Anda di halaman 1dari 7

HADITS-HADITS TENTANG MUDHARABAH DAN

Disusun guna memenuhi tugas: Hadits Ekonomi Ahkam

Dosen Pengampu: Fatimah Azahra.

Disusun oleh kelompok 7:

1. Ilfendri Muda (0204192096)


2. ____ ()
3. ______ ()

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

HUKUM EKONOMI SYARIAH

2022/2023
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Shalawat dan salam kami haturkan kepada junjungan kita Nabi agung Muhammad
SAW, beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya yang telah memperjuangkan agama Islam.

Kemudian dari pada itu, kami mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya


kepada pihak-pihak yang telah membantu demi terselesaikannya makalah ini, diantaranya :

1. Dosen Pengampu Bunda Ftimah Azahra

2. Teman-teman Mahasiswa dan seluruh pihak yang ikut berpartisipasi dalam


penyelesaian makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan dan
kekeliruan,maka dari itu kami mengharapkan saran dan kritik positif yang bersifat
membangun sehingga makalah ini bisa diperbaiki seperlunya.

Akhirnya kami berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kelompok kami
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Amin Ya Robbal ‘Alamin.

Medan, 4, 10, 2023

(PENYUSUN)
A. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial, yang tidak dapat hidup
sendiri tanpa bantuan orang lain. Terdapat saling ketergantungan antara satu sama lain. Ada
yang memiliki kelebihan harta namun tidak memiliki waktu dan keahlian dalam mengelola
dan mengembangkannya. Di lain pihak, ada yang memiliki kemampuan (skill) namun tidak
memiliki modal. Karena itulah Islam menganjurkan untuk melakukan kerjasama dalam
semua bidang kehidupan, termasuk dalam transaksi ekonomi dan bisnis. Kerjasama adalah
upaya untuk saling mendorong dan menguatkan satu sama lain dalam menggapai
kesejahteraan dan tujuan bersama. Dari kerjasama akan melahirkan sinergi untuk lebih
menjamin tercapainya tujuan hidup secara harmonis.

Banyak bentuk dan model kerjasama yang dapat dilakukan dalam Islam, tetapi yang
paling banyak dilakukan dalam ekonomi Islam adalah mudharabah dan musyarakah. Karena
itu agar kerjasama sesuai dengan prinsip ekonomi Islam, berikut ini akan dipaparkan
beberapa hadits terkait dengan kemitraan (mudharabah dan musyarakah).
B. Pembahasan
1. Pengertian Mudharabah dan

Mudharabah

Mudharabah secara bahasa berasal dari kata ‫ ض;;رب‬mengikuti wazan ‫ مفاعل;;ة‬yang


menandakan suatu pekerjaan yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih. Mudharabah
merupakan salah satu akad yang dilaksanakan dua pihak, yaitu antara pemilik modal
(shahibul mal) dan pelaku usaha yang menjalankan atau mengelola modal (mudharib).
Berkaitan dengan penamaan mudharabah itu sendiri, ada dua pandangan ulama. Sebagian
ulama mengatakan bahwa mudharabah diambil dari kata ‫ الضرب في األرض‬atau ‫ضرب في األرض‬
yang berarti melakukan perjalanan dibumi untuk berusaha. Firman Allah yang berkaitan
dengan definisi ini terdapat dalam surat Al-Muzammil ayat 20:

‫َو اَخ ُرْو َن َيْض ِرُبْو َن ِفي اَأْلْر ِض َيْبَتُغ ْو َن ِم ْن َفْض ِل هَّللا‬

“...dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah...”

Kalimat ‫ َيْض ِرُبْو َن ِفي اَأْلْر ِض‬yang berarti melakukan perjalanan dimuka bumi yang dimaksud
adalah berusaha. Sebagian ulama berpendapat bahwa mudharabah berasal dari kata ‫الضرب‬,
maksudnya masing-masing pihak mendapat bagian keuntungan.

Wahbah al-Zuhaili dalam kitab al-Fiqh al-Islami wa Adillatuh menyebutkan bahwa


mudharabah secara bahasa terambil dari kata ‫ ق;;رض‬berarti ‫( القط;;ع‬potongan), maksudnya
pemilik modal memotong sebagian hartanya untuk diberikan kepada orang lain untuk
digunakan sebagai modal usaha. Mudharabah juga diambil dari kata ‫ المقارضة‬yang berarti
persamaan, persamaan yang dimaksud yaitu persamaan dalam hak menerima keuntungan.

Secara terminologi mudharabah berarti sejumlah uang yang diberikan seseorang


kepada orang lain untuk modal usaha, apabila mendapat keuntungan maka dibagi dua, yaitu
untuk pihak pemilik modal (shahibul mal) dan pelaku usaha atau pengelola modal (mudharib)
dengan presentase atau jumlah sesuai dengan kesepakatan. Sementara apabila terjadi
kerugian maka ditanggung oleh pemilik modal.

Berdasarkan pemaparan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa mudharabah adalah


kerjasama antara dua pihak untuk menjalankan suatu bisnis tertentu, dimana pihak satu
sebagai pemilik modal, kemudian pihak lainnya sebagai pelaksana bisnis satu pengelola
modal. Apabila terjadi kerugian maka yang menanggung seluruh kerugian adalah pihak
pemilik modal, kecuali kerugian terjadi karena kelalaian pihak yang menjalankan bisnis.
Sementara apabila bisnis tersebut mendapatakan keuntungan, maka dibagi sesuai dengan
kesepakatan diantara mereka.1

2. Hadist-hadist tentang kerjasama (Mudharabah dan Musyarakah)


Hadist Mudharabah

Hadis riwayat Imam Baihaqi dari Ibnu Abbas:

‫ َك اَن اْلَع َّباُس ْبُن َع ْبِد اْلُم َّطِلِب ِإَذ ا َد َفَع َم ااًل ُمَض اَرَبًة اْش َتَر َط َع َلى َص اِح ِبِه َأْن اَل َيْس ُلَك ِبِه َبْح ًرا َو اَل َيْنِز َل‬: ‫َع ِن اْبِن َعَّباٍس َقاَل‬
‫ِبِه َو اِد ًيا َو اَل َيْش َتِر َى ِبِه َذ اَت َك ِبٍد َر ْطَبٍة َفِإْن َفَعَل َفُهَو َض اِم ٌن َفُر ِفَع َشْر ُطُه ِإَلى َر ُسْو ِل ِهللا –َص ّلى هللا عليه وسلم – َفَأَج اَز ُه‬

“Dari ibnu Abbas, bahwa Abbas bin Abdul Muthalib jika menyerahkan harta sebagai
mudharabah, ia mensyaratkan kepada mudharib-nya agar tidak mengarungi lautan, dan
menuruni lembah, serta tidak membeli hewan ternak. Jika persyaratan itu dilanggar, ia
(mudharib) harus menanggung resikonya. Ketika persyaratan yang ditetapkan Abbas itu di
dengar Rasulullah, beliau membenarkannya.” (HR. Imam Baihaqi)

Hadist diatas merupakan Al-Sunnah al-taqririyah atau persetujuan Rasulullah SAW


terhadap perilaku atau tindakan sahabat yang mempraktikkan mudharabah. Praktik
Mudharabah dalam hadist ini menjelaskan mengenai praktik mudharabah muqayyadah.
Mudharabah muqayyadah adalah mudharabah yang pemilik modal menentukan persyaratan
kepada pengelola usaha seperti menentukan jenis usaha, lokasi, jangka waktu, dan tujuan
usaha harus sesuai dengan kesepakatan dan apa yang telah ditentukan oleh pemilik modal. 2

Hadis riwayat Ibnu Majah

‫ [[ َثاَل ٌث ِفْيِهَّن اْلَبْر َك ُة‬-‫َع ْن َع ْبِد الّرْح َمِن ْبِن َداُوَد َع ْن َص اِلِح ْبِن ُص َهْيٍب َع ْن َأِبْيِه َقاَل َقاَل َر ُسوُل ِهللا –َص َّلى هللا عليه وسلم‬
]] ‫اْلَبْيُع ِإَلى َأَجٍل َو اْلُم َقاَرَض ُة َو ِإْخ اَل ُط اْلُبِّر ِبالَّش ِع ْيِر ِلْلَبْيِت اَل ِلْلَبْيِع‬

“Dari Abdirrahman bin Dawud dari Sholih bin Shuhaib dari ayahnya berkata: “Bahwasanya
Rasulullah Saw. bersabda: “Ada tiga hal yang di dalamnya berisi berkah, yaitu: “jual-beli
tidak secara tunai, menyerahkan permodalan dan mencampur gandum dengan jewawut untuk
keperluan rumah tangga, bukan untuk dijual.” (HR. Ibnu Majah)3

Kalimat “ Keberkahan ’’ dalam hadist diatas mengindikasikan diperbolehkannya praktik


mudharabah. Dengan adanya mudharabah ini, maka usaha yang dijalankan oleh nasabah akan

1
Imam Mustofa, Fiqih Muamalah Kontemporer, ( Jakarta: Rajawali Pers, 2016), hlm. 149-151.
2
Ibid, hlm. 157-158.
3
Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 07/DSN-MUI/IV/2000 tentang pembiayaan Mudharabah.
berkembang dan tumbuh menjadi lebih baik, begitu juga dengan pihak bank, modalnya akan
bertambah karena akan mendapat financial return.4

Dalam hadist ini istilah muqaradhah adalah istilah yang digunakan oleh masyarakat
Hijaz untuk menyebut mudharabah ( yang digunakan penduduk irak ), Istilah muqaradhah
berasal dari kata qardh yang artinya “ memotong ’’. Dalam hal ini, pemilik modal memotong
sebagian hartanya untuk diserahkan kepada pengelola modal, dan dia juga akan memotong
keuntungan usahanya. Ada juga yang berpendapat berasal dari muqaradhah yang artinya
“ persamaan atau penyeimbangan ’’. Dalam hal ini kedua belah pihak sama-sama berhak atas
keuntungan, atau adanya keseimbangan antara modal dari pemilik modal dan usaha dari
pengelola modal.5

C. Penutup

Dalam bermuamalah kita sering melakukan bentuk kerjasama antara kedua belah pihak.
Dalam islam kerjasama tersebut diatur dalam sebuah akad (perjanjian) mudharabah dan
musyarakah. Mudharabah yaitu suatu akad dari kedua belah pihak untuk melakukan
kerjasama dalam suatu usaha atau bisnis. Dimana pihak pertama disebut shahibul mal
(pemilik dana) dan pihak kedua disebut mudharib (pengelola modal). Musyarakah yaitu akad
kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing
pihak memberikan kontribusi modal dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko akan
ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.

4
Dede Rodin, Tafsir Ayat Ekonomi, Semarang: CV. Karya Abadi Jaya, 2015, hlm. 188-189.
5
Wahab al Zuhaili, Al fiqh al Islami wa adilatuhu, Damaskus: Dar al fikr, juz v, tth, hlm. 3923.
Daftar Pustaka

Al Zuhaili, Wahab. Tth. Al fiqh al Islami wa adilatuhu, Damaskus: Dar al fikr, juz v.

Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 07/DSN-MUI/IV/2000 tentang pembiayaan Mudharabah.

Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 08/DSN-MUI/IV/2000 tentang pembiayaan Musyarakah.

http://googleweblight.com/?lite_url=http://warungekonomiislam.blogspot.com/2012/07/
Musyarakah, (diakses tanggal 23 november 2017).

Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah (KHES) Pasal 20.

Mustofa, Imam. 2016. Fiqih Muamalah Kontemporer. Jakarta: Rajawali Pers.

Rodin, Dede. 2015. Tafsir Ayat Ekonomi. Semarang: CV. Karya Abadi Jaya.

Anda mungkin juga menyukai