2022/2023
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Shalawat dan salam kami haturkan kepada junjungan kita Nabi agung Muhammad
SAW, beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya yang telah memperjuangkan agama Islam.
Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan dan
kekeliruan,maka dari itu kami mengharapkan saran dan kritik positif yang bersifat
membangun sehingga makalah ini bisa diperbaiki seperlunya.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kelompok kami
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Amin Ya Robbal ‘Alamin.
(PENYUSUN)
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial, yang tidak dapat hidup
sendiri tanpa bantuan orang lain. Terdapat saling ketergantungan antara satu sama lain. Ada
yang memiliki kelebihan harta namun tidak memiliki waktu dan keahlian dalam mengelola
dan mengembangkannya. Di lain pihak, ada yang memiliki kemampuan (skill) namun tidak
memiliki modal. Karena itulah Islam menganjurkan untuk melakukan kerjasama dalam
semua bidang kehidupan, termasuk dalam transaksi ekonomi dan bisnis. Kerjasama adalah
upaya untuk saling mendorong dan menguatkan satu sama lain dalam menggapai
kesejahteraan dan tujuan bersama. Dari kerjasama akan melahirkan sinergi untuk lebih
menjamin tercapainya tujuan hidup secara harmonis.
Banyak bentuk dan model kerjasama yang dapat dilakukan dalam Islam, tetapi yang
paling banyak dilakukan dalam ekonomi Islam adalah mudharabah dan musyarakah. Karena
itu agar kerjasama sesuai dengan prinsip ekonomi Islam, berikut ini akan dipaparkan
beberapa hadits terkait dengan kemitraan (mudharabah dan musyarakah).
B. Pembahasan
1. Pengertian Mudharabah dan
Mudharabah
َو اَخ ُرْو َن َيْض ِرُبْو َن ِفي اَأْلْر ِض َيْبَتُغ ْو َن ِم ْن َفْض ِل هَّللا
“...dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah...”
Kalimat َيْض ِرُبْو َن ِفي اَأْلْر ِضyang berarti melakukan perjalanan dimuka bumi yang dimaksud
adalah berusaha. Sebagian ulama berpendapat bahwa mudharabah berasal dari kata الضرب,
maksudnya masing-masing pihak mendapat bagian keuntungan.
َك اَن اْلَع َّباُس ْبُن َع ْبِد اْلُم َّطِلِب ِإَذ ا َد َفَع َم ااًل ُمَض اَرَبًة اْش َتَر َط َع َلى َص اِح ِبِه َأْن اَل َيْس ُلَك ِبِه َبْح ًرا َو اَل َيْنِز َل: َع ِن اْبِن َعَّباٍس َقاَل
ِبِه َو اِد ًيا َو اَل َيْش َتِر َى ِبِه َذ اَت َك ِبٍد َر ْطَبٍة َفِإْن َفَعَل َفُهَو َض اِم ٌن َفُر ِفَع َشْر ُطُه ِإَلى َر ُسْو ِل ِهللا –َص ّلى هللا عليه وسلم – َفَأَج اَز ُه
“Dari ibnu Abbas, bahwa Abbas bin Abdul Muthalib jika menyerahkan harta sebagai
mudharabah, ia mensyaratkan kepada mudharib-nya agar tidak mengarungi lautan, dan
menuruni lembah, serta tidak membeli hewan ternak. Jika persyaratan itu dilanggar, ia
(mudharib) harus menanggung resikonya. Ketika persyaratan yang ditetapkan Abbas itu di
dengar Rasulullah, beliau membenarkannya.” (HR. Imam Baihaqi)
[[ َثاَل ٌث ِفْيِهَّن اْلَبْر َك ُة-َع ْن َع ْبِد الّرْح َمِن ْبِن َداُوَد َع ْن َص اِلِح ْبِن ُص َهْيٍب َع ْن َأِبْيِه َقاَل َقاَل َر ُسوُل ِهللا –َص َّلى هللا عليه وسلم
]] اْلَبْيُع ِإَلى َأَجٍل َو اْلُم َقاَرَض ُة َو ِإْخ اَل ُط اْلُبِّر ِبالَّش ِع ْيِر ِلْلَبْيِت اَل ِلْلَبْيِع
“Dari Abdirrahman bin Dawud dari Sholih bin Shuhaib dari ayahnya berkata: “Bahwasanya
Rasulullah Saw. bersabda: “Ada tiga hal yang di dalamnya berisi berkah, yaitu: “jual-beli
tidak secara tunai, menyerahkan permodalan dan mencampur gandum dengan jewawut untuk
keperluan rumah tangga, bukan untuk dijual.” (HR. Ibnu Majah)3
1
Imam Mustofa, Fiqih Muamalah Kontemporer, ( Jakarta: Rajawali Pers, 2016), hlm. 149-151.
2
Ibid, hlm. 157-158.
3
Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 07/DSN-MUI/IV/2000 tentang pembiayaan Mudharabah.
berkembang dan tumbuh menjadi lebih baik, begitu juga dengan pihak bank, modalnya akan
bertambah karena akan mendapat financial return.4
Dalam hadist ini istilah muqaradhah adalah istilah yang digunakan oleh masyarakat
Hijaz untuk menyebut mudharabah ( yang digunakan penduduk irak ), Istilah muqaradhah
berasal dari kata qardh yang artinya “ memotong ’’. Dalam hal ini, pemilik modal memotong
sebagian hartanya untuk diserahkan kepada pengelola modal, dan dia juga akan memotong
keuntungan usahanya. Ada juga yang berpendapat berasal dari muqaradhah yang artinya
“ persamaan atau penyeimbangan ’’. Dalam hal ini kedua belah pihak sama-sama berhak atas
keuntungan, atau adanya keseimbangan antara modal dari pemilik modal dan usaha dari
pengelola modal.5
C. Penutup
Dalam bermuamalah kita sering melakukan bentuk kerjasama antara kedua belah pihak.
Dalam islam kerjasama tersebut diatur dalam sebuah akad (perjanjian) mudharabah dan
musyarakah. Mudharabah yaitu suatu akad dari kedua belah pihak untuk melakukan
kerjasama dalam suatu usaha atau bisnis. Dimana pihak pertama disebut shahibul mal
(pemilik dana) dan pihak kedua disebut mudharib (pengelola modal). Musyarakah yaitu akad
kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing
pihak memberikan kontribusi modal dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko akan
ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.
4
Dede Rodin, Tafsir Ayat Ekonomi, Semarang: CV. Karya Abadi Jaya, 2015, hlm. 188-189.
5
Wahab al Zuhaili, Al fiqh al Islami wa adilatuhu, Damaskus: Dar al fikr, juz v, tth, hlm. 3923.
Daftar Pustaka
Al Zuhaili, Wahab. Tth. Al fiqh al Islami wa adilatuhu, Damaskus: Dar al fikr, juz v.
http://googleweblight.com/?lite_url=http://warungekonomiislam.blogspot.com/2012/07/
Musyarakah, (diakses tanggal 23 november 2017).
Rodin, Dede. 2015. Tafsir Ayat Ekonomi. Semarang: CV. Karya Abadi Jaya.