MUDHARABAH
M. Ridho Pratama
Pengertian
z
Dengan demikian, mudharabah ialah akad antara dua pihak (orang) saling
menanggung, salah satu pihak menyerahkan hartanya kepada pihak lain untuk
diperdagangkan dengan bagian yang telah ditentukan dari keuntungan, seperti
setengah atau sepertiga dengan syarat-syarat yang telah ditentukan
“Dan mereka yang lain berjalan diatas bumi untuk menuntut karunia Allah SWT.” (QS. Al-Muzammil : 20)
“Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezki hasil perniagaan) dari Tuhanmu”(QS. Al-Baqarah : 198)
Ayat tersebut berarti, berjalan di bumi dengan jalan kaki dan terkadang berjalan untuk kebaikan orang-orang muslim. Di antara
ayat-ayat Al Qur’an di atas, terdapat kata yang dijadikan oleh sebagian besar ulama fiqh adalah kata dharaba fil ardhi
menunjukkan arti perjalanan atau berjalan di bumi yang dimaksud perjalanan untuk tujuan berdagang (mudharabah)
Hadist
“Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Sayyidina Abbas bin Abdul Muthallib, jika memberikan dana ke mitra usahanya secara
mudharabah, maka ia mensyaratkan agar dananya tidak di bawah mengarungi lautan, menuruni lembah yang berbahaya atau
membeli ternak. Jika menyalahi peraturan tersebut, maka yang bersangkutan bertanggung jawab atas dana tersebut.
Disampaikanlah syarat-syarat tersebut kepada Rasulullah SAW dan Rasulullah pun membolehkannya”. (H.R Thabrani)
Ayat dan hadis di atas menunjukkan bahwa mudharabah merupakan aktivitas ekonomi yang bertujuan untuk memperoleh
keuntungan satu sama lainya. Dalam aktivitas muamalahsebagaimana yang dianjurkan dalam agama untuk saling tolong-
menolong pada jalan yang benar. Mudharabah juga suatu usaha yang mendapat tempat yang baik dalam Islam dan Rasullulah
SAW pun dalam masa hidupnya mempraktekkan mudharabah bersama-sama para sahabat dan hal itu memenuhi ketentuan-
ketentuan syariat Islam
Rukun Mudharabah
z
1. Pemodal
2. Pengelola
3. Modal
4. Nisbah keuntungan
a. Modal harus dinyatakan dengan jelas jumlahnya, seandainya modal berbentuk barang, maka barang tersebut harus
dihargakan dengan harga semasa dalam uang yang beredar (atau sejenisnya).
2. Keuntungan
a. Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam prosentase dari keuntungan yang mungkin dihasilkan nanti. Keuntungan
yang menjadi milik pekerja dan pemilik modal harus jelas prosentasinya.
b. Kesepakatan rasio prosentase harus dicapai melalui negosiasi dan dituangkan dalam kontrak.
c. Pembagian keuntungan baru dapat dilakukan setelah mudharib mengembalikan seluruh atau sebagian modal kepada
shahib almal.
Jenis-jenis Mudharabah
z
1. Tabungan berjangka, yaitu tabungan yang dimaksudkan untuk tujuan khusus, seperti
tabungan haji, tabungan kurban, dan sebagainya;
2. Deposito spesial (special investment), dimana dana yang dititipkan nasabah khusus untuk
bisnis tertentu, misalnya murabahah saja atau ijarah saja;
4. Investasi khusus, disebut juga mudharabah muqayyadah, dimana sumber dana khusus
dengan penyaluran yang khusus dengan syaratsyarat yang telah diterapkan oleh shahibul maal.
z
Aplikasi Mudharabah pada Perbankan Syariah
Salah satu produk yang menjadi unggulan perbankan syariah adalah pembiayaan
mudharabah. Ketentuan bagi hasil untuk akad jenis ini dapat dilakukan dengan 2
pendekatan, yaitu:
1. Hasil investasi dibagi antara pengelolaan dana dan pemilik dana sesuai nisbah yang
disepakati, selanjutnya bagian hasil investasi setelah dikurangi untuk pengelola dana
tersebut dibagi antara pengelola dana (sebagai musytarik) dengan pemilik dana sesuai
dengan porsi modal masing-masing.
2. Hasil investasi dibagi diantara pengelola dana (sebagai musytarik) dan pemilik dana
sesuai dengan porsi modal masing-masing, selanjutnya bagian hasil investasi setelah
dikurangi untuk pengelola dana (sebagai musytarik) sesuai dengan nisbah yang
disepakati.