Anda di halaman 1dari 5

KONSEP DAN TEORI UANG

Pengertian Uang

Secara bahasa atau pengertian etimologi uang dalam pandangan islam berasal dari kata al-
naqdu-nuqud yang berarti , menggenggam tunai dirham. Sedangkan secara terminologi uang
diartikan sebagai alat standar yang digunakan untuk mengukur nilai, media yang dapat
digunakan sebagai alat ukur, dan juga sebagai alat pembayaran yang tertunda yang telah
disepakati secara luas dan meluas yang dikeluarkan melalui beberapa aturan hukum sehingga
uang bisa digunakan dalam penyelesaian masalah kebutuhan dan kewajiban bagi individu.

Dalam ekonomi konvensional uang bermakna sebagai alat tukar, dan uang sebagai sebuah
capital. Yaitu jika kita memiliki sejumlah uang maka kita dapat memperoleh lebih banyak
keuntungan. Karena uang berfungsi sebagai sebuah tempat penyimpanan nilai yang dimana akan
terus berkembang menjadi sebuah Money of Demand for Speculation yang berarti uang sebagai
salah satu alat komoditi yang dimiliki negara yaitu alat komoditi perdagangan. Maka dari
menurut ekonomi konvensional melaksanakan dan menerapkan praktek riba atau bunga dapat
diakukan atau diperbolehkan atau juga dapat diarikan sebagai menimbun harta.

Sejarah Uang

Sejarah uang sangat terkait erat dengan sejarah peradaban manusia. Sejak manusia memulai
peradabannya dan keluar dari zaman batu, telah menciptakan berbagai bentuk barang yang
digunakan sebagai alat dalam tukar menukar. Ada tiga tahap penggunaan uang sebagai alat
perantara transakasi sepanjang sejarah manusia, yaitu: (1) menggunakan bahan makanan atau
alat bantu pekerjaan dan inilah awal jenis uang yang dipakai, (2) penggunaan emas dan perak
sebagai uang, dan (3) penggunaan uang kertas dan uang bank.

Kriteria Uang

Beberapa kriteria agar sesuatu dapat diakui sebagai uang menurut Kasmir antara lain:
a. Ada jaminan, uang harus diterbitkan dan dijamin oleh pemerintah negara tertentu.
b. Diterima umum, uang harus dapat diterima secara umum penggunaannya oleh masyarakat.
c. Nilai stabil, nilai uang harus stabil dan tetap serta diusahakan fluktuasinya sekecil mungkin.
d. Mudah disimpan, uang harus mudah disimpan diberbagai tempat, artinya uang harus
memiliki fleksibilitas seperti bentuk fisiknya yang tidak terlalu besar sehingga mudah dilipat
e. Mudah dibawa, uang harus mudah dibawa ke mana pun dengan kata lain mudah untuk
dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain.
f. Tidak mudah rusak, uang hendaknya tidak mudah rusak dalam berbagai kondisi, baik robek,
luntur, hancur, dan sebagianya.
g. Mudah dibagi, uang mudah dibagi menjadi nominal yang lebih besar atau kecil guna
memperlancar transaksi.
h. Penawaran harus elastis, agar transaksi dapat berjalan lancar maka jumlah uang yang beredar
di masyarakat haruslah mencukupi.

Fungsi Uang

Uang memiliki tiga fungsi, yaitu sebagai penyimpan nilai, unit hitung, dan media pertukaran.
Sebagai penyimpan nilai (store of value), uang adalah cara mengubah daya beli dari masa kini ke
masa depan. Sebagai unit hitung (unit of account), uang memberikan kaidah di mana harga
ditetapkan dan utang dicatat. Sebagai media pertukaran (medium of exchange), uang adalah apa
yang kita gunakan untuk membeli barang dan jasa.

Jenis Uang

1. Uang kartal

Uang Kartal adalah uang kertas dan uang logam yang beredar di masyarakat yang
dikeluarkan dan diedarkan otoritas moneter dalam hal ini adalah bank sentral. Uang kartal terdiri
dari uang kertas dan uang logam. Menurut Undang-undang Bank Sentral No. 13 tahun 1968
pasal 26 ayat 1, Bank Indonesia mempunyai hak tunggal untuk mengeluarkan uang logam dan
kertas. Hak tunggal untuk mengeluarkan uang yang dimiliki Bank Indonesia tersebut disebut hak
oktroi.
2. Uang logam

Uang logam biasanya terbuat dari emas atau perak karena emas dan perak memenuhi syarat-
syarat uang yang efesien. Karena harga emas dan perak yang cenderung tinggi dan stabil, emas
dan perak mudah dikenali dan diterima orang. Di samping itu, emas dan perak tidak mudah
musnah. Emas dan perak juga mudah dibagi-bagi menjadi unit yang lebih kecil. Di zaman
sekarang, uang logam tidak dinilai dari berat emasnya, namun dari nilai nominalnya. Nilai
nominal itu merupakan pernyataan bahwa sejumlah emas dengan berat tertentu terkandung di
dalamnya.

3. Uang kertas

Uang kertas adalah uang yang terbuat dari kertas dengan gambar dan cap tertentu dan
merupakan alat pembayaran yang sah. Menurut penjelasan UU No. 23 tahun 1999 tentang Bank
Indonesia, yang dimaksud dengan uang kertas adalah uang dalam bentuk lembaran yang terbuat
dari bahan kertas atau bahan lainnya (yang menyerupai kertas). Uang kertas mempunyai nilai
karena nominalnya. Oleh karena itu, uang kertas hanya memiliki dua macam nilai, yaitu nilai
nominal dan nilai tukar.

4. Uang Giral

Uang giral tercipta akibat semakin mendesaknya kebutuhan masyarakat akan adanya sebuah
alat tukar yang lebih mudah, praktis dan aman. Di Indonesia, bank yang berhak menciptakan
uang giral adalah bank umum selain bank Indonesia. Menurut UU No. 7 tentang Perbankan
tahun 1992, definisi uang giral adalah tagihan umum yang dapat digunakan sewaktu-waktu
sebagai alat pembayaran. Bentuk uang giral dapat berupa cek, giro, atau telegrafic transfer. Uang
giral bukan merupakan alat pembayaran yang sah. Artinya, masyarakat boleh menolak dibayar
dengan uang giral.

5. Uang Kuasi

Menurut Bank Indonesia uang kuasi adalah istilah ekonomi yang digunakan untuk
mendeskripsikan aset yang dapat diuangkan secara cepat. Uang kuasi terdiri deposito berjangka,
tabungan dan rekening tabungan valuta asing milik swasta domestik.

A. Teori Permintaan uang

Terdapat dua pandangan dalam teori permintaan uang, yaitu teori permintaan uang menurut
klasik dan teori permintaan uang menurut Keynesian, Menurut pandangan ekonomi klasik,
fungsi uang hanyalah sebagai alat tukar. Oleh sebab itu, jumlah uang yang diminta berbanding
proposional dengan tingkat produk atau pendapatan nasional. Bila tingkat produk nasional
meningkat, maka permintaan uang meningkat, begitu juga sebaliknya. Jumlah uang yang diminta
atau dipegang masyarakat bukanlah semata-mata nilai nominalnya, tapi juga nilai riilnya atau
daya belinya, yaitu nilai nominal dibandingkan dengan tingkat harga. Permintaan uang untuk
transaksi dipandang sebagai nilai liquiditas (L) dalam arti riil yang ada di tangan masyarakat.
Sementara L merupakan nilai nominal uang (Md) dibagi dengan tingkat harga P.

Uang Dalam Ekonomi Konvensional

Robertson dalam bukunya Money menyatakan, uang adalah segala sesuatu yang umum
diterima dalam pembayaran barang-barang. Sedangkan R.S. Sayers dalam bukunya Modern
Banking menyatakan, uang adalah segala sesuatu yang umum diterima sebagai pembayaran
utang. A.C. Pigou dalam bukunya the Veil of Money menyatakan bahwa, uang adalah segala
sesuatu yang umum dipergunakan sebagai alat penukar. Menurut Albert Gailort Hart menyatakan
uang adalah kekayaan dengan mana pemiliknya dapat melunaskan utangnya dalam jumlah yang
tertentu pada waktu itu juga.

Uang adalah sesuatu yang secara umum dapat diterima dan digunakan para pelaku ekonomi
di dalam pembayaran untuk pembelian barang-barang dan jasa-jasa serta untuk pembayaran
utang-utang. Dengan demikian uang dapat didefinisikan dari fungsi dan peran uang itu sendiri,
yaitu sebagai alat pertukaran, unit penghitung, penyimpan nilai dan sebagai alat pembayaran.

Uang Dalam Ekonomi Islam

Uang dalam ekonomi Islam secara etimologi berasal dari kata al-naqdu dan jamaknya adalah
an-nuqûd. Pengertiannya ada beberapa makna, yaitu al-naqdu berarti yang baik dari dirham,
menggenggam dirham, membedakan dirham, dan al-naqdu juga berarti tunai. Kata nuqûd tidak
terdapat dalam Al-Qur’an dan Hadis karena bangsa Arab umumnya tidak menggunakan nuqûd
untuk menunjukan harga. Mereka menggunakan kata dînâr dan untuk menunjukan mata uang
yang terbuat dari emas dan kata dirham untuk menunjukan alat tukar yang terbuat dari perak.

Dalam ekonomi Islam, terdapat dua jenis uang yang diakui yaitu dinar dan dirham. Dinar
adalah mata uang emas yang digunakan pada masa Nabi Muhammad SAW dan merupakan salah
satu mata uang tertua dalam sejarah dunia. Dinar digunakan sebagai standar dalam menentukan
nilai suatu barang atau jasa dan sebagai alat tukar yang sah dalam transaksi ekonomi. Dalam
ekonomi Islam, penggunaan dinar sebagai alat tukar disarankan karena nilai dinar stabil dan
tidak rentan terhadap inflasi. Dirham adalah mata uang perak yang juga digunakan pada masa
Nabi Muhammad SAW dan dianggap sebagai mata uang yang setara dengan dinar. Dirham
digunakan sebagai standar dalam menentukan nilai suatu barang atau jasa dan sebagai alat tukar
yang sah dalam transaksi ekonomi. Meskipun dinar dan dirham tidak lagi digunakan sebagai
mata uang resmi dalam banyak negara Islam, namun kedua mata uang ini masih sering
digunakan dalam transaksi ekonomi syariah.

Dalam ekonomi Islam, uang memiliki peran dan fungsi yang sama seperti yang ada pada
ekonomi konvensional, selama uang tidak dipandang sebagai suatu komoditas yang bisa
diperjualbelikan layaknya barang dan jasa serta harus berdasarkan dengan prinsip syariah.
Karena uang bukan merupakan komoditas, maka uang tidak identik dengan modal dan tidak
boleh dianggap sebagai modal. Sebagai alat tukar uang tidak boleh diendapkan. Uang harus terus
mengalir, bergulir dan berputar dalam masyarakat untuk digunakan dalam kegiatan ekonomi.
Karena itu konsep uang dalam ekonomi Islam adalah flow concept dan bukan stock concept.

Anda mungkin juga menyukai