Latar Belakang
A.Pengertian Akad
1
Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah,(Jakarta: Kencana,2013), hlm:72
berupa kesepakat-kesepakatan dua pihak tanpa adanya patokan
sandaran dalam penempatnya.
B.Tujuan Akad
Akad Murabah
Pengertian Musyarakah
Akad Mudharabah
2
AFiqhus Sunnah,karya SayidSabiq III/220, danAl-Wajiz Fi Fiqhis Sunnah Wal
Kitabil „Aziz,karya Abdul „Azhim bin Badawi al-Khalafi,hal.359
3
Fiqhus SunnahKarya SayidSabiq III/220
Harus diperuntukkan bagi kedua pihak dan tidak boleh
disyaratkan hanya untuk satu pihak.Bagiankeuntungan
proporsional bagi setiap pihak harus diketahui dan dinyatakan
pada waktu kontrak disepakati dan harus dalam bentuk
prosentasi (nisbah) dari keuntungan sesuai kesepakatan.
Akad Ijirah
Pengertian Ijarah
4
Laili Nur Amalia, tinjauan ekonomi islam terhadap penerapan akad ijarah
pada bisnis jasa laundry, economic: jurnal ekonomi dan hukum islam.167.
pengolahan tanah sepanjang ia membayar sewa kepada tuan tanah
dan bertindak selayaknya sesuai syarat-syarat sewa – menyewa. 5
Tujuan Ijirah
Akad Wakalah
5
Faisal Ananda Arfa dan Watni Marfaung, Metodologi penelitian hukum islam
(Jakarta: kencana, 2016), hlm.16
6
Tim Kashiko, Kamus Arab-Indonesia, Kashiko, 2000, hlm. 693
7
Sayyid Sabiq, Fiqhus Sunnah dalam Muhammad Syafi‟i Antonio, Bank Syariah
dari Teori ke Praktik,
(Jakarta : Gema Insani, 2008) hlm. 120-121.
kepada orang lain (al-wakil) supaya melaksanakan sesuatu dari jenis
pekerjaan yang bisa digantikan (an-naqbalu anniyabah) dan dapat di
lakukan oleh pemberi kuasa, dengan ketentuan pekerjaan tersebut
dilaksanakan pada saat pemberi kuasa masih hidup. 8Wakalah dalam
arti harfiah adalah menjaga, menahan atau penerapan keahlian atau
perbaikan atas nama orang lain, dari sini kata Tawkeel diturunkan
yang berarti menunjuk seseorang untuk mengambil alih atas suatu
hal juga untuk mendelegasikan tugas apapun ke orang lain.9
8
Helmi Karim, fiqh muamalah (Jakarta:PT RajaGrafindo Persada, 2002) cet. 3, hlm.
20
9
Muhammad Ayub, Understanding Islamic Finance, (Jakarta, PT Gramedia Pustaka
Utama, 2009) hlm. 529
10
Abdul Aziz Dahlan, dkk Ensiklopedia Hukum Islam, Jilid 6 hlm.1912
11
M. Syafii Antonio, Bank syariah : Wacana Ulama dan Cendikiawan, ( Jakarta,
Bank Indonesia &
STIE TAZKIA,1999) hlm. 240-243
Tujuan Akad Wakalah
Akad Salam
12
Ibid, 2010, hal. 129.
13
Rozalinda. 2016. Fiqih Ekonomi Syariah. (Jakarta: Raja Grapindo Persada) h. 94.
Dasar Hukum Salam
Jual beli salam merupakan akad jual beli yang diperbolehkan, hal ini
berdasarkan atas dalil-dalil yang terdapat dalam Alquran di
antaranya:
c. Ijma’
Pengertian Istishna
a.Al-Qur‟an
b.Hadis
c.Ijma’
Dijelaskan bahwa jual beli istishna adalah akad jual beli dalam
bentuk pemesanan barang tertentu yang disepakati antara
pemesan(pemesan,mustashni) dan penjual(pembuat,shani).
Akad AL-Wadi’ah
Pengertian Al-Wadi’ah
18
Is-mail, 2013:146
19
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah Dalam Teori ke Praktik, Gema Insani,
Jakarta, 2001, h. 85
20
IhkwanAbidin Basrihttp://shariahlife.wordpress.com/2007/01/16/wadiah/
atau meletakkan, yaitu meletakkan sesuatu pada orang lain
untuk dipelihara atau dijaga.
1.Al-Qur’an
2.Hadist
21
edoc.musyarakah-mutanaqisah, 2015
b) Karakteristik Perjanjian
b). Pasal 1338 dan Pasal 1320 KUH Perdata secara tidak
langsung juga melandasi berlakunya akad ini, karena kedua pasal
tersebut berisikan kebebasan untuk membuat berbagai macam
perjanjian yang isinya tentang apa saja asalkan tidak bertentangan
dengan undang-undang dan tentang syarat-syarat yang harus
dipenuhi agar suatu perjanjian menjadi sah.Namun terdapat
kekosongan hukum karena fatwa-fatwa terkait musyarakah
mutanaqishah tidak ada yang ditindaklanjuti secara menyeluruh
menjadi Peraturan Bank Indonesia. Sehingga hukum atau peraturan
perundang-undangan di Indonesia masih belum ada yang mengatur
secara khusus terkait musyarakah mutanaqisah.
Kesimpulan
Daftar Pustaka