KAJIAN TEORI
A. Konsep Mudharabah
1. Pengertian Mudharabah
(mudharib).1
kalimat qardhu yang artinya putus. Di dalam hal ini dijelaskan bahwa
pemilik modal telah melepaskan sebagian uangnya untuk dijalan kan oleh
1
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, hlm. 135.
2
Siti Fatimah, “Akad Mudharabah Dalam Praktek Nggaduh Kambing (Studi Kasus di
Desa Blumbang Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar)” (Skripsi Fakultas Syariah
IAIN Surakarta, 2020), hlm. 8.
23
Dalam Mudharabah yang menjadi objek transaksi harus mencakup
Dalam
24
pasal 235 Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah menyatakan bahwa
ada tiga syarat objek transaksi berupa modal yang harus di penuhi sebagai
berkut: 3
a. Modal harus berupa barang, uang dana atau barang yang berharga.
pasti.
sedangkan pengelola tidak memiliki hak kekuasaan didalam hal itu, karena
3
Mahkamah Agung RI, Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah, (Direktorat Jenderal Badan
Peradial Agama, 2011), hlm. 65.
4
Rachmad Syafe’I, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Pustaka Setia, 2010), hlm. 223
25
Pemilik harta akan mendapatkan manfaat dengan pengalaman
a. al-Qur’an
ۡ Lِوا بL
ةُ ٱَأۡل ۡن ٰ َع ِمLٱل ُعقُو ۚ ِد ُأ ِحلَّ ۡت لَ ُكم بَ ِهي َمL ْ Lَُأ ۡوف و ْاLٓ Lُين َءا َمن َ ٰيََٓأيُّهَا ٱلَّ ِذ
َ ُر ۗ ٌم ِإ َّن ٱهَّللL ۡي ِد َوَأنتُمۡ ُحL ٱلص
َّ َر ُم ِحلِّيLَغ ۡي ِۡإاَّل َما ي ُۡتلَ ٰى َعلَ ۡي ُكم
يَ ۡح ُك ُم َما ي ُِري ُد
Terjemanya: “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu.
Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan
dibacakan kepadamu. (Yang demikian itu) dengan tidak
menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan
haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum
menurut yang dikehendaki-Nya”.(Q.S. al-Ma’idah: 1)6
5
Tria Kusumawardani, “Tinjauan Hukum Islam Tentang Bagi Hasil Dalam Kerjasama
Pengembangbiakan Ternak Sapi (Studi Kasus di Pekon Margodadi Dusun Sumber Agung
Kecamatan Sumberejo Kabupaten Tanggamus)”, hlm. 25.
6
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, hlm. 97.
7
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, hlm. 97.
26
2. Surah al-Baqarah ayat 282
َ L ِل ِإٓاَّل َأن تَ ُكL ٰ َولَ ُكم بَ ۡينَ ُكم بِ ۡٱل ٰبَ ِطL ۡأ ُكلُ ٓو ْا َأمLۡ Lَوا اَل تL
ونL َ ٰيََٓأيُّهَا ٱلَّ ِذ
ْ Lُين َءا َمن
َ اض ِّمن ُكمۡۚ َواَل تَ ۡقتُلُ ٓو ْا َأنفُ َس ُكمۡۚ ِإ َّن ٱهَّلل َ َك
ان بِ ُكمۡ َر ِح ٗيما ٖ تِ ٰ َج َرةً َعن تَ َر
Terjemahnya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil,
kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan
suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu
membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu”.(Q.S. an-Nisa: 29).10
b. Hadits
bersabda :
8
Ibid., hlm. 44.
9
Ibid., hlm. 518
10
Ibid., hlm. 75
27
Terjemahnya: Hasan Bin Ali Al-Khalal menceritakan kepada kami,
Basar Bin Tsabit Al-Bazaar menceritakan kepada kami, Nasr Bin Al-
dari Shalih bin Shuhaib r.a bahwa Rasulullah SAW, bersabda, “tiga
c. Ijma’
diberikan oleh Siti Khadijah sebelum beliau diangkat menjadi Nabi dan
d. Qiyas
11
Tria Kusumawardani, “Tinjauan Hukum Islam Tentang Bagi Hasil Dalam Kerjasama
Pengembangbiakan Ternak Sapi (Studi Kasus di Pekon Margodadi Dusun Sumber Agung
Kecamatan Sumberejo Kabupaten Tanggamus)”, hlm, 43.
28
Mudharabah diqiyaskan kepada al-Musyaqah (menyuruh
dan ada yang miskin. Pada satu sisi, banyak orang kaya yang
sehingga kerjasama tersebut dapat dikatakan sah oleh syara’. Berikut ini
a. Rukun Mudharabah
Rukun adalah kata mufrad dari kata jama’ “arkan” artinya asas
atau sendi atau tiang, yaitu sesuatu yang menentukan sah (apabila
yang keluar dari orang yang memiliki keahlian. Dalam ijab qobul ini
12
Sohari Sahrani dan Ruf’ah Abdullah, Fiqh Muamalah, (Bogor: Ghalola Indonesia,
2011), hlm. 191.
13
Achmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Amzah, 2010), hlm. 370.
14
Achmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalah, hlm. 370.
29
tidak disyaratkan adanya lafaz tertentu. Yang dimaksud dalam akad ini
pemilik barang.
barang.
dan,
6. Keuntungan.15
1. Modal
2. Amal
3. Laba
15
Sohari Sahrani dan Ruf’ah Abdullah, Fiqh Muamalah, hlm. 199.
30
4. Pihak yang mengadakan perjanjian
2. Modal
3. Keuntungan
4. Kerja
2. Pengelola (Mudharib)
5. Pekerjaan
6. Keuntungan.17
tiga unsur yang setiap unsur tersebut harus memenuhi syarat sahnya
16
Sohari Sahrani dan Ruf’ah Abdullah, Fiqh Muamalah, hlm. 199.
17
Wahbah Az-Zuhaili, Fiqh Islam Wa Adillatuhu Jilid 6, (Jakarta: Gema Insani, 2011),
hlm. 92.
31
harus memenughi syarat untuk melangsungkan sebuah perjanjian,
yang dewasa sehat akal dan bertindak dengan kesadaran dan pilihan
bidangnya.
berlangsungnya akad.
bahwa yang akan diterima oleh pengelola atau pemilik modal bukan
b. Syarat Mudharabah
Apabila barang itu berbentuk emas atau perak batangan emas hiasan
18
Tria Kusumawardani, “Tinjauan Hukum Islam Tentang Bagi Hasil Dalam Kerjasama
Pengembangbiakan Ternak Sapi (Studi Kasus di Pekon Margodadi Dusun Sumber Agung
Kecamatan Sumberejo Kabupaten Tanggamus)”, hlm. 51.
32
2. Bagi orang yang melakukan akad, disyaratkan mampu melakukan
tasharruf, maka akan dibatalkan akad yang masih kecil, orang gila
seperempat.
5. Melafazkan ijab dari pemilik modal, misalkan aku serahkan uang ini
33
Adapun menurut Malikiyah syarat-syarat Mudharabah, adalah
sebagai berikut:
jumlahnya.
4. Modalnya harus uang yang berlaku dalam suatu negara, baik uang
melakukan pekerjaannya.
20
Tria Kusumawardani, “Tinjauan Hukum Islam Tentang Bagi Hasil Dalam Kerjasama
Pengembangbiakan Ternak Sapi (Studi Kasus di Pekon Margodadi Dusun Sumber Agung
Kecamatan Sumberejo Kabupaten Tanggamus)”, hlm. 55.
34
2. Penerimaan modal menjalankan usaha dalam bidang yang
disepakati.
akad.21
4. Macam-macam Mudharabah
bagian keuntungan.
mengelola modal itu dengan usaha apa saja yang menurutnya akan
21
Mahkamah Agung RI, Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah, hlm. 65
35
dan batasan-batasan dari pemilik modal. Lebih jelasnya berikut ini akan
tempat kegiatan usaha, jenis usaha barang yang dijadikan objek usaha,
luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu dan daerah
menguntungkan.22
22
Muhammad Syafe’I Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktek, (Jakarta: Gema
Insani Press, 2001), hlm. 90
36
(sekalipun memperoleh izin resmi dari pemerintah), peternakan babi
Syariah.
23
Muhammad Syafe’I Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktek, hlm. 90
24
Azka Amalia Jihad, "Konsep Mudharabah Dan Penerapannya Pada Lembaga Keuangan
Islam." Jurnal Universitas Islam Negeri Kalijaga Yogyakarta Vol 1.1 (2016): hlm. 145
37
Menurut Muhammad Asy-Syarbini, Mudharabah muqayyadah
jenis usaha.
kerugian dana yang diinvestasikan oleh shahibul maal. Dalam akad ini,
25
Azka Amalia Jihad, "Konsep Mudharabah Dan Penerapannya Pada Lembaga Keuangan
Islam." hlm. 147.
26
Azka Amalia Jihad, "Konsep Mudharabah Dan Penerapannya Pada Lembaga Keuangan
Islam." hlm. 148
38
Mudharabah akan berakhir sesuai dengan jangka waktu yang
diperjanjikan.
akan datang , seperti “usahakan modal yang saya berikan ini dimulai
melarangnya.
5. Berakhirnya Mudharabah
Mudharabah akan dikatakan fasid jika terdapat salah satu syarat tidak
39
milik shahibul maal semua, mudharib hanya berhak mendapatkan upah
ada. Dalam akad ini mudharib diposisikan sebagai ajir (orang yang disewa
a. Syarat yang ditentukan sudah tidak terpenuhi. Jika salah satu syarat
atas izin pengelola dan ia melakukan tugas berhak menerima upah. Jika
27
Ismail Nawawi, Fiqih Muamalah Klasik dan Kontemporer, (Bogor: ghalia Indonesia,
2012), hlm. 148.
28
Ibid, hlm. 148.
40
Dalam keadaan ini pengelola harus bertanggung jawab apabila terjadi
kerugian.
6 tahun 1967 adalah semua binatang yang hidup di darat, baik yang di
pelihara maupun yang hidup secara liar. Sedangkan ternak menurut pasal 1
manfaatnya diatur dan diawasi oleh manusia serta di pelihara khusus sebagai
manusia.30
menyebutkan bahwa peternakan atas dasar bagi hasil ialah penyerahan ternak
sebagai amanat, yang dititipkan oleh pemilik ternak kepada orang lain untuk
29
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, hlm. 143.
30
Pasal 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1967 tentang ketentuan-
ketentuan pokok peternakan dan kesehatan hewan.
41
waktu tertentu titipan tersebut dibayar kembali berupa ternak keturunannya
atau dalam bentuk lain yang disetujui oleh kedua belah pihak.31
31
Pasal 17 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1967 tentang ketentuan-
ketentuan pokok peternakan dan kesehatan hewan.
42