“MUDHARABAH”
(Disusun untuk Melengkapi Tugas Fiqh Muamalah)
Dosen pengampu: Nursalam, S.Hi.,M.H
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah S.W.T. karena atas rahmat dan
hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
"MUDHARABAH" dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Fiqih Muamalah.
Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang Apa itu Mudharabah
baik bagi para pembaca maupun bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Nursalam, S.Hi.,M.H selaku
dosen Mata Kuliah Fiqih Muamalah.Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini. Kami menyadari
makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang
membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 5
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................4
A. Latar Belakang................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................5
A. Pengertian Mudharabah.................................................................................. 5
B. Dasar Hukum Mudharabah............................................................................. 5
C. Rukun dan Syarat Mudharabah....................................................................... 7
D. Jenis-JenisMudharabah....................................................................................9
E. Kedudukan Mudharabah..................................................................................10
F. Batalnya Akad Mudharabah.............................................................................10
G. Aplikasi Mudharabah………………………………………………………...10
H. Manfaat Mudharabah………………………………………………………...11
I. Hikmah Mudharabah………………………………………………………….12
BAB III PENUTUP.............................................................................................13
A. Kesimpulan...................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 14
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Munculnya bank syari’ah maka propogandanya dikatakan sebagai bank bagi
hasil. Hal ini dilakukan untuk membedakan bank syari’ah dangan bank konvensional
yang beroperasional dengan sistem bunga. Namun praktik bank syari’ah belum
sepenuhnya menggunakan sistem bagi hasil. Karena selain sistem bagi hasil masih
ada sistem jual beli, sewa menyewa. Dengan demikian, bank syari’ah memiliki ruang
gerak produk yang lebih luas dibandingkan dengan bank konvensional.
Dalam operasional bank Syariah, mudharabah merupakan salah satu bentuk
akad pembiayaan yang akan diberikan kepada nasabahnya. Sistem dari mudharabah
ini merupakan akad kerja sama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama
menyediakan seluruh modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola.
Keuntungan usaha dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak.
Dalam penentuan kontraknya, harus dilakukan diawal ketika akan memulai akad
mudharabah tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Mudharabah ?
2. Apa Saja Dasar Hukum Mudharabah ?
3. Apa Saja Rukun dan Syarat Mudharabah ?
4. Apa Saja Jenis-jenis Mudharabah ?
5. Bagaimana Kedudukan Mudharabah ?
6. Sebab-sebab Batalnya Mudharabah ?
7. Apa saja Aplikasi Mudharabah dalam Bank Syariah?
8. Manfaat Mudharabah ?
9. Apa Hikmah Mudharabah ?
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Mudharabah
ا َء ِم نَ ا لOOَ ُل أَ ْغنِیOض یَحْ َسبُھُ ُم ْال َجا ِھ ِ ِْل ْلفُقَ َرا ِء الَّ ِذینَ أُح
َ َصرُوا فِي َسبِی ِل هللاِ ال یَ ْستَ ِطیعُون
ِ ْضرْ بًا فِي األر
ف
ِ فُّ ت َع َّ ... .
6
“Berinfaqlah) kepada orang-orang fakir yang terikat (oleh jihad) di jalan Allah;
mereka tidak dapat (berusaha) di bumi; orang yang tidak tahu menyangka
mereka orang kaya karena memelihara diri dari mintaminta…”
2. Al-Hadist
Dari Saleh bin Suhaib r.a, bahwa Rasulullah SAW bersabda : “Tiga hal
didalamnya terdapat keberkatan yaitu jual beli secara tangguh, muqaradhah
(mudharabah ), dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan
rumah bukan untuk dijual.”( HR Ibnu Majah ).
3. Ijma’
Diantara ijma’ mengenai mudharabah, adanya riwayat yang
menyatakan bahwa jama’ah dari shahabat menggunakan harta anak yatim
untuk mudharabah. Perbuatan tersebut tidak ditentang oleh shahabat lainnya .
4. Qias
Mudharabah diqiaskan kepada al-Musyaqah (menyuruh seseorang
untuk mengelola kebun). Diantara manusia ada yang miskin dana tetapi mau
bekerja sedangkan mereka tidak memiliki modal. Dengan demikian adanya
mudharabah ditujukan antara lain untuk memenuhi kebutuhan kedua golongan
diatas,yakni untuk kemashlahatan manusia dalam rangka memenuhi
kebutuhan mereka.
7
1. Akad
Syarat yang terkait dengan orang yang melakukan akad (Aqidain), yaitu:
1) Cakap bertindak hukum dan cakap diangkat sebagai orang yang
berakad (aqid).
2) Pemilik dana tidak boleh mengikat dan melakukan intervensi kepada
pengelola dana.
2. Modal
Syarat terkait dengan modal, antara lain yaitu:
1) Modal harus diketahui secara pasti termasuk jenis mata uangnya.
2) Modal harus dalam bentuk tunai, seandainya berbentuk aset
diperbolehkan asalkan berbentuk barang niaga dan memiliki nilai atau
historinya pada saat mengadakan kontrak.
3) Besarnya ditentukan secara jelas di awal akad.
4) Modal bukan merupakan pinjaman (hutang).
5) Modal diserahkan langsung kepada pengelola dana dan secara tunai.
6) Modal digunakan sesuai dengan syarat-syarat akad yang disepakati.
7) Pengembalian modal dapat dilakukan bersamaan dengan waktu
penyerahan bagi hasil atau pada saat berakhirnya masa akad
mudharabah.
3. Keuntungan
Syarat yang terkait dengan keuntungan, antara lain yaitu:
1) Keuntungan dibagi sesuai dengan kesepakatan.
2) Pemilik dana siap mengambil risiko rugi dari modal yang dikelola.
3) Penentuan angka keuntungan dihitung dengan persentase hasil usaha
yang dikelola oleh pengelola dana berdasarkan kesepakatan kedua
belah pihak.
8
2. Mudharabah Muqayyadah
E. Kedudukan Mudharabah
H. MANFAAT MUDHARABAH
1. Pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan dengan cash flow/arus kas
usaha nasabah sehingga tidak memberatkan nasabah.
2. Bank tidak berkewajiban membayar bagi hasil kepada nasabah pendanaan
secara tetap, tetapi disesuaikan dengan pendapatan/ hasil usaha bank sehingga
bank tidak akan pernah mengalami negatif spread.
3. Bank akan lebih selektif dan hati-hati (prudent) mencari usaha yang benar-
benar halal, aman, dan menguntungkan karena keuntungan yang konkret dan
benar-benar terjadi itulah yang akan dibagikan
4. Prinsip bagi hasil dalam mudharabah ini berbeda dengan prinsip bunga tetap
dimana bank akan menagih penerima pembiayaan (nasabah) satu jumlah
bunga tetap berapapun keuntungan yang dihasilkan nasabah, sekalipun merugi
dan terjadi krisis ekonomi.
12
I. Hikmah Mudharabah
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Daftar Pustaka
https://www.kajianpustaka.com/2020/10/mudharabah.html
https://media.neliti.com/media/publications/177497-ID-perikatan-syariah-
berbasis-mudharabah-te.pdf
http://makalah-makalah-makalah.blogspot.com/2014/03/makalah-
mudharabah.html