Anda di halaman 1dari 13

BAB VII

PERMINTAAN DAN PENAWARAN UANG

1. Pengertian Uang Ada beberapa ahli yang mencoba mendefinisikan pengertian uang. Empat diantaranya : a. Robertson berpendapat bahawa uang adalah segala sesuatu yang diterima umum sebagai alat pembayaran barang-barang. b. A. C. Pigou mengemukakan bahwa uang adalah segala sesuatu yang diterima umun untuk dapat digunakan sebagai alat tukar c. R. S. Sayers menjelaskan bahwa uang adalah segala sesuatu yang diterima umum untuk membayar hutang . d. R. J. Thomas menyatakan bahwa uang adalah benda yang diterima oleh umum untuk pembayaran pembelian barang, jasa, dan kekayaan berharga lainnya , serta untuk pembayaran utang. Dalam ilmu ekonomiyang dimaksud dengan uang adalah semua alat tukar yang dapat diterima secara umum untuk transaksi. Alat tukar tersebut diterima secara luas oleh masyarakat sebagai penukar barang dan jasa. Berarti yang dimaksud dengan uang menurut ilmu ekonomi adalah semua benda yang dapat diterima secara umum sebagai alat pembayaran meskipun tidak diterbitkan pemerintah (bank sentral).

2. Sejarah Uang Uang merupakan penemuan baru dalam sejarah kehiduapan manusia. Menurut sejarah, uang telah ada sejak 4000-5000 tahun sebelum masehi . uang pertama kali ditemukan didaratan china dan beberapa negara disekitar laut tengah. Awalnya manusia belum membutuhkan uang karena setiap kebutuhan bisa dipenuhi langsung dari alam sekitar. Sejalan dengan perkembangan peradaban manusia, kebutuhan manusiapun bertambah. Sebaliknya, alat pemuas kebutuhan yang disediakan alam menjadi terbatas. Sejak saat itu, manusia melakukan pertukaran untuk emmenuhi kebutuhan hidupnya. Perkembangan uang sejak pertama kali ditemukan hingga sekarang , telah melalui tujuh tahap. Ketujuh tahap tersebut yaitu :

i)

Tahap pra-barter Pada tahap ini, masyarakat belum mengenal pertukaran.

ii)

Tahap barter Pertukaran antara barang dengan barang disebut system barter (innatura) Di dalam kehidupan sehari-hari, ternyata pertukaran dengan barter mengalami kesulitan diantaranya: a. Sulit menemukan orang-orang yang secara langsung saling membutuhkan barang-barang yang dibutuhkan. b. Mengalami kesulitan mengukur nilai masing-masing barang yang akan dipertukarkan, misalnya berapa nilai seekor ayam dan berapa nilai sekarung beras. c. Mengalami kesulitan mengukur nilai objektif. Misalnya, berapa ekor ayam yang harus disediakan agar dapat dipertukarkan dengan sebakul beras.

iii)

Tahap uang barang Uang barang adalah barang yang disukai setiap orang dan diterima setiap orang sebgai alat tukar.

iv)

Tahap uang logam Dalam proses pembuatanya, berat dan kadar logam diukur terlebih dahulu. Ini dilakukan untuk menentukan nilainya . tidak hanya itu, setiap satuannya pun memiliki bentuk tertentu, diberi cap sebagai jaminan resmi kadar, dan dibuatkan angka untuk menentukan nilainya. Terdapat 7 poin yang mendasari pemilihan emas dan perak sebagai bahan untuk membuat uang logam, yaitu : Tidak mudah rusak Mamiliki nilai tinggi Mudah dipindah-pindah Mudah dipecah-pecah menjadi satuan yang lebih kecil tapi tetap tinggi Jumlahnya terbatas tetapi nilainya tetap Digemari orang Tidak mudah dipalsukan Tahap pembuatan uang emas dan perak dimulai pada abad ke 7 sebelum masehi. Uang emas dan perak memiliki nilai inte\rinsik dan nilai nominal sama. Karena itu, uang emas dan perak disebut uang penuh (full bodied money).

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

v)

Tahap uang tanda Uang tanda adalah uang yang memiliki nilai nominal lebih beasr dari nilai intrinsiknya. Uang tanda dibuat karena dibutuhkan uang logam dengan pecahan lebih kecil untuk keperluan sehari-hari. Uang tanda pertama kali

diedarkan di Inggris pada tahun 1816. Uang ini dibuat menggunakan logam perak dan perunggu. vi) Tahap uang kertas Pembuatan uang kertas saat ini tidak dijamin oleh emas , tetapi oleh undangundang. Uang kertas diterima oleh masyarakat umu bukan karena nilainya tapu karena kepercayaan. Sebab itulah, uang kertas disebut juga uang kepercayaan (fiduciart money) vii) Tahap uang giral Penggunaan uang logam dan uang kertas dalam jumlah besar dirasakan kurang aman dan tidak praktis. Itulah sebabnya orang lebih senang menyimpan uang di bank. Transanksi yang dilakukan di bank juga tidak lagi melibatkan lalu lintas uang, tetapi dilakukan secar giro. Sekarang, di masyarakat selain uang kertas dan uang logam beredar pula dalam bentuk kartu kredit (credit card) dan cek perjalanan (travelers cheque).

3. Syarat-syarat Uang a. Syarat psikologis Syarat psikologis adalah barang tersebut harus dapat memuaskan bermacammacam keinginan orang, sehingga semua orang mau mengakui dan menerimanya. (generally accepotable). Jadi, uang harus bisa memberikan kepuasan kepada setiap orang yang memegangnya dalam segala kegiatan, terutama kegiatan perekonomian. b. Syarat teknis 1. Digemari dan diterima umum 2. Jumlahnya mencukupi kebutuhan 3. Tahan lama dan tidak mudah rusak 4. Nilainya stabil 5. Mudah disimpan dan dibawa 6. Mudah dibagi-bagi

4. Fungsi Uang Secara umum , uang memiliki fungsi sebgai alat untuk mempermudah pertukaran barang dan jasa. Fungsi ini sangat erat kaitannya dengan system perekonomian suatu Negara , diaman uang merupakan alat yang dituntut menjadi sarana yang mempermudah dan mempersingkat waktu dalam kegiatan perdagangan. a. Fungsi asli 1. Alat tukar 2. Satuan nilai

b. Fungsi turunan 1. Alat pembayaran 2. Alat menabung/penimbun kekayaan 3. Alat pembentuk modal 4. Alat pemindah modal 5. Alat pembentuk kekayaan

5. Motif Memegang Uang Pada umumnya, orang lebih senang memilih uang sebagai alat untuk menimbun kekayaan. Menurut J. M . Keynes terdapat tiga alasan orang menyimpan kekayaan dalam bentuk uang tunai, yaitu : a. Motif transaksi (transaction motive) Manusia menyimpan uang tunai dengan tujuan untuk digunakan ketika bertansaksi dalam kehidupan sehari-hari. b. Motif berjaga-jaga (precaution motive) Motif berjaga-jaga menunjukkan bahwa orang menyimpan uang untuk kepentingan yang sifatnya darurat dan tidak diperhitungkan sebelumnya, atau untuk memenuhi kebutuhan di masa yang akan datang. c. Motif spekulasi (speculative motive) Motif spekulasi dilakukan dengan harapan akan memperoleh keuntungan di masa yang akan adatang. Para spekulan melakukan kegiatannya bila mengetahui peluang lebih baik di masa yang akan datang.

6. Jenis-jenis Uang

a) Uang kartal
Uang kartal terdiri dari uang kertas dan uang logam. Uang kartal adalah alat bayar yang sah dan wajib diterima oleh masyarakat dalam melakukan transaksi jual beli sehari-hari. Menurut Undang-undang Bank Sentral No. 13 tahun 1968 pasal 26 ayat 1, Bank Indonesia mempunyai hak tunggal untuk mengeluarkan uang logam dan kertas. Hak tunggal untuk mengeluarkan uang yang dimiliki Bank Indonesia tersebut disebut hak oktroi.

1) Jenis Uang Kartal Menurut Lembaga Yang Mengeluarkannya Menurut Undang-Undang Pokok Bank Indonesia No. 11/1953, terdapat dua jenis uang kartal, yaitu uang negara dan uang bank.

Uang negara adalah uang yang dikeluarkan oleh pemerintah, terbuat dari kertas yang memiliki ciri-ciri :

Dikeluarkan oleh pemerintah Dijamin dengan undang-undang Bertuliskan nama negara yang mengeluarkannya Ditanda tangani oleh mentri keuangan

Namun, sejak berlakunya Undang-undang No. 13/1968, uang negara dihentikan peredarannya dan diganti dengan Uang Bank. Uang Bank adalah uang yang dikeluarkan oleh Bank Sentral berupa uang logam dan uang kertas, Ciri-cirinya sebagai berikut.

Dikeluarkan oleh Bank Sentral Dijamin dengan emas atau valuta asing yang disimpan di bank sentral Bertuliskan nama bank sentral negara yang bersangkutan (di Indonesia : Bank Indonesia) Ditandatangani oleh gubernur bank sentral.

2) Jenis Uang Kartal Menurut Bahan Pembuatnya A. Uang logam Uang logam biasanya terbuat dari emas atau perak karena emas dan perak memenuhi syarat-syarat uang yang efesien. Karena harga emas dan perak yang cenderung tinggi dan stabil, emas dan perak mudah dikenali dan diterima orang. Di samping itu, emas dan perak tidak mudah musnah. Emas dan perak juga mudah dibagi-bagi menjadi unit yang lebih kecil. Di zaman sekarang, uang logam tidak dinilai dari berat emasnya, namun dari nilai nominalnya. Nilai nominal itu merupakan pernyataan bahwa sejumlah emas dengan berat tertentu terkandung di dalamnya. Uang logam memiliki tiga macam nilai. Nilai Intrinsik yaitu nilai bahan untuk membuat mata uang, misalnya berapa nilai emas dan perak yang digunakan untuk mata uang. Menurut sejarah, uang emas dan perak pernah dipakai sebagai uang. Ada beberapa alasan mengapa emas dan perak dijadikan sebagai bahan uang antara lain :

Tahan lama dan tidak mudah rusak (Durability) Digemari oleh umum atau sebagian besar masyarakat (Acceptability) Nilainya tinggi dan jumlahnya terbatas (Scarcity) Nilainya tetap sekalipun dipecah menjadi bagian-bagian kecil (Divisibility)

Sekalipun emas dan perak sudah memenuhi syarat-syarat uang, namun pada saat ini, emas dan perak tidak dipakai lagi sebagai bahan uang karena beberapa alasan, yaitu

Jumlahnya sangat langka sehingga sulit didapatkan dalam jumlah besar. Kadar emas disetiap daerah berbeda-beda menyebabkan persediaan emas tidak sama Nilainya tidak dapat diukur dengan tepat Uang emas semakin hilang dari peredaran, biasanya karena banyak yang dilebur atau dijadikan perhiasan.

Nilai Nominal, yaitu nilai yang tercantum pada mata uang atau cap harga yang tertera pada mata uang. Misalnya seratus rupiah (Rp. 100,00), atau lima ratus rupiah (Rp. 500,00). Nilai Tukar, nilai tukar adalah kemampuan uang untuk dapat ditukarkan dengan suatu barang (daya beli uang). Misalnya uang Rp. 500,00 hanya dapat ditukarkan dengan sebuah permen, sedangkan Rp. 10.000,00 dapat ditukarkan dengan semangkuk bakso). B. Uang kertas Uang kertas adalah uang yang terbuat dari kertas dengan gambar dan cap tertentu dan merupakan alat pembayaran yang sah. Menurut penjelasan UU No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia, yang dimaksud dengan uang kertas adalah uang dalam bentuk lembaran yang terbuat dari bahan kertas atau bahan lainnya (yang menyerupai kertas). Uang kertas mempunyai nilai karena nominalnya. Oleh karena itu, uang kertas hanya memiliki dua macam nilai, yaitu nilai nominal dan nilai tukar. Ada 2(dua) macam uang kertas :

Uang Kertas Negara (sudah tidak diedarkan lagi), yaitu uang kertas yang dikeluarkan oleh pemerintah dan alat pembayaran yang sah dengan jumlah yang terbatas dan ditandatangani mentri keuangan. Uang Kertas Bank, yaitu uang yang dikeluarkan oleh bank sentral,

Beberapa keuntungan penggunaan alat tukar (uang) dari kertas di antaranya :


Penghematan terhadap pemakaian logam mulia Ongkos pembuatan relatif murah dibandingkan dengan ongkos pembuatan uang logam. Peredaran uang kertas bersifat elastis (karena mudah dicetak dan diperbanyak) sehingga mudah diseusaikan dengan kebutuhan akan uang

Mempermudah pengiriman dalam jumlah besar

b) Uang Giral
Uang giral tercipta akibat semakin mendesaknya kebutuhan masyarakat akan adanya sebuah alat tukar yang lebih mudah, praktis dan aman. Di Indonesia, bank yang berhak menciptakan uang giral adalah bank umum selain Bank Indonesia. Menurut UU No. 7 tentang Perbankan tahun 1992, definisi uang giral adalah tagihan yang ada di bank umum, yang dapat digunakan sewaktu-waktu sebagai alat pembayaran. Bentuk uang giral dapat berupa cek, giro, atau telegrafic transfer. Uang giral bukan merupakan alat pembayaran yang sah. Artinya, masyarakat boleh menolak dibayar dengan uang giral. Terjadinya uang giral Uang giral dapat terjadi dengan cara berikut.

Penyetoran uang tunai kepada bank dan dicatat dalam rekening koran atas nama penyetor, penyetor menerima buku cek dan buku biro gilyet. Uang tersebut sewaktu-waktu dapat diambil atau penyetor menerima pembayaran utang dari debitur melalui bank. Penerimaan piutang itu oleh bank dibukukan dalam rekening koran orang yang bersangkutan. Cara di atas disebut primary deposit. Karena transaksi surat berharga. Uang giral dapat diciptakan dengan cara menjual surat berharga ke bank, lalu bank membukukan hasil penjualan surat berharga tersebut sebagai deposit dari yang menjual. Cara ini disebut derivative deposit Mendapat kredit dari bank yang dicatat dalam rekening koran dan dapat diambil sewaktu-waktu. Cara ini disebut dengan loan deposit.

Keuntungan menggunakan uang giral Keuntungan menggunakan uang giral sebagai berikut. Memudahkan pembayaran karena tidak perlu menghitung uang Alat pembayaran yang dapat diterima untuk jumlah yang tidak terbatas, nilainya sesuai dengan yang dibutuhkan (yang ditulis oleh pemilik cek/bilyet giro) Lebih aman karena resiko uang hilang lebih kecil dan bila hilang bisa segera dilapokan ke bank yang mengeluarkan cek/bilyet giro dengan cara pemblokiran.

Uang Kuasi

Uang kuasi adalah surat-surat berharga yang dapat dijadikan sebagai alat pembayaran. Biasanya uang kuasi ini terdiri atas deposito berjangka dan tabungan serta rekening valuta asing milik swasta domestik.

7. Teori Nilai Uang Teori nilai uang membahas masalah-masalah keuangan yang berkaitan dengan nilai uang. Nilai uang menjadi perhatian para ekonom, karena tinggi atau rendahnya nilai uang sangat berpengaruh terhadap kegiatan ekonomi. Hal ini terbukti dengan banyaknya teori uang yang disampaikan oleh beberapa ahli. Teori uang terdiri atas dua teori, yaitu teori uang statis dan teori uang dinamis. a. Teori uang statis Teori Uang Statis atau disebut juga "teori kualitatif statis" bertujuan untuk menjawab pertanyaan: apakah sebenarnya uang? Dan mengapa uang itu ada harganya? Mengapa uang itu sampai beredar? Teori ini disebut statis karena tidak mempersoalkan perubahan nilai yang diakibatkan oleh perkembangan ekonomi. Yang termasuk teori uang statis adalah:

Teori Metalisme (Intrinsik) oleh KMAPP Uang bersifat seperti barang, nilainya tidak dibuat-buat, melainkan sama dengan nilai logam yang dijadikan uang itu, contoh: uang emas dan uang perak.

Teori Konvensi (Perjanjian) oleh Devanzati dan Montanari Teori ini menyatakan bahwa uang dibentuk atas dasar pemufakatan masyarakat untuk mempermudah pertukaran.

Teori Nominalisme Uang diterima berdasarkan nilai daya belinya.

Teori Negara Asal mula uang karena negara, apabila negara menetapkan apa yang menjadi alat tukar dan alat bayar maka timbullah uang. Jadi uang bernilai karena adanya kepastian dari negara berupa undang-undang pembayaran yang disahkan.

b. Teori uang dinamis

Teori ini mempersoalkan sebab terjadinya perubahan dalam nilai uang. Teori dinamis antara lain:

Teori Kuantitas dari David Ricardo Teori ini menyatakan bahwa kuat atau lemahnya nilai uang sangat tergantung pada jumlah uang yang beredar. Apabila jumlah uang berubah menjadi dua kali lipat, maka nilai uang akan menurun menjadi setengah dari semula, dan juga sebaliknya.

Teori Kuantitas dari Irving Fisher Teori yang telah dikemukakan David Ricardo disempurnakan lagi oleh Irving Fisher dengan memasukan unsur kecepatan peredaran uang, barang dan jasa sebagai faktor yang mempengaruhi nilai uang.

Teori Persediaan Kas Teori ini dilihat dari jumlah uang yang tidak dibelikan barang-barang.

Teori Ongkos Produksi Teori ini menyatakan nilai uang dalam peredaran yang berasal dari logam dan uang itu dapat dipandang sebagai barang.

Uang dalam ekonomi Uang adalah salah satu topik utama dalam pembelajaran ekonomi dan finansial. Monetarisme adalah sebuah teori ekonomi yang kebanyakan membahas tentang permintaan dan penawaran uang. Sebelum tahun 80-an, masalah stabilitas permintaan uang menjadi bahasan utama karya-karya Milton Friedman, Anna Schwartz, David Laidler, dan lainnya. Kebijakan moneter bertujuan untuk mengatur persediaan uang, inflasi, dan bunga yang kemudian akan mempengaruhi output dan ketenagakerjaan. Inflasi adalah turunnya nilai sebuah mata uang dalam jangka waktu tertentu dan dapat menyebabkan bertambahnya persediaan uang secara berlebihan. Interest rate, biaya yang timbul ketika meminjam uang, adalah salah satu alat penting untuk mengontrol inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Bank sentral seringkali diberi tanggung jawab untuk mengawasi dan mengontrol persediaan uang, interest rate, dan perbankan. Krisis moneter dapat menyebabkan efek yang besar terhadap perekonomian, terutama jika krisis tersebut menyebabkan kegagalan moneter dan turunnya nilai mata uang secara berlebihan yang menyebabkan orang lebih memilih barter sebagai cara bertransaksi. Ini pernah terjadi di Rusia, sebagai contoh, pada masa keruntuhan Uni Soviet.

8. Kurs Valuta Asing Yang dimaksud dengan kurs valuta asing adalah perbandingan nilai tukar mata uang suatu negara dengan negara lain. Nilai kurs terbagi atas: - kurs jual adalah harga jual valuta asing oleh bank atau money changer - kurs beli adalah kurs yang diberlakukan bank apabila bank membeli valuta asing

Lembaga Keuangan

1. Pengertian Bank Masyarakat pada umumnya telah mengetahui bahwa bank itu adalah tempat menabung, menyimpan uang ataupun meminjam uang bagi masyarakat yang membutuhkan. Berikut akan disampaikan dua definisi bank, sebagai berikut: a) Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998, tentang Perbankan menyatakan: Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. b) Menurut Prof. G.M. Verryn Stuart mendefinisikan: Bank adalah suatu badan yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan kredit, baik dengan alat pembayarannya sendiri atau dengan uang yang diperolehnya dariorang lain maupun dengan jalan memperedarkan alat-alat penukar baru berupa uang giral. c) Somary berpendapat bahwa bank adalah suatu badan yang berfungsi sebagai pengambil dan pemberi kredit, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa bank merupakan tempat penyimpanan uang, pemberi atau penyalur kredit dan juga perantara dalam lalu lintas pembayaran.

2. Fungsi bank Fungsi perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun, penyalur dan pelayan jasa dalam lalulintas pembayaran dan peredaran uang di masyarakat yang bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional, dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak. Secara ringkas fungsi bank dapat dibagi menjadi sebagai berikut: : a) Penghimpun dana Untuk menjalankan fungsinya sebagai penghimpun dana maka bank memiliki beberapa sumber yang secara garis besar ada tiga sumber, yaitu:

1. Dana yang bersumber dari bank sendiri yang berupa setoran modal waktu
pendirian.

2. Dana yang berasal dari masyarakat luas yang dikumpulkan melalui usaha
perbankan seperti usaha simpanan giro, deposito dan tabanas.

3. Dana yang bersumber dari Lembaga Keuangan yang diperoleh dari


pinjaman dana yang berupa Kredit Likuiditas dan Call Money (dana yang sewaktu-waktu dapat ditarik oleh bank yang meminjam) b) Penyalur/pemberi Kredit Bank dalam kegiatannya tidak hanya menyimpan dana yang diperoleh, akan tetapi untuk pemanfaatannya bank menyalurkan kembali dalam bentuk kredit kepada masyarakat yang memerlukan dana segar untuk usaha. Tentunya dalam pelaksanaan fungsi ini diharapkan bank akan mendapatkan sumber pendapatan berupa bagi hasil atau dalam bentuk pengenaan bunga kredit. Pemberian kredit akan menimbulkan resiko, oleh sebab itu pemberiannya harus benar-benar teliti dan memenuhi persyaratan. Mungkin Anda pernah mendengar beberapa bank dilikuidasi atau dibekukan usahanya, salah satu penyebabnya adalah karena banyak kredit yang bermasalah atau macet. c) Penyalur dana Dana-dana yang terkumpul oleh bank disalurkan kepada masyarakat dalam bentuk pemberian kredit, pembelian surat-surat berharga, penyertaan, pemilikan harta tetap. d) Pelayan Jasa Bank dalam mengemban tugas sebagai pelayan lalu-lintas pembayaran uang melakukan berbagai aktivitas kegiatan antara lain pengiriman uang, inkaso, cek wisata, kartu kredit dan pelayanan lainnya. Jika fungsi di atas diklasifikasikan lagi maka fungsi bank dibagi menjadi Fungsi Utama dan Fungsi Tambahan. A. Fungsi Utama, meliputi: - penghimpun dana; - pembiayaan; - peningkatan faedah dari dana masyarakat; - penanggung resiko. B. Fungsi Tambahan, meliputi: - memberikan fasilitas pengiriman uang; - penggunaan cek; - memberikan garansi bank. Fungsi bank yang dikemukakan di atas, secara umum merupakan fungsi bank umum, adapun fungsi dari bank sentral adalah: 1) penyelesaian utang-piutang antar bank; 2) mengedarkan uang kertas; 3) wakil pemerintah dalam menerima pembayaran pajak; 4) sumber dana pinjaman terakhir; 5) memegang cadangan kas sistem;

6) mengontrol volume dan keadaan kredit untuk mempertahankan tingkat kegiatan ekonomi. 3. Jenis-jenis Bank Sejak diberlakukannya Undang-Undang nomor 10 tahun 1998, jenis bank dapat dibedakan menjadi Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. a. Bank Umum Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalulintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan adalah umum. Bank Umum sering juga disebut Bank Komersial. Usahausaha bank umum yang utama antara lain: 1. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan; 2. memberikan kredit; 3. menerbitkan surat pengakuan hutang; 4. memindahkan uang; 5. menempatkan dana pada atau meminjamkan dana dari bank lain; 6. menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga; 7. menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga. Bank umum di Indonesia dilihat dari kepemilikannya terdiri atas: 1. Bank pemerintah, seperti BRI, BNI, BTN. 2. Bank Pembangunan Daerah (BPD), seperti BPD DKI Jakarta. 3. Bank Swasta Nasional Devisa, seperti BCA, NISP, Bank Danamon. 4. Bank Swasta Nasional Bukan Devisa. 5. Bank Campuran, contoh Sumitomo Niaga Bank. 6. Bank Asing, seperti Bank of America, Bank of Tokyo. Bank umum ada yang disebut Bank Devisa dan Bank Non Devisa: - Bank Umum Devisa artinya yang ruang lingkup gerak operasionalnya sampai ke luar negeri. - Bank Umum Non Devisa artinya ruang lingkup gerak operasionalnya di dalam negeri saja. b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan, yang dimaksud Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. Usaha-usaha Bank Perkreditan Rakyat, diantaranya: 1. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka, dan tabungan; 2. memberi kredit; 3. menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai dengan yang ditetapkan pemerintah;

4. menempatkan dananya dalam bentuk sertifikat Bank Indonesia (SBI) Pembagian bank selain didasarkan Undang-Undang Perbankan dapat juga dibagi menurut kemampuan bank menciptakan alat pembayaran, yang meliputi: 1. Bank Primer yaitu bank yang dapat menciptakan alat pembayaran baik berupa uang kartal maupun uang giral. Bank yang termasuk kelompok ini adalah: a. Bank Sentral atau Bank Indonesia sebagai pencipta uang kartal. Selain itu tugas Bank Sentral diantaranya: - menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter; - mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran; dan - mengatur dan mengawasi bank. b. Bank Umum sebagai pencipta uang giral (uang yang hanya berlaku secara khusus dan tidak berlaku secara umum). 2. Bank Sekunder yaitu bank yang tidak dapat menciptakan alat pembayaran dan hanya berperan sebagai perantara dalam perkreditan yang tergolong dalam bank ini adalah Bank Perkreditan Rakyat.

4. Bentuk dan Produk-Produk Bank


Beberapa bentuk produk perbankan berupa pemberian kredit, pemberian jasa pembayaran dan peredaran uang, serta bentuk jasa perbankan lainnya. Untuk penjelasannya sebagai berikut: a. Pemberian kredit dengan berbagai macam bentuk jaminan atau tanggungan misalnya tanggungan efek b. Memberikan jasa-jasa dalam lalulintas pembayaran dan peredaran uang yang terdiri: 1. Lalu lintas pembayaran dalam negeri seperti transfer, inkaso. 2. Lalulintas pembayaran luar negeri seperti pembukaan L/C (Letter of Credit) yaitu surat jaminan bank untuk transaksi ekspor-impor. 3. Jasa-jasa perbankan lainnya yang meliputi: - Jual-beli cek perjalanan (travellers cheque) - Jual-beli uang kertas (bank note) - Mengeluarkan kartu kredit (Credit Card) - Jual-beli valuta asing. - Pembayaran listrik, telepon, gaji, pajak - Menyiapkan kotak pengaman simpanan (safe deposite box)

Anda mungkin juga menyukai