kitab At Targhib wa At Tarhib, yang disusun oleh Al Mundziri, juga dalam kitab lainnya.
Di antara hadits yang memotivasi untuk berdagang adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam,
ت بَ َر َكةُ بَ ْي ِع ِه َما
ْ َك لَهُ َما فِى بَي ِْع ِه َما َوإِ ْن َك َذبَا َو َكتَ َما ُم ِحق ِ َان بِ ْال ِخي
َ ار َما لَ ْم يَتَفَ َّرقَا فَإِ ْن
ِ ص َدقَا َوبَيَّنَا ب
َ ُور ِ ْالبَيِّ َع
“Orang yang bertransaksi jual beli masing-masing memilki hak khiyar (membatalkan
atau melanjutkan transaksi) selama keduanya belum berpisah. Jika keduanya jujur dan
terbuka, maka keduanya akan mendapatkan keberkahan dalam jual beli, tapi jika
keduanya berdusta dan tidak terbuka, maka keberkahan jual beli antara keduanya akan
hilang”. (Muttafaqun ‘alaih)[2]
“Sebaik-baik pekerjaan adalah pekerjaan seorang pria dengan tangannya dan setiap jual
beli yang mabrur.” (HR. Ahmad, Al Bazzar, Ath Thobroni dan selainnya, dari Ibnu ‘Umar,
Rofi’ bin Khudaij, Abu Burdah bin Niyar dan selainnya). Wallahu a’lam.[3]
َيا:ار ُه ُم ْالفُجَّ ا ُر ” قِي َل َ َّ ” إِنَّ ال ُّتج:- َ صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّم َ – ِ ل هَّللا.ُ َقا َل َرسُو:ْن شِ ب ٍْل َقا َل ِ َعنْ َع ْب ِد الرَّ حْ َم ِن ب
ْ
.َ ون َف َيأ َثم
ُون .َ ” َبلَى َولَ ِك َّن ُه ْم ي َُح ِّد ُث: َقا َل.ل هَّللا ُ ْال َبي َْع؟.َّ ْس َق ْد أَ َح
َ ون َف َي ْك ِذب
.َ ُُون َو َيحْ لِف َ ل هَّللا ِ أَلَي.َ “ َرسُو
abi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
Allah Ta’ala berfirman,
“Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang (yaitu) orang-orang yang apabila
menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi dan apabila mereka menakar
atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi.” (QS. Al Muthoffifin: 1-3).
Niat yang benar dalam hal ini adalah menginginkan kebaikan untuk
diri sendiri dan orang lain. Niat baik untuk diri sendiri berupa menjaga
diri dari kengkomsumsi harta yang haram, menjaga kehormatan
sehingga tidak meminta-minta, menguatkan diri sehingga bisa
melakukan ketaatan kepada Allah, menjaga jalinan silaturahmi,
berbuat baik dengan kerabat dan niat-niat baik yang lain.
Niat baik untuk orang lain berupa ikut berperan serta memenuhi hajat
hidup orang banyak yang merupakan suatu hal yang bernilai fardu
kifayah, membuka lapangan kerja untuk orang lain, berperan serta
untuk membebaskan umat dari sikap bergantung kepada orang lain
dan lain-lain.
Akhlak luhur adalah tiang penegak urusan agama dan dunia. Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus dengan misi menyempurnakan
akhlak mulia. Orang yang paling baik akhlaknya adalah orang yang
paling Nabi cintai dan tempat duduk paling dekat dengan Nabi.
Ringkasnya akhlak yang luhur itu memborong semua kebaikan baik
dunia maupun akherat.
Bisnis dalam hal-hal yang haram seperti khamr, bangkai, daging babi
dan transaksi ribawi tidak akan terlintas dalam benak seorang muslim.
“Ada tiga golongan manusia yang aku adalah musuhnya pada hari
Kiamat nanti: (1) seorang berjanji dengan menyebut namaKu lalu dia
melanggar janji, (2) seorang yang menjual orang yang merdeka lalu
dia menikmati hasil penjualannya tersebut (3) seorang yang
mempekerjakan orang lain setelah orang tersebut bekerja dengan
baik upahnya tidak dibayarkan” (HR Bukhari no 2150).