Anda di halaman 1dari 9

TUGAS

MAKALAH TENTANG UANG

KELOMPOK 3
KETUA : M. IKRAM
SEKERTARIS : DANDA
ANGGOTA : RIO
: IDWAR
: M. AMIRUL
: MISWAR
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, berkat rahmat dan karunia-Nya
saya dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat waktu guna memenuhi tugas
Makalah yang berjudul “Uang”.
Makalah ini di buat dengan cara mengumpulkan materi-materi dari buku,internet dan
berbagai pihak yang membantu. Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah memebantu dalam penyusunan makalah ini.
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar dalam makalah ini. Oleh
karena itu, saya menerima kritik dan saran yang berguna untuk perbaikan makalah ini.
Semoga masakalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Palopo, Januari 2020

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Uang merupakan alat pembayaran yang berlaku sekarang untuk semua transaksi
jual-beli baik secara langsung maupun tidak secara langsung. Keberadaan uang
menyediakan alternatif transaksi yang lebih mudah dari pada barter yang lebih kompleks,
tidak efisien, dan kurang cocok digunakan dalam sistem ekonomi modern karena
membutuhkan orang yang memiliki keinginan yang sama untuk melakukan pertukaran
dan juga kesulitan dalam penentuan nilai. Efisiensi yang didapatkan dengan
menggunakan uang pada akhirnya akan mendorong perdagangan dan pembagian tenaga
kerja yang kemudian akan meningkatkan produktifitas dan kemakmuran Pada umumnya
Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima Simpanan,
Giro, Tabungan dan Deposito. Kemudian Bank dikenal juga sebagai tempat untuk
meminjam uang (kredit) bagi masyarakat yang membutuhkannya. Disamping itu bank
juga dikenal untuk menukar uang, atau menerima segala bentuk pembayaran seperti
pembayaran listrik, telepon, air, pajak, uang kuliah dan sebagainya.

B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan Pengertian Uang
2. Menjelaskan Sejarah Uang
3. Menjelaskan Jenis Uang
4. Menjelaskan Fungsi uang
5. Menjelaskan Syarat Uang
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Uang
Uang dalam ilmu ekonomi tradisional didefinisikan sebagai setiap alat tukar yang
dapat diterima secara umum. Alat tukar itu dapat berupa benda apapun yang dapat
diterima oleh setiap orang di masyarakat dalam proses pertukaran barang dan jasa. Dalam
ilmu ekonomi modern, uang didefinisikan sebagai sesuatu yang tersedia dan secara umum
diterima sebagai alat pembayaran bagi pembelian barang-barang dan jasa-jasa serta
kekayaan berharga lainnya serta untuk pembayaran utang. Beberapa ahli juga
menyebutkan fungsi uang sebagai alat penunda pembayaran. Definisi para ahli tentang
uang dalam perekonomiam modern
a. A.C Piguo dalam bukunya The Veil Of Money yang dimaksud uanga adalah alat
tukar.
b. D.H Robertson dalam bukunya Money yang dimaksud dengan uang adalah sesuatu
yang bisa diterima dalam pembayaran untuk mendapatkan barang.
c. R.G Thomas dalam bukunya Our Modern Banking menjelaskan bahwa uang adalah
seseuatu yang tersedia dan diterima umum sebagai alat pembayaran bagi pembelian
barang-barabg dan jasa-jasa serta kekayaan berharga lainnya.
Keberadaan uang menyediakan alternatif transaksi yang lebih mudah
daripada barter yang lebih kompleks, tidak efesien, dan kurang cocok digunakan dalam
sistem ekonomi modern karena membutuhkan orang yang memiliki keinginan yang sama
untuk melakukan pertukaran dan juga kesulitan dalam penentuan nilai. Efesiensi yang
didapatkan dengan menggunakan uang pada akhirnya akan mendorong perdagangan dan
pembagian tenaga kerja yang kemudian akan meningkatkan produktifitas
dan kemakmuran.
Pada awalnya di Indonesia, uang —dalam hal ini uang kartal— diterbitkan oleh
pemerintah Republik Indonesia. Namun sejak dikeluarkannya UU No. 13 tahun 1968
pasal 26 ayat 1, hak pemerintah untuk mencetak uang dicabut. Pemerintah kemudian
menetapkan Bank Sentral, Bank Indonesia, sebagai satu-satunya lembaga yang berhak
menciptakan uang kartal. Hak untuk menciptakan uang itu disebut dengan hak oktroi.
B. Sejarah Uang
Uang yang kita kenal sekarang ini telah mengalami proses perkembangan yang
panjang. Pada mulanya, masyarakat belum mengenal pertukaran karena setiap orang
berusaha memenuhi kebutuhannnya dengan usaha sendiri. Manusia berburu jika ia lapar,
membuat pakaian sendiri dari bahan-bahan yang sederhana, mencari buah-buahan untuk
konsumsi sendiri; singkatnya, apa yang diperolehnya itulah yang dimanfaatkan untuk
memenuhi kebutuhannya.
Perkembangan selanjutnya mengahadapkan manusia pada kenyataan bahwa apa
yang diproduksi sendiri ternyata tidak cukup untuk memenuhui seluruh kebutuhannya.
Untuk memperoleh barang-barang yang tidak dapat dihasilkan sendiri, mereka mencari
orang yang mau menukarkan barang yang dimiliki dengan barang lain yang dibutuhkan
olehnya. Akibatnya muncullah sistem barter’, yaitu barang yang ditukar dengan barang.
Namun pada akhirnya, banyak kesulitan-kesulitan yang dirasakan dengan sistem ini.
Di antaranya adalah kesulitan untuk menemukan orang yang mempunyai barang yang
diinginkan dan juga mau menukarkan barang yang dimilikinya serta kesulitan untuk
memperoleh barang yang dapat dipertukarkan satu sama lainnya dengan nilai pertukaran
yang seimbang atau hampir sama nilainya. Untuk mengatasinya, mulailah timbul pikiran-
pikiran untuk menggunakan benda-benda tertentu untuk digunakan sebagai alat tukar.
Benda-benda yang ditetapkan sebagai alat pertukaran itu adalah benda-benda yang
diterima oleh umum (generally accepted), benda-benda yang dipilih bernilai tinggi (sukar
diperoleh atau memiliki nilai magis dan mistik), atau benda-benda yang merupakan
kebutuhan primer sehari-hari; misalnya garam yang oleh orang Romawi digunakan
sebagai alat tukar maupun sebagai alat pembayaran upah. Pengaruh orang Romawi
tersebut masih terlihat sampai sekarang; orang Inggris menyebut upah sebagai salary
yang berasal dari bahasa Latin salarium yang berarti garam.
Barang-barang yang dianggap indah dan bernilai, seperti kerang, pernah dijadikan
sebagai alat tukar sebelum manusia menemukan uang logam. Meskipun alat tukar sudah
ada, kesulitan dalam pertukaran tetap ada. Kesulitan-kesulitan itu antara lain karena
benda-benda yang dijadikan alat tukar belum mempunyai pecahan sehingga penentuan
nilai uang, penyimpanan (storage), dan pengangkutan (transportation) menjadi sulit
dilakukan serta timbul pula kesulitan akibat kurangnya daya tahan benda-benda tersebut
sehingga mudah hancur atau tidak tahan lama.
Kemudian muncul apa yang dinamakan dengan uang logam. Logam dipilih sebagai
alat tukar karena memiliki nilai yang tinggi sehingga digemari umum, tahan lama dan
tidak mudah rusak, mudah dipecah tanpa mengurangi nilai, dan mudah dipindah-
pindahkan. Logam yang dijadikan alat tukar karena memenuhi syarat-syarat tersebut
adalah emas dan perak. Uang logam emas dan perak juga disebut sebagai uang penuh
(full bodied money). Artinya, nilai intrinsik (nilai bahan) uang sama dengan nilai
nominalnya (nilai yang tercantum pada mata uang tersebut). Pada saat itu, setiap orang
berhak menempa uang, melebur, menjual atau memakainya, dan mempunyai hak tidak
terbatas dalam menyimpan uang logam.
Sejalan dengan perkembangan perekonomian, timbul kesulitan ketika perkembangan
tukar-menukar yang harus dilayani dengan uang logam bertambah sementara jumlah
logam mulia (emas dan perak) sangat terbatas.Penggunaan uang logam juga sulit
dilakukan untuk transaksi dalam jumlah besar sehingga diciptakanlah uang kertas
Mula-mula uang kertas yang beredar merupakan bukti-bukti pemilikan emas dan
perak sebagai alat/perantara untuk melakukan transaksi. Dengan kata lain, uang kertas
yang beredar pada saat itu merupakan uang yang dijamin 100% dengan emas atau perak
yang disimpan di pandai emas atau perak dan sewaktu-waktu dapat ditukarkan penuh
dengan jaminannya. Pada perkembangan selanjutnya, masyarakat tidak lagi menggunakan
emas (secara langsung) sebagai alat pertukaran. Sebagai gantinya, mereka menjadikan
‘kertas-bukti’ tersebut sebagai alat tukar.
C. Jenis-Jenis Uang
1. Logam Emas dan Perak, dipilih karena :
a. Dengan terbatasnya emas dan perak maka nilainya cukup tinggi, dan stabil.
b. Tidak mudah usang/hancur.
c. Mudah dikenali.
d. Dapat di pecah kedalam unit-unit yang lebih kecil.
2. Uang Kertas
Pada awalnya dilakukan sebagai alat untuk dijadikan sebagai alat
bukti/kontrak/perjanjian pembayaran atas permintaan.
a. Uang kertas dijamin sepenuhnya, artinya uang kertas tersebut didukung oleh emas
dan dapat ditukarkan (Convertible) dengan emas tersebut.
b. Uang kertas dijamin sebagian (Fractionally Backed), artinya bank dapat
menerbitkan lebih banyak uang yang di cairkan menjadi emas dari pada jumlah
emas yang tersimpan di lemari besi. Uang disini daapat diinvestasikan secara
menguntungkan dalam bentuk pemberian pinjaman yang menghasilkan
pembayaran bunga kepada perusahaan dan rumah tangga
c. Uang fiat, (Fiat Money), artinya uang yang dinyatakan oleh pemerintah sebagai
alat pembayaran yang syah secara hukum (Legal tender) dan harus diterima bila
diserahkan untuk pembelian atau pelunasan hutang. Saat ini hampir semua mata
uang adalah uang fiat.
3. Uang Giral (Deposit Money)
Adalah uang yang disimpan masyarakat dalam bentuk simpanan di bank- bank
komersil yang dapat ditarik bila dibutuhkan. Penarikan uang tersebut dilakukan
melalui selembar kertas yang di sebut Cek. Cek dapat diartikan pula sebagai perintah
kepada bank untuk membayar kepada orang yang ditunjuk sejumlah uang yang
dikreditkan pada rekening tersebut.
D. Fungsi Uang
Uang yang sering kita gunakan memiliki dua fungsi. Kedua fungsi uang tersebut
adalah fungsi asli serta fungsi turunan. Lantas apakah perbedaan dari kedua fungsi uang
ini? Berikut ini penjelasannya :
1. Fungsi Asli Uang
Terdapat tiga fungsi asli uang, yakni sebagai alat tukar, sebagai alat satuan
hitung, dan sebagai penyimpan nilai. Uang sebagai alat tukar (medium of
change) artinya uang digunakan sebagai alat pertukaran terhadap barang kebutuhan.
Ini adalah fungsi utama uang menurut sejarah uang.
Uang sebagai alat satuan hitung (a unit of account) maksudnya adalah uang
digunakan sebagai alat untuk mengukur nilai dari suatu barang. Dengan begitu,
barang tersebut dapat dinilai dan dibandingkan sesuai dengan kegunaannya. Fungsi
asli uang yang ketiga adalah sebagai penyimpan nilai (store of values), yaitu uang
dapat disimpan dalam waktu yang lama tanpa kehilangan nilainya.
2. Fungsi Turunan Uang
Sedangkan fungsi turunan uang muncul karena perkembangan kondisi sosial
masyarakat. Adapun nilai turunan dari uang adalah sebagai berikut:
 Alat pembayaran yang sah, ini diberlakukan karena untuk memudahkan
kehidupan masyarakat dalam berkegiatan transaksi. Keabsahan uang sebagai alat
pembayaran ini juga ditetapkan atas aturan dari pemerintah setempat.
 Alat penimbun kekayaan, artinya bahwa uang dapat digunakan untuk mengukur
jumlah harta kekayaan seseorang. Selain menyimpan dan mengumpulkan benda,
orang cenderung untuk mengumpulkan uang dan menambah jumlah yang
dimilikinya.
 Alat pemindah kekayaan, maksudnya adalah nilai suatu benda dapat dicairkan
dalam bentuk uang tanpa mengurangi nilai dari benda tersebut (dijual untuk
menghasilkan uang).
 Standar pencicilan, yaitu uang digunakan sebagai standar dalam proses
pencicilan/angsuran.
 Pendorong kegiatan ekonomi, yakni uang dipakai untuk modal investasi yang
dapat menstimulasi perekonomian suatu negara.
3. Nilai Uang
Untuk nilai uang, dibedakan atas asalnya (nominal dan intrinsik) dan atas ukurannya
(internal dan eksternal).
 Pada nilai nominal, uang dilihat berdasarkan nilai yang tertera pada mata uang
(harga uang).
 Nilai intrinsik uang adalah nilai uang yang dilihat berdasarkan bahan baku
pembuat uang.
 Nilai internal yaitu nilai uang berdasarkan kemampuan uang dalam menghasilkan
barang dan/atau jasa.
 Sedangkan nilai eksternal merupakan nilai uang yang didasarkan pada nilai tukar
mata uang dari suatu negara terhadap negara lainnya.
E. Syarat-Syarat Uang
Suatu benda dapat dijadikan sebagai “uang” jika benda tersebut telah memenuhi
syarat-syarat tertentu berikut :
1. Benda itu harus diterima secara umum (acceptability).
2. Untuk memenuhi kriteria poin 1, benda tersebut harus bernilai tinggi atau setidaknya
dijamin oleh pemerintah.
3. Terbuat dari bahan yang bisa tahan lama (durability).
4. Kualitasnya sama (uniformity).
5. Jumlahnya bisa memenuhi kebutuhan masyarakat akan uang tersebut.
6. Tidak gampang dipalsukan (scarcity).
7. Sangat mudah dibawa (portable).
8. Mudah dibagi tanpa mengurangi nilai (divisibility).
9. Mempunyai cenderung stabil dari waktu ke waktu (stability of value).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Uang merupakan suatu benda yang dapat diterima secara umum oleh lapisan
masyarakat sebagai alat perantara untuk mempermudah transaksi atau jual beli dalam
kehidupan ekonomi masyarakat. Uang dapat dibedakan menjadi uang kartal dan uang
giral. Uang yang sah dan wajib digunakan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari –
hari disebut uang kartal yang terdiri atas uang logam dan uang kertas.
B. Saran
Manusia dalam kehidupan sehari – hari membutuhkan uang, dan uang merupakan
alat pembayaran yang sah karena itu, kita jangan sekali – kali melakukan praktik
pencucian uang dan pemalsuan uang karena dapat merugikan dan memperlambat
pertumbuhan ekonomi negara kita.

Anda mungkin juga menyukai