1. PENGERTIAN UANG
Pengertian uang dibagi menjadi dua, yaitu: Pengertian uang dalam ilmu
ekonomi tradisional dan modern.
2. SEJARAH UANG
Emas dan perak merupakan barang yang dapat diterima oleh semua anggota
masyarakat karena memiliki nilai yang tinggi dan jumlahnya langka.
Jika dipecah nilainya tetap (tidak berkurang).
Tahan lama (tidak mudah rusak).
Akan tetapi, penggunaan emas dan perak juga masih mengandung kelemahan
untuk memenuhi tuntutan kebutuhan pertukaran masyarakat. Kelemahannya sebagai
berikut.
a. Jumlahnya sangat terbatas sehingga tidak mudah untuk mencukupi kebutuhan
masyarakatakanpertukaran.
b. Kandungan emas tiap daerah tidak samä sehingga menyebabkan persediaan
emas tidak sama.
4. UANG BARANG
Kalau diilustrasikan pada si A dan si B diatas, maka akan terjadi seperti ini:
Si A menemui penghasil garam yang butuh buah, kemudian buah ditukar dengan
garam. Setelah garam dia dapat, barulah menukar garamnya dengan ikannya si B.
Meskipun yang dibutuhkan si B adalah pakaian, tapi si B mau menerima karena
garam sudah ditetapkan sebagai alat pertukaran sehingga nantinya akan
mempermudah si B untuk menukarnya lagi dengan yang ia butuhkan, yaitu pakaian.
Meskipun alat tukar sudah ditentukan, seiring waktu menemui kendala juga.
Seperti: Tidak mempunyai pecahan nilai sehingga kesulitan menentukan nilainya,
penyimpanan dan pengangkutan (transportation) yang susah, dan mudah hancur atau
tidak bertahan lamanya benda tersebut. Hingga akhirnya dicarilah benda yang
mempunyai syarat-syarat:
Benda tersebut ialah uang logam yang bahan pembuatannya dari emas dan perak.
Pada waktu itu setiap orang yang mempunyai uang logam tersebut berhak
penuh atas uang tersebut. Setiap orang boleh menimbun sebanyak-banyaknya bahkan
boleh untuk menempa atau melebur untuk digunakan perhiasan, sehingga timbul
anggapan bahwa suatu saat jika tukar menukar mengalami perkembangan yang
membutuhkan uang logam dalam jumlah banyak, maka tidak bisa dilayani karena
mengingat emas dan perak jumlahnya terbatas. Lagi pula untuk transaksi tukar-
menukar dalam skala besar, uang logam jumlah banyak juga mempunyai kekurangan
yaitu sulitnya untuk dipindah-pindahkan dari tangan satu ke tangan lainnya. Sampai
akhirnya terciptalah uang kertas.
Tapi jangan salah, uang kertas yang beredar saat itu merupakan bukti
kepimilikan atas emas atau perak. Dengan kata lain, uang kertas yang beredar pada
saat itu merupakan uang yang dijamin 100% dengan emas atau perak yang disimpan
di pandai emas atau perak dan sewaktu-waktu dapat ditukarkan penuh dengan
jaminannya. Pada perkembangan selanjutnya, masyarakat tidak lagi menggunakan
emas (secara langsung) sebagai alat pertukaran. Sebagai gantinya, mereka
menjadikan ‘kertas-bukti’ tersebut sebagai alat tukar.
5. FUNGSI UANG
Seperti yang sudah dijelaskan diatas, fungsi uang adalah sebagai perantara
untuk pertukaran barang dengan barang, menghindari sistem barter yang banyak
menemui kendala, sehingga diharapkan dengan uang akan lebih mudah. Namun
secara lebih rinci, fungsi uang bisa dibedakan menjadi dua, yaitu: Fungsi Asli dan
Fungsi Turunan.
a. Fungsi Asli
Fungsi asli uang ada tiga, yaitu sebagai alat tukar, sebagai satuan hitung, dan sebagai
penyimpan nilai.
Uang berfungsi sebagai alat tukar atau medium of exchange yang dapat
mempermudah pertukaran. Orang yang akan melakukan pertukaran tidak
perlu menukarkan dengan barang, tetapi cukup menggunakan uang sebagai
alat tukar. Kesulitan-kesulitan pertukaran dengan cara barter dapat diatasi
dengan pertukaran uang.
Uang juga berfungsi sebagai satuan hitung (unit of account) karena uang
dapat digunakan untuk menunjukan nilai berbagai macam barang/jasa yang
diperjualbelikan, menunjukkan besarnya kekayaan, dan menghitung besar
kecilnya pinjaman. Uang juga dipakai untuk menentukan harga barang/jasa
(alat penunjuk harga). Sebagai alat satuan hitung, uang berperan untuk
memperlancar pertukaran.
Selain itu, uang berfungsi sebagai alat penyimpan nilai (valuta) karena dapat
digunakan untuk mengalihkan daya beli dari masa sekarang ke masa
mendatang. Ketika seorang penjual saat ini menerima sejumlah uang sebagai
pembayaran atas barang dan jasa yang dijualnya, maka ia dapat menyimpan
uang tersebut untuk digunakan membeli barang dan jasa pada masa
mendatang.
b. Fungsi Turunan
Selain ketiga hal di atas, uang juga memiliki fungsi lain yang disebut sebagai fungsi
turunan. Fungsi turunan itu antara lain:
Kebutuhan manusia akan barang dan jasa yang semakin bertambah dan
beragam tidak dapat dipenuhi melalui cara tukar-menukar atau barter. Guna
mempermudah dalam mendapatkan barang dan jasa yang diperlukan, manusia
memerlukan alat pembayaran yang dapat diterima semua orang, yaitu uang.
Uang dapat digunakan untuk mengukur pembayaran pada masa yang akan
datang.
Seseorang yang hendak pindah dari suatu tempat ke tempat lain dapat
memindahkan kekayaannya yang berupa tanah dan bangunan rumah ke dalam
bentuk uang dengan cara menjualnya. Di tempat yang baru dia dapat membeli
rumah yang baru dengan menggunakan uang hasil penjualan rumah yang lama.
6. SYARAT-SYARAT UANG
Suatu benda dapat dijadikan sebagai “uang” kalau benda tersebut memenuhi
syarat-syarat berikut:
Berdasarkan jenisnya, uang dibagi menjadi dua, yaitu Uang Kartal dan Uang Giral.
Uang Kartal adalah alat bayar yang sah dan wajib digunakan oleh masyarakat
dalam melakukan transaksi jual-beli sehari-hari (common money)
Uang Giral adalah uang yang dimiliki masyarakat dalam bentuk simpanan
(deposito) yang dapat ditarik sesuai kebutuhan. Contohnya, cek.
a. Uang Kartal
Uang kartal terdiri dari uang kertas dan uang logam. Uang kartal adalah alat
bayar yang sah dan wajib diterima oleh masyarakat dalam melakukan transaksi jual
beli sehari-hari.
Uang Bank adalah uang yang dikeluarkan oleh Bank Sentral berupa uang
logam dan uang kertas, Ciri-cirinya sebagai berikut.
• Dikeluarkan oleh Bank Sentral
• Dijamin dengan emas atau valuta asing yang disimpan di bank sentral
• Bertuliskan nama bank sentral negara yang bersangkutan (di Indonesia : Bank
Indonesia)
• Ditandatangani oleh gubernur bank sentral.
Jenis Uang Kartal Menurut Bahan Pembuatnya
Uang Giral
Uang giral tercipta akibat semakin mendesaknya kebutuhan masyarakat akan
adanya sebuah alat tukar yang lebih mudah, praktis dan aman. Di Indonesia, bank
yang berhak menciptakan uang giral adalah bank umum selain Bank Indonesia.
Menurut UU No. 7 tentang Perbankan tahun 1992, definisi uang giral adalah tagihan
yang ada di bank umum, yang dapat digunakan sewaktu-waktu sebagai alat
pembayaran. Bentuk uang giral dapat berupa cek, giro, atau telegrafic transfer.
Uang giral bukan merupakan alat pembayaran yang sah. Artinya, masyarakat boleh
menolak dibayar dengan uang giral.
• Karena transaksi surat berharga. Uang giral dapat diciptakan dengan cara
menjual surat berharga ke bank, lalu bank membukukan hasil penjualan surat
berharga tersebut sebagai deposit dari yang menjual. Cara ini disebut derivative
deposit
• Mendapat kredit dari bank yang dicatat dalam rekening koran dan dapat diambil
sewaktu-waktu. Cara ini disebut dengan loan deposit.
Uang Logam
Uang Kertas
Yaitu uang yang terbuat dari bahan kertas. Uang jenis ini hanya
memiliki nilai nominal dan nilai tukar yang tinggi, sedangkan nilai
intrinsiknya tidak. Begitu juga pada zaman sekarang, uang logam dibuat
dengan logam biasa sehingga nilai intrinsiknya tidak sebanding dengan nilai
nominalnya.
Nilai uang dikatakan sebagai uang penuh apabila nilai yang tertera di
atas uang tersebut sama nilainya dengan bahan yang digunakan. Dengan kata
lain, nilai nominal yang tercantum sama dengan nilai intrinsik yang
terkandung dalam uang tersebut.
Uang tanda adalah apabila nilai yang tertera diatas uang lebih tinggi
dari nilai bahan yang digunakan untuk membuat uang atau dengan kata lain
nilai nominal lebih besar dari nilai intrinsik uang tersebut. Misalnya, untuk
membuat uang Rp1.000,00 pemerintah mengeluarkan biaya Rp750,00.
10. TEORI NILAI UANG
Teori Nilai Uang dibagi menjadi dua, yaitu: Teori Uang Statis dan Teori
Uang Dinamis.
Teori ini disebut statis karena tidak mempersoalkan perubahan nilai uang yang
diakibatkan perkembangan ekonomi. Teori ini dibuat dengan tujuan untuk menjawab
pertanyaan seperti: apakah sebenarnya uang? Mengapa uang itu ada harganya?
Mengapa uang itu sampai beredar?
1. Teori Metalisme, teori yang hampir sama dengan pengertian nilai intrinsik.
2. Teori Konvensi, teori yang menyatakan uang bisa diterima secara umum di
masyarakat karena atas dasar perjanjian/ mufakat.
3. Teori Nominalisme, teori ini menyatakan diterimanya uang berdasarkan nilai daya
belinya.
4. Teori Negara, teori ini menyatakan bahwa uang adalah benda yang ditetapkan oleh
negara yang berfungsi sebagai alat tukar dan alat bayar. Jadi nilainya pun ditetapkan
oleh pemerintah yang diatur oleh undang-undang.
Kalau teori diatas tidak mempersoalkan perubahan nilai uang, maka Teori
Uang Dinamis ini adalah sebaliknya.
1. Teori Kuantitas, pada teori ini David Ricardo menyatakan bahwa kuat atau
lemahnya nilai uang sangat tergantung pada jumlah uang yang beredar.
Kemudian Irving Fisher menyempurnakan teori diatas dengan menyatakan
tidak hanya tergantung pada jumlah saja, tapi juga pada kecepatan peredaran
uang, barang dan jasa sebagai faktor yang memengaruhi nilai uang.
2. Teori Persediaan Kas, pada teori ini menyatakan bahwa perubahan nilai uang
tergantung dari jumlah uang yang tidak dibelikan barang-barang.
3. Teori Ongkos Produksi, pada teori ini menyatakan nilai uang dalam
peredaran yang berasal dari logam dan uang itu dapat dipandang sebagai
barang.
11. PERMINTAAN DAN PENAWARAN UANG
PERMINTAAN UANG
Permintaan uang diartikan sebagai kebutuhan masyarakat akan uang tunai.
Menurut John Maynard Keynes ada 3 motif yang mempengaruhi permintaan uang
tunai oleh masyarakat. Ketiga motif tersebut yaitu:
Untuk dapat memahami secara lebih mudah tentang ketiga motif tersebut
berikut ini akan diuraikan satu persatu.
kebiasaan pembayaran konsumen, apakah tunai atau angsuran, sebab ini akan
berpengaruh terhadap jumlah uang yang diminta pada saat ini atausaat
mendatang.
Frekuensi pembayaran pendapatan
Praktik-praktik bank, hal ini berkaitan dengan keluar masuknya uang melalui
bank.
Keadaan psikologi masyarakat dalam menggunakan uangnya.
2. Motif-motif masyarakat dalam memiliki uang.
PENAWARAN UANG
Penaran uang lebih populer dinyatakan dengan istilah jumlah uang yang
beredar. Dalam laporan data statistik, jumlah uang beredar biasanya dilambangkan
dengan huruf M. Dissini ada beberapa definisi yang berbeda mengenai jumlah uang
yang beredar tergantung dari tingkat likuiditasnya. Pada umumnya uang beredar
didefinisikan sebagai berikut.
1. M1 adalah uang kertas dan logam (kartal) ditambah simpanan dalam bentuk
rekening koran (uang giral/ demand deposit)
2. M2 adalah M1 + tabungan + deposito berjangka (time deposit) pada bank-
bank umum.
3. M3 adalah M2 + tabungan + deposito berjangka pada lembaga-lembaga
keuangan bukan bank.
Secara sederhana penawaran uang atau jumlah uang yang beredar terdiri atas
uang logam, uang kertas, simpanan giro, deposito berjangka, berbagai macam
tabungan, dan rekening valuta asing milik swasta domestik. Penawaran uang
dipengaruhi oleh pemerintah dengan berbagai kebijakan yang ditetapkan. Lembaga
yang biasanya bertanggungjawab mengatur dan menjalankan kebijakan khususnya
kebijakan moneter adalah bank sentral.
1. Semakin tinggi tingkat bunga, semakin sedikit jumlah uang yang beredar.
Semakin rendah tingkat bunga, semakin banyak jumlah uang yang beredar.
2. Semakin tinggi pendapatan masyarakat, semakin banyak uang yang beredar
karena semakin sering melakukan transaksi.
3. Semakin banyak (padat) jumlah penduduk, semakin banyak dan semakin
cepat uang beredar.
4. Keadaan geografis di perkotaan lebih cepat dan lebih banyak jumlah uang
yang beredar dibanding di pedesaan.
5. Struktur ekonomi, negara agraris berbeda dengan negara industri, negara
industri peredaran uang lebih cepat dan lebih banyak.
6. Penguasaan IPTEK penduduk. Iptek negara yang lebih maju lebih banyak dan
lebih cepat uang beredar dibandingkan dengan negara yang menerapkan
teknologi yang sederhana.
7. Globalisasi industri di lingkungan dunia usaha. Semakin global dan arus
modal ekonomi antarnegara yang semakin meningkat, uang yang beredar
juga dipengaruhi oleh transaksi-transaksi internasional dalam hal ini kurs
uang mempengaruhi peredaran
12. Nilai-Nilai Uang
Apakah nilai uang itu? Nilai uang adalah kemampuan uang untuk dapat
ditukarkan dengan sejumlah barang tertentu. Nilai uang tersebut dapat dibedakan
menjadi tiga macam.
a. Nilal Nominal
Nilai nominal uang adalah nilai yang tertera/tertulis pada setiap mata
uang yang bersangkutan. Contoh: pada uang Rp50.000, tertera angka lima puluh
ribu rupiah, maka nilai nominal uang money yaitu tersebut adalah lima puluh ribu
rupiah.
Istilah-istilah
Ful Bodied money yaitu uang yang memiliki nilai nominal sama dengan nilai
intriksiknya Contohnya semua jenis uang logam
Fiducier Money yaitu Uang yang memiliki nilai besar dari pada nilai
intriksinya Contohnya Semua yang kertas
b. Nilal Intrinsik
Nilai intrinsik uang adalah nilai bahan yang digunakan untuk membuat
uang. Contoh untuk membuat uang kertas Rp50 000,00 diperlukan kertas dan
bahan lainnya yang harganya Rp3.000,00, maka nilai intrinsik uang tersebut
adalah
c. Nilal Riil
Nilai riil uang adalah nilai yang dapat diukur dengan jumlah barang dan
jasa yang dapat ditukar dengan uang itu. Jika uang Rpl.000,00 dapat ditukar
dengan satu gelas minuman teh, maka dapat dikatakan bahwa nilai riil uang
Rpl.000,00 adalah segelas minuman teh.
b. Ekspor dan impor jasa-jasa. Transaksi ini dikenal sebagai perdagangan tak
nyata. Yang termasuk dalam golongan ini adalah transaksi-transaksi
dalam kegiatan pengangkutan, kegiatan perjanalan luar negeri,
pendapatan dari investasi modal, dan beberapa kegiatan jasa lainnya.
Nilai neraca suatu negara positif bila neraca tersebut lebih banyak
menjual jasa-jasanya ke luar negeri dan membelinya dari negara-negara
lain. Nilanya negatif bila negara itu lebih banyak membeli jasa pihak-
pihak luar dan menjual jasanya ke luar negeri.
2. Lalu lintas modal. Neraca lalu lintas modal atau Capital account mencatat dua
golongan transaksi: (i) aliran modal pemerintah, dan (2) aliran modal swasta.
a. Aliran modal pemerintah. Ini biasanya berupa pinjaman dan bantuan dari
negara-negara asing yang diberikan kepada pemerintah atau badan-badan
pemerintah. Misalnya pinjaman untuk membangun irigasi termasuk
dalam golongan transaksi ini.
Jumlah 40 Jumlah 90
Neraca lalu lintas Rp + 50
C. Gabungan neraca transaksi berjalan dan lalu lintas modal Rp + 90
D. Selisih perhitungan +2
NERACA KESELURUHAN Rp - 92
b. Transaksi modal
Transaksi ini dibedakan menjadi dua kelompok nilai neto aliran modal
kepada pemerintah dan nilai neto aliran swasta.
c. Selisih perhitungan
Nilai selisih perhitungan meningkat dari US$ 701 juga menjadi lebih
dari US$ 3,8 milyar. Pertambahan ini menggambarkan aliran modal yang tak
dicatat semakin meningkat.
Neraca Keseluruhan
Di antara 1969-1993
Jenis transaksi 1969 1980 1985 1990 1993
A. Transaksi Berjalan 995 17.489 49.901 26.807 37.186
b. Impor __ 20 __ __ 748
Kedudukan neraca
pembayaran defisit
(+)/Surplus (-)
Sumber : Bank Indonesia, Laporan Tahunan, beberapa tahun
BAB III
A. Definisi Kurs
Nilai tukar atau kurs (exchange rate) satu mata uang terhadap mata uang
lainnya merupakan bagian dari proses valuta asing.[4] Istilah valute asing
mengacu pada mata uang asing mengacu pada matauang asing aktual atau
berbagai klaim atasnya, seperti deposto bank atau surat sanggup bayar yang
diperbedagangkan. Nilai tukar valuta asing adalah harga dimana pembelian dan
penjualan valuta asing berlangsung; nilai tukar merupakan jumlah mata uang
dalam negeri yang harus dibayarkan untuk memperoleh satu unit mata uang
asing. Sebagai contoh, bila seseorang harus menyerahkan Rp. 1.600 untuk
memperoleh $1, ini berarti bahwa nilai tukarnya adalah 1.600
a. Perbedaan antara kurs beli dan jual oleh para pedagang kurs valuta asing atau
bank.
Pasar valuta asing tidaklah hanya menyangkut kurs atau harga valuta
asing saja, tetapi juga pihak-pihak yang melakukan transaksi. Pihak-pihak ini
antara lain: eksportir-importir, bank, pedagang perantara dan bank sentral. Secara
global proses transaksi pasar valuta asing adalah dimulai dengan eksportir dan
atau importer yang hendak menjual atau membeli valuta asing menghubungi
bank. Bank berusaha mencari dan mempertemukan permintaan dan penawaran
valuta asing dari para langganannya. Kalu usaha ini ternayta tidak bisa bank
tersebut akan menghubungi bank yang lain atau pedagang perantara. Pedagang
perantara ini usahanya spesialisasi dalam mata uang tertentu. Peranan Bank
sentral sangat besar, terutama dalam usahanya mempengaruhi kurs dengan cara
aktif jual beli valuta asing.
C. Perubahan Tingkat Nilai Tukar
1. Perubahan dalam cita masyarakat. Bila penduduk suatu negara lebih menyukai barang-
barang dari negara lain maka nilai mata uang asing tersebut akan semakin naik.
2. Perubahan harga dari barang-barang ekspor dan impor. Semakin tinggi harga barang
yang diekspor, semakin turun nilai mata uang pengekspor tersebut. Dan semakin
tinggi harga brang yang di impor, maka makin tinggi nilai mata uang pengimpor
tersebut.
4. Perubahan dalam tingkat bunga dan tingkat pengembalian investasi. Aliran dana
ivestasi mengakibatkan apresiasi mata uang negara pengimpor modal dana investasi
mengakibatkan apresiasi mata uang negara pengimpor modal dan depresiasi mata
uang negara pengekspor modal.
5. Perkembangan ekonomi. Semakin banyak produksi penemuan baru dan nilai ekspor
suatu negara semakin kuat nilai mata uang negara tersebut.
PP = Rp 1.000/kg = 1000
$/kg
Apabila terjadi perubahan harga yang berbeda di kedua negara, maka kurs
tersebut haruslah mengalami perubhan pula. Misalnya, kalau harga-harga di
Indonesia naik tiga kali dan di Amerika Serikat naik dua kali, maka kursnya (kurs
PPP) akan menjadi:
1.000 X 3 = Rp 1.500
$1 2 $1
Sifat kurs valuta asing sangat bergantung dari sifat pasar. Apabila
transaksi jual beli valuta asing dapat dilakukan secara bebas di pasar, maka kurs
valuta saing akan berubah-ubar sesuai dengan perubahan permintaan dan
penawaran. Apabila pemerintah menjalankan kebijakan stabilitas kurs, tetapi
dengan tidak mempengaruhi transaksi swasta, maka kurs ini hanya akan berubah-
ubah di dalam batas yang kecil meskipun batas-batas ini dapat berubah-ubah dari
waktu ke watku. Pemerintah juga dapat mengawasi sepenuhnya transaksi valuta
asing. Dalam hal ini kurs tidak lagi dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran.
Sistem ini disebut exchange control. Di dalam sistem moneter standar emas kurs
valuta asing relatif tetap atau hanya berubah-ubah dalam batas-batas yang
ditentukan oleh ongkos angkut emas. Ada dua sistem kurs valuta asing yaitu:
Dalam pasar bebas perubahan kurs tergantung kepada beberapa faktor yang
mempengaruhi permintaan dan penawaran valuta asing. Permintaan valuta asing
diperlukan guna melakukan transaksi pembayaran ke luar negeri (impor). Permintaan
valuta asing diturunkan dalam transaksi debit dalam neraca pembayaran
internasional. Sedangkan penawaran valuta asing berasal dari eksportir, yakni dari
transaksi kredit neraca pembayaran internasional.
Satu hal yang tidak dapat dipisahkan dengan sistem kurs tetap adalah
tindakan menurunkan atau menaikan nilai mata uang suatu negara kalau
dibandingkan dengan mata uang asing. Langkah pemerintah yang menyebabkan nilai
mata uang negara itu turun terhadap mata uang negara lain dinamakan devaluasi.
Kebalikannya, yaitu tindakan yang menyebabkan mata uang negara itu naik nilanya
terhadap mata uang asing dinamakan revaluasi.
1. Mempermudah penukaran valuta asing serta pemindahan dana dari satu negara ke
negara lain.
AS = Y + M
Ekspor adalah satu komponen pengeluaran agregat, oleh sebab itu ekspor
dapat mempengaruhi tingkat pendapatan nasional yang akan dicapai. Apabila
ekspor bertambah, pengeluaran agregat bertambah tinggi dan selanjutnya akan
menaikkan pendapatan nasional. Akan tetapi sebaliknya pendapatan nasional
tidak dapat mempengaruhi ekspor. Ekspor belum tentu bertambah apabila
pendapatan nasional bertambah, atau ekspor dapat mengalami perubahan
walaupun pendapatan nasional tetap. Dengan demikian fungsi ekspor mempunyai
bentuk yang sama dengan fungsi investasi dan fungsi pengeluaran pemerintah.
Penentu impor besarnya impor yang dilakukan sesuatu Negara antara lain
ditentukan oleh sampai di mana kesanggunpan barang-barang yang
diproduksikan di Negara-negara lain untuk beaing dengan barang-barang yang
dihasilkan di Negara itu. Apabila barang-barang dari luar negeri mutunya lebih
baik, atau harga-harganya lebih murah, daripada barang-barang yang sama yang
dihasilkan di dalam negeri, maka akan terdapat kecenderungan bahwa Negara
tersebut akan mengimpor lebih banyak barang dari luar negeri. Akan tetapi
apakah kecenderungan tersebut akan terwujud atau tidak, masih tergantung
kepada kesanggupan penduduk Negara itu membayar impor. Ini berarti bahwa
besarnya impor lebih dipengaruhi oleh besarnya pendapatan nasional daripada
oleh kemampuan barang-barang luar negeri untuk bersaing dengan barang-
barang produksi dalam negeri oleh sebab itu dalama analisis makroekonomi
dianggap impor mempunyai ciri-ciri, yaitu makin besar tingkat pendapatan
nasioanl, makin besar pula nilai impor.
KESIMPULAN
1. Neraca pembayaran adalah suatu catatan aliran keuangan yang menunjukkan nilai
transaksi perdagangan dan aliran dana yang dilakukan di antara suatu Negara
dengan Negara lain dalam suatu tahun tertentu. Neraca pembayaran dapat di
bedakan pada dua bagian utama, yaitu neraca berjalan dan neraca modal.
Neraca pembayaran akan selalu seimbang, yaitu aliran uang dan modal ke luar
negeri adalah sama dengan aliran uang dan modal yang masuk ke Negara
tersebut. Yang menyebabkan neraca pembayaran selalu seimbang adalah
ketidakseimbangan dalam neraca berjalan dan neraca modal dan akan di
seimbangankan oleh perubahan cadangan valuta asing yang dimiliki oleh bank
sentral.
3. Nilai tukar baluta asing adalah harga dimana-dimana pembelian dan penjualan
valuta asing berlangsung; nilai tukar merupakan jumlah mata uang dalam negeri
yang harus dibayarkan untuk memperoleh satu unit mata uang asing.
4. Tingkat nilai tukar ditentukan oleh perubahan dalam cita rasa masyakarat,
perubahan harga barang barang ekspor-ekspor, inflasi, aliran modal,
perkembangan ekonomi serta faktor politis dan psycologi.
6. Setiap perubahan ekspor atau impor akan secara otomatis menyebabkan perubahan
dalam pendapatan nasional dan tingkat kegiatan ekonomi Negara
DAFTAR PUSTAKA
Sukirno, Sadono, Pengantar Teori Makroekonomi, ed. 2. PT. Raja Grafindo Persada.
Jakarta. 2001.