Anda di halaman 1dari 2

TEMPLATE UNTUK PROBLEM BASED LEARNING

Nama Mahasiswa : MUHADIR

Kelompok Mapel : Fikih rombel 06

Judul Modul : Jinayah dan jihad

Judul Masalah : Penerapan Jihad di masa damai

No Komponen Deskripsi

1. Identifikasi Masalah (berbasis 1. Menetapkan hukum bagi orang tua yang


masalah yang ditemukan di lapangan) meninggal dalam pekerjaan menafkahi keluarga
2. Menetapkan hukum terkait pembunuhan di Negara
Islam dengan menjadikan orang asing sebagai
target pembunuhan
3. Hukum berjihad bagi tentara bayaran

2. Penyebab Masalah 1. Seorang Ayah meninggal waktu dalam


(dianalisis apa yang menjadi akar pekerjaannya, . Apakah pekerjaannya termasuk
masalah yang menjadi pilihan jihad di jalan Allah? Ada yang mengatakan
masalah) beliau syahid, apa hukumnya?
2. Bagaimana hukum membunuh orang
non islam yang berada di negara
muslim
3. Menetapkan hukum terkait tetara
bayaran untuk membela dan
mempertahankan sebuah negara
3. Solusi 1. Abu Qilabah mengatakan, “Dimulai dengan
a. Dikaitkan dengan teori/dalil keluarga. Tidak ada orang yang lebih agung
yang relevan pahalanya dibandingkan orang yang
b. Sesuaikan dengan
langkah/prosedur yang sesuai menginfakkan keluarganya, dapat menjaga
dengan masalah yang akan mereka dan bermanfaat bagi mereka."
dipecahkan Olehnya itu maka ayah meninggal dunia
dalam amalan baik. Akan tetapi hal itu tidak
harus bermakna jihad secara khusus. Sebab
arti jihad secara khusus adalah berperang
melawan orang-orang musyrik di jalan
Allah. Sementara jihad bermakna umum,
yang mencakup semua ketaatan. Tidak ada
halangan dikatakan seperti itu dari sisi
umumnya. Akan tetapi hal itu juga tidak mati
syahid. Tidak semua orang yang mati dalam
amal saleh dia telah mati syahid
2. Peristiwa yang terjadi di Negara Islam
dengan menjadikan orang asing sebagai
target pembunuhan, bukan termasuk jihad,
bahkan ia termasuk kerusakan dan
pengrusakan, penghancuran dan
pengaburan. Hal itu menunjukkan
kebodohan dan kesesatan pelakunya.
Mereka orang asing yang dilindungi di
Negara islam. Mereka tidak masuk kecuali
dengan izin. Maka tidak dibolehkan
memusuhi, baik dengan memukul, mencuri
apalagi sampai membunuh. Maka darah dan
harta mereka terjaga. Orang yang
menyerangnya sangat berbahaya.
Sebagaimana yang diriwayatkan oleh
Bukhari, no. 3166 dari Abdullah bin Amr
radhiallahu anhuma dari Nabi sallallahu
alaihi wa sallam, beliau bersabda:

ُ‫ َﻭ ِﺇ ﱠﻥ ِﺭﻳ َﺤ َﻬﺎ ﺗُﻮ َﺟﺪ‬، ‫َﻣ ْﻦ َﻗﺘَ َﻞ ُﻣ َﻌﺎ َﻫﺪًﺍ َﻟ ْﻢ َﻳ ِﺮ ْﺡ َﺭﺍ ِﺋ َﺤ َﺔ ْﺍﻟ َﺠ ﱠﻨ ِﺔ‬
َ َ‫ِﻴﺮﺓِ ﺃَ ْﺭ َﺑﻌِﻴﻦ‬
‫ﻋﺎ ًﻣﺎ‬ َ ‫ﻣِ ْﻦ َﻣﺴ‬

“Siapa yang membunuh orang (kafir) yang


terikat perjanjian, maka dia tidak akan
mencium bau surga. Sesungguhnya bau
surga didapatkan sejauh perjalanan empat
puluh tahun.”

3. jihad adalah cara untuk mencapai tujuan


yang baik. Jihad tidak mengenal putus asa,
menyerah, kelesuan, tidak pula pamrih.
Tetapi jihad tidak dapat dilaksanakan
tanpa modal, karena itu jihad mesti
disesuaikan dengan modal yang dimiliki
dan tujuan yang ingin dicapai. Sebelum
tujuan tercapai dan selama masih ada
modal, selama itu pula jihad dituntut untuk
mengorbankan harta dan jiwanya. Karena
jihad harus dilakukan dengan modal, maka
mujahid tidak mengambil, tetapi memberi.
Bukan mujahid yang menanti imbalan
selain dari Allah, karena jihad
diperintahkan semata-mata demi Allah.
Apalagi jihad bertujuan untuk mengambil
harta rampasan perang. Jihad menjadi titik
tolak seluruh upaya; karenanya jihad
adalah puncak segala aktivitas. Jihad
bermula dari upaya mewujudkan jati diri
yang bermula dari kesadaran. Kesadaran
harus berdasarkan pengetahuan dan tidak
datang dengan paksaan. Karena itu mujahid
bersedia berkorban, dan tak mungkin
menerima paksaan, atau melakukan jihad
dengan terpaksa.

Anda mungkin juga menyukai