Anda di halaman 1dari 17

1

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puja dan puji hanya untuk Allah, Tuhan semesta alam, yang
mengajarkan setiap hambanya dengan pena (qalam), segala sesuatu yang tidak dan belum
diketahui, tidak nampak dan tampak.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada manusia agung Nabi
Muhammad saw, sang uswatun hasanah, yang tanpanya tidak akan pernah tersingkap
kebenaran-kebenaran qur’ani, sehingga dapat menuntun manusia dari berbagai zaman, dari
kegelapan kepada kebenaran.
Filsafat ekonomi Islam merupakan penjabaran kandungan Al-Qur’an dan al-Hadits
sekaligus sebagai upaya meluruskan kembali hegemoni kapitalis dan sosialis yang telah
terlanjur merasuki pikiran manusia selama berabad abad dan menciptakan karakter manusia
yang mengarah kepada homo economicus.
Selain itu, filsafat ekonomi Islam didasarkan pada konsep triangle: yakni filsafat Tuhan,
manusia, dan alam. Kunci filsafat ekonomi Islam terletak pada relasi manusia dengan Tuhan,
manusia dengan alam, dan manusia dengan manusia lainnya, sekaligus sebagai implementasi
dari konsep khalifah dan Abdullah sebagai visi dan misi kehidupannya.
Modul filsafat Eonomi Islam ini membahas tentang bagian-bagian penting dalam filsafat
ekonomi Islam. Pembahasan dalam modul ini dibagi dalam dua belas bab.
 Bab pertama, membahas tentang konsep dasar filsafat ekonomi Islam. Di dalamnya,
dibahas tentang pengertian filsafat ekonomi Islam dan hakikat keilmuan dalam filsafat
ekonomi Islam.
 Bab kedua, membahas tentang tauhid sebagai fondasi utama ekonomi Islam. Di dalamnya
dibahas secara terinci tentang pengertian tauhid, pembagian tauhid dan implementasi
tauhid dalam ekonomi Islam.
 Bab ketiga membahas tentang keadilan sebagai dasar ekonomi IslamDi dalamnya dibahas
tentang pengertian keadilan, macam macam keadilan, dan implementasi keadilan dalam
ekonom Islam.
Bab keempat, membahas tentang khalifah dan Abdullah dalam ekonomi Islam.
Bab kelima, membahas kebebasan dan tanggung jawab dalam ekonomi Islam. Di dalamnya
dibahas tentang pengertian kebebasan dan tanggung jawab serta implementasi kebebasan dan
tanggung jawab dalam ekonomi Islam.
2

Bab keenam, membahas tentang konsep kepemilikan dalam ekonomi Islam. Didalamnya
dibahas tentang konsep kepemilikan dalam ekonomi Islam.

Salih li kulli zaman wa makan. Islam mencakup seluruh aspek terkait dengan hablun min Allah
(hubungan dengan Allah) maupun hablun min al-nas(hubungan dengan manusia). Di antara aspek
yang tercakup dalam ajaran Islam adalah tuntunan tentang ekonomi, yang mencakup aspek produksi,
distribusi, dan konsumsi. Oleh karenanya, kativitas ekonomi harus dalam bingkai akidah dan syari’ah
(hukum hukum agama).
Aktivitas ekonomi dalam bingkai akidah maksudnya adalah usaha yang dilakukan oleh seorang
Muslim harus dimaknai dalam rangka dan sarana mendekatkan diri (taqarrub) kepada Allah SWT.
Kesadaran dan kemampuan memaknai segala aktivitas ekonomi sebagai taqarrub ila Allah akan
melahirkan sikap tawakal,ikhlas, qana’ah dan istianah (memohon pertolongan Allah) baik dengan
shalat maupun berdoa, sehingga segala usaha yang dilakukannya tidak pernah terputus dengan Allah.
Adapun aktivitas ekonomi dalam bingkai syariah (menurut aturan Allah) maksudnya adalah dalam
melakukan aktivitas ekonomi (‘amal al-iqtishadi) seseorang harus menyesuaikan diri dengan aturan
Al-Qur’an dan al Hadits.
3

Seiring dengan maju pesatnya kajian tentang ekonomi slam, termasuk menggunakan berbagai
pendekatan, salah satunya bidang filsafat mendorong kepada terbentuknya suatu disiplin ilmu
ekonomi berbasis keislaman yang terfokus untuk mempelajari masalah-masalah ekonomi dan diilhami
oleh nilai-norma Islam. Karena pada konsepsi Islam, perilaku manusia dalam memenuhi kebutuhan
harus berpijak pada landasan-landasan syariah dan mempertimbangkan kecenderungan-
kecenderungan dasar dari fitrah manusia.
Filsafat ekonomi merupakan dasar dari sebuah sistem ekonomi yang dibangun . Dari filsafat ekonomi,
dapat diturunkan tujuan-tujuan yang hendak dicapai dalam aktivitas ekonomi, misalnya tujuan
kegiatan ekonomi, konsumsi, produksi, distribusi, pembangunan ekonomi, kebijakan moneter,
kebijakan fiskal, dan sebagainya. Maka dalam konteks ini, filsafat ekonomi Islam merupakan
pandangan atau gagasan pemikiran terkait dengan disiplin ekonomi Islam, yang secara operasional
diaplikasikan dalam sebuah sistemdisebut sistem ekonomi Islam.

KONSEP DASAR FILSAFAT EKONOMI ISLAM


Islam merupakan agama komprehensif yang senantiasa
4

Salih li kulli zaman wa makan. Islam mencakup seluruh aspek terkait dengan hablun min Allah
(hubungan dengan Allah) maupun hablun min al-nas(hubungan dengan manusia). Di antara aspek
yang tercakup dalam ajaran Islam adalah tuntunan tentang ekonomi, yang mencakup aspek produksi,
distribusi, dan konsumsi. Oleh karenanya, kativitas ekonomi harus dalam bingkai akidah dan syari’ah
(hukum hukum agama)
Aktivitas ekonomi dalam bingkai akidah maksudnya adalah usaha yang dilakukan oleh seorang
Muslim harus dimaknai dalam rangka dan sarana mendekatkan diri (taqarrub) kepada Allah SWT.
Kesadaran dan kemampuan memaknai segala aktivitas ekonomi sebagai taqarrub ila Allah akan
melahirkan sikap tawakal,ikhlas, qana’ah dan istianah (memohon pertolongan Allah) baik dengan
shalat maupun berdoa, sehingga segala usaha yang dilakukannya tidak pernah terputus dengan Allah.
Adapun aktivitas ekonomi dalam bingkai syariah (menurut aturan Allah) maksudnya adalah dalam
melakukan aktivitas ekonomi (‘amal al-iqtishadi) seseorang harus menyesuaikan diri dengan aturan
Al-Qur’an dan al Hadits.
Seiring dengan maju pesatnya kajian tentang ekonomi slam, termasuk menggunakan berbagai
pendekatan, salah satunya bidang filsafat mendorong kepada terbentuknya suatu disiplin ilmu
ekonomi berbasis keislaman yang terfokus untuk mempelajari masalah-masalah ekonomi dan diilhami
oleh nilai-norma Islam. Karena pada konsepsi Islam, perilaku manusia dalam memenuhi kebutuhan
harus berpijak pada landasan-landasan syariah dan mempertimbangkan kecenderungan-
kecenderungan dasar dari fitrah manusia
Filsafat ekonomi merupakan dasar dari sebuah sistem ekonomi yang dibangun . Dari filsafat ekonomi,
dapat diturunkan tujuan-tujuan yang hendak dicapai dalam aktivitas ekonomi, misalnya tujuan
kegiatan ekonomi, konsumsi, produksi, distribusi, pembangunan ekonomi, kebijakan moneter,
kebijakan fiskal, dan sebagainya. Maka dalam konteks ini, filsafat ekonomi Islam merupakan
pandangan atau gagasan pemikiran terkait dengan disiplin ekonomi Islam, yang secara operasional
diaplikasikan dalam sebuah sistemdisebut sistem ekonomi Islam.
5

Filsafat ekonomi Islam adalah pengejawantahan kandungan Al-Qur’an dan al-Hadits yang
muncul sebagai upaya meluruskan kembali hegemoni kapitalis dan sosialis yang telah
merasuki pikiran manusia sejak lama sehingga menciptakan manusia homo economicus.
Filsafat ekonomi Islam didasarkan pada konsep triangle; yakni filsafat Tuhan, manusia dan
alam. Maka kunci utama dalam filsafat ekonomi Islam terletak pada hubungan manusia
dengan Tuhan,alam dan manusia lainnya.
Pada filsafat ekonomi Islam, setiap pelaku ekonomi harus mendasarkan kegiatannya pada
empat hal berikut ini:
1. Kegiatan ekonomi diorientasikan bagi pencapaian kebahagiaan hidup di akhirat.
2. Kegiatan ekonomi diarahkan bagi tercapainya kesejahteraan kemajuan material, dan
kebahagiaan hidup manusia di dunia
3. Kegiatan ekonomi harus dilakukan dalam pola interaksi sesama manusia dengan baik.
4. Kegiatan ekonomi yang merusak fisik maupun tatanan kehidupan manusia harus
dihindari.
Dimensi filsafat ekonomi Islam inilah yang metmbedakan ekonomi islam dengan
system ekonomi lainnya seperti kapitalisme dan sosialisme. Filsafat ekonomi Islam
memiliki paradigm relevan dengan nilai-nilai logis, etis dan estetis yang kemudian
difungsionalkan ke tengah tengah tingkah laku ekonomi manusia. Dari filsafat
ekonomi ini diturunkan juga nilai-nilai instrumental sebagai perangkat peraturan
permainan (rule of game) suatu kegiatan ekonomi
Dengan pemahaman paripurna tentang filsafat ekonomi Islamini, maka sebuah
bangunan yang kokoh tentang keilmuan ekonomi Islam. Sebagai penegasan bahwa
ekonomi Islam bukan sebagai pelengkap (suplemen) studi ekonomi modern
sebagaimana asumsi yang berkembang selama ini. Filsafat ekonomi Islam
memberikan pemetaan jelas tentang tujuan yang akan dicapai oleh system ekonomi
Islam.
Keberadaan filsafat ekonomi Islam merupakan konsekwensi dari pandangan hidup
Islam( Islamic wordview. Word view Islam menjadi dasar ini diistilahkannya dengan
berbagai istilah; seperti Maulana al-Maududi mengistilahkannya dengan al-Nazariat
al-Islami( Islamic vision), Mohammad Atif al-Zayn menyebutnya al-Mabda’ al
Islami(Islamic Principles), sedangkan Syed Naquib al- Attas menamakannya Ru’yatul
Islam li al wujud ( Islamic Word view).
6

Meskipun secara esensi terdapat kesamaan keyakinan para ‘ulama dan cendekiawan
bahwa pandangan hidup seorang muslim haruslah menjadikan Islam sebagai system
hidup yang mengatur semua sisi kehidupan manusia, yang menjanjikan kesejahteraan
dan keselamatan dunia dan akhirat. Wordview ini lahir dari adanya konsep Islam yang
mengkristal menjadi kerangka berpikir (mental framework.
Ada dua hal mendasar dan menjadi concern utama dalam pembahasan filsafat
ekonomi Islam, pertama filsafat ekonomi Islam akan memperkuat fondasi system
ekonomi Islam dari sisi keilmuan. Dalam hal ini filsafat ekonomi Islam dipandang
sebagai bangunan keilmuan (body of knowledge) yang kukuh dan bisa memberikan
jalan keluar untuk isu-isu masalah ekonomi kontemporer. Jalan keluar tersebut
merupakan pemikiran baru kontekstual, relevan dan mampu mengatasi berbagai
problematika ekonomi masyarakat secara keseluruhan. Pemikiran yang memunculkan
gagasan-gagasan cerdas konstruktif-para digmatif inilah dimaknai sebagai output
filsafat ekonomi Islam.
Kedua, filsafat ekonomi Islam mengandung rujukan normative Islam (Al-Qur’an dan
as Sunnah) yang tidak bisa dipisahkan dalam proses merumuskan konsep, kebijakan
maupun produk-produk dalam ekonomi. Rumusan-rumusan operasional yang
dihasilkan tersebut tentu saja harus sejalan dengan nilai-nilai normative dalam Islam
itu sendiri.
Jadi dapat dipahami bahwa filsafat ekonomi Islam merupakan cara memahami konsep
ekonomi Islam yang bersumber pada nilai nilai dasar ajaran Islam, yakni Al-Qur’an
dan al-Hadits serta berorientasi pada kesejahteraan kehidupan ekonomi umat manusia
di dunia dan akhirat.
Secara garis besar, filsafat ekonomi Islam dapat dirumuskan sebagai berikut :
a. Terdapat nilai-nilai utama dalam ekonomi Islam, yaitu ketuhanan, khlak, dan
kemanusiaan.
b. Nilai-nilai ini menggambarkan keunikan yang utama bagi ekonomi Islam. Bahkan
dalam kenyataannya merupakan keunikan yang bersifat menyeluruh dan tampak
jelas pada segala sesuatu yang berlandaskan ajaran Islam.
c. Nilai-nilai tersebut merupakan bagian dari karakteristik syariat Islam.
d. Ekonomi Islam adalah ekonomi ilahiah dan bertujuan mencari ridha Allah, serta
cara-caranya tidak bertentangan dengan syariat Islam
e. Ekonomi Islam adalah ekonomi akhlak
f. Ekonomi Islam adalah ekonomi kemanusiaan
7

HAKEKAT KEILMUAN DALAM FILSAFAT EKONOMI ISLAM


8

Hakikat ilmu pengetahuan senantiasa didasaarkan pada aspek tujuan (ontologism),


metode peurunan kebenaran ilmiah(epistemology), dan nilai-nilai (aksiologi).
Aspek-aspek tersebut melekat pula pada filsafat ekonomi islam yang akan
dijabarkan berikut:
1. Ontologi
Ontologi adalah cabang filsafat yang mempelajari tentang suatu
kenyataan/realitas. Dalam komponen ontology, seseorang akan dibawa untuk
mengerti tentang hakikat kehidupan, apa arti kehidupan, bagaimana menjalani
kehidupan, dan untuk apa seseorang hidup. Selain juga berusaha mengetahui
sedalam dalamnya seluk beluk manusia. Dalam konteks ini, kita mempelajari
diri kita dan berusaha untuk mengenal siapa diri sebenarnya.
Ditinjau dari ontologi, ekonomi, ekonomi Islam menggunakan sumber yang
didasarkan pada petunjuk wahyu Allah yang terdapat dalam Al-Qur’an dan al-
Hadits serta akal manusia (rasio). Pendekatan ontologism dijadikan sebagai
acuan untuk menentukan hakikat dari ilmu ekonomi Islam, dari mulai
pengertian, sifat, tujuan, dan mengapa ia dibutuhkan. Termasuk hakikatprinsip
dasar perilaku ekonomi islam tersebut. Ontologi ekonomi Islam merupakan
pandangan baru terhadap problematika dan fenomena realitas ekonomi seperti
definisi sumber permasalahan ekonomi yang mengarah pada pemahaman
mendalam terhadap maqashid al-syariah” dan tujuan ekonomi tertinggi , yaitu
“falah”.
Wacana ontologism dalam ekonomi Islam meliputi pembahasan tentang
kondisi dan persoalan yang berada dalam suatu masyarakat , sehingga bisa
dirumuskan kebijakan-kebijakan yang merupakan problem solving bagi
permasalahan yang ada; misalnya, tujuan-tujuan zakat, riba, sedekah, infak
dan lain-lain. Semuanya bertujuan untuk memecahkan permasalahan dalam
distribusi kekayaan dalam masyarakat.
Perspektif ini pula yang membedakan system ekonomi Islam dengan system
ekonomi konvensional. Dalam praktik ekonomi dan perbankan Islam
misalnya, terdapat dua realitas (material dan spiritual) yang bersifat mutually
inclusive, bersumber dari wahyu dan akal. Maka dalam ilmu ekonomi
konvensional yang mendorong untuk melakukan kegiatan ekonomi itu semata
mata hanya untuk kepentingan pribadi (self-interest). Adapun dalam ekonomi
Islam yang menjadi pendorong adalah kehendak Allah Swt; dalam rangka
9

mengabdi danncari Ridha Allah Swt. Dengan demikian, ekonomi Islam


merupakan pembaru dan penyempurna system ekonomi konvensional. Pada
ekonomi kapitalisme misalnya, terlalu mengutamakan kepentingan ndividu
sehingga kekayaan dikuasai sepihak saja. Dengan orientasi utamanya
menjatuhkan lawan dan meraih kekayaan pribadi. Adapun pada ekonomi
sosialisme atau komunisme, berusaha menghapus hak milik pribadi dan
menyemaratakan semua hal. Ekonomi Islam berusaha memformat dan
mereformasi kelemahan dari kedua system ekonomi tersebut. Ekonomi Islam
bertindak sebagai penengah antara individu dan masyarakat, dunia dan akhirat,
serta idealism dan fakta.
Melalui nilai yang ada, ekonomi Islam mencoba membangun dasar-
dasar social dan hokum yang berbeda dari kapitalisme dan sosialisme.
EPISTEMOLOGI
Epistemologi berasal dari bahasa Yunani” episteme” yang berarti
pengetahuan , dan “logos” yang berarti teori.
Epistemologi dapat juga diartikan sebagai teori tentang pengetahuan, atau teori
of knowledge.
Epistemologi atau teori pengetahuan yang berhubngan dengan hakikat dari
ilmu pengetahuan, pengandaian-pengandaian, dasar-dasarnya, serta
pertanggung jawaban atas pernyataan mengenai pengetahuan yang dimiliki
oleh setiap manusia. Pengetahuan tersebut diperoleh manusia melalui akal dan
pancaindra dengan berbagai metode, di antaranya; metode induktif, metode
deduktif, metode positivism dan metode dialektis. Epistemologi atau teori
pengetahuan ialah cabang filsafat yang berurusan dengan hskikat dan lingkup
pengetahuan , pengandaian, dan dasar dasarnya serta pertanggung jawaban
atas pernyataan yang dimiliki. Pendekatan epistemologis digunakan untuk
melihat prinsip prinsip dasar, ciri-ciri dan cara kerja ilmu ekonomi Islam.
Epistemologi ekonomi ekonomi Islamberisi pandangan hidup Islam yang
bersandar pada dua hal sekaligus yaitu rasional dan wahyu. Gagasan dasar
epistemologi ekonomi Islam merupakan perpaduan dari tiga sumber
pengetahuan yaitu wahyu, logika, intelektual, dan fakta, (pengalaman). Oleh
karena itu, butuh interaksi dari ketiga hal tersebut ditambah interaksi antara
doktrin dan realitas untuk membangun kerangka ilmu pengetahuan dari
ekonomi Islam.
10

Secara epistemology ekonomi Islam dibagi menjadi menjadi 2 disiplin ilmu,


yaitu ekonomi Islam normative, yaitu ekonomi Islam yang mempelajari
tentang hokum-hukum syariat Islam yang berkaitan dengan urusan harta benda
(al-Mal).
Dalam ekonomi Islam normative dipelajari tiga masalah pokok, yaitu :
(a) Masalah kepemilikan
(b) Masalah pemanfaatan kepemilikan normative ini disebut system ekonomi
Islam
(c) Masalah distribusi kekayaan kepada masyarakat(tauzi’ al Tsarwah Baina al
Nas). Ekonomi Islam
Pengetahuan tersebut diperoleh manusia melalui akal dan pancaindera
dengan berbagai metode; diantaranya: metode induktif, metode deduktif,
metode positivisme, metode kon templatis, dan metode dialektis.
Epistemologi atau teori pengetahuan ialah cabang filsafat yang berurusan
dengan hakikat dan lingkup pengetahuan, pengandaian, dan dasar dasarnya
serta pertanggung jawaban atas pertanyaan yang imiliki.
Pendekatan epistemologis digunakan untuk melihat prinsip prinsip
dasar , ciri ciri, dan cara kerja ilmu ekonomi Islam.
Epistemologi Ekonomi Islam berisi pandangan hidup Islam yang bersandar
pada dua hal sekaligus yaitu rasional dan wahyu.
Gagasan dasar epistemologi ekonomi Islam merupakan perpaduan dari tiga
sumber pengetahuan, yaitu wahyu, logika intelektual, dan fakta(pengalaman),
oleh karena itu ,butuh interaksi dari ketiga hal tersebut, ditambah interaksi
doktrin dan realitas untuk membangun kerangka ilmu pengetahuan dari ilmu
pengetahuan dari ekonomi Islam.
Secara epistemology, ekonomi Islam dibagi menjadi dua disiplin ilmu,
yaitu ekonomi Islam normative dan ekonomi Islam positif.
Ekonomi Islam normatif adalah ekonomi Islam yang mempelajari tentang
hokum-hukum syariat Islam yang berkaitan dengan harta benda (al-Maal).
Dalam ekonomi Islam normative dipelajari 3 masalah pokok, yaitu :
a. Permasalahan kepemilikan(alMilkiyah)
b. Masalah pemanfaatan kepemilikan (tasharruf fi almilkiyah)
c. Masalah distribusi kekayaan kepada masyarakat( tauzi’ al-tsarwah Baina
al-Nas.
11

Ekonomi Islam normative ini disebut sistem ekonomi Islam (an-


nizham al-Iqtishadi fi al-Islami).
Kedua Ekonomi Islam positif, yaitu ekonomi Islam yang mempelajari
tentang konsep-konsep Islam yang berkaitan dengan masalah harta
benda, khususnya yang terkait dengan produksi barang dan jasa.
Dalam ekonomi Islam positif dibahas segala macam poses produksi
barang dan jasa.Islam posierkaitan dengan masalah harta benda,
khususnya yang terkait dengan produksi barang dan jasa. Dalam
ekonomi Islam positif dibahas segala macam cara (uslub) dan sarana
(wasilah) yang digunakan dalam proses produksi barang dan jasa.
Dengan perkataan lain, epistemology ekonomi Islam khusus berbicara
tentang sumber ilmu ekonomi Islam dan metodologi yang diterapkan.
Metodologi dalam konteks ini bermakna sebagai bentuk epistemologi
terapan (applied epistemology), karena ia merupakan tahapan ilmu
sistematis untuk mendapatkan pengetahuan (knowledge) yang
kemudian menjadi ilmu (science)
yaitu ekonomi Islam yang mempelajari tentang konsep konsep Islam
yang berkaitan dengan masalah harta benda, khususnya yang terkait
dengan produksi barang dan jasa. Dalam ekonomi Islam positif dibahas
segala macam cara 9uslub) dan sarana (wasilah) yang digunakan dalam
proses produksi barang dan jasa.
Dengan pengertian lain, epistemology ekonomi Islam khusus berbicara
tentang sumber ilmu ekonomi Islam dan metodologi yang diterapkan.
Metodologi yang diterapkan , metodologi dalam konteks ini bermakna
sebagai bentuk epistemology terapan(applied epistemology), karena ia
merupakan ilmu sistematis untuk mendapatkan
pengetahuan(knowledge) yang kemudian menjadi ilmu (science).
Metodologi tersebut tergabung dalam dua pendekatan; pendekatan
deduktif dan pendekatan induktif.

Pendekatan deduktif adalah kajian epistemology ekonomi Islam dalam


Al-Qur’an dan Hadits, kemudian diturunkan ke lapangan (wilayah
empiris).Pendekatan induktif, dimulai dengan menampilkan beberapa
12

fakta empiris yang ada di lapangan untuk kemudian ditarik ke dalam


dalil yang terdapat dalam Al-Qur’an dan al-Hadits
Pendekatan induktif ; dimulai dengan menampilkan beberapa data atau
fakta empiris yang ada di lapangan untuk kemudian ditarik ke dalam
dalil yang terdapat dalam AlQur’an dan Hadits.
Mtodologi ekonomi Islam mengenal beberapa mazhab dalam
merumuskan, menemukan, mapun mengembangkan ilmu ekonomi
Islam, yaitu :
1. Mazhab Iqtishaduna
2. Mazhab Mainstream
3. Mazhab alternative-kritis
Mazhab Iqtishaduna yang dipelopori oleh Muhammad Baqir Al-
Sadr menekankan pentingnya subyektivisme dalam ilmu ekonomi
Islam.
Mazhab mainstream menggunakan metode deduktif dan induktif
dalam penelitian ekonomi Islam. Azhab ini dipelopori oleh :
- Umer Chapra
- Metwally
- M.A. Mannan
- Monzer Kahf
- Fahim Khan
- M.N. Siddiq.
- Mayoritas mereka adalah para pakar ekonomi yang belajar serta
mengajar di universitas-universitas Barat, dan sebagian besar di
antara mereka adalah ekonom Islamic Developmt Bank (IDB).
Perbedaan mendasar mazhab ini dengan ekonomi konvensional
adalah dalam penyelesaian masalah ekonomi tersebut.
Dalam ekonomi konvensional, pilihan dan penentuan
skala prioritas dilakukan berdasarkan selera pribadi masing-
masing tidak peduli apakah itu bertentangan dengan norma
serta nilai agama ataukah tidak. Adapun dalam ekonomi Islam,
penentuan pilihan tidak bisa tanpa aturan, sebab semua sendi
kehidupan telah diatur dan dipandu oleh Allah Swt lewat kitab
suci Al-Qur’an dan Sunnah.
13

Mazhab alternative kritis, dipelopori oleh:


-Prof. Timur Kuran
-Jomo Kwame Sundaram
- Muhammad Arif
- dan lain-lain.
Islamiqtishaaduna dan mazhab mainstream.
Mazhab iqtishaduna dikritik sebagai mazhab yang
berusaha menggali dan menemukan paradigm ekonomi Islam
yang baru untuk menemukan sesuatu yang baru yang pada
hakikat aslinya sudah ditemukan oleh orang lain.
Adapun mazhab mainstream dikritik sebagai mazhab
jiplakan dari ekonomi konvensional dengan menghilangkan
variable riba dan memasukkan variable zakat dan niat.
Epistemologi ekonomi Islam berhubungan dengan
ordview(pandangan hidup) Islam. Pengembangan ekonomi
Islam harus melalui konsep, ukuran, dan standard frame work
Islami(cara pandang Islami yang melibatkan wordview dan
filsafat Islam yang berdasarkan wordciew Islam,sehingga
islamisasi ekonomi tidak sebatas pada tambal sulam atau
mengubah ekonomi modern secara kosmetis.
14

AKSIOLOGI
A ksiologi merupakan cabang filsafat yang mempelajari tentang nilai nilai kehidu
Upan.
Secara umum, aksiologi adalah analisis nilai-nilai untuk menentukan makna, karakteristik, asal
usul, criteria, dan status epistemologis.
Pendekatan Aksiologis diperlukan untuk melihat nilai dari suatu ilmu pengetahuan, terutama
fungsinya dalam menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi manusia dalam kehidupan
sehari-hari; misalnya praktik pelarangan bunga dengan segala alternative aplikasinya dalam
dunia bisnis, kebijakan-kebijakan berbasis pada syari’ah dan sebagainya baik di level mikro
maupun makro.
Dari aspek aksiologi, ekonomi Islam mengajarkan setiap kegiatan manusia didasarkan kepada
pengabdian kepada Allah dan dalam rangka melaksanakan tugas dari Allah untuk
memakmurkan bumi, maka dalam berekonomi umat Islamharus mengutamakan keharmonisan
dan pelestarian alam.
Orientasi kebahagiaan dalam Islam bukan semata-mata kebahagiaan dunia saja, tetapi juga
kebahagiaan di akhirat kelak.
Pada dimensi aksiologis, pembahasan ekonomi Islamdilakukan pada masalah masalah yang
berpotensi untuk mewujudkan Islam sebagai rahmatan lil’aalamiin.
Saat ini dimensi aksiologis tersebut terlihat dari kemunculan dan berkembang pesatnya sejumlah
lembaga ekonomi Islam di seluruh dunia, tak ketinggalan juga di Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI).
Lebih dari itu, paradigm ekonomi Islam memperoleh sambutan yang sangat besar. Karena
selain realitas materi, paradigma Islam memiliki realitas spiritual yang membedakannya dari
sains (ilmu ekonomi) positivistik. Faktanya, apa yang disahkan oleh ekonomi umum atau
konvensional belum tentu diluluskan oleh fikih muamalah. Ini membuat aspek aksiologi ilmu
ekonomi umum kadang bertentangan dengan ilmu ekonomi Islam.
Persoalan mendasar yang ditemukan pada dimensi ini terletak pada masih lemahnya sumber
daya manusia (SDM) yang dimiliki oleh dunia Islam. Oleh karena itu, sebagus apapun sistem
ekonomi Islam itu dibangun, tetap tidak akan berarti apa-apa apabila tidak didukung oleh
tersedianya sumber daya manusia yang terampil dan andal (professional), serta mampu
mengaplikasikan nilai-nilai keislaman dalam ekonomi.
Maka dalam konteks filsahifat ekonomi Islam, kajian-kajian falsafati (ontology, epistemology,
dan aksiologi) tidak dapat dipisahkan dari rujukan utamanya yaitu Al-Qur’an dan al-Hadits.
15

Dengan kata lain, filsafat ekonmi Islam merupakan suatu kajian mengenai berbagai masalah
dalam kegiatan ekonomi berbasis Al-Qur’an dan al Hadits sebagai sumber primer, dan
pandangan –pandangan para cendekiawan khususnya para filsuf muslim (ahlul hikmah )
sebagai sumber sekunder. Pemikiran-pemikiran inilah yang selanjutnya dijadikan landasan bagi
penyusun rumusan konsep atau pengetahuan tentang ekonomi Islam. Oleh karenanya, filsafat
ekonomi Islam merupakan studi tentang penggunaan dan penerapan metode dan system filsafat
Islam dalam memecahkan problematika ekonomi umat manusia.

Dengan kata lain, filsafat ekonomi Islam merupakan suatu kajian mengenai berbagai sumber
primer, dan pandangan- pandangan para cendekiawan khususnya para filsuf Muslim (ahlul
hikmah) sebagai sumber sekunder. Pemikiran-pemikiran inilah yang selanjutnya dijadikan
landasan bagi penyusun rumusan konsep atau pengetahuan tentang ekonomi Islam.
Oleh karenanya, filsafat ekonomi Islam merupakan studi tentang penggunaan dan penerapan
metode dan system filsafat Islam dalam memecahkan problematika ekonomi umat manusia.
TAUHID SEBAGAI FONDASI UTAMA EKONOMI ISLAM
PENGERTIAN TAUHID
Tauhid merupakan komponen penting dalam ekonomi Islam, selain sebagai fondasi utama
dalam kehidupan dan esensi keyakinan manusia.
Tauhid adalah suatu system pandangan hidup yang menegaskan satu kesatuan dan tunggal
manunggal dalam berbagai aspek hidup dan kehidupan semua yang ada, berasal dan bersumber
pada satu Tuhan saja, yang menjadi asas kesatuan ciptaan-Nya dalam berbagai bentuk, jenis
maupun kehidupan.
Secara umum, tauhid dipahami sebagai sebuah ungkapan keyakinan (syahadat) seorang
Imran berarti satu (esa) dasar kepercayaan yang menjiwai manusia dan seluruh aktivitasnya.
Pemahaman terhadap tauhid tidaklah hanya dimaknakan dengan keesaan Tuhan, tetapi juga
sebagai kesatuan manusia yang tidak akan terwujud tanpa terbentuknya masyarakat tanpa kelas
(classes socity).
Konsep tauhid ini sangat dekat dengan roh Al-Qur’an guna mewujudkan keadilan dan kebijakan
dalam kehidupan manusia. Untuk mendapatkan gelar atau sebutan sebagai kaum penengah
(ummatan wasathan) yang tercantum dalam surah al-Baqarah(2): 143, dan sebagai komunitas
terbaik (khaira ummah) dalam surah ali Imran (3):110, umat Islam harus menegakan shalat,
meningkatkan kesejahteraan bagi kaum miskin papa, menyerukan kebajikan dan mencegah
kejahatan. Dengan terbentuknya masyarakat tanpa kelas maka sebagai konsekwensinya adalah
menciptakan struktur yang bebas eksploitasi.
16

Tauhid merupakan fondasi ajaran Islam. Dengan tauhid, manusia menyaksikan bahwa “Tiada
sesuatupun yang layak disembah selain Allah, dan tidak ada pemilik langit, bumi dan isinya,
selain dari pada Allah”QS alBaqarah(2): 107), karena Allah adalah pencipta alam semesta dan
isinya (QS al’an’am(6):2), dan sekaligus pemiliknya, termasuk pemilik manusia dan seluruh
sumber daya yang ada. Semua yang ada di dalam alam semesta ini adalah milik Allah Swt.
Manusia hanyalah khalifah yang memegang amanah dari Allah Swt, manusia hanyalah khalifah
yang memegang amanah dari Allah Swt untuk menggunakan miliknya.
Hakikat tauhid adalah penyerahan diri yang bulat kepada kehendak Ilahi, baik menyangkut
ibadah maupun muamalah, dalam rangka menciptakan pola kehidupan yang sesuai dengan
kehendak Allah Swt. Tauhid menjadi dasar seluruh konsep dan aktivitas umat Islam, baik
ekonomi, politik, social, maupun budaya.
KonsepTauhid berisikan kepasrahan (taslim) manusia kepada Tuhannya, dalam perspektif
yang lebih luas, merefleksikan adanya kesatuan penciptaan (unity of creation), dan kesatuan
tuntunan hidup (unity of guidance), serta kesatuan tujuan hidup( unity of purpose of life).
Dari pendapat pendapat tersebut, dapat dipahami bahwa tauhid merupakan fondasi utama ajaran
Islam, konsep menjadikan segala sesuatu terkoneksi hanya pada Allah Swt semata dan tidak ada
sekutu bagiNya dan konsep metafisik yang sangat penting dan merupakan jawaban teka teki
yang ada di alam kosmos yakni hukum kesatuan yang menguasai segala-galanya. Ia membawa
pandangan dunia yang terpadu dan visi alam semesta yang terpadu pula. Ia merupakan
kontradiksi dari pandangan sepotong-potong, baik yang dikemukakan oleh para ilmuan maupun
yang dikedepankan oleh para ahli filsafat.
Selain dari konsep metafisik terpadu, tauhid merupakan keyakinan dinamis dan ajaran
revolusioner, sebab di dalam konsep itu terkandung pengertian bahwa semua manusia adalah
satu, sama-sama makhluk ciptaan Tuhan yang sama martabat dan derajatnya dihadapan Allah.
Oleh karena itu, dalam konsep tauhid, segala diskriminasi yang berdasarkan perbedaan warna
kulit, kelas masyarakat, asal keturunan, rasa tau daerah tempat tinggal tidaklah dapat
dibenarkan.
PEMBAGIAN TAUHID
Tauhidullah dibagi menjadi 3 jenis:
Pertama tauhid rububiyah, yaitu mengesakan Allah dalam perbuatan-Nya, seperti mencipta,
member rezeki, menghidupkan dan mematikan.Seorang Muslim harus meyakini keesaan Allah
dalam rubbiyah-Nya.
Pembahasan tentang ekonomi Islam sebagai ekonomi rabbaniyah, berpijak pada ajaran tauhid
rububiyah.Ketika seseorang menyembah Allah, dikarenakan kapasitas Allah sebagai pemberi
17

rezeki dan segala kenikmatan yang ada di dunia, maka ketika ia bersyahadat dan berikrar
mengabdi pada Allah, ia haruslah mampu memanfaatkan apa yang ada di dunia ini dengan
sebaik-baiknya, sehingga bisa membawa kemaslahatan bagi masyarakat. Segala apa yang
dibutuhkan oleh manusia telah ada di muka bumi ini, maka menjadi suatu kewajiban baginya
untuk selalu bekerja dan bertebaran di muka bumi untuk mencari rezeki dari Allah. Hal ini
dalam rangka untuk pengabdian kepada Allah(QS adz-Dzariyat(51:5).Menyembah Allah berarti
juga harus bisa mengelola anugerah-Nya, sehingga bisa membawa manfaat bagi manusia.
Kedua, tauhid uluhiyyah, yaitu menegaskan keesaan AllahSwt, dan tidak ada satupun yang dapat
menyerupaiNya, dengan perbuatan berdasar niat taqurrub yang disyariatkan seperti doa, nadzar,
kurban, roja( pengharapan), takut, tawakkal, raghbah (senang), rohbah (takut), dan inabah
(kembali/taubat) , semua Rasul diperintahkan untuk menyerukan tauhid uluhiyah (QS . an Nahl
(16): 36), ini menunjukkan bahwa seorang manusia tidak cukup hanya berbekal tauhid
rububiyah. Ia harus menge esakan Allah dalam setiap amalan yang ia lakukan dalam kehidupan
sehari-hari. Tauhid jenis inilah yang lebih dituntut oleh Allah dari manusia,

Anda mungkin juga menyukai