Anda di halaman 1dari 3

Lembar Kerja Resume Modul)

1. Nama Mahasiswa : Irsyad, S.Pd.I


2. Judul Modul : Fiqih
3. Kegiatan Belajar : Jinayah (KB 2)
4. Refleksi Pribadi : Setelah membaca, mempelajari dan menghayati materi
Kegiatan belajar Jinayah (KB.2) di modul Fiqih menambah ilmu dan wawasan baru
Pada kegiatan belajar (KB.2) ini membahas tentang jarimah takzir sehingga saya
dapat memahami dan secara kontinui menguasai aturan hukum Islam dan dalil-dalil
tentang jarimah takzir dan aplikasinya dalam masyarakat.

PETA KONSEP
JARIMAH TAKZIR

Pengertian jarimah takzir

Dasar hukum jarimah takzir

Pokok-Pokok Materi
Macam-macam jarimah
takzir

Hukuman pelaku jarimah


takzir

Hikmah pelaksanaan jarimah


takzir

NO BUTIR REFLEKSI RESPON / JAWABAN

1 Peta JARIMAH TAKZIR


Konsep(Beberapa A. Pengertian Takzir
istilah dan definisi) di Kata takzir berasal dari bahasa Arab ‫ تعزير‬, kata dasarnya ‫ يعزر – عزر‬- ‫ عزرا‬. Menurut Ibnu Faris, kata tersebut terdiri
modul bidang studi dari tiga huruf ‫ والراء والزاء العين‬yang mempunyai dua pengertian. Yang pertama berarti ‫ )صرَّوالن عظي َّمالت‬pengagungan dan

pertolongan), dan yang kedua berarti ‫ )ضرب َّال من س ٌجن‬salah satu jenis pukulan). Sedangkan menurut Ibrahim Mustafa,

dkk. berarti ‫ )وأعانه المه‬mencegah dari kejahatan dan menolongnya), dan juga berarti ‫ )ورده منعه الشيء وعن‬melarang dari

sesuatu dan mengembalikannya). Selanjutnya di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dikemukanan bahwa takzir

adalah hukuman yang dijatuhkan atas dasar kebijaksanaan hakim terhadap pelanggaran yang tidak ada ketentuan

sanksinya di dalam al-Qur'an dan hadis. Pemberlakuan hukuman takzir ditetapkan oleh pemerintah atau hakim yang

bertindak sebagai wakil pemerintah di bidang penegakan hukum dengan mempertimbangkan beberapa hal. Di antara

hal-hal yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan oleh hakim adalah besar kecilnya pelanggaran, adanya unsur
sengaja atau kelalaian, baru pertama dilakukan atau sudah berkali-kali dan sebagainya.
B. Dasar Hukum Jarimah Takzir

Landasan hukum sanksi bagi pelaku jarimah takzir adalah at-ta'zir yaduru ma'a mashlahah, yaitu hukum takzir

berlandaskan pertimbangan manfaat dengan tetap berpedoman pada asas keadilan. dalam masyarakat. Ayat-ayat al-

Qur’an yang dijadikan sebgai dasar jarimah takzir adalah QS alFath/48: 8-9:

Adapun perbuatan para sahabat yang dapat dijadikan landasan hukum bagi jarimah dan hukuman takzir antara lain

perbuatan Sayyidina Umar ibn Khattab yang melihat orang-orang meletakkan seekor kambing kemudian ia mengasah

pisaunya. Khalifah Umar memukul pria itu dengan cambuk dan dia berkata: "Asah pisaunya dulu".
C. Macam-macam Jarimah Takzir

Jarimah takzir dapat dibagi berdasarkan pada beberapa segi.


1. Dilihat dari segi hak yang dilanggar, terbagi kepada jarimah takzir yang melanggar hak Allah dan jarimah takzir

yang melanggar hak hamba. Jarimah yang berkaitan dengan hak Allah adalah segala sesuatu yang berkaitan

dengan kemaslahatan umum. Misalnya membuat kerusakan di bumi, pemberontakan, perampokan dan

sebagainya. Sedangkan jarimah yang berkaitan dengan hak hamba (adami) adalah segala sesuatu yang

mengancam kemaslahatan bagi diri seorang manusia seperti penghinaan.


2. Dilihat dari segi sifatnya, jarimah takzir terbagi kepada jarimah takzir karena melakukan perbuatan maksiat,

jarimah takzir karena melakukan perbuatan yang membahayakan kepentingan umum, dan jarimah takzir karena

melakukan pelanggaran (mukhalafah), yaitu meninggalkan yang sunnat dan melakukan yang makruh. Jarimah

takzir karena melakukan perbuatan maksiat dapat berbentuk pelanggaran terhadap halhal yang dilarang oleh

syarak seperti bersumpah palsu, atau dapat berupa perbuatan meninggalkan hal-hal yang diperintahkan oleh

syarak seperti tidak berpuasa pada bulan Ramadan tanpa uzur yang dibolehkan oleh syarak.
3. Dilihat dari segi dasar hukum (penetapannya), jarimah takzir terbagi kepada: 1. Jarimah takzir yang berasal dari

jarimah hudud atau kisas-diat yang tidak memenuhi syarat penerapan sanksi hadnya atau mengandung syubhat

seperti pencurian harta yang tidak disimpan pada tempat penyimpanan semestinya. 2. Jarimah takzir yang jenis

perbuatannya dilarang dalam al-Qur'an atau sunnah tetapi jenis sanksinya belum ditetapkan seperti menyuap,

mengurangi timbangan, meninggalkan salat fardu, dan sebagainya. 3. Jarimah takzir yang jenis dan bentuk

sanksinya belum ditentukan oleh syarak. Penetapan jenis dan bentuk jarimah ini diserahkan kepada pemerintah

atau hakim seperti pelanggaran peraturan lalu lintas dan pelanggaran disiplin pegawai negeri.
D. Sanksi Jarimah Takzir

Hakim dalam menetapkan sanksi jarimah takzir tetap terikat pada kaidah-kaidah keadilan dan kesesuaian antara tindak

kejahatan dan sanksi yang diberikan. Demikian pula ia terikat untuk memulai dengan sanksi minimal yang cukup

menghentikan pelakunya melakukan kejahatan. Ia tidak boleh berlebih-lebihan atau melampaui batas dalam

mengenakan sanksi dan tidak mengikuti hawa nafsunya.

1. Sanksi Takzir yang Berkaitan dengan Badan Sanksi jarimah takzir yang berkaitan dengan badan ada dua macam,

yaitu: hukuman mati dan dera.

a. Hukuman Mati Hukuman mati merupakan sanksi yang dikenakan kepada pelaku jarimah kisas dan hudud, di

antaranya pembunuhan sengaja, zina muhsan, riddah, perampokan dan lainnya

b. Dera. Dera merupakan salah satu sanksi dalam jarimah takzir. Fukaha telah sependapat menganai penggunaan dera

atau cambuk sebagai sanksi dalam jarimah takzir seperti pemalsuan stempel baitul mal, percobaan perzinaan, pencurian

tidak sampai nisab dan sebagainya. Akan tetapi, mereka berbeda pendapat dalam menetapkan jumlah atau kadarnya.

2. Sanksi Takzir yang Berkaitan dengan Kemerdekaan Bentuk sanksi yang termasuk dalam golongan ini adalah penjara

dan peng-asingan.

a. Penjara Dalam kajian hukum Islam, kata penjara digunakan term al-sijn atau al-habs yang berarti mencegah atau

tempat menahan. Menurut Ibnu al-Qayyim yang dikutip oleh Muslich bahwa yang dimaksud dengan al-habs bukan
menahan pelaku di tempat yang sempit, melainkan menahan seseorang dan mencegahnya agar ia tidak dapat melakukan

tindakan hukum, baik penahanan itu di dalam rumah dan di masjid ataupun di tempat lainnya. Penahanan semacam ini

telah dilakukan oleh Abu Bakar. Akan tetapi, Umar pada masa pemerintahannya membeli sebuah rumah kemudian

menjadikannya sebagai penjara. Atas dasar ini, jumhur fukaha membolehkan sanksi dalam bentuk penjara. Sanksi

penjara dapat dibagi kepada dua macam, yaitu: sanksi penjara yang terbatas dan yang tidak terbatas.

b. Pengasingan Fukaha menyetujui pengasingan (pengucilan/pmbuangan) sebagai salah satu bentuk sanksi dalam

jarimah takzir. Ketetapan ini didasarkan pada firman Allah swt. dalam QS al-Ma’idah/5: 33 yang menjelaskan

pengasingan (yunfau min al-ard) sebagai salah satu sanksi bagi pelaku jarimah perampokan. Meskipun ketetapan sanksi

pengasingan dalam ayat itu untuk jarimah had, tetapi sanksi ini juga digunakan dalam jarimah takzir.

3. Sanksi Takzir yang Berkaitan dengan Harta. Sanksi jarimah takzir yang berkaitan dengan harta Ibnu al-Qayyim

mengutip pendapat Ibnu Taimiyah yang mengemukakan bahwa sanksi takzir berupa harta ada tiga macam, yaitu:

menghancurkannya (itlaf), mengubahnya (tagyir), dan memilikinya (tamlik). Takzir berupa penghancuran dikenakan

kepada pelaku jarimah seperti tempat khamar, patung, menumpahkan susu yang dicampur dengan air, dan sebagainya.

Takzir dengan tagyir seperti patung dipotongpotong lalu dijadikan sebagai batu penyangga, atau kepalanya dipotong

sehingga menjadi seperti pohon. Adapun takzir dengan tamlik, seperti melipatgandakan sanksi bagi pencuri buah dari

buah yang dicurinya. Sanksi bentuk ketiga ini dapat disebut sebagai denda

4. Sanksi Takzir yang Ditentukan oleh Pemerintah Demi Kemaslahatan Umum Sanksi jarimah takzir yang dapat

digunakan oleh pemerintah atau hakim untuk mewujudkan kemaslahatan umum selain sanksi yang telah disebutkan

sangat banyak. Di antara sanksi yang lain itu adalah peringatan keras, dihadirkan di hadapan sidang, nasihat, celaan,

pengucilan, pemecatan, mengumumkan kesalahan secara terbuka, dan 10 sebagainya. Sanksi-sanksi tersebut dapat

digunakan selama dapat memberikan efek jera sebagai bentuk pendidikan terhadap pelakunya. Ini menjadi

pertimbangan penting bagi hakim yang menangani pelanggaran jarimah takzir ini.
E. Hikmah Jarimah Takzir Pemberlakuan jarimah takzir sebagai hukuman yang bersifat pendidikan akan mengantarkan

pelaku jarimah atau pelaku tindak kejahatan menyadari kesalahannya dan selanjutnya menghentikan perbuatan jahat di

masa selanjutnya. Pelaku tindak kejahatan yang tidak memenuhi syarat untuk dijatuhkan hukuman had, atau tuduhan

tidak dapat dibuktikan dalam sidang pengadilan kalau ada indikasi mengandung kebenaran dalam tuduhan tersebut,

maka ia tetap akan mendapat sanksi sehingga semua tindakan yang mengandung unsur kejahatan dapat dihentikan dari

siapapun, baik oleh pelaku tindak kejahatan maupun terhadap orang lain. Dengan demikian, ketika semua orang

berhati-hati dan menjaga diri untuk tidak melakukan kejahatan, maka ketertiban dan keamanan masyarakat akan dapat

terwujud.

2 Daftar materi bidang Sanksi Jarimah Takzir


studi yang sulit  Sanksi dera menetapkan jumlah atau kadarnya
dipahami pada modul  Sanksi Takzir yang Berkaitan dengan Kemerdekaan

3 Daftar materi yang  Sanksi Takzir yang Berkaitan dengan Harta


sering mengalami
miskonsepsi dalam
pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai