Anda di halaman 1dari 13

Lembaga Keuangan Syariah: Suatu Kajian Teoritis Praktis

BAB 2
KONSEP DASAR LEMBAGA KEUANGAN

A. Konsep Dasar Uang


Pada awalnya, manusia memenuhi kebutuhannya secara mandiri, mereka
memperoleh makanan atau berburu untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Karena
kebutuhannya masih sangat sederhana, mereka belum membutuhkan orang lain.
Dalam periode awal ini, manusia belum mengenal transaksi perdagangan atau
kegiatan jual beli.
Ketika jumlah manusia semakin bertambah dan semakin majunya peradaban,
kegiatan serta interaksi antar sesama manusia semakin meningkat. Jumlah dan jenis
kebutuhan manusia juga semakin beragam. Satu sama lain mulai saling
membutuhkan, karena tidak ada individu yang secara sempurna mampu memenuhi
kebutuhannya sendiri. Pada tahapan manusia yang masih sangat sederhana mereka
dapat menyelenggarakan tukar menukar kebutuhan dengan cara barter.
Pertukaran barter mensyaratkan adanya keinginan dan kebutuhan yang sama
pada waktu bersamaan dari pihak-pihak yang melakukan pertukaran. Namun seiring
dengan semakin kompleksnya kebutuhan sehingga menimbulkan suatu kendala
utama dalam melakukan pertukaran yaitu sulit untuk memperoleh barang dan jasa
yang diinginkan dengan jenis barang dan jasa yang dibutuhkan oleh orang lain atau
kesulitan mencari kesamaan permintaan (double coincidence of wants). Selain itu
kesulitan melakukan pertukaran adalah masalah menentukan nilai yang tepat bagi
barang dan jasa yang dipertukarkan.
Untuk mengatasi segala kendala yang muncul akibat sistem barter akhirnya
dipikirkanlah sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai alat tukar yang lebih efisien
dan efektif. Alat tukar tersebut akhirnya kita kenal dengan nama “uang” seperti
sekarang ini. Dengan dimunculkannya uang segala kendala akibat sistem barter
dapat diatasi bahkan fungsi uang tidak hanya sebagai alat tukar saja, melainkan
beralih ke fungsi-fungsi lainnya yang jauh lebih luas.

23
Lembaga Keuangan Syariah: Suatu Kajian Teoritis Praktis

Pengertian uang secara luas adalah sesuatu yang dapat diterima secara umum
sebagai alat pembayaran dalam suatu wilayah tertentu atau sebagai alat pembayaran
utang atau sebagai alat untuk melakukan pembelian barang dan jasa. Dengan kata
lain, bahwa uang merupakan alat yang dapat digunakan dalam melakukan
pertukaran baik barang maupun jasa dalam suatu wilayah tertentu saja 1. Dalam
perkembangannya uang telah berevolusi, dari perkembangan tersebut uang dapat
dikategorikan dalam tiga jenis, yaitu 2:
1. Uang komoditas (commodity money)
Uang komoditas adalah alat tukar yang memiliki nilai komoditas atau bisa
diperjualbelikan apabila barang tersebut digunakan bukan sebagai uang.
Namun tidak semua barang bisa menjadi uang, diperlukan tiga kondisi
utama, agar suatu barang atau komoditas bisa dijadikan uang:
- Kelangkaan, persediaan barang tersebut harus terbatas
- Daya tahan, barang tersebut harus tahan lama
- Nilai tinggi, maksudnya barang yang dijadikan uang harus bernilai
tinggi, sehingga tidak memerlukan jumlah yang banyak dalam
melakukan transaksi
Dalam sejarah, penggunaan uang komoditas juga pernah disyaratkan barang
yang digunakan sebagai barang kebutuhan sehari-hari seperti garam. Namun
uang komoditas memiliki banyak kelemahan salah satunya uang tersebut
tidak memiliki pecahan, sulit disimpan serta sulit untuk dibawa.
Kemudian penggunaan uang komoditas bergeser pada penggunaan logam
mulia, dan yang dipilih adalah emas dan perak. Alasan penggunaan emas dan
perak dipilih sebagai uang karena kedua logam tersebut memiliki nilai tinggi,
langka dan dapat diterima secara umum sebagai alat tukar. Kelebihan
lainnya, emas dan perak dapat dipecah menjadi bagian-begian yang kecil
dengan nilai yang tetap serta tidak mudah susut atau rusak.

1
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. ed. Revisi. Jakarta: Rajawali Pers, 2008, h. 13
2
Nurul Huda, dkk. Ekonomi Makro Islam: Pendekatan Teoritis, Jakarta: Penerbit Kencana,
2008, h. 76-78

24
Lembaga Keuangan Syariah: Suatu Kajian Teoritis Praktis

2. Uang kertas (token money)


Ketika uang logam masih digunakan sebagai uang resmi dunia, ada beberapa
pihak yang melihat peluang meraih keuntungan dari kepemilikan mereka
atas emas dan perak. Pihak-pihak ini adalah bank, orang yang meminjamkan
uang dan goldsmith. Mereka melihat bukti peminjaman, penyimpanan atau
penitipan emas dan perak di tempat mereka juga bisa diterima di pasar.
Goldsmith mengeluarkan surat bukti penyimpanan dengan nilai yang besar
atas nilai emas dan perak yang dimiliki, kemudian bukti penyimpanan ini
diterima oleh masyarakat sebagai salah satu alat tukar.
Hal ini berlanjut sampai dengan uang kertas menjadi alat tukar yang
dominan, dan kemudian semua sistem perekonomian menggunakannya
sebagai alat tukar utama. Pada awalnya uang kertas yang kita gunakan saat
ini, setiap pencetakannya harus berdasarkan pada cadangan emas yang
disimpan pada bank sentral. Namun saat ini pencetakan uang tidak lagi
didukung oleh cadangan emas, dan hal inilah salah satu faktor yang
menyebabkan ketidakstabilan nilai uang.
Penerimaan secara umum oleh masyakat atas uang kertas sepenuhnya
didasarkan atas faktor kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah,
sehingga uang kertas ini sering pula dikenal sebagai fiat money (uang
kepercayaan). Karena jika dilihat secara riil, nilai intrinsik uang kertas jauh
lebih kecil dibandingkan dengan nilai nominal yang tertera pada uang
tersebut. Sehingga jika masyarakat tidak percaya lagi terhadap uang kertas
tersebut, maka uang kertas tidak dapat lagi digunakan dalam transaksi
pertukaran di dalam perekonomian.
Keuntungan penggunaan uang kertas di antaranya adalah biaya pembuatan
rendah (nilai intrinsik lebih kecil daripada nilai nominal), mudah dibawa
kemana-mana, dapat dipecah dalam nominal berapa pun. Akan tetapi
kekurangannya cukup signifikan antara lain uang kertas tidak bisa dibawa
dalam jumlah yang sangat besar serta lebih cepat rusak karena terbuat dari
kertas.

25
Lembaga Keuangan Syariah: Suatu Kajian Teoritis Praktis

3. Uang giral
Uang giral adalah uang yang dikeluarkan oleh bank-bank komersial melalui
pengeluaran cek dan alat pembayaran giro lainnya. Uang giral ini merupakan
simpanan nasabah di bank yang dapat diambil setiap saat dan dapat
dipindahkan kepada orang lain untuk melakukan pembayaran. Kelebihan
daripada uang giral sebagai alat bayar adalah:
- Kalau hilang mudah untuk dilacak kembali, sehingga tidak dapat
diuangkan oleh yang tidak berhak
- Dapat dipindahtangankan dengan cepat dan ongkos yang rendah
- Tidak diperlukan uang kembali sebab cek dapat ditulis sesuai dengan
nilai transaksi
Namun di balik kelebihan ini, terdapat suatu kelemahan. Kemudahan
perbankan menciptakan uang giral ditambah dengan instrumen bunga
menciptakan peluang terjadinya uang beredar yang lebih besar daripada
transaksi riilnya. Inilah yang dapat menciptakan suatu pertumbuhan ekonomi
semu (bubble economy).
Dalam perekonomian yang semakin modern seperti saat ini uang memainkan
peranan yang sangat penting bagi semua kegiatan masyarakat. Uang sudah
merupakan suatu kebutuhan, bahkan uang menjadi salah satu penentu stabilitas dan
kemajuan perekonomian di suatu negara. Namun demikian, bukan berarti sistem
barter sudah tidak ada, tetapi masih digunakan untuk tingkat perdagangan tertentu
saja seperti perdagangan antar negara dan di daerah pedesaan. Sehingga dapat
ditarik suatu kesimpulan bahwa uang memiliki manfaat yang dapat diperoleh baik
bagi pihak penerima uang maupun pembayar. Adapun manfaat yang diperoleh
dengan adanya uang antara lain 3:
1. Mempermudah untuk memperoleh dan memilih barang dan jasa yang
diinginkan secara cepat
2. Mempermudah dalam menentukan nilai dari barang dan jasa
3. Memperlancar proses perdagangan secara luas
4. Digunakan sebagai tempat menimbun kekayaan

3
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, 2008, h. 14

26
Lembaga Keuangan Syariah: Suatu Kajian Teoritis Praktis

B. Karakteristik dan Jenis Uang


Uang agar dapat menjadi alat tukar harus memenuhi persyaratan dengan
tujuan agar sesuatu yang dianggap uang dapat diterima di semua lapisan masyarakat
dan dapat digunakan sebagai alat tukar menukar oleh si pemiliknya. Berikut
merupakan beberapa kriteria agar sesuatu dapat diakui sebagai uang, yaitu 4:
1. Ada jaminan
Setiap uang yang diterbitkan dijamin oleh pemerintah negara tertentu.
Dengan adanya jaminan dari pemerintah tertentu, maka kepercayaan untuk
menggunakan uang untuk berbagai keperluan mendapat kepercayaan dari
masyarakat luas. Khususnya uang logam sudah dijamin oleh nilai yang
terkandung di dalam uang tersebut. Oleh karena itu, yang perlu jaminan
pemerintah adalah uang kartal kertas. Uang jenis ini digunakan hanya
berdasarkan kepercayaan (fiat money).
2. Diterima umum
Uang harus dapat diterima secara umum penggunaannya apakah sebagai
alat tukar, penimbun kekayaan atau sebagai standar pencicilan utang. Fungsi
uang di sini tidak hanya sebagai alat tukar, tetapi sebagai alat untuk
menimbun kekayaan atau sebagai standar pencicilan utang.
3. Nilai yang stabil
Nilai uang harus memiliki kestabilan dan ketetapan serta diusahakan
fluktuasinya sekecil mungkin. Apabila nilai uang sering mengalami
ketidakstabilan, maka akan sulit untuk dipercaya oleh yang
menggunakannya.
4. Mudah disimpan
Uang harus mudah disimpan di berbagai tempat termasuk dalam tempat
yang kecil namun dalam jumlah yang besar. Artinya uang harus memiliki
fleksibilitas, seperti bentuk fisiknya yang tidak terlalu besar, mudah dilipat
dan terdapat nominal mulai dari yang kecil sampai nominal yang maksimal.

4
Ibid, h. 14-17

27
Lembaga Keuangan Syariah: Suatu Kajian Teoritis Praktis

5. Mudah dibawa
Uang harus mudah dibawa ke mana pun dengan kata lain mudah untuk
dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain, atau dari satu tangan ke tangan
yang lain dengan fisik kecil dan nominal besar sekalipun. Uang sebaiknya
mudah dibawa untuk keperluan sehari-hari, oleh karena itu dalam hal ini
fisik uang juga jangan terlalu besar dan diusahakan sering mungkin.
6. Tidak mudah rusak
Uang hendaknya tidak mudah rusak dalam berbagai kondisi, baik robek atau
luntur terutama kondisi fisiknya mengingat frekuensi pemindahan uang dari
satu tangan ke tangan lainnya demikian besar. Dalam hal ini yang perlu
diperhatikan adalah kualitas fisik uang harus benar-benar dijaga dan
terjamin kualitasnya sehingga uang dapat digunakan untuk waktu yang
relatif lama.
7. Mudah dibagi
Uang mudah dibagi ke dalam satuan unit tertentu dengan berbagai nominal
yang ada guna kelancaran dalam melakukan transaksi, mulai dari nominal
kecil sampai dengan nominal yang besar sekalipun. Kemudian uang tidak
hanya agar mudah dibagi, tetapi juga harus mudah dalam pembulatan
dengan kelipatan tertentu, terutama dalam nilai bulat. Oleh karena itu, agar
uang mudah dibagi harus dibuat dalam nominal yang beragam.
8. Penawaran harus elastis
Agar perdagangan dan usaha menjadi lancar jumlah yang beredar di
masyarakat haruslah mencukupi. Tersedianya uang dalam jumlah yang
cukup disesuaikan dengan kondisi usaha atau kondisi perekonomian suatu
wilayah. Apabila dalam dunia usaha terjadi kekurangan uang maka
berakibat kurang baik demikian pula sebaliknya. Oleh karena itu, jumlah
uang harus disesuaikan dengan kondisi yang ada. Artinya apabila terjadi
kekurangan atau kelebihan harus cepat dapat diatasi.

28
Lembaga Keuangan Syariah: Suatu Kajian Teoritis Praktis

Secara umum fungsi uang adalah sebagai berikut:


1) Alat tukar menukar
Dalam hal ini uang digunakan sebagai alat untuk membeli atau menjual
suatu barang maupun jasa. Dengan kata lain, uang dapat dilakukan untuk
membayar terhadap barang yang akan dibeli atau diterima sebagai akibat dari
penjualan barang dan jasa. Maksudnya, penggunaan uang sebagai alat tukar
dapat dilakukan terhadap segala jenis barang dan jasa yang ditawarkan atau
dijual.
2) Satuan hitung
Fungsi uang sebagai satuan hitung menunjukkan nilai dari barang dan jasa
yang dijual atau dibeli. Besar kecilnya nilai yang dijadikan sebagai satuan
hitung dalam menentukan harga barang dan jasa secara mudah. Dengan
adanya uang akan mempermudah keseragaman dalam satuan hitung
3) Penimbun kekayaan
Dengan menyimpan uang berarti kita menyimpan atau menimbun kekayaan
sejumlah uang yang disimpan, karena nilai uang tersebut tidak akan berubah.
Uang yang disimpan menjadi kekayaan dapat berupa uang tunai atau uang
yang disimpan di bank dalam bentuk rekening.
4) Standar pencicilan utang
Dengan adanya uang akan mempermudah menentukan standar pencicilan
utang piutang secara tepat dan cepat, baik secara tunai maupun secara
angsuran. Begitu pula dengan adanya uang, secara mudah dapat ditentukan
berapa besar nilai utang piutang yang harus diterima atau dibayar sekarang
atau di masa yang akan datang
Uang yang dijadikan sebagai alat untuk melakukan berbagai kegiatan sehari-hari
terbagi dalam beberapa jenis. Pembagian ini didasarkan kepada berbagai maksud
dan tujuan penggunaannya sesuai dengan keperluan berbagai pihak yang
membutuhkan.

29
Lembaga Keuangan Syariah: Suatu Kajian Teoritis Praktis

Jenis-jenis uang dapat dilihat dari berbagai sisi adalah sebagai berikut 5:
1. Berdasarkan bahan
Jika dilihat dari bahan untuk membuat uang, maka jenis uang terbagi dari
dua macam, yaitu:
a) Uang logam, merupakan uang dalam bentuk koin yang terbuat dari logam,
baik alumunium, kupronkel, kuningan, emas, perak, perunggu atau bahan
logam lainnya. Di Indonesia, uang logam terdiri dari pecahan yang kecil.
b) Uang kertas, merupakan uang yang bahannya terbuat dari kertas atau bahan
lainnya. Uang jenis ini terbuat dari kertas yang berkualitas tinggi, yaitu tahan
terhadap air, tidak mudah robek atau luntur.
2. Berdasarkan nilai
Jenis uang ini dilihat dari nilai yang terkandung pada uang tersebut, apakah
nilai intrinsiknya atau nilai nominalnya. Uang jenis ini terbagi dalam dua
jenis, yaitu:
a) Bernilai penuh (full bodied money), merupakan uang yang nilai intrinsiknya
sama dengan nilai nominalnya, sebagai contoh uang logam emas dan perak
dimana nilai bahan untuk membuat uang tersebut sama dengan nilai nominal
yang tertulis di uang.
b) Tidak bernilai penuh (representative full bodied money), merupakan uang
yang nilai intrinsiknya lebih kecil daripada nilai nominalnya. Sebagai contoh
adalah uang yang terbuat dari kertas. Biasanya nilai intrinsiknya jauh lebih
kecil daripada nilai nominalnya
3. Berdasarkan lembaga
Berdasarkan lembaga maksudnya adalah badan atau lembaga yang
menerbitkan atau mengeluarkan uang. Jenis uang yang diterbitkan
berdasarkan lembaga terdiri dari:
a) Uang kartal, merupakan uang yang diterbitkan oleh bank sentral suatu
negara, di Indonesia yang menerbitkan uang adalah Bank Indonesia.
b) Uang giral, merupakan uang yang diterbitkan oleh bank umum, seperti cek,
bilyet giro, traveler cheque, dan kartu kredit

5
Ibid, h. 19-21

30
Lembaga Keuangan Syariah: Suatu Kajian Teoritis Praktis

4. Berdasarkan kawasan
Uang jenis ini dilihat dari daerah atau wilayah berlakunya suatu uang, artinya
bisa saja suatu jenis mata uang hanya berlaku dalam satu wilayah tertentu
dan tidak berlaku di daerah lainnya atau berlaku di seluruh wilayah. Jenis
uang berdasarkan kawasan adalah sebagai berikut:
a) Uang lokal, merupakan uang yang berlaku di suatu negara tertentu, seperti
Rupiah di Indonesia atau Baht di Thailand
b) Uang regional, merupakan uang yang berlaku di kawasan tertentu yang lebih
luas dari uang lokal seperti untuk kawasan Eropa yang berlaku mata uang
tunggal Euro
c) Uang internasional, merupakan uang yang berlaku antar negara, seperti US
Dollar yang menjadi standar pembayaran internasional.

C. Konsep Uang dalam Islam


1. Uang di zaman Ibnu Taimiyah
Ibnu Taimiyah seorang ulama Islam yang hidup pada jaman pemerintahan
raja Mamluk, mengalami situasi beredar banyak jenis mata uang dengan nilai
kandungan logam mulia yang berlainan satu sama lain. Ketika itu beredar tiga jenis
mata uang dinar (emas), dirham (perak), dan fullus (tembaga). Peredaran dinar
sangat terbatas, peredaran dirham berfluktuasi kadang-kadang malah menghilang,
sedangkan yang beredar luas adalah fullus. Fenomena inilah yang dirumuskan oleh
Ibnu Taimiyah bahwa uang dengan kualitas rendah akan menendang keluar uang
kualitas baik 6. Pernyataan Ibnu Taimiyah inipun diikuti dalam ekonomi
konvensional “bad money driven outs good money”
Pemerintahan Mamluk ditandai dengan instabilitas sistem moneter karena
banyaknya fullus yang beredar dan karena meningkatnya jumlah tembaga dalam
mata uang dirham, maka tidaklah aneh bila sistem moneter modern dengan uang
kertas berulang kali mengalami krisis terutama setelah dihapusnya standar emas
dalam perekonomian. Penerus raja Mamluk yaitu Sultan Kirbugha menyatakan
fullus ditentukan nilainya dari beratnya dan bukan dari nominasinya, maka untuk

6
A.A. Islahi, Konsepsi Ekonomi Ibnu Taimiyah, terj Anshari T. Surabaya: Bina Ilmu, 1997, h.
177

31
Lembaga Keuangan Syariah: Suatu Kajian Teoritis Praktis

menambah jumlah fullus harus mengimpor tembaga dari negara-negara Eropa.


Percetakan uang menjadi industry dengan didirikannya pabrik percetakan fullus di
Kairo dan Alexandria. Kemudian terkait dengan praktik impor tembaga dari negara-
negara Eropa, Ibnu Taimiyah mengkritiknya sebagai bagian dari bisnis uang. Secara
garis besar ada lima hal yang disampaikan oleh Ibnu Taimiyah. Pertama,
perdagangan uang akan memicu inflasi. Kedua, hilangnya kepercayaan orang akan
stabilitas nilai uang akan mencegah orang melakukan kontrak jangka panjang dan
mendhalimi golongan masyarakat yang berpenghasilan tetap sebagai pegawai.
Ketiga, perdagangan domestik akan menurun karena kekhawatiran stabilitas nilai
uang. Keempat, perdagangan internasional akan menurun. Kelima, logam berharga
akan mengalir keluar dari negara.
2. Uang Menurut Al-Ghazali
Al-Ghazali berpendapat bahwa dalam ekonomi, uang dibutuhkan sebagai
nilai suatu barang. Dengan adanya uang sebagai ukuran nilai barang, maka uang
akan berfungsi pula sebagai media pertukaran. Uang diciptakan untuk melancarkan
pertukaran dan menetapkan nilai yang wajar dari pertukaran tersebut. Menurut Al-
Ghazali, uang diibaratkan cermin yang tidak mempunyai warna namun dapat
merefleksikan semua warna. Uang tidak mempunyai harga namun merefleksikan
harga semua barang, uang memberikan kegunaan jika uang itu dipergunakan untuk
membeli barang. Merujuk pada Al-Qur’an, Al-Ghazali mengecam orang yang
menimbun uang yang dikatakannya sebagai penjahat. Hal yang lebih buruk lagi
adalah orang yang melebur dinar dan dirham menjadi perhiasan emas dan perak,
kegiatan mereka lebih rendah dari penimbun uang. Peredaran uang palsu sangat
dikecam pula, namun konteks menurut jaman ini uang palsu adalah uang yang
kandungannya tidak sesuai dengan yang ditetapkan oleh Al-Ghazali. Menurut
beliau, mencetak dan mengedarkan uang palsu lebih berbahaya daripada mencuri,
sebab merugikan bagi siapapun yang menggunakannya. Al-Ghazali membolehkan
peredaran uang yang sama sekali tidak mengandung emas dan perak asalkan
pemerintah menyatakan sebagai alat pembayaran resmi 7.

7
Muhammad, Kebijakan Fiskal dan Moneter dalam Ekonomi Islam, Jakarta: Salemba Empat,
2002, h. 24-25

32
Lembaga Keuangan Syariah: Suatu Kajian Teoritis Praktis

3. Uang Menurut Ibnu Khaldun


Ibnu Khaldun dalam pendapatnya menyatakan bahwa kekayaan suatu negara
bukan ditentukan dari banyaknya uang, tetapi ditentukan oleh tingkat produksi
negara tersebut dan neraca pembayaran yang positif. Sektor produksilah yang
menjadi motor pembangunan, menyerap tenaga kerja, meningkatkan pendapatan
pekerja. Sejalan dengan pendapat Al-Ghazali, Ibnu Khaldun juga mengatakan
bahwa uang tidak harus mengandung emas dan perak, namun emas dan perak
menjadi standar nilai uang. Uang yang tidak mengandung emas dan perak
merupakan jaminan pemerintah, bahwa ia senilai sepersekian gram emas dan perak.
Sekali pemerintah menetapkan nilainya, maka pemerintah tidak boleh merubah
standar tersebut.

D. Peran Lembaga Keuangan


Dengan semakin berkembangnya aktivitas perekonomian masyarakat, maka
mereka membutuhkan suatu institusi yang bertugas untuk mengelola uang yang
mereka miliki. Hal inilah yang melahirkan lembaga keuangan, pada awalnya
lembaga keuangan modern yang muncul adalah bank. Lembaga keuangan bank
dibutuhkan sebagai suatu lembaga intermediary (perantara) antara pihak yang
surplus dana kepada pihak yang defisit dana. Perkembangan selanjutnya lembaga
keuangan bank maupun non bank semakin berkembang pesat di seluruh dunia
termasuk di Indonesia.
Menurut Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 792
Tahun 1990, lembaga keuangan diberi batasan sebagai semua badan yang
kegiatannya di bidang keuangan, melakukan penghimpunan dan penyaluran dana
kepada masyarakat terutama guna membiayai investasi perusahaan. Meski dalam
peraturan tersebut lembaga keuangan diutamakan untuk membiayai investasi
perusahaan namun peraturan tersebut tidak berarti membatasi kegiatan pembiayaan
lembaga keuangan hanya untuk investasi perusahaan. dalam kenyataannya, kegiatan
pembiayaan lembaga keuangan bisa diperuntukkan bagi investasi perusahaan,
kegiatan konsumsi dan kegiatan distribusi barang dan jasa.

33
Lembaga Keuangan Syariah: Suatu Kajian Teoritis Praktis

Secara umum lembaga keuangan dapat dikelompokkan dalam dua bentuk,


yaitu bank dan bukan bank. mengingat kegiatan utama dari lembaga keuangan
adalah menghimpun dan menyalurkan dana, maka perbedaan antara bank dan
lembaga keuangan bukan bank dapat dilihat melalui kegiatan utama masing-masing
lembaga keuangan tersebut.
Tabel 2.1.
Perbedaan Kedua Bentuk Lembaga Keuangan 8
Kegiatan Bank LKNB
Penghimpunan dana 1. Secara langsung berupa Hanya secara tidak langsung
simpanan dana masyarakat dari masyarakat (terutama
(tabungan, deposito, dan giro) melalui kertas berharga; dan
2. Secara tidak langsung dari bisa juga dari penyertaan,
masyarakat (surat berharga, pinjaman/kredit dari lembaga
penyertaan, pinjaman/kredit lain)
dari lembaga lain)
Penyaluran dana 1. Untuk tujuan modal kerja, 1. Terutama untuk tujuan
investasi, konsumsi investasi
2. Kepada badan usaha dan 2. Terutama kepada badan
individu usaha
3. Untuk jangka pendek, menengah 3. Terutama untuk jangka
dan panjang menengah dan panjang

Lembaga keuangan, baik bank maupun lembaga keuangan bukan bank,


mempunyai peran yang penting bagi aktivitas perekonomian. Peran strategis bank
dan lembaga keuangan bukan bank tersebut sebagai wahana yang mampu
menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan efisien ke arah
peningkatan taraf hidup masyarakat. Bank dan lembaga keuangan bukan bank
merupakan lembaga perantara keuangan sebagai prasarana pendukung yang amat
vital untuk menunjang kelancaran perekonomian. Lembaga keuangan berusaha
menyalurkan dana dari pihak yang surplus dana kepada pihak yang mengalami
defisit dana.
Peran penting lembaga keuangan baik bank maupun non bank dalam
perekonomian ialah 9:

8
Y Sri Susilo, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta: Salemba Empat, 2000, h. 3
9
Ibid, h. 8

34
Lembaga Keuangan Syariah: Suatu Kajian Teoritis Praktis

1. Pengalihan aset (asset transmutation)


Bank dan lembaga keuangan bukan bank akan memberikan pinjaman kepada
pihak yang membutuhkan dana dalam jangka waktu tertentu yang telah
disepakati. Sumber dana pinjaman tersebut diperoleh dari pemilik dana yaitu
unit surplus yang jangka waktunya dapat diatur sesuai keinginan pemilik
dana. Dalam hal ini bank dan lembaga keuangan bukan bank telah berperan
sebagai pengalih aset dari unit surplus (lenders) kepada unit defisit
(borrowers). Dalam kasus yang berbeda, pengalihan aset dapat pula terjadi
jika bank dan lembaga keuangan bukan bank menerbitkan sekuritas sekunder
(giro, deposito berjangka, dana pensiun dan sebagainya) yang kemudian
dibeli oleh unit surplus dan selanjutnya ditukarkan dengan sekuritas primer
(saham, obligasi, promes, commercial paper, dan sebagainya) yang
diterbitkan oleh unit defisit
2. Transaksi (transaction)
Bank dan lembaga keuangan bukan bank memberikan berbagai kemudahan
kepada pelaku ekonomi untuk melakukan transaksi barang dan jasa. Produk-
produk yang dikeluarkan oleh bank dan lembaga keuangan bukan bank (giro,
tabungan, deposito, saham, dan sebagainya) merupakan pengganti uang dan
dapat digunakan sebagai alat pembayaran
3. Likuiditas (liquidity)
Unit surplus dapat menempatkan dana yang dimilikinya dalam bentuk
produk-produk berupa giro, tabungan, deposito dan sebagainya. Produk-
produk tersebut masing-masing mempunyai tingkat likuiditas yang berbeda-
beda. Untuk kepentingan likuiditas pemilik dana, mereka dapat
menempatkan dananya sesuai dengan kebutuhan dan kepentingannya.
4. Efisiensi (efficiency)
Bank dan lembaga keuangan bukan bank dapat menurunkan biaya transaksi
dengan jangkauan pelayanannya. Peranan bank dan lembaga keuangan
bukan bank sebagai broker adalah mempertemukan pemilik dan pengguna
modal. Lembaga keuangan memperlancar dan mempertemukan pihak-pihak
yang saling membutuhkan.

35

Anda mungkin juga menyukai