Anda di halaman 1dari 5

AL-MUSYARAKAH

Kiki Rahmawati1, Sindy Rahmayani2,


1
STIE Miftahul Huda Rancasari
2
STIE Miftahul Huda Rancasari
Email Korespondensi : rahmawatik819@gmail.com1, sindyrahmayani13@gmail.com2

ABSTRAK :
Tujuan penulisan ini untuk mengetahui definisi tentang musyarakah di
Indonesia, Definisi Musyarakah yaitu di dasarkan pada keinginan dua
pihak atau lebih untuk bersama-sama meningkatkan nilai kekayaan
perusahaan. Oleh karena itu, musyarakah dapat menggabungkan
seluruh sumber daya milik pihak-pihak yang bekerja sama. Istilah lain
dari musyarakah yang dijelaskan dalam Fiqih Muamalah Rahmat Syafe
adalah syarikah atau syirkah. Sekadar informasi, “musyarakah” dalam
bahasa Arab diterjemahkan menjadi “al-ikhtilath” yang artinya
mencampur atau membaur. Undang-undang Perbankan Nomor 10 (1)
Tahun 1998 Ayat 13 mengatur pembiayaan bagi hasil dengan
menggunakan musyarakah, salah satu produk keuangan pada
perbankan syariah.(fikriansyah, n.d.)

PENDAHULUAN :
Musyarakah adalah pengaturan pembagian keuntungan yang umum
terjadi ketika banyak individu terlibat dalam pembiayaan dan
pengelolaan sebuah perusahaan, namun hubungan di antara mereka
mungkin tidak setara. Keuntungan dibagikan sesuai kesepakatan para
mitra, sedangkan kerugian dibagi berdasarkan alokasi modal.
Transaksi Musyarakah mencakup mitra yang berkolaborasi untuk
meningkatkan nilai aset bersama dengan menggabungkan sumber
daya.(Dwitama, n.d.) para ulama mazhab Maliki mendefinisikan syirik
sebagai “izin berbuat halal bagi dua orang yang bekerjasama dengan
harta bendanya”. Bagi Syafi'iyah, syirkah adalah “hak yang sah untuk
bertindak atas nama dua orang atau lebih dalam hal-hal yang mereka
sepakati.” Menurut Hanafiyah, syirka adalah “suatu akad yang
dilakukan oleh orang-orang yang bekerja sama untuk mendapatkan
modal dan keuntungan”. Sementara itu, Hanabilah mengartikannya
sebagai “penggunaan hak (kekuasaan) atau harta benda”.14 Dengan
demikian, meskipun definisi para ulama berbeda-beda secara
redaksional, namun kata syirkah pada hakikatnya merujuk pada
makna yang sama, yaitu pelaksanaan kerja sama dua atau lebih pihak.
lagi. orang-orang di dunia bisnis. (Arifin, 2016)

METODE PENELITIAN :
Metode penelitian ini di ambil dari sumber artikel jurnal Dalam Al-
Qur'an, kata musyârakah yang menjadi landasan kedua konsep PLS
setelah mudhârabah sebenarnya tidak mengacu pada pengertian
kemitraan dalam suatu hubungan bisnis. Namun para Ulama sepakat
untuk melegitimasi keabsahan musyarakah dalam bisnis berdasarkan
beberapa ayat Alquran dan cerita yang diriwayatkan oleh Nabi dan
para sahabat. Konsep, bentuk, rukun, syarat dan berbagai variasi yang
dirinci dalam kajian fiqih merupakan hasil ijtihad para ahli fiqih.
(Arifin, 2016)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Musyarakah, juga dikenal sebagai Syirkah, adalah kesepakatan
kolaboratif antara dua individu atau lebih untuk mencapai tujuan
tertentu. Bisnis bertujuan menghasilkan uang dengan membentuk
kemitraan. Musyarakah adalah ketika banyak pihak, seperti bank,
lembaga keuangan, dan konsumennya, menggabungkan modalnya
untuk membentuk satu badan hukum. Setiap peserta yang terlibat
dalam kegiatan musyarakah mempunyai saham yang sebanding
dengan modalnya dan mempunyai wewenang mengambil keputusan
bagi perusahaan berdasarkan bagiannya (suara). Musyarakah di sektor
perbankan mengacu pada perjanjian kolaboratif antara bank dan
kliennya untuk pembiayaan usaha, yang memerlukan pembagian
keuntungan dan risiko sesuai persyaratan yang disepakati.
(DailySocial.id, n.d.)
Dalam penerapannya, musyarakah terbagi menjadi lima jenis :
Akad musyârakah, juga dikenal sebagai syirkah al-'uqûd, Didirikan
melalui kesepakatan bersama di mana banyak individu sepakat untuk
menyatukan sumber daya mereka dalam kemitraan musyarakah untuk
bersama-sama menanggung keuntungan dan kerugian. Sesuai Wahbah
Zuhaili (1989: 796-803).
Syirkah uqud dibagi menjadi lima jenis di antara nya:
1. Syirkah al-'inân
Kemitraan adalah Persekutuan adalah suatu kesepakatan bersama
antara dua orang atau lebih dimana masing-masing pihak
menyumbangkan modal dan bekerjasama dalam bekerja, membagi
keuntungan dan kerugian menurut suatu perjanjian yang telah
diatur sebelumnya. Namun pembagian modal dan bagi hasil antar
mitra dapat berbeda-beda sesuai ketentuan yang disepakati. Hal ini
diperbolehkan menurut mazhab Hanafi dan Hanbali, dengan syarat
memilih salah satu dari berikut ini:

a) Kontribusi modal masing-masing anggota dapat menentukan


bagaimana keuntungan akan dialokasikan.
b) Keuntungan dapat didistribusikan secara merata tanpa
memandang perbedaan input modal masing-masing individu.
c) Keuntungannya mungkin tidak merata, tetapi dukungan
finansialnya sama.

2. Syirkah al-mufawadah
Pengaturan kemitraan melibatkan banyak individu, masing-masing
memberikan bagian aset dan berpartisipasi aktif dalam pekerjaan,
membagi keuntungan dan kerugian secara merata, sehingga syarat
dasarnya adalah pembagian harta, pekerjaan, tugas dan beban
hutang secara merata. Baik mazhab Hanafi maupun Maliki
membolehkan musyaraka jenis ini.

3. Syirkah al-a'mâl
Suatu perjanjian kerjasama antara dua orang yang mewakili profesi
yang sama, dimana mereka menyepakati kerjasama dan pembagian
hasil pekerjaan serta pembagian hasil pekerjaan, misalnya dua
orang arsitek bekerja sama dalam suatu pekerjaan. sebuah proyek.
Mazhab Hanafi, Maliki dan Hanbali menyetujui dan membolehkan
hal tersebut. Ini merupakan perpaduan antara layanan,
pengetahuan dan keterampilan serikat pekerja.

4. Syirkah al-wujûh
Kontrak kolaborasi antara spesialis bisnis yang bereputasi dan
bermartabat. Mereka membeli kredit dari bisnis menggunakan cara
non-moneter dan setelah itu memperdagangkan barang untuk
pembayaran. Mendistribusikan keuntungan dan kerugian adalah
tugas mereka. Karena seluruh uang diperoleh secara kredit dengan
jaminan mitra, maka tidak perlu membayar terlebih dahulu untuk
pengurusan Musyarakah ini.(Musfiroh, 2016)

5. Syirkah mudhorobah
Syirkah Mudharabah adalah perjanjian kerjasama antara pemilik
modal (shohibul Mall) dan karyawan (mudhorib) untuk bersama-
sama mengelola dana pemilik modal dalam suatu transaksi tertentu,
dengan keuntungan yang dibagikan berdasarkan kesepakatan
bersama. (Cantika, 2022)

Syirkah amlak dibagi kedalam dua jenis yaitu:


Syirkah Amlak tidak bermula dari akad, melainkan dari keinginan
untuk memiliki harta bersama. Syirkah ini terbagi menjadi dua
bentuk:
 Syirkah Ikhtiyariyah: Terjadi menurut kemauan masing-
masing pasangan
 Syirkah Ijbariyah: Terjadi secara otomatis karena keadaan
tertentu, seperti pembagian warisan, yang berujung pada
kepemilikan harta bersama

Syarat-syarat musyarakah :
1. Sesuatu yang berkaitan dengan segala jenis musyarakah, harta
benda, dan hal-hal yang sejenis. Ada dua kondisi dalam hal ini:
 Yang berkepentingan terhadap harta tersebut harus
dianggap sebagai wakilnya
 Khususnya keuntungan. Semua pihak yang terlibat,
termasuk pihak ketiga, perlu mengetahui dan memahami
pengaturan bagi hasil.
2. Dalam musyarakah mal (kekayaan), harus dipenuhi syarat-
syarat tertentu:
 Dana untuk akad musyarakah diperoleh melalui
pertukaran rial, rupiah, atau uang tunai.
 Musyarakah adalah suatu bentuk modal yang akadnya
dilakukan setelah selesai, tanpa memandang apakah
jumlahnya sama atau berbeda.
3. Yang berkaitan dengan bisnis Mufawadah diwajibkan:
 Modal Syirka Mufawadah (ekuitas) harus sama,
 Ahli bershikah kafalah
 Syirkah umum diwajibkan bagi para subjek akad, yaitu
dalam segala jenis pembelian, penjualan atau aktivitas
komersial. (fikriansyah, n.d.)
Rukun musyarakah
Sesuai standar akad Musyarakah, pilar dan syarat-syarat
yang berlaku dalam akad Musyarakah adalah:
 subjek akad (aqid)
 proyek atau usaha (masyru’)
 modal (ra’sul mal),
 kesepakatan (sighatul akad)
 nisbah bagi hasil (nishbatu ribhin)

KESIMPULAN
Secara teoritis dan analitis, musyarakah yang dilakukan oleh bank
syariah menganut syarat-syarat akad yang tertuang dalam literatur
fiqh, termasuk akseptasi dan persetujuan. Namun pembiayaan
musyarakah tidak semata-mata dievaluasi berdasarkan akad. Dari
perspektif bisnis yang realistis, keuntungan dan kerugian secara
langsung berdampak pada tanggung jawab atas kerusakan. Perbankan
Syariah memiliki kesamaan dengan bank biasa dalam aspek standar
nisbah bagi hasil dan jumlah nominal uang yang disetor. Pelanggan
diharuskan melakukan deposit di bank yang ditunjuk di awal. Resiko
usaha perjanjian keuangan bukan menjadi tanggung jawab pihak
manapun, sehingga kerugian ditanggung oleh konsumen. Selain itu,
adanya penjaminan dan pengelolaan yang dilakukan oleh Perbankan
Syariah yang tidak sesuai dengan yurisprudensi Islam dapat dianggap
sebagai syarat mutlak bagi pelaksanaan penjaminan atau penjaminan
dalam pembiayaan nasabah. Oleh karena itu, pembiayaan musyarakah
pada perbankan syariah mengandung unsur riba dalam praktik
musyarakah
Ketika dua pihak atau lebih melakukan perdagangan atau investasi
dalam kerangka sistem keuangan syariah, mereka mengadakan akad
Musyarakah. Bagi hasil dan adanya kontrak merupakan dasar dari
perjanjian ini. Bagi mereka yang memiliki sumber daya keuangan
rendah, akad musyarakah memberikan peluang untuk investasi dan
pembagian risiko. Meskipun akad musyarakah umum terjadi di
beberapa sektor, akad mudharabah berbeda-beda menurut jenis
perusahaan yang dikelola.(Geograf, 2023)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, S. (2016). MUSYÂRAKAH: ANTARA FIKIH DAN PERBANKAN

SYARIAH. MIQOT: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman, 36.

https://doi.org/10.30821/miqot.v36i1.109

Cantika, Y. (2022, December 27). Musyarakah: Pengertian, Rukun, Jenis-Jenis,

dan Perbedaannya dengan Akad Murabahah. Gramedia Literasi.

https://gramedia.com/literasi/musyarakah/

DailySocial.id, F. K. |. (n.d.). Musyarakah: Pengertian, Manfaat, Jenis, Rukun, dan

Syaratnya | DailySocial.id. Retrieved March 4, 2024, from

https://dailysocial.id/post/musyarakah-adalah

Dwitama, I. (n.d.). Musyarakah. Retrieved March 4, 2024, from

https://www.academia.edu/9260003/Musyarakah

fikriansyah, ilham. (n.d.). Akad Musyarakah Adalah: Pengertian, Jenis, Syarat, dan

Contoh. detikfinance. Retrieved March 4, 2024, from


https://finance.detik.com/solusiukm/d-6356160/akad-musyarakah-

adalah-pengertian-jenis-syarat-dan-contoh

Geograf. (2023, October 11). Pengertian Akad Musyarakah: Definisi dan Penjelasan

Lengkap Menurut Ahli. Geograf. https://geograf.id/jelaskan/pengertian-

akad-musyarakah/

Musfiroh, M. F. S. (2016). Musyârakah dalam Ekonomi Islam (Aplikasi

Musyârakah dalam Fiqih dan Perbankan Syariah). Syariati : Jurnal Studi

Al-Qur’an dan Hukum, 2(01), 173–186.

https://doi.org/10.32699/syariati.v2i01.1127

Anda mungkin juga menyukai