Anda di halaman 1dari 4

1.

MENGENAL KONSEP UANG

Sejarah Uang
Sebelum adanya uang, manusia umumnya mengandalkan sistem barter sebagai cara pertukaran
barang dan jasa.

Era Barter dan Uang Barang


Dalam perkembangan awal, manusia mulai mengenal uang barang. Uang barang adalah uang yang
memiliki nilai intrinsik atau nilai guna dalam masyarakat.
Pada sekitar tahun 9000 hingga 6000 SM, manusia mulai menggunakan hewan ternak
sebagai bentuk uang komoditas. Kemudian, saat peradaban pertanian muncul, uang komoditas
mulai bertransformasi menjadi produk pertanian seperti gandum, sayuran, biji-bijian, dan tumbuhan
lainnya.
Pada sekitar tahun 1200 SM, manusia mulai menggunakan uang primitif yang terbuat dari
cangkang hewan mollusca, seperti kerang. Uang primitif ini dikenal dengan nama Cowrie dan
berasal dari Kepulauan Maladewa di Samudera Hindia.
Cowrie menjadi barang berharga di awal peradaban Cina dan India dan digunakan oleh para
pedagang dalam jalur perdagangan menuju Afrika. Orang Eropa kemudian menyamakannya
Wampum dan menggunakannya sebagai bentuk mata uang dalam kegiatan perdagangan.

Perkembangan Logam Mulia


Perkembangan berikutnya dalam sejarah uang adalah penggunaan logam mulia, seperti emas dan
perak, sebagai alat pertukaran dan pembayaran. Logam mulia memiliki nilai intrinsik dan mudah
diukur.
Logam-logam ini digunakan untuk menciptakan koin-koin yang diakui sebagai alat
pembayaran yang sah. Keberadaan uang pertama kali dicetuskan pada abad ke-6 SM oleh Bangsa
Lydia di Turki. Mereka menciptakan uang dari campuran emas dan perak, yang memiliki bentuk
mirip kacang polong.
Campuran logam emas dan perak dalam uang ini adalah sekitar 75:25 dan menjadi standar
uang logam pada masa itu, dan uang ini disebut elektrum.
Pada tahun 560-546 SM, uang logam resmi pertama kali diciptakan oleh Croesus di Yunani. Bangsa
Yunani tercatat dalam sejarah sebagai penemu uang logam pertama di dunia dan mencetak uang
logam dalam berbagai jenis dengan nilai yang bervariasi sesuai dengan komposisi bahan
pembuatnya.

Munculnya Uang Kertas


Pada abad ke-7, uang kertas mulai muncul di Tiongkok. Pada masa Dinasti Tang, Ts'ai Lun berhasil
menciptakan kertas dari kulit kayu murbei. Uang kertas awalnya
Penggunaan uang kertas menyebar ke Eropa pada abad ke-17 dan ke-18. Bank-bank dan
pemerintah mulai menerbitkan uang kertas sebagai pengganti logam berharga, dan uang kertas ini
didukung oleh cadangan logam mulia yang disimpan oleh lembaga penerbit.
Hingga saat ini, uang terus mengalami perkembangan sesuai dengan perkembangan teknologi. Di
era digital saat ini, konsep uang elektronik semakin populer. Uang elektronik ini dapat digunakan
dalam transaksi non-tunai dan telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.

2. BENTUK UANG
Dalam ilmu ekonomi tradisional, uang adalah alat tukar yang dipakai dalam aktivitas ekonomi.
Nilai tukar uang ditentukan dan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Pada zaman dahulu,
masyarakat belum menggunakan uang untuk alat tukar. Sebagai gantinya, mereka memakai sistem
barter barang. Sistem barter barang tersebut memang bertahan cukup lama dalam kehidupan
masyarakat tradisional di berbagai belahan dunia. Akan tetapi, semakin majunya sebuah peradaban,
sistem tersebut perlahan tergantikan dengan metode lain.
Sejarah uang bisa dilacak pada periode waktu 1.200 sebelum Masehi (SM). Menurut
Britanica, beberapa mata uang paling awal adalah benda-benda dari alam. Contohnya adalah
cangkang cowrie. Penggunaan pertama cowrie, cangkang moluska yang banyak tersedia di perairan
dangkal Samudra Pasifik dan Hindia, adalah di Cina.
Secara historis, banyak masyarakat tradisional di Cina telah menggunakan cowrie sebagai
uang, dan bahkan cowrie telah digunakan di beberapa bagian Afrika. Cowrie merupakan mata uang
yang paling banyak digunakan dan paling lama digunakan dalam sejarah. Selama ekspedisi yang
dilakukan oleh bangsa Eropa untuk memperluas jalur perdagangan, beberapa kali ditemukan kalau
cangkang kerang tersebut digunakan sebagai alat tukar.

3. MANUSIA MENCIPTAKAN UANG


Sebelum mengenal uang, manusia melakukan berbagai transaksi ekonomi dengan metode barter.
Meski sudah diterapkan cukup lama, pada akhirnya manusia meninggalkan sistem barter dan
menciptakan uang untuk kegunaan yang sama.
Uang merupakan alat tukar atau pembayaran yang sah. Uang juga menjadi media penghubung
antara produsen dan konsumen dalam transaksi ekonomi.
Jika dilihat dari definisinya, uang memiliki fungsi yang tidak berbeda jauh dengan sistem
barter. Keduanya sama-sama digunakan untuk mencapai kesepakatan dalam pertukaran barang dan
jasa. Lantas, mengapa uang tetap diciptakan meskipun sudah ada sistem barter? Untuk mengetahui
alasan mengapa manusia menciptakan uang, simak ulasan.
Pada awalnya, masyarakat tradisional menggunakan sistem barter untuk kegiatan jual-beli.
Sistem ini berlangsung ketika kegiatan produksi maupun perdagangan dalam masyarakat masih
sangat sederhana dan terbatas.
Dalam praktiknya, sistem barter ternyata menghadapi banyak kesulitan yang menghambat
perkembangan perekonomian. Kesulitan dan kendala yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Sulit menemukan kehendak ganda yang selaras
Setiap orang yang ingin mengadakan barter harus memiliki barang keinginan pihak lain yang
bersangkutan. Hal ini kerap menimbulkan kesulitan lantaran tidak semua orang memiliki barang
yang cocok satu sama lain.
2. Harga atau nilai sulit ditentukan
Dalam sistem barter, cara menentukan harga atau nilai suatu barang harus ditentukan pada barang
itu sendiri. Masyarakat pada saat itu merasa kebingungan karena tidak ada standar yang jelas untuk
menunjukkan nilai barang. Misalnya, seseorang ingin menukar beras dengan baju. Maka, berapa
jumlah kilogram beras yang dapat diberikan untuk mendapatkan satu lembar baju? Hal semacam ini
selalu memicu kebingungan dalam transaksi jual-beli.
3. Pembayaran secara kredit (menyicil) sulit dilakukan
Jual beli secara kredit akan sulit dilakukan dengan sistem barter. Hal ini membuat penjual maupun
pembeli sama-sama bingung dalam menentukan jenis barang yang akan dipakai untuk pembayaran.
4. Kesulitan mengangkut dan menyimpan
Transaksi perdagangan secara barter akan menimbulkan kesulitan jika barang pembayaran tersedia
dalam jumlah yang sangat besar. Menyimpan barang hasil barter dalam jumlah banyak akan
menimbulkan risiko, terutama biaya tempat dan akomodasi.
Melihat berbagai kesulitan dan kendala yang dirasakan saat menggunakan sistem barter, manusia
pun mencari cara lain untuk memudahkan kegiatannya. Maka dari itu, uang diciptakan sebagai
pengganti barter.
Sejarah Munculnya Uang di Dunia
Menurut tulisan dalam buku Manajemen Keuangan karya Sita Deliyana Firmialy, dkk., uang
pertama kali digunakan oleh orang-orang dari Kerajaan Lydia yang saat ini menjadi wilayah Turki.
Raja Lydia Alyattes mencetak uang koin resmi pertama pada 600 tahun sebelum masehi. Uang
tersebut dibuat dari elektrum campuran perak dan emas yang terbentuk secara alami.
Untuk penggunaannya sendiri, uang logam dapat dilihat dari berat dan kualitasnya. Jika masih
dalam kondisi baik dengan berat yang sesuai, nilai uang tersebut juga akan tinggi.
Seiring berjalannya waktu, uang logam tidak lagi dinilai dari berat dan kualitasnya, tetapi
ditetapkan langsung berdasarkan ketentuan pemerintah atau pemimpin suatu wilayah.
Pada perkembangan selanjutnya, China menjadi bangsa pertama yang mendesain uang kertas pada
masa pemerintahan Kaisar Zhenzong dari Dinasti Song (960-1279 M). China menciptakan uang
kertas karena pasokan bahan baku logam pada saat itu sangat terbatas.
Beberapa abad kemudian, negara-negara Eropa mulai mengikuti jejak China dengan beralih dari
uang logam ke uang kertas. Mereka mencetak uang kertas yang dapat dibawa ke bank kapan saja
untuk ditukarkan dengan koin logam atau dipakai untuk membeli barang dan jasa.
Setelah penciptaan uang di beberapa negara besar tersebut, kegiatan ekonomi di dunia mulai
berkembang. Masyarakat yang awalnya hanya mengenal sistem barter kemudian beralih
menggunakan uang sebagai alat pembayaran yang sah.

4. CARA MANUSIA MEMENUHI KEBUTUHAN SAAT BELUM ADA KONSEP UANG


Sebelum konsep uang ditemukan, manusia telah menemukan cara kreatif untuk memenuhi
kebutuhan mereka melalui sistem barter atau pertukaran barang dan jasa.
Pada era sebelum uang menjadi medium pertukaran yang umum, masyarakat memenuhi kebutuhan
mereka dengan menukar barang atau jasa yang mereka miliki dengan barang atau jasa lain yang
mereka butuhkan. Sebagai contoh, seorang petani yang memiliki persediaan gandum berlimpah
tetapi membutuhkan kayu untuk membangun rumahnya bisa menukarkan sebagian gandumnya
dengan kayu yang dibutuhkannya dari seorang tukang kayu. Atau seorang tukang kayu yang
memerlukan pakaian baru bisa menukarkan jasanya dengan seorang penenun untuk membuat kain
yang nantinya bisa dijadikan baju.
Sistem ini melibatkan kesepakatan antara kedua belah pihak mengenai nilai tukar yang adil.
Hal ini juga sering memerlukan pengukuran kualitas dan kuantitas barang atau jasa yang
diperdagangkan.
Meskipun sistem barter ini efektif dalam skala kecil dan lingkup yang terbatas, ia memiliki
beberapa kelemahan. Salah satunya adalah kesulitan dalam menemukan pihak yang memiliki
barang atau jasa yang dibutuhkan dan kesulitan menentukan nilai tukar yang adil.
Munculnya Konsep Uang
Untuk mengatasi batasan sistem barter, konsep uang akhirnya ditemukan. Dengan konsep
uang, manusia dapat memenuhi kebutuhan mereka dengan cara membeli barang atau jasa yang
mereka butuhkan tanpa harus mencari pihak yang memiliki barang atau jasa tersebut dan
mengadakan kesepakatan nilai tukar.
Uang memiliki beberapa karakteristik penting, seperti diterima secara umum, mudah
dibawa, divisibel (dapat dibagi-bagi), dan memiliki nilai yang stabil. Karakteristik ini memudahkan
penggunaan uang dalam transaksi sehari-hari.

Seiring berjalannya waktu, uang telah mengalami evolusi dalam bentuk dan jenisnya.
Awalnya, uang terdiri dari logam mulia seperti emas atau perak yang dicetak menjadi koin, dan
kemudian berkembang menjadi uang kertas yang diterbitkan oleh pemerintah atau bank sentral.
Pada saat ini, uang digital seperti kartu kredit, dompet digital, dan mata uang kripto semakin
populer sebagai bentuk uang yang praktis dan efisien.
Namun, walaupun konsep uang telah memberikan kemudahan dalam perdagangan, ia juga
memiliki dampak ekonomi seperti inflasi, deflasi, dan ketidaksetaraan ekonomi yang dapat
memengaruhi stabilitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Prinsip Dasar Ekonomi dan Konsep Uang


Pemahaman tentang prinsip-prinsip ekonomi yang mendasari konsep uang dan penggunaannya
sangat penting untuk menjaga kestabilan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Salah satu prinsip
dasar ekonomi adalah hukum permintaan dan penawaran.
Hukum ini menyatakan bahwa harga suatu barang atau jasa ditentukan oleh keseimbangan
antara permintaan dan penawaran di pasar. Jika permintaan meningkat sementara penawaran tetap
sama, maka harga akan naik, dan sebaliknya.
Selain itu, konsep uang juga berkaitan erat dengan sistem ekonomi yang diterapkan di suatu
negara. Ada tiga sistem ekonomi utama: kapitalisme, sosialisme, dan campuran. Dalam kapitalisme,
pasar bebas menentukan produksi dan alokasi sumber daya tanpa campur tangan pemerintah.
Sosialisme, di sisi lain, melibatkan kontrol negara terhadap produksi dan alokasi sumber daya.
Sistem ekonomi campuran adalah gabungan dari kedua sistem tersebut.

Penggunaan Uang dan Dampaknya terhadap Lingkungan


Penggunaan uang juga memiliki dampak pada lingkungan dan keberlanjutan. Penggunaan uang
dapat mendorong konsumsi berlebihan dan pemborosan sumber daya alam, yang pada gilirannya
dapat memperburuk masalah lingkungan dan keberlanjutan.
Karena itu, penting bagi masyarakat untuk menggunakan uang secara bijak dan bertanggung
jawab untuk menjaga keberlanjutan lingkungan dan keseimbangan ekonomi. Banyak negara
mengenalkan regulasi dan kebijakan ekonomi seperti pajak, subsidi, dan pengaturan harga untuk
mengelola penggunaan uang dan mencapai kestabilan ekonomi serta kesejahteraan masyarakat.
Pemahaman yang kuat tentang konsep uang dan dampaknya membantu individu dan
masyarakat untuk mengelola sumber daya dengan lebih efisien dan bertanggung jawab.
Itulah penjelasan bagaimana cara manusia memenuhi kebutuhan saat belum ada konsep
uang. Semoga informasi ini berguna bagi Anda.

SUMBER INFORMASI:
• https://www.idxchannel.com/milenomic/bagaimana-cara-manusia-memenuhi-kebutuhan-
saat-belum-ada-konsep-uang
• https://kumparan.com/berita-hari-ini/alasan-mengapa-manusia-menciptakan-uang-beserta-
sejarah-kemunculannya-1zd3B3YHbs3/3
• https://brainly.co.id/tugas/48667479
• https://www.idxchannel.com/economics/jawaban-kapankah-manusia-mulai-mengenal-
konsep-uang

Anda mungkin juga menyukai