Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PERTUMBUHAN UANG DAN INFLASI

DOSEN PENGAMPU. : DINA ZULFA OVERA S.E.I,M.E.I

SEMESTER. : 2-A REGULER PAGI

Disusun Oleh : Kelompok 9

M. Aliqhsar

Farindra Ahmad Fadillah

Faza Adrillah

Kenzu Irmanda

Lintang Pantura

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

STAI SYEKH. H. ABDUL HALIM HASAN AL-ISLAHIYAH

BINJAI

2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ..........................................................................................................ii

PEMBAHASAN ...................................................................................................iii

A.Pertumbuhan Uang dan Inflasi ....................................................................1

1. Definisi Uang…………………………………………………………...1

2. Fungsi Uang…………………………………………………………….2

3. Sejarah Uang…………………………………………………………...3

4.Beberapa Fungsi Uang…………………………………………………..3

5. Uang Sebagai Perantara Tukar Menukar……………………………….3

6. Uang Sebagai Satuan Nilai……………………………………………..4

B.Inflasi ..........................................................................................................5

1. Definisi Inflasi………………………………………………………….5

2. Akibat Buruk Inflasi……………………………………………………5

3. Inflasi Permintaan………………………………………………………6

4. Inflasi Penawaran……………….………………………………………7

5. Inflasi Campuran………………………………………………………..8

C.Hubungan Uang Dan Inflasi .......................................................................9

KESIMPULAN……………………………………………………………..10

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………11

ii
PEMBAHASAN

A. Pertumbuhan uang dan inflasi


1. Definisi Uang
Uang mempunyai satu tujuan fundamental dalam sistem perekonomian,
yaitu memudahkan pertukaran barang dan jasa dalam arti mempersingkat waktu
dan usaha yang diperlukan untuk melakukan perdagangan. Definisi uang menurut
pengertian sempit yaitu yang tradisional adalah jumlah uang kartal dan giral dibank-
bank komersial, umumnya ditandai dengan M-1. Sementara definisi yang lebih luas
adalah aktiva-aktiva seperti tabungan dan simpanan berjangka. Atau, ada juga yang
mendefinisikan uang adalah stock asset yang dapat digunakan untuk keperluan
transaksi. Definisi mengenai uang sangat beragam dan sulit karena dunia usaha
ternyata menggunakan istilah uang dalam beberapa pengertian, sementara para
ekonomi memberi pengertian berbeda hampir sebanyak pengertian yang digunakan
oleh para penulis.
Untuk mendapatkan pengertian secara umum, maka definisi tentang uang
adalah: benda- benda yang disetujui oleh masyarakat sebagai alat perantaran
untuk mengadakan tukar menukar atau perdagangan. Yang dimaksud “disetujui”
dalam definisi ini adalah terdapat kata sepakat diantara anggota masyarakat untuk
menggunakan satu atau beberapa sebagai alat perantaraan dalam kegiatan tukar-
menukar. Supaya benda-benda tersebut dapat disetujui oleh masyarakat sebagai
uang, maka ia harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

1. Nilainya tidak mengalami perubahan dari waktu ke waktu.


2. Mudah dibawa-bawa.
3. Mudah disimpan tanpa mengarungi nilainya.
4. Tahan lama.
5. Jumlah nya terbatas (tidak berlebihan).
6. Bendanya mempunyai mutu yang sama.1

1 Dornbush, R. and S. Fischer. 1989. Makro Ekonomi. Edisi Revisi. Penerbit Knisius. Yogyakarta.
Hlm 216

1
Di masa lalu emas dan perak merupakan benda yang memenuhi syarat
sebagai uang dan telah menjadi alat perantaraan ampuh dalam kegiatan
perdagangan diberbagai negara di dunia sampai berabad-abad. Namun dengan
makin pesat nya perkembangan ekonomi dunia sejak revolusi industri tidak dapat
diimbangi oleh uang kertas sebagai alat tukar-menukar.

2. Fungsi Uang
Dalam ilmu ekonomi peranan atau fungsi uang untuk melancarkan aktivitas
perdagangan ada empat jenis sebagai berikut:
1) Untuk melancarkan kegiatan tukar-menukar. Apabila uang digu nakan dalam
kegiatan tukar-menukar, maka waktu untuk melakukan kegiatan tersebut dapat
dipersingkat, tenaga dihemat, dan menjadi lebih sederhana. Ini berarti uang telah
melancarkan jalannya kegiatan perdagangan.

2) Untuk menjadi satuan nilai. Maksudnya adalah sebagai satuan ukuran yang
menentukan besarnya nilai dari berbagai jenis barang. Misalnya harga sepatu Rp
350.000 sepasang, beras Rp 5.000 per kilogram, dan sebagainya.

3) Untuk ukuran bayaran yang ditunda. Penggunaan uang sebagai alat tukar-
menukar dapat mendorong perkembangan perdagangan yang pembayarannya pada
masa yang akan datang atau pem. bayaran yang ditunda. Syarat penting dalam hal
ini yaitu nilai uang yang digunakan harus tetap stabil.

4) Sebagai alat penyimpan nilai. Bila harga barang stabil, kekayaan disimpan dalam
bentuk uang lebih menguntungkan daripada disimpan dalam bentuk barang. Dalam
ekonomi yang maju penyimpanan kekayaan berbentuk uang bank atau uang giral.

3. Sejarah Uang
Sejarah uang sangat terkait erat dengan sejarah peradaban manusia. Sejak
manusia memulai peradabannya dan keluar dari zaman batu, telah menciptakan
berbagai bentuk barang yang digunakan sebagai alat dalam tukar-menukar. Ada tiga

2
2
tahap penggunaan uang sebagai alat perantara transakasi sepanjang sejarah
manusia, yaitu:
(1) menggunakan bahan makanan atau alat bantu pekerjaan dan inilah awal jenis
uang yang dipakai;
(2) penggunaan emas dan perak sebagai uang
(3) penggunaan uang kertas dan uang bank.

4. Beberapa Fungsi Uang


Berdasarkan kepada kesulitan-kesulitan yang dinyatakan dalam bagian
yang lalu, yang akan timbul dalam perekonomian yang tidak menggunakan uang
sebagai alat perantaraan dala perdagangan, dalam ilmu ekonomi peranan atau
fungsi uang dalam melancarkan kegiatan perdagangan dibedakan menjadi empat
jenis. Mereka adalah:
1. Untuk melancarkan kegiatan tukar menukar.
2. Untuk menjadi satuan nilai.
3. Untuk ukuran bayaran yang ditunda. iv. Sebagai alat penyimpan nilai.

5. Uang Sabagai Perantara Tukar Menukar


Dengan adanya uang, kegiatan tukar menukar akan jauh lebih mudah
dijalankan kalau dibandingkan dengan di dalam kegiatan perdagangan secara barter.
Seseorang yang ingin memperoleh berbagai jenis barang untuk memenuhi
kebutuhannya, akan dapat dengan mudah memperolehnya apabila ia memiliki uang
yang cukup untuk membeli kebutuha Uang yang dimilikinya dapat dengan mudah
ditukarkan dengan barang-barang yang diingininya. Kegiatan tukar menukar adalah
lebih rumit di dalam perdagangan secara barter Tukar menukar baru akan
berlangsung apabila seseorang dapat menawarkan sesuatu barang yang diingini
oleh seseorang lainnya, dan orang lain itu memiliki barang yang diinginkan oleh
orang yang pertama.

2 Gilarso, T. 2004. Pengantar Ekonomi Makro. Edisi Revisi. Penerbit Erlangga. Jakarta. Hlm 205.

3
"Kehendak ganda yang selaras" ini tidak perlu wujud dalam perekonomian yang
menggunakan uang sebagai alat tukar menukar. Dengan adanya uang seseorang
yang menginginkan sesuatu barang tidak perlu bersusah payah mencari orang yang
memiliki barang tersebut dan juga mengingini barang yang dimilikinya. Adanya
uang telah memungkinkanga untuk memperoleh barang yang diingininya hanya
dengan cara menemukan orang yang memiliki barang tersebut, dan selanjutnya
memperoleh barang tersebut dengan menggunakan uang. Penjual barang tersebut
selanjutnya dapat menggunakan wang yang diperolehnya untuk mbeli barang yang
diingini dari orang lain. Dari contos ini jelas dapat dilihat bahwa apabila uang
digunakan dalam kegiatan tukar menakar, maka waktu untuk melakukan kegiatan
seriebut dapat dipersingkat, tenaga dihemat, dan kegiatan takar menukar menjadi
lebih anderhana. Ini berarti uang telah melancarkan jalannya kegiatan perdagangan.

6. Uang Sebagai Satuan Nilai


Keuntungan selanjutnya dari penggunaan uang dalam masyarakat
bersumber dari kesang gupannya untuk bertindak sebagai satuan nilai. Yang
dimaksudkan dengan satuan nilai adalah ahan ukuran yang menentukan besarnya
nilai dari berbagai jenis barang. Dengan adanya uang. nilai sesuatu barang dapat
dengan mudah dinyatakan, yaitu dengan menunjukkan jumlah uang yang
diperlukan untuk memperoleh barang tersebut. Di samping itu, dengan
membanding berbagai jenis barang, akan dapat ditentukan besarnya nilai sesuatu
barang jika dibandingkan dengan nilai barang-barang lain. Tanpa uang nilai sesuatu
barang haruslah dinyatakan dalam bentuk membandingkan kurs pertukaran di
antara sesuatu barang dengan berbagai jenis barang lainnya. Misalnya, untuk
menentukan nilai harus dinyatakan padi atau beras, ayam, kambing dan berbagai
jenis barang lainnya yang diperlukan untuk dapat memperoleh lembu tersebut.
Penggunaan uang sebagai satuan nilai menyebabkan masyarakat tidak perlu
bersusah payah untuk menentukan nilai sesuatu barang dengan cara menentukan
nilai tukar barang tersebut dengan berbagai jenis barang lainnya. Dengan
mengetahui bahwa harga separu adalah 50.000 rupiah sepasang, baju 25.000 rupiah
sehelai, dan beras 2.500 rupiah sekilo, dengan mudah telah dapat diketahui

4
perbandingan nilai dari barang-barang tersebut. Masyarakat tidak perlu bersusah
payah mengingat bahwa satu pasang sepatu sama nilainya dengan dua helai baju
dan sama nilainya dengan 20 kilo berar.

B. Inflasi
1. Definisi Inflasi
Inflasi merupakan salah satu dari sekian masalah ekonomi yang cukup
banyak mendapat perhatian para ekonom. Sebagaimana diketahui, bahwa salah satu
tujuan utama dalam perekonomian yaitu memelihara tingkat harga-harga yang
relatif stabil. Namun akhir-akhir kita menghadapi masalah yang sangat sulit, oleh
karena dalam aktivitas perekonomian menghadapi ketidakstabilan harga-harga.
Ada dua hal yang menyebabkan ketidakstabilan harga tersebut, yaitu inflasi dan
deflasi.
Inflasi adalah gejala ekonomi yang menunjukkan naiknya tingkat harga
secara umum yang berkesinambungan. Syarat inflasi yaitu terjadi kenaikan harga-
harga secara umum dan terus-menerus. Jika hanya satu atau dua jenis barang saja
yang naik, itu bukan merupakan inflasi Kenaikan harga yang bersifat sementara,
umpamanya kenaikan harga karena musiman, menjelang hari raya, bencana, dan
sebagainya, tidak disebut sebagai inflasi.
2. Akibat Buruk Inflasi
Inflasi dapat menimbulkan beberapa akibat buruk baik terhadap orang per
orang, masyarakat, maupun kegiatan perekonomian secara keseluruhan. Karena
itulah berbagai upaya yang dilakukan terutama oleh pemerintah dengan senantiasa
mencari jalan untuk menghindari atau mengatasinya. Inflasi yang tinggi tidak akan
mendorong perkem bangan ekonomi. Biaya yang terus-menerus naik
mengakibatkan kes giatan produktif sangat tidak menguntungkan. Pemilik modal
akan mengalihkan uang yang ia miliki untuk tujuan spekulasi, misalnya membeli

5
3
tanah, rumah, atau lainnya, sehingga investasi produktif akan berkurang, akibatnya
kegiatan perekonomian menurun dan ter jadi pengangguran.
Kenaikan harga-harga menimbulkan efek yang buruk terhadap perdagangan
Komoditas ekspor tidak akan dapat bersaing di pasar internasional, karena itu
volumenya menurun. Sementara di lain pihak harga komoditas dalam negeri naik
dan impor justru menjadi relatif murah. Akibatnya kuantitas impor akan lebih
banyak daripada ekspor. sehingga cadangan devisa makin berkurang dan neraca
pembayaran akan menjadi lebih buruk.
Salah satu akibatnya yaitu inflasi cenderung menurunkan kesejahteraan
individu dan masyarakat. Para pelaku ekonomi seperti para pekerja yang bergaji
tetap. Inflasi biasanya berjalan lebih cepat dari: pada kenaikan upah para pekerja.
Upah riil para pekerja akan merosot disebabkan oleh inflasi, dan ini berarti tingkat
kesejahteraan/kemak muran sebagian besar masyarakat dengan sendirinya akan
turut me rosot. Jadi, dampak buruk inflasi tersebut terhadap individu dan
masyarakat yaitu:
(1) menurunkan pendapatan riil bagi orang-orang yang berpendapatan tetap:
(2) mengurangi nilai kekayaan yang berbentuk uang: dan
(3) memperburuk pembagian kekayaan atau memperlebar jurang distribusi
antargolongan pendapatan.
3. Inflasi Permintaan
Inflasi permintaan timbul apabila terjadi kenaikan harga dalam keseluruhan
permintaan. Apabila tingkat harga naik karena sumber daya tidak mampu
menyesuaikan diri secara lancar kepada perubahan dalam komposisi permintaan
disebut inflasi pergeseran permintaan atau rintangan inflasi permintaan (demand
shift or bottleneck inflation). Dengan kata lain, inflasi terjadi pada keadaan
perekonomia berkembang pesat. Kesempatan kerja yang tinggi menghasilkan pen
dapatan yang tinggi pula. Selanjutnya mendorong pengeluaran yang pen melebihi

3 Herlambang, T., Sugiarto., Brastoro., dan S. Kelana. 2002. Ekonomi Makro: Teori, Analisis, dan

Kebijakan. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Hlm 216.

6
kemampuan ekonomi dalam memproduksi barang dan jasa Pengeluaran yang
berlebihan ini menimbulkan inflasi.
Berdasarkan parah-tidaknya, inflasi dapat dikelompokkan menjadi:
(a) inflasi ringan jika terjadi kurang dari 10% setahun,
(b) inflasi sedang terjadi bila berkisar 10-30% setahun,
(c) inflasi berat terjadi antara 30 hingga 100% setahun; dan
(d) hiperinflasi bila terjadi lebih dari 100% setahun. Untuk mengatasi inflasi
tarikan permintaan dapat ditempuh me lalui kebijaksanaan stabilisasi yang
konvensional, yaitu tindakan mo neter dan fiskal yang restriktif. Para penentu
kebijakan dapat meng imbangi setiap pergeseran ke atas kurva permintaan agregat.
Namun pada waktu yang sama ini akan menghentikan kemung kinan naiknya
output. Untuk menerapkan kebijakan yang tepat akan tergantung pada keadaan
perekonomian. Jika perekonomian telah beroperasi pada tingkat penggunaan
tenaga kerja penuh (full employ ment), maka setiap kenaikan output mungkin
akan bersifat sementara.

4. Inflasi Penawaran
Walaupun pergeseran permintaan dapat menciptakan inflasi, namun inflasi
dapat pula terjadi meski kurva permintaan tidak berubah. Pada umumnya, setiap
perkembangan yang mendorong perubah an harga naik secara otonom akan
mengakibatkan penawaran agregat bergeser ke kiri atas. Faktor yang menyebabkan
pergeseran tu seperti kegagalan panen, kenaikan harga minyak secara otonom,
turunnya produktivitas, atau aksi buruh, atau faktor-faktor yang lainnya. Kenaikan
harga yang terus-menerus inilah yang disebut inflasi penawaran atau inflasi
dorongan biaya (cost-push inflation). Naiknya harga dan disertai turunnya
pendapatan sering kali disebut sebagai stagflasi (berasal dari stagnation dan
inflation). Dengan demikian, stagflasi menggambarkan keadaan ekonomi yang
semakin menurun. pengangguran semakin tinggi dan pada waktu yang sama proses
kenaikan harga-harga semakin cepat. Inflasi penawaran atau inflasi dorongan biaya
(cost-push inflation) ini mengakibatkan para pengambil keputusan (decision maker)
meng- hadapi dilema yang tidak nyaman. Seperti diketahui, bahwa kebijakan fiskal

7
4
dan kebijakan moneter, keduanya bekerja melalui pergeseran kurva permintaan
agregat.

Para ekonomi umumnya berpendapat bahwa inflasi penawaran atau inflasi


karena dorongan biaya relatif lebih sulit diatasi daripada inflasi permintaan. Ada
kecenderungan inflasi dorongan biaya akan tercampur dengan inflasi permintaan,
sehingga ada hubungan timbal balik antara inflasi penawaran dan inflasi permintaan.
Akibatnya terjadilah inflasi spiral yang berupa hubungan timbal balik yang me
lingkar disertai oleh lajunya inflasi.

5. Inflasi Campuran
Inflasi campuran (mixed-inflation) adalah inflasi yang disebabkan oleh
campuran dari tarikan permintaan (demand-pull) dan dorongan ava (cost-push).
Seandainya bila ada tekanan pada penawaran-buruh mendesak untuk menaikkan
upah atau tindakan monopoli atau oligopoli per- usahaan-perusahaan atau lainnya
dalam perekonomian-mengaki- batkan kurva penawaran agregat naik ke atas
tingkat harga naik setinggi, keseimbangan perekonomian dan akibat lainnya adalah
terjadi kesenjangan pendapatan atau yang dikenal dengan istilah "deflationary gap"
Dari kejadian di atas tentu saja terjadi bertambahnya pengang- guran, dan
karena itu pemerintah bermaksud menghilangkannya dengan melakukan
kebijaksanaan ekspansi berupa kebijakan moneter yaitu dengan menambah jumlah
uang yang beredar dalam masyarakat dan/atau kebijakan fiskal, yaitu dengan
menambah pengeluaran pemerintah atau mengurangi pajak atau lainnya.
Demikian seterusnya tingkat harga terus naik diiringi oleh pengangguran
yang bertambah dan berkurang silih berganti. Kalau diperhatikan secara cermat, ada
semacam kenaikan tingkat harga yang berputar seperti spiral, karena itulah kita
sebut inflasi spiral.

4 Soebagiyo, Daryono. 2005. Materi Bahasan Pilihan: Perekonomian Indonesia, Universitas

Muhammadiyah Surakarta. Hal 89.

8
C. Hubungan Uang Dan Inflasi
Friedman dan Schwartz menulis dua makalah yang mendokumentasi
sumber danpengaruh perubahan dalam kuantitas uang selama periode 1867 – 1960
dan 1867 –1975 di Amerika Serikat. Secara empiris, Friedman dan Schwartz
berhasil memverifikasi hubungan antara inflasi dan pertumbuhan jumlah uang
beredar. Hasil penelitian Friedman dan Schwartz menunjukkan bahwa di Amerika
Serikat dekade-dekade dengan pertumbuhan uang tinggi cenderung memiliki inflasi
yang tinggi, dan dekade-dekade dengan pertumbuhan uang rendah cenderung
memiliki inflasi yang rendah. Hasil yang sama diperoleh dari perbandingan tingkat
rata-rata inflasi dan tingkat rata-rata pertumbuhan uang di lebih dari 100 negara
selama tahun 1990-an. Dalam kajian tersebut, terdapat hubungan yang jelas antara
pertumbuhan uang dan inflasi. Negara-negara dengan pertumbuhan uang tinggi
cenderung memiliki inflasi yang tinggi, sementara negara-negara dengan
pertumbuhan uang rendah cenderung memiliki inlfasi yang rendah.

9
KESIMPULAN

1. Defenisi Uang
uang adalah stock asset yang dapat digunakan untuk keperluan transaksi.
Definisi mengenai uang sangat beragam dan sulit karena dunia usaha ternyata
menggunakan istilah uang dalam beberapa pengertian, sementara para ekonomi
memberi pengertian berbeda hampir sebanyak pengertian yang digunakan oleh
para penulis.
2. Definisi Inflasi
Inflasi merupakan salah satu dari sekian masalah ekonomi yang cukup banyak
mendapat perhatian para ekonom. Sebagaimana diketahui, bahwa salah satu
tujuan utama dalam perekonomian yaitu memelihara tingkat harga-harga yang
relatif stabil.

3. Hubungan Uang dan Inflasi


Friedman dan Schwartz berhasil memverifikasi hubungan antara inflasi dan
pertumbuhan jumlah uang beredar. Hasil penelitian Friedman dan Schwartz
menunjukkan bahwa di Amerika Serikat dekade-dekade dengan pertumbuhan
uang tinggi cenderung memiliki inflasi yang tinggi.

10
DAFTAR PUSTAKA

Ackley, Gardner. 1961. Teori Ekonomi Makro, Jakarta: UI press: Penerbit


Universitas Indonesia.

Arsyad, Lincolin. 1992. Ekonomi Pembangunan, Ed.2, Yogyakarta: Bagian


Penerbitan Sekolah Tinngi Ilmu Ekonomi YKPN.

Badrudin, Rudy. Ekonomika Otonomi Daerah, Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Boediono. 1992. Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No.4: Teori Pertumbuhan
Ekonomi, Ed.1, Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Mankiw, N. Gregory. 2003. Pengantar Ekonomi, Ed.2, Jilid 1, Jakarta: Erlangga.

Nopirin. 1994. Pengantar Ilmu Ekonomi Makro & Mikro, Yogyakarta:


BPFEYogyakarta.

Rahardja, Prathama. Manurung, Mandala. 2005. Teori Ekonomi Makro: Suatu


Pengantar, Edisi Ketiga, Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia.

Yanti, Nurfitri. 2011. “Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Inflasi, dan Tingkat


Kesempatan Kerja Terhadap Tingkat Kemiskinan di Indonesia Tahun 1999 –
2009”, Skripsi, Yogyakarta: Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”.

11
12

Anda mungkin juga menyukai