Anda di halaman 1dari 5

Anggota kelompok :

1. Julisdayanti Nasution (12020225439)


2. Muhammad Rinanda matondang (12020215257)
3. Nurwildatul Rahmadhani Dianita (12020224968)
4. Rahimul Wiki (11820212962)
5. Syukro Ainul Izzah (12020225384))
6. Zahratul Aini (12020225062)

ETIKA BISNIS NABI MUHAMMAD

Nabi Muhammad lahir pada hari Senin tanggal 12 Rabi’ul Awwal tahun Gajah
bertepatan dengan tanggal 20 April 571 M. Beliau meninggal pada usia 63 tahun, tepatnya
pada hari SenIn tanggal 1 Rabiul Awal 11 Pada tahun 11 H, tanggal 12 Rabi’ul Awwal 11 atau
8 Juni 632. 1 Beliau adalah seorang pebisnis kala itu. Adapun beberapa factor yang
mempengaruhi Nabi Muhammad dalam berbisnis adalah sbb :
1. Faktor Geografis
Geografis perekonomian yang dijalankan bangsa Arab kala itu sangat lemah,
sederhana dan terbatas Aktifitas ekonomim bangsa Arab kala itu meliputi tiga bidang
yaitu Perdagangan, pertanian dan peternakam
2. Faktor Ekonomi
Faktor Ekonomi yang suit menjadi salah satu pendoronng Nabi Muhammad
menjadi seorang pebisnis
3. Faktor Keluarga
Nabi Muhammad terlahir dari seorang ayah yang juga suka berdagang dan
seringkali membawa Nabi Muhammad pergi ke pasar untuk berdagang sehingga ini
juga menjadi salah satu factor pendorong Nabi Muhammad menjadi seorang pebisnis

1
Muhammad Saifullah, ‘ETIKA BISNIS ISLAMI DALAM PRAKTEK BISNIS RASULULLAH’, Journal of Chemical
Information and Modeling, 53.9 (2011), 1689–99.

1
4. Faktor pernikahannya dengan Khadijah
Nabi muhammdad menikah dengan Khadijah pada usia 25 Tahun, ia adalah
seorang Wanita kaya raya di Mekkah dan juga seorang pedagang dan mempercayai
barang daganngannya kepada Nabi Muhammad.2
Adapun Pelajaran yang dapat diambil dari etika bisnis nabi muhammad ialah sebagai
berikut:3
1. Nilai kejujuran
Nabi muhammad saw. Merupakan seorang pebisnis yang sangat jujur dalam
menjalankan muamalah. Karena Kejujuran ini menjadi suatu hal yang sangat penting
dalam berbisnis sebagai sebuah kepercayaan. Kesesuaian dan kebenaran dari
perkataan atau perbuatan seseorang akan menjadi penilaian bagi orang lain terhadap
diri kita. Dalam bahasa Arab, jujur dapat diterjemahkan sebagai "shiddiq," yang berarti
benar dan dapat dipercaya. Arti jujur juga melibatkan lurus hati, ikhlas, dan tidak
berbohong atau curang.
َ‫لص ِّد ْيق ْ ن‬
ِّ ‫ي َو‬ َّ َ َ ُ‫ َّ ُ َّ ُ ْ ُ َ ْ ن‬: َ َ َ ‫ُ َ َ ْ َ َ ى‬
َ‫النب ِّي ْ ن‬ ‫َّ ِّ َ ى‬ َ ْ َ َ ْ َ
‫ي‬ ‫ى‬ ‫اجر الصدوق األ ىمي مع ى‬ ‫ب صَّل هللا علي ىه وسلم قال الت ى‬ ‫عن أ ِىب س ىعي ٍد ع ِن الن ِى ي‬
‫التمذى‬ ‫الش َه َداء – رواه ر‬ ُّ َ
‫و‬
‫ى‬
Dari Abi Sa’id, dari Nabi Muhammad SAW bersabda: “Pedagang yang jujur dan
terpercaya Bersama para nabi, orang-orang yang jujur dan syuhada,” (HR Tirmidzi)
2. Tolong menolong ataupun memberikan kebermanfaatan terhadap orang lain.
Selain jujur beliau juga merupakan seorang yang sangat mudah menolong
orang lain. Ketika menjalankan bisnis sudah seharusnya pelaku usaha tidak hanya
memikirkan keuntungan semata namun harus memiliki perilaku yang ta’awun atau
tolong menolong dalam hal kebaikan terutama dalam usaha. Sebagai manusia
tentunya kita tidak bisa hidup seendiri tanpa orang lain, oleh sebab itu kita harus saling
tolong-menolong dalam hal kebaikan suapaya terciptanya kehidupan yang rukun dan
damai.
3. Tidak memonopoli
Menguasai suatu hak milik untuk memperoleh keuntungan ini merupakan sifat buruk
dari kapitalis. Hal ini sangat tidak diperbolehkan oleh Islam, karena memonopoli akan
merusak usaha pedagang yang lainnya dan dapat merugikan banyak orang juga.

2
Saifullah.
3
Saifullah.

2
4. Menggunakan barang yang suci menjadi transaksi
Dari Jabir bin Abdullah ra. bahwa ia mendengar Rasulullah bersabda pada waktu fath
al-Makkah: “Sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya telah mengharamkan menjual khamar,
bangkai, daging babi, dan berhala.” Ke- mudian dikatakan kepada beliau: “Bagaimana
pendapatmu tentang lemak bangkai yang dapat dijadikan penambal perahu, pencat
kulit dan yang dijadikan minyak lampu oleh manusia?” Beliau menjawab: tidak boleh,
hukumnya tetap haram.” Kemudian Rasulullah bersabda: “Se- sungguhnya Allah
setelah mengharamkan kepada orang-orang Yahudi lemak bangkai, mereka mengolah
lemak tersebut, kemudian menjualnya dan memakan uang (harga)-nya.”
5. Tidak melakukan gharar dalam transaksi (penipuan)
Dalam Hadits Ibnu Majah Nomor 2186
َ ْ
‫وب ْب ُن ُعت َبة َع ْن َي ْح َب ْب ِن‬ُ ‫اس ْب ُن َع ْبد ْال َعظيم ْال َع ْن َت ُّي َق َاَل َح َّد َث َنا َأ ْس َو ُد ْب ُن َعامر َح َّد َث َنا َأ ُّي‬
ُ ‫َح َّد َث َنا َأ ُبو ُك َر ْيب َو ْال َع َّب‬
‫ٍى‬ ِِ ‫ى ى‬ ‫ى‬ ٍ
َ َْ َْ ْ َ َ‫َ َ َ َ َ ُ ُ ى َ ى ىُ ََْ َ َ ى‬ َّ َ ْ ْ َ َ َ ْ َ َ َ
‫اَّلل صَّل اَّلل علي ىه وسلم عن بي ِع الغر ِر‬ ‫اس قال نَه رسول ى‬ ٍ ‫أ ىِ يب ك ىث ٍت عن عط ٍاء عن اب ِن عب‬
Telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib] dan [Al Abbas bin Abdul Azhim Al
Anbari] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Aswad bin Amir] berkata,
telah menceritakan kepada kami [Ayyub bin Utbah] dari [Yahya bin Abu Katsir] dari
['Atha] dari [Ibnu Abbas] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang
jual beli gharar (menimbulkan kerugian bagi orang lain)."
6. Menjual barang sendiri (hak milik)
َ َْ َ َْ َ ْ َ َ َ َ ُّ ْ ُ َ ُ ُ َ ْ َ َّ ُ ُ ْ ُ ُ َ ْ َ ْ َ َ ْ َ ْ ‫َ َ ُ َ ى َ ْ ن َّ ُ ُ َ َ ْ َ ُ ن‬
‫س ىعندك‬‫وق قال َل ت ىبع ما لي‬
‫يب الرجل فيسأل ى يب البيع ليس ىعن ىدي أ ىبيعه ىمنه ثم أبتاعه له ىمن الس ى‬ ‫اَّلل يأ ىت ى ي‬
‫يا رسول ى‬
“Wahai Rasulullah, ada seseorang yang mendatangiku lalu ia meminta agar aku
menjual kepadanya barang yang belum aku miliki, dengan terlebih dahulu aku
membelinya untuk mereka dari pasar?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
menjawab, “Janganlah engkau menjual sesuatu yang tidak ada padamu.” (HR. Abu
Daud, no. 3503; An-Nasai, no. 4613; Tirmidzi, no. 1232; dan Ibnu Majah, no. 2187.
7. Amanah
Dalam berbisnins nabi Muhammad saw. Berpegang pada sifat Amanah. Amanah
adalah Kepercayaan merupakan suatu tanggung jawab moral yang dibebankan
kepada setiap orang, baik dalam memenuhi kewajiban mengabdi kepada Tuhan
maupun dalam kewajiban kemanusiaan terhadap sesama. Dalam menjalankan
aktivitas bisnisnya, Muhammad menggunakan hakikat keimanan sebagai prinsipnya.
Saat masih menjadi pegawai Khadijah, ia memiliki kepercayaan penuh terhadap

3
pengangkutan dan penjualan barang-barang Khadijah di Syam. Bersama Nabi
Muhammad menjual barang-barangnya di bawah amanah Khadijah. 4 Muhammad
sangat menjaga kepercayaan dalam berdagang ,kepercayaan pemilik barang,
pelanggan, dan karyawan. Muhammad mendapatkan simpati dari para konsumen
dengan memegang sifat ini, dan mereka dengan senang hati melakukan transaksi.
Praktik ini juga sesuai dengan prinsip kejujuran dalam etika bisnis kontemporer, di
mana pemenuhan perjanjian atau kontrak merupakan bukti kejujuran. Karena
otonomi mengandalkan tanggung jawab, itu juga dapat dikaitkan dengan prinsip
otonomi dalam etika bisnis. Karena itu, seseorang dapat dimintai
pertanggungjawaban atas apa yang mereka lakukan.5
8. Tidak sumpah palsu
Tidak bersumpah palsu: Islam sangat mengecam sumpah palsu karena termasuk
pekerjaan yang tidak disukai dalam Islam, terutama jika dilakukan untuk membuat
barang dagangan cepat laku dan habis terjual.6
9. Ramah tamah
Ramah-tamah Seorang palaku bisnis harus bersikap ramah saat berurusan dengan
orang lain. Allah merahmati seseorang yang ramah dan toleran dalam berbisnis, kata
Nabi Muhammad saw. (HR.Bukhari dan Tarmizi) 7 .konsep ramah tamah atau
muamalah yang baik sangat ditekankan. Ini mencakup kejujuran, saling percaya, dan
sikap hormat dalam transaksi dagang. Pihak yang rerlibat diharapkan memperlakukan
satu sama lain dengan adil, menghindari penipuan, dan menjaga kepentingan
bersama. Dalam islam, transaksi bisnis seharusnya tidak hanya menghasilkan
keuntungan materi, tetapi juga memperkuat hubungan antarindividu dan Masyarakat
secara keseluruhan.
10. Saling menguntungkan
Prinsip ini mengajarkan bahwa pelaku bisnis harus merasakan manfaat dan kepuasan.
Etika ini pada dasarnya mempertimbangkan sifat dan tujuan perekonomian. Produsen

4
U Adzkiya’, ‘Etika Bisnis Dalam Islam (Analisis Terhadap Aspek Moralitas Pelaku Bisnis)’, Jurnal: Iqtisad
Reconstruction of Justice and Welfare for Indonesia, 4 (1) (2017), 1–10.
5
Adzkiya’.
6
Syaifullah Syaifullah, ‘Etika Jual Beli Dalam Islam’, HUNAFA: Jurnal Studia Islamika, 11.2 (2014), 371
<https://doi.org/10.24239/jsi.v11i2.361.371-387>.
7
Sri Nawatmi, ‘ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF ISLAM’, Unisversitas Stikubank, 9.1 (2014), 50–59.

4
ingin mendapat keuntungan, dan konsumen ingin menerima produk bagus yang
memuaskan mereka. Oleh karena itu, yang terbaik adalah melakukan bisnis yang
saling menguntungkan.
11. Tekun (istiqomah)
Segala ikhtiar memerlukan ketekunan (Istikamah) dan kesabaran. Hal ini diajarkan
dalam Ilmu Moral dan termasuk dalam Seri Moral Nabi Muhammad. Hal ini juga yang
menentukan keberhasilan suatu perusahaan dalam bisnis perdagangan. Bisnis
bukanlah bisnis yang mudah, merupakan bisnis yang banyak menemui hambatan dan
kesulitan, jika tidak dihadapi dengan sabar dan serius maka akan mengakibatkan
kemunduran bisnis. Kenyataan menunjukkan bahwa pedagang sukses pada umumnya
adalah mereka yang memiliki kesabaran dan istiqomah, ketekunan dan ketabahan.
Jika seorang trader mengalami kerugian yang tidak terduga, risikonya diterima. 8

Referensi

Adzkiya’, U, ‘Etika Bisnis Dalam Islam (Analisis Terhadap Aspek Moralitas Pelaku
Bisnis)’, Jurnal: Iqtisad Reconstruction of Justice and Welfare for Indonesia,
4 (1) (2017), 1–10

Nawatmi, Sri, ‘ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF ISLAM’, Unisversitas Stikubank, 9.1
(2014), 50–59

Saifullah, Muhammad, ‘ETIKA BISNIS ISLAMI DALAM PRAKTEK BISNIS


RASULULLAH’, Journal of Chemical Information and Modeling, 53.9
(2011), 1689–99

Syaifullah, Syaifullah, ‘Etika Jual Beli Dalam Islam’, HUNAFA: Jurnal Studia Islamika,
11.2 (2014), 371 <https://doi.org/10.24239/jsi.v11i2.361.371-387>

Tiakoly, Kataruddin, Abdul Wahab, and Syaharuddin, ‘Penerapan Etika Bisnis Islam
Pada Usaha Pedagang Barang Campuran Di Pasar Tradisional Gamalama’,
Jurnal Iqtisaduna, 5.1 (2019), 102–23

8
Kataruddin Tiakoly, Abdul Wahab, and Syaharuddin, ‘Penerapan Etika Bisnis Islam Pada Usaha Pedagang
Barang Campuran Di Pasar Tradisional Gamalama’, Jurnal Iqtisaduna, 5.1 (2019), 102–23.

Anda mungkin juga menyukai