AG,SH,MH
OLEH:
SITI NURHAYANI
02320190002
JURUSAN AKUNTANSI
2020/2021
TUGAS 9 RMK “ PENYALURAN DANA PAD BANK SYARIAH “
C. Pembiayaan/Penyaluran
dana: Murabahah, ijarah, istishna, mudharabah, musyarakah dsb.
a) Murabahah
Merupakan akad jual beli antara nasabah dengan bank syariah. Bank syariah
akan membeli barang kebutuhan nasabah untuk kemudian menjual barang
tersebut kepada nasabah dengan marjin yang telah disepakati. Harga jual (pokok
pembiayaan + marjin) tersebut akan dicicil setiap bulan selama jangka waktu yang
disepakati antara nasabah dengan bank syariah. Karena harga jual sudah
disepakati di muka, maka angsuran nasabah bersifat tetap selama jangka waktu
pembiayaan. Skema ini juga banyak dipergunakan BSB dalam pembiayaan modal
kerja atau investasi yang berbentuk barang. Sekitar 70% pembiayaan bank
syariah menggunakan skema murabahah.
b) Ijarah
Merupakan akad sewa antara nasabah dengan bank syariah. Bank syariah
membiayai kebutuhan jasa atau manfaat suatu barang untuk kemudian disewakan
kepada nasabah. Umumnya, nasabah membayar sewa ke bank syariah setiap
bulan dengan besaran yang telah disepakati di muka. Ijarah berasal dari bahasa
Arab yang memiliki makna imbalan, atau upah sewa/jasa. Istilah “Ijarah” pada
umumnya digunakan dalam perbankan Syariah . Secara makna dan konteksnya
dalam perbankan, Ijarah adalah pemindahan hak guna suatu barang dengan
pembayaran biaya sewa tanpa diikuti pemindahan kepemilikan atas barang
tersebut. Singkat kata Ijarah berarti menyewa suatu tanpa maksud memilikinya.
c) Istishna
Merupakan akad jual beli antara nasabah dengan bank syariah, namun barang
yang hendak dibeli sedang dalam proses pembuatan. Bank syariah membiayai
pembuatan barang tersebut dan mendapatkan pembayaran dari nasabah sebesar
pembiayaan barang ditambah dengan marjin keuntungan. Pembayaran angsuran
pokok dan marjin kepada bank syariah tidak sekaligus pada akhir periode,
melainkan dicicil sesuai dengan kesepakatan. Umumnya bank syariah
memanfaatkan skema ini untuk pembiayaan konstruksi.
d) Mudharabah
Merupakan akad berbasis bagi hasil, dimana bank syariah menanggung
sepenuhnya kebutuhan modal usaha/investasi. Mudharabah dapat diartikan
sebagai akar kerjasama usaha antara dua pihak, yaitu antara pengelola usaha
yang disebut sebagai mudharib dan pihak memiliki modal disebut sebagai
shahibul maal. Melalui pembiayaan ini, pemberi modal memperoleh bagi hasil
secara terus menerus selama usaha masih berjalan. Besar keuntungan yang
diperoleh dibagi atas dasar kesepakatan yang telah ditentukan di kontrak awal.
Jenis mudharabah
Akad mudharabah dibagi menjadi dua jika dilihat dari segi transaksi, yaitu:
e) Musyarakah
Merupakan akad berbasis bagi hasil, dimana bank syariah tidak menanggung
sepenuhnya kebutuhan modal usaha/investasi (biasanya sekitar 70 s.d. 80%).
Musyarakah adalah bentuk pembiayaan dengan skema bagi hasil (syirkah),
dimana Bank menempatkan dana sebagai modal untuk usaha nasabah, dan
selanjutnya Bank dan Nasabah akan melakukan bagi hasil atas usaha sesuai
nisbah yang disepakati pada jangka waktu tertantu. Dengan skema Musyarakah,
anda dapat memanfaatkan pembiayaan ini untuk investasi atau modal kerja baik
jangka pendek maupun jangka panjang dengan fleksibilitas pembayaran. Fasilitas
pembiayaan ini dapat digunakan untuk membiayai suatu project maupun
membiayai kebutuhan pengadaan barang investasi atau modal kerja usaha.
Dalam skema pembiayaan ini, Nasabah wajib menyerahkan laporan usaha
(realisasi sales/pendapatan) kepada bank untuk menentukan bagi hasil atas
usaha.
DAFTAR PUSTAKA
Ais Chatamarrasjid, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, Kencana, Jakarta,
2006. Antonio, Muhammad Syafi’I, Bank Syariah Wacana Ulama dan
Cendekiawan, Tazkia Institute, Jakarta,1999. Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga
Keuangan Syariah, Edisi 2, Ekonesia, FE-UII, Yogyakarta, 2003. Kasmir, Bank &
Lembaga Keuangan Lainnya, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002. ______,
Manajemen Perbankan, PT. Radja Grafindo, Jakarta, 2002. Muhamad, M. Syafi’I
Antonio, M. Akhyar Adnan, Iwan Triyuwono, Muhammad, Dumairy, Bank Syari’ah,
Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang Dan Ancaman, Ekonosia, Yogyakarta,
2004. Muhammad Djumhana, Hukum Perbankan Di Indonesia, PT. Citra Aditya
Bakti, Bandung, 2002. Subagyo, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya, STIE
YKPN, Yogyakarta, 1997. Usman Rachmadi, Aspek-aspek hukum Perbankan di
Indonesia, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2001.
NIM : 02320190002
JURUSAN : AKUNTANSI