PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG:
B. RUMUSAN MASALAH:
1
C. TUJUAN
2
BAB 2
PEMBAHASAN
Dalam membahas perspektif ekonomi Islam, ada satu titik awal yang benar-
benar harus kita perhatikan yaitu: " ekonomi dalam Islam itu sesungguhnya
bermuara kepada akidah Islam, yang bersumber dari syariatnya. Ini baru dari satu
sisi. Sedangkan dari sisi lain ekonomi Islam bermuara pada Al-Qur'an al Karim dan
As-Sunnah Nabawiyah yang berbahasa Arab.
Oleh karena itu, berbagai terminologi dan substansi ekonomi yang sudah
ada, haruslah dibentuk dan disesuaikan terlebih dahulu dalam kerangka Islami.
Atau dengan kata lain, harus digunakan kata dan kalimat dalam bingkai lughawi,
supaya kita dapat menyadari betapa pentingnya titik permasalahan ini. Dengan
demikian kita dapat dengan gamblang, tegas dan jelas memberikan pengertian yang
benar tentang istilah kebutuhan, keinginan, dan kelangkaan (al nudrat) dalam upaya
memecahkan problematika ekonomi manusia.
Dalam ilmu ekonomi modern masalah pilihan ini sangat tergantung pada
macam-macam tingkah masing-masing individu. Mereka mungkin atau mungkin
juga tidak memperhitungkan persyaratan-persyaratan masyarakat. Namun dalam
ilmu ekonomi Islam, kita tidaklah berada dalam kedudukan untuk mendistribusikan
sumber-sumber semau kita. Dalam hal ini ada pembatasan yang serius berdasarkan
ketetapan Kitab Suci Al-Qur’an dan Sunnah atas tenaga individu. Dalam Islam,
kesejahteraan sosial dapat dimaksimalkan jika sumber daya ekonomi juga di-
3
alokasikan sedemikian rupa, sehingga dengan pengaturan kembali keadaannya,
tidak seorang pun menjadi lebih baik dengan menjadikan orang lain lebih buruk di
dalam kerangka Al-Qur’an atau Sunnah. Artinya islam tidak mengenal zero sum
games.1
Sebelum kita mengkaji lebih jauh tentang hakikat ekonomi Islam maka ada
baiknya diberikan beberapa pengertian tentang ekonomi Islam yang dikemukakan
oleh para ahli ekonomi islam:
a. M. Akram Kan
Secara lepas dapat kita artikan bahwa ilmu ekonomi Islam bertujuan untuk
melakukan kajian tentang kebahagiaan hidup manusia yang dicapai dengan meng-
organisasikan sumber daya alam atas dasar bekerja sama dan par- tisipasi. Definisi
yang dikemukakan Akram Kan memberikan dimensi normatif (kebahagian hidup
di dunia dan akhirat) serta dimensi positif (mengorganisir sumber daya alam)
Menurut Manan ilmu ekonomi Islam adalah ilmu pengetahuan sosial yang
mempelajari masalah-masalah ekonomi masyarakat yang diilhami oleh nilai-nilai
islam.
c. M.Umer Chapra
1 Mustafa Edwin Nasution, pengenalan eksklusif ekonomi Islam, (Jakarta: Pranada Media
4
Menurut Ash-Shidiqy ilmu ekonomi Islam adalah respon pemikir muslim
terhadap tantangan ekonomi pada masa tertentu. Dalam usaha keras ini mereka
dibantu oleh Al-Qur’an dan Sunnah, akal (ijtihad) dan pengalaman.
e. Kursyid Ahmad
. Menurut Ahmad Ilmu ekonomi islam adalah sebuah usaha sistematis untuk
memahami masalah-masalah ekonomi dan tingkah laku manusia secara relasional
dalam pers- pektif islam.
5
mengambil Manfaat dari pengalaman negara-negara lain. Lebih kurang Proses ini
terus berlanjut sepanjang sejarah Islam. Secara Periodik pada studi ini, kami dapat
membagi proses tersebut ke Dalam tiga klasifikasi yang luas berikut ini:2
Pemikiran ekonomi dalam bentuk tertulis telah ada jauh sebelum munculnya
Islam, terutama ide-ide Yunani yang dianggap sebagai “air mancur pada musim
semi” pada ekonomi konvensional-Barat. Namun, pemikiran ekonomi Islam pada
periode formasi awal tidak dipengaruhi oleh unsur-unsur luar. Tidak diragukan lagi,
sejak zaman pra-Islam, orang Arab memiliki beberapa hubungan komersial dengan
negara-negara tetangga, tapi ini tidak mengarah pada pembentukan kontak budaya
dan intelektual. Tidak ada bukti kegiatan penerjemahan selama periode awal.
Bahkan tidak ada sarana komunikasi yang dapat berkembang untuk memperoleh
interaksi dengan ide-ide asing. Di sisi lain, sumber-sumber Islam yang pokok, Al-
Qur’an dan Sunnah, berisi sejumlah prinsip-prinsip ekonomi dan beberapa ajaran
ekonomi secara rinci. Karena itu, tidak perlu mencari sumber-sumber asing.
Pemikiran ekonomi Islam awal didasarkan pada sumber-sumber internal tersebut.
Ajaran Al-Qur’an tentang masalah ekonomi bersifat spesifik dan sedikit jumlahnya.
Al-Qur’an menyajikan sebagian besar prinsip-prinsip tersebut dan menekankan
pada penggunaan pikiran dan penerapan penalaran. Hal ini menyebabkan
munculnya sanad para ulama yang berisi aturan untuk memecahkan masalah baru
dan menciptakan logika hukum (ushul al-fiqh) yang berlaku Untuk berbagai pola
sosial. Metodologi pertama mereka adalah Merujuk Al-Qur’an dan praktek Nabi
SAW. Dan preseden para Sahabatnya serta para pengikutnya yang langsung
dibimbing Beliau. Ketika tidak menemukan ketentuan apapun dari sumber Hukum
ini, mereka menerapkan analogi dan aturan ijtihad lainnya Dalam menetapkan
perintah syari’ah untuk situasi baru.
2 Dr. Aan Jaelani M,Ag Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, (Jawa Barat: Cv.Aksarasatu
6
Pentingnya periode ini semakin jelas jika kita mengkaji ide-Ide ekonomi
yang digagas oleh para sarjana Muslim pada fase Pembentukan ekonomi Islam.
Berikut adalah daftar lengkap dari Ide-ide pemikiran ekonomi tersebut, yaitu:
7
diwan. Ia menerima ide dari Khalid. Hal ini juga menginformasikan bahwa orang
yang disarankan ‘Umar untuk memperkenalkan diwan itu adalah al-Hurmuzan.
8
adalah sebuah keterpaksaan karena saat itu umat islam belum mempunyai bank
sendiri yang bebas dari riba dan praktek – praktek lain yang tidak sesuai dengan
syariat islam. Statement ini serta berdirinya PPEI dapat memperlihatkan bahwa
kajian-kajian tentang ekonomi syariah sudah di mulai dan mulai marak hingga ke
daerah-daerah ditambah dengan mulai maraknya perkumpulan yang sama di
daerah-daerah.
Perjuangan ini sudah mulai terasa pada tahun 1970-an tepatnya pada saat
diselenggarakannya seminar nasional hubungan Indonesia dengan timur tengah
yang diselenggarakan oleh Lembaga Studi Ilmu-Ilmu kemasyarakatan bersama
Yayasan Bhineka Tunggal Ika saat itu mulai memunculkan lagi wacana harus
tersedianya pelayanan ekonomi syariah bagi rakyat Indonesia dalam konteks ini
adalah bank yang berbasis syariat Islam. Usaha ini mulai menemukan jalan terang
dengan adanya kesepakatan antara pemerintah, MUI, dan ICMI yang saling
mendukung untuk adanya bank syariah pada tahun 1990-an, atas dasar itulah pada
tahun 1991 di Istana Bogor saat itu dipenuhi total komitmen sebesar 106 triliun
Rupiah sebagai modal beroperasi Bank Muamallat Indonesia(BMI) yang pada
akhirnya di grand opening pada tanggal 15 mei 1992 setelah mengantongi berbagi
izin dari kementrian terkait BMI mulai beroperasi di Indonesia.3
3 Dr. H. Hasbi Hasan, MH, Pemikiran Dan Perkembangan Hukum Ekonomi Syariah Di
9
3. Pembentukan dps yang digunakan untuk mengawasi prodak –
prodak bank tersebut dengan pembentukannya melalui
konsultasi dengan Majelis Ulama Indonesia.
4 Zulkifli Rusby, Ekonomi Islam, (Riau: Pusat Kajian Pendidikan Islam,2017), hal, 5
10
Demikian juga ekonomi islam ini sesuai dengan fitrah manusia, artinya sisitem ini
sesuai dengan naluri seluruh manusia di mana pun dan kapan pun, asal manusia
mengunakan sistem ini. Sebagaimana pesan Al quran dalam surat Ar Rum ayat
30:Artinya: Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah;
(tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu.
Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui.
Di antara bukti sifat pertengahan dan berimbang ekonomi islam antara lain
adalah posisi tengah yang diberikan kepada negara untuk intervensi bidang
ekonomi. Aliran kapitalis tidak memberikan toleransi kepada negara untuk
melakukan intervensi dalam aktivitas-aktivitas ekonomi, sementara aliran sosialis
melihat perlunya dominasi negara untuk melakukan intervensi dalam aktivitas ini
dengan tujuan meniadakan kepemilikan pribadi.
11
Ekonomi islam memiliki kelebihan dari sistem lain, yaitu beroperasi atas
dasar pertumbuhan dan investasi harta secara legal, agar tidak berhenti dari
rotasinya dalam kehidupan sebagai bagian dari meditasi jaminan kebutuhan pokok
bagi manusia. Islam memandang harta dapat di kembangkan hanya dengan bekerja.
Hal itu hanya dapat terwujud dalam usaha keras untuk menumbuhkan kemitraan
dan memperluas unsur unsur produksi demi terciptanya pertumbuhan ekonomi dan
keberkahan secara kebersamaan.Usaha yang dilakukan adalah melalui berputaran
modal di tengah masyarakat islam dalam bentuk modal produksi sebagai kontribusi
terhadap aturan-aturan yang dikembangkan, Islam melarang secara keras praktek
monompoli, penumpukan dan Penghentian atau mengalokasian dan perputaran
harta.
5 Dadang Muljawan, Ekonomi Syariah Menengah ke atas, (Jakarta: Bank Indonesia, 2020)
12
Dengan mengalirnya harta secara produktif, kegiatan perekonomian akan terus
bergulir secara terus menerus.
13
maksimal dengan menafkahkan sebagian hartanya untuk kepentingan bersama
sebagaimana firmanNya: “Berimanlah kamu kepada Allah dan RasulNya dan
nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu
menguasainya. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan
(sebagian) dari hartanya memperoleh pahala yang Besar.” (QS Al Hadid (57): 7).
6. Transaksi Muamalat
1. Al-Qur’an
14
spiritual dan material. Dan memerintahkan kepada manusia agar percaya pada hari
kebangkitan kembali, Hari kiamat dan ganjaran atau hukuman.6
2. As-Sunnah
As- Sunnah atau sering disebut juga al-Hadits mempunyai arti yang sama,
yaitu segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW.baik berupa
ucapan, perbuatan maupun takrirnya. Kalaupun ada perbedaan sangat tipis sekali,
as-Sunnah yaitu segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW.
saja, sedang Al-Hadits disandarkan bukan saja kepada Nabi Muhammad SAW.
akan tetapi kepada para sahabat Nabi. As-Sunnah.
6 Muhammad Abu Zahrah, Ushul Fiqh, Alih Bahasa Saefullah Ma’sum, dkk., (Jakarta: PT.
15
3. Ijtihad
Dalam konsep Islam urusan mu’amalah ini harus berpedoman pada sumber-
Sumber hukum yang telah ditetapkan di atas. Al-Qur’an telah memberikan prinsip-
Prinsip pokok tentang hubungan manusia dengan harta benda sekelilingnya, yaitu
Dalam tiga hal:
a. Ijma’
Ijma’ ialah kebulatan pendapat Fuqoha Mujtahidin pada suatu masa atas
Sesuatu hukum sesudah masa Rasulallah SAW.
b. Qiyas
16
G. HAKIKAT DAN DASAR EKONOMI ISLAM
Nilai dasar ekonomi syariah diturunkan dari inti ajaran Islam yaitu Tauhid.
Prinsip tauhid ini melahirkan keyakinan bahwa kebaikan prilaku kebaikan manusia
adalah karena kemurahan Allah SWT dan segala aktivitas manusia di dunia
termasuk ekonomi hanya dalam rangka untuk mengikuti petunjuk Allah SWT. Nilai
7 Fauziah, Husni Tamrin, Hakikat dan Dasar Ekonomi Syariah, Jurnal Tamaddun
17
Tauhid diterjemahkan menjadi 5 nilai dasar yang membedakan ekonomi Islam
dengan sistem ekonomi lainnya, yaitu:
Ketiga, nilai dasar keadilan. Keadilan yaitu memberikan setiap hak kepada
para pemiliknya masing-masing tanpa melebihkan dan mengurangi. Persoalannya
sekarang, siapakah yang berkompeten untuk menentukan hal tersebut.
H. SASARAN EKONOMI
Sasaran ekonomi islam tidak bisa dilepaskan dari tujuan penciptaan manusia
di muka bumi. Ini karena, kegiatan berekonomi tidak bisa dipisahkan dari akitivitas
manusia di muka bumi. Inilah mengapa islam juga mengatur segala sesuatunya
yang berkaitan dengan aktivitas manusia dalam Berekonomi.
Manusia diciptakan bukan semata untuk menjadi seorang pertapa yang tidak
ikut dalam aktivitas keduniaan, bukan pula sebagai manusia bumi yang tidak
mempedulikan aturan Alah dalam Setiap tindak tanduknya. Namun Allah
menciptakan manusia agar manusia menjadi khalifah (wakil Allah) yang
18
mempunyai tugas memakmurkan bumi, yaitu menciptakan kemakmuran dengan
segala Kreasi menuju kebaikan. (QS 2:30). Untuk kepentingan inilah Allah telah
memberikan (menyediakan) Segala sesuatunya yang akan manusia butuhkan di
muka bumi ini (QS 2:29). Oleh karenanya, “kebajikan” tdak bisa diartikan sebagai
seberapa banyak seseorang mempunyai dan bisa menikmati Kekayaan atauapun
kekuasaan.
Bukan pula kebajikan itu berupa penghindaran diri dari hiruk pikuk Dunia
dan menyendiri hanya kepada tuhannya. Namun kebajikan itu adalah seberapa
banyak kita Membuat kemaslahatan untuk sesama. Islam menghendaki bahwa
setiap aktivitas manusia tidak hanya bernilai duniawi (material) Semata, tetapi
seharusnya juga bernilai spiritual. Termasuk juga dalam setiap aktivitas
berekonomi, harus juga membawa muatan spiritual, dalam arti harus terdapat
kesesuaian dengan tujuan dan nilai-nilai islam. Tujuan dan nilai-nilai ekonomi
islam adalah: 8
19
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan:
Pemikiran ekonomi dalam bentuk tertulis telah ada jauh sebelum munculnya
Islam, terutama ide-ide Yunani yang dianggap sebagai “air mancur pada musim
semi” pada ekonomi konvensional-Barat. Namun, pemikiran ekonomi Islam pada
periode formasi awal tidak dipengaruhi oleh unsur-unsur luar. Tidak diragukan lagi,
sejak zaman pra-Islam, orang Arab memiliki beberapa hubungan komersial dengan
negara-negara tetangga, tapi ini tidak mengarah pada pembentukan kontak budaya.
B. Saran
20
DAFTAR PUSTAKA
Pendidikan Islam).
Zahrah, Muhammad Abu, 1994, Ushul Fiqh, Alih Bahasa Saefullah Ma’sum,
(Jakarta: PT. Pusaka Firdaus).
21