Anda di halaman 1dari 18

JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN Volume 5, Nomor 2, Agustus 201771

ISSN : 2301-4717 p. 71-90

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PEMBIAYAAN IJARAH


BERDASARKAN PSAK NOMOR 107 PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA
SYARIAH CABANG LHOKSEUMAWE

Falahuddin1, Icut Aprilia2


1,2
Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Malikussaleh Lhokseumawe

falahuddin@unimal.ac.id

Abstract: This study aims to analyze the application of Ijarah financing accounting based on PSAK No.107
at PT Bank Rakyat Indonesia Syariah, Branch of Lhokseumawe. The data used in this study are qualitative
data which is obtained by conducting interviews with the parties concerned. The data analysis method used
in this study is a qualitative descriptive method. Based on the results of the study, it is known that the
financing system of Ijarah Muntahiyya Bittamlik at PT Bank Rakyat Indonesia Syariah, Branch of
Lhokseumawe is in accordance with the generally accepted accounting principles for sharia banking,
namely PSAK 107 concerning the application of Ijarah financing.

Keywords: Bank Rakyat Indonesia Syariah, PSAK 107, Ijarah Financing.

PENDAHULUAN Indonesia (BRI) Syariah Cabang Lhokseumawe


Bank syariah adalah bank yang melaksanakan merupakan bank syariah yang didirikan di
kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, wilayah Kota Lhokseumawe, sebagaimana bank
berbeda dengan bank konvensional pada syariah pada umumnya yang berorientasi dalam
umumnya. Perbedaan utamanya terletak pada upaya peningkatan kesejahteraan anggota dan
landasan operasi yang digunakan. Bank masyarakat.
konvensional beroperasi berlandaskan bunga, Ada beberapa jenis pembiayaan yang
sedangkan bank syariah beroperasi berlandaskan dilakukan oleh PT Bank Rakyat Indonesia
bagi hasil, jual beli, dan sewa. Apabila dilihat Syariah Cabang Lhokseumawe, diantaranya
dari perspektif ekonomi, bank syariah dapat pula pembiayaan Murabahah, Mudharabah,
didefinisikan sebagai sebuah lembaga Musyarakah, dan Ijarah Muntahiyya Bittamlik.
intermediasi yang mengalirkan investasi publik Sri Nurhayati dan Wasilah (2009)
secara optimal (dengan kewajiban zakat dan menyatakan bahwa murabahah adalah transaksi
larangan riba) yang bersifat produktif (dengan penjualan barang dengan menyatakan harga
larangan judi) serta dijalankan sesuai nilai, etika, perolehan keuntungan (margin) yang disepakati
moral, dan prisip Islam. oleh penjual dan pembeli. Pembayaran atas akad
Di Indonesia, bank syariah telah muncul sejak beli dapat dilakukan secara tunai (ba’i naqdan)
awal 1990-an dengan berdirinya Bank Muamalat atau tangguh (ba’i mu’ajjal/ba’i bi’tsaman ajil).
Indonesia. Secara perlahan Bank Syariah mampu Sri Nurhayati dan Wasilah (2009) menyatakan
memenuhi kebutuhan masyarakat yang bahwa murabahah adalah transaksi penjualan
menghendaki layanan jasa perbankan yang sesuai barang dengan menyatakan harga perolehan
dengan prinsip Syariah agama Islam. PT Bank keuntungan (margin) yang disepakati oleh
Rakyat Indonesia (BRI) Syariah merupakan salah penjual dan pembeli. Pembayaran atas akad beli
satu bank syariah yang mampu memenuhi dapat dilakukan secara tunai (ba’i naqdan) atau
kebutuhan masyarakat yang menghendaki tangguh (ba’i mu’ajjal/ba’i bi’tsaman ajil).
layanan jasa perbankan yang sesuai dengan
prinsip syariah agama Islam. PT Bank Rakyat
72 FALAHUDDIN, ICUT APRILIA Jurnal Akuntansi dan Keuangan

Mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara penting dalam menyediakan fasilitas pembiayaan
pemilik dana dan pengelola dana untuk kegiatan untuk masyarakat.
usaha, laba dibagi atas dasar nisbah bagi hasil Namun demikian, Pada PT Bank BRISyariah
menurut kesepakatan kedua belah pihak, sedangkan Cabang Lhokseumawe sendiri, pembiayaan ijarah
bila terjadi kerugian akan di tanggung oleh si pemilik muntahiyya bittamlik masih relatif kecil, hal ini
dana kecuali disebabkan oleh misconduct, negligence dikarenakan pembiayaan ini cenderung memiliki
atau violation oleh pengelola dana. potensi yang merugikan salah satu pihak. Bank
Musyarakah adalah akad kerja sama antara dua memiliki kemungkinan kerugian yang lebih besar
pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana daripada konsumen. Misalkan harga sewa akan
masing-masing pihak memberikan konstribusi dana cenderung mengalami peningkatan seiring dengan
dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi berjalannya waktu. Namun, harga sewa dalam akad
berdasarkan porsi konstribusi dana. ijarah muntahiyya bittamlik ini sudah disepakati
Ijarah adalah akad pengalihan hak penggunaan secara tetap di awal transaksi. Berikut ini komposisi
atas suatu barang (manfaat) untuk jangka waktu pembiayaan pada PT Bank BRISyariah Cabang
tertentu dengan kompensasi pembayaran uang sewa Lhokseumawe pada tahun 2018.
tanpa diikuti oleh perubahan kepemilikan atas barang
tertentu. Sedangkan ijarah muntahiyya bittamlik Tabel 1
adalah akad sewa menyewa antara pemilik objek Porsi Pembiayaan Pada PT Bank
sewa dan penyewa untuk mendapatkan imbalan atas BRISyariah Cabang Lhokseumawe(2018)
objek sewa yang disewakannya dengan opsi
Pembiayaan Jumlah Nasabah
perpindahan hak milik objek sewa pada saat tertentu
sesuai dengan akad sewa. (Ikatan Akuntan Indonesia: Mudharabah 43
2009).
Murabahah 1100
Ijarah (sewa jasa) telah ada dari masa
RasulullahSAW dan berlandaskan pada Al-Quran Musyarakah 22
surah At-talaq ayat 6 : “Tempatkanlah mereka (para Ijarah muntahiyya bittamlik 21
isteri) dimana kamu bertempat tinggal menurut
Sumber: PT Bank BRISyariah Cabang
kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan
Lhokseumawe (2018)
mereka untuk menyempitkan (hati) mereka. Dan jika
mereka (istri-istri yang sudah ditalaq) itu sedang
Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa nasabah
hamil, maka berikanlah kepada mereka nafkahnya
pembiayaan ijarah masih kecil dibanding
hingga mereka bersalin, kemudian jika mereka
pembiayaan lainnya. Padahal dalam rangka
menyusukan (anak-anak)mu untukmu maka
diversifikasi produk pembiayaan, akad ini dipandang
berikanlah kepada mereka upahnya, dan
perlu untuk dioptimalkan implementasinya. Pada
musyawarahkanlah diantara kamu (segala sesuatu)
dasarnya akad ini bisa memberikan keuntungan baik
dengan baik; dan jika kamu menemui kesulitan maka
bagi bank syariah ataupun nasabah.
perempuan lain boleh menyusukan (anak itu)
Dari sejak awal perkembangan perbankan syariah
untuknya.
di Indonesia, dari sisi pembiayaan, akad murabahah
Tujuan pembiayaan ijarah muntahiyya bittamlik
yang lebih mendominasi pembiayaan tersebut
yaitu suatu solusi pembiayaan islami bagi orang-
dibandingkan lainnya. Seharusnya, pembiayaan
orang yang membutuhkan suatu barang namun tidak
dengan akad ijarah harus lebih banyak peminatnya.
memiliki cukup biaya untuk angsurannya sehingga
Dikarenakan pada dasarnya akad ini bisa
perbankan berkonstribusi dalam menyediakan
memberikan keuntungan baik bagi bank syariah
fasilitas pembiayaan guna mengembangkan potensi
ataupun nasabah. Keuntungan yang diperoleh
ekonomi anggota atau masyarakat. Sebagaimana
nasabah misalnya ialah penambahan modal untuk
dijelaskan diatas bahwa ijarah muntahiyya bittamlik
meningkatkan investasi, sedangkan keuntungan bagi
merupakan pengembangan untuk mengakomodasi
bank syariah, selain sebagai wujud diversifikasi
kebutuhan pasar. Jadi dengan adanya ijarah
muntahiyya bittamlik, perbankan sangat berperan
73
Volume 5, Nomor 2, Agustus 2017

produk, akad ini dapat mempercepat penyaluran dana Allah SWT untuk dipatuhi oleh manusia dalam
dan meningkatkan pola investasi yang baik. menjalani segala aktivitas hidupnya di dunia.
Kejadian yang serupa juga menjadi fenomena Menurut Sri Nurhayati dan Wasilah (2009)
peneliti terdahulu yaitu Mila Sartika dan Hendri menyatakan bahwa definisi bebas dari akuntansi
Hermawan Adinugraha (2016) yang menyatakan adalah identifikasi transaksi yang kemudian diikuti
bahwa Implementasi Ijarah dan Ijarah Muntahiyya dengan kegiatan pencatatan, penggolongan, serta
Bittamlik Pada Bank BRISyariah Cabang Yogyakarta pengikhtisaran transaksi tersebut sehingga
yang menunjukkan bahwa pada realitanya ijarah menghasilkan laporan keuangan yang dapat
dan/atau ijarah muntahiyya bittamlik ini jarang di digunakan untuk pengambilan keputusan. Sedangkan
aplikasikan oleh bank syariah bila dibandingkan definisi bebas dari syariah adalah aturan yang telah
dengan pembiayaan lainnya seperti pembiayaan ditetapkan oleh Allah SWT untuk dipatuhi oleh
murabahah. manusia dalam menjalani segala aktivitas hidupnya
Meskipun pembiayaan ijarah relatif kecil di dunia. Jadi, Akuntansi syari’ah ini dapat diartikan
dibandingkan pembiayaan yang lain, pembiayaan sebagai proses akuntansi atas transaksi-transaksi yang
ijarah juga termasuk salah satu pembiayaan yang sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan Allah
diatur dalam Bank Umum Syariah sehingga memiliki SWT.
Standar Akuntansi Syariah (SAS) dalam mengatur Tujuan dari akuntansi dalam Islam adalah sebagai
pengakuan, pengukuran, penyajian, dan bentuk pertanggung jawaban dan menegakkan
pengungkapan transaksi ijarah. Transaksi ijarah ini keadilan dan kebenaran. Manfaatnya tentu sangat
diatur dalam PSAK No. 107. Perlakuan akuntansi besar, yakni menjaga transaksi yang tercatat tersebut
untuk ijarah dilihat dari dua sisi pelaku yaitu pemberi terekam dengan baik sehingga dikemudian hari dapat
sewa/mu’jir (bank) dan penyewa/musta’jir (nasabah). dilihat kembali dan dimanfaatkan informasinya,
Bank adalah pihak yang menyediakan fasilitas terutama pada transaksi-transaksi keuangan yang
pembiayaan ijarah muntahiyya bittamlik dengan cara bersifat hutang-piutang, bahkan Allah SWT
menyewakan obyek sewa yang dimiliki bank kepada menekankan pencatatan hutang-piutang, sebagaimana
nasabah dan nasabah adalah sebagai pihak yang termaktub dalam Al Qur'an Surah Al Baqarah ayat
menerima fasilitas pembiayaan ijarah muntahiyya 282.
bittamlik dari bank yaitu penyewa atas obyek sewa Niken (2003) menyatakan bahwa tujuan lain dari
yang dimiliki bank. Dalam hal ini bank dan nasabah Bank Syariah adalah untuk memelihara dan
akan melaksanakan transaksi sewa menyewa sesuai mengembangkan jasa serta produk-produk perbankan
dengan ketentuan syariah atau bank akan menjual yang sesuai dengan syariah Islam. Ciri-ciri yang
barang kepada nasabah dan nasabah akan membeli melekat dari syariah adalah mengendalikan etika
barang tersebut dari bank serta membayar harganya sehingga dapat terjaga integritasnya dalam
kepada bank. Pembiayaan ijarah meliputi aset menciptakan rasa keadilan bagi semua masyarakat.
berwujud dan aset tidak berwujud yang Bank syariah dapat menghasilkan keuntungan dalam
diperkenankan syariah. operasionalnya. Jika tidak, bank syariah tersebut
dapat disebut tidak amanah dalam mengelola dana
TINJAUAN PUSTAKA yang di invetasikan masyarakat. Bank syariah
memiliki tujuan yang lebih luas dibandingkan bank
Pengertian Akuntansi Syariah konvensional.
Akuntansi syariah dapat dijelaskan berdasarkan
dua kosa kata, yaitu Akuntansi dan Syariah. Bank Syariah
Akuntansi adalah indentifikasi transaksi yang Setyorini (2003) menyatakan bahwa bank
kemudian diikuti dengan kegiatan pencatatan, merupakan lembaga keuangan yang memiliki tujuan
penggolongan serta pengihtisaran transaksi tersebut utama yaitu badan usaha yang menghimpun dana dari
sehingga menghasilkan laporan keuangan yang dapat masyarakat dan menyalurkan dana kepada
digunakan untuk pengambilan keputusan. Sedangkan masyarakat dalam bentuk pinjaman atau kredit dalam
Syariah adalah aturan yang telah ditetapakan oleh rangkameningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Pada
umumnya, masyarakat relatif paham tentang fungsi
74 FALAHUDDIN, ICUT APRILIA Jurnal Akuntansi dan Keuangan

serta fasilitas yang dapat diperolehnya atau Hasanuddin (2004:74) menyatakan bahwa Bank
disediakaan oleh bank umum untuk memenuhi Syariah adalah bank yang dapat memberikan jasa
kebutuhan masyarakat banyak. Selain menyalurkan dalam lalu lintas pembayaran yang sesuai dengan
fasilitas pinjaman atau kredit kepada masyarakat, syariat Islam, dimana pencatatan transaksi dan
bank juga menyediakan fasilitas yang memungkinkan pengikhtisaran serta pelaporannya dapat memberikan
untuk masyarakat menyimpan investasi atau dana suatu informasi bagi si pemakai.
kepada pihak bank. Menurut Sutan Remy Shahdeiny (2007) Bank
Verra (2012) menyatakan bahwa pada dasarnya Syariah adalah lembaga yang berfungsi sebagai
bank syariah mengimplementasikan konsep yang intermediasi yaitu mengerahkan dana dari masyarakat
sangat berbeda dengan bank konvensional. dan menyalurkan kembali dana-dana tersebut kepada
Produknya pun juga berbeda antara bank masyarakat yang membutuhkan dalam bentuk
konvensional dengan bank syariah. bahkan produk pembiayaan tanpa berdasarkan prinsip bunga,
yang merupakan bisnis utama, pencetak pendapatan melainkan berdasarkan prinsip syariah.
terbesar bagi sebuah bank konvensional misalnya, Muhammad (2000:13) menyatakan bahwa Bank
yaitu fasilitas kredit dengan sistem bunga (riba) yang Syariah adalah lembaga keuangan yang usaha
melekat pada bank konvensional, justru merupakan pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa jasa
hal yang amat dilarang oleh bank syariah. Secara lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran
garis besar bank syariah dan bank konvensional sama uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan
dalam bentuk sistem, penarikannya, selain itu sebagai prinsip Syariat Islam.
lembaga yang membutuhkan dana baik untuk Yumanita (2005:4) mengemukakan bahwa :
keperluan produktif maupun konsumtif. Namun bank “Bank Syariah adalahlembaga intermediasi dan
konvensional dan bank syariah terdapat perbedaan penyedia jasa keuangan yang bekerja berdasarkan
yang berkaitan dengan aspek legal, struktur etika dan sistem nilai islam, khususnya yang bebas
organisasi usaha-usaha yang dibiayai. dari bunga (Riba), bebas dari kegiatan spekulatif
Muhammad (2005) menyatakan bahwa Bank yang non produktif seperti perjudian (Maysir), bebas
Islam atau selanjutnya disebut dengan Bank Syariah dari hal-hal yang tidak jelas dan meragukan
adalah bank yang beroperasi dengan tidak (Gharar), prinsip keadilan, dan hanya membiayai
mengenalkan pada bunga. Bank islam atau biasa kegiatan usaha yang halal”.
disebut dengan bank tanpa bunga adalah lembaga Berdasarkan pendapat ahli tersebut dapat
keuangan/perbankan yang operasionalnya dan disimpulkan bahwa bank syariahmerupakan lembaga
produknya dikembangkan berlandaskan Al-Quran intermediasi yang bekerja berdasarkan etika dan
dan Hadist atau dengan kata lain Bank Islam adalah sistem nilai islam, khususnya yang bebas dari bunga
lembaga keuangan yang usaha pokoknya (Riba), bebas dari kegiatan spekulatif yang non
memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam produktif seperti perjudian (Maysir), bebas dari hal-
lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang hal yang tidak jelas dan meragukan (Gharar), prinsip
pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat keadilan, dan hanya membiayai kegiatan usaha yang
Islam. halal.
Setyorini (2003) menyatakan bahwa perbankan
syariah merupakan salah satu aplikasi dari sistem Dasar Hukum Bank Syariah di Indonesia
ekonomi Islam yang melarang pengguna sistem Bank syariah di tanah air mendapatkan pijakan
bunga dalam perekonomian, karena sistem tersebut yang kokoh setelah adanya regulasi sektor perbankan
termasuk riba haram yang dilarang oleh Islam. pada tahun 1983. Hal ini karena sejak saat itu
Sistem provit and loss sharing yang merupakan diberikan keleluasaan penentuan tingkat suku bunga,
keunggulan bagi bank syariah antara lain pertama termasuk nol persen ( atau peniadaan bunga).
memungkinkan para nasabah untuk ikut mengontrol Sungguhpun demikian kesempatan ini belum
perkembangan bank, misalnya menggunakan termanfaatkan karena tidak diperkenankannya
perhitungan profit sharing yang diperoleh tiap bulan. pembukaan kantor bank baru. Kemudian posisi bank
Kedua, tidak terpengaruh atas naik turunnya tingkat syariah semakin pasti setelah diusahakannya Undang
suku bunga perbankan. Undang Perbankan No. 7 tahun 1992 dimana bank
75
Volume 5, Nomor 2, Agustus 2017

diberikan kebebasan untuk menentukan jenis imbalan (segala sesuatu) dengan baik; dan jika kamu
yang akan diambil dari nasabahnya baik bunga menemui kesulitan Maka perempuan lain
ataupun keuntungan bagi hasil. boleh menyusukan (anak itu) untuknya.”
Dengan terbitnya Peraturan Presiden No. 72 tahun (QS. Ath-Thalaq: 6) “Salah seorang dari
1992 tentang bagi hasil yang secara tegas kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku
memberikan batasan bahwa bank bagi hasil tidak ambillah ia sebagai orang yang bekerja
boleh melakukan kegiatan usaha yang tidak (pada kita), karena Sesungguhnya orang
berdasarkan prinsip bagi hasil ( bunga ) sebaliknya yang paling baik yang kamu ambil untuk
pula bank yang kegiatan usahanya tidak berdasarkan bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat
prinsip bagi hasil tidak diperkenankan melakukan lagi dapat dipercaya." (QS. Qashash: 26)
kegiatan usaha berdasarkan prinsip bagi hasil. 2. Al-Hadist
Dikeluarkannya Undang Undang ini, maka “Berikanlah upah pekerja sebelum
operasional perbankan syariah semakin luas. keringatnya kering”. (HR.Ibn Majah dari
Titik kulminasi telah tercapai dengan disahkannya Ibnu Umar) “Barang siapa mempekerjakan
Undang Undang No. 10 tahun 1998 tentang pekerja, beritahukan-lah upahnya”. (HR.
perbankan yang membuka kesempatan bagi siapa Abd ar-Razzaq dari Abu Hurairah dan Abu
saja yang akan mendirikan bank syariah maupun Sa’id al Khuduri) “Dahulu kita menyewa
yang ingin mengkonversi dari sistem konvensional ke tanah dengan jalan membayar dengan hasil
sistem syariah. Undang Undang ini juga melakukan tanaman yang tumbuh disana.
revisi beberapa pasal yang dianggap pentingdan Rasulullahlalu melarang cara yang
merupakan aturan hukum secara leluasa demikian dan memerintahkan kami agar
menggunakan istilah syariah dengan tidak lagi membayarnya dengan uang mas atau
menggunakan istilah bagi hasil. perak.” (HR. Ahmad, Abu Daud, dan
Untuk menjalankan Undang Undang tersebut Nasaiy dari Sa’d bin Abi Waqas)
selanjutnya dikeluarkan Surat Keputusan Direksi 3. Ijma’
Bank Indonesia tentang Bank Umum dan Bank Mengenai disyariatkannya ijarah, semua
Perkreditan Rakyat tahun 1999 dilengkapi Bank Ulama bersepakat, tidak ada seorang ulama
berdasarkan prinsip syariah. Aturan yang berkaitan pun yang membantah kesepakatan ijma’ ini,
dengan bank umum berdasarkan prinsip syariah sekalipun ada beberapa orang diantara
diatur dalam Surat Keputusan Direksi Bank mereka yang berbeda pendapat dalam
Indonesia No. 32/34/KEP/DIR tanggal 12 Mei tataran teknisnya.Pakar-pakar keilmuan dan
1999.Dasar-dasar hukum positif inilah yang dijadikan cendekiawan sepanjang sejarah di seluruh
pijakan bagi bank syariah Indonesia dalam negeri telah sepakat akan legitimasi ijarah.
mengembangkan produk-produknya dan Dari beberapa nash yang ada, kiranya dapat
operasionalnya. dipahami bahwa ijarah itu disyariatkan
dalam Islam, karena pada dasarnya manusia
Landasan Syariah dan Fatwa DSN Ijarah senantiasa terbentur pada keterbatasan dan
1. Al-Quran kekurangan. Oleh karena itu, manusia antara
“Tempatkanlah mereka (para isteri) di yang satu dengan yang lain selalu terikat dan
mana kamu bertempat tinggal menurut saling membutuhkan. Ijarah (sewa
kemampuanmu dan janganlah kamu menyewa) merupakan salah satu aplikasi
menyusahkan mereka untuk menyempitkan keterbatasan yang dibutuhkan manusia
(hati) mereka. dan jika mereka (isteri-isteri dalam kehidupan bermasyarakat.Bila dilihat
yang sudah ditalaq) itu sedang hamil, Maka uraian diatas, rasanya mustahil manusia bisa
berikanlah kepada mereka nafkahnya berkecukupan hidup tanpa berijarah dengan
hingga mereka bersalin, kemudian jika manusia.Oleh karena itu boleh dikatakan
mereka menyusui (anak-anak)mu untukmu bahwa pada dasarnya ijarah itu adalah salah
Maka berikanlah kepada mereka upahnya, satu bentuk aktivitas antara dua pihak atau
dan musyawarahkanlah di antara kamu saling meringankan, serta termasuk salah
76 FALAHUDDIN, ICUT APRILIA Jurnal Akuntansi dan Keuangan

satu bentuk tolong menolong yang diajarkan pembayaran manfaat atau jasa. Sesuatu yang
agama. dapatdijadikan harga (tsaman) dalam jual beli dapat
4. Fatwa DSN 09/DSN-MUI/IV/2000 Tentang pula dijadikan sewa atau upah dalam ijarah.
Pembiayaan Ijarah Ketentuan objek ijarah
dan kewajiban Lembaga Keuangan Syariah 8. Pembayaran sewa atau upah boleh berbentuk jasa
dan nasabah dalam pembiayaan ijarah di (manfaat lain) dari jenis yang sama dengan objek
dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional No. kontrak.
9/DSN-MUI/2000, tentang pembiayaan
9. Kelenturan (flexibility) dalam menentukan sewa
ijarah, yaitu :
atau upah dapat diwujudkan dalam ukuran waktu,
tempat dan jarak.
a. Rukun dan Syarat Ijarah :
Ketiga: Kewajiban LKS dan Nasabah dalam
1. Sighat Ijarah, yaitu ijab dan qabul berupa
Pembiayaan Ijarah
pernyataan dari kedua belah pihak yang berakad
(berkontrak), baik secara verbal atau dalam bentuk 1. Kewajiban LKS sebagai pemberi manfaat barang
lain. atau jasa :
2. Pihak-pihak yang berakad: terdiri atas pemberi a. Menyediakan barang yang disewakan atau jasa
sewa/pemberi jasa dan penyewa/pengguna jasa. yang diberikan.
3. Objek akad ijarah yaitu : b. Menanggung biaya pemeliharaan barang.
a) Manfaat barang dan sewa, atau c. Menjamin bila terdapat cacat pada barang yang
disewakan.
b) Manfaat jasa atau upah
2. Kewajiban nasabah sebagai penerima manfaat
Kedua: Ketentuan Objek Ijarah:
barang atau jasa :
1. Objek ijarah adalah manfaat dari penggunaan
a. Membayar sewa atau upah dan bertanggung jawab
barang dan atau jasa.
untuk menjaga keutuhan barang serta
2. Manfaat barang atau jasa harus bisa dinilai dan menggunakannya sesuai akad (kontrak).
dapat dilaksanakan dalam kontrak.
b. Menanggung biaya pemeliharaan barang yang
3. Manfaat barang atau jasa harus bersifat dibolehkan sifatnya ringan (tidak materiil).
(tidak diharamkan).
c. Jika barang yang dirusak. Bukan karena
4. Kesanggupan memenuhi manfaat harus nyata dan pelanggaran dari penggunaan yang dibolehkan, juga
sesuai dengan syariah. bukan karena kelalaian pihak penerima manfaat
dalam menjaganya, ia tidak bertanggung jawab atas
5. Manfaat barang atau jasa harus dikenali secara kerusakan tersebut.
spesifik sedemikian rupa untuk menghilangkan
jahalah (ketidakjelasan) yang akan mengakibatkan Keempat:
sengketa. Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya
atau jika terjadi perselisihan diantara para pihak,
6. Spesifikasi manfaat harus dinyatakan dengan jelas, maka penyelesaiannya dilakukan melalui Badan
termasuk jangka waktunya. Bisa juga dikenali dengan Arbitrase Syariah setelah tidak tercapai kesepakatan
spesifikasi atau identifikasi fisik. melalui musyawarah

7. Sewa atau upah harus disepakati dalam akad dan Karakteristik Bank Syariah
wajib dibayar oleh penyewa/pengguna jasa kepada
pemberi sewa/pemberi jasa (LKS) sebagai
77
Volume 5, Nomor 2, Agustus 2017

Kegiatan bank syariah merupakan implementasi 4. Produk kegiatan sosial dalam bentuk pola
dari prinsip ekonomi Islam dengan karakteristik pinjaman(qardh)yang diterapkan untuk dana
sebagaimana menurut Wiyono (2005:75), yakni: talangan kepada nasabah dan sumbangan sektor
a. Pelarangan riba dalam berbagai bentuknya. usaha kecil.
b. Tidak mengenal konsep nilai waktu dari
uang (time value of money). Ijarah
c. Konsep uang sebagai alat tukar bukan Pengertian Ijarah dan Ijarah Muntahiyya Bittamlik
sebagai komoditas. Ikatan Akuntan Indonesia (1:2009) Ijarah adalah
d. Tidak diperkenankan melakukan kegiatan akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu aset
yang bersifat spekulatif. dalam waktu tertentu dengan pembayaran sewa
e. idak diperkenankan menggunakan dua harga (ujrah) tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan
untuk satu barang. aset itu sendiri. Sewa yang dimaksud adalah sewa
f. Tidak diperkenankan dua transaksi dalam operasi (operating lease). Sedangkan ijarah
satu akad. muntahiyya bittamlik adalah ijarah dengan wa’ad
Perlu diketahui Suatu transaksi harus sesuai perpidahan kepemilikan aset yang di ijarahkan pada
dengan prinsip syariah apabila telah memenuhi saat tertentu.
syarat-syarat sebagaimana menurut Wiyono Menurut sayyid sabiq dalam fiqih sunah, Al ijarah
(2005:75), yakni: berasal dari kata Al ajru yang berarti Al ‘iwadhu
a. Transaksi tidak mengandung unsur (ganti/kompensasi).Ijarah dapat di definisikan
kedholiman; Bukan riba. sebagai akad pemindahan hak guna (manfaat) atas
b. Tidak membayarkan pihak sendiri atau suatu barang atau jasadalam waktu tertentu dengan
pihak lain. pembayaran upah sewa (ujrah), tanpa diikuti dengan
c. Tidak ada penipuan. pemindahan kepemilikan atas suatu barang atau jasa
d. Tidak mengandung materi-materi yang (mempekerjakan seseorang) dengan jalan
diharamkan. penggantian (membayar sewa atau upah sejumlah
e. Tidak mengandung unsur judi. tertentu).
Akad ijarah merupakan akad yang memfasilitasi
Produk Bank Syariah transaksi pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu
Ascarya (2011:112) menyatakan bahwa produk barang atau jasa dalam waktu tertentu melalui
bank syariah terbagi menjadi empat, yaitu: pembayaran sewa/upah tanpa diikuti pemidahan
kepemilikan barang. Bagi bank syariah, transaksi ini
1. Produk pendanaan yang meliputi: memiliki beberapa keunggulan jika dibandingkan
dengan jenis akad lainnya yaitu dibandingkan dengan
a. pola titipan (wadiah), akad murabahah, akad ijarah lebih fleksibel dalam
b. pinjaman (qardh), hal objek transaksi, dibandingkan dengan investasi,
c. bagi hasil (mudharabah), akad ijarah mengandung resiko usaha yang lebih
d. deposito dan obligasi serta sewa (ijarah). rendah, yaitu adanya pendapatan sewa yang relatif
2. Produk pembiayaan meliputi: tetap.

a. pola bagi hasil (mudharabah dan


Ketentuan Syariah Akad Ijarah
musyarakah),
Transaksi ijarah dalam kedua bentuknya sebagai
b. jual beli (murabahah, salam, isthisna),
transaksi umum akan sah apabila terpenuhi rukun dan
c. sewa (ijarah),
ketentuan. Menurut Sri Nurhayati dan Wasilah
d. serta pinjaman (qardh).
(2009) rukun ijarah ada tiga macam, yaitu :
3. Produk jasa perbankan yang meliputi:
1. Pihak-pihak yang berakad: terdiri atas pemberi
a. pola titipan (wadiah), sewa/pemberi jasa/mu’jjir dan penyewa/pengguna
b. bagi hasil (mudharabah), jasa/musta’jir.
c. dan pola lain (wakalah, kafalah, hawalah, 2. Objek akad ijarah adalah: manfaat barang dan
rahn, ujr, sharf). sewa atau manfaat jasa dan pembayaran upah.
78 FALAHUDDIN, ICUT APRILIA Jurnal Akuntansi dan Keuangan

3. Sighat ijarah, yaitu Ijab dan qabul berupa a. Pihak yang melakukan ijarah muntahiyya
pernyataan dari kedua belah pihak yang berakad bittamlik harus melaksanakan akad ijarah terlebih
(berkontrak). dahulu. Akad pemindahan kepemilikan, baik
Menurut Sri Nurhayati dan Wasilah (2009) dengan jual beli ataupun pemberian/hibah, hanya
ketentuan syariah yaitu : dapat dilakukan setelah berakhirnya akad ijarah.
b. Janji pemindahan kepemilikan yang disepakati di
1. Pelaku; harus cakap hukum dan baligh awal akad ijarah adalah wa’ad, yang hukumnya
2. Objek ijarah adalah manfaat dari penggunaan tidak mengikat. Apabila janji itu dilaksanakan,
barang dan/atau jasa maka harus ada akad pemindahan kepemilikan
 Manfaat aset/jasa adalah sebagai berikut : yang dilakukan setelah berakhirnya akad ijarah.
a. Harus bisa dinilai dan dapat dilaksanakan dalam 3. Ijab kabul adalah pernyataan dan ekspresi saling
kontrak, misalnya sewa komputer, maka rida/rela di antara pihak-pihak pelaku akad
komputer itu harus dapat berfungsi sebagaimana dilakukan secara verbal, tertulis, melalui
mestinya, dan tidak rusak. korespondensi atau menggunakan cara-cara
b. Harus yang bersifat dibolehkan secara syariah komunikasi modern.
(tidak diharamkan); maka ijarah atas objek sewa
melanggar perintah Allah tidak sah. Misalnya
mengupah seseorang untuk membunuh, Jenis-jenis Ijarah
menyewakan rumah untuk tempat main judi atau Menurut PSAK Nomor 107, ijarah dibagi
menjual khamar dan lain sebagainya menjadi:
c. Dapat dialihkan secara syariah, contoh manfaat 1. Ijarah merupakan sewa menyewa objek ijarah
yang tidak dapat di alihkan secara syariah tanpa perpindahan resiko dan manfaat yang
sehingga tidak sah akadnya terkait kepemilikan aset terkait, dengan atau tanpa
d. Harus dikenali secara spesifik sedemikian rupa wa’ad (janji) untuk memindahkan kepemilikan
untuk menghilangkan ketidaktahuan yang dapat dari pemilik (mu’jir) kepada penyewa (musta’jir)
menimbulkan sengketa, misalnya kondisi fisik pada saat tertentu.
mobil yang disewa. Untuk mengetahui kejelasan 2. Ijarah muntahiyya bittamlik adalah ijarah dengan
manfaat dari suatu aset dapat dilakukan wa’ad perpindahan kepemilikan aset yang
identifikasi fisik. diijarahkan pada saat tertentu. Perpindahan
e. Jangka waktu penggunaan manfaat ditentukan kepemilikan suatu aset yang disewakan dari
dengan jelas pemilik kepada penyewa, dalam ijarah
f. LKS sebagai pembayaran manfaat. Sesuatu yang muntahiyya bittamlik dapat dilakukan jika seluruh
dapat dijadikan harga dalam jual beli dapat pula pembayaran sewa atas objek ijarah yang
dijadikan sewa atau upah dalam ijarah. dialihkan telah selesai dan objek ijarah telah
g. Pembayaran sewa atau upah boleh berbentuk jasa diserahkan kembali kepada pemberi sewa.
(manfaat lain) dari jenis yang sama dengan obyek Kemudian untuk perpindaahan kepemilikan akan
kontrak. dibuat akad baru, terpisah dari akad ijarah
h. Kelenturan (flexibility) dalam menentukan sewa sebelumnya.
atau upah dapat diwujudkan dalam ukuran waktu, 3. Jual dan ijarah adalah transaksi menjual objek
tempat, dan jarak. ijarah kepada pihak lain, dan kemudian menyewa
i. Jenis/barang yang dapat disewakan: Barang kembali objek ijarah tersebut yang ditelah dijual
modal: aset tetap, misalnya bangunan, gedung, tersebut. Alasan dilakukannya transaksi tersebut
kantor, ruko dll. Barang produksi: mesin, alat-alat bisa saja si pemilik aset membutuhkan uang
berat dll. Barang kendaraan transportasi: darat, sementara ia masih memerlukan manfaat dari aset
laut, dan udara. Jasa untuk membayar ongkos: tersebut. Transaksi jual dan ijarah harus
uang sekolah/kuliah, tenaga kerja, hotel, merupakan transaksi yang terpisah dan tidak
angkutan, dan transportasi saling bergantung (ta’alluq) sehingga harga jual
 Ketentuan syariah untuk ijarah muntahiyya bit harus dilakukan pada nilai wajar dan penjual akan
tamlik mengakui keuntungan atau kerugian atau pada
79
Volume 5, Nomor 2, Agustus 2017

periode terjadinya penjualan dalam laporan laba (mu’jir) kepada penyewa (musta’jir) pada saat
rugi. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari tertentu.
transaksi jual tidak dapat diakui sebagai 2. Perpindahan kepemilikan suatu aset yang
pengurang atau penambah beban ijarah yang diijarahkandari pemilik kepada penyewa, dalam
muncul karena ia menjadi penyewa. ijarah muntahiyahbittamlik, dilakukan jika akad
4. Ijarah-lanjut adalah suatu entitas menyewakan ijarah telah berakhir atau diakhiridan aset ijarah
lebih lanjut kepada pihak lain atas aset yang telah diserahkan kepada penyewa
sebelumnya disewa dari pemilik, maka entitas denganmembuat akad terpisah secara:
tersebut menerapkan perlakuan akuntansi pemilik a) hibah,
dan akuntansi penyewa. Jika suatu entitas b) penjualan sebelum akhir masa akad,
menyewa objek ijarah (sewa) untuk disewa- c) penjualan pada akhir masa akad,
lanjutkan, maka entitas mengakui sebagai beban d) penjualan secara bertahap.
ijarah (sewa) tangguhan untuk pembayaran ijarah 3. Pemilik dapat meminta penyewa untuk
jangka panjang dan sebagai beban ijarah (sewa) menyerahkanjaminan atas ijarah untuk
untuk sewa jangka pendek. Perlakuan akuntansi menghindari risiko kerugian.
penyewa diterapkan untuk transaksi antara entitas 4. Spesifikasi obyek ijarah, misalnya jumlah,
(sebagai penyewa) dengan pemilik dan perlakuan ukuran, danjenis, harus jelas diketahui dan
akuntansi pemilik diterapkan untuk transaksi tercantum dalam akad.
antara entitas (sebagai pemilik) dengan pihak
penyewa-lanjut.
Manfaat Dan Resiko Dalam Ijarah
Pembatalan Ijarah Menurut Antonio (2001) Manfaat dari transaksi
Sri Nurhayati dan Wasilah (2009) menyatakan al-ijarah untuk bank adalah keuntungan sewa dan
bahwa transaksi ijarah menjadi batal dan berakhir kembalinya uang pokok. Adapun resiko yang
apabila: mungkin terjadi dalam al-ijarah adalah sebagai
1. Terjadi cacat baru pada barang sewaan di tangan berikut:
musta’jir atau munculnya kembali cacat lama 1. Default; nasabah tidak membayar cicilan dengan
pada barang sengaja.
2. Rusaknya barang sewaan, seperti rumah menjadi 2. Rusak; asset ijarah rusak sehingga menyebabkan
runtuh atau hewan menjadi mati biaya pemeliharaan bertambah, terutama bila
3. Rusaknya barang yang diupahkan disebutkan dalam kontrak bahwa pemeliharaan
4. Terpenuhinya manfaat yang telah di transaksikan harus dilakukan oleh bank.
5. Menurut kalangan mazhab hanafi, transaksi ijarah 3. Berhenti; nasabah berhenti ditengah kontrak dan
boleh dibatalkan secara sepihak (oleh musta’jir) tidak mau membeli asset tersebut. Akibatnya,
karena adanya alasan yang dibenarkan bank harus menghitung kembali keuntungan dan
6. Tenggang waktu yang disepakati dalam akad mengembalikan sebagian kepada nasabah.
ijarah berakhir
7. Wafatnya salah seorang yang berakad Pengakuan Dan Pengukuran Ijarah Menurut
8. Apabila ada udzur dari salah satu pihak. Misalkan PSAK 107
rumah yang disewakan disita negara karena Cakupan Standar Akuntansi Ijarah dan IMBT
terikat hutang yang banyak. Standar akuntansi tentang pembiayaan ijarah
mengacu pada Peraturan Standar Akuntansi
Karakteristik Ijarah Keuangan (PSAK) No. 107 tentang Akuntansi Ijarah
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2:2009) menggantikan PSAK No. 59 (Akuntansi Perbankan
Adapun karakteristik ijarah adalah sebagai berikut: Syariah, revisi 2003). Menurut PSAK 107, Cakupan
1. Ijarah merupakan sewa menyewa obyek ijarah standar ini memuat tentang mekanisme transaksi dan
tanpaperpindahan risiko dan manfaat yang terkait ketentuan tentang pengakuan dan pengukuran
kepemilikan aset terkait,dengan atau tanpa wa’ad transaksi yang terdapat dalam skema ijarah dan
untuk memindahkan kepemilikan daripemilik IMBT. Beberapa hal dicakup dalam standar ini
80 FALAHUDDIN, ICUT APRILIA Jurnal Akuntansi dan Keuangan

adalah pengakuan dan pengukuran perolehan objek Jurnal:


ijarah, pendapatan ijarah dan IMBT, piutang Dr. Kas/Piutang Usaha xxx
pendapatan ijarah dan IMBT, biaya perbaikan yang Kr. Pendapatan Sewa xxx
dikeluarkan, perpindahan hak milik objek sewa,  Jika terjadinya perbaikan obyek ijarah
terjadinya penurunan nilai objek sewa secara Jurnal:
pemanen. Dr. Biaya Perbaikan xxx
Kr. Kas/Utang/Perlengkapan xxx
Pengakuan Dan Pengukuran d. Perpindahan kepemilikan
1. Akuntansi Pemilik (Mu’jir) Pada saat perpindahan kepemilikan obyek
ijarah dari pemilik kepada penyewa dalam
a. Biaya perolehan ijarah muntahiyya bittamlik dengan cara:
 Objek ijarah diakui pada saat objek ijarah  Hibah, maka jumlah tercatat objek ijarah
diperoleh sebesar biaya perolehan diakui sebagai beban
 Biaya perolehan objek ijarah yang berupa aset Jurnal:
tetap mengacu pada PSAK 16: aset tetap, dan aset Dr. Beban ijarah xxx
tidak berwujud mengacu pada PSAK 19: aset Dr. Akm penyusutan xxx
tidak berwujud Kr. Aset ijarah xxx
Jurnal:  Penjualan sebelum berakhirnya masa, sebesar
sisa cicilan sewa atau jumlah yang disepakati
Dr. Aset ijarah xxx
maka selisih antara harga jual dan jumlah
yang tercatat sebagai objek ijarah dapat diakui
Kr. Kas/Utang xxx
sebagai keuntungan/kerugian. Kerugian terjadi
b. Penyusutan dan Amortisasi jika nilai buku lebih besar dari kas yang
 Objek ijarah disusutkan atau diamortisasi, jika diterima sebaliknya jika nilai kas yang
berupa aset yang dapat disusutkan atau di diterima lebih besar dari nilai buku maka
amortisasi, sesuai dengan kebijakan penyusutan keuntungan dapat diakui.
atau amortisasi untuk aset sejenis selama umur Jurnal:
manfaatnya (umur ekonomis) Dr. Kas/piutang xxx
 Kebijakan penyusutan atau amortisasi yang Dr. Akm penyusutan xxx
dipilih harus mencerminkan pola konsumsi yang Dr. Kerugian xxx
diharapkan dari manfaat ekonomi dimasa depan Kr. Aset ijarah xxx
obyek ijarah Kr. Keuntungan xxx
 Pengaturan penyusutan obyek ijarah berupa aset  Penjualan setelah selesai masa akad, maka
tetap sesuai dengan PSAK 16: aset tetap dan selisih antara harga jual dan jumlah tercatat
amortisasi aset tidak berwujud sesuai dengan objek ijarah diakui sebagai keuntungan atau
PSAK 19: aset tidak berwujud kerugian
Jurnal: Jurnal:
Dr. Kas/piutang xxx
Dr. Biaya Penyusutan xxx Dr. Akm penyusutan xxx
Dr. Kerugian xxx
Kr. Akm penyusutan xxx Kr. Aset ijarah xxx
Kr. Keuntungan xxx
c. Pendapatan dan beban
 Penjualan objek ijarah secara bertahap, maka
 Pendapatan sewa selama masa akad diakui
selisih harga jual dan jumlah tercatat sebagian
pada saat manfaat atas aset telah diserahkan
objek ijarah yang telah dijual diakui sebagai
kepada penyewa
keuntungan/kerugian
 Piutang pendapatan sewa diukur sebesar nilai Jurnal:
yang dapat direalisasikan pada akhir periode Dr. Kas/piutang xxx
pelaporan Dr. Akm penyusutan xxx
81
Volume 5, Nomor 2, Agustus 2017

Dr. Kerugian xxx Jurnal:


Kr. Aset ijarah xxx Dr. Aset nonkas xxx
Kr. Keuntungan xxx Kr. Kas xxx
Bagian objek ijarah yang tidak dibeli iii. Pembelian setelah masa akad berakhir maka
penyewa diakui sebagai aset lancar/aset tidak penyewa mengakui aset sebesar pembayaran
lancar sesuai dengan tujuan penggunaan aset yang disepakati
tersebut. Dr. Aset nonkas xxx
Jurnal: Kr. Kas xxx
Dr. Aset lancar/tidak lancar xxx iv. Pembelian objek ijarah secara bertahap,
Dr. Akm penyusutan xxx maka penyewa mengakui aset sebesar
Kr. Aset ijarah xxx pembayaran objek ijarah yang diterima (nilai
wajar)
2. Akuntansi Penyewa (Musta’jir) Dr. Aset nonkas xxx
Dr. Kas xxx
a. Beban Kr. Utang xxx
Beban sewa diakui selama masa akad pada saat c. Jual-dan-Ijarah
manfaat atas aset telah diterima Jika suatu entitas menjual objek ijarah kepada
Jurnal: pihak lain dan kemudian menyewanya kembali,
Dr. Beban sewa xxx maka entitas tersebut mengakui keuntungan atau
Kr. Kas/utang xxx kerugian pada periode terjadinya penjualan dalam
Untuk pengakuan sewa di ukur sebesar jumlah yang laporan laba rugi dan menerapkan perlakuan
harus dibayar atas manfaat yang telah diterima. akuntansi penyewa.
Biaya pemeliharaan objek ijarah yang disepakati d. Ijarah-Lanjut
dalam akad menjadi tanggungan penyewa diakui Jika suatu entitas menyewakan lebih lanjut
sebagai beban pada saat terjadinya. Sedangkan dalam kepada pihak lain atas aset yang sebelumnya
ijarah muntahiyya bittamlik melalui penjualan objek disewa dari pemilik, maka entitas tersebut
ijarah yang menjadi beban penyewa akan meningkat menerapkan perlakuan akuntansi pemilik dan
sejalan dengan peningkatan kepemilikan objek akuntansi penyewa dalam pernyataan ini.
ijarah.
Jurnal: Penyajian, Pengungkapan, Ketentuan Transisi,
Dr. Beban pemeliharaan ijarah xxx Tanggal Efektif, dan Penarikan
Kr. Kas/utang/perlangkapan xxx
Jurnal pencatatan atas biaya pemeliharaan yang Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009)
menjadi tanggungan pemberi sewa tapi dibayarkan penyajian, pengungkapan, ketentuan transisi, tanggal
dahulu oleh penyewa efektif, dan penarikan dapat dijelaskan sebagai
Jurnal: berikut:
Dr. Piutang xxx 1. Penyajian
Kr. Kas/utang/perlengkapan xxx Berdasarkan PSAK No 107 pendapatan ijarah
b. Perpindahan kepemilikan disajikan secara neto setelah dikurangi beban
i. Hibah, maka penyewa mengakui aset dan yang terkait, misalnya beban penyusutan, beban
keuntungan sebesar nilai wajar objek ijarah pemeliharaan dan perbaikan, dan sebagainya.
yang diterima 2. Pengungkapan
Jurnal: Berdasarkan PSAK No 107 pemilik
Dr. Aset nonkas xxx mengungkapkan dalam laporan keuangan terkait
Kr. Keuntungan xxx transaksi ijarah dan ijarah muntahiyah bittamlik,
ii. Pembelian sebelum masa akad berakhir, tetapi tidak terbatas, pada:
maka penyewa mengakui aset sebesar
pembayaran sisa cicilan sewa atas jumlah yang  Penjelasan umum isi akad yang signifikan
disepakati yangmeliputi tetapi tidak terbatas pada :i)
82 FALAHUDDIN, ICUT APRILIA Jurnal Akuntansi dan Keuangan

keberadaan wa’ad pengalihan kepemilikan dengan perlakuanakuntansi untuk pengakuan,


dan mekanisme yang digunakan (jika ada pengukuran, penyajian danpengungkapan atas
wa’ad pengalihan kepemilikan); ii) transaksi ijarah.
pembatasan pembatasan, misalnya ijarah-
lanjut; iii) agunan yang digunakan (jika ada); Penelitian Sebelumnya
 Nilai perolehan dan akumulasi penyusutan
atau amortisasi untuk setiap kelompok aset Beberapa penelitian sebelumnya yang
ijarah; pernah dilakukan yang berkaitan dengan penelitian
 Keberadaan transaksi jual-dan-ijarah (jika ini antara lain:
ada). 1. Martha Tona (2012)
Berdasarkan PSAK No 107, penyewa Akuntansi akad ijarah muntahiyya bittamlik
mengungkapkan dalam laporan keuangan perspektif metode maqashid al-syariah. Metode
terkait transaksi ijarahdan ijarah penelitian menggunakan metode penelitian
muntahiyahbittamlik, tetapi tidak terbatas, kualitatif dengan paradigma penelitian posy-
pada: positivisme. Dengan paradigma ini peneliti
 Penjelasan umum isi akad yang signifikan melakukan penyimpulan secara deduktif dan logis
yangmeliputi tetapi tidak terbatas pada:i) dengan memberikan perhatian pada pengumpulan
total pembayaran;ii) keberadaan data empiris dan berdasarkan pada teori yang ada.
wa’adpemilik untuk pengalihankepemilikan Hasil penelitian ini mengkaji bagaimana penilaian
dan mekanisme yang digunakan(jika ada teori maqashid al syariah terhadap pengakuan aset
wa’adpemilik untuk menurut akuntansi sewa guna usaha dengan opsi
pengalihankepemilikan);iii) pembatasan- dan akuntansi ijarah muntahiyya bittamlik.
pembatasan, misalnya ijarah-lanjut;iv) 2. Rizkita Effendi (2013)
agunan yang digunakan (jika ada); Analisis penerapan PSAK 107 tentang akuntansi
 Keberadaan transaksi jual-dan-ijarahdan ijarah dalam pembiayaan perbankan syariah.
keuntunganatau kerugian yang diakui (jika Metode penelitian yang digunakan metode
ada transaksi jual-dan-ijarah). kualitatif deskriptif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa akuntansi ijarah pada
3. Ketentuan Transisi pembiayaan perbankan syariah telah sesuai
Pernyataan ini diterapkan secara dengan PSAK No 107 tahun 2009
prospektif.Penerapan secara retrospektif 3. Arista Insaning Azizah (2014)
diperkenankan, tetapi tidakdisyaratkan. Analisis penerapan produk pembiayaan ijarah
4. Tanggal Efektif multijasa pada PT BPR Syariah Asri Madani
Pernyataan ini berlaku untuk penyusunan Nusantara. Penelitian ini menggunakan metode
danpenyajian laporan keuangan entitas yang kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menyatakan
dimulai padaatau setelah tanggal 1 Januari bahwa perlakuan akuntansi pmbiayaan multijasa
2010.Penerapanlebih dinidianjurkan.Jika entitas hanya mengacu pada PSAK 107 dan telah sesuai
menerapkan Pernyataan ini untukperiode yang denganketetapannya.
dimulai sebelum 1 Januari 2010, maka
faktatersebut harus diungkapkan.
5. Penarikan
Pernyataan ini menggantikan PSAK 59:
AkuntansiPerbankan Syariah yang berhubungan
83
Volume 5, Nomor 2, Agustus 2017

Kerangka Konseptual Kota Lhokseumawe. Objek penelitian hanya


Salah satu pembiayaan bank syariah yaitu mencakup pembiayaan ijarah yang dilakukan oleh
ijarah dan ijarah muntahiyya bittamlik. Ijarah PT Bank Rakyat Indonesia Syariah Cabang
adalah akad pemindahan hak guna (manfaat) atas Lhokseumawe.
suatu aset dalam waktu tertentu dengan
pembayaran sewa (ujrah) tanpa diikuti dengan Teknik Pengumpulan Data
pemindahan kepemilikan aset itu sendiri. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini
Sedangkan ijarah muntahiyya bittamlik adalah adalah menggunakan metode wawancara. Data
akad sewa menyewa antara pemilik obyek sewa yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari
dan penyewa untuk mendapatkan imbalan atas hasil wawancara dengan informan pada PT Bank
obyek yang disewakannnya dengan opsi BRISyariah Cabang Lhokseumawe, yang
perpindahan hak milik obyek sewa pada saat berhubungan dengan akad pembiayaan ijarah
tertentu sesuai dengan kesepakatan di awal akad. kemudian dideskriptifkan secara menyeluruh. Oleh
Sewa yang dimaksud adalah sewa operasi karena itu, peneliti menggunakan data kualitatif
(operating lease). Konsekuensinya, suatu ijarah untuk mengembangkan penelitian ini. Data
didasarkan pada perjanjian antara orang yang kualitatif merupakan data yang berbentuk kata-
menyewakan dan penyewa atas penggunaan aset kata, bukan dalam bentuk angka yang berasal dari
tertentu. Orang yang menyewakan tetap sebagai PT Bank BRISyariah Cabang Lhokseumawe, yakni
pemilik aset dan penyewa menguasai serta data yang diperoleh langsung dari informan yang
menggunakan aset tersebut dengan membayar uang bersangkutan.
sewa tertentu untuk suatu periode waktu tertentu.
Dalam prosesnya, pengakuan, pengukuran, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
pengungkapan dan penyajiannya haruslah sesuai
dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku Sistem Pembiayaan Ijarah Muntahiyya Bittamlik
umum yaitu PSAK 107agar laporan keuangan yang Pada PT Bank Rakyat Indonesia Syariah
dihasilkan lebih relevan. Cabang Lhokseumawe
Maka Kerangka konseptual dalam penelitian ini Sistem pembiayaan ijarah muntahiyya bittamlik
adalah sebagai berikut: Pada PT Bank Rakyat Indonesia Syariah Cabang
Lhokseumawe yaitu sistem perpindahan aset
PT. Bank BRISyariah kepemilikan pada saat objek ijarah telah berakhir.
Perpindahan aset dapat dilakukan dengan cara
Cabang Lhokseumawe pemberian (hibah) kepada nasabah dan dengan cara
menjual kepada nasabah sesuai dengan kesepakatan
Ijarah Muntahiyya di awal akad. Pada saat perpindahan kepemilikan
obyek ijarah dari pemilik kepada penyewa dalam
Bittamlik ijarah muntahiyya bittamlik dengan cara pemberian
(hibah) maka jumlah tercatat objek ijarah diakui
sebagai beban. Sedangkan penjualan setelah selesai
PSAK No 107 masa akad, maka selisih antara harga jual dan
jumlah tercatat objek ijarah diakui sebagai
keuntungan atau kerugian.
Sesuai Tidak Sesuai
Analisis Kesesuaian Penerapan PSAK Nomor
Gambar 1 Kerangka Konseptual 107 Pembiayaan Ijarah Muntahiyya Bittamlik
Pada PT Bank Rakyat Indonesia Syariah
METODOLOGI PENELITIAN Cabang Lhokseumawe
Untuk melakukan analisis dan pembahasan
Lokasi dan Objek Penelitian dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
Dalam penelitian ini peneliti memilih PT simulasi atas salah satu jenis pembiayaan yang
Bank Rakyat Indonesia Syariah Cabang menggunakan akad ijarah muntahiyya bittamlik.
Lhokseumawe yang berlokasi di Jl Merdeka Gp. Ilustrasi yang digunakan mengenai pencatatan
Simpang Empat No. 39-40 Kecamatan Banda Sakti akuntansi pembiayaan ijarah muntahiyya bittamlik
84 FALAHUDDIN, ICUT APRILIA Jurnal Akuntansi dan Keuangan

yang dilakukan oleh PT Bank BRISyariah,


sehingga dapat diketahui pedoman standar 3 30/04/2015 Rp 5.000.000
akuntansi dan metode pengukuran yang digunakan
oleh PT Bank BRISyariah dalam transaksi 4 30/05/2015 Rp 5.000.000
pembiayaan ijarah muntahiyya bittamlik.
Berikut ini adalah contoh simulasi pembiayaan 5 30/06/2015 Rp 5.000.000
IMBT :
Pembiayaan ini menggunakan skema ijarah 6 30/07/2015 Rp 5.000.000
muntahiyya bittamlik dengan pola pembayaran
angsuran pokok setiap bulan. Informasi 7 30/08/2015 Rp 5.000.000
pembiayaan adalah sebagai berikut:
- Besarnya biaya perolehan objek 8 30/09/2015 Rp 5.000.000
Rp 120.000.000.-
9 30/10/2015 Rp 5.000.000
- Jangka waktu
2 tahun (24 bulan)
10 30/11/2015 Rp 5.000.000
- Tujuan
sewa satu unit rumah
11 30/12/2015 Rp 5.000.000
- Pencairan
1 Januari 2015
12 30/01/2016 Rp 5.000.000
- Periode angsuran
februari 2015 s/d januari 2017
13 30/02/2016 Rp 5.000.000
- Angsuran pelunasan
bulan 1 s/d 12 2016 sebesar Rp 60.000.000.- 14 30/03/2016 Rp 5.000.000
bulan 1 s/d 12 2017 sebesar Rp 60.000.000-
maka total angsuran sebesar Rp 120.000.000.- 15 30/04/2016 Rp 5.000.000
- Kebijakan keuntungan pemilik
20% dari modal obyek sewa 16 30/05/2016 Rp 5.000.000
- Pelaksanaan pembayaran angsuran dilakukan
oleh nasabah setiap tanggal 30 17 30/06/2016 Rp 5.000.000
- Perhitungan penyusutan aset IMBT
Berdasarkan PSAK objek sewa disusutkan 18 30/07/2016 Rp 5.000.000
sesuai dengan masa sewa jika merupakan
transaksi ijarah muntahiyya bittamlik 19 30/08/2016 Rp 5.000.000
Berdasarkan kasus diatas maka beban
penyusutan perbulan objek IMBT adalah: 20 30/09/2016 Rp 5.000.000
Penyusutan IMBT per bulan = biaya perolehan
Jumlah bulan masa sewa 21 30/10/2016 Rp 5.000.000
Penyusutan IMBT per bulan = Rp 120.000.000,-
24 22 30/11/2016 Rp 5.000.000
= Rp 5.000.000,-
23 30/12/2016 Rp 5.000.000
- Jadwal pembayaran angsuran pokok dapat
dilihat pada tabel 2 sebagai berikut: 24 30/01/2017 Rp 5.000.000

Tabel 2 Jadwal Pembayaran Angsuran Total Rp


Sewa 120.000.000.-

Skedul Tanggal Angsuran sewa


pembayaran Selanjutnya dengan kebijakan keuntungan sewa
20% dari modal barang yang disewakan,
1 30/02/2015 Rp 5.000.000 pendapatan IMBT per bulan adalah sebagai berikut:

2 30/03/2015 Rp 5.000.000
85
Volume 5, Nomor 2, Agustus 2017

Pendapatan IMBT per bulan b. Penyusutan dan Amortisasi


= modal penyewaan + n% modal penyewaan Pencatatan menurut PSAK Nomor 107:
= Rp 5.000.000 + (20% x 5.000.000)
Dr. Biaya Penyusutan xxx
= Rp 5.000.000 + 1.000.000
Kr. Akm penyusutan xxx
= Rp 6.000.000
Pencatatan menurut BRISyariah:
Maka Total pendapatan IMBT selama masa sewa
adalah: Dr. P/L Beban penyusutan Aktiva Ijarah xxx

= 24 x Rp 6.000.000 Cr. Akumulasi Penyusutan Aktiva Ijarah xxx

= Rp 144.000.000 Hasil analisis:

Jadi, keuntungan sewa yang didapatkan oleh bank - Biaya yang dikeluarkan oleh BRISyariah jika
selama 2 tahun adalah terjadinya penyusutan aset dan amortisasi
dicatat sebagai beban penyusutan aset ijarah
= Total pendapatan IMBT selama sewa – Biaya - Penyusutan obyek ijarah dapat berupa aset
Perolehan Objek sewa tetap dan aset tidak berwujud.
Pencatatan yang dilakukan telah sesuai dengan
= Rp 144.000.000 – Rp 120.000.000 PSAK Nomor 107 par 11.
c. Pendapatan dan beban
= Rp 24.000.000.-
Pencatatan menurut PSAK Nomor 107:
Dr. Kas/Piutang Usaha xxx

Perlakuan Pencatatan Akuntansi Kr. Pendapatan Sewa xxx

Pengakuan dan Pengukuran Pencatatan menurut BRISyariah:

Akuntansi Pemilik (Mu’jir) Dr. Piutang Ijarah xxx

a. Biaya perolehan Cr. Pendapatan Ujroh xxx


Pencatatan menurut PSAK No. 107: Hasil analisis:
Pada Bank BRISyariah piutang pendapatan
sewa diukur pada saat pengakuan pendapatan
ijarah pada akhir bulan
Dr. Aset ijarah xxx Pencatatan yang dilakukan telah sesuai dengan
PSAK 107 par 15.
Kr. Kas/Utang xxx
d. Perpindahan kepemilikan
Pencatatan menurut BRISyariah: Pada saat perpindahan kepemilikan obyek
ijarah dari pemilik kepada penyewa dalam
Dr. Aktiva ijarah xxx ijarah muntahiyya bittamlik dengan cara:
Hibah, maka jumlah tercatat objek ijarah diakui
Cr. Kas/Rekening Supplier xxx sebagai beban
Dr. Beban ijarah xxx
Hasil analisis:
Dr. Akm penyusutan xxx
- Biaya yang dikeluarkan oleh BRISyariah Kr. Aset ijarah xxx
akibat akad ijarah diakui sebesar biaya Penjualan setelah selesai masa akad, maka
perolehan objek selisih antara harga jual dan jumlah tercatat
- Biaya perolehan objek ijarah dapat berupa objek ijarah diakui sebagai keuntungan atau
aset tetap dan aset tidak berwujud kerugian
Pencatatan ini telah sesuai dengan PSAK
Nomor107 par 09. Dr. Kas/piutang xxx
Dr. Akm penyusutan xxx
86 FALAHUDDIN, ICUT APRILIA Jurnal Akuntansi dan Keuangan

Dr. Kerugian xxx a. Penjelasan umum isi akad yang signifikan yang
Kr. Aset ijarah xxx meliputi tetapi tidak terbatas pada:
Kr. Keuntungan xxx (i) Total pembayaran
(ii) Keberadaan wa’ad pemilik untuk pengalihan
kepemilikan dan mekanisme yang digunakan
Penyajian (jika ada wa’ad pemilik untuk pengalihan
kepemilikan)
Penyajian Menurut PSAK 107:
(iii) Pembatasan-pembatasan, misalnya ijarah-
Pendapatan ijarah disajikan secara netto setelah lanjut
dikurangi beban yang terkait, misalnya beban (iv) Agunan yang digunakan (jika ada)
penyusutan, beban pemeliharaan dan perbaikan, b. Keberadaan transaksi jual-dan-ijarah dan
dan sebagainya. keuntungan atau kerugian yang diakui (jika ada
transaksi jual-dan-ijarah)
Penyajian Menurut BRISyariah:
Pengungkapan menurut BRISyariah:
Akun-akun yang berkaitan dengan pembiayaan
ijarah dan IMBT disajikan di neraca dan laporan BRISyariah mengungkapkan apa yang dimaksud
laba rugi. Pada neraca, di sisi aktiva tidak lancar, dengan aset yang diperoleh untuk ijarah serta
terdapat akun aset yang diperoleh untuk ijarah mengklasifikasikan biaya perolehan pertahun buku
yang menunjukkan nilai perolehan aset yang untuk masing-masing jenis aset ijarah, kemudian
disewakan kepada nasabah. Kemudian terdapat BRISyariah juga menginformasikan nilai
akun akumulasi penyusutan yang nilainya menjadi penambahan dan pengurangan aset ijarah.
pengurang atas akun aset yang diperoleh untuk Selanjutnya, pendapatan ijarah maupun IMBT
ijarah. Pada laporan laba rugi, terdapat pendapatan tergabung pada satu akun pendapatan ijarah dan
ijarah secara netto yang merupakan hasil dari total ijarah muntahiyya bittamlik. Akun ini
pendapatan ijarah dan IMBT dikurangi dengan menunjukkan besar pendapatan sewa yang diterima
beban penyusutan aset aset yang menjadi obyek oleh BRISyariah.
ijarah.
Hasil analisis:
Hasil analisis:
Pengungkapan pada laporan keuangan yang
Penyajian laporan keuangan pada PT Bank dilakukan oleh BRISyariah telah sesuai dengan
BRISyariah telah sesuai dengan PSAK 107. PSAK 107.

Pengungkapan PENUTUP
Pengungkapan menurut PSAK 107:
Pemilik mengungkapkan dalam laporan keuangan Kesimpulan
terkait transaksi ijarah dan ijarah muntahiyya Salah satu pembiayaan syariah yang
bittamlik, tetapi tidak terbatas pada: terdapat pada PT Bank Rakyat Indonesia Syariah
a. Penjelasan umum isi akad yang signifikan yang Cabang Lhokseumawe yaitu pembiayaan ijarah.
meliputi tetapi tidak terbatas pada: Adapunijarah yang di aplikasikan pada PT Bank
(i) Keberadaan wa’ad pengalihan kepemilikan dan Rakyat Indonesia Syariah Cabang Lhokseumawe
mekanisme yang digunakan ( jika ada wa’ad yaitu ijarah muntahiyya bittamlik. Ijarah
pengalihan kepemilikan) muntahiyya bittamlik yaitu akad sewa menyewa
(ii) Pembatasan-pembatasan, misalnya ijarah lanjut yang dilakukan oleh kedua pihak yang berakad atas
(iii) Agunan yang digunakan (jika ada) suatu aset tertentu dengan pembayaran sewa
b. Nilai perolehan dan akumulasi penyusutan atau (ujrah) dengan wa’d perpindahan kepemilikan aset
amortisasi untuk setiap kelompok ijarah yang di ijarah kan pada saat tertentu.
c. Keberadaan transaksi jual-dan-ijarah (jika ada) Sistem pembiayaan ijarah muntahiyya
Penyewa mengungkapkan dalam laporan bittamlik Pada PT Bank Rakyat Indonesia Syariah
keuangan terkait transaksi ijarah dan ijarah Cabang Lhokseumawe yaitu sistem perpindahan
muntahiyya bittamlik, tetapi tidak terbatas pada: aset kepemilikan pada saat objek ijarah telah
berakhir. Perpindahan aset dapat dilakukan dengan
cara pemberian (hibah) kepada nasabah dan dengan
87
Volume 5, Nomor 2, Agustus 2017

cara menjual kepada nasabah sesuai dengan dilakukan telah sesuai dengan PSAK nomor
kesepakatan di awal akad. Pada saat perpindahan 107 par 19.
kepemilikan obyek ijarah dari pemilik kepada  Penyajian: Akun-akun yang berkaitan dengan
penyewa dalam ijarah muntahiyya bittamlik pembiayaan ijarah dan IMBT disajikan di
dengan cara pemberian (hibah) maka jumlah neraca dan laporan laba rugi. Pada neraca, di
tercatat objek ijarah diakui sebagai beban. sisi aktiva tidak lancar, terdapat akun aset yang
Sedangkan penjualan setelah selesai masa akad, diperoleh untuk ijarah yang menunjukkan nilai
maka selisih antara harga jual dan jumlah tercatat perolehan aset yang disewakan kepada nasabah.
objek ijarah diakui sebagai keuntungan atau Kemudian terdapat akun akumulasi penyusutan
kerugian. yang nilainya menjadi pengurang atas akun aset
yang diperoleh untuk ijarah. Pada laporan laba
Perlakuan pencatatan akuntansi ijarah muntahiyya rugi, terdapat pendapatan ijarah secara netto
bittamlik yaitu: yang merupakan hasil dari total pendapatan
 Akuntansi Pemilik(mu’jir) ijarah dan IMBT dikurangi dengan beban
- Biaya perolehan: Biaya yang dikeluarkan oleh penyusutan aset aset yang menjadi obyek
BRISyariah akibat akad ijarah diakui sebesar ijarah.
biaya perolehan objek dan biaya perolehan  Pengungkapan: BRISyariah mengungkapkan
objek ijarah dapat berupa aset tetap dan aset apa yang dimaksud dengan aset yang diperoleh
tidak berwujud. Pencatatan ini telah sesuai untuk ijarah serta mengklasifikasikan biaya
dengan PSAK Nomor 107 par 09. perolehan pertahun buku untuk masing-masing
- Penyusutan dan amortisasi:Biaya yang jenis aset ijarah, kemudian BRISyariah juga
dikeluarkan oleh BRISyariah jika terjadinya menginformasikan nilai penambahan dan
penyusutan aset dan amortisasi dicatat sebagai pengurangan aset ijarah. Selanjutnya,
beban penyusutan aset ijarahdanpenyusutan pendapatan ijarah maupun IMBT tergabung
obyek ijarah dapat berupa aset tetap dan aset pada satu akun pendapatan ijarah dan ijarah
tidak berwujud. Pencatatan yang dilakukan muntahiyya bittamlik. Akun ini menunjukkan
telah sesuai dengan PSAK Nomor 107 par 11. besar pendapatan sewa yang diterima oleh
- Pendapatan dan beban: Pada Bank BRISyariah BRISyariah.
piutang pendapatan sewa diukur pada saat
pengakuan pendapatan ijarah pada akhir bulan. Dari uraian diatas penulis mengambil
Pencatatan yang dilakukan telah sesuai dengan kesimpulan bahwa perlakuan akuntansi ijarah pada
PSAK 107 par 15. PT Bank Rakyat Indonesia Syariah Cabang
- Perpindahan kepemilikan: Pada saat Lhokseumawe telah sesuai dengan prinsip
perpindahan kepemilikan objek ijarah dari akuntansi yang berlaku umum untuk perbankan
pemilik kepada penyewa dalam ijarah syariah yaitu PSAK Nomor 107 tentang penerapan
muntahiyya bittamlik dengan cara: Hibah, maka akuntansi pembiayaan ijarah.
jumlah tercatat objek ijarah diakui sebagai
beban. Penjualan sebelum berakhirnya masa, Saran
sebesar sisa cicilan sewa atau jumlah yang
disepakati maka selisih antara harga jual dan 1. PT Bank Rakyat Indonesia Syariah Cabang
jumlah yang tercatat sebagai objek ijarah dapat Lhokseumawe diharapkan dapat bertahan pada
diakui sebagai keuntungan/kerugian. Penjualan situasi perbankan saat ini di mana persaingan
setelah selesai masa akad, maka selisih antara antara bank semakin kuat.
harga jual dan jumlah tercatat objek ijarah 2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan agar dapat
diakui sebagai keuntungan atau kerugian. melakukan penelitian tentang pencatatan
Penjualan objek ijarah secara bertahap, maka transaksi praktik ijarahmuntahiyya bittamlik
selisih harga jual dan jumlah tercatat sebagian pada bank atau lembaga keuangan lainnya
objek ijarah yang telah dijual diakui sebagai sehingga dapat memberikan gambaran yang
keuntungan/kerugian Bagian objek ijarah yang lebih beragam tentang pembiayaan ijarah
tidak dibeli penyewa diakui sebagai aset muntahiyya bittamlik.
lancar/aset tidak lancar sesuai dengan tujuan
penggunaan aset tersebut. Pencatatan yang
88 FALAHUDDIN, ICUT APRILIA Jurnal Akuntansi dan Keuangan

DAFTAR PUSTAKA Muhammad. (2005). Pengantar Akuntansi


Syariah, Edisi Kedua, Salemba Empat.
Antonio, Muhammad Syafi’i. (2006). Dasar-Dasar Jakarta.
Manajemen Bank Syariah. Cetakan
Keempat Pustaka Alfabeta. Jakarta. Muhammad Faris. (2017). Analisis Faktor-faktor
Yang Mempengaruhi Pembiayaan
Antonio, Muhammad Syafi’i. (2005). Bank IMBT Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah dan Teori ke Praktek, Cetakan Syariah di Indonesia. Skripsi Sarjana
Ketiga Gema Insani Press. Jakarta. Diterbitkan. Institut Pertanian Bogor.

Ascarya. (2011). Akad & Produk Bank Syariah. Martha Tona. (2012). Akuntansi Akad Ijarah
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Muntahiyya Bittamlik Persepektif
Metode Maqashid Al-Syaria. Jurnal
Arista Insaning Azizah. (2014). Analisis
Ekonomi dan Bisnis.
Penerapan Akuntansi Produk
Pembiayaan Ijarah Multijasa Pada PT Maryana Latifa. (2013). Analisis Perbandingan
BPR Syariah Asri Madani Nusantara. PSAK 107 dan Fatwa MUI Terhadap
Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Praktik Transaksi Ijarah KMBT
Tadbiratul Ummah. Jurnal Ekonomi dan
Biro Perbankan Syariah. (2004). Pedoman
Bisnis.
Akuntansi Perbankan Syariah
Indonesia. Jakarta. Nurhayati, Sri danWasilah. (2009). Akuntansi
Syariah di Indonesia Edisi 2. Salemba
Departemen Agama Republik Indonesia. (1992).
Empat. Jakarta.
Alqur’an dan Terjemahannya. CV Toha
Putra. Semarang. Saiful. (2009). Memahami Penlitian Kualitatif.
Alfabeta, Bandung.
Dicky Rusandi. (2014). Penerapan Akuntansi
Pembiayaan Ijarah pada PT Bank Sjahdeini Sutan Remy. (2007). Perbankan Islam.
Muamalat Indonesia Kantor Cabang Jakarta : PT Pustaka Utama Grafiti,
Jember. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Cetakan Ketiga.

Dian Gunawan. (2013). Penerapan PSAK 107 Silviana Aprilia, Muhammad Yusuf. (2011).
atas Transaksi Ijarah Pada PT BNI Analisis Penerapan Akuntansi Ijarah
Syariah Cabang Makassar. Skripsi pada PT Bank DKI Cabang Syariah
Sarjana Diterbitkan. Universitas Wahid Hasyim. Jurnal Ekonomi dan
Hasanuddin. Bisnis.

Fatwa Dewan Syariah Nasional NO: 09/DSN- Sudarsono, Edi. (2007). Bank dan Lembaga
MUI/IV/2000. Tentang Pembiayaan Keuangan Syari’ah. Yogyakarta :
Ijarah. EKONISIA.
Taufiqi, Ahmad. (2011). Metodologi Penelitian
Hidayat Rahmat. (2014).Efesiensi Perbankan
Praktis. Yogyakarta : Teras.
Syariah : Teori Dan Praktek
Wiyono, Slamet, (2005). Cara Mudah
Gramata Publishing, Jawa Barat.
Memahami Akuntansi Syariah
Ikatan Akuntan Indonesia.(2011). Pernyataan Berdasarkan PSAK dan PAPSI.
Standar Akuntansi Keuangan No. 107 Penerbit PT> Gramedia Widiasarana
tentang Ijarah. Salemba Empat. Jakarta. Indonesia, Jakarta.
Yusuf, Muhammad. (2012). Analisis Penerapan
Khaddafi Muammar, dkk. (2016). Akuntansi Akuntansi Musyarakah Terhadap
Syariah Meletakkan Nilai-Nilai PSAK 106 pada Bank Syariah X. Skripsi
Syariah Islam Dalam Ilmu Akuntansi : Sarjana Diterbitkan. Binus University.
Madenatera, Medan.

Anda mungkin juga menyukai