Anda di halaman 1dari 4

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

A. Judul Modul : ARIYAH, JUAL BELI, KHIYAR DAN RIBA


B. Kegiatan Belajar : SYIRKAH DAN MUDAROBAH KB 3

C. Refleksi

NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN


Syirkah adalah kerjasama antara dua orang atau lebih dalam hal
permodalan, keterampilan, atau kepercayaan dalam usaha
tertentu dengan pembagian keuntungan.

secara bahasa, syirkah adalah bercampurnya harta dengan


harta yang lain sehingga keduanya tidak bisa dibedakan lagi.

Terdapat beberapa pendapat ulama dalam mengartikan istilah


syirkah. Menurut ulama Malikiyah, syirkah adalah pemberian
izin kepada kedua mitra kerja untuk mengatur harta (modal)
bersama. Artinya, setiap mitra memberikan izin kepada mitranya
yang lain untuk mengatur harta keduanya tanpa kehilangan hak
untuk melakukan hal itu. Menurut ulama Hanabilah, syirkah
adalah persekutuan hak atau pengaturan harta.

Rukun Syirkah berdasarkan syariat Islam sebagai berikut:


Sighat (lafadz akad). Orang (pihak-pihak yang mengadakan
serikat), yaitu pihak-pihak yang mempunyai kepentingan dalam
mengadakan perserikatan. Pokok pekerjaan (bidang usaha
Konsep (Beberapa istilah
1 yang dijalankan). Dalam syirkah, usaha yang dijalani merupakan
dan definisi) di KB
keahlian bersama. Para musytarik harus mengedepankan
ikhlas, jujur dan demi kemajuan bersama. Syarat-syarat Syirk

Syarat-syarat syirkah mencakup: Syirkah dilaksanakan dengan


modal uang tunai. Dua orang atau lebih mencampurkan kedua
hartanya, sehingga tidak dapat dibedakan satu dari yang lainya.
Keuntungan dan kerugian diatur dengan perbandingan modal
harta serikat yang diberikan. Adapun syarat-syarat orang (pihak-
pihak) yang mengadakan perjanjian serikat atau kongsi itu
haruslah: Orang yang berakal. Baligh. Dengan kehendak sendiri
(tidak ada unsur paksaan). Sedangkan mengenai barang modal
yang disertakan dalam serikat dapat berupa: Barang modal
yang dapat dihargai (lazimnya sering disebutkan dalam bentuk
uang). Ajuan Modal oleh dua pihak dijadikan satu dan tidak
menjadi ungkitan masalah.
Jenis-jenis Syirkah
1. Syirkah Amlak Syirkah amlak adalah persekutuan
kepemilikan dua orang atau lebih terhadap suatu barang tanpa
transaksi syirkah. Syirkah hak milik ini dibagi menjadi dua, yaitu:
Syirkah ikhtiyar (sukarela), yaitu syirkah yang lahir atas
kehendak dua pihak yang bersekutu. Contohnya, dua orang
yang mengadakan kongsi untuk membeli suatu barang atau dua
orang yang mendapatkan hibah atau wasiat di mana mereka
berdua menerimanya sehingga menjadi sekutu dalam hak milik.
Syirkah jabar (paksa), yaitu persekutuan yang terjadi antara dua
orang atau lebih tanpa sekehendak mereka. Seperti dua orang
yang mendapatkan sebuah warisan sehingga barang waris
menjadi hak milik kedua orang yang bersangkutan.

2. Syirkah 'Uqud Syirkah 'uqud adalah transaksi yang dilakukan


dua orang atau lebih untuk menjalin persekutuan dalam harta
dan keuntungan. Terdapat beberapa jenis syirkah ‘uqud
Syirkah Al-amwal, yaitu persekutuan antara dua pihak pemodal
atau lebih dalam usaha tertentu dengan mengumpulkan modal
bersama dan membagi keuntungan dan resiko kerugian
berdasarkan kesepakatan.
Syirkah A-a’mal atau syirkah abdan, yaitu persekutuan dua
pihak pekerja atau lebih untuk mengerjakan suatu pekerjaan.
Hasil atau upah dari pekerjaan tersebut dibagi sesuai dengan
kesepakatan mereka.
Syirkah Al-Wujuh. Mereka menjalankan usahanya berdasarkan
kepercayaan pihak ketiga.
Syirkah Al-Inan,
Syirkah Al-Mufawadhah,
Syirkah Al-Mudharabah, Dengan kata lain perserikatan antara
modal pada satu pihak, dan pekerjaan pada pihak lain.
Keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan, sedangkan
kerugian ditanggung oleh pihak pemodal.

Pengertian Mudharabah
Mudharabah yang dikenal sebagai sebuah bentuk kerja sama
antara dua pihak yang disimbolkan dengan akad. Dalam
praktiknya, akad perjanjian ini memiliki rukun atau ketentuan
yang harus dipenuhi, termasuk dalam melakukan mudharabah.
Jika akad ini dilakukan tanpa memahami rukun atau
ketentuannya, maka mudharabah tersebut dianggap tidak sah.
Jenis Mudharabah
Berdasarkan pengertian Mudharabah d iatas dapat disebutkan
bahwa kontrak mudharabah dapat dibagi menjadi dua kategori,
yakni Mudharabah Mutlaqah dan Mudharabah Muqayyadah,
seperti dari perspektif perdagangan berikut ini:
1. Mudharabah Mutlaqah
Pengertian Mudharabah Mutlaqah adalah investasi tanpa
syarat. Pendeknya, pengusaha (Mudharib) bebas mengelola
modalnya dan berbuat apa saja, asalkan usahanya
menghasilkan keuntungan. Di Bank, metode Mudharabah
Mutlaqah merupakan kerjasama antara bank dan Mudharib.
Hasil atau keuntungan dari penggunaan dana tersebut akan
dibagi sesuai dengan nisbah yang telah disepakati. Contoh
produk Mudharabah Mutlaqah adalah Tabungan Mudharabah
dan Deposito Mudharabah.
2. Mudharabah Muqayyadah
Pengertian Mudharabah Muqayyadah adalah investasi saham
dengan persyaratan tertentu. Artinya tidak semua perusahaan
dapat beroperasi dengan modal tersebut. Hanya transaksi yang
ditentukan dalam kontrak yang dapat dikelola oleh peminjam.
Pemilik modal dapat menentukan syarat-syarat ketika mencari
suatu kegiatan usaha untuk menghimpun dana.
Di Bank, Mudharabah Technology Muqayyadah akan bekerja
sama dengan Shahibul Mal untuk berinvestasi dalam proyek
tersebut dan akan diputuskan oleh investor yang terlibat. Hasil
pembagian hadiah sesuai dengan nisbah yang disepakati.
Syarat dan Rukun Mudharabah
Syarat-syarat inilah yang perlu dipahami dan penting untuk
dipenuhi karena dapat menentukan bisa atau tidaknya suatu
rukun tersebut sudah dilaksanakan.
Berikut ini rukun-rukun mudharabah dan kriteria dalam
pelaksanaannya.
1. Pengelola dan Pemilik Modal
Dua pihak di atas disebut pemodal (shahibul maal) dan yang
mengelola (mudharib) dengan ketentuan sudah dewasa 18
tahun ke atas
2. terjadi Ijab Qabul
Dalam penerimaan dan penawaran modal dilakukan secara
bersamaan dengan pembuatan kontrak mudharabah.
Akad mudharabah ini dilakukan dalam bentuk tertulis,
korespondensi, atau bisa dengan cara-cara modern lainnya.
3. Ada Modal
Modal adalah salah satu syarat dalam melakukan mudharabah.
Modal bisa berbentuk uang atau barang dengan syarat yang
dapat ditakar nilainya dengan jelas.
Modal tidak berbentuk piutang mudharabah.
Saat modal ini diserahkan, maka mudharib harus menerimanya
secara langsung.
4. Ada Keuntungan
Keuntungan dalam mudharabah adalah sejumlah harta dari
kelebihan hasil usaha dibanding dari modal yang dikeluarkan.
Keuntungan dalam rukun mudharabah memiliki syarat seperti
berikut ini:
Bentuk keuntungan arus diperuntukkan untuk kedua belah
pihak.
Jumlah keuntungan harus secara jelas diketahui oleh kedua
pihak yang melakukan mudharabah.

Daftar materi pada KB MUDAROBAH MUTLAQOH


2
yang sulit dipahami MUAROBAH MUQOYYADAH
Daftar materi yang sering SYIRKAH WUJUH
3 mengalami miskonsepsi SYIRKAH A’MAL
dalam pembelajaran SYIRKAH INAN

Anda mungkin juga menyukai