Anda di halaman 1dari 5

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

A. Judul Modul : HARTA WAJIB ZAKAT


B. Kegiatan Belajar : Memahami dan menguasai jenis-jenis harta kekayaan
yang wajib zakat serta takaran masing-masing. (KB 2)

C. Refleksi

NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN


1 Konsep (Beberapa istilah A. Jenis-jenis harta yang wajib dizakati
dan definisi) di KB Ulama Al-Madzhahib al-Arba’ah (mazhab yang empat:
Hanafi, Maliki, Syafi‟i dan Hanbali) memiliki pendapat
berbeda mengenai harta yang wajib dikeluarkan zakatnya.
Dalam pembahasan ini, dijelaskan pendapat tiap-tiap
mazhab.
Menurut Mazhab Syafi’i, harta yang wajib dikeluarkan
zakatnya yaitu: Masyiyah (hewan ternak) meliputi unta,
sapi, kerbau, dan kambing; b. Naqd meliputi emas dan
perak, pula termasuk uang emas atau perak; c. Zuru’ (hasil
pertanian) seperti, padi, kedelai, kacang ijo, jagung, kacang
tunggak, dan gandum; d. Tsimar (buah-buahan) meliputi
anggur dan kurma; e. ‘Arudh al-tijarah (harta dagangan); f.
Ma’dan (hasil pertambangan emas dan perak) dan rikaz
(temuan harta emas dan perak dari pendaman orang-orang
jahiliyah).
Menurut Mazhab Hanafi, harta yang wajib dikeluarkan
zakatnya: a. Masyiyah (hewan ternak) meliputi sapi, unta,
kambing, dan kuda; b. Naqd; emas, dan perak; c. Semua
tumbuh-tumbuhan yang untuk penghasilan termasuk
madu; d. Amwal al-tijarah (harta dagangan); e. Ma’dan
(hasil tambang) yang meliputi besi, timah, emas dan perak,
dan rikaz; yang meliputi semua jenis permata yang
ditemukan dari simpanan jahiliyah
Menurut Mazhab Maliki, harta yang wajib dikeluarkan
zakatnya: a. Masyiyah (hewan ternak); meliputi sapi, unta,
dan kambing; b. Naqd; emas dan perak; c. Zuru’ (hasil
pertanian) seperti padi, kedelai, kacang ijo, jagung, kacang
tunggak (otok), gandum; d. Tsimar (buah-buahan); meliputi
anggur, kurma, dan zaitun; e. Amwal al-tijarah (harta
dagangan); f. Ma’dan dan rikaz.
Menurut Mazhab Hanbaliyah, harta yang wajib
dikeluarkan zakatnya: a. Masyiyah (hewan ternak);
meliputi sapi, unta, dan kambing; b. Naqd; emas dan perak;
c. Setiap biji-bijian; seperti kacang, beras, kopi dan rempah-
rempah; d. Tsimar (buah-buahan); meliputi anggur, kurma,
dan zaitun; e. Amwal al-tijarah (harta dagangan); f. Ma’dan
(semua hasil pertambangan seperti emas, perak, besi,
timah, minyak tanah dan permata) dan rikaz, semua barang
berharga yang ditemukan dari simpanan jahiliyah; g. Madu

Tabel Zakat Hewan Ternak


B. Syarat-syarat harta yang wajib dizakati
1. Hewan
Sampai satu nishab; b. Harta yang dizakatkan berupa
harta kepemilikan penuh (al-milk al-taam), baik bersifat
perorangan maupun syirkah. Harta yang masuk
kepemilikan umum seperti milik masjid, madrasah, dan
jam‟iyah atau miliknya budak, maka gugur kewajiban
zakatnya. Harta seperti hutang-piutang, mabi’ yang
belum diambil oleh pembeli dan barang yang hilang,
tetap wajib dizakati; c. Haul (perputaran satu tahun
penuh) dengan mengikuti kalender Hijriyah; d. Tidak
untuk dipekerjakan, seperti harta yang disewakan; e.
Digembala di tempat yang tidak dipungut biaya,
termasuk milik sendiri dalam mayoritas satu tahun.
2. Naqd (Emas dan Perak)
Harta yang dimiliki atau dikuasai secara penuh (al-
milk al-taam); b. Hitungannya sampatu satu nishab; c.
Tidak memiliki tanggungan hutang-piutang menurut al-
Madzahib al-Tsalatsah (madzhab yang tiga), selain
Syafi‟iyah; d. Haul (perputaran satu tahun penuh)
mengikuti kelender Hijriyah; e. Bukan emas yang
dipakai untuk perhiasan;
3. Hasil Bumi
Ditanam. Menurut Syeikh Mahfuzh Termas, pendapat
yang lebih kuat adalah yang tidak mewajibkan ini. (lihat:
Mauhibah Dzi al-Fadhl); b. Berupa biji-bijian yang
menjadi makanan pokok dan bisa disimpan dalam
waktu yang lama; c. Tidak mempunyai hutang, menurut
Hanabilah; d. Satu nishab (dalam hal ini mazhab Hanafi
tidak mensyaratkan nishab).
4. Buah-buahan
Harta kepemilikan penuh (al-milk al-taam); b.
Mencapai satu nishab. Kewajiban ini tidak berlaku
dalam Mazhab Hanafiyah. Hal ini memiliki konsekwensi
bahwa setiap buah-buahan harus dikeluarkan zakatnya.
5. Hasil Perdagangan (Tijarah)
Harta tersebut harus diniati untuk diperdagangkan.
Mazhab Malikiyyah memasukkan kategori tersebut
termasuk niat memperdagangkan saat membeli barang,
walau pun disertai niat untuk digunakan sendiri atau
disewakan; Barang yang diperdagangkan harus
diperoleh dari proses jual beli atau imbalan dari akad
persewaan; c. Harta kepemilikan penuh (al-milk al-
taam); d. Satu nishab (kurs semua sebanyak harta
nishabnya emas, termasuk harta yang ada di orang
lain); e. Harta diperdagangkan satu tahun penuh
menurut kalender hijriyah. Madzhab Malikiyah
memberikan catatan bahwa harta dagangan yang
bersifat investasi seperti membeli tanah dengan niat
dijual ketika harga tinggi, maka zakatnya wajib
dikeluarkan ketika sudah laku.
C. Syarat-syarat orang yang wajib berzakat
Pertama, muslim, maka zakat tidak wajib bagi orang
kafir sejak lahir. Akan tetapi, orang murtad, status hartanya
ditangguhkan hingga ia kembali ke Islam. Jika sampai
meninggal dunia tidak kembali ke Islam, maka status
hartanya adalah harta fai’ (harta yang diperoleh
pemerintah muslim dari orang kafir bukan melalui
peperangan) dan jelaslah bahwa sebenarnya
kepemilikannya telah hilang sejak ia murtad. Jika kembali
ke Islam, maka dia dituntut untuk mengeluarkan (melunasi
utang) zakat selama masa murtadnya.
Kedua, merdeka. Zakat tidak wajib bagi budak. Adapun
budak muba’ad (sebagian dirinya berstatus merdeka dan
sebagian yang lain berstatus budak), maka wajib
mengeluarkan zakat dari harta yang ia miliki dengan status
merdeka yang terdapat pada dirinya.
Ketiga, kepemilikan harta berstatus tertentu. Tidak
wajib mengeluarkan zakat dari harta yang diwakafkan
kepada publik (jihah ammah) seperti diwakafkan pada para
fakir miskin. Sedangkan harta yang diwakafkan kepada
orang tertentu seperti pohon kurma yang diwakafkan
kepada Zaid, maka hasilnya harus dizakati jika mencapai
satu nishab.
Keempat, kepemilikannya sempurna. Maksudnya
dimiliki dengan sempurna. Maka zakat tidak wajib bagi
budak mukattab (budak yang mencicil kepada majikannya
agar bebas dari status budak) karena status
kepemilikannya lemah. Kelima, sang pemilik wujud secara
yakin. Artinya, zakat tidak wajib dikeluarkan dari harta
yang diwakafkan kepada janin yang masih berada dalam
kandungan karena tidak diyakini wujudnya/hidupnya.
Itulah lima kriteria yang menyebabkan seseorang wajib
membayar zakat. Sedangkan baligh dan berakal bukanlah
termasuk dari syarat wajib zakat. Dengan demikian, harta
anak kecil atau orang gila yang sudah mencapai nishab
wajib dizakati. Adapun yang mengeluarkan zakat dari harta
keduanya adalah walinya
D. Hukum zakat dalam konteks ekonomi modern
1. Zakat Profesi
2. Perusahaan
3. urat-surat Berharga
4. Perdagangan Kurensi
5. Investasi Properti
E. Golongan dan syarat mustahiq zakat
1. Fakir Miskin
2. Amil Zakat
3. Mua’llaf
4. Mukatab
5. Garim
6. Sabililah
7. Ibnu Sabil

Materi yang sulit dipahami adalah masalah hukum zakat dalam


Daftar materi pada KB 2 ekonomi moderen yang berkaitan dengan zakat profesi, zakat
2
yang sulit dipahami perusahaan,urat-surat Berharga, Perdagangan Kurensi,
Investasi Properti

Daftar materi yang sering Materi yang sering mangalami miskonsepsi dalam
3 mengalami miskonsepsi pembelajaran materi zakat adalah tentang zakat 1.
dalam pembelajaran Perdagangan Kurensi, Investasi Properti

Anda mungkin juga menyukai