Anda di halaman 1dari 44

ASPEK FIKIH

STANDAR KOMPETENSI :
MEMAHAMI HUKUM ISLAM TENTANG MUAMALAH

KOMPETENSI DASAR:
1. MENJELASKAN ASAS-ASAS TRANSAKSI EKONOMI DALAM ISLAM 2. MEMBERIKAN CONTOH TRANSAKSI EKONOMI DALAM ISLAM 3. MENERAPKAN TRANSAKSI EKONOMI ISLAM DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Tadarus

[]29/ []5/ []27/

[]1/

A. Pengertian Muamalah
Muamalah merupakan bagian dari hukum Islam yang mengatur hubungan antara seseorang dan orang lain, baik seseorang itu pribadi maupun berbentuk badan hukum seperti perseroan, firma, yayasan dan negara.

Contoh:
Jual beli, sewa menyewa, perserikatan dibidang pertanian maupun perdagangan, serta perbankan dan asuransi yang Islami

B. Asas-asas Transaksi Ekonomi dalam Islam


1. Pihak-pihak yang bertransaksi harus memenuhi kewajiban yang telah disepakati dan tidak boleh saling mengkhianati.

}1: {
Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya. (Al-Maidah:1)

B. Asas-asas Transaksi Ekonomi dalam Islam


2. Syarat-syarat transaksi dirancang dan dilaksanakan dengan penuh tanggungjawab, tidak menyimapang dari hukum syara dan adab sopan santun. 3. Setiap transaksi dilakukan secara sukarela, tanpa ada paksaan dari pihak manapun.

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu; Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.(Q.S. An-Nisa:29)

}29 : {

B. Asas-asas Transaksi Ekonomi dalam Islam


4. Setiap transaksi dilandasi niat yang baik dan ikhlas karena Allah, sehingga terhindar dari penipuan, kecurangan, dan penyelewengan.

Nabi Muhammad SAW melarang jual beli yang mengandung unsur penipuan (HR. Muslim)
5. Adat kebiasaan atau urf yang tidak menyimpang dari syara, boleh digunakan untuk menentukan batasan dalam transaksi.

} {

Ibadah itu terdiri dari sepuluh bagian,sembilan bagian daripadanya terdapat pada mencari rezki yang halal (HR.As-Sayuti)

C. Penerapan Transaksi Ekonomi dalam Islam


1.

Jual Beli
a. Pengertian, Dasar Hukum, Hukum Jual Beli Jual beli ialah persetujuan saling mengikat antara penjual (yakni pihak yang menyerahkan/menjual barang) dan pembeli (sebagai pihak yang membayar/membeli barang yang dijual).

)(
Artinya:

Nabi Muhammad SAW telah melarang jual beli yang mengandung unsur penipuan.

C. Penerapan Transaksi Ekonomi dalam Islam


b. Rukun dan Syarat Jual Beli Orang yang melakukan akad jual beli (penjual dan pembeli). Syaratnya: Berakal Balig Berhak menggunakan hartanya. Sigat atau ucapan ijab dan kabul. Barang yang diperjualbelikan.syaratnya: Barang halal Ada manfaatnya. Barang ada di tempat, atau sudah tersedia ditempat lain. Milik si penjual atau berada di bawah kekuasaannya. Zat, bentuk, kadar dan sifatnya diketahui kedua pihak

C. Penerapan Transaksi Ekonomi dalam Islam


Nilai barang yang dijual (berupa uang). Syaratnya:

Harga

jual harus jelas jumlahnya Nilai tukar barang dapat diserahkan pada saat transaksi. Apabila transaksi dengan barter (AlMuqayadah), naka tidak boleh dengan barang yang haram.

C. Penerapan Transaksi Ekonomi dalam Islam


c. Khiyar

Khiyar adalah hak memilih bagi si penjual dan si

pembeli untuk meneruskan jual-belinya atau membatalkan karena adanya sesuatu hal. Misal cacat pada barang. Hukum Islam membolehkan hak khiyar, agar tidak ada penyesalan. Jika ada penyesalan dalam jual beli, maka sunah untuk membatalkan, dengan cara mengembalikan barang kepada penjual.

} { Barang siapa yang rela mencabut jual beli terhadap saudaranya, maka Allah pun akan mencabut kerugiannya dihari kiamat (HR. Thabrani)

C. Penerapan Transaksi Ekonomi dalam Islam


d. Macam-macam Jual Beli 1). Jual beli yang sah (terpenuhi rukun dan syaratnya) 2). Jual beli yang tidak sah (tidak terpenuhi rukun dan syaratnya) Contoh: Jual

beli sesuatu yang termasuk najis (bangkai, daging babi) Jual beli air mani hewan ternak.
}{

Rasulullah SAW telah melarang menjual mani hewan(HR. Bukhori)

C. Penerapan Transaksi Ekonomi dalam Islam


Jual

beli anak hewan yang masih berada dalam kandungan.

Bahwa Rasulullah SAW telah melarang menjual anak (hewan) yang masih berada dalam perut induknya Jual beli yang mengandung kecurangan dan penipuan

} {

C. Penerapan Transaksi Ekonomi dalam Islam


3). Jual beli yang sah tetapi terlarang(fasid), terlarang karena:

Merugikan si penjual, pembeli, dan orang lain Mempersulit peredaran barang Merugikan kepentingan umum. Contoh:
Jual beli dengan maksud untuk ditimbun

} { Tidak akan menimbun barang kecuali

C. Penerapan Transaksi Ekonomi dalam Islam


4).Jual beli Najsyi Yaitu menawar sesuatu barang dengan maksud untuk mempengaruhi orang lain agar mau membeli barang yang ditawarnya, sedangkan yang menawar barang tersebut adalah teman sipenjual.

Rasulullah SAW melarang jual beli dengan cara najsyi. (HR. Bukhori dan Muslim)

}{

C. Penerapan Transaksi Ekonomi dalam Islam


5).Monopoli Yaitu menimbun barang agar orang lain tidak membeli walaupun dengan melampaui harga pasaran. Rasulullah SAW melarang jual beli seperti ini, karena akan merugikan kepentingan umum.

C. Penerapan Transaksi Ekonomi dalam Islam


2. Simpan Pinjam
Rukun dan syarat utang piutang atau simpan pinjam meminjam, menurut hukum Islam adalah: a. Yang berpiutang dan yang berutang syaratnya: 1). Sudah baligh dan berakal sehat 2). Yang berpiutang tidak meminta pembayaran melebihi pokok piutang 3). Peminjam tidak boleh menunda-nunda pembayaran utangnya.

C. Penerapan Transaksi Ekonomi dalam Islam


Hadits Nabi tentang Orang yang memberi hutang dan Peminjam
}{

Setiap piutang yang sengaja untuk mencari manfaat (pembayaran lebih) adalah riba (HR. Haris bin Abi Imamah)

Orang yang mampu yang melalaikan kewajiban membayar utangnya adalah zalim (HR. Ahmad dan Tirmizi)

) {

C. Penerapan Transaksi Ekonomi dalam Islam


b. Barang (uang) yang diutangkan atau dipinjamkan adalah milik sah dari yang meminjamkan. Pengembalian utang tidak boleh kurang nilainya. Disunahkan mengembalikan lebih dari pokok utangnya.

Orang yang paling baik di antara kamu ialah orang yang membayar utangnya dengan lebih baik (HR. Ahmad dan Tirmizi)

} {

C. Penerapan Transaksi Ekonomi dalam Islam


3. Ijarah
a. Pengertian Menurut bahasa Ijarah berarti upah, sewa, jasa atau imbalan Mazhab Syafii mendefinisikan Ijarah sebagai transaksi dengan imabalan tertentu b. Dasar Hukum Ijarah } { Berikanlah upah/jasa kepada orang yang kamu pekerjakan sebelum kering keringatnya

C. Penerapan Transaksi Ekonomi dalam Islam


Dasar Hukum Ijarah

}32: {
Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? kami Telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami Telah meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan. {Q.S. Az-Zuhkhruf:32}

C. Penerapan Transaksi Ekonomi dalam Islam

Dasar Hukum Ijarah

Tempatkanlah mereka (para isteri) di mana kamu bertempat tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hati) mereka. dan jika mereka (isteri-isteri yang sudah ditalaq) itu sedang hamil, Maka berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga mereka bersalin, Kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak)mu untukmu Maka berikanlah kepada mereka upahnya, dan musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu) dengan baik; dan jika kamu menemui kesulitan Maka perempuan lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya. (Q.S. At-Tahalaq: 6)

}6: {

C. Penerapan Transaksi Ekonomi dalam Islam


Dasar Hukum Ijarah

}26:{
Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), Karena Sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang Kuat lagi dapat dipercaya". {Q.S. Al-Qasas:26}

C. Penerapan Transaksi Ekonomi dalam Islam


c. Macam-macam Ijarah

1). Ijarah yang bersifat manfaat.


Seperti: sewa-menyewa rumah, toko, kendaraan dan aneka busana, dll.

2). Ijarah yang bersifat pekerjaan dengan cara


mempekerjakan seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan. Misal: pembantu rumah tangga, buruh bangunan, tukang jahit dan tukang sepatu.

C. Penerapan Transaksi Ekonomi dalam Islam


d. Rukun dan Syarat Ijarah Rukun Ijarah
1) 2) 3)

4)

Orang yang berakad Sewa/ imbalan Manfaat Sigat atau ijab kabul

C. Penerapan Transaksi Ekonomi dalam Islam


d. Rukun dan Syarat Ijarah Syarat Ijarah 1) Kedua orang yang bertransaksi balig dan berakal sehat. 2) Kedua belah pihak bertransaksi dengan kerelaan. 3) Kondisi barangnya diketahui dan bermanfaat bagi penyewa. 4) Objek ijarah bisa diserahkan dan dipergunakan secara langsung dan tidak cacat. 5) Objek ijarah merupakan sesuatu yang dihalalkan syara

C. Penerapan Transaksi Ekonomi dalam Islam


d. Rukun dan Syarat Ijarah Syarat Ijarah
6)

7) 8)

Hak yang disewakan tidak termasuk suatu kewajiban bagi penyewa. Objek ijarah adalah sesuatu yang biasa disewakan. Upah/ sewa dalam transaksi ijarah harus jelas

C. Penerapan Transaksi Ekonomi dalam Islam


e. Sifat Akad/ Transaksi Ijarah

Jumhur ulama berpendapat bahwa akad/transaksi ijarah bersifat mengikat, kecuali ada cacat, atau barang tersebut tidak bisa dimanfaatkan. Karena bersifat mengikat, kematian salah satu pihak yang menyewakan atau penyewa, tidak membatalkan ijarah. Manfaat dari sewa menyewa termasuk harta yang bisa diwariskan.

C. Penerapan Transaksi Ekonomi dalam Islam


f. Tanggung Jawab Orang yang Diupah/ Digaji

Ijarah yang berupa pekerjaan, apabila orang yang


dipekerjakan itu bersifat pribadi, maka seluruh pekerjaan yang ditentukan untuk dikerjakan menjadi tangung jawabnya.

Ulama fikih sepakat, apabila objek yang dikerjakan rusak


ditangan pekerja bukan karena kelalaiannya dan tidak ada unsur kesengajaan, maka pekerja tidak dapat dituntut ganti rugi.

D. Kerja Sama Ekonomi dalam Islam

1. Syirkah
Syirkah yaitu persekutuan antara dua orang atau lebih
yang bersepakat untuk bekerjasama dalam suatu usaha, yang keuntungan atau hasilnya utuk mereka bersama. Syirkah yang sesuai syara bertujuan untuk kesejahteraan bersama merupakan salah satu bentuk taawun
}2 :{

dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. {Q.S. Al-Maidah:2}

D. Kerja Sama Ekonomi dalam Islam


Syirkah yang sesuai dengan ketentuan Syara :
Syirkah tersebut dilaksanakan dengan niat ikhlas karena Allah, Sabar, Tawakal, Jujur, Saling percaya antara sesama anggota syarikat, Bersih dari unsur-unsur kecurangan atau penipuan

D. Kerja Sama Ekonomi dalam Islam


Macam-macam Syirkah: a. Syarikat harta (syarikat inan)
Yaitu akad dari dua orang atau lebih untuk bersyarikat pada harta yang ditentukan dengan maksud untuk memperoleh keuntungan.

Rukun Syarikat Harta:


Sigat atau lafad akad (ucapan perjanjian) Anggota Syarikat (balig, berakal sehat, merdeka, tidak dipaksa) Pokok atau modal dan pekerjaan

D. Kerja Sama Ekonomi dalam Islam


Bentuk Syarikat Harta Zaman Modern
Firma, Yaitu persekutuan antara dua orang atau lebih untuk mendirikan perusahaan bersama yang bertanggung jawab bersama-sama terhadap perusahaan. CV (Comanditaire Venootschaf) yaitu perluasan dari Firma, dimana ada anggota yang hanya menyertakan modal saja dan tidak bekerja didalamnya. PT (Perseroan Terbatas), yaitu bentuk perusahaan yang modalnya terdiri dari saham-saham yang memiliki hargaharga nominal tertentu.

D. Kerja Sama Ekonomi dalam Islam


Macam-macam Syirkah: b. Syarikat Kerja
Yaitu gabungan dua orang atau lebih untuk bekerja sama dalam suatu jenis perusahaan dan pembagian keuntungan dibagikan sesuai dengan perjanjian.

Manfaat Syarika Kerja:


Menjalin hubungan persaudaraan Memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kesejahteraan. Menyelesaikan pekerjaan besar bersama untuk kepentingan umat manusia Melahirkan kemajuan dalam segala bidang.

D. Kerja Sama Ekonomi dalam Islam


2. Mudarabah (Qirad)
Mudarabah yaitu pemberian modal dari pemilik modal
kepada seseorang yang akan memperdagangkan modal dengan ketentuan bahwa untung rugi ditanggung bersama sesuai dengan perjanjian.

Hukum mudarabah adalah mubah (boleh) sesuai dengan


Firman Allah:
}2 :{

dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. {Q.S. Al-Maidah:2}

D. Kerja Sama Ekonomi dalam Islam


Rukun Mudarabah (Qirad)
Muqrid (pemilik modal) dan Muqtarid (yang menjalankan modal) : balig, berakal sehat, dan jujur Modal hendaknya diketahui jumlahnya dan tunai. Jenis Usaha dan Tempatnya sebaiknya disepakati bersama. Besarnya keuntungan hendaknya sesuai dengan kesepakatan diawal akad. Muqtarid hendaknya jujur dan menggunkan modal atas izin muqrid.

D. Kerja Sama Ekonomi dalam Islam


Hikmah Penerapan Mudarabah di Masyarakat
Mewujudkan persaudaraan dan persatuan antara Muqrid (kelompok orang kaya) dan Muqtarid (kelompok miskin) Mengurangi atau mungkin menghilangka pengangguran. Memberikan pertolongan kepada fakir miskin (yang menjalankan modal) untuk dapat hidup mandiri.

D. Kerja Sama Ekonomi dalam Islam


3. Muzaraah, Mukhabarah, dan Musaqah
(1). Muzaraah dan Mukhabarah Muzaraah ialah paruhan hasil sawah antara pemilik dan penggarap, benihnya berasal dari pemilik sawah. Jika benihnya dari penggarap disebut Mukhabarah.

dibidang pertanian yang dibolehkan dalam Islam, sesuai dengan syara dan pelaksanaannya tidak ada unsur kecurangan dan pemaksaan.

Muzaraah dan Mukhabarah merupakan kerja sama

D. Kerja Sama Ekonomi dalam Islam


Rukun dalam Muzaraah dan Mukhabarah
Kedua pihak sudah balig, berakal sehat, amanah. Sawah yang digarap betul-betul milik orang yang menyerahkan sawahnya untuk digarap. Hendaknya ditentukan lamanya masa penggarapan Besarnya paruhan antara kedua belah pihak ditentukan berdasarkan musyawarah antara keduanya. Kedua belah pihak hendaknya menaati ketentuanketentuan yang telah mereka sepakati bersama

D. Kerja Sama Ekonomi dalam Islam


(1). Musaqah dan penggarap, besar bagian masing-masing sesuai dengan perjanjian pada waktu akad.

Musaqah ialah paruhan hasil kebun antara pemilik

} {
kebun miliknya, kepada penduduk Khaibar agar dipelihara oleh mereka dengan perjanjian, mereka akan diberi sebagian dari hasilnya baik dari buah-buahan atau hasil tanaman (palawija) (HR. Muslim)
Dari Ibnu Umar: Sesungguhnya Nabi SAW telah menyerahkan

D. Kerja Sama Ekonomi dalam Islam


Manfaat dari Muzaraah, Mukhabarah, Musaqah
Mewujudkan tolong menolong antara pemilik tanah dan penggarap. Mengurangi atau mungkin menghilangkan pengangguran. Memelihara dan meningkatkan kesuburan tanah pertanian. Usaha pencegahan terhadap terjadinya lahan-lahan kritis. Memlihara, meningkatkan dan melestarikan keindahan alam.

D. Kerja Sama Ekonomi dalam Islam


4. Sistem Perbankan yang Islami

Sistem perbankan yang islami maksudnya adalah sistem yang sesuai dengan ajaran Islam yang bersumber kepada A-Quran dan Hadits. Bank Islam Adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa lain dalam lau lintas pembayaran, serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesusaikan dengan prinsip syariat Islam.

D. Kerja Sama Ekonomi dalam Islam


Perkembangan Dunia Perbankan Islam Mesir telah mendirikan bank Islam (Bank Nasional Nasser tahun 1971). Dubai, Bank Islam Dubai pada tahun 1975. Jedah, Saudi arabia, Islamic Development Bank yang didukung oleh 40 Negara Muslim tanggal 20 Oktober 1975 Bank Islam di Indonesia didirikan atas prakarsa Majelis Ulama Indonesia (MUI) diberi nama Bank Muamalat Indonesia, mulai beroperasi 1 Mei 1992

D. Kerja Sama Ekonomi dalam Islam


5. Sistem Asuransi yang Islami
Asuransi menurut bahasa berarti pertanggungan (AtTamin). Sedangkan menurut istilah yaitu akad atau
perjanjian antara penanggung (perusahaan asuransi) dan mempertanggungkan sesuatu (peserta perusahaan asuransi) Asuransi muncul kira-kira pada abad ke-14 Ulama fikih sepakat bahwa asuransi dibolehkan dengan catatan cara kerja sesuai dengan ajaran Islam, yaitu ditegakkannya prinsip keadilan, dihilangkannya unsur untung-untungan, perampasan hak dan kezaliman serta bersih dari riba.

D. Kerja Sama Ekonomi dalam Islam


Prinsip Asuransi Islam Taawun

}2 : {
dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. {Q.S. Al-Maidah:2}

Anda mungkin juga menyukai