AG,SH,MH
OLEH:
SITI NURHAYANI
02320190002
B5 IDI / TEORI EKONOMI ISLAM
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIFESITAS MUSLIM INDONESIA
2020/2021
Ringkasan Mata Kuliah Teori Ekonomi Islam Tentang “Karekteristi Ekonomi
Islam”
A. Sumber karekteristik ekonomi islam
1. Aqidah
Dalam pengertian umun, aqidah adalah rukun iman. Aqidah merupakan fundamental
dari keyakinan dan keimanan (sense of faith). Landasan aqidah akan membimbing
perilaku individu dalam aktifitas ekonomi untuk selalu meyakini bahwa segala yang
dilakukan akan mendapatkan konsekuensi-konsekuensi yang harus
dipertanggungjawabkan dihadapan sang Khalik. Ekonomi Islam merupakan bagian
dari aqidah, yakni untuk memberikan keyakinan bagi setiap individu bahwa sistem
ekonomi Islam jika dilakuakan, maka akan mendapatkan pahala jika melanggar
ketentuan-ketentuan syariah maka akan mendapatkan dosa. Akidah merupakan dasar
keseluruhan tatanan kehidupan dalam Islam, termasuk tatanan ekonomi. Tatanan
dalam Islam merupakan bagian dari akidah yaitu bertugas untuk memperdalam akar-
akarnya, menyebarluaskan cahayanya, dan membentenginya dari segala rintangan,
serta merealisasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Ekonomi Islam adalah ekonomi
yang berlandaskan keTuhanan. Ia terpancar dari akidah keTuhanan, akidah tauhid.
Akidah yang dengan sengaja diturunkan Allah pada Rasulnya untuk manusia.
Hubungan ekonomi Islam dengan akidah Islam tampak jelas dalam banyak hal, seperti
pandagan Islam terhadap alam semesta yang disediakan untuk kepentingan manusia.
Hubungan ekonomi Islam dengan akidah dan syariah tersebut memungkinkan
aktivitas ekonomi dalam Islam menjadi ibadah.
2. Akhlak
Ibnu miskawaih mendefinisikan akhlaq sebagai suatu kondisi jiwa yang melakukan
sesuatunya tanpa ia dipikirkan lebih dahulu. Kesatuan antara ekonomi dan akhlak ini
akan semakin jelas pada setiap langkah-langkah ekonomi, baik yang berkaitan
dengan produksi, distribusi, peredaran, dan konsumsi. Seorang muslim baik secara
pribadi maupun secara bersama-sama, tidak bebas mengerjakan apa saja yang
diinginkannya atau apa yang menguntungknnya. Akhlak menempati posisi puncak,
karena inilah tujuan Islam dan dakwah Nabi, yakni menyempurnakan akhlak manusia.
Akhlak inilah yang menjadi panduan para pelaku ekonomi dan bisnis dalam
melakukan aktivitasnya. Namun harus dicermati, walaupun sistem ekonomi Islam
mempunyai landasan yang kuat dan prinsip-prinsip ekonomi yang mantap bukan
jaminan perekonomian umat Islam otomatis menjadi maju. Sistem ekonomi Islam
hanya memastikan bahwa tidak ada transaksi ekonomi yang bertentangan dengan
syariah. Akan tetapi, kinerja bisnis tergantung pelaku ekonomi, yang bisa saja
dipegang oleh orang non muslim. Perekonomian umat Islam baru dapat maju bila pola
pikir dan pola tingkah laku muslimin dan muslimat sudah profesional. Landasan teori
dan prinsip ekonomi Islam menuntut adanya manusia yang mampu
mengimplementasikan nilai-nilai yang terkandung dalam teori dan sistem tersebut.
Harus ada manusia yang berlaku profesional (ihsan) dan tekun (itqan) dalam bidang
ekonomi, baik dalam kapasitasnya sebagai produsen, konsumen, penguasa,
karyawan, ataupun sebagai pejabat pemerintah.
3. Muamalah
muamalah dalam Islam adalah suatu kegiatan yang mengatur hal-hal yang
berhubungan dengan tata cara hidup hidup sesama umat manusia untuk memenuhi
keperluan hidup sehari-hari. Sedangkan, yang termasuk dalam kegiatan muamalah di
antaranya ialah jual beli, sewa menyewa, utang piutang, dan lain
sebagainya.Sederhananya, muamalah diartikan sebagai hubungan antar manusia
dengan manusia untuk saling membantu agar tercipta masyarakat yang harmonis.
Hal ini sebagaimana yang tercantum dalam Alquran surah Al-Maidah ayat 2, Sistem
Islam ini berusaha mendialektikan nilai-nilai ekonomi dengan nilai akidah ataupun
etika. Artinya, kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh manusia dibangun dengan
dialektika nilai materialisme dan spiritulisme. Kegiatan ekonomi yang dilakukan tidak
hanya berbasis nilai materi, akan tetatpi terdapat sandaran transendental di
dalamnya, sehingga akan bernilai.