Anda di halaman 1dari 6

SEJARAH UANG

A.    Pengertian Uang
Uang dalam ilmu ekonomi tradisional didefinisikan sebagai setiap alat tukar yang dapat
diterima secara umum. Alat tukar itu dapat berupa benda apapun yang dapat diterima oleh setiap
orang di masyarakat dalam proses pertukaran barang dan jasa. Dalam ilmu ekonomi modern,
uang didefinisikan sebagai sesuatu yang tersedia dan secara umum diterima sebagai alat
pembayaran bagi pembelian barang-barang dan jasa-jasa serta kekayaan berharga lainnya serta
untuk pembayaran utang. Beberapa ahli juga menyebutkan fungsi uang sebagai alat penunda
pembayaran.
Definisi para ahli tentang uang dalam perekonomiam modern
a)      A.C Piguo dalam bukunya The Veil Of Money yang dimaksud uanga adalah alat tukar.
b)      D.H Robertson dalam bukunya Money yang dimaksud dengan uang adalah sesuatu yang bisa
diterima dalam pembayaran untuk mendapatkan barang.
c)      R.G Thomas dalam bukunya Our Modern Banking menjelaskan bahwa uang   adalah seseuatu
yang tersedia dan diterima umum sebagai alat pembayaran bagi pembelian barang-barabg dan
jasa-jasa serta kekayaan berharga lainnya.
Keberadaan uang menyediakan alternatif transaksi yang lebih mudah
daripada barter yang lebih kompleks, tidak efesien, dan kurang cocok digunakan dalam sistem
ekonomi modern karena membutuhkan orang yang memiliki keinginan yang sama untuk
melakukan pertukaran dan juga kesulitan dalam penentuan nilai. Efesiensi yang didapatkan
dengan menggunakan uang pada akhirnya akan mendorong perdagangan dan pembagian tenaga
kerja yang kemudian akan meningkatkan produktifitas dan kemakmuran.
Pada awalnya di Indonesia, uang —dalam hal ini uang kartal— diterbitkan oleh
pemerintah Republik Indonesia. Namun sejak dikeluarkannya UU No. 13 tahun 1968 pasal 26
ayat 1, hak pemerintah untuk mencetak uang dicabut. Pemerintah kemudian menetapkan Bank
Sentral, Bank Indonesia, sebagai satu-satunya lembaga yang berhak menciptakan uang kartal.
Hak untuk menciptakan uang itu disebut dengan hak oktroi.

B.     Sejarah Uang
Uang yang kita kenal sekarang ini telah mengalami proses perkembangan yang panjang.
Pada mulanya, masyarakat belum mengenal pertukaran karena setiap orang berusaha memenuhi
kebutuhannnya dengan usaha sendiri. Manusia berburu jika ia lapar, membuat pakaian sendiri
dari bahan-bahan yang sederhana, mencari buah-buahan untuk konsumsi sendiri; singkatnya, apa
yang diperolehnya itulah yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhannya.
Perkembangan selanjutnya mengahadapkan manusia pada kenyataan bahwa apa yang
diproduksi sendiri ternyata tidak cukup untuk memenuhui seluruh kebutuhannya. Untuk
memperoleh barang-barang yang tidak dapat dihasilkan sendiri, mereka mencari orang yang mau
menukarkan barang yang dimiliki dengan barang lain yang dibutuhkan olehnya. Akibatnya
muncullah sistem barter’, yaitu barang yang ditukar dengan barang.
Namun pada akhirnya, banyak kesulitan-kesulitan yang dirasakan dengan sistem ini. Di
antaranya adalah kesulitan untuk menemukan orang yang mempunyai barang yang diinginkan
dan juga mau menukarkan barang yang dimilikinya serta kesulitan untuk memperoleh barang
yang dapat dipertukarkan satu sama lainnya dengan nilai pertukaran yang seimbang atau hampir
sama nilainya. Untuk mengatasinya, mulailah timbul pikiran-pikiran untuk menggunakan benda-
benda tertentu untuk digunakan sebagai alat tukar. Benda-benda yang ditetapkan sebagai alat
pertukaran itu adalah benda-benda yang diterima oleh umum (generally accepted), benda-benda
yang dipilih bernilai tinggi (sukar diperoleh atau memiliki nilai magis dan mistik), atau benda-
benda yang merupakan kebutuhan primer sehari-hari; misalnya garam yang oleh orang Romawi
1
digunakan sebagai alat tukar maupun sebagai alat pembayaran upah. Pengaruh orang Romawi
tersebut masih terlihat sampai sekarang; orang Inggris menyebut upah sebagai salary yang
berasal dari bahasa Latin salarium yang berarti garam.
Barang-barang yang dianggap indah dan bernilai, seperti kerang, pernah dijadikan
sebagai alat tukar sebelum manusia menemukan uang logam. Meskipun alat tukar sudah ada,
kesulitan dalam pertukaran tetap ada. Kesulitan-kesulitan itu antara lain karena benda-benda
yang dijadikan alat tukar belum mempunyai pecahan sehingga penentuan nilai uang,
penyimpanan (storage), dan pengangkutan (transportation) menjadi sulit dilakukan serta timbul
pula kesulitan akibat kurangnya daya tahan benda-benda tersebut sehingga mudah hancur atau
tidak tahan lama.
Kemudian muncul apa yang dinamakan dengan uang logam. Logam dipilih sebagai alat
tukar karena memiliki nilai yang tinggi sehingga digemari umum, tahan lama dan tidak mudah
rusak, mudah dipecah tanpa mengurangi nilai, dan mudah dipindah-pindahkan. Logam yang
dijadikan alat tukar karena memenuhi syarat-syarat tersebut adalah emas dan perak. Uang logam
emas dan perak juga disebut sebagai uang penuh (full bodied money). Artinya, nilai intrinsik
(nilai bahan) uang sama dengan nilai nominalnya (nilai yang tercantum pada mata uang
tersebut). Pada saat itu, setiap orang berhak menempa uang, melebur, menjual atau memakainya,
dan mempunyai hak tidak terbatas dalam menyimpan uang logam.
Sejalan dengan perkembangan perekonomian, timbul kesulitan ketika perkembangan
tukar-menukar yang harus dilayani dengan uang logam bertambah sementara jumlah logam
mulia (emas dan perak) sangat terbatas.Penggunaan uang logam juga sulit dilakukan untuk
transaksi dalam jumlah besar sehingga diciptakanlah uang kertas
Mula-mula uang kertas yang beredar merupakan bukti-bukti pemilikan emas dan perak
sebagai alat/perantara untuk melakukan transaksi. Dengan kata lain, uang kertas yang beredar
pada saat itu merupakan uang yang dijamin 100% dengan emas atau perak yang disimpan di
pandai emas atau perak dan sewaktu-waktu dapat ditukarkan penuh dengan jaminannya. Pada
perkembangan selanjutnya, masyarakat tidak lagi menggunakan emas (secara langsung) sebagai
alat pertukaran. Sebagai gantinya, mereka menjadikan ‘kertas-bukti’ tersebut sebagai alat tukar.

C.    Jenis-Jenis Uang
1.      Logam Emas dan Perak, dipilih karena :
a.       Dengan terbatasnya emas dan perak maka nilainya cukup tinggi, dan stabil.
b.      Tidak mudah usang/hancur.
c.       Mudah dikenali.
d.      Dapat di pecah kedalam unit-unit yang lebih kecil.
2.      Uang Kertas
Pada awalnya dilakukan sebagai alat untuk dijadikan sebagai alat bukti/kontrak/perjanjian
pembayaran atas permintaan.
a.       Uang kertas dijamin sepenuhnya, artinya uang kertas tersebut didukung oleh emas dan dapat
ditukarkan (Convertible) dengan emas tersebut.
b.      Uang kertas dijamin sebagian (Fractionally Backed), artinya bank dapat menerbitkan lebih
banyak uang yang di cairkan menjadi emas dari pada jumlah emas yang tersimpan di lemari besi.
Uang disini daapat diinvestasikan secara menguntungkan dalam bentuk pemberian pinjaman
yang menghasilkan pembayaran bunga kepada perusahaan dan rumah tangga
c.       Uang fiat, (Fiat Money), artinya uang yang dinyatakan oleh pemerintah sebagai alat
pembayaran yang syah secara hukum (Legal tender) dan harus diterima bila diserahkan untuk
pembelian atau pelunasan hutang. Saat ini hampir semua mata uang adalah uang fiat.
3.      Uang Giral (Deposit Money)

2
Adalah uang yang disimpan masyarakat dalam bentuk simpanan di bank- bank komersil
yang dapat ditarik bila dibutuhkan. Penarikan uang tersebut dilakukan melalui selembar kertas
yang di sebut Cek. Cek dapat diartikan pula sebagai perintah kepada bank untuk membayar
kepada orang yang ditunjuk sejumlah uang yang dikreditkan pada rekening tersebut.

D.    Nilai Mata Uang
-        Nilai Nominal adalah nilai yang tertera pada uang tersebut.
-        Nilai Intrinsik adalah nilai dari bahan yang dipergunakan untuk membuat mata uang tersebut.
-        Nilai Riil (Nilai Internal) adalah nilai uang yang diukur dengan kemampuan uang tersebut untuk
ditukar dengan barang atau jasa.
-        Nilai Eksternal adalah nilai uang yang diukur dengan kemampuannya untuk ditukarkan dengan
valuta asing.

E.     Fungsi Uang
Secara umum, uang memiliki fungsi sebagai perantara untuk pertukaran barang dengan
barang, juga untuk menghidarkan perdagangan dengan cara barter. Secara lebih rinci, fungsi
uang dibedalan menjadi dua: fungsi asli dan fungsi turunan.
Fungsi asli uang ada tiga, yaitu sebagai alat tukar, sebagai satuan hitung, dan sebagai
penyimpan nilai.
Uang berfungsi sebagai alat tukar atau medium of exchange yang dapat mempermudah
pertukaran. Orang yang akan melakukan pertukaran tidak perlu menukarkan dengan barang,
tetapi cukup menggunakan uang sebagai alat tukar. Kesulitan-kesulitan pertukaran dengan
cara barter dapat diatasi dengan pertukaran uang.
Uang juga berfungsi sebagai satuan hitung (unit of account) karena uang dapat digunakan
untuk menunjukan nilai berbagai macam barang/jasa yang diperjualbelikan, menunjukkan
besarnya kekayaan, dan menghitung besar kecilnya pinjaman. Uang juga dipakai untuk
menentukan harga barang/jasa (alat penunjuk harga). Sebagai alat satuan hitung, uang berperan
untuk memperlancar pertukaran.
Selain itu, uang berfungsi sebagai alat penyimpan nilai (valuta) karena dapat digunakan
untuk mengalihkan daya beli dari masa sekarang ke masa mendatang. Ketika seorang penjual
saat ini menerima sejumlah uang sebagai pembayaran atas barang dan jasa yang dijualnya, maka
ia dapat menyimpan uang tersebut untuk digunakan membeli barang dan jasa di masa
mendatang.
Selain ketiga hal di atas, uang juga memiliki fungsi lain yang disebut sebagai fungsi
turunan. Fungsi turunan itu antara lain uang sebagai alat pembayaran, sebagai alat pembayaran
utang, sebagai alat penimbun atau pemindah kekayaan (modal), dan alat untuk
meningkatkan status sosial.

F.     Syarat-Syarat Uang
Suatu benda dapat dijadikan sebagai “uang” jika benda tersebut telah memenuhi syarat-
syarat tertentu. Pertama, benda itu harus diterima secara umum (acceptability). Agar dapat diakui
sebagai alat tukar umum suatu benda harus memiliki nilai tinggi atau —setidaknya— dijamin
keberadaannya oleh pemerintah yang berkuasa. Bahan yang dijadikan uang juga harus tahan
lama (durability), kualitasnya cenderung sama (uniformity), jumlahnya dapat memenuhi
kebutuhan masyarakat serta tidak mudah dipalsukan (scarcity).
Uang juga harus mudah dibawa, portable, dan mudah dibagi tanpa mengurangi nilai
(divisibility), serta memiliki nilai yang cenderung stabil dari waktu ke waktu (stability of value).
3
G.    Pengaruh Uang terhadap Perekonomian
Uang yang merupakan alat pembayaran untuk memenuhi kebutuhan manusia tentu saja
memiliki pengaruh yang besar terhadap perekonomian nasional maupun internasional. Dalam hal
ini, uang memiliki fungsi dinamis yaitu untuk menentukan kegiatan perekonomian terutama
dalam kegiatan moneter dan fiskal. Kebijakan negara atau seseorang kadang-kadang dipengaruhi
oleh beredarnya uang di masyarakat. Uang turut mempengaruhi naiknya harga barang-barang
atau mungkin kebalikannya berakibat turunnya harga barang-barang tersebut.
Sebagai contoh, kebijakan yang diambil oleh pemerintah dalam menghadapi inflasi jelas
merupakan akibat dari pengaruh uang yang mengakibatkan harga bahan-bahan pokok meningkat
drastis. Oleh karena itu, pemerintah berusaha untuk menstabilkan lalu lintas uang dengan
mengeluarkan kebijakan mengenai arus peredaran barang dan jasa di masyarakat agar dampak
negatif uang dapat tertanggulangi.

H.    Pengertian Bank
Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan dengan
kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan promes atau
yang dikenal sebagai bank note. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti tempat
penukaran uang. Sedangkan menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10
Tahun 1998.
Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah
badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

I.       Sejarah Bank di Indonesia


Sejarah perbankan di Indonesia tidak terlepas dari zaman penjajahan Hindia Belanda.
Pada masa itu De javasche Bank, NV didirikan di Batavia pada tanggal 24 Januari 1828
kemudian menyusul Nederlandsche Indische Escompto Maatschappij, NV pada tahun 1918
sebagai pemegang monopoli pembelian hasil bumi dalam negeri dan penjualan ke luar negeri.
serta terdapat beberapa bank yang memegang peranan penting di Hindia Belanda. Bank-bank
yang ada itu antara lain:
1. De Javasce NV.
2. De Post Poar Bank.
3. Hulp en Spaar Bank.
4. De Algemenevolks Crediet Bank.
5. Nederland Handles Maatscappi (NHM).
6. Nationale Handles Bank (NHB).
7. De Escompto Bank NV.
8. Nederlansche Indische Handelsbank.
Di samping itu, terdapat pula bank-bank milik orang Indonesia dan orang-orang asing
seperti dari Tiongkok, Jepang, dan Eropa. Bank-bank tersebut antara lain:
1. NV. Nederlandsch Indische Spaar En Deposito Bank
2. Bank Nasional indonesia.
3. Bank Abuan Saudagar.
4. NV Bank Boemi.
5. The Chartered Bank of India, Australia and China
6. Hongkong & Shanghai Banking Corporation
7. The Yokohama Species Bank.
4
8. The Matsui Bank.
9. The Bank of China.
10. Batavia Bank.
Di zaman kemerdekaan, perbankan di Indonesia bertambah maju dan berkembang lagi.
Beberapa bank Belanda dinasionalisir oleh pemerintah Indonesia. Bank-bank yang ada di zaman
awal kemerdekaan antara lain:
1. NV. Nederlandsch Indische Spaar En Deposito Bank (saat ini Bank OCBCNISP),
didirikan 4 April 1941 dengan kantor pusat di Bandung
2. Bank Negara Indonesia, yang didirikan tanggal 5 Juli 1946 yang sekarang dikenal dengan
BNI '46.
3. Bank Rakyat Indonesia yang didirikan tanggal 22 Februari 1946. Bank ini berasal dari De
Algemenevolks Crediet Bank atau Syomin Ginko.
4. Bank Surakarta Maskapai Adil Makmur (MAI) tahun 1945 di Solo.
5. Bank Indonesia di Palembang tahun 1946.
6. Bank Dagang Nasional Indonesia tahun 1946 di Medan.
7. Indonesian Banking Corporation tahun 1947 di Yogyakarta, kemudian menjadi Bank
Amerta.
8. NV Bank Sulawesi di Manado tahun 1946.
9. Bank Dagang Indonesia NV di Samarinda tahun 1950 kemudian merger dengan Bank
Pasifik.
10. Bank Timur NV di Semarang berganti nama menjadi Bank Gemari. Kemudian merger
dengan Bank Central Asia (BCA) tahun 1949.
Di Indonesia, praktek perbankan sudah tersebar sampai ke pelosok pedesaan. Lembaga
keuangan berbentuk bank di Indonesia berupa Bank Umum, Bank Perkreditan Rakyat (BPR),
Bank Umum Syari'ah, dan juga BPR Syari'ah (BPRS).

J.      Fungsi Bank
Jasa bank sangat penting dalam pembangunan ekonomi suatu Negara. Jasa perbankan
pada umumnya terbagi atas dua tujuan. Pertama, sebagai penyedia mekanisme dan alat
pembayaran yang efesien bagi nasabah. Untuk ini, bank menyediakan uang tunai, tabungan, dan
kartu kredit. Ini adalah peran bank yang paling penting dalam kehidupan ekonomi. Tanpa adanya
penyediaan alat pembayaran yang efesien ini, maka barang hanya dapat diperdagangkan dengan
cara barter yang memakan waktu.
Kedua, dengan menerima tabungan dari nasabah dan meminjamkannya kepada pihak
yang membutuhkan dana, berarti bank meningkatkan arus dana untuk investasi dan pemanfaatan
yang lebih produktif. Bila peran ini berjalan dengan baik, ekonomi suatu negara akan menngkat.
Tanpa adanya arus dana ini, uang hanya berdiam di saku seseorang, orang tidak dapat
memperoleh pinjaman dan bisnis tidak dapat dibangun karena mereka tidak memiliki dana
pinjaman.
Jasa perbankan sebenarnya sangat banyak, hanya saja sedikit sekali masyarakat yang
mengetahuinya. Tujuan dan manfaatnya pun sangat baik bagi para nasabah. Akan tetapi banyak
yang memanfaatkannya untuk tindakan kriminal, seperti pembobolan ATM dan pemalsuan buku
tabungan dan lain-lain

K.    Percetakan Uang di Indonesia


Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (PERUM PERURI) adalah
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ditugasi untuk mencetak uang rupiah (baik uang
kertas maupun uang logam) bagi Republik Indonesia, sesuai dengan Peraturan Pemerintah

5
Nomor 32 tahun 2006. Selain mencetak uang rupiah Republik Indonesia, juga mencetak produk
sekuriti lainnya, termasuk cetakan kertas berharga non uang dan logam non uang.
PERUM PERURI didirikan pada tanggal 15 September 1971, dan merupakan gabungan
dari dua Perusahaan yaitu PN. Pertjetakan Kebajoran atau PN. PERKEBA, dan PN. Artha Yasa.
Pendirian ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor : 60 tahun 1971, selanjutnya diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor: 25 tahun 1982, kemudian diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 34 tahun 2000 dan disempurnakan untuk terakhir kalinya melalui Peraturan
Pemerintah Nomor 32 tahun 2006.
Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2006 di atas, Perum Percetakan Uang
Republik Indonesia (PERUM PERURI) diberikan tugas dan wewenang untuk mencetak lima
produk unggulan, yakni uang Republik Indonesia yang meliputi uang kertas dan uang logam,
paspor RI, pita cukai, meterai dan sertifikat tanah. Setiap produk yang dicetak oleh Perum Peruri
mempunyai ciri khusus yang mengutamakan segi-segi pengamanan, mengingat dokumen
tersebut merupakan dokumen negara yang sangat vital. Oleh karena itu, Perum Peruri selalu
memfokuskan unsur-unsur sekuriti atau security feature pada setiap produk cetakannya.

PENUTUP

Kesimpulan
Uang dalam ilmu ekonomi tradisional didefinisikan sebagai setiap alat tukar yang dapat
diterima secara umum. Alat tukar itu dapat berupa benda apapun yang dapat diterima oleh setiap
orang di masyarakat dalam proses pertukaran barang dan jasa. Dalam ilmu ekonomi modern,
uang didefinisikan sebagai sesuatu yang tersedia dan secara umum diterima sebagai alat
pembayaran bagi pembelian barang-barang dan jasa-jasa serta kekayaan berharga lainnya serta
untuk pembayaran utang. Beberapa ahli juga menyebutkan fungsi uang sebagai alat penunda
pembayaran.
Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan dengan
kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan promes atau
yang dikenal sebagai banknote.
Dari uraian makalah diatas diharapkan bias menambah pengetahuan para pembaca
sekalian mengenai Uang, Bank serta Percetakan Uang di Indonesia.
Besar harapan kami semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis khusunya dan juga
bagii para pembaca umumnya terutama untuk cievitas akademika di Universitas Gunadarma.

Anda mungkin juga menyukai