Anda di halaman 1dari 13

CRITICAL REVIEW KONSEP DASAR EKONOMI MAKRO ISLAM

Hidayatis Shofiyati

02040322016

Latar Belakang Masalah

Kata ekonomi berasal dari kata Yunani, yaitu oikos dan nomos. Kata Oikos berarti
rumah tangga, sedangkan Nomos berarti mengatur. Maka ekonomi dapat diartikan sebagai
aturan rumah tangga atau manajeman dalam rumah tangga. Maksud dari rumah tangga
tersebut adalah rumah tangga dalam suatu desa, kota, bahkan negara. Ekonomi Islam
dibangun atas dasar agama Islam karena merupakan bagian yang tidak dapat terpisahka dari
agama Islam dan mengikuti agama Islam sebagai aspeknya.

Menurut S. Hasanuzzaman ilmu ekonomi Islam adalah pengetahuan dan aplikasi


ajaran-ajaran dan aturan-aturan syariah yang mencegah ketidakadilan dalam pencairan dan
pengeluaran sumber-sumber daya, guna memberikan kepuasan bagi manusia dan
memungkinkan mereka melaksanakan kewajiban mereka terhadap Allah SWT dan
masyarakat.

Artikel yang berjudul “Ekonomi Makro Islam : Pendekatan teoritis” merupakan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Nurul Huda. Penelitian ini dilatarbelakangi pada konsep dasar
ekonomi Islam yang tertuju secara mneyeluruh bagian-bagian yang terdapat pada konsep
dasarnya. Ekonomi Islam sudah jelas dinaungi oleh akidah Islam yang bersumber dari
syariatnya. Dalam kehidupan sosial, ekonomi sangatlah penting dan pasti ada maka dari itu
ekonomi harus didasari menurut prinsip Islam. Dalam konsep dasar ekonomi islam juga
terdapat nilai-nilai yang ada di dalamnya dan karakteristik ekonomi islam. Ekonomi Islam
meluas secara menyeluruh yang terbagi menjadi dua yaitu ekonomi makro dan mikro.

Dari penelitian tersebut, terdapat dalam penulisannya bahwa ekonomi Islam secara
mendasar berbeda dari sistem ekonomi yang lain dalam hal tujuan, bentuk dan coraknya.
Sistem tersebut berusaha dapat memecahkan masalah ekonomi manusia dengan cara
menempuh jalan tengah antara pola yang kestrem yaitu kapitalis dan komunis. Jika ekonomi
Islam yang dilakukan oleh masyarakat tanpa menggunakan konsep dasar ekonomi Islam,
maka yang terjadi tidak sesuai dengan syariat Islam. Maka dari itu, dapat ditarik bahwa
konsep dasar ekonomi islam khususnya ekonomi makro harus dilakukan sesuai dengan
konsep dasar yang sesuai dengan Islam.

Review konsep dasar Ilmu ekonomi disampaikan secara lengkap, bahwa ilmu
ekonomi terbagi menjadi dua yaitu ekonomi mikro dan ekonomi makro. Adanya ekonomi
makro atau lahirnya dilatar belakangi oleh depresi besar dunia yang melanda negara-negara
maju dan meluas keseluruhan dunia pada tahun 1930. Dalam ekonomi makro terdapat tiga
permasalahan pokok yang dibahas yaitu inflasi, pertumbuhan output dan pengangguran.
Inflasi merupakan gejala kenaikan harga yang berlangsung secara serentak. Apabila terjadi
pada tingkat yang rendah, maka tidak akan membahayakan kondisi perekonomian. Akan
tetapi bila terjadi pada tingkat yang tinggi, maka akan merugikan perekonomian karena daya
beli masyarakat akan menurun secara drastis. Hal ini terjadi penurunan tingkat kesejahteraan
masyarakat terutama yang berpenghasilan kecil dan relatif tetap.

Jurnal yang berjudul “Kebijakan Ekonomi Indonesia Ditinjau Dari Konsep Dasar
Ekonomi Islam”. Dipaparkan pada jurnal tersebut mengenai konsep dasar ekonomi Islam,
tetapi tidak terlalu fokus pada konsep dasarnya karena juga mengkaji tentang kebijakan
ekonominya. Pada jurnal ini, untuk mengetahui apakah sistem politik ekonomi Indonesia itu
sesuai dengan konsep dasar ekonomi dalam perspektif Islam.

Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep dasar ekonomi Islam dan didasarkan pada prinsip apa saja yang
ada pada ekonomi makro Islam?

Pembahasan

A. Pengertian Ekonomi islam

Dalam membahas perspektif ekonomi islam, ada satu titik awal yang harus
diperhatikan yaitu ada dua sisi, yang pertama adalah sisi ekonomi dalam Islam
sesungguhnya bermuara pada akidah Islam yang bersumber dari syariatnya. Kedua, sisi
al-Quran al-Karim dan as-Sunnah Nabawiyah yang berbahasa Arab. Oleh karena itu,
berbagai terminologi dan substansi ekonomi yang sudah ada maka harus dibentuk dan
disesuaikan terlebih dahulu dalam kerangka Islami. Hal ini agar dapat disadari bahwa
betapa pentingnya titik permasalahan dalam pengertian ekonomi Islam secara luas.

Review konsep dasar ekonomi makro, dimana masuk pada pembahasan definisi
ekonomi Islam yang dikemukakan oleh beberapa tokoh. Ekonomi Islam banyak
dikemukakan oleh para tokoh dari berbagai versi masing-masing. Namun dalam hal ini,
peneliti mengkaji tiga pengertian ekonomi Islam menurut tiga pakar tokoh. Menurut M.
Akram Kan, ekonomi islam merupakan Islamic economic aims the study of the human
falah (ucell-being) achieved by organizing the resources of the earth on the basic of
cooperation and participation. Bahwa ilmu ekonomi bertujuan untuk melakukan kajian
tentang kebahagiaan hidup manusia yang dicapai dengan mengorganisasikan sumber
daya alam atas dasar bekerja sama dan partisipasi. Definisi yang dikemukakan oleh M.
Akram Kan memberikan dimensi normatif (kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat)
serta dimensi positif (mengorganisasikan sumber daya alam).1

Ekonomi Islam menurut Muhammad Abdul Manan bahwa ekonomi Islam adalah
pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-masalah ekonomi masyarajat yang
diilhami oleh nilai-nilai Islam. Kemudian menurut M.Umer Chapra ekonomi Islam
adalah sebuah pengetahuan yang membantu upaya realisasi kebahagiaan manusia
melalui alokasi dan distribusi sumber daya terbatas yang berada dalam koridor terhadap
pengejaran Islam tanpa memberikan kebebasan individu atau tanpa perilaku makro
ekonomi makro. Dimana ekonomi makro ini berkesinambungan dan tanpa
ketidakseimbangan lingkungan.

Dari definisi-definisi yang telah dikemukakan diatas oleh para tokoh ekonomi,
dapat memunculkan suatu pernyataan apakah ilmu ekonomi Islam bersifat positif atau
normatif? Menurut Chapra, ekonomi Islam jangan terjebak oleh dikotomi pendekatan
positif dan normatif. Karena pendekatan kedua itu saling melengkapi bukan saling
memisahkan. Sedangkan Abdul Manan mengatakan bahwa ilmu ekonomi Islam
merupakan ilmu ekonomi positif dan normatif. Jika ada kecenderungan beberapa
ekonomi yang mementingkan positivisme dan sama sekali tidak mengajukan pendekatan
normatif atau sebaliknya.

B. Prinsip-prinsip Dasar Ekonomi Islam

Ekonomi islam secara mendasar berbeda dari sistem ekonomi yang lain dalam
segi tujuan, bentuk, dan coraknya. Sistem tersebut berusaha memecahkan masalah
ekonomi manusia dengan cara menempuh jalan tengah antara pola yang ekstrem yaitu
kapitalis dan komunis. Secara singkat, ekonomi Islam merupakan sistem ekonomi yang
1
Nurul Huda, Konsep Dasar Ekonomi Islam: Pendekatan Teoritis, Prenada Media 2018, diakses dari
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=konsep+dasar+ekonomi+makro+islam&oq=#d=gs_qabs&t=166348191123&u=
%23p%3Dhg4wSSYTDXMJ
berdasar pada al-Quran dan Hadist yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia
di dunia dan akhirat (al-falah).

Diambil dari jurnal yang diteliti oleh Yulia Hafizah, bahwa konsep dasar
ekonomi Islam berangkat dari pemahaman secara utuh dan mendalam terhadap filsafat
ekonomi Islam, karena implikasi dari asas filsafat ini dapat dijadikan sebagai kerangka
konstruksi sosial dan tingkah laku sistem, yaitu tentang organisasi kepemilikan,
pembatasan tingkah laku individu dan norma pelaku ekonomi. Sedangkan nilai-nilai
dasar sistem ekonomi Islam merupakan implikasi dari asas filsafat ekonomi tauhid,
adapun nilai-nilai dasar dari ekonomi islam sebagai berikut :

Pertama, nilai dasar kepemilikan yang berarti ciri khas konsep Islam mengenai
kepemilikan yang terletak pada fakta. Dimana legitimasi kepemilikan tergantung pada
moral. Kepemilikan terletak pada yang memiliki kemanfaatannya, bukan pada yang
menguasainya secara mutlak atas sumber-sumber ekonomi. Hal ini karena kepemilikan
harta harus secara absolut hanya pada Allah semata, sehingga seorang muslim yang tidak
memproduksi manfaat dari sumber-sumber yang diamanatkan Allah padanya maka akan
kehilangan hak atas sumber tersebut.

Kedua, keseimbangan merupakan nilai dasar yang terpengaruhnya terlihat pada


berbagai aspek tingkah laku ekonomi muslim. Misalnya, kesederhanaan, hemat, dan
menjauhi sifat pemborosan. Konsep kesederhanaan ini tidak hanya berupa timbangan
kebajikan hasil dari usahanya yang diarahkan untuk dunia dan akhirat saja, tetapi juga
berkaitan dengan keseimbangan antara kepentingan kebebasan perseorangan dengan
kepentingan umum.

Ketiga, keadilan sosial. Alqur’an merujuk pada konsep keadilan yang merupakan
istilah ketiga diantara istilah-istilah yang paling sering digunakan setelah Allah dan ilmu
pengetahuan. Jadi dalam hal ini, keadilan dapat dianggap sebagai konsep yang lebih luas.
Tetapi dalam fakta yang sudah sering terjadi, banyak penulis kontemporer menegaskan
bahwa keseluruhan infrastruktur hukum Islam yang didasarkan pada keadilan sosial. 2

C. Ruang Lingkup Pembahasan Ekonomi Makro


2
Yulia Hafizah, Kebijakan Ekonomi Indonesia Ditinjau dari Konsep Dasar Ekonomi Islam, Millah: Jurnal Studi
Agama, 31-46, 2005 diakses dari https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Yulia+Hafizah+konsep+dasar+ekonomi+islam+btnG=#d=gs_qabs&t=16635020676
26&u=%23p%3DDpETm3AUiY8J
Ekonomi makro memiliki tiga dasaran penting yang harus dijadikan perhatian
utama dalan konsep ekonomi, yaitu inflasi, pertumbuhan output, dan pengangguran.
Setiap orang yang melakukan kebijakan pemerintah atau lainnya yang berhubungan
dengan ekonomi pasti mengharpkan inflasi rendah, pertumbuhan output tinggi, dan
pengangguran rendah. Akan tetapi, dalam perekonomian makro tidak semua dapat
berjalan baik. Sehingga dalam perekonomian makro penuh dengan saling meniadakan
(trade off). 3
Inflasi merupakan kenaikan harga secara keseluruhan, yang sudah sering
terjadi dalam hal ini ialah pengurangan inflasi, dimana inflasi tujuan dari kebijakan
pemerintah. Inflasi juga terdiri dari tiga macam, yakni creeping inflation artinya
inflasi yang sifatnya rendah atau ringan berkisar 0-10 persen. Galloping Inflation
artinya inflasi yang sifatnya sedang atau diambang batas, apabila tidak diatasi akan
menciptakan ketidakstabilan ekonomi. Hyper Inflation artinya inflasi yang sifatnya
sudah tidak dapat dikendalikan karena melambungnya harga-harga dan rendahnya
daya beli masyarakat.
Pertumbuhan output, perekonomian mengalami pertumbuhan tidaklah
mendatar pada tingkat tertentu sepanjang waktu, melainkan mengalami
kecenderungan bergelombang naik turun pada kinerja jangka pendek. Kecenderungan
naik turun ini secara teknis disebut sebagai daur atau siklus bisnis. Kinerja
perekonomian juga memiliki ukuran utama yaitu output agregat, 4 jumlah total barang
dan jasa yang di produksi dalam perekonomian selama satu periode tertentu. Apabila
output agregat mengalami penurunan, maka barang dan jasa akan berkurang sehingga
standar hidup rata-rata menurun. Sedangkan penurunan output agregat selama dua
triwulan berturu-turut maka dapat dikatakan bahwa kondisi dinyatakan mengalami
resesi atau penurunan periode. Masuk pada pembahasan penawaran dan permintaan
dalam ilmu ekonomi makro tidak berbeda dengan ilmu ekonomi mikro, tetapi yang
membedakannya hanya pada lingkup yang dipelajari.
Pengangguran merupakan masalah yang sudah tidak asing lagi bagi kalangan
masyarakat. Tingkat pengangguran merupakan presentase angkatan kerja yang tidak
mendapatkan pekerjaan. Para ahli ekonomi makro lebih berminat kepada tingkat
3
Gusti Yusmiana, Ruang Lingkup Ekonomi Makro, OSF Preprints.March 29, diakses dari
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=ruang+lingkup+ekonomi+makro+&btnG=#d=gs_qabs&t=1663482390817&u=%23p
%3
4
Agregat (aggregate output) adalah nilai total barang dan jasa yang diproduksi dalam perekonomian selama
periode tertentu, biasanta 1 tahun.
pengangguran yang naik atau turun pada periode tertentu. Jika penelitian
menggunakan analisis penawaran dan permintaan, kita akan mengharapkan kondisi
berubah untuk menanggapi adanya pekerja yang menganggur tersebut.5

Critikal Review

a. Prinsip Dasar Ekonomi Makro Islam

Perekonomian adalah bagian dari kehidupan manusia, maka tentulah dasar-


dasar yang digunakan dalam perekonomian dilandaskan dari sumber mutlak yaitu al-
Qur’an dan as-Sunnah. sumber mutlak tersebut menjadikan Islam sebagai suatu
agama yang istimewa dibandingan dengan agama lain, sehingga dalam pembahasan
ekonomi secara perspektif Islam bermuara pada akidah Islam yang berdasarkan al-
Quran al-Karim dan as-Sunnah Nabawiyah. Dalam prinsip dasar ini merujuk dari
penelitian yang diambil dari penulisan Nurul Huda yang berjudul “Ekonomi Makro
Islam” memberikan prinsip dasar yang terbagi dari berbagai asas filsafat ekonomi
Islam, yaitu

1. Semua yang ada di alam semesta ini adalah milik Allah SWT, manusia hanyalah
khalifah yang memegang amanah dari Allah untuk menggunakan milik-Nya. Maka
manusia dalam melakukan perekonimian khususnya haruslah tunduk pada sang
pencipta dan pemilik, hal ini ada pada friman Allah qs. An-Najm: 31
“Dan hanya kepunyaan Allahlah apa yang ada dilangit dan apa yang ada di bumi
supaya Dia memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat jahat terhadap apa
yang telah mereka kerjakan dan memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat
baik dengan pahala yang lebih baik”.
2. Ketika manusia sudah melaksanakan tugasnya sebagai khalifah Allah, maka
hendaknya manusia wajib tolong menolong atau saling membantu dalam
melaksanakan kegiatan ekonomi yang bertujuan untuk beribadah kepada Allah.
Karena sudah banyak terjadi dalam kegiatan ekonomi atau bahkan pada hal-hal yang
berbasis ekonomi, manusia lupa akan halnya asas yang wajib dilakukan dalam aturan
Islam. Maka pentinglah asas kedua ini untuk dijadikan patokan manusia khususnya
umat Islam dalam melakukan kegiatan ekonomi.
3. Beriman kepada hari kiamat, maksudnya adalah manusia setelah melakukan kegiatan
ekonomi, harus memiliki kesadaran atau keyakinan dalam suatu sistem ekonomi

5
Modul Kuliah, Akademi Akuntansi Permata Harapan Batam, Ekonomi Makro, 2016.
Islam kerena dengan keyakinan tingkah laku ekonomi manusia akan dapat terkendali
sebab ia sadar bahwa semua perbuatannya akan dimintai pertanggungjawaban kelak
oleh Allah. Asas ketiga ini penting bagi mereka umat Islam dalam melakukan
kegiatan ekonomi agar tidak melewati batas aturan Islam, karena manusia yang sudah
sering terjadi saat ini lupa akan hal pertanggungjawaban di akhirat.

Selain dari asas filsafat, prinsip dasar ekonomi mikro juga memiliki nilai-nilai
tertentu, yaitu, nilai dasar kepemilikan. Kepemilikan dalam hal ini bukan menjadi
penguasaan mutlak atas sumber-sumber ekonomi, akan tetapi setiap orang atau badan
usaha dituntut kemampuannya untuk memanfaatkan sumber-sumber ekonomi tersebut
yang ada. Untuk batas kepemilikannya itu selama manusia hidup di dunia. Sedangkan
sumber daya yang menyangkut kepentingan umum harus menjadi milik umum. Hal
ini tertera dalam Hadist Nabi Muhammad yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu
Daud, mengatakan; “Semua orang berserikat mengenai tiga hal, yaitu air (termasuk
garam), rumput dan api”. Sumber alam ini misalnya, minyak dan gas bumi, barang
tambang dan kebutuhan pokok manusia lainnya.

Berdasarkan dari hasil penelitian tersebut, jika dikaitkan pada era zaman
sekarang bisa dikatakan bahwa manusia lebih banyak mengabaikan prinsip-prinsip
yang berlandaskan agama khususnya Islam. Maka dari itu, untuk diketatkan lagi agar
setiap manusia dalam melakukan sebuah upaya yang berhubungan dengan kegiatan
ekonomi agar tetap menjadikan prinsip dasar ekonomi sebagai patokan dalam
mendirikan usaha atau lembaga yang berbasis ekonomi.

b. Ruang Lingkup Ekonomi Makro Syariah


Ruang lingkup ekonomi Islam dalam pembahasan atas berbagai perilaku
manusia yang sadar dan berusaha mencapai falah. Falah sendiri diartikan sebagai
suatu kebhaagiaan atau kesejahteraan di dunia maupun akhirat. Dalam ruang lingkup
ekonomi makro syariah memiliki tiga permasalahan dasar ekonomi, yaitu konsumsi,
produksi, dan distribusi. Ketiga aspek tersebut merupakan suatu kesatuan untuk
mewujudkan kemaslahatan dalam kehidupan. Kegiatan dalam tiga aspek ruang
lingkup tersebut juga harus bertujuan pada tujuan yang sama yaitu, mencapai
maslahah yang maksimamum bagi umat manusia.
Konsumsi sendiri beriorentasi pada maslahah maksimum karena agar tetap
menjaga keseimbangan antar aspek kehidupan. Produksi sendiri dilakukan secara
efisien dan adil sehingga sumber daya yang tersedia dapat mencukupi kebutuhan
seluruh masyarakat. Sedangkan distribusi sumber daya dan output harus dilakukan
secara merata agar setiap individu dapat memiliki peluang untuk mewujudkan
maslahah bagi kehidupannya.
Dalam penelitian tersebut, ketiga ruang lingkup itu bukan hanya menjadi teori
dasar saja atau hanya menjadi aspek belaka dalam teori, akan tetapi sebagai manusia
seharusnya selalu berusaha mewujudkan maslahah dalam berbagai aspek. Jika
manusia itu sendiri melakukan apa yang harus dilakukan secara teori dan benar, maka
kehidupan manusia akan bahagia dan sejahtera di dunia dan akhirat (falah).

Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Hendri Hermawan


Adinugraha, yang berjudul “Ekonomi Makro Islam” (2021) yang mengkaji tentang
konsep ekonomi makro, ruang lingkup dan sejarah pemikiran ekonomi makro Islam.
Dimana mengatakan bahwa konsep dasar ilmu ekonomi islam bersumber dari filosofi
ekonomi Islam yang menyeluruh dan mendalam. Dalam ruang lingkup ekonomi
makro juga terbagi menjadi dua bagian ekonomi, yakni ekonomi makro Islam dan
ekonomi makro konvensional.

Ekonomi makro Islam merupakan perilaku ekonomi manusia yang mengatur


perilaku menurut hukum agama Islam dan berdasarkan tauhid. Pembahasan dalam
ekonomi islam juga melambangkan peradaba Islam dengan ruang lingkup yang
sangat besar bukan hanya pada ekonomi syariah saja. Begitupula pada aturan-aturan
yang dibuat dalam ekonomi makro Islam pastinya tidak dapat dipisahkan dari semua
aturan ajaran Islam yang luas itu. Pondasi akar ekonomi Islam mengarahkah pada
esensi doktrin Islam. Aturan ini sesuai dengan karakter manusia sehingga tidak akan
ada konflik dalam implementasi.

Sedangkan ekonomi konvensional merupakan praktek ekonomi dengan wujud


pemberian keleluasaan kepada semua pihak untuk menjalankan kegiatan ekonomi
yang dipantau atau tidak dipantau oleh naungan pemerintah dalam menjalankan
kegiatan ekonomi. Aturan ekonomi konvensional terpisah menjadi dua bagian yaitu
aturan ekonomi kapitalis dan sosialis. Pada ekonomi konvensional lebih cenderung
menghargai sesuatu sesuai dengan kesukaannya, dimana seolah-olah manusia
menginginkan sesuatu yang sesuai apa yang dia suka, bukan apa yang seharusnya
sesuai dengan kebutuhan. Ekonomi konvensional juga menjadi sasaran bahwa
kepuasan diperoleh hanya dalam aktivitas konsumsinya.6

c. Karakteristik Ekonomi Makro Islam


Ada beberapa hal yang mendorong pentingnya mempelajari karakteristik ekonomi
Islam, yakni
1. Meluruskan kekeliruan pandangan yang menilai ekonomi kapitalis (memberikan
penghargaan terhadap prinsip hak milik) dan sosialis (memberikan penghargaan
terhadap persamaan dan keadilan) tidak bertentangan dengan metode ekonomi
Islam.
2. Membantu para ekonomi muslim yang telah berksinambungan dalam teori
ekonomi konvensional dalam memahami ekonomi Islam.
3. Membantu para peminat studi fikih muamalah dalam melakukan studi
perbandingan antara ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional.

Diatas adalah tiga poin penting dalam mempelajari karakteristik ekonomi islam,
kemudian masuklah pada tahapan sumber karakteristik ekonomi yang terdiri dari tiga
asas pokok, diantaranya asas akidah, akhlak, dan asas hukum (muamalah). Adapun
beberapa karakteristik ekonomi Islam yang disebutkan dalam al-mawsu’ah wa al-
amaliyah al-islamiyah yaitu,

Pertama, harta kepunyaan Allah dan manusia khalifah harta, karakteristik pertama
ini memiliki dua bagian penting pula ialah semua harta, baik benda maupun alat
produksi (kepunyaan Allah). Dalam hal ini berarti bahwa semua harta yang ada di
tangan manusia pada hakikatnya kepunyaan Allah, karena Dialah yang
menciptakannya. Akan tetapi, Allah memberikan hak kepada kamu (manusia) untuk
memanfaatkannya.

Kedua, ekonomi terikat dengan akidah, syariah (hukum) dan moral. Hubungan
ekonomi Islam dengan akidah Islam terlihat jelas dalam banyak hal, seperti
pandangan Islam terhadap alam semesta yang disediakan untuk kepentingan manusia.
Hubungan ekonomi Islam dengan akidah dan syariah tersebut memungkinkan
aktivitas ekonomi dalam Islam menjadi ibadah. Adapun juga bukti hubungan

6
Hendri Hermawan A, Bahtiar E, Ita R, A. Nihaul K, Ekonomi Makro Islam, diakses dari
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=jurnal+konsep+dasar+ekonomi+makro+islam&oq=#d=gs_qabs&t=1663478166392
&u=%23p%3DMWpKY5_0pxoJ
ekonomi dan moral dalam Islam7. Pertama, larangan terhadap pemilik dalam
penggunaan hartanya yang dapat menimbulkan kerugian atas harta milik orang lain.
Kedua, larangan melakukan penipuan dalam transaksi. Ketiga, larangan menimbun
atau menyimpan emas dan perak bahkan sarana-sarana moneter lainnya, sehingga
mencegah peredaran uang. Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa menimbun atau
menyimpan uang berarti menghambat fungsinya dalam memperluas lapangan
produski dan penyiapan lapangan kerja untuk para buruh. Uang menjadi keperluan
utama dalam mewujudkan kemakmuran perekonomian masyarakat.

Ketiga, keseimbangan antara keruhanian dan kebendaan. Ada beberapa para


tokoh atau ahli Barat menyatakan bahwa islam sebagai agama yang menjaga diri,
tetapi tetap toleransi. Para ahli menyatakan bahwa Islam adalah agama yang memiliki
unsur keagamaan atau bisa dikatakan mementingkan segi akhirat dan sekularitas atau
segi dunia. Jadi pada penelitian ini dalam kegiatan ekonomi karakteristik penting,
manusia juga harus dapat menjaga keseimbangan antara akhirat maupun dunia.
Misalkan seseorang menciptakan suatu perusahaan atau usaha, mereka hendaknya
dari awal juga memprioritaskan aturan atau prinsip utama dalam membangun sebuah
peusahaan.

Keempat, keadilan dan keseimbangan dalam melindungi kepentingan individu


dan masyarakat. Keseimbangan berarti keseimbangan dalam sistem sosial Islam yang
tidak mengakui hak mutlak dan kebebasan mutlak, tetapi memiliki batasan-batasan
tertentu yaitu dalam bidak hak milik. Keadilan lah yang mampu memberi
perlindungan keseimbangan antara batasan-batasan yang telah ditetapkan dalam
sisitem Islam untuk kepemilikan individu maupun umum.

Kelima, bimbingan konsumsi. Pada karakteristik ini ada dalam firman Allah
SWT QS. Al-A’raf/7: 31 :

“ Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki)


masjid, makan dan minumlah, dan jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan”.

Maksudnya dalam tiap-tiap akan mengerjakan sembahyang atau ibadah


lainnya janganlah melampaui batas yang dibutuhkan oleh tubuh dan jangan pula
7
M Dhairolly Yafie, Penerapan Basis Akrual pada Standar Akuntansi Pemerintahan Indonesia, Jurnal
Akuntansi UNESA, 2013, diakses dari https://google.scholar.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=yafie+ekonomi+islam+&oq=yafie#d=gs_qabs&t=1663503281690&u+%23p
%3DHuPmU2CRBHIJ
melampaui batas-batas makanan yang dihalalkan. Dalam hal ini, terdapat juga
larangan suka kemewahan dan bersikap angkuh terhadap hukum karena kekayaan.

Keenam, petunjuk inventasi tentang kriteria atau standar dalam menilai proyek
investasi. Disini terbagi menjadi lima kriteria yang sesuai dengan Islam untuk
dijadikan pedoman dalam menilai proyek, yaitu (1) proyek yang baik menurut Islam,
(2) memberikan rezeki seluas mungkin kepada anggota masyarakat, (3) memberantas
kekafiran, memperbaiki pendapatan, dan kekayaan. (4) memelihara dan menumbuh
kembangkan harta, (5) melindungi kepentingan anggota masyarakat.

Ketuju, zakat ialah salah satu karaktersitik ekonomi Islam terkait harta yang
tidak dimiliki dalam bentuk perekonomian lain, karena diluar Islam tidak mengenal
tuntutan Allah kepada pemilik harta agar menyisihkan sebagaian harta tertentu
sebagai pembersih jiwa dari sifat kikir, dengki dan dendam.

Delapan, larangan riba. Dimana Islam menekankan bahwa fungsi uang pada
bidangnya yang normal sangat penting diantaranya, fasilitas transaksi dan alat
penilaian barang. Diantara faktor yang menyalahgunakan uang dari bidangnya yang
normal disebut bunga (riba).

Kesimpulan

Ekonomi islam secara mendasar berbeda dari sistem ekonomi yang lain dalam segi
tujuan, bentuk, dan coraknya. Sistem tersebut berusaha memecahkan masalah ekonomi
manusia dengan cara menempuh jalan tengah antara pola yang ekstrem yaitu kapitalis dan
komunis. Secara singkat, ekonomi Islam merupakan sistem ekonomi yang berdasar pada al-
Quran dan Hadist yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia di dunia dan akhirat
(al-falah).

Dalam ruang lingkup ekonomi makro syariah memiliki tiga permasalahan dasar
ekonomi, yaitu konsumsi, produksi, dan distribusi. Ketiga aspek tersebut merupakan suatu
kesatuan untuk mewujudkan kemaslahatan dalam kehidupan. Kegiatan dalam tiga aspek
ruang lingkup tersebut juga harus bertujuan pada tujuan yang sama yaitu, mencapai maslahah
yang maksimamum bagi umat manusia. Dalam penelitian tersebut, ketiga ruang lingkup itu
bukan hanya menjadi teori dasar saja atau hanya menjadi aspek belaka dalam teori, akan
tetapi sebagai manusia seharusnya selalu berusaha mewujudkan maslahah dalam berbagai
aspek. Jika manusia itu sendiri melakukan apa yang harus dilakukan secara teori dan benar,
maka kehidupan manusia akan bahagia dan sejahtera di dunia dan akhirat (falah).
Dari delapan karakteristik ekonomi mikro Islam diatas menjadi pondasi utama dalam
membangun ekonomi berbasis Islam pastinya. Setiap manusia yang akan membangun atau
melakukan kegiatan perekonomian dengan benar dan menghasilkan hasil maksimal, maka
jangan terlepas dari karaktersitik yang sudah ditentukan sesuai dengan prinsip Islam. Jika
seseorang melakukan kegiatan perekonomian tidak sesuai yang ditetapkan karakteristiknya,
maka jangan salahkan subjek yang ia bangun. Karena konsep dasar ekonomi makro Islam
ditentukan sesuai al-Qur’an dan as-Sunnah.

Berdasarkan dari hasil penelitian tersebut, jika dikaitkan pada era zaman sekarang
bisa dikatakan bahwa manusia lebih banyak mengabaikan prinsip-prinsip yang berlandaskan
agama khususnya Islam. Maka dari itu, untuk diketatkan lagi agar setiap manusia dalam
melakukan sebuah upaya yang berhubungan dengan kegiatan ekonomi agar tetap menjadikan
prinsip dasar ekonomi sebagai patokan dalam mendirikan usaha atau lembaga yang berbasis
ekonomi.

Referensi

Huda, Nurul. 2018. “Konsep Dasar Ekonomi Islam: Pendekatan Teoritis”. Prenada Media
diakses dari https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=konsep+dasar+ekonomi+makro+islam&oq=#d=gs_qabs&t=16634
8191123&u=%23p%3Dhg4wSSYTDXMJ

Hafizah, Yulia. 2005. “Kebijakan Ekonomi Indonesia Ditinjau dari Konsep Dasar Ekonomi
Islam”. Millah: Jurnal Studi Agama. diakses dari https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Yulia+Hafizah+konsep+dasar+ekonomi+islam+btnG=#d=gs_qabs
&t=1663502067626&u=%23p%3DDpETm3AUiY8J

Gusti Yusmiana, Gusti. “Ruang Lingkup Ekonomi Makro”. OSF Preprints.March 29. diakses
dari https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=ruang+lingkup+ekonomi+makro+&btnG=#d=gs_qabs&t=166348
2390817&u=%23p%3

Yafie, Dhairolly M. 2013. “Penerapan Basis Akrual pada Standar Akuntansi Pemerintahan
Indonesia”. Jurnal Akuntansi UNESA. diakses dari https://google.scholar.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=yafie+ekonomi+islam+&oq=yafie#d=gs_qabs&t=1663503281690
&u+%23p%3DHuPmU2CRBHIJ

Modul Kuliah. 2016. “Akademi Akuntansi Permata Harapan Batam”. Ekonomi Makro.
Informasi Jurnal atau Artikel

Artikel 1

Judul : Ekonomi Makro Islam : Pendekatan Teoritis

Penulis : Nurul Huda

Tahun : 2018

Halaman : 1-12

Jurnal atau Artikel 2

Judul : Kebijakan Ekonomi Indonesia Ditinjau dari Konsep Dasar Ekonomi Islam

Penulis : Yulia Hafizah

Tahun : 2005

Chapter :4

Halaman : 31-46

Anda mungkin juga menyukai