BAB 2
KONSEP DASAR LEMBAGA KEUANGAN
23
Lembaga Keuangan Syariah: Suatu Kajian Teoritis Praktis
Pengertian uang secara luas adalah sesuatu yang dapat diterima secara umum
sebagai alat pembayaran dalam suatu wilayah tertentu atau sebagai alat pembayaran
utang atau sebagai alat untuk melakukan pembelian barang dan jasa. Dengan kata
lain, bahwa uang merupakan alat yang dapat digunakan dalam melakukan
pertukaran baik barang maupun jasa dalam suatu wilayah tertentu saja 1. Dalam
perkembangannya uang telah berevolusi, dari perkembangan tersebut uang dapat
dikategorikan dalam tiga jenis, yaitu 2:
1. Uang komoditas (commodity money)
Uang komoditas adalah alat tukar yang memiliki nilai komoditas atau bisa
diperjualbelikan apabila barang tersebut digunakan bukan sebagai uang.
Namun tidak semua barang bisa menjadi uang, diperlukan tiga kondisi
utama, agar suatu barang atau komoditas bisa dijadikan uang:
- Kelangkaan, persediaan barang tersebut harus terbatas
- Daya tahan, barang tersebut harus tahan lama
- Nilai tinggi, maksudnya barang yang dijadikan uang harus bernilai
tinggi, sehingga tidak memerlukan jumlah yang banyak dalam
melakukan transaksi
Dalam sejarah, penggunaan uang komoditas juga pernah disyaratkan barang
yang digunakan sebagai barang kebutuhan sehari-hari seperti garam. Namun
uang komoditas memiliki banyak kelemahan salah satunya uang tersebut
tidak memiliki pecahan, sulit disimpan serta sulit untuk dibawa.
Kemudian penggunaan uang komoditas bergeser pada penggunaan logam
mulia, dan yang dipilih adalah emas dan perak. Alasan penggunaan emas dan
perak dipilih sebagai uang karena kedua logam tersebut memiliki nilai tinggi,
langka dan dapat diterima secara umum sebagai alat tukar. Kelebihan
lainnya, emas dan perak dapat dipecah menjadi bagian-begian yang kecil
dengan nilai yang tetap serta tidak mudah susut atau rusak.
1
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. ed. Revisi. Jakarta: Rajawali Pers, 2008, h. 13
2
Nurul Huda, dkk. Ekonomi Makro Islam: Pendekatan Teoritis, Jakarta: Penerbit Kencana,
2008, h. 76-78
24
Lembaga Keuangan Syariah: Suatu Kajian Teoritis Praktis
25
Lembaga Keuangan Syariah: Suatu Kajian Teoritis Praktis
3. Uang giral
Uang giral adalah uang yang dikeluarkan oleh bank-bank komersial melalui
pengeluaran cek dan alat pembayaran giro lainnya. Uang giral ini merupakan
simpanan nasabah di bank yang dapat diambil setiap saat dan dapat
dipindahkan kepada orang lain untuk melakukan pembayaran. Kelebihan
daripada uang giral sebagai alat bayar adalah:
- Kalau hilang mudah untuk dilacak kembali, sehingga tidak dapat
diuangkan oleh yang tidak berhak
- Dapat dipindahtangankan dengan cepat dan ongkos yang rendah
- Tidak diperlukan uang kembali sebab cek dapat ditulis sesuai dengan
nilai transaksi
Namun di balik kelebihan ini, terdapat suatu kelemahan. Kemudahan
perbankan menciptakan uang giral ditambah dengan instrumen bunga
menciptakan peluang terjadinya uang beredar yang lebih besar daripada
transaksi riilnya. Inilah yang dapat menciptakan suatu pertumbuhan ekonomi
semu (bubble economy).
Dalam perekonomian yang semakin modern seperti saat ini uang memainkan
peranan yang sangat penting bagi semua kegiatan masyarakat. Uang sudah
merupakan suatu kebutuhan, bahkan uang menjadi salah satu penentu stabilitas dan
kemajuan perekonomian di suatu negara. Namun demikian, bukan berarti sistem
barter sudah tidak ada, tetapi masih digunakan untuk tingkat perdagangan tertentu
saja seperti perdagangan antar negara dan di daerah pedesaan. Sehingga dapat
ditarik suatu kesimpulan bahwa uang memiliki manfaat yang dapat diperoleh baik
bagi pihak penerima uang maupun pembayar. Adapun manfaat yang diperoleh
dengan adanya uang antara lain 3:
1. Mempermudah untuk memperoleh dan memilih barang dan jasa yang
diinginkan secara cepat
2. Mempermudah dalam menentukan nilai dari barang dan jasa
3. Memperlancar proses perdagangan secara luas
4. Digunakan sebagai tempat menimbun kekayaan
3
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, 2008, h. 14
26
Lembaga Keuangan Syariah: Suatu Kajian Teoritis Praktis
4
Ibid, h. 14-17
27
Lembaga Keuangan Syariah: Suatu Kajian Teoritis Praktis
5. Mudah dibawa
Uang harus mudah dibawa ke mana pun dengan kata lain mudah untuk
dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain, atau dari satu tangan ke tangan
yang lain dengan fisik kecil dan nominal besar sekalipun. Uang sebaiknya
mudah dibawa untuk keperluan sehari-hari, oleh karena itu dalam hal ini
fisik uang juga jangan terlalu besar dan diusahakan sering mungkin.
6. Tidak mudah rusak
Uang hendaknya tidak mudah rusak dalam berbagai kondisi, baik robek atau
luntur terutama kondisi fisiknya mengingat frekuensi pemindahan uang dari
satu tangan ke tangan lainnya demikian besar. Dalam hal ini yang perlu
diperhatikan adalah kualitas fisik uang harus benar-benar dijaga dan
terjamin kualitasnya sehingga uang dapat digunakan untuk waktu yang
relatif lama.
7. Mudah dibagi
Uang mudah dibagi ke dalam satuan unit tertentu dengan berbagai nominal
yang ada guna kelancaran dalam melakukan transaksi, mulai dari nominal
kecil sampai dengan nominal yang besar sekalipun. Kemudian uang tidak
hanya agar mudah dibagi, tetapi juga harus mudah dalam pembulatan
dengan kelipatan tertentu, terutama dalam nilai bulat. Oleh karena itu, agar
uang mudah dibagi harus dibuat dalam nominal yang beragam.
8. Penawaran harus elastis
Agar perdagangan dan usaha menjadi lancar jumlah yang beredar di
masyarakat haruslah mencukupi. Tersedianya uang dalam jumlah yang
cukup disesuaikan dengan kondisi usaha atau kondisi perekonomian suatu
wilayah. Apabila dalam dunia usaha terjadi kekurangan uang maka
berakibat kurang baik demikian pula sebaliknya. Oleh karena itu, jumlah
uang harus disesuaikan dengan kondisi yang ada. Artinya apabila terjadi
kekurangan atau kelebihan harus cepat dapat diatasi.
28
Lembaga Keuangan Syariah: Suatu Kajian Teoritis Praktis
29
Lembaga Keuangan Syariah: Suatu Kajian Teoritis Praktis
Jenis-jenis uang dapat dilihat dari berbagai sisi adalah sebagai berikut 5:
1. Berdasarkan bahan
Jika dilihat dari bahan untuk membuat uang, maka jenis uang terbagi dari
dua macam, yaitu:
a) Uang logam, merupakan uang dalam bentuk koin yang terbuat dari logam,
baik alumunium, kupronkel, kuningan, emas, perak, perunggu atau bahan
logam lainnya. Di Indonesia, uang logam terdiri dari pecahan yang kecil.
b) Uang kertas, merupakan uang yang bahannya terbuat dari kertas atau bahan
lainnya. Uang jenis ini terbuat dari kertas yang berkualitas tinggi, yaitu tahan
terhadap air, tidak mudah robek atau luntur.
2. Berdasarkan nilai
Jenis uang ini dilihat dari nilai yang terkandung pada uang tersebut, apakah
nilai intrinsiknya atau nilai nominalnya. Uang jenis ini terbagi dalam dua
jenis, yaitu:
a) Bernilai penuh (full bodied money), merupakan uang yang nilai intrinsiknya
sama dengan nilai nominalnya, sebagai contoh uang logam emas dan perak
dimana nilai bahan untuk membuat uang tersebut sama dengan nilai nominal
yang tertulis di uang.
b) Tidak bernilai penuh (representative full bodied money), merupakan uang
yang nilai intrinsiknya lebih kecil daripada nilai nominalnya. Sebagai contoh
adalah uang yang terbuat dari kertas. Biasanya nilai intrinsiknya jauh lebih
kecil daripada nilai nominalnya
3. Berdasarkan lembaga
Berdasarkan lembaga maksudnya adalah badan atau lembaga yang
menerbitkan atau mengeluarkan uang. Jenis uang yang diterbitkan
berdasarkan lembaga terdiri dari:
a) Uang kartal, merupakan uang yang diterbitkan oleh bank sentral suatu
negara, di Indonesia yang menerbitkan uang adalah Bank Indonesia.
b) Uang giral, merupakan uang yang diterbitkan oleh bank umum, seperti cek,
bilyet giro, traveler cheque, dan kartu kredit
5
Ibid, h. 19-21
30
Lembaga Keuangan Syariah: Suatu Kajian Teoritis Praktis
4. Berdasarkan kawasan
Uang jenis ini dilihat dari daerah atau wilayah berlakunya suatu uang, artinya
bisa saja suatu jenis mata uang hanya berlaku dalam satu wilayah tertentu
dan tidak berlaku di daerah lainnya atau berlaku di seluruh wilayah. Jenis
uang berdasarkan kawasan adalah sebagai berikut:
a) Uang lokal, merupakan uang yang berlaku di suatu negara tertentu, seperti
Rupiah di Indonesia atau Baht di Thailand
b) Uang regional, merupakan uang yang berlaku di kawasan tertentu yang lebih
luas dari uang lokal seperti untuk kawasan Eropa yang berlaku mata uang
tunggal Euro
c) Uang internasional, merupakan uang yang berlaku antar negara, seperti US
Dollar yang menjadi standar pembayaran internasional.
6
A.A. Islahi, Konsepsi Ekonomi Ibnu Taimiyah, terj Anshari T. Surabaya: Bina Ilmu, 1997, h.
177
31
Lembaga Keuangan Syariah: Suatu Kajian Teoritis Praktis
7
Muhammad, Kebijakan Fiskal dan Moneter dalam Ekonomi Islam, Jakarta: Salemba Empat,
2002, h. 24-25
32
Lembaga Keuangan Syariah: Suatu Kajian Teoritis Praktis
33
Lembaga Keuangan Syariah: Suatu Kajian Teoritis Praktis
8
Y Sri Susilo, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta: Salemba Empat, 2000, h. 3
9
Ibid, h. 8
34
Lembaga Keuangan Syariah: Suatu Kajian Teoritis Praktis
35