Anda di halaman 1dari 16

Daftar Isi

BAB I.......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH............................................................................................2
C. Tujuan.........................................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................................3
A. Pengertian Dan Sejarah Uang...................................................................................3
B .Fungsi Uang Dalam System Ekonomi.......................................................................6
B. Uang Kertas Dalam Pandangan Islam.....................................................................7
C. Kelebihan Dan Kekurangan Uang..........................................................................10
D. Penyebab Naik Turun Nilai Tukar Mata Uang.....................................................11
E. Hubungan Uang Dengan Modal Dalam Perspektif Ekonomi Islam.....................13
BAB III..................................................................................................................................15
PENUTUP.............................................................................................................................15
KESIMPULAN................................................................................................................15
A. SARAN......................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................16

Ekonomi Islam| 1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Uang merupakan alat pembayaran yang dilakukan oleh
semua kalangan didunia, tanpa uang kita tidak dapat membeli
sesuatu. Sebelum adanya uang transaksi yang dilakukan
adalah barter atau menukar barang sesuai dengan jumlah
barang yang dibutuhkan. Uang memang sangat penting
dimana pun, sehingga tanpa uang kita tidak bisa melakukan
transaksi jual beli, bahkan ada pepatah yang mengatakan
“Ada uang, ada barang” maksudnya dari pepatah ini memang
sangat tepat.
Keberadaan uang menyediakan alternatif transaksi yang
lebih mudah daripada barter yang lebih kompleks, tidak
efisien, dan kurang cocok digunakan dalam sistem ekonomi
modern karena membutuhkan orang yang memiliki keinginan
yang sama untuk melakukan pertukaran dan juga kesulitan
dalam penentuan nilai. Efisiensi yang didapatkan dengan
menggunakan uang pada akhirnya akan mendorong
perdagangan dan pembagian tenaga kerja yang kemudian
akan meningkatkan produktifitas dan kemakmuran.
Dinar emas dan dirham perak serta uang bantu atau fulus merupakan
mata uang yang berlaku pada zaman Rasulilllah. Dasar transaksi mata uang
tersebut digunakan hingga muncul mata uang kertas, tepatnya setelah perang
dunia pertama pada tahun 1914 M. semenjaknitu terjadi maka kebanyakan
Negara-negara tidak lagi membenarkan warganya betransaksi menggunakan
emas dan perak.
Realita yang terjadi pada masyarakat ini membuat para ulam berbeda
pendapat mengenai hukum uang kertas, apakah boleh menurut syari’at
bertransaksi menggunakan selain emas dan perak?

Ekonomi Islam| 2
B. Rumusan Masalah
Dari Latar Belakang Diatas Penulis mengambil Rumusan Masalah
Sebagai Berikut:
1 Apakah Pengertian Uang ?
2 Bagaimanakah Sejarah Awal Mulanya Sejarah Uang ?
3 Bagaimanakah Uang Dalam Pandangan Islam?
4 Apa Saja Fungsi Uang Dalam Sistem Ekonomi?
5 Bagaimanakah Uang Kertas Dalam Pandangan Islam?
6 Apakah Hubungan Uang Dengan Modal Dalam Perspektif Ekonomi
Islam?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahuai Pengertian Uang ?
2. Untuk Mengetahuai Sejarah Awal Mulanya Sejarah Uang ?
3. Untuk Mengetahuai Uang Dalam Pandangan Islam?
4. Untuk Mengetahuai Fungsi Uang Dalam Sistem Ekonomi?
5. Untuk Mengetahuai Uang Kertas Dalam Pandangan Islam?
6. Untuk MengetahuiHubungan Uang Dengan Modal Dalam Perspektif
Ekonomi Islam?

Ekonomi Islam| 3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Dan Sejarah Uang


Uang dalam ilmu ekonomi tradisional didefinisikan sebagai setiap alat
tukar yang dapat diterima secara umum. Alat tukar itu dapat berupa benda
apapun yang dapat diterima oleh setiap orang di masyarakat dalam proses
pertukaran barang dan jasa.
Dalam ilmu ekonomi modern, uang didefinisikan sebagai sesuatu
yang tersedia dan secara umum diterima sebagai alat pembayaran bagi
pembelian barang-barang dan jasa-jasa serta kekayaan berharga lainnya serta
untuk pembayaran hutang.Beberapa ahli juga menyebutkan fungsi uang
sebagai alat penunda pembayaran.1
Pada awalnya di Indonesia, uang (uang kartal) diterbitkan oleh
pemerintah Republik Indonesia. Namun sejak dikeluarkannya UU No. 13
tahun 1968 pasal 26 ayat 1, hak pemerintah untuk mencetak uang dicabut.
Pemerintah kemudian menetapkan Bank Sentral, Bank Indonesia, sebagai
satu-satunya lembaga yang berhak menciptakan uang kartal. Hak untuk
menciptakan uang itu disebut dengan hak oktroi.2
Uang yang kita kenal sekarang ini telah mengalami proses
perkembangan yang panjang. Pada mulanya, masyarakat belum mengenal
pertukaran karena setiap orang berusaha memenuhi kebutuhannnya dengan
usaha sendiri. Manusia berburu jika ia lapar, membuat pakaian sendiri dari
bahan-bahan yang sederhana, mencari buah-buahan untuk konsumsi sendiri;

1
Mujahidin Akhmad, 2007, Ekonomi Islam,Jakarta (PT. Raja Grafindo Persada,) Hlm 23
2
Yusri Yani,Sejarah Uang,Dalam Makalah (Http://Gudang-
Sejarah.Blogspot.Com/2009/02/Sejarah-Uang.Html), Jumaat Maret 20, 2020,Pukul 01.15

Ekonomi Islam| 4
singkatnya, apa yang diperolehnya itulah yang dimanfaatkan untuk memenuhi
kebutuhannya.
Keperluan yang banyak dan beragam menimbulkan sikap saling
ketergantungan antara manusia dan populasinya semakin bertambah,
sehingga mendorong adanya spesialisasi pembagian kerja. Hal ini kemudian
mendorong manusia untuk kemudian saling bertukar hasil-hasil produksi
masing-masing. Pada awalnya manusia tidak mengenal uang, tetapi
melakukan petukaran antar barang dan jasa secara bater.
 Barter adalah pertukaran barang dengan barang, jasa dengan jasa,
barang dengan jasa secara langsung tanpa menggunakan uang sebagai
perantara dalam proses pertukaran ini.
Adapun kekurangan-kekurangan pada system barter  adalah sebagai
berikut :
1. Untuk Kesusahan mencari keinginan yang sesuai antara orang-orang
yang melakukan transaksi, atau kesulitan untuk mewujudkan
kesepakatan mutual.
2. Perbedaan ukuranbarang dan jasa, dan sebagian barang yang tidak
bisa dibagi-bagi.
3. Kesulitan untuk mengukur standar harga seluruh barang dan jasa.
mengatasinya, mulailah timbul pikiran-pikiran untuk menggunakan
benda-benda tertentu untuk digunakan sebagai alat tukar. Benda-benda yang
ditetapkan sebagai alat pertukaran itu adalah benda-benda yang diterima oleh
umum (generally accepted), benda-benda yang dipilih bernilai tinggi (sukar
diperoleh atau memiliki nilai magis dan mistik), atau benda-benda yang
merupakan kebutuhan primer sehari-hari; misalnya garam yang oleh orang
Romawi digunakan sebagai alat tukar maupun sebagai alat pembayaran
upah. Pengaruh orang Romawi tersebut masih terlihat sampai sekarang; orang
Inggris menyebut upah sebagai salary yang berasal dari bahasa Latin
salarium yang berarti garam.
Meskipun alat tukar sudah ada, kesulitan dalam pertukaran tetap ada.
Kesulitan-kesulitan itu antara lain karena benda-benda yang dijadikan alat

Ekonomi Islam| 5
tukar belum mempunyai pecahan sehingga penentuan nilai uang,
penyimpanan (storage), dan pengangkutan (transportation) menjadi sulit
dilakukan serta timbul pula kesulitan akibat kurangnya daya tahan benda-
benda tersebut sehingga mudah hancur atau tidak tahan lama.
Kemudian muncul apa yang dinamakan dengan uang logam. Logam
dipilih sebagai alat tukar karena memiliki nilai yang tinggi sehingga digemari
umum, tahan lama dan tidak mudah rusak, mudah dipecah tanpa mengurangi
nilai, dan mudah dipindah-pindahkan. Logam yang dijadikan alat tukar
karena memenuhi syarat-syarat tersebut adalah emas dan perak. Uang logam
emas dan perak juga disebut sebagai uang penuh (full bodied money).
Artinya, nilai intrinsik (nilai bahan) uang sama dengan nilai nominalnya (nilai
yang tercantum pada mata uang tersebut). Pada saat itu, setiap orang berhak
menempa uang, melebur, menjual atau memakainya, dan mempunyai hak
tidak terbatas dalam menyimpan uang logam.
Sejalan dengan perkembangan perekonomian, timbul kesulitan ketika
perkembangan tukar-menukar yang harus dilayani dengan uang logam
bertambah sementara jumlah logam mulia (emas dan perak) sangat terbatas.
Penggunaan uang logam juga sulit dilakukan untuk transaksi dalam jumlah
besar sehingga diciptakanlah uang kertas.
Mula-mula uang kertas yang beredar merupakan bukti-bukti
pemilikan emas dan perak sebagai alat/perantara untuk melakukan transaksi.
Dengan kata lain, uang kertas yang beredar pada saat itu merupakan uang
yang dijamin 100% dengan emas atau perak yang disimpan di pandai emas
atau perak dan sewaktu-waktu dapat ditukarkan penuh dengan jaminannya.
Pada perkembangan selanjutnya, masyarakat tidak lagi menggunakan emas
(secara langsung) sebagai alat pertukaran. Sebagai gantinya, mereka
menjadikan 'kertas-bukti' tersebut sebagai alat tukar. 3
B. Fungsi Uang Dalam System Ekonomi
Dalam suatu system perekonomian uang memiliki beberapa fungsi, yaitu :
1. Uang Sebagai Standar Hitungan Harga Dan Unit Hitungan.

3
Hasan ,Ahmad, 2004, Mata Uang Islami, Jakarta(PT. Rajagrafinddo Persada,). Hlm 12

Ekonomi Islam| 6
Fungsi ini termasuk fungsi utama dan terpenting dari fungsi uang,
karena unag merupakan media pengukur komoditi nilai harga komoditi
dan jasa, dan perbandingan harga setiap komoditas dengan komoditas
lainnya. Uang dalam fungsinya sebagai standar ukuran umum harga
berlaku untuk ukuran nilai dan harga dalam ekonomi.
2. Uang Sebagai Media Pertukaran (Medium Exchange)
Uang merupakan alat tukar yang digunakan setiap individu untuk
pertukaran komoditas dan jasa. Sehingga fungsi ini mejadi sangant
penting dalam ekonomi maju, dimana pertukaran dilakukan oleh banyak
pihak.
Uang membagi proses pertuaran menjadi dua macam :
a.       Proses penjualan barang atau jasa dengan pembayaran uang.
b.      Proses pembelian barang atau jasa dengan menggunakan uang.
3. Uang Sebagai Media Penyimpan Nilai
Yang dimaksud denagan uang sebagai media penyimpan nilai adalah
bahwa orang yang mendapatkan uang karena tidak mengeluarkan
keseluruhannya pada satu waktu, tetapi disisihkan sebagian untuk
membeli barang atau jasa yang dibutuhkan pada lain waktu, atau
disimpan untuk hal-hal yang tak terduga.
4. Ukuran Pembayaran Yang Ditunda (Standard For Deferred Payment)
Dengan diketemukannya uang, maka transaksi ekonomi di
masyarakat yang menyangkut pinjam meminjam atau pemberian kredit
dari surplus unit kepada defisit  unit yang membutuhkan, dapat
ditentukan atau diukur dengan mudah.
C. Uang Kertas Dalam Pandangan Islam
Pada dasarnya Islam memandang uang hanya sebagai alat tukar,
bukan sebagai barang dagangan (komoditas). Oleh karena itu motif
permintaan akan uang adalah untuk memenuhi kebutuhan transaksi (money
demand for transaction), bukan untuk spekulasi.
Islam juga sangat menganjurkan penggunaan uang dalam pertukaran
karena Rasulullah telah menyadari kelemahan dari salah satu bentuk

Ekonomi Islam| 7
pertukaran di zaman dahulu yaitu barter (bai’al muqayyadah), dimana barang
saling dipertukarkan.
 Menurut Afzalur Rahmah: “Rasulullah saw menyadari akan
kesulitan-kesulitan dan kelemahan-kelemahan sistem pertukaran ini, lalu
beliau ingin menggantinya dengan sistem pertukaran melalui uang. Oleh
karena itu beliau menekankan kepada para sahabat untuk menggunakan
uang dalam transaksi-transaksi mereka.” 4
Hal ini dapat dijumpai dalam hadits-hadits antara lain seperti
diriwayatkan oleh Ata bin Yasar, Abu said dan abu hurairah, dan Abu said al
Khudri yang artinya: “Ternyata Rasulullah saw tidak menyetujui transaksi-
transaksi dengan sistem barter, untuk itu dianjurkan sebaiknya menggunakan
uang. Tampaknya beliau melarang bentuk pertukaran seperti ini karena ada
unsur riba di dalamnya.”
Dalam konsep Islam tidak dikenal Money Demand for speculation,
karena spekulasi tidak diperbolehkan. Kebalikan dari sistem konvensional
yang memberikan bunga atas harta, Islam malah menjadikan harta sebagai
obyek zakat. 
Uang adalah milik masyarakat sehingga menimbun uang (dibiarkan
tidak produktif) dilarang, karena hal itu berarti mengurangi jumlah uang yang
beredar di masyarakat. Dalam pandangan Islam, uang adalah flow concept,
sehingga harus selalu berputar dalam perekonomian. Semakin cepat uang
berputar dalam perekonomian, maka akan semakin tinggi tingkat pendapatan
masyarakat dan semakin baik perekonomian.
Bagi mereka yang tidak dapat memproduktifkan hartanya, Islam
menganjurkan untuk melakukan investasi dengan prinsip Musyarakah atau
Mudharabah, yaitu bisnis dengan bagi-hasil. Bila ia tidak ingin mengambil
risiko karena bermusyarakah atau mudharabah, maka Islam sangat

4
Fiqh islam,Pendangan Islam Tentang Uang, Dalam Makalah
(Http://Www.Fiqhislam.Com/Index.Php?Option=Com_Content&Id=22872%3Apandangan-
Islam-Tentang-Uang&Itemid=204), Kamis, 19 Maret2020, Pukul 22.30

Ekonomi Islam| 8
menganjurkan untuk melakukan qard, yaitu meminjamkannya tanpa imbalan
apa pun, karena meminjamkan uang untuk memperoleh imbalan adalah riba.
Sedangkan Pada Zaman Sekarang mata uang atau alat tukar untuk
melakukan transaksi di masyarakat umum adalah uang kertas. Berbeda
dengan dulu di mana emas atau perak yang digunakan sebagai alat tukar atau
transaksi. Dalam Hal Ini Ulama Berbeda Pendapat:
1. Sami Hamud—sebagaimana dikemukakan Syekh Wahbah Az-Zuhaili
dalam kitab Al-Mu’amalatul Maliyyah Al-Mu’ashirah—adalah setiap
sesuatu yang digunakan sebagai media pertukaran yang mencerminkan
tsaman atau harga bagi sesuatu (tsamanul asyya`) dan simbol nilai
(miqyas lil qiyam). “Nuqud atau uang adalah setiap sesuatu yang
digunakan sebagai media pertukaran yang mencerminkan harga sesuatu
dan ukuran atau simbol nilai,” 5
2. Muhammad Rawwas Qal’ah Ji, uang atau yang sering disebut naqd
adalah sesuatu yang dijadikan harga (tsaman) oleh masyarakat. Bisa
terdiri dari logam atau kertas yang dicetak dan diterbitkan oleh lembaga
keuangan yang memiliki otoritas untuk menerbitkannya. "Naqd atau
mata uang adalah sesuatu yang dijadikan harga (tsaman) oleh
masyarakat, baik terdiri dari logam atau kertas yang dicetak maupun dari
bahan lainnya, dan diterbitkan oleh lembaga keuangan pemegang
otoritas.6
Dari dua pengertian yang kami suguhkan tampak dengan jelas bahwa
ternyata mengenai soal uang mengalami perubahan bentuk. Dulu yang
digunakan adalah koin emas atau perak, tetapi sekarang keduanya sudah tidak
berlaku di masyarakat umum. Sedang yang berlaku sekarang adalah uang
kertas. Karenaya, lebih lanjut menurut Sami Hamud, uang kertas sekarang
adalah cerminan harga bagi sesuatu (tsamanul asyya`) sehingga berlaku di

5
Wahbah Az-Zuhaili, Al-Mu’amalatul Maliyyah Al-Mu’ashirah, Damaskus, Darul Fikr, cet ke-
6, 1429 H/2008 M, Hlm 150
6
Muhammad Rawas Qal'ah Ji, Al-Mu'amalat Al-Maliyah Al-Mu'ashirah fi Dhau'il Fiqh was
Syari'ah, Beirut, Darun Nafa'is, 1999 M, Hlm 23

Ekonomi Islam| 9
dalamnya sifat ribawi dan terkena kewajiban zakat. “Karenanya, uang kertas
yang sekarang adalah cerminan harga bagi sesuatu sehingga riba berlaku
baginya dan terkena kewajiban zakat. Ini adalah pendapat yang tepat. Sifat
ribawi ini memiliki konsekuensi uang tidak boleh diperjualbelikan kecuali
dengan yang sama, sejenis, dan secara tunai sebagaimana emas dan perak. Ia
hanya bisa diperjualbelikan dengan yang sama dan sejenis serta tunai. "(Jual-
beli) emas dengan emas, perak dengan perak, gandum dengan gandum, sya'ir
dengan sya'ir, kurma dengan kurma, dan garam dengan garam (dengan syarat
harus) sama dan sejenis serta secara tunai. Jika jenisnya berbeda, juallah
sekehendakmu jika dilakukan secara tunai," (HR Muslim). Dengan berpijak
pada penjelasan di atas, maka setidaknya dapat dipahami bahwa status hukum
uang kertas adalah sama atau diqiyaskan dengan emas dan perak, dan sah
untuk dibuat sebagai alat tukar atau transaksi. Dan pada uang kertas melekat
sifat ribawi sehingga tidak boleh diperjualbelikan kecuali dengan yang sama,
sejenis, dan secara tunai.
D. Kelebihan Dan Kekurangan Uang
Berdasarkan bahan pembuatannya, uang dibedakan menjadi dua: uang
kertas dan uang logam. Di antara keduanya, kebanyakan orang lebih
menghargai uang kertas dibanding koin hanya lantaran denominasinya besar-
besar. Padahal, baik uang kertas maupun uang logam memiliki kelebihan dan
kekurangan masing-masing.
Meskipun namanya uang kertas, tetapi bahan dasar pembuatan yang
sebenarnya kapas. Bahan ini sengaja dipilih agar tidak mudah rusak meskipun
dikepal-kepal/remas atau pun tidak sengaja terendam air. Namun, bila
dibandingkan dengan uang logam yang terbuat dari alumunium,
kuningan/tembaga, atau nikel, keawetan uang kertas tetaplah kalah.
 Kelebihan Dan Kekurangan Uang Kertas
Kelebihan Kekurangan
Mudah dibawa Mudah rusak
Bobotnya ringan Mudah terbakar
Bentuknya tipis sehingga Tidak tahan lama

Ekonomi Islam| 10
ringkas
Bisa dilipat Mudah hilang
Denominasi besar Kurang efektif untuk
transaksi pecahan kecil
 Kelebihan Dan Kekurangan uang Logam
Kelebihan Kekurangan
Lebih kuat Bahan baku langka
Tahan lama Bobot berat
Tidak mudah rusak Tidak ringkas
Efektif untuk transaksi kecil Susah dibawa-bawa
(dalam jumlah banyak)
Jarang dipalsukan Nominal kecil

E. Penyebab Naik Turun Nilai Tukar Mata Uang


Nilai tukar mata uang suatu negara adalah relatif, dan dinyatakan dalam
perbandingan dengan mata uang negara lain.Di samping tingkat inflasi dan
suku bunga, nilai tukar mata uang sering digunakan untuk mengukur level
perekonomian suatu negara. Nilai tukar mata uang memegang peranan
penting dalam perdagangan antar negara, dimana hampir sebagian besar
negara-negara di dunia saat ini terlibat dalam aktivitas ekonomi pasar bebas.
Bagi perusahaan investasi dan investor mancanegara, nilai tukar mata uang
akan berdampak pada return dan portofolio investasinya.
Nilai tukar mata uang suatu negara adalah relatif, dan dinyatakan dalam
perbandingan dengan mata uang negara lain. Tentu saja perubahan nilai tukar
mata uang akan mempengaruhi aktivitas perdagangan kedua negara tersebut.
Nilai tukar yang menguat akan menyebabkan nilai ekspor negara tersebut
lebih mahal, dan impor dari negara lain lebih murah, dan sebaliknya. Berikut
adalah 6 faktor yang bisa mempengaruhi pergerakan nilai tukar mata uang
antara dua negara:
1. Perbedaan Tingkat Inflasi Antara Dua Negara
Suatu negara dengan tingkat inflasi konsisten rendah akan lebih kuat
nilai tukar mata uangnya dibandingkan negara yang inflasinya lebih tinggi.
Daya beli (purchasing power) mata uang tersebut relatif lebih besar dari
negara lain. Pada akhir abad 20 lalu, negara-negara dengan tingkat inflasi

Ekonomi Islam| 11
rendah adalah Jepang, Jerman dan Swiss, sementara Amerika Serikat dan
Canada menyusul kemudian. Nilai tukar mata uang negara-negara yang
inflasinya lebih tinggi akan mengalami depresiasi dibandingkan negara
partner dagangnya.
2. Perbedaan Tingkat Suku Bunga Antara Dua Negara
Suku bunga, inflasi, dan nilai tukar sangat berhubungan erat. Dengan
merubah tingkat suku bunga, bank sentral suatu negara bisa mempengaruhi
inflasi dan nilai tukar mata uang. Suku bunga yang lebih tinggi akan
menyebabkan permintaan mata uang negara tersebut meningkat. Investor
domestik dan luar negeri akan tertarik dengan return yang lebih besar.
Namun jika inflasi kembali tinggi, investor akan keluar hingga bank
sentral menaikkan suku bunganya lagi. Sebaliknya, jika bank sentral
menurunkan suku bunga maka akan cenderung memperlemah nilai tukar
mata uang negara tersebut.
3. Neraca Perdagangan
Neraca perdagangan antara dua negara berisi semua pembayaran dari
hasil jual beli barang dan jasa. Neraca perdagangan suatu negara disebut
defisit bila negara tersebut membayar lebih banyak ke negara partner
dagangnya dibandingkan dengan pembayaran yang diperoleh dari negara
partner dagang. Dalam hal ini negara tersebut membutuhkan lebih banyak
mata uang negara partner dagang, yang menyebabkan nilai tukar mata
uang negara tersebut terhadap negara partnernya melemah. Keadaan
sebaliknya disebut surplus, dimana nilai tukar mata uang negara tersebut
menguat terhadap negara partner dagang.
4. Hutang Publik (Public Debt)
Neraca anggaran domestik suatu negara digunakan juga untuk
membiayai proyek-proyek untuk kepentingan publik dan pemerintahan.
Jika anggaran defisit maka public debt membengkak. Public debt yang
tinggi akan menyebabkan naiknya inflasi. Defisit anggaran bisa ditutup
dengan menjual bond pemerintah atau mencetak uang. Keadaan bisa
memburuk bila hutang yang besar menyebabkan negara

Ekonomi Islam| 12
tersebut default (gagal bayar) sehingga peringkat hutangnya turun. Public
debt yang tinggi jelas akan cenderung memperlemah nilai tukar mata uang
negara tersebut.
5. Ratio Harga Ekspor Dan Harga Impor
Jika harga ekspor meningkat lebih cepat dari harga impor maka nilai
tukar mata uang negara tersebut cenderung menguat. Permintaan akan
barang dan jasa dari negara tersebut naik yang berarti permintaan mata
uangnya juga meningkat. Keadaan sebaliknya untuk harga impor yang
naik lebih cepat dari harga ekspor.
6. Kestabilan Politik Dan Ekonomi
Para investor tentu akan mencari negara dengan kinerja ekonomi
yang bagus dan kondisi politik yang stabil. Negara yang kondisi politiknya
tidak stabil akan cenderung beresiko tinggi sebagai tempat berinvestasi.
Keadaan politik akan berdampak pada kinerja ekonomi dan kepercayaan
investor, yang pada akhirnya akan mempengaruhi nilai tukar mata uang
negara tersebut.7
F. Hubungan Uang Dengan Modal Dalam Perspektif Ekonomi Islam
Sejak dulu manusia telah menggunakan berbagai cara dan alat untuk
melangsungkan pertukaran barang dalam rangka memenuhi kebutuhan
mereka. Pada tahapan peradaban manusia yang masih sangat sederhana
mereka dapat menyelenggarakan muamalah dan tukar menukar kebutuhan
dengan cara barter. Namun pertukaran barter ini mensyaratkan adanya double
coincidence of wants dari pihak-pihak yang melakukan pertukaran ini. Tetapi,
semakin banyak dan kompleks kebutuhan manusia, semakin sulit melakukan
barter dan apada gilirannya akan mempersulit muamalah antara manusia.
Itulah sebabnya manusia dari dulu sudah memikirkan perlunya suatu alat
tukar yang dapat diterima oleh semua pihak, Alat tukar demikian disebut
uang.8

7
Hasan ,Ahmad, 2004,Mata Uang Islami,Jakrta(PT. Rajagrafinddo Persada,) Hlm 30
8
Islam,Ekonomi, Memahami Konsep Uang Dan Modal Dalam Islam,Dalam Makalah
(Http://Ekisopini.Blogspot.Com/2009/09/Memahami-Konsep-Uang-Dan-Modal-Dalam.Html),

Ekonomi Islam| 13
Modal yang dalam bahasa Inggrisnya disebut capital mengandung arti
barang yang dihasilkan oleh alam atau buatan manusia, yang diperlukan
bukan untuk memenuhi secara langsung keinginan manusia tetapi untuk
membantu memproduksi barang lain yang nantinya akan dapat memenuhi
kebutuhan manusia secara langsung dan menghasilkan keuntungan.
Secara fisik terdapat dua jenis modal yaitu fixed capital dan
circulating capital.
o Fixed capital seperti gedung-gedung, mesin-mesin atau pabrik-
pabrik,yaitu : benda-benda yang ketika manfaatnya dinikmati tidak
berkurang eksistensi substansinya.
o Circulating capital seperti: bahan baku dan uang ketika manfaatnya
dinikmati, substansinya juga hilang.
Perbedaan keduanya dalam syariah dapat kita lihat sebagai berikut :
o Modal tetap pada umumnya dapat disewakan, tetapi tidak dapat
dipinjamkan (qardh).
o Sedangkan modal sirkulasi yang bersifat konsumtif bisa dipinjamkan
(qardh) tetapi tidak dapat disewakan. Hal itu karena ijarah dalam
Islam hanya dapat dilakukan pada benda-benda yang memiliki
karakteristik, substansinya dapat dinikmati secara terpisah atau
sekaligus. Ketika sebuah barang disewakan, maka manfaat barang
tersebut dipisahkan dari yang empunya. Ia kini dinikmati oleh
penyewa, namun status kepemilikannya tetap pada si empunya. Ketika
masa sewa berakhir, barang itu dikembalikan kepada si empunya
dalam keadaan seperti sedia kala.9

Sabtu 21 Maret 2020, Pukul 21.45


9
Mujahidin Akhmad, 2007,Ekonomi Islam,Jakarta (PT. Raja Grafindo Persada,) Hlm 23

Ekonomi Islam| 14
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Uang merupakan suatu alat tukar yang digunakan masyarakat untuk
melakukan transaksi guna memenuhi kebutuhan mereka. Pada awalnya di
Indonesia, uang —dalam hal ini uang kartal— diterbitkan oleh pemerintah
Republik Indonesia. Namun sejak dikeluarkannya UU No. 13 tahun 1968
pasal 26 ayat 1, hak pemerintah untuk mencetak uang dicabut. Pemerintah
kemudian menetapkan Bank Sentral, Bank Indonesia, sebagai satu-satunya
lembaga yang berhak menciptakan uang kartal. Hak untuk menciptakan uang
itu disebut dengan hak oktroi.
Pada dasarnya islam memandang uang hanya sebagai alat tukar,
bukan sebagai barang dagangan (komoditas). Oleh karena itu motif
permintaan akan uang adalah untuk memenuhi kebutuhan transaksi (money
demand for transaction), bukan untuk spekulasi. 
Dalam suatu system perekonomian uang memiliki beberapa fungsi, yaitu :
a. Uang Sebagai Standar Hitungan Harga Dan Unit Hitungan.
b. Uang Sebagai Media Pertukaran (Medium Exchange)
c. Uang Sebagai Media Penyimpan Nilai
d. Ukuran Pembayaran Yang Ditunda (Standard For Deferred Payment)

B. SARAN
Penulis menyadari akan banyaknya kekurangan dalam penulisan
makalah ini, oleh karena itu penulis banyak berharap kepada para pembaca
yang budiman agar sudi memberikan kritik dan saran yang membangun
kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di
kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi
penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.

Ekonomi Islam| 15
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Rawas Qal'ah Ji, Al-Mu'amalat Al-Maliyah Al-Mu'ashirah fi Dhau'il


Fiqh was Syari'ah, Beirut, Darun Nafa'is, 1999 M.
Mujahidin Akhmad, 2007,Ekonomi Islam,Jakarta (PT. Raja Grafindo Persada,) .
Hasan ,Ahmad, 2004,Mata Uang Islami,Jakrta(PT. Rajagrafinddo Persada,).
Wahbah Az-Zuhaili, Al-Mu’amalatul Maliyyah Al-Mu’ashirah, Damaskus, Darul
Fikr, cet ke-6, 1429 H/2008 M.
Yusri Yani,Sejarah Uang,Dalam Makalah (Http://Gudang-
Sejarah.Blogspot.Com/2009/02/Sejarah-Uang.Html), Selasa September 23,
2014,Pukul 00.15
Fiqhislam,Pendangan Islam Tentang Uang, Dalam Makalah
(Http://Www.Fiqhislam.Com/Index.Php?
Option=Com_Content&Id=22872%3Apandangan-Islam-Tentang-
Uang&Itemid=204), Senin, 21 September 2014, Pukul 22.30
Islam,Ekonomi, Memahami Konsep Uang Dan Modal Dalam Islam,Dalam
Makalah (Http://Ekisopini.Blogspot.Com/2009/09/Memahami-Konsep-Uang-
Dan-Modal-Dalam.Html), Senin 21 September 2014, Pukul 21.45

Ekonomi Islam| 16

Anda mungkin juga menyukai