Anda di halaman 1dari 5

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

A. Nama mahasiswa : Diki Nanda Putra, M.Pd.I


B. Judul Modul : Jinayah dan Jihad
C. Kegiatan Belajar : KB 1 (Pidana Pembunuhan)

D. Refleksi : Setelah membaca dan mempelajari materi Jinayah dan Jihad


pada Kegiatan Belajar 1 yang membahas tentang pidana pembunuhan,
wawasan dan pemahaman saya tentang pengertian pembunuhan dasar
hukum larangannya, macam-macam pembunuhan, hukuman bagi pelaku
pembunuhan, hikmah larangan pembunuhan dan kontekstualisasi nilai-
nilai moderasi beragama dalam materi pembunuhan.Berdasarkan
penjelasan materi-materi tersebut, menurut kesimpulan saya bahwa dalam
Jinayah pembunuhan walaupun sama-sama menghilangkan nyawa, tetapi
sanksinya tidaklah sama. Jika pembunuhan itu atas dasar hak dan
dibenarkan, maka tidak diberikan sanksi. Akan tetapi jika pembunuhan
tersebut dilakukan tanpa hak, maka diberi sanksi yang disesuaikan dengan
motif dan alasan terjadinya pembunuhan.

NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN

Peta Konsep Pidana Pembunuhan

Menghilangkan Nyawa 1. Q.S. Al-Isra :33


Seseorang 2. H.R. Muslim

Pengertian Dasar
Qishash
Hukum
Diyat
Memelihara Hikmah Mughalzah dan
Larangan Jinayah Sanksi kafarat
Jiwa
Konsep (Beberapa Pembunuhan
Diyat Mukhaffafah
1 istilah dan definisi) dan Kafarat
di KB
Konteks
Macam-Macam
Moderasi

Dengan Tanpa Hak


Hak
menolak dan
anti kekerasan Sengaja
Algojo
Eksekutor Seperti Sengaja
Terpidana Mati
Tidak Sengaja
1. Pengertian Pidana Pembunuhan Dan Dasar Hukum Larangan
Membunuh.
Pembunuhan etimologi yaitu menghilangkan nyawa seseorang.
Sedangkan secara terminologi pembunuhan adalah pebuatan
manusia yang berakibat hilangnya nyawa manusia, baik sengaja
maupun tidak sengaja, baik dengan alat yang mematikan maupun
dengan alat yang tidak mematikan .
Dasar hukum larangan membunuh terkandung dalam Al-Qur’an
surat Al-Isra’ ayat 33 yang berbunyi :
َ َٰ ‫وما فَقَ ۡد َجعَ ۡلنَا ل َِولِيِِۦه سُ ۡل‬
‫ط ٗنا فَ ََل يُسۡ ِرف‬ ٗ ُ‫ق َو َمن قُتِ َل َم ۡظل‬
ِ ِّۗ ‫ٱَّللُ إِ ََّل بِ ۡٱل َح‬ َ ‫َو ََل ت َۡقتُلُواْ ٱلنَّ ۡف‬
َّ ‫س ٱلَّتِي َح َّر َم‬
‫ورا‬ ٗ ‫ص‬ُ ‫فِي ۡٱلقَ ۡت ِۖ ِل ِإنَّهُۥ َكانَ َمن‬
Artinya : Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan
Allah (membunuhnya) melainkan dengan suatu alasan
yang benar.
Kemudian pada Hiadits Riwayat Muslim, Rosulullah S.A.W
bersabda :

‫قال ر سول هلَل صلى هلَل عليه و سلم القاتل واملقتول يف املنار‬

Artinya : Pembunuh dan yang terbunuh masuk neraka. (HR. Muslim)

2. Macam-Macam Pidana Pembunuhan.


Di dalam Syari’ah dan Fiqih Islam secara umum atau
berdasarkan hak, pembunuhan ada dua macam, yaitu: pembunuhan
dengan hak yang tidak termasuk tindak pidana yaitu perbuatan
menghilangkan nyawa dengan alasan yang dibenarkan oleh
syari’ah, seperti eksekutor terpidana mati dan pembunuhan yang
terjadi di medan perang. Kemudian pembunuhan dengan tidak
hak/bathil yang termasuk dalam tindak pidana, yaitu perbuatan
menghilangkan nyawa seseorang tanpa alasan yang dibenarkan oleh
syarak yang diancam dengan sanksi Qishas atau membayar Diyat.
Menurut Jumhur Fukaha (Mazhab Hanafiyah, Syafi’iyah, dan
Hanabilah) membagi kepada tiga macam, yaitu:
a. Pembunuhan Sengaja (Qatl al-‘Amd) ialah pembunuhan yang
telah diniatkan dan direncanakan dengan menggunakan alat
yang mematikan, baik yang melukai maupun memberatkan.
b. Pembunuhan Seperti Sengaja (Qatl Syibhu al-‘Amd), ialah adalah
pembunuhan yang dilakukan seseorang tanpa niat membunuh
dan menggunakan alat yang biasanya tidak mematikan, namun
menyebabkan hilangnya nyawa seseorang.
c. Pembunuhan Tidak Sengaja (Qatl al-Khata’), ialah pembunuhan
yang terjadi karena salah satu dari tiga kemungkinan. Pertama,
perbuatan tanpa maksud melakukan kejahatan, tetapi
mengakibatkan kematian seseorang. Kedua, salah sasran atau
pelaku tidak mengetahui bahwa korban yang dia bunuh tidak
bersalah atau tidak berhak untuk dibunuh. Ketiga, pembunuhan
yang terjadi akibat kelalaian pelakunya.

3. Hukuman Pelaku Pembunuhan.


Dalam menentukan jenis hukuman bagi pelaku pembunuhan,
hukuman di dunia diserahkan kepada ahli waris korban, apakah
pembunuh akan diqisash atau dimaafkan. Jika pembunuh dimaafkan,
maka dia wajib membayar diyat kepada ahli waris korban. Adapun
ketentuan hukuman bagi pelaku pembunuhan adalah sebagai berikut :
a. Pembunuhan Sengaja (Qatl al-‘Amd)
Hukuman bagi pelaku pembunuhan sengaja adalah Qisash yaitu
dihukum mati yang dipuskan melalui sidang di pengadilan. Akan
tetapi jika keluarga korban memaafkan pelaku, maka
hukumannya adalah membayar diyat mughalladzah (denda
berat) yang dibayarkan oleh pelaku pembunuhan secara tunai
kepada pihak keluarga korban. Kemudian, pelaku pembunuhan
juga harus menunaikan kafarah.
b. Pembunuhan Seperti Sengaja (Qatl Syibhu al-‘Amd)
Pelaku pembunuhan seperti sengaja tidak dikisas melainkan
dihukum dengan membayar diyat mughaladzah (denda berat)
yang diambilkan dari harta harta pelaku atau harta keluarga
pelaku lalu dapat dibayarkan secara bertahap selama tiga tahun
kepada keluarga korban. Sepertiga bagian pertahunnya. Selain
itu pelaku juga harus melaksanakan kaffarah sesuai dengan sabda
Rasulullah S.A.W yang artinya : Barang siapa membunuh dengan
sengaja, ia diserahkan kepada keluarga terbunuh. Jika mereka
(keluarga terbunuh) menghendaki, mereka dapat mengambil
Qisash. Dan jika mereka menghendaki (tidak mengambil
Qisash), mereka dapat mengambil diyat berupa 30 ekor hiqqah,
30 ekor jazd’ah, dan 40 ekor khilfah. (HR. Ahmad).
c. Pembunuhan Tersalah atau Tidak Sengaja (Qatl al-Khata’)
Hukuman bagi pembunuhan tersalah adalah membayar diyat
mukhaffafah(denda ringan) yang diambilkan dari harta keluarga
pembunuh dan dapat dibayarkan secara bertahap selama tiga
tahun kepada keluarga korban, setiap tahunnya sepertiga.
Sesuai dengan sabda Rasulullah S.A.W yang artinya: Diyat
khata’ itu terdiri dari 20 ekor unta berumur empat tahun, 20
ekor unta berumur limat tahun, 20 ekor unta betina berumur 1
tahun, 20 ekor unta betina berumur dua tahun, dan 20 ekor unta
jantan berumur dua tahun. (HR. Abu Dawud)
Selain harus membayar diyat, pelaku juga harus
melaksanakan kafarat, sesuai dengan firman Allah swt. dalam
QS al-Nisa’/4: 92:
‫ير َرقَبَ ٖة ُّم ۡؤ ِمن َٖة‬ُ ‫طٔ ٗٔا فَت َحۡ ِر‬ َ ‫طٔ ٗٔ ۚا َو َمن قَت َ َل ُم ۡؤمِ نًا َخ‬ َ ‫َو َما َكانَ ِل ُم ۡؤمِ ٍن أَن يَ ۡقت ُ َل ُم ۡؤ ِمنًا ِإ ََّل َخ‬
ۚ َّ ‫َل أَن َي‬
‫ير َرقَ َب ٖة‬ ُ ‫ِن فَت َحۡ ِر‬ٞ ‫عد ُٖو لَّكُ ۡم َوه َُو ُم ۡؤم‬ َ ‫صدَّقُواْ فَإِن َكانَ مِن قَ ۡو ٍم‬ ٰٓ َّ ‫سلَّ َمةٌ ِإلَ َٰ ٰٓى أ َ ۡه ِل ِ ٰٓۦه ِإ‬
َ ‫ة ُّم‬ٞ ‫َو ِد َي‬
ِۖ
‫ير َرقَبَ ٖة ُّم ۡؤ ِمن َٖة فَ َمن‬ َ ٌ َّ
ُ ‫سل َمة إِلَ َٰ ٰٓى أ ۡه ِلِۦه َوت َۡح ِر‬ ٞ َٰ
َ ‫ق فَ ِديَة ُّم‬ٞ َ ‫ُّم ۡؤمِ ن ٖ َِۖة َوإِن َكانَ مِ ن قَ ۡو ِِۢم بَ ۡينَكُ ۡم َوبَ ۡينَ ُهم مِيث‬
٩٢ ‫ِيما‬
ٗ ‫علِي ًما َحك‬
َ ُ‫ٱَّلل‬ ِ ِّۗ َّ َ‫صيَا ُم شَهۡ َر ۡي ِن ُمتَت َا ِب َع ۡي ِن ت َۡوبَ ٗة ِمن‬
َّ َ‫ٱَّلل َو َكان‬ ِ ‫لَّ ۡم يَ ِج ۡد َف‬
Artinya : Dan barang siapa membunuh seorang mu’min karena
tersalah (hendaklah) ia harus memerdekakan seorang hamba
sahaya yang beriman serta membayar diyat yang diserahkan
kepada keluarganya (yang terbunuh).
(QS al-Nisa’/4: 92)
4. Hikmah Larangan Pembunuhan.
Hikmah diterapkannya hukuman bagi pelaku pembunuhan yaitu
untuk memelihara kehormatan dan keselamatan jiwa manusia. Pelaku
tindak pidana pembunuhan diancam dengan hukuman yang sangat
berat, dihukum mati atau membayar diyat yang sangat mahal dan
kafarat yang berat. Kemudian bagi orang lain yang menyaksikan
hukuman berat tersebut dapat berfikir dan menahan diri agar tidak
melakukan tindak pidana pembunuhan.

5. Kontekstualisasi Nilai-Nilai Moderasi Beragama Dalam Materi


Pembunuhan.
Larangan membunuh merupakan bentuk perlindungan syariat
terhadap setiap jiwa manusia, baik muslim ataupun orang kafir,
kecuali terhadap jiwa yang dibolehkan dalam keadaan tertentu.
Nilai-nilai moderasi beragama yang terkandung dalam hukum
larangan membunuh yaitu berupa menolak dan anti terhadap
kekerasan sehingga tercipta kehidupan yang damai dan harmonis.
Jaminan keamanan hak masing-masing individu akan
memunculkan sikap saling menghargai antarsesama. Dengan
demikian unsur SARA yang paling sering menjadi penyebab
timbulnya konflik di negara kita akan dapat kita atasi. Mayoritas
tidak menindas minoritas dan mendiskriminasi serta membatasi
hak-hak mereka.

Daftar materi pada Materi yang sulit difahami adalah pada materi jenis pembunuhan dengan
2 KB yang sulit hak yang tidak memuat dalil dan penjelasan lengkap tentang hak apa saja
dipahami yang membuat seseorang diperbolehkan membunuh.
Daftar materi yang Penjelasan materi yang kurang dihubungkan dengan hukum pidana yang
sering mengalami berlaku di Indonesia.Sehingga peserta didik melihat terjadi perbedaan
3
miskonsepsi dalam hukum antara hukum pidana berdasrkan Jarimah Islam dengan hukum
pembelajaran pidana berdasarkan KUHP di negara kita.

Anda mungkin juga menyukai