarat pokok murabahah.
merupakan tanda bahwa perjajian jual beli Terkait dengan Asuransi syariah
yang diadakan mengikat. produk asuransi yang digunakan adalah
Dari hasil observasi penulis akad dengan niat tabarru’ (takaful) yaitu
menunjukkan bahwa hasil wawancara suatu niat tolong menolong sesama peserta
tersebut sesuai dengan kondisi yang ada apabila ada yang ditakdirkan mendapat
dilapangan yang menjelaskan bahwa uang musibah. Pada akhir periode asuransi, jika
muka ditentukan sesuai permintaan perusahaan asuransi memperoleh laba dan
nasabah/masyarakat dimana sesuai dengan konsumen tidak pernah mengajukan klaim,
barang yang dibeli, dan yang terpenting DP maka konsumen yang bersangkutan berhak
tersebut hanya diharuskan lebih dari 10% atas nisbah (hadiah/bonus) dengan jumlah
dari total harga pembiayaan. tertentu sesuai tingkat investasi tahun
tersebut. Apabila nisbah yang menjadi hak
Berdasarkan temuan diatas penulis
konsumen tidak diambil dalam jangka
berkesimpulan bahwa PT. FIF Syariah Kota
33
2021, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 4 (1) : 26 - 36

waktu yang disepakati maka akan nasabah sesudah melakukan akad, setelah
diserahkan sebagai dana sosial. Apabila itu pihak PT. FIF Syariah menyerahkan
pada waktunya konsumen tidak dapat/lalai barang tersebut kepada nasabah. Hal ini
melakukan kewajibannya yaitu berupa sejalan dengan penelitian yang dilakukan
pembayaran asuransi maka akan dikenakan oleh Melina (2020) mengenai proses
penalty. Dalam hal konvensional, maka pembelian dan penyerahan barang pada
konsumen akan dikenakan bunga yang BMT dalam journal of Economic, Business
besarnya telah ditentukan. and Accounting berjudul Implementasi
pembiayaan Murabahah Pada Baitul Mal
Pembelian dan Penyerahan Barang
Wat Tamwil (BMT) Kota Pekanbaru.
Pembelian merupakan kegiatan
Akan tetapi dalam pembelian dan
utama untuk menjamin kelancaran transaksi
penyerahan barang masih ada terdapat
penjualan yang terjadi dalam suatu
kekurangan yang harus diperhatikan PT.
perusahaan atau pembelian merupakan
FIF Syariah pekanbaru, agar proses
bagian dari kegiatan ekonomi yang kita
pembelian barang terlebih dahulu
lakukan setiap hari dan penyerahan barang
diselesaikan antara PT. FIF Syariah dengan
merupakan suatu kesepakatan antara
supplier, baru setelah barang menjadi hak
penjual dengan pembeli tentang
milik PT. FIF Syariah, barang tersebut
pemindahan hak milik disertai biaya
dapat diperjual belikan dan diserahkan
pengiriman barang dari gudang penjual ke
kepada nasabah setelah proses akad selesai
gudang pembeli (Suryani & Afriyeni,
dilakukan. Hal ini dilakukan agar proses
2019).
pembiayaan murabahah sesuai dengan
Dari hasil observasi penulis konsep fiqh dan memenuhi syarat pokok
menunjukkan bahwa hasil wawancara murabahah.
tersebut sesuai dengan kondisi yang ada Bentuk Penyelesaian Sengketa Para
dilapangan yang menjelaskan bahwa Pihak Apabila Salah Satu Pihak
pelaksanaan pembelian dan penyerahan Melakukan Wanprestasi
barang disesuaikan dengan kebutuhan
nasabah, dimana pembelian barang Dalam suatu perjanjian kredit,
dilakukan oleh pihak PT. FIF Syariah, maupun dalam perjanjian-perjanjian
kemudian barang tersebut akan diserakan lainnya, biasanya selalu dirincikan beberapa
kepada nasabah saat menandatangani akad. hal yang apabila dilakukan oleh salah satu
Pembelian dan penyerahan barang pihak, maka terjadilah wanprestasi dan
merupakan suatu kesepakatan antara menyebabkan pihak lain dapat memutuskan
penjual dengan pembeli tentang perjanjian tersebut. Hal-hal atau kejadian-
pemindahan hak milik disertai biaya kejadian sepert ini sering disebut dengan
pengiriman barang dari gudang penjual ke istilah “events of Default”. Banyak hal
gudang pembeli. apabila dilakukan oleh pihak debitur, maka
debitur dapat dianggap dalam keadaan
Berdasarkan temuan diatas penulis default (wanprestasi).
berkesimpulan bahwa PT. FIF Syariah Kota Penyelesaian Sengketa Dalam Perjanjian
Pekanbaru menerapkan Pembelian dan Pembiayaan Konsumen (Consumer
Penyerahan Barang produk pembiayaan Finance)
murabahah sesuai dengan permintaan

34
2021, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 4 (1) : 26 - 36

Keberadaan lembaga pembiayaan Dari penjelasan di atas penyelesaian


konsumen di Indonesia yang belum di luar pengadilan didasarkan pada
mempunyai aturan secara umum dalam pertimbangan, mengingat jumlah
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia, pembiayaan yang diberikan masih relatif
sering memunculkan permasalahan dalam kecil, sehingga jika dilihat dari
proses perjajian pembiayaan konsumen, pertimbangan waktu, biaya dan tenaga
para pihak mengaku mengalami kesulitan dirasakan kurang efisien. Selain itu tingkat
dalam menentukan dasar hukum apa yang pendidikan dan pemahaman konsumen
akan digunakan dalam menyelesaikan yang masih rendah, proses perdamaian dan
masalah sengketa yang terjadi (Suherman, musyawarah dirasakan lebih
2004). memungkinkan dan lebih menguntungkan
dalam penyelesaian perselisihan yang
Bedasarkan hasil wawancara dengan
terjadi selama ini (Shopie, 2002).
Bapak Ricky Wahyu Candra (Kepala Kredit
Pembiayaan) bahwa penyelesaian sengketa KESIMPULAN
pembiayaan syariah yang ditempuh oleh Praktik murabahah yang dilakukan
pihak PT. FIF Syariah cabang Pekanbaru PT. FIF Syariah pekanbaru dalam rangka
jika salah satu pihak wanprestasi, misalnya memperoleh sepeda motor, baik itu biaya
terjadi kredit macet pembiayaan pengiriman, pajak, gaji pegawai, dan
sepedamotor, maka sengketa ini sebagainya tidak dimasukkan kedalam
diselesaikan secara musyawarah dengan biaya perolehan untuk menentukan harga
menunjukkan bukti BSTBJ (Bukti Serah agregat dan margin keuntungan, namun
Terima Barang Jaminan dan Persetujuan). semua biaya-biaya ini sudah ditentukan
Jika konsumen tetap tidak mau membayar diawal sebelum adanya akad murabahah.
cicilan hutangnya maka barang jaminan Jika ditinjau berdasarkan hukum islam
dikembalikan (ditarik) oleh pihak secara umum syarat-syarat jual beli yang
perusahaan. Pihak perusahaan memberikan
dipraktikkan oleh PT. FIF syariah
jangka waktu paling lambat tujuh hari pekanbaru, maka jual beli murabahah
setelah penarikan. tersebut sudah memenuhi syarat-syarat
Jika pihak konsumen ada I’tikad umum jual beli, namun tidak bisa disebut
baik untuk melakukan pembayaran maka jual beli murabahah dikarenakan tidak
pihak perusahaan memberikan kebijakan terpenuhinya syarat-syarat khusus jual beli
perpanjangan jangka waktu pelunasan murabahah. Perusahaan pembiayaan
tunggakan. Akan tetapi jika pihak syariah ini, sebaiknya harus independen
konsumen tidak menunjukkan I’tikad baik atau berdiri sendiri dan terpisah dari
sama sekali maka pihak perusahaan berhak induknya yang masih konvensional. Karena
melakukan eksekusi terhadap barang jika masih berada dalam satu atap maka
jaminan tersebut, dengan cara pihak akan sulit rasanya untuk bisa benar-benar
perusahaan bantu menjual barang jaminan menerapkan syariah karena akan terus
dengan harga pasaran. Hasil penjualan dibayang-bayangi dan dipengaruhi oleh
tersebut itu nanti yang akan dibagi oleh induknya yang masih konvensional. Harus
perusahaan dengan konsumen, tetapi dilakukan peningkatkan kualitas SDM yang
terkadang hasil penjualan tidak sebanding benar-benar paham dan mengerti proses
dengan jumlah tunggakan/hutang konsumen pembiayaan secara syariah, sehingga
kepada perusahaan. harapannya agar nanti dapat
35
2021, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 4 (1) : 26 - 36

mengembangkan produk syariah dengan Dissertation. UIN Sunan Gunung


baik dan benar tidak hanya mengikuti Djati. Bandung
perintah semat-mata. Meningkatkan Melina, Ficha. 2020. Pembiayaan
sosialisasi produk secara terus menerus, Murabahah di Baitul Maal wat
terencana dan terstruktur terhadap semua Tamwil (BMT). Journal of Islamic
elemen, baik kepada karyawan, konsumen Banking and Finance, 3(2), 269-280
dan semua pihak yang terlibat didalamnya.
Meningkatkan kerjasama dengan mitra, Melina, Ficha. & Zulfa, Marina. 2020.
baik koperasi ataupun lainnya yang juga Implementasi Pembiayaan
menyalurkan pembiayaan sepeda motor, Murabahah pada Baitul Maal wat
agar perusahaan dapat memperluas jaringan Tamwil (BMT) Kota Pekanbaru.
pemasaran dan dapat meningkatkan citra COSTING: Journal of Economic,
perusahaan. Business and Accounting, 3(2). 356-
364.
DAFTAR PUSTAKA
Muhaimin, 2012. Perusahaan Pembiayaan
Soemitra, Andri. 2009. Bank & Lembaga Syariah di Indonesia. Jurnal Studi
Keuangan Syariah. Kencana Ekonomi, 3(2). 107-122.
Prenada Media. Jakarta.
Shopie, Yusuf. 2002. Penyelesaian
Antonio, Syafi'i. 2003. Bank Syariah dari
Sengketa Konsumen Menurut
Teori ke Praktek. Gema Insani Undang-Undang Perlindungan
Press. Jakarta. Konsumen atau UUPK, Teori dan
Ega. 2005. Modul Pelatihan FIF Syariah. Praktek Penegakan Hukum. Citra
PT. Federal International Finance. Aditya Bakti. Mataram.
Handiman, 2006. Bank & Lembaga Suherman, Ade Maman. 2004. Arbitrase
Keuangan Bukan Bank. PT. Indeks. dan Alternatif Penyelesaian
Jakarta. Sengketa, Aspek Hukum dalam
Ekonomi Global. Ghalia Indonesia.
Haryoso, L. 2017. Penerapan Prinsip
Jakarta.
Pembiayaan Syariah (Murabahah)
pada BMT Bina Usaha di Sunaryo. 2013. Hukum Lembaga
Kabupaten Semarang. Law and Pembiayaan. Cet.3. Sinar Grafika.
Justice, 2(1), 79-89 Jakarta
Iltiham, M. F. 2017. Implikasi Akad Suryani, A. & Afriyeni, A. 2019. Prosedur
Simpan Pinjam dalam Perspektif Pemberian Pembiayaan Murabahah
Hukum Kontrak Fiqih (Studi Pada Pada Baitul Mal Wat Tamwil (BMT)
BMT-MMU Pasuruan Cabang Taqwa Muhammadiyah. Padang.
Purwosari). MALIA Wiroso, 2005. Jual Beli Murabahah. UII
(TERAKREDITASI), 9(1), 83-100. Press.Yogyakarta.
Maesaroh, N. S. 2017. Implemetasi ganti
Rugi Terhadap Keterlambatan
Pembayaran Pada Produk
Pembiayaan Murabahah di BMT
Nurul Ummah Sukabumi. Doctoral

36

Anda mungkin juga menyukai