Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH EKONOMI

UANG

Disusun Oleh:
1) Aisyah Karimah (2)
2) Fioravanti Ghea Gandini (14)
3) Kayla Ratu Zenita (21)
4) Nafisah Putri Nugrahadi (29)
5) Nazwa Rizky Putri (31)
6) Ranti Amalia Putri (36)
7) Sharira Aulia Qumaira Ochoa (39)
A. Sejarah
Sebelum menggunakan uang untuk melakukan transaksi, masyarakat pada zaman dahulu menggunakan
sistem peetukaran barang yang disebut barter. Pada awalnya, masyarakat pada zaman dahulu memenuhi
kebutuhan hidup dengan apa yang mereka miliki. Sampai pada suatu masa, merwka merasakan bahwa
tidak semua kebutuhan dapat dipenuhi sendiri. Sejak saat itu, mulai ada pertukaran antar satu kelompok
dengan kelompok lain yang disebut barter.

Sistem barter pun sudah mulai menua dan berkendala dalam penerapannya. Akhirnya, manusia mulai
menerapkan barang dasar yang hampir semua orang miliki sebagai standar pembayaran. Barang dasar
yang dimaksud di antaranya seperti garam, teh, tembakau, dan biji-bijian. Namun, seiring berjalannya
waktu, sekitar tahun 9000 hingga 6000 SM, uang komoditas tidak lagi dalam bentuk benda-benda kecil,
melainkan berubah menjadi hewan ternak. Lalu, saat budaya pertanian muncul, uang komoditas mulai
bergeser lagi dalam bentuk produk pertanian seperti gandum, sayuran, dan tumbuhan lain.
Pada 1200 SM, uang primitif mulai digunakan. Uang primitif berasal dari cangkang kerang atau hewan
moluska lainnya. Orang-orang menggunakannya sebagai alat pembayaran bernama cowrie yang berasal
dari Kepulauan Maladewa di Samudera Hindia. Cowrie menjadi barang berharga sejak awal peradaban
Cina dan India yang kemudian dibawa sepanjang rute perdagangan ke Afrika. Orang Eropa kemudian
menamainya Wampum sebagai mata uang di pasar. Jenis uang barang berbeda-beda di setiap belahan
dunia, menyesuaikan perkembangan peradaban masing-masing.

keberadaan uang pertama kali dicetuskan oleh Bangsa Lydia yang hidup di wilayah Turki pada abad ke-
6 SM. Uang tersebut terbuat dari campuran emas dan perak dan berbentuk seperti kacang polong.
Perbandingan kandungan emas dan perak di dalam uang tersebut adalah 75:25 dan menjadi standar.
Mereka menamai uang tersebut elektrum.
Uang logam kemudian pertama kali diciptakan pada tahun 560-546 SM oleh Croseus di Yunani. Dalam
sejarah uang, bangsa Yunani dikenal sebagai penemu uang logam pertama. Bangsa Yunani mencetak
berbagai jenis uang logam yang nilainya mereka tentukan berdasarkan bahan pembuatnya. Namun,
seiring berjalannya waktu akibat keterbatasan bahan baku uang logam (emas dan perak), tercetuslah ide
untuk membuat uang kertas oleh orang Tiongkok pada abad 1M. Kalau merujuk sejarah, pembuatan uang
kertas sebenarnya sudah mulai dilakukan sebelum masa Dinasti Tang, tetapi gagal karena sulit
menemukan bahan kertas yang tahan lama. Barulah saat Dinasti Tang berkuasa, seseorang bernama Ts’ai
Lun berhasil menciptakan kertas dari kulit kayu murbei.

Sejak kesuksesan penciptaan uang kertas pada masa Dinasti Tang, peradaban terus berkembang dan
mulailah terbentuk negara-negara. Keberadaan negara menjadikan aktivitas ekonomi dalam suatu negara
membutuhkan mata uang sebagai alat transaksi yang sah. Setelah suatu negara menetapkan mata uang
yang sah, biasanya mereka akan mengumumkan kepada seluruh dunia.

Setiap negara kini sudah memiliki mata uang yang sah. Pada tahun 1946, kartu kredit dan debit
diperkenalkan sebagai alat transaksi nontunai yang masih kita gunakan sampai sekarang.
Suatu hal yang menjadi pembeda adalah keberadaan teknologi canggih di masa sekarang adalah
kehadiran dompet digital (e-wallet) dan QRIS (kode QR Standar Indonesia) sebagai pilihan tambahan
untuk transaksi nontunai. Keberadaan e-wallet dan QRIS bikin kamu nggak perlu bawa banyak uang tunai
ketika mau bertransaksi secara langsung. Selain itu, transaksi belanja online jadi lebih mudah dengan
adanya e-wallet. Teknologi tidak pernah berhenti untuk berkembang, sejarah uang kembali diperpanjang
dengan kehadiran Cryptocurrency atau mata uang digital. Kini, kamu bisa bertransaksi secara online
dengan menggunakan mata uang digital seperti Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), Tezos (XTZ), dan masih
banyak lagi.

B. Pengertian Uang
Uang dalam ilmu ekonomi tradisional didefinisikan sebagai alat tukar yang dapat diterima secara umum.
Objek tukar dapat berupa benda atau jasa yang dapat diterima oleh setiap orang di masyarakat dalam
proses pertukaran barang dan jasa. Dalam ilmu ekonomi modern, uang didefinisikan sebagai sesuatu yang
tersedia dan secara umum diterima sebagai alat pembayaran bagi pembelian barang-barang dan jasa-jasa,
kekayaan berharga lainnya, serta untuk pembayaran utang. Arti Penting Uang dalam perekonomian dibagi
atas:
1. Arti penting uang dalam produksi
Produsen memproduksi dan menjual barang/jasanya sehingga menerima keuntungan dalam bentuk uang
pada investasi kapitalnya. Bila keuntungan diperoleh dengan mudah, misal pada masa makmur, jumlah
uang yang ditanamkan pada pabrik-pabrik dan peralatan baru meningkat. Investasi ini menguntungkan
bagi masyarakat karena adanya aliran barang-barang dan jasa- jasa di pasar yang semakin meningkat.
2. Arti penting uang dalam pertukaran dan konsumsi
Uang diterima umum dan digunakan secara luas dalam pertukaran merangsang aliran barang-barang dari
produsen ke konsumen. Pendapatan konsumen dalam bentuk : upah,gaji,sataupun sewa, memudahkan
mereka untuk memenuhi keinginannya dengan menukarkan uang tersebut dengan barang-barang dan jasa-
jasa. Kelancaran daripada sistem pertukaran uang ini meningkatkan standar hidup masyarakat
sebagaimana dengan meningkatnya produksi dan selanjutnya dipasarkannya untuk ditukarkan dengan
uang.
3. Arti penting uang pada masyarakat
Umumnya masyarakat menggunakan uang untuk membeli barang-barang dan jasa-jasa, dimana ini
menjamin kesediaan masyarakat dalam menukarkan uangnya dengan barang-barang dan jasa-jasa.
Sehingga setiap orang puas pada pekerjaannya yang sudah sesuai untuk mendapatkan penghasilan dalam
bentuk uang. Pembagian spesialisasi (tugas) merupakan ciri khas daripada masyarakat modern yang akan
meningkatkan produksi, pertukaran dan kesejahteraan masyarakat.

C. Jenis Uang Yang Digunakan


1. Uang Kartal
Uang kartal adalah uang kertas dan uang logam yang beredar di masyarakat yang dikeluarkan dan
diedarkan otoritas moneter dalam hal ini adalah bank sentral. Uang kartal terdiri dari uang kertas dan
uang logam. Menurut Undang-undang Bank Sentral No. 13 tahun 1968 pasal 26 ayat 1, Bank Indonesia
mempunyai hak tunggal untuk mengeluarkan uang logam dan kertas. Hak tunggal untuk mengeluarkan
uang yang dimiliki Bank Indonesia tersebut disebut hak oktroi.
2. Uang Giral
Uang giral tercipta akibat semakin mendesaknya kebutuhan masyarakat akan adanya sebuah alat tukar
yang lebih mudah, praktis dan aman. Di Indonesia, bank yang berhak menciptakan uang giral adalah bank
umum selain bank Indonesia. Menurut UU No. 7 tentang Perbankan tahun 1992, definisi uang giral
adalah tagihan umum yang dapat digunakan sewaktu-waktu sebagai alat pembayaran. Bentuk uang giral
dapat berupa cek, giro, atau telegrafic transfer. Uang giral bukan merupakan alat pembayaran yang sah.
Artinya, masyarakat boleh menolak dibayar dengan uang giral.
3. Uang Kuasi
Menurut Bank Indonesia uang kuasi adalah istilah ekonomi yang digunakan untuk mendeskripsikan aset
yang dapat diuangkan secara cepat. Uang kuasi terdiri deposito berjangka, tabungan dan rekening
tabungan valuta asing milik swasta domestik. Uang kuasi merupakan aktiva milik sektor swasta domestik
yang hanya dapat dipakai memenuhi sebagian saja dari fungsi uang dalam artian adalah fungsi uang yang
tidak terpenuhi adalah sebagai media pertukaran atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan sebutan
medium of exchange.

D. Jenis Bahan Uang yang Digunakan


Uang menurut bahan pembuatannya terbagi menjadi dua, yaitu uang logam dan uang kertas.
1. Uang Logam
Uang logam adalah uang yang terbuat dari logam; biasanya dari emas atau perak yang sifatnya yang tidak
mudah hancur, tahan lama, dan dapat dibagi menjadi satuan yang lebih kecil tanpa mengurangi nilai.
2. Uang Kertas
Sementara itu, yang dimaksud dengan uang kertas adalah uang yang terbuat dari kertas dengan gambar
dan cap tertentu dan merupakan alat pembayaran yang sah.

E. Syarat Uang
Ada beberapa syarat khusus yang wajib untuk dipenuhi supaya sesuatu dapat dianggap sebagai uang,
syarat tersebut antara lain :
1. Acceptability atau bisa digemari dan diterima oleh umum, yang mempunyai arti bahwa
masyarakat bisa menerima benda tersebut sebagai alat tukar untuk melakukan transaksi.
2. Durability yang mana uang harus mempunyai sifat yang tahan lama dan tak mudah rusak
sehingga bisa bertahan lama saat beredar di masyarakat.
3. Stability merupakan syarat yang berkaitan dengan sifat dari uang yang harus mudah untuk
disimpan serta mempunyai nilai yang tetap maupun stabil.
4. Storabel dan Portability mempunyai arti bahwa uang wajib memiliki sifat yang mudah
dipindahkan ketika beredar di masyarakat karena uang harus digunakan dalam kegiatan transaksi.
5. Divisibility merupakan syarat yang memiliki keterkaitan dengan kemudahan untuk dibagi dan
dipecahkan tanpa mengurangi nilai asli dari uang tersebut.
6. Elasticity of supply yang mempunyai arti bahwa jumlah serta ketersediaan uang harus mencukupi
kebutuhan masyarakat.
7. Uniformity, artinya hanya terdapat satu kualitas saja.
8. Scarcity, yaitu mempunyai jumlah yang relatif terbatas dan tak mudah untuk dipalsukan.
9. Standardability, artinya mempunyai bentuk serta ukuran yang baku.
10. Adanya jaminan dari pemerintah mengenai nilai keabsahan dari uang tersebut.
11. Syarat psikologis, bahwa uang harus dapat memuaskan keinginan dari orang yang memilikinya.

F. Fungsi Uang
Uang merupakan sesuatu yang tersedia, dan secara umum diterima sebagai alat pembayaran bagi
pembelian barang dan jasa.
Dalam kehidupan sehari-hari, uang juga menjadi penunjuk kekayaan seseorang atau digunakan untuk
membayar utang.
Uang adalah benda yang diterima secara umum oleh masyarakat untuk mengukur nilai, menukar, dan
melakukan pembayaran atas pembelian barang dan jasa.
Fungsi uang
Secara umum, fungsi uang dibedakan menjadi dua, yakni fungsi asli dan turunan. Berikut penjelasannya:
a. Fungsi asli uang
Uang sering didefinisikan dalam tiga fungsi atau layanan yang disediakannya. Uang berfungsi sebagai
alat tukar , sebagai penyimpan nilai , dan sebagai satuan hitung. Alat pembayaran.
1. Fungsi uang yang terpenting adalah sebagai alat tukar untuk memudahkan transaksi. Tanpa uang,
semua transaksi harus dilakukan dengan barter , yang melibatkan pertukaran langsung satu
barang atau jasa dengan yang lain. Dengan kata lain, dalam sistem barter, pertukaran hanya dapat
terjadi jika terjadi kebetulan ganda dari keinginanantara dua pihak yang bertransaksi. Namun,
kemungkinan kebetulan ganda dari keinginan kecil dan membuat pertukaran barang dan jasa agak
sulit. Uang secara efektif menghilangkan masalah kebetulan ganda dari keinginan dengan
melayani sebagai alat tukar yang diterima dalam semua transaksi, oleh semua pihak, terlepas dari
apakah mereka menginginkan barang dan jasa satu sama lain.
2. Penyimpan nilai. Untuk menjadi alat tukar, uang harus mempertahankan nilainya dari waktu ke
waktu; yaitu, itu harus menjadi penyimpan nilai. Jika uang tidak dapat disimpan untuk jangka
waktu tertentu dan tetap berharga dalam pertukaran, uang tidak akan menyelesaikan masalah
kebetulan ganda dari keinginan dan karena itu tidak akan diadopsi sebagai alat tukar.
3. Unit Akun. Uang juga berfungsi sebagai satuan hitung, memberikan ukuran umum dari nilai
barang dan jasa yang dipertukarkan. Mengetahui nilai atau harga suatu barang, dalam bentuk
uang, memungkinkan pemasok dan pembeli barang untuk membuat keputusan tentang berapa
banyak barang yang akan ditawarkan dan berapa banyak barang yang akan dibeli.
b. Fungsi turunan uang
Berdasarkan fungsi turunannya, uang berperan sebagai:
1. Alat pemindah kekayaan
2. Pendorong kegiatan ekonomi
3. Alat pembayaran yang sah
4. Alat pembayaran utang
5. Penimbun kekayaan.
Menurut teori konvensional, uang dapat dilihat dari dua sisi, yaitu sisi hukum dan sisi fungsi. Secara
hukum, uang adalah sesuatu yang dirumuskan oleh undang-undang sebagai uang. Sementara secara
fungsi, uang adalah segala sesuatu yang menjalankan fungsinya sebagai uang.
Standar pencicilan utang (standart of defferent payment). Namun ada satu hal yang berbada dalam
memandang uang antar sistem kapitalis dengan Islam. Dalam sisten ekonomi kapitalis uang tidak hanya
sebagai medium of change namun juga sebagai komoditas. Menurut sistem kapitalis uang dapat
diperjualbelikan dengan adanya kelebihan langsung ataupun tangguh. Serta uang dapat disewakan.
Dalam Islam, uang hanya berfungsi sebagai medium of change. Uang bukan sebagai komoditas yang
dapat diperjualbelikan. Ketika uang diperlakukan sebagai komoditas oleh sistem kapitalis, berkembanglah
apa yang disebut pasar uang. Terbentuknya pasar uang ini menghasilakn dinamika yang khas dalam
perekonomian konvensional, terutama pada sektor moneternya. Pasar uang ini kemudoan berkembang
dengan munculnya pasar derivatif, yang menggunakan instrumen bunga sebagai harga dari produk-
produknya. Sera transaksi di pasar ini tidak berlandaskan motif transaksi riil sepenuhnya, bahkan sebgian
besar mengandung unsur spekulatif.

Anda mungkin juga menyukai