Anda di halaman 1dari 5

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

A. Nama mahasiswa : Diki Nanda Putra, M.Pd.I


B. Judul Modul : Jinayah dan Jihad
C. Kegiatan Belajar : KB 2 (Qishash)

D. Refleksi : Setelah membaca dan mempelajari materi Jinayah dan Jihad


pada Kegiatan Belajar 2 yang membahas tentang Qishash, wawasan dan
pemahaman saya tentang pengertian dan dasar hukum Qishash, syarat-
syarat Qishash, macam-macam Qishash dan sanksinya, proses
pembuktian jarimah pelukaan, hikmah hukum dan kontekstualisasi nilai-
nilai moderasi beragama dalam materi Qishash. Dari uraian materi
tersebut, menurut saya bahwa qishash bukanlah sesuatu yang
merepresentasikan kekejaman, tapi qishash adalah hukum yang tujuannya
adalah untuk menciptakan kehidupan masyarakat yang aman jiwanya,
aman tubuhnya. Jika tidaak ada sanksi yang tegas, tentu para pelaku
kejahatan yang mengancam nyawa dan semena-mena melakukan
kekerasan kepada yang lemah akan semakin meningkat.

NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN


1 Konsep (Beberapa istilah Peta Konsep Qishash
dan definisi) di KB

1. Pengertian dan Dasar Hukum Qishash.


Qishash ialah hukuman balasan yang seimbang bagi
pelakupembunuhan maupun perusakan atau penghilangan fungsi
anggota tubuh orang lain yang dilakukan dengan sengaja. Dasar
hukum dan hukuman mengenai qishash ini, baik qishash
pembunuhan maupun qishash anggota badan, dijelaskan dalam
QS al-Maidah/5: 45:
ِ ‫س َو ۡٱل َع ۡينَ بِ ۡٱل َع ۡي ِن َوٱَأۡلنفَ بِٱَأۡل‬
‫ٱُأۡل ُذ ِن‬99ِ‫نف َوٱُأۡل ُذنَ ب‬ ِ ‫س بِٱلنَّ ۡف‬
َ ‫َو َكت َۡبنَا َعلَ ۡي ِهمۡ فِيهَٓا َأ َّن ٱلنَّ ۡف‬
َّ َّ
‫ٓا‬99‫ة ل ۚۥهُ َو َمن لمۡ يَ ۡح ُكم بِ َم‬ٞ ‫ار‬َّ
َ ‫ َو َكف‬9ُ‫ق بِِۦه فَه‬ َ ‫اص فَ َمن ت‬
َ ‫ َّد‬9‫َص‬ ۚ ٞ ‫ص‬ َ ِ‫َوٱلس َِّّن بِٱل ِّسنِّ ٓ َو ۡٱل ُجرُو َح ق‬
ٰ
. َ‫ك هُ ُم ٱلظَّلِ ُمون‬ َ ‫نزَل ٱهَّلل ُ فَُأوْ ٰلَِئ‬
َ ‫َأ‬
Artinya : Dan Kami telah tetapkan terhadap mereka di
dalamnya (al-Taurat) bahwasannya jiwa (dibalas) dengan
jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung telinga
dengan telinga, gigi dengan gigi dan luka-lukapun ada
qishashnya. Barang siapa melepaskan (hak kisasnya) akan
melepaskan hak itu (menjadi) penebus dosa baginya. Barang
siapa yang tidak memutuskan perkara menurut apa yang
diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang- orang
yang zalim.

2. Syarat-Syarat Qishash.
Hukuman kisas wajib dilaksanakan apabila terpenuhi syarat-
syarat sebagaimana berikut:
a. Orang yang terbunuh terpelihara darahnya (orang yang benar-
benar baik). Seperti sabda Rosulullah S.A.W.
‫ال يقتل مسلم بكافر‬
Artinya : Tidak dibunuh seorang muslim yang membunuh
orang kafir. (HR. Bukhari).
Orang kafir yang dimaksud adalah kafir Harbi, yaitu orang
kafir yang melakukan kekejaman dan penyerangan kepada
umat islam.
b. Pembunuh sudah baligh dan berakal.
‫ قَاَل ُرفي ع ْالقلَم ع ن ثَالَ ث‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫ب‬ ِ ‫ع ن عائي شةَ ع ين النَّييه‬
‫ي ستَييق ظ َ َوع ين‬ َّ ‫ع ين النَّائييم ح‬
َ ‫َّت‬
َّ ‫َّت يتَليَم َوع ين ْالم جنُوين ح‬
‫َّت يَعيق‬ َّ ‫ب ح‬
ِ ‫ال صييه‬
Artinya : Dari Aisyah ra. bahwa Nabi saw. bersabda,
Terangkat hukum (tidak kena hukum) dari tiga orang yaitu;
orang tidur hingga ia bangun, anak-anak hingga ia
dewaasa, dan orang gila hingga ia sembuh dari gilanya.
(HR. Ahmad dan Abu Dawud)
c. Pembunuh bukan bapak korban.
Jika seorang bapak (orang tua) membunuh anaknya
maka ia tidak diqishash. Rasulullah saw. bersabda:
‫ يَق ُول الَ يُقتَ ُل‬-‫ُسول ا للّي صلى هللا عليه وسلم‬
َ ‫عن ُع َمر بْ ين ا ْلطَّا يب ي َسع ت ر‬
‫ول يدهي‬َ َ‫ وايلد بي‬.
Artinya : Tidak dibunuh (diqishash) seorang bapak (orang
tua) yang membunuh anaknya (HR. Ahmad dan al-Tirmidzi).
d. Qishash dilakukan dalam hal yang sama, jiwa dengan jiwa,
mata dengan mata, dan lain sebagainya sesuai firman Allah
swt. dalam QS al- Maidah/5: 45.
Qishash tersebut bisa digugurkan gugur apabila ada empat
perkara, yaitu:
1) Pelaku meninggal dunia, karena ini berarti objeknya
hilang.
2) Pemaafan dari wali korban.
3) Sulhu (kompromi atau kesepakatan damai dengan suatu
imbalan),
4) Terwarisinya hak qishash, yakni orang yang akan di
qishash mewarisi hak untuk mengqishash sehingga
yang akan mengqishash dan yang akan diqishash
orangnya sama

3. Macam-Macam Qishash dan Sanksinya.


Qishash dibedakan menjadi dua yaitu: qishash pembunuhan
atau qishash jiwa yaitu qishash yang dikenakan kepada
pembunuh sengaja yang telah memenuhi syarat-syarat
sebagaimana disebutkan di atas. Kemudian qishash anggota
badan yaitu qishash yang dikenakan kepada pelaku tindak pidana
melukai, merusak, atau menghilangkan fungsi anggota badan.
Jarimah pelukaan badan terbagi kepada 2 macam, yaitu:
a. Pelukaan Sengaja.
Bentuk bentuk pelukaan sengaja adalah:
1. Penghilangan anggota badan (al-’athraf), yang meliputi :
tangan, kaki, jari-jari, hidung, mata, telinga, bibir, gigi,
rambut, alis, dan semacamnya. Sanksi atas penghilangan
al-’athraf adalah Qishash sebagai sanksi pokok dan diyat
serta ta’zir sebagai sanksi penggant. Jenis diyatnya adalah
diyat penuh (kamilah), yaitu 100 ekor unta.
2. Penghilangan fungsi anggota badan, yaitu akal,
pendengaran, penglihatan, penciuman, pembicaraan, suara,
rasa (zauq), perubahan warna kulit, jima’, berdiri, dan
duduk. meskipun anggota badan itu masih ada seperti
hilangnya fungsi penglihatan, pendengaran, penciuman, dan
sebagainya adalah qishash bila memungkinkan. Bila kisas
tidak dapat dikenakan, ia diwajibkan membayar diat atau
irsy.
3. Melukai badan selain kepala, yaitu :
a. Ja’ifah, pelukaan yang sampai ke organ dalam pada
bagian dada, perut,punggung, dubur, tenggorokan dan
lainnya. Sanksinya yaitu Diyat.
b. Gair ja’ifah, pelukaan yang tidak sampai ke bagian
dalam seperti pada tangan, lutut, kaki. Sanksi pada
pelukaan gair ja’ifah Bila tidak dapat dikisas, sanksinya
diganti dengan sanksi irsy (ganti rugi).
4. Melukai kepala dan muka (al-syajjaj), sanksinya adalah
qishash yaitu untuk luka dalam yang merobek daging
hingga kelihatan sampai tulang (mudihah). Sedangkan luka
ringan dikenakan irsy.
b. Pelukaan Karena Kesalahan
Pelukaan karena kesalahan adalah perbuatan apa saja yang
sengaja dilakukan oleh seseorang tanpa bermaksud melawan
hukum atau melukai orang lain, Sanksi terhadap pelaku jarimah
pelukaan karena kesalahan adalah diyat atau irsy (ganti rugi).

4. Proses Pembuktian Jarimah Pelukaan.


a. Menurut jumhur fukaha, pembuktian jarimah pelukaan adalah
pengakuan, persaksian, dan sumpah.
b. Menurut Ibnu Qayyim (Hanabilah) pembuktian jarimah
pelukaan adalah pengakuan, persaksian, sumpah, dan karinah
atau indikasi.

5. Menganalisis Hikmah Hukum Qishash.


Hikmah dari hukum qishash yaitu sebagai berikut :
a. Penegakan keadilan.
Karena dalam hukum Qisash, tidak ada pembiaran terhadap
suatu perbuatan menyakiti orang lain sehingga tidak berlaku
hukum rimba, siapa kuat menang. Dengan adanya hukum ini,
maka kaum kecil dan lemahpun bisa terlindungi.
b. Terpeliharanya keamanan.
Dengan adanya sanksi tegas bagi pelaku kekerasan akan
membuat orang berfikir dua kali sebelum melakukan kekerasan
dikarenakan ada konsekuensi setelah itu.
c. Mencegah dendam dan permusuhan.
Dengan adanya hukum qishash, maka tentu memutus rantai
dendam antara keluarga korban dan pelaku. Jika tidak ada
hukum yang jelas, tentu setiap orang akan main hakim sendiri
dan terus menerus akan jadi dendam.

6. Kontekstualisasi Nilai-Nilai Moderasi Beragama Dalam Materi


Qishash.
Nilai- nilai moderasi beragam yang terdapat dalam kandungan
hukum qishash adalah :
a. Tawassut, berada di tengah-tengah kecenderungan dua syariat
agama samawi: Nasrani dengan ajaran kasih dan Yahudi
denga ajarannya yang tegas.
b. I’tidal, menjaga ketidakberpihakan kepada salah satu di antara
dua orang yang bersengketa sehingga hak-hak keduanya dapat
diberikan. Misalnya: keberadaan pengadilan sebelum
menjatuhkan sanksi qishash juga dilakukan mediasi,
penawaran sekiranya pelaku pembunuhan atau penganiayaan
dapat dimaafkan oleh wali kisas melalui musyawarah.
c. Syura, yaitu nilai musyawarah sebagai bentuk sikap moderasi
beragama.

Penggunaan kata-kata “kisas” misalnya, tentu lebih tepatnya adalah


Daftar materi pada KB Qisash agar tidak lari dari makna etimologinya. Kemudan kata
2
yang sulit dipahami “Pelukaan”. Agak sedikit aneh terdengar dan perlu diperbaharui,
misalnya diganti dengan “Kekerasan fisik atau Penyiksaan”.

Pada materi ini tentang qishash bagi pelaku kekerasan sebenarnya


pada penerapannya menurut ulama moderat lebih pas dalam bentuk
diyat atau denda, karena unsur keadilannya tentu sulit dalam
Daftar materi yang sering
menetukan takarannya, misal ukuran tangan yang terpotong, tentu
3 mengalami miskonsepsi
untuk qishash harus benar-benar diukur, jika 1 milimeter saja lebih,
dalam pembelajaran
tentu itu tidak adil. Oleh karena itu penyusunan materi hendaknya
lebih banyak mempertimbangkan hukum yang berlaku, agar hukum
islam tidak dianggap kuno karena kekakuan dalam menafsirkan.

Anda mungkin juga menyukai