Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“MUDHARABAH”
(Disusun untuk Melengkapi Tugas Fiqh Muamalah)
Dosen pengampu: Nursalam, S.Hi.,M.H

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 5

 EMI SARMILA (90400119074)


 BESSE HUSNA MUNAWWARAH (90400119058)
 ADINDAH DINAR FAUZIAH S. (90400119079)
 AISYAH MALIK (90400119090)
 M ILHAM NUR (90400119056)
 M SYARIF HIDAYAT (90400119081)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR


2

TAHUN 2021

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah S.W.T. karena atas rahmat dan
hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
"MUDHARABAH" dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Fiqih Muamalah.
Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang Apa itu Mudharabah
baik bagi para pembaca maupun bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Nursalam, S.Hi.,M.H selaku
dosen Mata Kuliah Fiqih Muamalah.Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini. Kami menyadari
makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang
membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 31 Mei 2021

Kelompok 5
3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................4
A. Latar Belakang................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................5
A. Pengertian Mudharabah.................................................................................. 5
B. Dasar Hukum Mudharabah............................................................................. 5
C. Rukun dan Syarat Mudharabah....................................................................... 7
D. Jenis-JenisMudharabah....................................................................................9
E. Kedudukan Mudharabah..................................................................................10
F. Batalnya Akad Mudharabah.............................................................................10
G. Aplikasi Mudharabah………………………………………………………...10
H. Manfaat Mudharabah………………………………………………………...11
I. Hikmah Mudharabah………………………………………………………….12
BAB III PENUTUP.............................................................................................13
A. Kesimpulan...................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 14
4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Munculnya bank syari’ah maka propogandanya dikatakan sebagai bank bagi
hasil. Hal ini dilakukan untuk membedakan bank syari’ah dangan bank konvensional
yang beroperasional dengan sistem bunga. Namun praktik bank syari’ah belum
sepenuhnya menggunakan sistem bagi hasil. Karena selain sistem bagi hasil masih
ada sistem jual beli, sewa menyewa. Dengan demikian, bank syari’ah memiliki ruang
gerak produk yang lebih luas dibandingkan dengan bank konvensional.
Dalam operasional bank Syariah, mudharabah merupakan salah satu bentuk
akad pembiayaan yang akan diberikan kepada nasabahnya. Sistem dari mudharabah
ini merupakan akad kerja sama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama
menyediakan seluruh modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola.
Keuntungan usaha dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak.
Dalam penentuan kontraknya, harus dilakukan diawal ketika akan memulai akad
mudharabah tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Mudharabah ?
2. Apa Saja Dasar Hukum Mudharabah ?
3. Apa Saja Rukun dan Syarat Mudharabah ?
4. Apa Saja Jenis-jenis Mudharabah ?
5. Bagaimana Kedudukan Mudharabah ?
6. Sebab-sebab Batalnya Mudharabah ?
7. Apa saja Aplikasi Mudharabah dalam Bank Syariah?
8. Manfaat Mudharabah ?
9. Apa Hikmah Mudharabah ?
5

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Mudharabah

Mudharabah adalah bahasa penduduk Irak dan qiradh atau muqaradhah


bahasa penduduk Hijaz. Namun, pengertian qiradh dan mudharabah adalah satu
makna. Mudharabah berasal dari kata al-dharb, yang berarti secara harfiah adalah
bepergian atau berjalan, sedangkan qiradh yang diambil dari kata qordhu yang
berarti qat’u (potongan), sebab pemilik memberikan potongan dari hartanya untuk
diberikan kepada pengusaha agar mengusahakan harta tersebut, dan pengusaha
akan memberikan potongan dari laba yang diperoleh.

Kemudian dari kata muqaradhah yang berarti musawah (kesamaan), sebab


pemilik modal dan pengusaha memiliki hak yang sama terhadap laba.

Sehingga secara singkat Mudharabah adalah kerjasama antara dua pihak


dimana pihak pertama (shahibul mal) menyediakan modal sedangkan pihak
lainnya menjadi pengelola dana (mudharib) dimana keuntungan dan kerugian
dibagi menurut kesepakatan di muka.

B. Dasar Hukum Mudharabah


1. Al-Qur an.
Secara jelas Al-Qur an tidak pernah membicarakan tentang
mudharabah, meskipun mudaharabah menggunakan kata “ dharaba” dari akar
kata ini menjadi “mudharabah “terdapat sebanyak lima puluh delapan kali.
Antara lain Firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah (2), ayat 273 :

‫ا َء ِم نَ ا ل‬OOَ‫ ُل أَ ْغنِی‬O‫ض یَحْ َسبُھُ ُم ْال َجا ِھ‬ ِ ْ‫ِل ْلفُقَ َرا ِء الَّ ِذینَ أُح‬
َ َ‫صرُوا فِي َسبِی ِل هللاِ ال یَ ْستَ ِطیعُون‬
ِ ْ‫ضرْ بًا فِي األر‬
‫ف‬
ِ ‫ف‬ُّ ‫ت َع‬ َّ ... .
6

“Berinfaqlah) kepada orang-orang fakir yang terikat (oleh jihad) di jalan Allah;
mereka tidak dapat (berusaha) di bumi; orang yang tidak tahu menyangka
mereka orang kaya karena memelihara diri dari mintaminta…”

2. Al-Hadist

Rasulullah SAW bersabda :

‫ ُع اِلَى‬O‫ ةُ ْالبَ ْی‬O‫ث فِ ْی ِھ َّن البَ َر َك‬


ٌ َ‫لَّ َم ثَال‬O‫ى هللاُ عَلیَ ِھ َو َس‬
َّ ‫ل‬O‫ص‬ َ Oَ‫ ق‬: ‫ب ع َْن اَبِ ِھ قَا َل‬
َ ِ‫وْ َل هللا‬O‫ال َر ُس‬O ٍ ‫صھَ ْی‬
ُ ‫ح ْب ِن‬ َ ‫ع َْن‬
ِ ِ‫صال‬
)‫ت الَ لِ ْلبَی ِْع (رواه ابن ماجھ‬
ِ ‫اخلَطُ البُ ِّر بِا ال َّش ِعی ِْر لِ ْلبَ ْی‬
ْ ‫ضةُ َو‬
َ ‫اَ َج ٍل َو ال ُمقَا َر‬

Dari Saleh bin Suhaib r.a, bahwa Rasulullah SAW bersabda : “Tiga hal
didalamnya terdapat keberkatan yaitu jual beli secara tangguh, muqaradhah
(mudharabah ), dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan
rumah bukan untuk dijual.”( HR Ibnu Majah ).

3. Ijma’
Diantara ijma’ mengenai mudharabah, adanya riwayat yang
menyatakan bahwa jama’ah dari shahabat menggunakan harta anak yatim
untuk mudharabah. Perbuatan tersebut tidak ditentang oleh shahabat lainnya .
4. Qias
Mudharabah diqiaskan kepada al-Musyaqah (menyuruh seseorang
untuk mengelola kebun). Diantara manusia ada yang miskin dana tetapi mau
bekerja sedangkan mereka tidak memiliki modal. Dengan demikian adanya
mudharabah ditujukan antara lain untuk memenuhi kebutuhan kedua golongan
diatas,yakni untuk kemashlahatan manusia dalam rangka memenuhi
kebutuhan mereka.
7

C. Rukun dan Syarat Mudharabah

Menurut Afandi (2009), syarat-syarat mudharabah adalah sebagai berikut:

1. Akad 
Syarat yang terkait dengan orang yang melakukan akad (Aqidain), yaitu: 
1) Cakap bertindak hukum dan cakap diangkat sebagai orang yang
berakad (aqid).
2) Pemilik dana tidak boleh mengikat dan melakukan intervensi kepada
pengelola dana.
2. Modal 
Syarat terkait dengan modal, antara lain yaitu: 
1) Modal harus diketahui secara pasti termasuk jenis mata uangnya. 
2) Modal harus dalam bentuk tunai, seandainya berbentuk aset
diperbolehkan asalkan berbentuk barang niaga dan memiliki nilai atau
historinya pada saat mengadakan kontrak. 
3) Besarnya ditentukan secara jelas di awal akad. 
4) Modal bukan merupakan pinjaman (hutang). 
5) Modal diserahkan langsung kepada pengelola dana dan secara tunai. 
6) Modal digunakan sesuai dengan syarat-syarat akad yang disepakati. 
7) Pengembalian modal dapat dilakukan bersamaan dengan waktu
penyerahan bagi hasil atau pada saat berakhirnya masa akad
mudharabah.
3. Keuntungan 
Syarat yang terkait dengan keuntungan, antara lain yaitu: 
1) Keuntungan dibagi sesuai dengan kesepakatan.
2) Pemilik dana siap mengambil risiko rugi dari modal yang dikelola.
3) Penentuan angka keuntungan dihitung dengan persentase hasil usaha
yang dikelola oleh pengelola dana berdasarkan kesepakatan kedua
belah pihak. 
8

4) Pengelola dana hanya bertanggung jawab atas sejumlah modal yang


telah diinvestasikan dalam usaha. 
5) Pengelola dana berhak memotong biaya yang berkaitan dengan usaha
yang diambil dari modal mudharabah.
4. Kegiatan Usaha 

Kegiatan usaha oleh pengelola (mundharib), sebagai pertimbangan


(muqabil) modal yang disediakan oleh penyedia dana, harus memperhatikan
hal-hal berikut:

1) Kegiatan usaha adalah hak eksklusif mundharib, tanpa campur tangan


penyedia dana, tetapi ia mempunyai hak untuk melakukan
pengawasan.
2) Penyedia dana tidak boleh mempersempit tindakan pengelola
sedemikian rupa yang dapat menghalangi tercapainya tujuan
mudharabah, yaitu keuntungan. 
3) Pengelola tidak boleh menyalai hukum syariah islam dalam
tindakannya yang berhubungan dengan mudharabah, dan harus
mematuhi kebiasaan yang berlaku dalam aktivitas itu.

Sedangkan Rukun Mudharabah Menurut ulama Syafi'iyah lebih memerinci


lagi menjadi enam rukun, yaitu:

1. Pemilik modal (shohibul maal). 


2. Pelaksanaan usaha (mudharib atau pengusaha). 
3. Akad dari kedua belah pihak (ijab dan kabul).
4. Objek mudharabah (pokok atau modal). 
5. Usaha (pekerjaan pengelola modal). 
6. Nisbah keuntungan.
9

D. Jenis – Jenis Mudharabah


1. Mudharabah Muthlaqah 

Muthlaqah merupakan akad mudharabah yang digunakan untuk kegiatan


usaha yang cakupannya tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu dan
daerah bisnis sesuai dengan permintaan pemilik dana (shahibul maal).
Pembiayaan mudharabah muthlaqah juga disebut dengan investasi pemilik dana
kepada bank syari’ah. Bank syari’ah tidak mempunyai kewajiban untuk
mengganti rugi atas pengelolaan dana yang bukan disebabkan kelalaian atau
kesalahan bank sebagai Mudharib. Sebaliknya, apabila kesalahan atau kelalaian
dalam mengelola dana investor (Shahibul Maal) dilakukan secara sengaja, maka
bank syari’ah wajib mengganti semua dana Investasi Mudharabah Mutlaqah.
Penerapan mundharabah muthlaqah dapat berupa tabungan dan deposito sehingga
terdapat dua jenis himpunan dana yaitu mundharabah dan deposito mundharabah.
Berdasarkan prinsip ini tidak ada pembatasan dalam menggunakan dana yang
dihimpun.

2. Mudharabah Muqayyadah 

Muqayyadah merupakan akad mudharabah yang mana dalam melakukan


kegiatan usahanya, pemilik dana (shahibul maal) memberikan syarat-syarat
tertentu atau dibatasi dengan adanya spesifikasi tertentu kepada pengelola dana.
Adanya pembatasan ini sering kali mencerminkan kecenderungan umum si
shahibul maal dalam jenis dunia usaha. Mudharabah muqayyadah atau disebut
juga dengan istilah restricted mudharabah atau specified mudharabah adalah
kebalikan dari mudharabah muthlaqah.
10

E. Kedudukan Mudharabah

Hukum mudharabah berbeda-beda karena adanya perbedaan-perbedaan


keadaan. Maka, kedudukan harta yang dijadikan modal dalam mudharabah
(qiradh) juga tergantung pada keadaan.

1. Karena pengelola modal perdagangan mengelola modal tersebut atas izin


pemilik harta, maka pengelola modal merupakan wakil pemilik barang
tersebut dalam pengelolaannya, dan kedudukan modal adalah sebagai wikalah
‘alaih (objek wakalah).
2. Ketika harta ditasharrufkan oleh pengelola, harta tersebut berada di bawah
kekuasaan pengelola, sdangkan harta tersebut bukan miliknya, sehingga harta
tersebut berkedudukan sebagai amanat (titipan). Apabila harta itu rusak bukan
karena kelalaian pengelola, ia tidak wajib menggantinya. Bila kerusakan
timbul karena kelalaian pengelola, ia wajib menanggungnya

F. Sebab – Sebab Batalnya Mudharabah


1. Tidak terpenuhi nya syarat-syarat sah mudharabah
2. Pengelola atau Pemilik Modal Meninggal dunia
3. Pengelola atau mudharib sengaja tidak melakukan tugas sebagaimana
mestinya dalam memelihara modal, atau melakukan sesuatu yang
bertentangan dengan tujuan akad

G. Aplikasi Mudharabah Dalam Bank Syariah


Aplikasinya dalam perbankan syariah adalah:
1. Tabungan berjangka
Tabungan yang dimaksudkan untuk tujuan khusus seperti tabungan qurban,
tabungan pendidikan anak, dan sebagainya.Sistem atau teknisnya adalah
11

nasabah penabung memiliki ketentuan-ketentuan umum yang ada pada bank


seperti syarat-syarat pembukaan, penutupan rekening, mengisi formulir,
menyertakan fotokopi KTP, specimen tanda tangan, dan lain sebagainya.
2. Deposito biasa
Ketentuan teknisnya sama seperti ketentuan umum yang berlaku di semua
bank. Pada produk ini, pihak penabung bertindak sebagai shahibul maal
(pemodal) dan pihak bank sebagai mudharib (amil). Pada praktiknya harus
ada kesepakatan tenggang waktu antara penyetoran dan penarikan agar modal
(dana) dapat diputarkan. Sehingga ada istilah deposito 1 bulan, 3 bulan, 6
bulan, dan 12 bulan.
3. Deposito khusus (special investment)
Di mana dana yang dititipkan nasabah khusus untuk bisnis tertentu.
Keumuman bank syariah tidak menerapkan produk ini.

H. MANFAAT MUDHARABAH
1. Pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan dengan cash flow/arus kas
usaha nasabah sehingga tidak memberatkan nasabah.
2. Bank tidak berkewajiban membayar bagi hasil kepada nasabah pendanaan
secara tetap, tetapi disesuaikan dengan pendapatan/ hasil usaha bank sehingga
bank tidak akan pernah mengalami negatif spread.
3. Bank akan lebih selektif dan hati-hati (prudent) mencari usaha yang benar-
benar halal, aman, dan menguntungkan karena keuntungan yang konkret dan
benar-benar terjadi itulah yang akan dibagikan
4. Prinsip bagi hasil dalam mudharabah ini berbeda dengan prinsip bunga tetap
dimana bank akan menagih penerima pembiayaan (nasabah) satu jumlah
bunga tetap berapapun keuntungan yang dihasilkan nasabah, sekalipun merugi
dan terjadi krisis ekonomi.
12

I. Hikmah Mudharabah

Islam mensyariatkan akad kerjasama mudhrabah untuk memudahkan orang,


karena sebagian mereka memiliki harta namun tidak mampu mengelolanya dan
disana ada juga orang yang tidak memiliki harta namun memiliki kemampuan
untuk mengelola dan mengembangkannya. Maka syariat membolehkan kerjasama
ini agar mereka bisa saling mengambil manfaat di antara mereka.

Hikmah mudharabah menurut syara‟ adalah untuk menghilangkan hinanya


kekafiran dan kesulitan dari orang-orang fakir serta menciptakan rasa cinta dan
kasih sayang sesama manusia, yaitu ketika ada seseorang memiliki kemampuan
untuk berdagang, sedangkan untungnya dibagi diantara keduanya sesuai
kesepakatan. Dalam praktik seperti ini, terdapat keuntungan ganda bagi pemilik
modal
13

BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Mudharabah adalah salah satu bentuk akad pembiayaan yang akan di berikan


kepada nasabah dalam suatu Bank. secara umum Mudharabah terbagi kepada dua
jenis, yaitu: Mudharabah Muthlaqah dan Mudharabah Muqayyadah.

Dalam sistem Mudharabah ini akadnya adalah kerja sama usaha antara dua


pihak dimana pihak pertama menyediakan seluruh modal, sedangkan pihak lainnya
menjadi pengelola, keuntungan usaha dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan
dalam kontrak. Manfaat dari Mudharabah ini adalah Bank akan menikmati
peningkatan bagi hasil pada saat keuntungan usaha nasabah meningkat
14

Daftar Pustaka

https://www.kajianpustaka.com/2020/10/mudharabah.html

https://media.neliti.com/media/publications/177497-ID-perikatan-syariah-
berbasis-mudharabah-te.pdf

http://makalah-makalah-makalah.blogspot.com/2014/03/makalah-
mudharabah.html

Anda mungkin juga menyukai