Anda di halaman 1dari 7

SIFAT WIRAUSAHA MUSLIM

1. BERTAKWA, BERIMAN PADA YG GHAIB

Dalam hadis lain Rasulullah bersabda, “Sungguh kalian diturunkan


rezeki karena sebab orang  miskin dan lemah.” (HR. Bukhari).

kitab At Targhib wa At Tarhib, yang disusun oleh Al Mundziri, juga dalam kitab lainnya.
Di antara hadits yang memotivasi untuk berdagang adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam,

‫ت بَ َر َكةُ بَ ْي ِع ِه َما‬
ْ َ‫ك لَهُ َما فِى بَي ِْع ِه َما َوإِ ْن َك َذبَا َو َكتَ َما ُم ِحق‬ ِ َ‫ان بِ ْال ِخي‬
َ ‫ار َما لَ ْم يَتَفَ َّرقَا فَإِ ْن‬
ِ ‫ص َدقَا َوبَيَّنَا ب‬
َ ‫ُور‬ ِ ‫ْالبَيِّ َع‬

“Orang yang bertransaksi jual beli masing-masing memilki hak khiyar (membatalkan
atau melanjutkan transaksi) selama keduanya belum berpisah. Jika keduanya jujur dan
terbuka, maka keduanya akan mendapatkan keberkahan dalam jual beli, tapi jika
keduanya berdusta dan tidak terbuka, maka keberkahan jual beli antara keduanya akan
hilang”. (Muttafaqun ‘alaih)[2]

Juga pada hadits,

ٍ ‫ب َع َم ُل ال َّرج ُِل بِيَ ِد ِه َو ُكلُّ بَي ٍْع َم ْبر‬


‫ُور‬ ْ َ‫أ‬
ِ ‫طيَبُ ْال َك ْس‬

“Sebaik-baik pekerjaan adalah pekerjaan seorang pria dengan tangannya dan setiap jual
beli yang mabrur.” (HR. Ahmad, Al Bazzar, Ath Thobroni dan selainnya, dari Ibnu ‘Umar,
Rofi’ bin Khudaij, Abu Burdah bin Niyar dan selainnya). Wallahu a’lam.[3]

Akhi, ukhti, yuk baca tulisan lengkapnya di Rumaysho:


https://rumaysho.com/1441-9-dari-10-pintu-rizki-di-perdagangan.html

Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

‫ َيا‬:‫ار ُه ُم ْالفُجَّ ا ُر ” قِي َل‬ َ َّ‫ ” إِنَّ ال ُّتج‬:- َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّم‬ َ – ِ ‫ل هَّللا‬.ُ ‫ َقا َل َرسُو‬:‫ْن شِ ب ٍْل َقا َل‬ ِ ‫َعنْ َع ْب ِد الرَّ حْ َم ِن ب‬
ْ
.َ ‫ون َف َيأ َثم‬
‫ُون‬ .َ ‫ ” َبلَى َولَ ِك َّن ُه ْم ي َُح ِّد ُث‬:‫ َقا َل‬.‫ل هَّللا ُ ْال َبي َْع؟‬.َّ ‫ْس َق ْد أَ َح‬
َ ‫ون َف َي ْك ِذب‬
.َ ُ‫ُون َو َيحْ لِف‬ َ ‫ل هَّللا ِ أَلَي‬.َ ‫“ َرسُو‬

Dari ‘Abdurrahman bin Syibel, ia berkata: Rasulullah Shallallahu’alaihi


Wasallam bersabda: “Para pedagang adalah tukang maksiat”. Diantara para
sahabat ada yang bertanya: “Wahai Rasulullah, bukankah Allah telah
menghalalkan jual-beli?”. Rasulullah menjawab: “Ya, namun mereka sering
berdusta dalam berkata, juga sering bersumpah namun sumpahnya palsu”.
(HR. Ahmad 3/428, Ath Thabari dalam Tahdzibul Atsar 1/43, 99, 100, At
Thahawi dalam Musykilul Atsar 3/12, Al Hakim 2/6-7)
Simak selengkapnya disini. Klik https://muslim.or.id/8466-peringatan-
keras-bagi-para-pedagang.html

abi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

ِ ‫ن َي‬.ْ َ‫ير أَجْ َرهُ َق ْب َل أ‬


‫جفَّ َع َرقُ ُه‬ َ ‫ج‬ِ َ‫طوا األ‬
ُ ْ‫أَع‬

“Berikanlah pekerja upahnya sebelum keringatnya kering” (HR. Ibnu Majah).

Simak selengkapnya disini. Klik https://muslim.or.id/22973-bayarkan-


gaji-pegawaimu-sebelum-keringatnya-kering.html

Allah Ta’ala berfirman,

( ‫وه ْم خُيْ ِس ُرو َن‬ ِ َّ ِ ِ


ُ ُ‫) َوإِ َذا َكال‬2( ‫َّاس يَ ْسَت ْوفُو َن‬
ُ ُ‫وه ْم أ َْو َو َزن‬ ِ ‫ين إِ َذا ا ْكتَالُوا َعلَى الن‬
َ ‫) الذ‬1( ‫ني‬
َ ‫َويْ ٌل ل ْل ُمطَفِّف‬
)3

“Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang (yaitu) orang-orang yang apabila
menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi dan apabila mereka menakar
atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi.” (QS. Al Muthoffifin: 1-3).

Akhi, ukhti, yuk baca tulisan lengkapnya di Rumaysho:


https://rumaysho.com/8576-pedagang-yang-bermain-curang-dalam-
timbangan.html

Ibnu Katsir juga berkata,

‫ود َّمرهم على ما كانوا يبخسون الناس يف املكيال وامليزان‬


َ ‫وأهلك اهلل قوم شعيب‬
“Allah membinasakan dan menghancurkan kaum Syu’aib dikarenakan mereka berbuat
curang dalam takaran dan timbangan.” (Lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 7: 508).

Akhi, ukhti, yuk baca tulisan lengkapnya di Rumaysho:


https://rumaysho.com/8576-pedagang-yang-bermain-curang-dalam-
timbangan.html

Pertama: Niat yang Benar


Dengan niat yang benar perbuatan mubah semisal jual beli bisa
berubah menjadi bernilai pahala. Sehingga seluruh sisi kehidupan
seorang muslim bernilai ibadah dan ketaatan.

Niat yang benar dalam hal ini adalah menginginkan kebaikan untuk
diri sendiri dan orang lain. Niat baik untuk diri sendiri berupa menjaga
diri dari kengkomsumsi harta yang haram, menjaga kehormatan
sehingga tidak meminta-minta, menguatkan diri sehingga bisa
melakukan ketaatan kepada Allah, menjaga jalinan silaturahmi,
berbuat baik dengan kerabat dan niat-niat baik yang lain.

Niat baik untuk orang lain berupa ikut berperan serta memenuhi hajat
hidup orang banyak yang merupakan suatu hal yang bernilai fardu
kifayah, membuka lapangan kerja untuk orang lain, berperan serta
untuk membebaskan umat dari sikap bergantung kepada orang lain
dan lain-lain.

Niat adalah perdagangan orang-orang yang berilmu. Artinya nilai


sebuah amal bisa berlipat ganda disebabkan pelakunya menyatukan
beberapa niat baik dalam waktu yang bersamaan. Sungguh itu adalah
suatu yang mudah bagi orang yang Allah mudahkan.

Kedua: Akhlak yang luhur


Di antara akhlak luhur yang sangat diperlukan dalam dunia bisnis
adalah jujur, amanah, qana’ah, memenuhi janji, menagih hutang
dengan bijak, memberi tempo untuk orang yang kesulitan melunasi
hutangnya, memaafkan kesalahan orang lain, menunaikan kewajiban,
tidak menipu dan tidak menunda-nunda pelunasan hutang.

Akhlak luhur adalah tiang penegak urusan agama dan dunia. Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus dengan misi menyempurnakan
akhlak mulia. Orang yang paling baik akhlaknya adalah orang yang
paling Nabi cintai dan tempat duduk paling dekat dengan Nabi.
Ringkasnya akhlak yang luhur itu memborong semua kebaikan baik
dunia maupun akherat.

Akhlak luhur yang dimiliki oleh para pedagang memiliki pengaruh


yang besar untuk menyebarkan Islam di berbagai daerah di Asia dan
Afrika.

Dari Jabir bin Abdillah, Rasulullah bersabda,

“Semoga Allah mencurahkan rahmatNya kepada seorang yang


memiliki sikap mudah ketika menjual, membeli dan menagih hutang”
(HR Bukhari no 1970).

Ketiga: Bisnis dalam Hal-Hal yang Baik Saja


Allah telah menghalalkan yang baik-baik saja dan mengharamkan
yang buruk-buruk bagi hamba-hambaNya. Seorang businessman
muslim tidak akan keluar dari bingkai ini meski ada tawaran yang
menggiurkan dalam bisnis yang haram.

Bisnis dalam hal-hal yang haram seperti khamr, bangkai, daging babi
dan transaksi ribawi tidak akan terlintas dalam benak seorang muslim.

Tidaklah diragukan bahwa ini adalah ciri khas businessman muslim,


seorang yang seluruh aktivitasnya berangkat dari kaedah halal dan
haram serta semua usahanya diniatkan untuk meraih ridha Allah.

Allah Ta’ala berfirman,

“Katakanlah: “tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun


banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, Maka bertakwalah kepada
Allah Hai orang-orang berakal, agar kamu mendapat
keberuntungan.”(QS Al Maidah: 100).

Keempat: Menunaikan kewajiban


Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda bahwa
Allah Ta’ala berfirman,

“Ada tiga golongan manusia yang aku adalah musuhnya pada hari
Kiamat nanti: (1) seorang berjanji dengan menyebut namaKu lalu dia
melanggar janji, (2) seorang yang menjual orang yang merdeka lalu
dia menikmati hasil penjualannya tersebut (3) seorang yang
mempekerjakan orang lain setelah orang tersebut bekerja dengan
baik upahnya tidak dibayarkan” (HR Bukhari no 2150).

Dari Abdullah bin Umar, Rasulullah bersabda,

“Berikan kepada seorang pekerja upahnya sebelum keringatnya


kering” (HR Ibnu Majah dan dinilai shahih oleh Al Albani).

Kewajiban yang paling penting adalah kewajiban terhadap Allah


dalam harta para orang kaya. Itulah zakat, setelah itu adalah sedekah
dan berbagai sumbangan sosial.

Kelima: Menjauhi riba dan berbagai transaksi terlarang yang


mengantarkan kepada riba
Keenam: Tidak memakan harta orang lain dengan cara yang tidak
benar
Allah Ta’ala berfirman,

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan


harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan
perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu” (QS
An Nisa’: 29).

Dalam ayat ini Allah melarang hamba-hambaNya yaitu orang-orang


yang beriman untuk memakan harta orang lain dengan cara yang
tidak benar yaitu berbagai cara mendapatkan harta yang terlarang
semisal riba, judi, suap dan berbagai perbuatan yang menimbulkan
permusuhan dan memakan harta orang lain dengan cara yang tidak
benar.

Ketujuh: Komitmen dengan berbagai peraturan yang ada


Meski ada beberapa peraturan yang tidak sejalan dengan syariat
Islam, businessman muslim akan semaksimal mungkin menghindari
berbagai tindakan yang akan menyebabkannya mendapatkan
hukuman, bukan karena meyakini bahwa makhluk memiliki
kewenangan untuk menetapkan aturan. Akan tetapi bertitik tolak dari
kewajiban yang Allah tetapkan yaitu mencegah mafsadah (kerusakan)
dan tidak mencampakkan diri ke dalam kebinasaan.

Kedelapan: Tidak merugikan pihak lain


Bisnisman muslim adalah seorang yang ksatria dalam persaingan
bisnis. Dia memiliki prinsip tidak merugikan pihak lain. Dia tidak akan
mempermainkan harta untuk merugikan pihak-pihak lain. Dia tidak
akan mematok harga yang tinggi karena memanfaatkan kebutuhan
orang lain terhadap barang yang dia jual atau karena mengingat dia
adalah produsen satu-satunya.

Dari Ma’mar bin Abdullah, Rasulullah bersabda,

“Tidak ada orang yang menimbun barang dagangan melainkan


seorang pendosa” (HR Muslim no 4207).

Kesembilan: Loyal dengan orang-orang yang beriman


Oleh karena itu, businessman muslim tidak akan mengadakan
hubungan dagang dengan pihak-pihak yang secara terang-terangan
menyatakan permusuhan dengan Islam dan kaum muslimin.

Kesepuluh: Mempelajari hukum-hukum syar’i seputar muamalah.


Di antara keyakinan setiap muslim adalah hukum-hukum syar’i itu
mencakup semua aspek kehidupan. Oleh karena itu, khalifah Umar
mengusir pedagang yang tidak menguasai hukum jual beli dari pasar
kaum muslimin.
Read more https://pengusahamuslim.com/921-10-akhlak-yang-
harus-dimiliki-pengusaha-muslim.html

Anda mungkin juga menyukai