Anda di halaman 1dari 18

UJIAN TENGAH SEMESTER GASAL

Jumlah Uang Beredar di Indonesia Periode 1996 2013

Nama

: Jechlien Melinda (3121032)

Mata Kuliah

: Seminar Perbankan dan Jasa Keuangan

FAKULTAS BISNIS dan EKONOMIKA


UNIVERSITAS SURABAYA
2014-2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Uang yang kita kenal sekarang ini telah mengalami proses perkembangan yang
panjang. Pada mulanya, masyarakat belum mengenal pertukaran karena setiap orang
berusaha memenuhi kebutuhannnya dengan usaha sendiri. Manusia berburu jika ia
lapar, membuat pakaian sendiri dari bahan-bahan yang sederhana, mencari buahbuahan untuk konsumsi sendiri; dengan kata lain, apa yang diperolehnya itulah yang
dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhannya.
Dalam ilmu ekonomi tradisional, uang didefinisikan sebagai setiap alat tukar
yang dapat diterima secara umum. Alat tukar itu dapat berupa benda apapun yang
dapat diterima oleh setiap orang di masyarakat dalam proses pertukaran barang dan
jasa. Dalam ilmu ekonomi modern, uang didefinisikan sebagai sesuatu yang tersedia
dan secara umum diterima sebagai alat pembayaran bagi pembelian barang-barang
dan jasa-jasa serta kekayaan berharga lainnya serta untuk pembayaran utang.
Beberapa ahli juga menyebutkan fungsi uang sebagai alat penunda pembayaran.
Keberadaan uang menyediakan alternatif transaksi yang lebih mudah daripada
barter yang lebih kompleks, tidak efisien, dan kurang cocok digunakan dalam sistem
ekonomi modern karena membutuhkan orang yang memiliki keinginan yang sama
untuk melakukan pertukaran dan juga kesulitan dalam penentuan nilai. Efisiensi yang
didapatkan dengan menggunakan uang pada akhirnya akan mendorong perdagangan
dan pembagian tenaga kerja yang kemudian akan meningkatkan produktifitas dan
kemakmuran.
Pada awalnya di Indonesia, uang dalam hal ini uang kartal diterbitkan oleh
pemerintah Republik Indonesia. Namun sejak dikeluarkannya UU No. 13 tahun 1968
pasal 26 ayat 1, hak pemerintah untuk mencetak uang dicabut. Pemerintah kemudian
menetapkan Bank Sentral, Bank Indonesia, sebagai satu-satunya lembaga yang berhak
menciptakan uang kartal. Hak untuk menciptakan uang itu disebut dengan hak oktroi.

Dalam penulisan makalah ini, penulis ingin mencoba untuk mengulas tentang
jumlah peredaran uang kartal dan uang giral di Indonesia yang terus mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam makalah ini akan membahas tentang deskripsi uang itu sendiri dan
jumlah peredaran uang di Indonesia dalam kurun waktu 1996 2013.
1.3 Tujuan Penulisan
Makalah ini ditulis untuk memenuhi tuntutan tugas Ujian Tengah Semester
mata kuliah Seminar Perbakan dan Jasa Keuangan, serta menambah wawasan penulis
maupun pembaca sendiri dalam mengetahui Jumlah Uang Beredar di Indonesia.
1.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang diharapkan oleh penulis dari makalah ini yaitu dapat
digunakan sebagai sumber acuan kepada penulis maupun pembaca sendiri dalam
mempelajari dan mengetahui Jumlah Uang Beredar di Indonesia.

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Deskripsi Uang
Dalam kehidupan sehari-hari, uang didefinisikan sebagai sesuatu yang disetujui
dan diterima oleh masyarakat sebagai alat perantara untuk melakukan pertukaran atau
perdagangan. Berdasarkan definisi tersebut, uang dapat berupa barang yakni pada
sistem pertukaran barter.
Dalam ilmu ekonomi tradisional uang dapat didefinisikan sebagai alat tukar yang
dapat diterima secara umum. Alat tukar itu berupa benda apa saja yang dapat diterima
oleh setiap orang di masyarakat dalam proses pertukaran barang danjasa. Sedangkan
uang dalam ilmu ekonomi modern, yang didefinisikan oleh beberapa ahli yaitu :
1. AC Pigou mengatakan bahwa uang adalah segala sesuatu yang dipergunakan
sebagai alat tukar.
2. DH Robertson mengatakan bahwa uang adalah sesuatu yang bisa diterima
dalam pembayaran untuk mendapatkan barang- barang.
3. RG Thomas mengatakan bahwa uang adalah sesuatu yang tersedia dan secara
umum diterima sebagai alat pembayaran bagi pembelian barang-barang dan
jasa-jasa serta kekayaan berharga lainnya serta untuk pembayaran utang.
4. RS. Sayers mengatakan bahwa uang adalah segala sesuatu yang diterima
sebagai pembayar utang.
5. Albert Gailorrt Hart mengatakan bahwa uang adalah kekayaan di mana si
pemilik dapat melunaskan utangnya dalamjumlah tertentu pada waktu itu juga.
6. Rollin G. Thomas mengatakan bahwa uang adalah segala sesuatu yang siap
sedia dan biasanya diterima umum dalam pembayaran pembelian barangbarang, jasa-jasa dan pembayaran utang.
7. Walker mendefinisikan uang dengan mengatakan: Money is what money
does. Artinya, uang adalah semua hal yang dapat dilakukan oleh uang itu.
Dengan kata lain, uang adalah uang karena fungsinya sebagai uang dan bukan
karena fungsi- fungsi yang lain.

8. Menurut Ensiklopedi Indonesia, uang adalah segala sesuatu yang biasanya


digunakan dan diterima secara umum sebagai alat penukar atau standar
pengukur nilai, yaitu standar daya beli, standar uang, dan garansi menanggung
utang.
2.2 Fungsi dan Tujuan Memegang Uang
Penggunaan uang oleh masyarakat karena uang memiliki empat fungsi :
1. Uang sebagai alat tukar-menukar (medium of exchange).
2. Uang sebagai satuan nilai (measure of value).
3. Uang sebagai standar atau ukuran pembayaran yang tertunda (standard for
deferred payments).
4. Uang sebagai alat penyimpan nilai dan kekayaan (store ofvalue and store of
wealth).
Berkaitan dengan fungsi-fungsi uang tersebut, maka seseorang yang memegang uang
setidaknya dilandasi tiga motif; yaitu :
1. Motif Transaksi (Transaction Motive) adalah dorongan orang memegang untuk
kebutuhan transaksi atau pembayaran, baik yang dilakukan oleh rumah tangga
konsumen ataupun rumah tangga perusahaan.
2. Motif Berjaga-jaga (Precautionary Motive). Keynes menganalisis teori
permintaan uang Klasik lebih jauh dari sekedar untuk transaksi. Permintaan
uang tersebut adalah untuk berjaga-jaga terhadap kebutuhan yang tak terduga
(unexpected need). Tersedianya uang di tangan untuk jaga-jaga memberikan
rasa aman menghadapi rekening yang tidak terduga (unexpected bill) misalnya
untuk biaya pengobatan dan perbaikan secara tiba-tiba.
3. Motif untuk Spekulasi (Speculative Motive). Pemikiran ini murni merupakan
ide dari Keynes. Tujuan seseorang memegang uang untuk spekulasi ini sesuai
dengan fungsi uang sebagai alat penyimpan nilai dan kekayaan. Dalam hal ini
uang dianggap sebagai aset. Permintaan untuk motif spekulasi ini terjadi karena
adanya faktor ketidakpastian (uncertainty) dan ekspektasi (expectation) yang
mempengaruhi seseorang dalam memegang uang.
2.3 Jenis Jenis Uang

Uang yang beredar dalam masyarakat dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu
uang kartal (sering pula disebut sebagai common money) dan uang giral. Uang kartal
adalah alat bayar yang sah dan wajib digunakan oleh masyarakat dalam melakukan
transaksi jual-beli sehari-hari, sedangkan yang dimaksud dengan uang giral adalah
uang yang dimiliki masyarakat dalam bentuk simpanan (deposito) yang dapat ditarik
sesuai kebutuhan. Untuk menarik uang giral, nasabah harus menggunakan cek.
1. Uang Kartal
Uang kartal terdiri dari uang kertas dan uang logam. Menurut Undang-undang
Bank Sentral No. 13 tahun 1968 pasal 26 ayat 1, Bank Indonesia mempunyai hak
tunggal untuk mengeluarkan uang logam dan kertas. Hak tunggal untuk mengeluarkan
uang yang dimiliki Bank Indonesia tersebut disebut hak oktroi.
Jenis Uang Kartal Menurut Lembaga Yang Mengeluarkannya
Menurut Undang-Undang Pokok Bank Indonesia No. 11/1953, terdapat dua jenis uang
kartal, yaitu uang negara dan uang bank.
Uang negara adalah uang yang dikeluarkan oleh pemerintah, terbuat dari kertas yang
memiliki ciri-ciri :

Dikeluarkan oleh pemerintah


Dijamin dengan undang-undang
Bertuliskan nama negara yang mengeluarkannya
Ditanda tangani oleh mentri keuangan

Namun, sejak berlakunya Undang-undang No. 13/1968, uang negara dihentikan


peredarannya dan diganti dengan Uang Bank.
Uang Bank adalah uang yang dikeluarkan oleh Bank Sentral berupa uang logam dan
uang kertas, Ciri-cirinya sebagai berikut.
Dikeluarkan oleh Bank Sentral
Dijamin dengan emas atau valuta asing yang disimpan di bank sentral
Bertuliskan nama bank sentral negara yang bersangkutan (di Indonesia : Bank
Indonesia)

Ditandatangani oleh gubernur bank sentral.


Jenis Uang Kartal Menurut Bahan Pembuatnya
a. Uang Logam
Uang logam biasanya terbuat dari emas atau perak karena emas dan perak
memenuhi syarat-syarat uang yang efesien. Karena harga emas dan perak yang
cenderung tinggi dan stabil, emas dan perak mudah dikenali dan diterima orang. Di
samping itu, emas dan perak tidak mudah musnah. Emas dan perak juga mudah
dibagi-bagi menjadi unit yang lebih kecil. Di zaman sekarang, uang logam tidak
dinilai dari berat emasnya, namun dari nilai nominalnya. Nilai nominal itu merupakan
pernyataan bahwa sejumlah emas dengan berat tertentu terkandung di dalamnya. Uang
logam memiliki tiga macam nilai :
Nilai Intrinsik yaitu nilai bahan untuk membuat mata uang.
Nilai Nominal, yaitu nilai yang tercantum pada mata uang atau cap harga yang
tertera pada mata uang.
Nilai Tukar, nilai tukar adalah kemampuan uang untuk dapat ditukarkan dengan
suatu barang (daya beli uang).
b. Uang Kertas
Uang kertas adalah uang yang terbuat dari kertas dengan gambar dan cap
tertentu dan merupakan alat pembayaran yang sah. Menurut penjelasan UU No. 23
tahun 1999 tentang Bank Indonesia, yang dimaksud dengan uang kertas adalah uang
dalam bentuk lembaran yang terbuat dari bahan kertas atau bahan lainnya (yang
menyerupai kertas).
Uang kertas mempunyai nilai karena nominalnya. Oleh karena itu, uang kertas
hanya memiliki dua macam nilai, yaitu nilai nominal dan nilai tukar.
2. Uang Giral
Uang giral tercipta akibat semakin mendesaknya kebutuhan masyarakat akan
adanya sebuah alat tukar yang lebih mudah, praktis dan aman. Di Indonesia, bank
yang berhak menciptakan uang giral adalah bank umum selain Bank Indonesia.

Menurut UU No. 7 tentang Perbankan tahun 1992, definisi uang giral adalah tagihan
yang ada di bank umum, yang dapat digunakan sewaktu-waktu sebagai alat
pembayaran. Bentuk uang giral dapat berupa cek, giro, atau telegrafic transfer. Uang
giral bukan merupakan alat pembayaran yang sah, artinya masyarakat boleh menolak
dibayar dengan uang giral.
3. Uang Kuasi (Quasi Money).
Uang kuasi adalah surat-surat berharga yang dapat dijadikan sebagai alat
pembayaran. Beberapa contoh uang kuasi antara lain deposito berjangka, tabungan,
dan obligasi pemerintah. Sebuah paham yang berpandangan luas menyatakan bahwa
yang termasuk uang adalah terdiri dari uang kartal, uang giral dan kuasi, sedangkan
paham yang berpandangan sempit menyatakan bahwa uang itu hanya terdiri dari uang
kartal dan uang giral. Dang kartal dan uang giral yang ada di masyarakat lazimnya
disebut jumlah uang beredar. Dalam sistem moneter Indonesia, uang kuasi terdiri dari
simpanan berjangka dan tabungan penduduk baik dalam Rupiah maupun valuta asing.

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Jumlah Uang Beredar
Jumlah uang beredar (money supply) adalah jumlah uang yang beredar dalam
sebuah perekonomian. Ada sebagian ahli yang mengkalifikasikan jumlah uang beredar
menjadi dua, yaitu:
1. Uang beredar dalam arti sempit atau disebut Narrow Money (M1), yang
terdiri dari uang kartal dan uang giral (demand deposit); dan
2. Uang beredar dalam arti luas atau Broad Money (M2), yang terdiri dari M1
ditambah dengan deposito berjangka (time deposit).
3.2 Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Uang Beredar
Di dalam kehidupan masyarakat, jumlah uang yang beredar ditentukan oleh
kebijakan dari bank sentral untuk menambah atau mengurangi jumlah uang melalui
kebijakan moneter. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah uang yang
beredar adalah:
1. Kebijakan Bank Sentral berupa hak otonom dan kebijakan moneter (meliputi:
politik diskonto, politik pasar terbuka, politik cash ratio, politik kredit selektif)
dalam mencetak dan mengedarkan uang kartal.
2. Kebijakan pemerintah melalui menteri keuangan untuk menambah peredaran
uang dengan cara mencetak uang logam dan uang kertas yang nominalnya
kecil.
3. Bank umum dapat menciptakan uang giral melalui pembelian saham dan surat
berharga.
4. Tingkat pendapatan masyarakat.
5. Tingkat suku bunga bank.
6. Selera konsumen terhadap suatu barang (semakin tinggi selera konsumen
terhadap suatu barang maka harga barang tersebut akan terdorong naik,
sehingga akan mendorong jumlah uang yang beredar semakin banyak,
demikian sebaliknya).
7. Harga barang.

8. Kebijakan kredit dari pemerintah.


3.3 Kebijakan Pemerintah dalam Mempengaruhi Jumlah Uang Beredar.
Secara garis besar terdapat dua jenis kebijakan yang dilakukan pemerintah
(Bank Indonesia dan Departemen Keuangan) dalam mengendalikan jumlah uang
beredar, yaitu :
1. Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter merupakan kebijakan yang dikeluarkan oleh Bank
Indonesia, yang dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Kebijakan moneter kuantitatif, yang meliputi:
o Poltik Pasar Terbuka
BI mengendalikan jumlah uang beredar dengan cara jual beli surat-surat
berharga. BI mempunyai instrumen yaitu Sertifikat Bank Indonesia
(SBI). Apabila jumlah uang beredar dalam masyarakat terlalu besar,
maka BI dapat menjual SBI kepada masyarakat (bank-bank umum).
Apabila bank umum membeli SBI artinya ada uang yang tersedot ke
pemerintah (BI), yang berarti jumlah uang beredar berkurang.
o Politk Diskonto dan bunga pinjaman.
BI dapat membeli surat-surat berharga bank-bank umum yang tingkat
likuiditasnya tinggi, dengan tingkat diskonto yang telah ditetapkan oleh
BI. BI juga bisa memberikan pinjaman kepada bank-bank umum, yang
artinya terjadi penambahan jumlah uang beredar. BI dapat juga
menaikkan bunga pinjaman kepada bank-bank umum, maka bank
umum akan mengurangi jumlah pinjamannya dari bank Indonesia.
o Politik merubah cadangan minimal bank-bank umum pada BI.
Setiap bank umum wajib mempunyai cadangan di BI dan jumlahnya
ditetapkan oleh BI. Istilahnya adalah reserve requirement. Apabila Bank
Indonesia menaikkan tingkat cadangan minimal bank-bank umum,
katakanlah dari 10% menjadi 15%, maka hal ini akan mengurangi
jumlah uang beredar, karena semakin besarnya modal bank-bank umum
yang harus disimpan di BI.
b. Kebijakan moneter kualitatif, yang meliputi:
o Pengawasan pinjaman secara selektif

Bank sentral mengawasi pinjaman dan investasi yang dilakukan oleh


bank-bank umum, agar bank-bank umum selektif dalam memberikan
kredit kepada debitur.
o Pembujukan moral
Bank sentral mengadakan pertemuan langsung dengan pimpinan bankbank umum untuk meminta langkah-langkah tertentu dalam rangka
membantu kebijaksanaan-kebijaksanaan yang diambil oleh pemerintah.
Melalui pembujukan moral ini, bak\nk sentral dapat meminta bank-bank
umum untuk menambah atau mengurangi pinjaman di semua sektor
atau hanya di sektor-sektor tertentu saja. Ataupun membuat perubahanperubahan tingkat bunga yang mereka tetapkan.
2. Kebijakan Fiskal (Pajak)
Kebijakan ini juga dapat mempengaruhi jumlah uang beredar, yaitu melalui
pajak. Apabila pemerintah, dalam hal ini Departemen Keuangan, memperluas
objek pajak, berarti akan lebih banyak uang yang tersedot ke pemerintah.
Dalam hal ini berarti jumlah uang beredar menjadi berkurang. Demikian pula
misalnya ketika pemerintah menaikkan pajak kendaraan bermotor pada tahun
1999 sebesar kurang lebih 100%, hal ini berarti terjadi penyerapan (absorbsi)
uang yang beredar.

3.4 Data Jumlah Uang Beredar di Indonesia

Tahun
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013

Uang Kartal
22.487,00
28.424,00
41.394,00
58.353,00
72.371,00
76.342,00
80.686,00
94.542,00
109.265,00
124.316,00
151.009,00
183.419,00
209.378,00
226.006,00
260.194,00
307.760,00
361.967,00
399.589,00

Uang Giral
41.602,00
49.919,00
59.803,00
6.628,00
89.815,00
101.389,00
111.253,00
129.257,00
144.553,00
157.589,00
210.064,00
277.423,00
257.001,00
289.818,00
345.184,00
415.231,00
479.755,00
487.474,00

Sumber: SEKI BI, Processed by Trade Data and Information Center,


Ministry of Trade

Jumlah Uang Beredar Di Indonesia Periode 1996-2013


(Milyar RP)
600000

500000

400000

Jumlah Uang

300000
Uang
Kartal

Uang giral

200000

100000

Tahun

Di Indonesia, jumlah permintaan uang tiap tahunnya selalu mengalami


peningkatan sehingga memberikan perubahan yang cukup signifikan pada jumlah
uang beredar. Bila dilihat dari grafik jumlah peredaran uang di Indonesia 1996 2013
maka sebagian besar akan kita dapati trend jumlah uang beredar yang terus meningkat
setiap tahunnya.
Pada grafik di atas, jumlah uang beredar berupa uang kartal setiap tahun selalu
mengalami peningkatan dan tidak pernah mengalami penurunan dari ke tahun. Jumlah
uang beredar tertinggi pada uang kartal tedapat pada tahun 2013 yaitu mencapai
399.589 milyar rupiah bila ditinjau dari segi total jumlah uang yang beredar,

sedangkan apabila ditinjau dari jumlah peningkatan maka jumlah peningkatan uang
beredar yang terendah terdapat pada tahun 2002, yaitu hanya meningkat sebesar
5,69% dan jumlah peningkatan uang kartal beredar yang tertinggi terdapat pada tahun
2012 di mana, mencapai 361.967 milyar rupiah, atau naik lebih dari 17% dari tahun
sebelumnya. Hal yang mungkin saja dapat menyebabkan uang kartal mengalami
jumlah peningkatan begitu drastis pada tahun 2012 yaitu faktor inflasi yang terjadi
pada saat itu ataupun faktor musiman yang pada umumnya sering terjadi.
Di awal tahun seperti tahun sebelumnya pada Triwulan I 2012, uang kartal
yang beredar terjadi penurunan rata-rata sebesar 1,70 persen dibanding Triwulan IV
tahun 2011. Penurunan peredaran uang kartal di awal tahun disebabkan masa libur
telah usai, dimana transaksi pembayaran tunai konsumsi rumah tangga lebih sedikit
dilakukan. Konsumsi rumah tangga dalam menghadapi tahun ajaran baru cukup
berpengaruh terhadap peningkatan peredaran uang kartal di akhir Triwulan II, dimana
pada bulan Juni volume uang kartal naik 6,75 persen menjadi Rp314,67 triliun.

Selama tahun 2012 inflasi cukup terkendali dan bergerak cukup rendah hanya
4,3 persen. Inflasi tertinggi terjadi pada Agustus 2012 sebesar 0,95 persen Inflasi
terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks seluruh
kelompok pengeluaran, dimana kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga memberi

kontribusi tertinggi sebesar 1,70 persen, kelompok transpor, komunikasi, dan jasa
keuangan 1,50 persen, kelompok bahan makanan 1,48 persen, kelompok sandang 0,86
persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,67 persen,
kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,26 persen dan yang terendah
kelompok kesehatan 0,24 persen. Jumlah uang kartal yang beredar pada Triwulan III
terutama pada bulan Agustus naik sebesar 3,70 persen dari bulan sebelumnya
mencapai Rp327,01 triliun. Kenaikan ini disebabkan konsumsi masyarakat yang
meningkat saat Ramadhan dan perayaan Idul Fitri yang juga berdekatan dengan awal
tahun ajaran baru sekolah.
Seperti biasa setelah perayaan keagamaan dan libur hari raya terjadi penurunan
konsumsi masyarakat yang diikuti dengan penurunan volume uang kartal yang
beredar. Hal inipun terjadi pada bulan September dimana uang kartal yang beredar
turun 0,46 persen menjadi Rp325,57 triliun dan inflasi yang terjadi hanya sebesar 0,01
persen.
Di akhir Triwulan IV, pada Desember 2012 uang kartal yang beredar sebanyak
Rp361,97 triliun atau naik 10,67 persen dari bulan sebelumnya untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat yang merayakan Natal dan tahun baru serta masyarakat yang
akan berlibur akhir tahun. Peningkatan ini lebih tinggi dibandingkan yang terjadi pada
pertengahan tahun. Namun inflasi yang terjadi lebih rendah dibandingkan pada
Agustus 2012 yaitu hanya 0,54 persen. Jika pada Agustus inflasi yang tertinggi pada
sektor pendidikan, rekreasi dan olah raga, pada Desember kenaikan harga tertinggi
ditunjukkan oleh kenaikan indeks kelompok bahan makanan 1,59 persen; kelompok
makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,29 persen; kelompok transpor,
komunikasi, dan jasa keuangan 0,26 persen; kelompok sandang 0,24 persen;
kelompok kesehatan 0,18 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan
bakar 0,17 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,05 persen.
Sama halnya dengan uang kartal peningkatan uang giral juga dapat dilihat
cukup bervariasi dari tahun ke tahun, hanya saja pada uang giral terdapat dua kali
penurunan yang begitu signifikan. Penurunan yang pertama pada tahun 1999 di mana,
penurunan yang terjadi yaitu dari 59.803 milyar rupiah menurun hingga 6.628 milyar

rupiah. Penurunan jumlah uang beredar yang kedua pada uang giral terjadi juga pada
tahun 2008, namun tidak begitu drastis seperti penurunan yang terjadi pada tahun
1999. Penurunan tahun 2008 hanya berkisar 7% dari tahun 2007 atau sekitar 20.422
milyar rupiah. Jumlah peningkatan uang beredar tertinggi pada uang giral yaitu berada
pada tahun 2011, peningkatannya sebesar 20,29% atau mencapai 415.231 milyar
rupiah. Dalam peredaran uang giral, jumlah uang beredar tertinggi yaitu pada tahun
2013 sebesar 487.474 milyar rupiah.

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Akhir dari makalah ini dapat disimpulkan kembali bahwa uang didefinisikan
sebagai sesuatu yang disetujui dan diterima oleh masyarakat sebagai alat perantara
untuk melakukan pertukaran atau perdagangan.

Uang digunakam oleh masyarakat

karena uang memiliki fungsi sebagai alat tukar menukar, sebagai satuan nilai,
sebagai standar atau ukuran pembayaran, dan sebagai alat penyimpanan, sedangkan
motif memegang uang meliputi motif untuk transaksi, motif berjaga jaga, serta motif
untuk berspekulasi. Uang dapat digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu uang kartal,
uang giral, dan uang kuasi.
Jumlah uang beredar (money supply) adalah jumlah uang yang beredar dalam
sebuah perekonomian suatu negara. Di dalam kehidupan masyarakat, jumlah uang
yang beredar ditentukan oleh kebijakan dari bank sentral untuk menambah atau
mengurangi jumlah uang melalui kebijakan moneter. Di Indonesia jumlah uang
beredar dari periode 1996 2013 memperlihatkan sebagian besar jumlah uang beredar
yang terus meningkat setiap tahunnya, walaupun ada yang mengalami penurunan
tetapi tidak bertahan lama.
4.2 Saran
Bank Indonesia harus mampu mengendalikan jumlah uang beredar dengan
sebaiknya agar tidak menyebabkan kestabilan nilai uang menjadi tidak terpelihara dan
tidak memicu kemakmuran masyarakat secara keseluruhan mengalami penurunan,
namun sebaiknya dalam hal pengendalian jumlah uang beredar Bank Indonesia juga
tidak perlu terlalu intervensi agar tidak mempersulit atau menyebabkan aktivitas
ekonomi menjadi terkendala dan lesu.

DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Uang
http://www.kemendag.go.id/id/economic-profile/economic-indicators/amount-ofcirculate-money
http://littlesweetenemy7.blogspot.com/2012/05/uang-teori-uang-dan-motifmemegang-uang.html
http://avychapy.wordpress.com/about/materi-e-mon/teori-jumlahuang-beredar/

Anda mungkin juga menyukai