Anda di halaman 1dari 29

UANG DAN NERACA PEMBAYARAN

1. PENGERTIAN UANG

Pengertian uang dibagi menjadi dua, yaitu: Pengertian uang dalam ilmu
ekonomi tradisional dan modern.

 Pengertian uang dalam ekonomi tradisional didefinisikan sebagai setiap alat


tukar yang dapat diterima secara umum. Alat tukar itu dapat berupa benda
apapun yang dapat diterima oleh setiap orang di masyarakat dalam proses
pertukaran barang dan jasa. Uang seperti ini disebut Uang Barang.

 Sedangkan dalam ilmu ekonomi modern, uang didefinisikan sebagai sesuatu


yang tersedia dan secara umum diterima sebagai alat pembayaran bagi
pembelian barang-barang dan jasa-jasa serta kekayaan berharga lainnya bahkan
untuk pembayaran hutang. Beberapa ahli juga menyebutkan fungsi uang
sebagai alat penunda pembayaran.

2. SEJARAH UANG

A. Sejarah Uang dan Latar Belakang Munculnya uang

Masyarakat yang masih primitif, kehidupannya masih sangat sederhana.


Hal ini pernah dialami oleh nenek moyang kita. Mereka dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya dengan cara mengambil dan memanfaatkan barang yang ada
di sekitar tempat tinggalnya. Perkembangan peradaban manusia juga menggeser
tujuan kegiatan produksi masyarakat. Semula, masyarakat memproduksi barang
hanya untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, lalu berkembang menjadi tidak
hanya untuk memenuhi kebutuhan keluarganya tetapi juga untuk memenuhi
kebutuhan orang lain (untuk dijual). Selanjutnya, terjadilah perdagangan dengan
cara tukar-menukar antara barang dengan barang lain yang dinamakan barter
(pertukaran innatura).
Pertukaran barang dengan barang dapat terjadi jika syarat-syarat dapat
dipenuhi. Syarat-syarat itu sebagai berikut:

a.Orang-orang yang akan melakukan pertukaran harus memiliki barang yang


akan
ditukarkan.

b.Orang-orang yang akan melakukan pada waktu yang sama.

c. Barang-barang yang akan dipertukarkan hams mempunyai nilai yang sama


Seiring dengan perkembangan peradaban manusia maka pertukaran dengan
cara barter menjadi semakin sulit dilakukan. Bahkan, karena kebutuhan setiap orang
semakin banyak dan beragam, maka untuk memenuhi kebutuhan hidupnya tidak
mungkin lagi ditempuh dengan cara barter. Karena menghadapi kesulitan dalam
melakukan pertukaran barter, manusia terdorong untuk mencari cara pertukaran yang
lebih mudah. Manusia mulai menggunakan uang barang dalam melakukan
pertukaran. Contoh uang barang yaitu garam, senjata, dan kulit hewan.
Pada umumnya benda-benda yang digunakan sebagai uang barang oleh masyarakat
setempat memiliki sifat-sifat sebagai berikut.
a. Digemari oleh masyarakat setempat.
b. Jumlahnya terbatas.
c. Mempunyai nilai tinggi.

Kesulitan pertukaran dengan menggunakan uang barang tersebut mendorong


manusia untuk menetapkan benda yang dapat digunakan sebagai perantara tukar-
menukar. Benda yang dianggap cocok sebagai alat tukar menukar adalah logam.
Pada masa lalu, logam yang digunakan sebagai uang adalah emas atau perak.
Mengapa masyarakat memilih emas atau perak sebagai alat perantara
pertukaran? Alasannya sebagai berikut.

 Emas dan perak merupakan barang yang dapat diterima oleh semua anggota
masyarakat karena memiliki nilai yang tinggi dan jumlahnya langka.
 Jika dipecah nilainya tetap (tidak berkurang).
 Tahan lama (tidak mudah rusak).

Akan tetapi, penggunaan emas dan perak juga masih mengandung kelemahan
untuk memenuhi tuntutan kebutuhan pertukaran masyarakat. Kelemahannya sebagai
berikut.
a. Jumlahnya sangat terbatas sehingga tidak mudah untuk mencukupi kebutuhan
masyarakatakanpertukaran.
b. Kandungan emas tiap daerah tidak samä sehingga menyebabkan persediaan
emas tidak sama.

Pada awalnya, dahulu manusia sama sekali belum mengenal pertukaran


barang (barter) apalagi uang, karena kehidupan saat itu belum sekompleks seperti
sekarang ini. Dengan sangat sederhana sekali, manusia saat itu memenuhi kebutuhan
hidup sendiri-sendiri. Misalnya: Berburu kalau lapar, kalau butuh pakaian mereka
membuatnya sendiri dengan bahan sederhana seperti kulit dan dedaunan pohon,
kalau ingin makan lainnya tinggal pergi ke hutan untuk memetik buah yang bisa
dimakan.

Namun seiring dengan berjalannya waktu, lama-kelamaan manusia


menghadapi kenyataan bahwa apa yang mereka peroleh tidak bisa memenuhi
kebutuhannya sendiri secara menyeluruh. Sehingga dicarilah cara buat tukar-
menukar barang antara individu satu sama yang lain. Cara seperti ini dikenal sebagai
sistem barter.
3. SISTEM BARTER

Sistem barter digunakan cukup lama, berabad-abad. Hingga akhirnya


kehidupan manusia makin kompleks sehingga adakalanya sistem barter menghadapi
kendala seperti sulitnya ketemu dua orang yang mempunyai barang yang mau
ditukarkan satu sama lain. Misal: Si A punya buah dan butuh ikan, ketemunya si B
yang punya ikan tapi butuhnya bukan buah, tapi pakaian.

4. UANG BARANG

Menghadapi masalah seperti diatas, maka manusia memikirkan lagi hingga


menemukan solusi yaitu menggunakan benda-benda tertentu sebagai alat tukar.
Benda yang ditetapkan sebagai alat tukar biasanya benda yang bisa diterima dengan
secara umum, seperti misalnya pada orang Romawi dulu menggunakan garam.

Kalau diilustrasikan pada si A dan si B diatas, maka akan terjadi seperti ini:
Si A menemui penghasil garam yang butuh buah, kemudian buah ditukar dengan
garam. Setelah garam dia dapat, barulah menukar garamnya dengan ikannya si B.
Meskipun yang dibutuhkan si B adalah pakaian, tapi si B mau menerima karena
garam sudah ditetapkan sebagai alat pertukaran sehingga nantinya akan
mempermudah si B untuk menukarnya lagi dengan yang ia butuhkan, yaitu pakaian.

Meskipun alat tukar sudah ditentukan, seiring waktu menemui kendala juga.
Seperti: Tidak mempunyai pecahan nilai sehingga kesulitan menentukan nilainya,
penyimpanan dan pengangkutan (transportation) yang susah, dan mudah hancur atau
tidak bertahan lamanya benda tersebut. Hingga akhirnya dicarilah benda yang
mempunyai syarat-syarat:

 Diterima secara umum


 lebih mudah dibawa, dan tahan lama

Benda tersebut ialah uang logam yang bahan pembuatannya dari emas dan perak.

Pada waktu itu setiap orang yang mempunyai uang logam tersebut berhak
penuh atas uang tersebut. Setiap orang boleh menimbun sebanyak-banyaknya bahkan
boleh untuk menempa atau melebur untuk digunakan perhiasan, sehingga timbul
anggapan bahwa suatu saat jika tukar menukar mengalami perkembangan yang
membutuhkan uang logam dalam jumlah banyak, maka tidak bisa dilayani karena
mengingat emas dan perak jumlahnya terbatas. Lagi pula untuk transaksi tukar-
menukar dalam skala besar, uang logam jumlah banyak juga mempunyai kekurangan
yaitu sulitnya untuk dipindah-pindahkan dari tangan satu ke tangan lainnya. Sampai
akhirnya terciptalah uang kertas.

Tapi jangan salah, uang kertas yang beredar saat itu merupakan bukti
kepimilikan atas emas atau perak. Dengan kata lain, uang kertas yang beredar pada
saat itu merupakan uang yang dijamin 100% dengan emas atau perak yang disimpan
di pandai emas atau perak dan sewaktu-waktu dapat ditukarkan penuh dengan
jaminannya. Pada perkembangan selanjutnya, masyarakat tidak lagi menggunakan
emas (secara langsung) sebagai alat pertukaran. Sebagai gantinya, mereka
menjadikan ‘kertas-bukti’ tersebut sebagai alat tukar.

5. FUNGSI UANG

Seperti yang sudah dijelaskan diatas, fungsi uang adalah sebagai perantara
untuk pertukaran barang dengan barang, menghindari sistem barter yang banyak
menemui kendala, sehingga diharapkan dengan uang akan lebih mudah. Namun
secara lebih rinci, fungsi uang bisa dibedakan menjadi dua, yaitu: Fungsi Asli dan
Fungsi Turunan.

a. Fungsi Asli
Fungsi asli uang ada tiga, yaitu sebagai alat tukar, sebagai satuan hitung, dan sebagai
penyimpan nilai.

 Uang berfungsi sebagai alat tukar atau medium of exchange yang dapat
mempermudah pertukaran. Orang yang akan melakukan pertukaran tidak
perlu menukarkan dengan barang, tetapi cukup menggunakan uang sebagai
alat tukar. Kesulitan-kesulitan pertukaran dengan cara barter dapat diatasi
dengan pertukaran uang.
 Uang juga berfungsi sebagai satuan hitung (unit of account) karena uang
dapat digunakan untuk menunjukan nilai berbagai macam barang/jasa yang
diperjualbelikan, menunjukkan besarnya kekayaan, dan menghitung besar
kecilnya pinjaman. Uang juga dipakai untuk menentukan harga barang/jasa
(alat penunjuk harga). Sebagai alat satuan hitung, uang berperan untuk
memperlancar pertukaran.
 Selain itu, uang berfungsi sebagai alat penyimpan nilai (valuta) karena dapat
digunakan untuk mengalihkan daya beli dari masa sekarang ke masa
mendatang. Ketika seorang penjual saat ini menerima sejumlah uang sebagai
pembayaran atas barang dan jasa yang dijualnya, maka ia dapat menyimpan
uang tersebut untuk digunakan membeli barang dan jasa pada masa
mendatang.

b. Fungsi Turunan

Selain ketiga hal di atas, uang juga memiliki fungsi lain yang disebut sebagai fungsi
turunan. Fungsi turunan itu antara lain:

 Uang sebagai alat pembayaran yang sah

Kebutuhan manusia akan barang dan jasa yang semakin bertambah dan
beragam tidak dapat dipenuhi melalui cara tukar-menukar atau barter. Guna
mempermudah dalam mendapatkan barang dan jasa yang diperlukan, manusia
memerlukan alat pembayaran yang dapat diterima semua orang, yaitu uang.

 Uang sebagai alat pembayaran utang

Uang dapat digunakan untuk mengukur pembayaran pada masa yang akan
datang.

 Uang sebagai alat penimbun kekayaan

Sebagian orang biasanya tidak menghabiskan semua uang yang


dimilikinya untuk keperluan konsumsi. Ada sebagian uang yang disisihkan dan
ditabung untuk keperluan pada masa datang.

 Uang sebagai alat pemindah kekayaan

Seseorang yang hendak pindah dari suatu tempat ke tempat lain dapat
memindahkan kekayaannya yang berupa tanah dan bangunan rumah ke dalam
bentuk uang dengan cara menjualnya. Di tempat yang baru dia dapat membeli
rumah yang baru dengan menggunakan uang hasil penjualan rumah yang lama.

 Uang sebagai alat pendorong kegiatan ekonomi

Apabila nilai uang stabil orang lebih bergairah dalam melakukan


investasi. Dengan adanya kegiatan investasi, kegiatan ekonomi akan semakin
meningkat.

6. SYARAT-SYARAT UANG

Suatu benda dapat dijadikan sebagai “uang” kalau benda tersebut memenuhi
syarat-syarat berikut:

1. Benda itu harus diterima secara umum (acceptability).


2. Untuk memenuhi kriteria poin 1, benda tersebut harus bernilai tinggi atau
setidaknya dijamin oleh pemerintah.
3. Terbuat dari bahan yang bisa tahan lama (durability)
4. Kualitasnya sama (uniformity)
5. Jumlahnya dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan uang tersebut.
6. Tidak mudah dipalsukan (scarcity)
7. Mudah dibawa (portable).
8. Mudah dibagi tanpa mengurangi nilai (divisibility).
9. Memiliki cenderung stabil dari waktu ke waktu (stability of value).
7. JENIS UANG

Berdasarkan jenisnya, uang dibagi menjadi dua, yaitu Uang Kartal dan Uang Giral.

 Uang Kartal adalah alat bayar yang sah dan wajib digunakan oleh masyarakat
dalam melakukan transaksi jual-beli sehari-hari (common money)

 Uang Giral adalah uang yang dimiliki masyarakat dalam bentuk simpanan
(deposito) yang dapat ditarik sesuai kebutuhan. Contohnya, cek.

a. Uang Kartal
Uang kartal terdiri dari uang kertas dan uang logam. Uang kartal adalah alat
bayar yang sah dan wajib diterima oleh masyarakat dalam melakukan transaksi jual
beli sehari-hari.

Menurut Undang-undang Bank Sentral No. 13 tahun 1968 pasal 26 ayat 1,


Bank Indonesia mempunyai hak tunggal untuk mengeluarkan uang logam dan kertas.
Hak tunggal untuk mengeluarkan uang yang dimiliki Bank Indonesia tersebut disebut
hak oktroi.

Jenis Uang Kartal Menurut Lembaga Yang Mengeluarkannya :


Menurut Undang-Undang Pokok Bank Indonesia No. 11/1953, terdapat dua jenis
uang kartal, yaitu uang negara dan uang bank.
Uang negara adalah uang yang dikeluarkan oleh pemerintah, terbuat dari kertas yang
memiliki ciri-ciri :

• Dikeluarkan oleh pemerintah


• Dijamin oleh undang undang
• Bertuliskan nama negara yang mengeluarkannya
• Ditanda tangani oleh mentri keuangan

Namun, sejak berlakunya Undang-undang No. 13/1968, uang negara dihentikan


peredarannya dan diganti dengan Uang Bank.

Uang Bank adalah uang yang dikeluarkan oleh Bank Sentral berupa uang
logam dan uang kertas, Ciri-cirinya sebagai berikut.
• Dikeluarkan oleh Bank Sentral
• Dijamin dengan emas atau valuta asing yang disimpan di bank sentral
• Bertuliskan nama bank sentral negara yang bersangkutan (di Indonesia : Bank
Indonesia)
• Ditandatangani oleh gubernur bank sentral.
Jenis Uang Kartal Menurut Bahan Pembuatnya
Uang Giral
Uang giral tercipta akibat semakin mendesaknya kebutuhan masyarakat akan
adanya sebuah alat tukar yang lebih mudah, praktis dan aman. Di Indonesia, bank
yang berhak menciptakan uang giral adalah bank umum selain Bank Indonesia.
Menurut UU No. 7 tentang Perbankan tahun 1992, definisi uang giral adalah tagihan
yang ada di bank umum, yang dapat digunakan sewaktu-waktu sebagai alat
pembayaran. Bentuk uang giral dapat berupa cek, giro, atau telegrafic transfer.
Uang giral bukan merupakan alat pembayaran yang sah. Artinya, masyarakat boleh
menolak dibayar dengan uang giral.

Terjadinya uang giral


Uang giral dapat terjadi dengan cara berikut.
• Penyetoran uang tunai kepada bank dan dicatat dalam rekening koran atas nama
penyetor, penyetor menerima buku cek dan buku biro gilyet. Uang tersebut
sewaktu-waktu dapat diambil atau penyetor menerima pembayaran utang dari
debitur melalui bank. Penerimaan piutang itu oleh bank dibukukan dalam
rekening koran orang yang bersangkutan. Cara di atas disebut primary deposit.

• Karena transaksi surat berharga. Uang giral dapat diciptakan dengan cara
menjual surat berharga ke bank, lalu bank membukukan hasil penjualan surat
berharga tersebut sebagai deposit dari yang menjual. Cara ini disebut derivative
deposit

• Mendapat kredit dari bank yang dicatat dalam rekening koran dan dapat diambil
sewaktu-waktu. Cara ini disebut dengan loan deposit.

Keuntungan menggunakan uang giral

Keuntungan menggunakan uang giral sebagai berikut.


• Memudahkan pembayaran karena tidak perlu menghitung uang
• Alat pembayaran yang dapat diterima untuk jumlah yang tidak terbatas, nilainya
sesuai dengan yang dibutuhkan (yang ditulis oleh pemilik cek/bilyet giro)
• Lebih aman karena risiko uang hilang lebih kecil dan bila hilang bisa segera
dilapokan ke bank yang mengeluarkan cek/bilyet giro dengan cara pemblokiran.
8. UANG MENURUT BAHAN PEMBUATANYA

 Uang Logam

Adalah uang yang terbuat dari logam. Dipilih menggunakan logam


karena logam bisa tahan lama. Pada awal kemunculannya, uang logam dibuat
dengan bahan emas atau perak. Semakin tinggi kadar emas atau peraknya,
maka semakin tinggi pula daya tukarnya. Dengan begitu uang seperti ini
memiliki tiga nilai: Nilai Intrinsik, yaitu nilai bahannya. Nilai Nominal, yaitu
nilai yang tercetak/tercantum pada uang tersebut. Nilai Tukar, yaitu nilai daya
tukarnya. Misal Rp500.00 nilai tukarnya dapat permen, Rp10.000.00 nilai
tukarnya bisa dapat sepiring nasi.

 Uang Kertas

Yaitu uang yang terbuat dari bahan kertas. Uang jenis ini hanya
memiliki nilai nominal dan nilai tukar yang tinggi, sedangkan nilai
intrinsiknya tidak. Begitu juga pada zaman sekarang, uang logam dibuat
dengan logam biasa sehingga nilai intrinsiknya tidak sebanding dengan nilai
nominalnya.

9. MENURUT NILAINYA DIBEDAKAN MENJADI DUA:

 Uang Penuh (full bodied money).

Nilai uang dikatakan sebagai uang penuh apabila nilai yang tertera di
atas uang tersebut sama nilainya dengan bahan yang digunakan. Dengan kata
lain, nilai nominal yang tercantum sama dengan nilai intrinsik yang
terkandung dalam uang tersebut.

 Uang Tanda (token money).

Uang tanda adalah apabila nilai yang tertera diatas uang lebih tinggi
dari nilai bahan yang digunakan untuk membuat uang atau dengan kata lain
nilai nominal lebih besar dari nilai intrinsik uang tersebut. Misalnya, untuk
membuat uang Rp1.000,00 pemerintah mengeluarkan biaya Rp750,00.
10. TEORI NILAI UANG

Teori Nilai Uang dibagi menjadi dua, yaitu: Teori Uang Statis dan Teori
Uang Dinamis.

 Teori Uang Statis

Teori ini disebut statis karena tidak mempersoalkan perubahan nilai uang yang
diakibatkan perkembangan ekonomi. Teori ini dibuat dengan tujuan untuk menjawab
pertanyaan seperti: apakah sebenarnya uang? Mengapa uang itu ada harganya?
Mengapa uang itu sampai beredar?

Teori ini meliputi:

1. Teori Metalisme, teori yang hampir sama dengan pengertian nilai intrinsik.
2. Teori Konvensi, teori yang menyatakan uang bisa diterima secara umum di
masyarakat karena atas dasar perjanjian/ mufakat.

3. Teori Nominalisme, teori ini menyatakan diterimanya uang berdasarkan nilai daya
belinya.
4. Teori Negara, teori ini menyatakan bahwa uang adalah benda yang ditetapkan oleh
negara yang berfungsi sebagai alat tukar dan alat bayar. Jadi nilainya pun ditetapkan
oleh pemerintah yang diatur oleh undang-undang.

 Teori Uang Dinamis

Kalau teori diatas tidak mempersoalkan perubahan nilai uang, maka Teori
Uang Dinamis ini adalah sebaliknya.

Teori ini meliputi:

1. Teori Kuantitas, pada teori ini David Ricardo menyatakan bahwa kuat atau
lemahnya nilai uang sangat tergantung pada jumlah uang yang beredar.
Kemudian Irving Fisher menyempurnakan teori diatas dengan menyatakan
tidak hanya tergantung pada jumlah saja, tapi juga pada kecepatan peredaran
uang, barang dan jasa sebagai faktor yang memengaruhi nilai uang.

2. Teori Persediaan Kas, pada teori ini menyatakan bahwa perubahan nilai uang
tergantung dari jumlah uang yang tidak dibelikan barang-barang.

3. Teori Ongkos Produksi, pada teori ini menyatakan nilai uang dalam
peredaran yang berasal dari logam dan uang itu dapat dipandang sebagai
barang.
11. PERMINTAAN DAN PENAWARAN UANG
PERMINTAAN UANG
Permintaan uang diartikan sebagai kebutuhan masyarakat akan uang tunai.
Menurut John Maynard Keynes ada 3 motif yang mempengaruhi permintaan uang
tunai oleh masyarakat. Ketiga motif tersebut yaitu:

1. Motif Transaksi (Transaction motive)


2. Motif Berjaga-jaga (Precautionary motive)
3. Motif Spekulasi (Specualtive motive)

Untuk dapat memahami secara lebih mudah tentang ketiga motif tersebut
berikut ini akan diuraikan satu persatu.

1. Permintaan uang untuk transaksi (transaction demand)


Terkait dengan fungsi uang sebagai alat tukar, kita menggunakan uang untuk
membeli barang dan jasa atau untuk membayar tagihan. Permintaan uang untuk
transaksi memiliki hubungan positif dengan pendapatan. Jika pendapatan naik, maka
permintaan uang untuk keperluan bertransaksi juga meningkat.

2. Permintaan uang untuk berjaga-jaga (precautionary demand)


Permintaan terhadap uang bisa saja karena orang ingin berjaga-jaga terhadap
suatu peristiwa yang tidak dikehendaki seperti sakit, kecelakaan, kebanjiran dan
kebakaran. Permintaan uang untuk berjaga-jaga juga memiliki hubungan positif
dengan pendapatan.

3. Permintaan uang untuk spekulasi (speculative demand)


Spekulasi berarti melakukan sesuatu tindakan atas dasar ramalan perubahan
nilai harta di masa depan. Jika seorang spekulan meramalkan bahwa harga rumah,
nilai saham, atau harga emas akan meningkat dimasa depan, mereka akan membeli
rumah, saham, atau emas, dan bukan menyimpan uang. Jadi, dalam hal ini spekulan
berharap bahwa mereka akan mendapatkan keuntungan dari peningkatan harga
rumah, saham, atau emas di masa depan. Ini tentu dengan sendirinya mengurangi
permintaan uang.

Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan uang adalah sebagai berikut.

1. Besar-kecilnya pembelanjaan negara yang berkaitan dengan pendapatan nasional.


2. Cepat atau lambatnya laju peredaran uang. Kecepatan peredaran uang dipengaruhi
oleh faktor berikut.

 kebiasaan pembayaran konsumen, apakah tunai atau angsuran, sebab ini akan
berpengaruh terhadap jumlah uang yang diminta pada saat ini atausaat
mendatang.
 Frekuensi pembayaran pendapatan
 Praktik-praktik bank, hal ini berkaitan dengan keluar masuknya uang melalui
bank.
 Keadaan psikologi masyarakat dalam menggunakan uangnya.
2. Motif-motif masyarakat dalam memiliki uang.

PENAWARAN UANG

Penaran uang lebih populer dinyatakan dengan istilah jumlah uang yang
beredar. Dalam laporan data statistik, jumlah uang beredar biasanya dilambangkan
dengan huruf M. Dissini ada beberapa definisi yang berbeda mengenai jumlah uang
yang beredar tergantung dari tingkat likuiditasnya. Pada umumnya uang beredar
didefinisikan sebagai berikut.

1. M1 adalah uang kertas dan logam (kartal) ditambah simpanan dalam bentuk
rekening koran (uang giral/ demand deposit)
2. M2 adalah M1 + tabungan + deposito berjangka (time deposit) pada bank-
bank umum.
3. M3 adalah M2 + tabungan + deposito berjangka pada lembaga-lembaga
keuangan bukan bank.

Secara sederhana penawaran uang atau jumlah uang yang beredar terdiri atas
uang logam, uang kertas, simpanan giro, deposito berjangka, berbagai macam
tabungan, dan rekening valuta asing milik swasta domestik. Penawaran uang
dipengaruhi oleh pemerintah dengan berbagai kebijakan yang ditetapkan. Lembaga
yang biasanya bertanggungjawab mengatur dan menjalankan kebijakan khususnya
kebijakan moneter adalah bank sentral.

Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran uang adalah sebagai berikut.

1. Semakin tinggi tingkat bunga, semakin sedikit jumlah uang yang beredar.
Semakin rendah tingkat bunga, semakin banyak jumlah uang yang beredar.
2. Semakin tinggi pendapatan masyarakat, semakin banyak uang yang beredar
karena semakin sering melakukan transaksi.
3. Semakin banyak (padat) jumlah penduduk, semakin banyak dan semakin
cepat uang beredar.
4. Keadaan geografis di perkotaan lebih cepat dan lebih banyak jumlah uang
yang beredar dibanding di pedesaan.
5. Struktur ekonomi, negara agraris berbeda dengan negara industri, negara
industri peredaran uang lebih cepat dan lebih banyak.
6. Penguasaan IPTEK penduduk. Iptek negara yang lebih maju lebih banyak dan
lebih cepat uang beredar dibandingkan dengan negara yang menerapkan
teknologi yang sederhana.
7. Globalisasi industri di lingkungan dunia usaha. Semakin global dan arus
modal ekonomi antarnegara yang semakin meningkat, uang yang beredar
juga dipengaruhi oleh transaksi-transaksi internasional dalam hal ini kurs
uang mempengaruhi peredaran
12. Nilai-Nilai Uang

Apakah nilai uang itu? Nilai uang adalah kemampuan uang untuk dapat
ditukarkan dengan sejumlah barang tertentu. Nilai uang tersebut dapat dibedakan
menjadi tiga macam.

a. Nilal Nominal
Nilai nominal uang adalah nilai yang tertera/tertulis pada setiap mata
uang yang bersangkutan. Contoh: pada uang Rp50.000, tertera angka lima puluh
ribu rupiah, maka nilai nominal uang money yaitu tersebut adalah lima puluh ribu
rupiah.

Istilah-istilah

 Ful Bodied money yaitu uang yang memiliki nilai nominal sama dengan nilai
intriksiknya Contohnya semua jenis uang logam
 Fiducier Money yaitu Uang yang memiliki nilai besar dari pada nilai
intriksinya Contohnya Semua yang kertas

b. Nilal Intrinsik
Nilai intrinsik uang adalah nilai bahan yang digunakan untuk membuat
uang. Contoh untuk membuat uang kertas Rp50 000,00 diperlukan kertas dan
bahan lainnya yang harganya Rp3.000,00, maka nilai intrinsik uang tersebut
adalah
c. Nilal Riil
Nilai riil uang adalah nilai yang dapat diukur dengan jumlah barang dan
jasa yang dapat ditukar dengan uang itu. Jika uang Rpl.000,00 dapat ditukar
dengan satu gelas minuman teh, maka dapat dikatakan bahwa nilai riil uang
Rpl.000,00 adalah segelas minuman teh.

Nilai-Nilai Uang Dilihat Dari Kegunaannya


Dilihat dan penggunaannya, nilai uang dibedakan menjadi nilai internal uang
dan nilai eksternal uang.

1. Nilai internal uang


Nilai internal uang adalah daya beli uang terhadap barang dan jasa. Contoh:
dengan uang Rp5.000,00 kalian dapat membeli sebuah buku tulis, maka nilai internal
uang Rp5.000,00 tersebut adalah sebuah buku tulis.

2. Nilai eksternal uang


Nilai eksternal uang adalah nilai uang dalam negeri, jika dibandingkan
dengan mata uang asing, yang lebih dikenal dengan KURS. Kurs ada dua macam
yaitu kurs jual dan kurs beli. Kurs jual adalah kurs yang berlaku apabila bank
menjual valuta asing. Sedangkan kurs beli adalah kurs yang berlaku apabila bank
membeli valuta asing. Contoh: kalian dapat menukarkan uang Rp9.000,00 déngan
satu dollar Amerika Serikat di bank yang melayani penukaran valuta asing. Dalam
hal ini nilai kurs Rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (US $1 = Rp9.000,00).
Istilah-Istilah
Valuta asing adalah alat-alat pembayaran luar negeri.

 Inflasi yaitu kenaikan harga barang-barang secara terus menerus dalam


jangka waktu tertentu.
 Deflasi yaitu penurunan harga barang-barang secara terus menerus dalam
jangka waktu tertentu.
 Devaluasi yaitu penurunan nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang
asing.
 Revaluasi yaitu kenaikan nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang
asing.

13. UANG DALAM EKONOMI


Uang adalah salah satu topik utama dalam pembelajaran ekonomi dan
finansial. Monetarisme adalah sebuah teori ekonomi yang kebanyakan membahas
tentang permintaan dan penawaran uang. Sebelum tahun 80-an, masalah stabilitas
permintaan uang menjadi bahasan utama karya-karya Milton Friedman, Anna
Schwartz, David Laidler, dan lainnya.

Kebijakan moneter bertujuan untuk mengatur persediaan uang, inflasi, dan


bunga yang kemudian akan memengaruhi output dan ketenagakerjaan. Inflasi adalah
turunnya nilai sebuah mata uang dalam jangka waktu tertentu dan dapat
menyebabkan bertambahnya persediaan uang secara berlebihan. Interest rate, biaya
yang timbul ketika meminjam uang, adalah salah satu alat penting untuk mengontrol
inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Bank sentral seringkali diberi tanggung jawab
untuk mengawasi dan mengontrol persediaan uang, interest rate, dan perbankan.

Krisis moneter dapat menyebabkan efek yang besar terhadap perekonomian,


terutama jika krisis tersebut menyebabkan kegagalan moneter dan turunnya nilai
mata uang secara berlebihan yang menyebabkan orang lebih memilih barter sebagai
cara bertransaksi. Ini pernah terjadi di Rusia, sebagai contoh, pada masa keruntuhan
Uni Soviet.
14. NERACA PEMBAYARAN

A. Definisi Neraca Pembayaran

Neraca pembayaran adalah suatu pembukuan yang menunjukkan aliran


pembayaran yang dilakukan dari negara-negara lain ke dalam negeri, dan dari
dalam negeri ke negara-negara lain.[1] Pembayaran-pembayaran yang dilakukan
tersebut meliputi (i) penerimaan dari ekspor dan pembayaran untuk impor barang
dan jasa; (ii) aliran masuk penanaman modal asing dan pembayaran penanaman
modal ke luar negeri; dan (iii) aliran ke luar dan lairan masuk modal jangka
pendek (seperti mendepositkan uang di luar negeri).

Dua neraca penting dalam suatu neraca pembayaran adalah neraca


perdagangan dan neraca keseluruhan. Neraca perdagangan menunjukkan
perimbangan di antara ekspor dan impor. Sedangkan neraca keseluruhan
menunjukkan perimbangan di antara keseluruhan aliran pembayaran ke luar
negeri dan keseluruhan aliran penerimaan dari luar negeri. Defisit neraca
pembayaran berarti pembayaran ke luar negeri melebihi penerimaan dari luar
negeri. Salah satu faktor penting yang menimbulkan defisit tersebut.

Defisit dalam neraca pembayaran menimbulkan beberapa akibat buruk


terhadap kegiatan dan kestabilan ekonomi negara. Defisit sebagai akibat impor
yang berlebihan akan mengakibatkan penurunan dalam negeri dengan barang
impor. Harga valuta asing akan meningkat dan menyebabkan harga-harga barang
impor bertambah mahal. Kegiatan ekonomi dalam negeri yang menurun
mengurangi kegairahan pengusaha-pengusaha untuk melakukan penanaman
modal dan membangun kegiatan usaha baru.

Dengan demikian, sama halnya dengan masalah pengangguran dan


inflasi, masalah defisit dalam neraca pembayaran dapat menimbulkan efek yang
buruk ke atas prestasi kegiatan ekonomi dalam jangka pendek dan jangka
panjang. Oleh karenanya setiap negara harus berusaha menghindari berlakunya
defisit dalam neraca pembayaran.

Neraca pembayaran memberikan beberapa informasi penting mengani


hubungan ekonomi di antara satu negara dengan negara-negara asing. Neraca
pembayaran akan memberikan informasi mengenai nilai dan perkembangan
ekspor dan impor. Ekspor dan impor adalah kegiatan yang selalu dilakukan setiap
negara dan sampai di mana peranan kegiatan tersebut dalam perekonomian dapat
diamati dari perkembangan neraca pembayaran. Defisit dalam neraca
pembayaran, yang disebabkan oleh impor yang melebihi ekspor, mengurangi
tingkat kegiatan ekonomi di dalam negeri dan masalah pengangguran yang lebih
serius akan dihadapi. Masalah lain yang mungkin timbul adalah kehilangan
kepercayaan orang terhadap prospek ekonomi negara akan mengalir ke luar dan
modal luar negeri tidak akan ditanam di negara tersebut. Keadaan seperti ini
dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi di masa depat. Akibat-akibat buruk
seperti ini menyebabkan berbagai negara berusaha untuk menghindari masalah
defisit dalam neraca pembayaran.
Infromasi penting lain yang dapat di lihat dari suatu neraca negara.
Seterusnya neraca pembayaran menunjukkan pula pertimbangan mutasi-mutasi
keuangan dari satu negara ke negara-negara lain. Perimbangan ini dinamakan
neraca keseluruhan. Neraca keseluruhan yang negatif, dan dinamakan defisit
neraca pembayaran, berarti mutasi-mutasi keungan ke luar negeri adalah lebih
banyak dari yang diterima dari luar negeri. Disamping dapat menunjukkan
besarnya defisit yang dialami dalam suatu waktu tertentu, dari neraca
pembayaran dapat juga dilihat sebab-sebab yang menimbulkan defisit tersebut.
Mungkin sebabnya adalah impor yang lebih besar dari ekspor. Disamping itu ia
dapat disebabkan pula oleh pengaliran modal yang terlalu besar ke luar negeri.

Neraca pembayaran mengukur transaksi ekonomi yang terjadi antar-


negara baik barang maupun jasa, baik asset riil maupun reset finanisal, ataupun
pembayaran transfer karena neraca ini mencerminkan volume transaksi yang
terjadi selama periode waktu tertentu, biasanya satu tahun, maka neraca
pembayaran mengukur aliran atau flow.[2]

Beberapa transaksi yang termasuk dalam neraca pembayaran tidak


menggunakan pembayaran dalam bentuk uang. Sebagai contoh, jika masalah
Time mengirim mesin press cetak ke cabangnya di Australia, tidak terjadi
pembayaran dalam bentuk uang; tetapi karena telah terjadi transaksi ekonomi
antar negara, maka transaksi ini harus dimasukkan dalam neraca pembayaran.
Demikian juga, jika CARE mengirim makanan ke Afrika, atau jika Pentagon
mengirim bantuan militer ke Israel, transaksi ini juga harus dimasukkan dalam
neraca pembayaran. Jadi ingat, meskipun kita membicaran neraca pembayaran,
istilah yang lebih tepat sebenarnya adalah neraca transaksi ekonomi.

Neraca pembayaran disusun sesuai prinsip double entry bookkeeping,


yaitu pembukuan ke salah satu sisi neraca disebut debit, pembukuan ke sisi yang
satunya disebut kredit. Seperti akan kita lihat, neraca pembayaran tersusun atas
beberapa rekening; defisit dalam satu atau beberapa rekening harus diimbangi
dengan surplus pada rekening yang lain. Jadi, debit total harus seimbang atau
sama dengan kredit total, sehingga sesuai dengan istilah balance atau neraca.
Neraca pembayaran memberikan perbandingan dalam periode waktu tertentu,
satu tahun misalnya, antara pembayaran memberikan ke luar atau outflow keluar
negeri yang dibukukan sebagai debit, yang dibukukan sebagai kredit. Bagian
selanjutnya akan menggambarkan rekening utama dalam neraca pembayaran.

B. Ciri-ciri Neraca Pembayaran

Sebagai suatu neraca pembukuan, neraca pembayaran dapat dibedakan


kepada dua bagian: passive dan aktiva. Dalam bagian passive di catat transaksi-
transaksi yang menyebabkan negara itu melakukan pembayaran ke negara-negara
lain. Dan dalam bagian aktiva dicatatkan transaksi-transakit yang menyebabkan
negara itu menerima pembayaran dari negara lain. Selanjutnya suatu neraca
pembayaran dibedakan pula menjadi dua jenis pembukuan, yaitu transaki
berjalan atau current account dan lalu lintas modal atau capital account.
1. Transaksi berjalan. Dalam transaksi berjalan atau current account dicatat
transaksi-transaksi berikut:

a. Ekspor dan impor barang-barang. Ia dinamakan juga dengan istilah


perdagangan nyata.

Transaksi ini meliputi hasil-hasil sector pertanian, barang-barang


produksi industri, neraca (yaitu perbedaan di antara ekspor dan impor)
dari perdagangan tampak yaitu perdagangan dalam barang-barang tampak
dinamakan neraca perdagangan. Apabila nilai neraca itu positif berarti
ekspor barang melebihi impornya. Sebaliknya apabila negatif maka impor
barang melebihi ekspornya.

b. Ekspor dan impor jasa-jasa. Transaksi ini dikenal sebagai perdagangan tak
nyata. Yang termasuk dalam golongan ini adalah transaksi-transaksi
dalam kegiatan pengangkutan, kegiatan perjanalan luar negeri,
pendapatan dari investasi modal, dan beberapa kegiatan jasa lainnya.

Nilai neraca suatu negara positif bila neraca tersebut lebih banyak
menjual jasa-jasanya ke luar negeri dan membelinya dari negara-negara
lain. Nilanya negatif bila negara itu lebih banyak membeli jasa pihak-
pihak luar dan menjual jasanya ke luar negeri.

c. Pembayaran pindahan atau transfer onilateral

Transaksi ini meliputi pembayaran dimana penerimanya tidak perlu


membayar dalam bentuk uang atau jasa.

Contoh: bantuan bahan makanan Amerika Serikat ke penderita kelaparan


di Aprika. Mengirimkan uang untuk membiayai perbelanjaan anak-anak
bersekolah di luar negara merupakan contoh lainnya.

2. Lalu lintas modal. Neraca lalu lintas modal atau Capital account mencatat dua
golongan transaksi: (i) aliran modal pemerintah, dan (2) aliran modal swasta.

a. Aliran modal pemerintah. Ini biasanya berupa pinjaman dan bantuan dari
negara-negara asing yang diberikan kepada pemerintah atau badan-badan
pemerintah. Misalnya pinjaman untuk membangun irigasi termasuk
dalam golongan transaksi ini.

b. Aliran modal swasta Ia dibedakan dalam tiga jenis, yaitu investasi


langsung, investasi portfolio dan amortasi. Investasi langsung adalah
investasi untuk mengembangkan perusahaan-perusahaan. Investasi
portfolio adalah investasi dalam bentuk membeli saham-saham di negara
lain. Amortisasi adalah pembelian kembali saham-saham atau kekayaan
lain yang pada masa lalu telah dijual kepada penduduk negara-negara
lain.
Sementara transaksi perjalanan mencatat transaksi internasional yang
berkaitan dengan barang, jasa, dan transfer unilateral, sedangkan transaksi
modal atau capital account mencatat transaksi internasional yang berkaitan
dengan aliran asset keuangan, seperti peminjaman, pemberian pinjaman, dan
investasi. Sebagai contoh, investor Amerika membeli asetluar negeri agar
mendapatkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi dan juga untuk
mendiversifikasikan portofolio mereka. Bila ekonomi berbicara tentang
kapital atau modal, yang dimaksud biasanya adalah sumber daya fisik dan
manusiawi yang digunakan untuk memproduksi barang dan jasa. Tetapi
kadangkala istilah kapital atau modal digunakan sebagai istilah lain dari
uang, yaitu uang yang digunakan untuk mendapatkan aset keuangan seperti
saham, obligasi, saldo bank, dan uang yang digunakan untuk melakukan
investasi langsung dalam pabrik dan peralatan luar negeri. Aliran ke luar
modal Amerika atau U.S. capital outflow terjadi bila orang Amerika membeli
aset luar negeri. Aliran modal masuk Amerika atau U.S. capital inflow terjadi
bila luar negeri membeli aset Amerika.[3]

Bentuk Suatu Neraca Pembayaran

(dalam triliun rupiah)


Passive (pembayaran) Aktiva (penerimaan)

A. Transaksi berjalan (current accout)


1. Impor barang Rp 270 1. Ekspor barang Rp 320

2. Impor jasa 40 2. Ekspor Jasa 30

jumlah 310 Jumlah 350


I. Neraca Transaksi Berjalan Rp + 40
B. Lalu lintas modal (capital account)
4. Modal pemerintah Rp 20 4. Modal pemerintah Rp 50

5. Modal swasta 20 5. Modal swasta 40

Jumlah 40 Jumlah 90
Neraca lalu lintas Rp + 50
C. Gabungan neraca transaksi berjalan dan lalu lintas modal Rp + 90

D. Selisih perhitungan +2
NERACA KESELURUHAN Rp - 92

C. Neraca Pembayaran Indonesia

Susunan neraca pembayaran ini dapat di bedakan menjadi 3 golongan


mutasi keuangan, yaitu transaksi berjalan, transaksi modal, dan selisih
perhitungan.
a. Transaksi berjalan

Memberikan gambaran tentang nilai transaksi yang diakibatkan oleh


kegiatan perdagangan barang dan jasa. Dengan demikian data yang di tunjukkan
menggambarkan nilai barang (seperti karet, minyak, hasil industri manufaktur)
dan jasa (seperti pelancongan) yang di perdagangkan.

b. Transaksi modal

Transaksi ini dibedakan menjadi dua kelompok nilai neto aliran modal
kepada pemerintah dan nilai neto aliran swasta.

c. Selisih perhitungan

Nilai selisih perhitungan meningkat dari US$ 701 juga menjadi lebih
dari US$ 3,8 milyar. Pertambahan ini menggambarkan aliran modal yang tak
dicatat semakin meningkat.

Neraca Keseluruhan

Neraca keseluruhan menggambarkan jumlah aliran neto yang di catat di


ketiga kelompok transaksi, yaitu transaksi berjalan, transaksi modal dan selisih
perhitungan.

Sebagai contoh: Aliran modal bukan saja memerlukan kestabilan ekonomi


dan prospek keteguhan sector moneter, tapi juga bergantung kepada kestabilan
politik dan sosial masyarakat, seterusnya neraca perdagangan yang bertambah baik
memerlukan perkembangan ekspor yang pesat.

Neraca Pembayaran Indonesia, Tahun Terpilih

Di antara 1969-1993
Jenis transaksi 1969 1980 1985 1990 1993
A. Transaksi Berjalan 995 17.489 49.901 26.807 37.186

1. Barang 995 9.962 14.427 29.198 10.875

a. Ekspor 425 -5.537 -7.663 -8.592 __

b. Impor __ 20 __ __ 748

2. Jasa-jasa 284 1.773 4.783 633 5.583


3. Pemberian
B. Lalu lintas modal 71 -1.315 1.191 4.113 3.443

1. Modal pemerintah -70 2.478 1.823 1.506 -2.716


2. Modal swasta
50 -788 247 293 -727
C. Jumlah (A) + (B)
+20 -1.690 -2.070 -2.099
D. Selisih perhitungan

Kedudukan neraca
pembayaran defisit
(+)/Surplus (-)
Sumber : Bank Indonesia, Laporan Tahunan, beberapa tahun

BAB III

KURS VALUTA ASING

A. Definisi Kurs

Nilai tukar atau kurs (exchange rate) satu mata uang terhadap mata uang
lainnya merupakan bagian dari proses valuta asing.[4] Istilah valute asing
mengacu pada mata uang asing mengacu pada matauang asing aktual atau
berbagai klaim atasnya, seperti deposto bank atau surat sanggup bayar yang
diperbedagangkan. Nilai tukar valuta asing adalah harga dimana pembelian dan
penjualan valuta asing berlangsung; nilai tukar merupakan jumlah mata uang
dalam negeri yang harus dibayarkan untuk memperoleh satu unit mata uang
asing. Sebagai contoh, bila seseorang harus menyerahkan Rp. 1.600 untuk
memperoleh $1, ini berarti bahwa nilai tukarnya adalah 1.600

Kenaikan harga valuta asing (kenaikan tingkat nilai tukar) disebut


depresiasi atas mata uang dalam negeri. Mata uang asing menjadi lebih mahal;
ini berarti nilai relatif mata uang dalam negeri merosot. Turunnya harga valuta
asing (turunnya nilai tukar) disebut apresiasi mata uang dalam negeri. Mata uang
asing menjadi lebih murah; ini berarti nilai relatif mata uang dalam negeri
meningkat, misalnya, bila nilai dolar terhadap rupiah naik dari Rp. 1.600 mnejadi
Rp 2.000, dikatakan bahwa rupiah mengalami depresiasi dan dolar mengalami
apresiasi.

B. Nilai Valuta Asing

Dalam pasar suatu baran harga ditentukan pada keadaan dimana


panawaran dan permintaan barang mencapai keseimbangan, yaitu jumlah
penawaran sama dengan jumlah permintaan. Dalam pasaran valuta asing, harga
atau kurs valuta asing juga demikian.
Apabila kurs adalah Rp 3.000, untuk setiap dolra penawaran dolar
melebihi permintaan, dan ketidakseimbangan ini menurunkan harga dolar
tersebut. Sebaliknya dalam keadaan kurs dimana adalah Rp 1.000 untuk setiap
dolar, permintaan dolar melebihi penawarannya. Kelebihan permintaan ini akan
menaikkan harga atau kurs pada waktu kursnya adlaha Rp 2000 untuk setiap
dolar. Maka kurs inilah yang merupakan kurs pertukran yang berlaku di antara
kedua-dua mata uang tersbut. Ini berarti pendidik Indonesia harus membayar Rp
2.000 untuk setiap dolar atau penduduk Amerika Serikat harus membayar $1
untuk memperoleh Rp 2.000.

Dalam kenyataannya, sering terdapat berbagai tingkat kurs utuk satu


valuta asing. Seperti misalnya, kurs valuta asing di pasar Jakarta yang termuat
dalam Harian Hompas Selasa 16 November 1982:

Jual (BI) Beli (BI)


US$ Rp 685,00 Rp 681, 50
Pund Rp 1.139,69 Rp 1.1.27,54
Aust$ Rp 648,03 Rp 639, 04
DM Rp 265,83 Rp 263, 38
Yen Rp 2,57 Rp 2, 35

Penjualan di Brusa Valuta Asing Bangk Indonesia Jakarta:

M.T. Rp684,50/US$ Rp681,00/US$

M.T. Rp685,00/US$ Rp681,50/US$

Perbedaan tingkat kurs ini timbul karena beberapa hal:

a. Perbedaan antara kurs beli dan jual oleh para pedagang kurs valuta asing atau
bank.

b. Perbedaan kurs yang diakibatkan oleh perbedaan dalam waktu pembayarannya.

c. Perbedaan dalam tingkat keamanan dalam penerimaan hak pembayaran.

Pasar valuta asing tidaklah hanya menyangkut kurs atau harga valuta
asing saja, tetapi juga pihak-pihak yang melakukan transaksi. Pihak-pihak ini
antara lain: eksportir-importir, bank, pedagang perantara dan bank sentral. Secara
global proses transaksi pasar valuta asing adalah dimulai dengan eksportir dan
atau importer yang hendak menjual atau membeli valuta asing menghubungi
bank. Bank berusaha mencari dan mempertemukan permintaan dan penawaran
valuta asing dari para langganannya. Kalu usaha ini ternayta tidak bisa bank
tersebut akan menghubungi bank yang lain atau pedagang perantara. Pedagang
perantara ini usahanya spesialisasi dalam mata uang tertentu. Peranan Bank
sentral sangat besar, terutama dalam usahanya mempengaruhi kurs dengan cara
aktif jual beli valuta asing.
C. Perubahan Tingkat Nilai Tukar

Apa sebenarnya yang menyebabkan fluktuasi nilai tukar? Jawaban paling


sederhana untuk pertanyaan ini adalah perubahan permintaan atau penawaran
dalam bursa valuta asing. Apapun yang menggeser kurva permintaan dolar kanan
atau kiri akan mengungang apresiasi dolar. Apabila kurs valuta asing sepenuhnya
ditentukan oleh mekanisme pasar maka kurs tersebut akan selalu mengalami
perubahan dari waktu ke waktu. Untuk menunjukkan akibat yang mungkin
timbul dari perubahan-perubahan seperti itu, dalam gambar ini akibat dari
kenaikkan permintaan ke atas valuta asing.

Di dalam grafik itu dirumuskan bahwa permintaan penduduk Indonesia ke


atas dolar bertambah dari DD menajdi DIDI. Kenaikan permintaan ke atas mata
uang dolar ini menyebabkan kenaikan nilai dolar dan kemerosotan nilai rupiah.
Ini berarti kenaikkan dalam permintaan itu menyebabkan penduduk Indonesia
harus membayar lebhi mahal untuk setiap dolar yang diperolehnya. Pada
mulanya pemilik rupiah harus membayar Rp. 2.000 untuk memperoleh $1.
Sekarang mereka harus membayar Rp. 2.500 untuk $1.

Oleh karena sifatnya yang selalu mengalami perubahan tersebut. Kurs


yang ditentukan oleh mekanisme pasar dinamakan kurs pertukaran bebas atau
kurs pertukaran mengambang. Beberapa faktor penting yang mempunyai
pengaruh besar terhadap perubahan menurut Sadono Sukimo[5] tersebut adalah:

1. Perubahan dalam cita masyarakat. Bila penduduk suatu negara lebih menyukai barang-
barang dari negara lain maka nilai mata uang asing tersebut akan semakin naik.

2. Perubahan harga dari barang-barang ekspor dan impor. Semakin tinggi harga barang
yang diekspor, semakin turun nilai mata uang pengekspor tersebut. Dan semakin
tinggi harga brang yang di impor, maka makin tinggi nilai mata uang pengimpor
tersebut.

3. Kenaikan harga-harga umum (influsi). Semamkin tinggi tingkat inflasi negara


pengekspor semakin turun nilai mata uang negara tersebut.

4. Perubahan dalam tingkat bunga dan tingkat pengembalian investasi. Aliran dana
ivestasi mengakibatkan apresiasi mata uang negara pengimpor modal dana investasi
mengakibatkan apresiasi mata uang negara pengimpor modal dan depresiasi mata
uang negara pengekspor modal.

5. Perkembangan ekonomi. Semakin banyak produksi penemuan baru dan nilai ekspor
suatu negara semakin kuat nilai mata uang negara tersebut.

D. Memperkirakan Nilai Tukar

Memperkirakan nilai tukar dapat diitung menggunakan teori purchasing


Power Parity (PPP). Teori ini dikemukakan oleh ahli ekonomi ahli Swedia, yang
bernama Gustav Cassel. Dasar teorinya adalah, perbandingan nilai satu mata
uang dengan mata uang lain ditentkukan oleh tenaga beli uang tersebut (terhadap
barang dan jasa) di masing-masing negara. Sebagai contoh, harga 1 kg gandung
di Amerika Serikat adalah 1$ dan di Indonesia sebesar Rp 1.000, maka kurs
antara dolar dan rupiah adalah $1= Rp 1.000. jadi, kurs pada perbandingan
purchasing powernya, yakni:

PP = Rp 1.000/kg = 1000

$/kg

Apabila terjadi perubahan harga yang berbeda di kedua negara, maka kurs
tersebut haruslah mengalami perubhan pula. Misalnya, kalau harga-harga di
Indonesia naik tiga kali dan di Amerika Serikat naik dua kali, maka kursnya (kurs
PPP) akan menjadi:

1.000 X 3 = Rp 1.500

$1 2 $1

E. Sistem Kurs Valuta Asing

Sifat kurs valuta asing sangat bergantung dari sifat pasar. Apabila
transaksi jual beli valuta asing dapat dilakukan secara bebas di pasar, maka kurs
valuta saing akan berubah-ubar sesuai dengan perubahan permintaan dan
penawaran. Apabila pemerintah menjalankan kebijakan stabilitas kurs, tetapi
dengan tidak mempengaruhi transaksi swasta, maka kurs ini hanya akan berubah-
ubah di dalam batas yang kecil meskipun batas-batas ini dapat berubah-ubah dari
waktu ke watku. Pemerintah juga dapat mengawasi sepenuhnya transaksi valuta
asing. Dalam hal ini kurs tidak lagi dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran.
Sistem ini disebut exchange control. Di dalam sistem moneter standar emas kurs
valuta asing relatif tetap atau hanya berubah-ubah dalam batas-batas yang
ditentukan oleh ongkos angkut emas. Ada dua sistem kurs valuta asing yaitu:

A. Sistem Kurs Fleksibel

Dalam pasar bebas perubahan kurs tergantung kepada beberapa faktor yang
mempengaruhi permintaan dan penawaran valuta asing. Permintaan valuta asing
diperlukan guna melakukan transaksi pembayaran ke luar negeri (impor). Permintaan
valuta asing diturunkan dalam transaksi debit dalam neraca pembayaran
internasional. Sedangkan penawaran valuta asing berasal dari eksportir, yakni dari
transaksi kredit neraca pembayaran internasional.

Makin tinggi tingkat pertumbuhan pendapatan, makin besar (relatif terhadap


negara lain) kemungkinan untuk impor yang berarti makin besar pula permintaa akan
valuta asing. Kurs valuta asing cenderung naik (harga mata uang sendiri turun).
Demikian juga inflasi akan menyebabkan kurs valuta asing naik. Kenaikan tingkat
bunga dalam negeri cenderung menarik modal masuk dari luar negeri. Kurs valuta
asing akan turun (nilai mata uang sendiri relatif naik terhadap valuta asing).
B. Sistem Kurs Stabil

Sistem kurs fleksibel di atas sering menimbulkan spekulasi sebagai akibat


ketidaktentuan di dalam kurs valuta asing. Oleh karena itu banyak negara yang
menjalankan suatu kebijakan untuk menstabilkan kurs. Pada dasarnya kurs yang
stabil dapat timbul secara:

1. Aktif: Pemerintah menyediakan dan untuk menstabilkan kurs

2. Pasif : negara menggunakan sistem standar emas.

Kegiatan menstabilkan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: apabila


tendensi kurs valuta asing akan turun maka pemerintah membeli valuta asing di
pasar. Dengan tambahnya permintaan dari pemerintah maka tendensi turun dapat
dicegah. Sebaliknya apabila tendensi kurs naik maka pemerintah akan menjual valuta
asing di pasar sehingga penawaran valuta asing bertambah dan kenaikkan kurs dapat
di cegah. Dalm sistem standar emas kurs mata uang suatu negara terhadap negara
lain di tentukan dengan dasar emas. Misalnya Amerika menetukan bahwa US$4= 0,5
gram emas dan Inggris menetapkan bahwa £1 = 0,5 gram emas, maka kurs antara
dolar dan poundsterling adalah £ = US$4. Kurs ini akan stabil selama syarat-syarat di
atas dipenuhi dan lalu lintas emas bebas.

Satu hal yang tidak dapat dipisahkan dengan sistem kurs tetap adalah
tindakan menurunkan atau menaikan nilai mata uang suatu negara kalau
dibandingkan dengan mata uang asing. Langkah pemerintah yang menyebabkan nilai
mata uang negara itu turun terhadap mata uang negara lain dinamakan devaluasi.
Kebalikannya, yaitu tindakan yang menyebabkan mata uang negara itu naik nilanya
terhadap mata uang asing dinamakan revaluasi.

Fungsi Pasar Valuta Asing

Pasar valuta asing mempunyai beberapa fungsi pokok dalam membantu


kelancaran lalu-lintas pembayaran internasional.

1. Mempermudah penukaran valuta asing serta pemindahan dana dari satu negara ke
negara lain.

2. Pasar valuta asing memberikan kemudahan untuk dilaksanakannya perjanjian


untuk kontrak jual beli dengan kredit.

3. Memungkinkannya dilakukan hedging.


BAB IV

KEGIATAN PEREKONOMIAN TERBUKA

A. Definisi Perekonomian Terbuka

Ekonomian yang meliputi kegiatan ekspor dan impor dinamakan


perekonomian empat sector atau perekonomian terbuka. Dalam model ini akan
wujud dua aliran baru di dalam sirkulasi aliran pendapatan: (i) aliran pendapatan
yang diterima dari mengekspor yang merupakan suntikan kepada aliran
pendapatan, dan (ii) aliran pengeluaran untuk membeli barang yang diimpor dari
negera-negara lain yang merupakan bocoran kepada aliran pendapatan. Kedua
aliran ini akan mempengaruhi keseimbangan perekonomian Negara. Ekspor akan
meningkatkan ekonomi. Akan tetapi sebaliknya, impor menurunkan pendapatan
nasional pada keseimbangan dan merumitkan masalah ekonomi yang dihadapi
Negara.

Perdagangan internasional dapat terjadi karena beberapa alasan

 Keanekaragaman kondisi produksi. Perdagangan diperlukan karena adanya


keanekaragaman kondisi produksi di setiap Negara. Misalnya Negara A karena
beriklim tropis dapat berspesialisasi memproduksi pisang, kopo: untuk
dipertukarkan dengan barang dan jasa dari Negara lain.

 Penghematan biaya. Alas an kedua adalah timbulnya increasing returns to scale


(penurunan biaya pada skala produksi yang besar). Banyak proses produksi
menikmati skala ekonomis, artinya proses produksi tersebut cenderung memiliki
biaya produksi rata-rata yang lebih rendah ketika volume produksi ditingkatkan.
Cara apa yang lebih baik untuk meningkatkan produksi selain menjualnya ke
pasar global?

 Perbedaan selera. Sekalipun kondisi produksi di semua daerah serupa, setiap


Negara mungkin akan melakukan perdagangan jika selera mereka berbeda.
Conothnya, Negara A dan B menghasilkan daging sapid an daging ayam dalam
jumlah yang hampir sama, tetapi karena masyarakat Negara A tidak menyukai
daging sapi, sedang Negara B tidak menyukai daging ayam, dengan demikian
ekspor yang saling menguntungkan dapat terjadi di antara kedua Negara tersebut,
yaitu bila Negara A mengimpor daging ayam dan mengekspor daging sapi,
sebaliknya Negara B mengimpor daging sapid an mengekspor daging ayam.

 Prinsip keunggulan kompratif (comparative advantage). Prinsip ini mengatakan


bahwa setiap Negara akan berspesialisasi dalam produksi dan mengekspor barang
dan jasa yang biayanya realatif lebih rendah (artinya lebih efisien disbanding
Negara lain); sebaliknya setiap negara akan mengimpor barang dan jasa yang
biaya produksinya relative tinggi (artinya kurang efisien disbanding Negara lain).
Dengan adanya perekonomain terbuka dan setiap Negara berkonsentrasi pada
bidang yang memiliki keunggulan komperatif, maka kehidupan semua orang akan
menjadi lebih baik. Pekerja di setiap Negara dapat memperoleh konsumsi dalam
jumlah yang meningkat untuk jumlah jam kerja yang sama.

B. Sirkulasi Aliran Pendapatan

Dalam perekonomian terbuka, seperti ditunjukkan dalam Gambar sector-


sektor ekonomi dibedakan kepada 4 golongan: perusahaan, rumahtangga,
pemerintah dan luar negeri. Penggunaan faktor-faktor produksi oleh sector
perusahaan akan mewujudkan aliran pendapatan ke sector rumahtangga, yang
berupa gaji dan upah, sewa, bunga dan keuntungan – yaitu seperti ditunjukkan
oleh aliran 1. Aliran pendapatan ini telah dikurangi oleh pajak keuntungan
perusahaan (Aliran 2), tetapi belum dikurangi oleh pajak pendapatan
rumahtangga (Aliran 3). Rumahtangga-rumahtangga dalam perekonomian akan
menggunakan pendapatan mereka untuk transaksi yang berikut:

i. Membeli barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksi sector perusahaan


dan pengeluaran konsumsi ini akan dinamakan sebagai konsumsi ke
atas barang dan jasa yang diproduksikan di dalam negerai atau Cdn
(Aliran 4).

ii. Membayar pajak pendapatan kepada pemerintah, yaitu seperti ditunjukkan


oleh aliran 3.

iii. Mengimpor, yaitu membeli barang-barang yang diproduksikan di Negara


lain, yang ditunjukkan oleh Aliran 5.

iv. Menabung sisa pendapatan yang diperoleh ke dalam lembaga keuangan,


dan ini digambarkan oleh aliran 6.

Di samping oleh adanya aliran uang ke luar untuk membayar impor,


perekonomian terbuka mewujudkan pula aliran pengeluaran ke sector perusahan,
yaitu aliran yang diakibatkan oleh pembayaran ke atas ekspor sector perusahaan.
Aliran pengeluaran yang diperoleh dari Negara-negara luar ditunjukkan oleh
Aliran 10.

Aliran 8 adalah perbelanjaan (pengeluaran) penanam modal (investor)


untuk membeli barang modal dan peralatan modal dari sector perusahaan.
Sedangkan Aliran 9 adalah pengeluaran pemerintah ke sector perusahaan untuk
membeli barang-barang kebutuhan administrasi pemerintah dan barang modal
untuk investasi pemerintah.

Dari aliran-aliran pengeluaran dari berbagai sector ke atas sector


perusahaan seperti yang ditunjukkan dalam gambar dapatlah disimpulkan bahwa
dalam perekonomian terbuka komponen pengeluaran agregat ke atas pendapatan
nasional adalah:
i. Pengeluaran konsumsi rumahtangga ke atas barang-barang konsumsi dan
jasa-jasa yang diproduksikan di dalam negeri (Cdn).

ii. Investasi perusahaan, yaitu perbelanjaan penanaman modal ke atas barang-


barang modal yang diproduksikan di dalam negeri.

iii. Pengeluaran pemerintah (pengeluaran konsumsi dan investasi pemerintah).

iv. Ekspor, yaitu pengeluaran Negara-negara lain ke atas barang-barang dan


jasa-jasa yang dihasilkan sektor perusahaan.

KESEIMBANGAN PENDAPATAN NASIONAL

Sebelum menerangkan secara grafik keseimbangan pendapatan nasional dalam


perekonomian terbuka, terlebih dahulu akan diterangkan secara aljabar
persamaan keseimbangan dalam perekonomian tersebut, dan ciri-ciri fungsi
ekspor dan impor.

PERSAMAAN KESEIMBANGAN Dalam perekonomian terbuka barang-


barang jasa-jasa yang diperjualbelikan terdiri dari yang diproduksikan di dalam
negeri – yaitu pendapatan nasioanl, dan yang diimpor dari Negara-negara lain.
Dengan demikian dalam perekonomian terbuka penawaran agregat (AS) terdiri
dari pendapatan nasional (Y) dan impor (M). dalam persamaan:

AS = Y + M

C. Penentu Ekspor dan Impor

Faktor yang penting adalah kemampuan dari Negara tersebut untuk


memproduksikan barang-barang yang dapat bersaing di pasaran luar negeri.
Maksudnya, mutu dan harga barang produksi dalam negeri itu haruslah paling
sedikit sama baiknya dengan yang diperjualbelikan dalam pasaran luar negeri.
Makin banyak jenis barang yang mempunyai keistimewaan yang demikian.

Ekspor adalah satu komponen pengeluaran agregat, oleh sebab itu ekspor
dapat mempengaruhi tingkat pendapatan nasional yang akan dicapai. Apabila
ekspor bertambah, pengeluaran agregat bertambah tinggi dan selanjutnya akan
menaikkan pendapatan nasional. Akan tetapi sebaliknya pendapatan nasional
tidak dapat mempengaruhi ekspor. Ekspor belum tentu bertambah apabila
pendapatan nasional bertambah, atau ekspor dapat mengalami perubahan
walaupun pendapatan nasional tetap. Dengan demikian fungsi ekspor mempunyai
bentuk yang sama dengan fungsi investasi dan fungsi pengeluaran pemerintah.

Penentu impor besarnya impor yang dilakukan sesuatu Negara antara lain
ditentukan oleh sampai di mana kesanggunpan barang-barang yang
diproduksikan di Negara-negara lain untuk beaing dengan barang-barang yang
dihasilkan di Negara itu. Apabila barang-barang dari luar negeri mutunya lebih
baik, atau harga-harganya lebih murah, daripada barang-barang yang sama yang
dihasilkan di dalam negeri, maka akan terdapat kecenderungan bahwa Negara
tersebut akan mengimpor lebih banyak barang dari luar negeri. Akan tetapi
apakah kecenderungan tersebut akan terwujud atau tidak, masih tergantung
kepada kesanggupan penduduk Negara itu membayar impor. Ini berarti bahwa
besarnya impor lebih dipengaruhi oleh besarnya pendapatan nasional daripada
oleh kemampuan barang-barang luar negeri untuk bersaing dengan barang-
barang produksi dalam negeri oleh sebab itu dalama analisis makroekonomi
dianggap impor mempunyai ciri-ciri, yaitu makin besar tingkat pendapatan
nasioanl, makin besar pula nilai impor.

D. Peranan Perekonomian Terbuka

1. Mempertinggi efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi.

2. Memperluas pasar produksi dalam negeri dan teknologi modern.

3. Mempertinggi produktivitas kegiatan ekonomi.


BAB V

KESIMPULAN

1. Neraca pembayaran adalah suatu catatan aliran keuangan yang menunjukkan nilai
transaksi perdagangan dan aliran dana yang dilakukan di antara suatu Negara
dengan Negara lain dalam suatu tahun tertentu. Neraca pembayaran dapat di
bedakan pada dua bagian utama, yaitu neraca berjalan dan neraca modal.

2. Neraca pembayaran selalu seimbang

Neraca pembayaran akan selalu seimbang, yaitu aliran uang dan modal ke luar
negeri adalah sama dengan aliran uang dan modal yang masuk ke Negara
tersebut. Yang menyebabkan neraca pembayaran selalu seimbang adalah
ketidakseimbangan dalam neraca berjalan dan neraca modal dan akan di
seimbangankan oleh perubahan cadangan valuta asing yang dimiliki oleh bank
sentral.

3. Nilai tukar baluta asing adalah harga dimana-dimana pembelian dan penjualan
valuta asing berlangsung; nilai tukar merupakan jumlah mata uang dalam negeri
yang harus dibayarkan untuk memperoleh satu unit mata uang asing.

4. Tingkat nilai tukar ditentukan oleh perubahan dalam cita rasa masyakarat,
perubahan harga barang barang ekspor-ekspor, inflasi, aliran modal,
perkembangan ekonomi serta faktor politis dan psycologi.

5. Model perekonomian yang meliputi kegiatan ekspor dan impor di namakan


perekonomian empat sektor atau perekonomian terbuka.

6. Setiap perubahan ekspor atau impor akan secara otomatis menyebabkan perubahan
dalam pendapatan nasional dan tingkat kegiatan ekonomi Negara
DAFTAR PUSTAKA

Sukirno, Sadono, Pengantar Teori Makroekonomi, ed. 2. PT. Raja Grafindo Persada.
Jakarta. 2001.

Eachern. MA. Ekonomi Makro Pendekatan Kontemporer, PT. Salemba Empat


Jakarta. 2000.

Prayitno, Soediyono, Ekonomi Makro, BPFE. Yogyakarta. 2000.

Syahril, Ekonomi Internasional. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 1996

Anda mungkin juga menyukai