Disusun Oleh :
Kelompok 6
Elsyafira Pipi 041899666
Putrizia Wengkau 041899634
Moh. Afandi 041899641
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TERBUKA PALU
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan ke-hadirat Tuhan yang maha Esa, karena dengan
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Penghantar Ekonomi
Makro.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
sumber sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu, saya ucapkan
terima kasih banyak kepada pihak dan sumber informasi yang telah membantu kami.
Meskipun demikian, kami sangat menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dari segi
struktur kalimat dan bahasa. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca
sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah ini.Akhir kata kami berharap semoga
makalah ini dapat memberi manfaat dan ilmu untuk teman-teman yang membacanya
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Uang merupakan bagian yang penting bagi kehidupan kita dalam kegiatan sehari –
hari. Bahkan ada yang berpendapat bahwa uang merupakan darah dalam sebuah
perekonomian. Stabilitas ekonomi dan pertumbuhan ekonomi suatu Negara ditentukan sejauh
mana peranan uang dalam perekonomian oleh masyarakat dan otoritas moneter. Maka dari itu
apabila tidak ada uang mungkin perekonomian suatu Negara akan kacau akibat tidak adanya
uang untuk transakasi. Dan oleh sebab itulah uang tercipta untuk mempermudah jalannya
perekonomian sebuah Negara.
Dalam perekonomian modern sekarang ini hampir tidak bisa meninggalkan peranan uang
dalam kegiatan ekonomi dalam kehidupan kita. Definisi uang bisa dibagi menjadi dua
pengertian yaitu menurut hukum dan definisi uang menurut fungsi. Difinisi uang menurut
hukum yaitu sesuatu yang ditetapkan oleh undang – undang sebagai uang dan sah untuk alat
transaksi perdagangan. Sedangkan definisi uang menurut fungsi yaitu sesuatu yang secara
umum dapat diterima dalam transaksi perdagangan serta untuk pembayaran hutang – piutang.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Definisi Uang
Uang diciptakan untuk melancarkan kegiatan tukar menukar dan perdagangan dalam
perekonomian. Dalam ilmu ekonomi tradisional, uang didefinisikan sebagai alat tukar
yang dapat diterima secara umum. Alat tukar tersebut dapat berupa benda apa pun, yang
penting ia diterima sebagai alat tukar oleh masyarakat. Berbeda dengan masyarakat
zaman dulu yang menggunakan metode barter untuk melakukan pertukaran Kelemahan
dari barter ialah ketidakcocokan keinginan barang yang dipertukarkan dan adanya
perbedaan persepsi tentang nilai barang yang dipertukarkan.
Sedangkan dalam ilmu ekonomi modern, secara lebih spesifik uang didefinisikan
sebagai sesuatu yang tersedia dan secara umum diterima sebagai alat pembayaran bagi
pembelian barang dan jasa serta kekayaan berharga lainnya juga untuk pembayaran
hutang. Jadi, yang membedakan definisi uang pada ekonomi tradisional dengan ekonomi
modern adalah bahwa dalam ekonomi modern kekayaan berharga bisa dibilang sebagai
uang.
Suatu benda dapat disebut uang jika memenuhi syarat:
a) diterima sebagai alat tukar oleh banyak pihak
b) nilainya tidak mengalami perubahan dari waktu ke waktu;
c) mudah dibawa;
d) mudah disimpan tanpa mengurangi nilainya:
e) tahan lama;
f) jumlahnya terbatas (tidak berlebihan);
g) bendanya mempunyai mutu yang sama
2. Fungsi Uang
Uang memiliki empat fungsi dalam perekonomian, yaitu sebagai alat tukar, sebagai
satuan hitung, sebagai penyimpan nilai, dan alat pembayaran yang tertunda.
a) Uang sebagai alat tukar
Fungsi uang sebagai alat tukar (medium of exchange) menunjukkan bahwa uang
dapat digunakan untuk mempermudah pertukaran barang dan jasa. Seseorang
yang ingin memperoleh berbagai jenis barang untuk memenuhi kebutuhannya
dapat dengan mudah melakukannya dengan menggunakan uang, asalkan
jumlahnya cukup untuk membeli kebutuhan tersebut. Orang itu tidak perlu lagi
menukarkannya dengan barang. seperti pada sistem barter.
Dengan adanya uang, nilai suatu barang dapat dengan mudah dinyatakan, yaitu
dengan menunjukkan jumlah uang yang diperlukan untuk memperoleh barang
tersebut. Di samping itu dengan membandingkan nilai berbagai jenis barang, akan
dapat ditentukan besarnya nilai suatu barang jika dibandingkan dengan barang
lain. Uang juga dipakai untuk menentukan harga barang/jasa (alat penunjuk
harga).
Jenis Uang
Uang dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu uang komoditas dan uang fiat. Yang
dimaksud dengan uang komoditas adalah uang yang memiliki nilai intrinsik, yaitu nilai
yang tetap dimiliki oleh uang walaupun sudah tidak digunakan sebagai uang. Contoh
uang komoditas ini adalah uang emas dan perak. Nilai uang umumnya seharga bahan
baku yang terkandung dalam uang tersebut. Sebelum perang dunia I, emas pernah
digunakan sebagai uang oleh negara-negara di dunia. Namun seiring dengan kemajuan
ekonomi yang dicapai setelah revolusi industri, perdagangan yang terjadi bertambah
pesat. Permintaan akan emas dan perak sebagai uang juga bertambah dengan pesat
sekali. Sehingga mulai timbul kesulitan dalam menggunakan kedua logam tersebut
sebagai uang.
Kekayaan berlikuiditas tinggi adalah harta-harta yang bersifat uang, yaitu berbagai
jenis kekayaan yang dapat ditukarkan dengan barang atau uang dalam waktu yang
cepat dan tanpa terjadi kerugian nilai. Uang dipandang sebagai kekayaan mudah tunai
yang paling sempurna. Di berbagai tempat uang dapat digunakan untuk membayar
pembelian barang dan jasa yang digunakan. Terdapat beberapa kekayaan yang bersifat
uang tetapi tidak dapat dengan begitu saja digunakan untuk memperoleh barang-
barang. Tetapi mereka dapat dengan mudah menukarya dengan uang, seperti tabungan,
deposito berjangka, dan surat pinjaman jangka pendek pemerintah dan Sertifikat Bank
Indonesia.
Ada tiga hal utama dalam teori keuangan Keynes, yaitu tujuan-tujuan masyarakat
untuk meminta (menggunakan) uang, faktor-faktor yang menentukan tingkat bunga
dan efek perubahan penawaran uang terhadap kegiatan ekonomi negara.
Berikut akan diterangkan bagaimana analisis Keynes terhadap permintaan akan uang.
Menurut analisis Keynes, permintaan akan uang mempunyai tiga tujuan yaitu untuk (a)
transaksi, (b) berjaga-jaga, dan (c) spekulasi.
a. Transaksi
Dalam perekonomian modern, uang sangat penting dalam kegiatan transaksi karena
sistem barter sudah tidak memungkinkan lagi untuk dilakukan. Orang menggunakan
uang sebagai alat transaksinya karena mudah untuk menggunakannya dalam membeli
barang-barang yang mereka inginkan. Faktor yang memengaruhi permintaan uang
untuk tujuan transaksi adalah faktor pendapatan. Makin tinggi pendapatan, makin
tinggi pula permintaan uang untuk transaksi.
c. Spekulasi
Faktor yang memengaruhi tindakan penggunaan untuk tujuan spekulasi adalah tinggi
rendahnya tingkat suku bunga. Bila suku bunga tinggi, maka masyarakat akan
menggunakan uangnya untuk membeli surat-surat berharga tersebut karena returnya
akan tinggi. Sebaliknya, bila suku bunga rendah, maka masyarakat lebih suka
menyimpan uangnya daripada membeli surat-surat berharga karena dianggap tidak
menguntungkan.
Grafik Permintaan Uang
Permintaan uang ialah jumlah uang yang diminta oleh masyarakat untuk memenuhi
ketiga tujuan permintaan uang, yaitu transaksi, berjaga-jaga, dan spekulasi. Faktor yang
memengaruhi masing masing tujuan permintaan uang ini berbeda-beda, yaitu permintaan
uang untuk tujuan transaksi dan berjaga jaga lebih dipengaruhi oleh faktor pendapatan
nasional ketika makin tinggi pendapatan, makin besar permintaan uang untuk tujuan
transaksi dan berjaga-jaga.
Teori keuangan yang menjelaskan tentang penawaran uang dibedakan menjadi dua,
yaitu teori kuantitas (quantity theory of money) dan teori keseimbangan tunai (cash
balance theory). Walaupun mempunyai bentuk yang berbeda, kedua teori tersebut
mempunyai pandangan yang sama, yaitu "perubahan dalam penawaran uang akan
menimbulkan perubahan yang sama presentasinya dengan tingkat harga. Kenaikan
penawaran uang akan menaikkan harga pada tingkat yang sama dan penurunan
penawaran uang akan menurunkan harga juga pada tingkat yang sama". Menurut
pandangan klasik, perubahan dalam penawaran uang akan menimbulkan perubahan
yang sama presentasinya dengan tingkat harga. Kenaikan penawaran uang akan
menaikkan harga pada tingkat yang sama dan penurunan penawaran uang akan
menurunkan harga juga pada tingkat yang sama.
Bank Sentral
Menurut fungsinya, bank sentral dapat didefinisikan sebagai suatu lembaga
keuangan yang diberi tanggung jawab untuk menjaga kestabilan harga, mengatur dan
mengawasi kegiatan lembaga-lembaga keuangan, serta menjaga kestabilan neraca
pembayaran. Bank sentral di Indonesia adalah Bank Indonesia. Hal ini sesuai dengan
UU No. 13 Tahun 1968 yang kemudian ditegaskan lagi dengan UU No. 23 Tahun
1999.
Oleh karena itu, bank sentral memiliki otoritas dalam membuat kebijakan moneter.
Bersama-sama pemerintah, bank sentral berupaya mencapai target pertumbuhan
ekonomi yang sudah ditetapkan melalui instrumen-instrumen moneternya. Misalnya:
untuk menjaga tingkat inflasi rendah memengaruhi penawaran uang dan suku bunga
dalam perekonomian. Menurut Keynes, permintaan dan penawaran akan uang dapat
menentukan suku bunga, sedangkan Bank Sentral dapat menambah penawaran uang.
Penambahan uang dapat menurunkan suku bunga.
G. KEBIJAKAN MONETER
Tujuan dari kebijakan moneter adalah memengaruhi jumlah penawaran uang dan suku
bunga dalam perekonomian. Untuk mewujudkan tujuan ini, terdapat tiga instrumen
kebijakan yang digunakan oleh Bank Sentral, yaitu operasi pasar terbuka, giro wajib
minimum, dan suku bunga diskonto.
Agar operasi pasar terbuka dapat terlaksana dengan baik, maka diperlukan dua
jenis keadaan, yaitu:
Salah satu tugas dari bank sentral adalah mengawasi kegiatan bank-bank
perdagangan agar tidak kehilangan kepercayaan dari masyarakat. Misalnya, dengan
memastikan bahwa bank-bank perdagangan tersebut mempunyai cukup dana bila
nasabahnya ingin mencairkan cek. Untuk menjalankan tugas ini, terdapat dua
langkah yang dapat diambil oleh bank sentral, yaitu membuat pengarahan-
pengarahan atau peraturan-peraturan tentang corak dan jenis investasi yang dapat
dilakukan oleh bank bank perdagangan, serta memberikan pinjaman kepada bank-
bank perdagangan yang mempunyai masalah dengan cadangan dana atau kepada
bank-bank perdagangan yang cadangan dananya kurang dari jumlah minimum yang
sudah ditentukan.
Bila suku bunga diskonto turun, maka bank-bank perdagangan akan
membayar lebih murah atas pinjamannya kepada bank sentral, sehingga dapat
memicu bank-bank perdagangan untuk memperbanyak pinjaman.
Dua instrumen di atas baru dapat dilaksanakan bila sebagian besar bank bank
perdagangan tidak memiliki cadangan dana yang berlebihan. Bila bank-bank
perdagangan tersebut memiliki cadangan dana yang berlebihan maka operasi pasar
terbuka dan perubahan suku bunga dan suku diskonto tidak akan memengaruhi
jumlah penawaran uang.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dalam perekonomian modern sekarang ini hampir tidak bisa meninggalkan peranan uang
dalam kegiatan ekonomi dalam kehidupan kita. Uang diciptakan untuk melancarkan kegiatan
tukar menukar dan perdagangan dalam perekonomian. Dalam ilmu ekonomi tradisional, uang
didefinisikan sebagai alat tukar yang dapat diterima secara umum/
Uang mulai banyak digunakan dalam masyarakat. Penggunaan uang oleh masyarakat
karena uang memiliki empat fungsi yaitu uang sebagai alat tukar-menukar (medium of
exchange), uang sebagai satuan nilai (measure of value), uang sebagai standar atau ukuran
pembayaran yang tertunda (standard for deferred payments) dan fungsi uang sebagai alat
penyimpan nilai dan kekayaan (store of value dan store of wealth). Beberapa syarat uang
antara lain diterima secara umum (acceptability), memiliki nilai yang cenderung stabil
(stability of value), ringan dan mudah dibawa (portability), bersifat tahan lama dan tidak
mudah rusak, dan memiliki kualitas yang cenderung sama.
Ekonomi moneter merupakan bagian dari ilmu ekonomi yang khusus yang mempelajari
tentang sifat, fungsi dan pengaruh uang terhadap kegiatan ekonomi. Beberapa alasan yang
dapat dikemukakan dalam mempelajari ekonomi moneter adalah pemahaman secara
mendalam tentang mekanisme penciptaan uang, tingkat bunga, pasar uang, sistem dan
kebijakan moneter, serta pembayaran internasional.
DAFTAR PUSTAKA
Flynn, S.M. (2005). Economics for dummies. United States: Wiley Publishing, Inc.
Schwartz, B. (2004). The paradox of choice why more is less. New York: Harper Perennial.