0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
85 tayangan8 halaman
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang konsep khiyar dalam jual beli menurut Islam, termasuk definisi, tujuan, dan jenis-jenis khiyar seperti khiyar majlis, khiyar aib, dan khiyar syarat.
2. Khiyar memberikan hak kepada pembeli dan penjual untuk memilih antara melanjutkan atau membatalkan transaksi jual beli.
3. Ada beberapa cara unt
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang konsep khiyar dalam jual beli menurut Islam, termasuk definisi, tujuan, dan jenis-jenis khiyar seperti khiyar majlis, khiyar aib, dan khiyar syarat.
2. Khiyar memberikan hak kepada pembeli dan penjual untuk memilih antara melanjutkan atau membatalkan transaksi jual beli.
3. Ada beberapa cara unt
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang konsep khiyar dalam jual beli menurut Islam, termasuk definisi, tujuan, dan jenis-jenis khiyar seperti khiyar majlis, khiyar aib, dan khiyar syarat.
2. Khiyar memberikan hak kepada pembeli dan penjual untuk memilih antara melanjutkan atau membatalkan transaksi jual beli.
3. Ada beberapa cara unt
A. Judul Modul : ...................................................................
B. Kegiatan Belajar : ................................................................... (KB 1/2/3/4)
C. Refleksi
NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN
Pengertian khiyar Khiyar, menurut bahasa artinya “memilih yang terbaik”. Sedangkan pengertian khiyar menurut istilah syara‟ adalah penjual dan pembeli boleh memilih antara meneruskan atau mengurungkan jual belinya. Dalam pengertian lain, khiyar adalah hak yang dimiliki oleh orang yang melakukan transaksi untuk meneruskan atau membatalkannya sesuai kondisi orang yang bertransaksi masing-masing. Dalam bisnis, khiyar merupakan hal yang perlu dipertimbangkan dan juga dipahami, baik oleh penjual maupun pembeli. Khiyar dalam konteks jual beli bisa memiliki beberapa maksud. Hal ini di antaranya adalah hak memilih yang diberikan kepada dua belah pihak (penjual dan pembeli). Penjual dan pembeli memiliki hak yang sama untuk melangsungkan jual beli serta mengikuti syarat-syarat jual beli. Konsep (Beberapa istilah 1 Dari pengertian khiyar di atas dapat kita simpulkan bahwa dan definisi) di KB khiyar dalam jual beli adalah hak yang sama diberikan kepada pembeli (Ba’i) maupun penjual (Mustari) untuk memilih, menyetujui, menetapkan, menentukan pilihan mereka sebelum akad jual beli menjadi lazim. Hak khiyar seharusnya menjadi aturan baku dalam setiap transaksi jual beli, apalagi model dan bentuk-bentuk jual beli masa sekarang yang kebanyakan melakukan transaksi jula beli model online. Betapa banyak platform jual beli online namun terkadang tidak mengacu kepada prinsip=prinsip jual beli sesuai dengan syariat Islam sesuai yang diajarkan oleh Nabi. Jika perinsip khiyar ini benar-benar dijadikan sebagai sebuah prinsip dalam jual beli maka tidak ada yang kita dengar betapa banyak pelanggan jual beli online yang merasa dirugikan membeli sebab tidak sesuai dengan barang yang mereka beli. Hikmah adanya khiyar Tujuan adanya khiyar adalah agar kedua belah pihak (penjual ataupun pembeli) tidak akan mengalami kerugian atau penyesalan setelah transaksi yang diakibatkan dari sebab-sebab tertentu dari proses jual beli yang dilakukan. Atau hal yang terkait mengenai barang ataupun harga. Setiap aturan Islam pasti ada hikmah dan orientasi pemecahan masalah yang dapat diselesaikan. Begitu pula dengan adanya aturan khiyar dalam proses transaksi jual beli. Dengan adanya aturan khiyar, dapat diambil beberapa hikmah yang luas, di antaranya sebagai berikut: 1. Dengan adanya khiyar dapat dipertegas adanya akad yang terdapat dalam jual beli; 2. Membuat kenyamanan dan akan muncul kepuasan dari masing-masing belah pihak; 3. Dengan adanya khiyar, maka penipuan dalam transaksi akan juga terhindarkan, karena adanya kejelasan dan hak yang sudah jelas; 4. Masing-masing penjual dan pembeli dapat secara jujur dan transparan melakukan proses transaksi; 5. Menghindarkan adanya perselisihan dalam proses jual beli Macam-macam khiyar 1. Khiyar majlis Khiyar majlis sah menjadi milik si penjual dan si pembeli semenjak dilangsungkannya akad jual beli hingga mereka berpisah, selama mereka berdua tidak mengadakan kesepakatan untuk tidak ada khiyar, atau kesepakatan untuk menggugurkan hak khiyar setelah dilangsungkannya akad jual beli atau seorang di antara keduanya menggugurkan hak khiyarnya, sehingga hanya seorang yang memiliki hak khiyar. Khiyar majlis ini hanya berlaku bagi penjual dan pembeli bertemu secara tatap muka ketika berada di majlis akad. Baik di toko, pasar, Mall, atau di tempat umum yang mana tempat tersebut dijadikan sebagai tempat transaksi berlangsung. Proses negosiasi antara penjual dan pembeli sudah masuk tahap khiyar antara melanjutkan atau membatalkan jula beli. 2. Khiyar ‘Aib Jika seseorang membeli barang yang mengandung aib atau cacat dan ia tidak mengetahuinya hingga si penjual dan si pembeli berpisah, maka pihak pembeli berhak mengembalikan barang dagangan tersebut kepada si penjualnya. Yang menjadi titik tekannya dalam khiyar „aib adalah saat penjual dan pembeli berpisah dari majlis akad. Selama berpisah jika terjadi „aib baik pada barang yang dibeli atau pada alat tukar yang digunakan pembeli untuk menukar barang terjadi cacat, palsu, rusak maka pembeli dan atau penjual memiliki hak untuk mengembalikan barang tersebut sebagai tanda bahwa transaksi yang dilakukan tidak bisa dilanjutkan sebab terjadi kecacatan pada salah satu atau kedua barang. Prinsip Khiyar aib ini sangat relevan jika dijadikan sebagai aturan yang baku dalam jual beli online. Jika barang yang dibeli oleh si pembeli tidak sesuai dengan apa yang diinginkannya maka seharusnya pembeli dibolehkan untuk mengembalikan barang tersebut, namun pada praktiknya masih banyak platform jual beli online tidak menggunakan prinsip khiyar ini. Itu sebabnya banyak yang merasa dirugikan dalam jual beli online. Betapa banyak kasus-kasus dalam jual beli online berupa barang tidak sesuai dengan gambar yang ada di platform, terjadi kecacatan saat proses pengiriman, terjadi pembatalan transaksi secara sepihak, dan masih banyak lagi model-model kasus yang akan ditimbulkan dalam jual beli online. 3. Khiyar syarat Khiyar syarat yaitu kedua orang yang sedang melakukan jual beli mengadakan kesepakatan menentukan syarat, atau salah satu di antara keduanya menentukan hak khiyar sampai waktu tertentu, maka ini dibolehkan meskipun rentang waktu berlakunya hak khiyar tersebut cukup lama. Perbedaan antara khiyar „aib dengan khiyar syarat adalah khiyar „aib terjadi saat barang terjadi kecacatan setelah berpisah sedangkan khiyar syarat terjadi saat mereka penjual dan pembeli sudah berpisah namun dibatasi dengan waktu. Khiyar syarat terjadi jika si penjual dan pembeli menyetujui syarat yang diajukan oleh salah satu atau kedua belah pihak. Jika syarat itu muncul baik waktunya pendek maupun lama maka tetap hak khiyar masih ada bagi keduanya. Namun jika kasusnya salah satu pihak memberikan hak khiyar syarat kepada yang lain lalu terjadi jual beli, maka jadilah jual beli itu, dan jika mereka telah berpisah sesudah terjadi jual beli itu, sedang salah seorang di antara mereka tidak (meninggalkan) jual belinya, maka jual beli telah terjadi (juga).” Menggugurkan hak khiyar 1. Secara jelas (sarih) Penguguran sharih ialah penguguran oleh orang yang berkhiyar, seperti menyatakan,”Saya batalkan khiyar dan saya rida.”Dengan demikian, akad menjadi lazim (sahih). Sebaliknya, akad gugur dengan pernyataan,”Saya batalkan atau saya gugurkan akad.” Kedua belah pihak secara terang-terang membatalkan transaksi jual beli yang mereka lakukan dengan ungkapan “saya membatalkan jual beli” maka jual beli menjadi matal. 2. Secara dilalah Pengguguran dengan dilalah adalah adanya tasharuf (beraktivitas dengan barang tersebut) dari perilaku khiyar yang menunjukkan bahwa jual beli jadi dilakukan, seperti pembeli menghibahkan barang tersebut kepada orang lain, atau sebaliknya, pembeli mengembalikan kepemilikan kepada penjual Maksud dan tujuan kedua belah pihak untuk membatalkan transaksi jual beli tidak dengan bahasa yang lugas dan jelas, namun dengan ungkapan, perbuatan yang samar-samar. Ketika pembeli mengembalikan barang berarti ia memilih untuk membatalkan transaksi jual beli. 3. Darurah a. Waktu khiyar sudah habis Hal Khiyar menjadi gugur jika masa waktu yang ditentukan kedua belah pihak sudah berakhir. Maka hak khiyar sudah habis dan setatus transaksi menjadi lazim, secara otomatis akad mereka menjadi akad jual beli. Dalam khiyar ini mazhab syafi‟iyah berbeda pendapat dengan madzhab malikiyah. Syafi‟iyah brpendapat bahwa khiyar yang berakhir waktunya jual belinya menjadi lazim sedangkan madzhab malikiyah hukum jual belinya tidak menjadi lazim, hak khiyar masih berlangsung selama belum ada ketentuan dan ketetapan dari pihak yang meberikan syarat. Contoh kasus: Andi membeli mobil pada Budi, seharga Rp. 200.000.000,00-, kemudian si meberikan uang muka sebsar Rp.150.000.000,00-, . si andi masih memiliki angsuran mobil seharga Rp. 50.000.000,00-, . si budi memberikan mobil tersebut kepada Andi dengan syarat jika dalam jangka 1 minggu harga mobil belum lunas maka budi akan membatalkan jual beli tersebut. Khilafiyah dalam kasus: Pendapat syafi‟iyah bahwa jual beli menjadi lazim jika si Andi menyerahkan sisa uang tepat pada waktunya. Sedangkan pendapat malikiyah jual belinya tidak menjadi lazim selama Andi belum melaksanakan syarat yang diajukan Budi atau Budi belum memberikan kebebasan atas syarat yang ia berikan sekalipun waktunya sudah lewat. b. Meninggalnya salah satu atau kedua belah pihak Jika orang yang memberikan syarat meninggal dunia, maka khiyar menjadi gugur, baik yang meninggal itu sebagai pembeli maupun penjual, lalu akad pun menjadi lazim, sebab tidak mungkin membatalkannya. Namun, tetang kewarisan syarat para ulama berbeda pendapat, antara lain: 1) Menurut ulama Hanafiyah, khiyar syarat tidak dapat diwariskan, tetapi gugur dengan meninggalnya orang yang memberikan syarat; 2) Ulama Hanbaliyah berpendapat bahwa bahwa khiyar menjadi batal dengan meninggalnya orang yang memberikan syarat, kecuali jika ia mengamanatkan untuk membatalkannya. Dalam hal ini, khiyar menjadi kewajiban ahli waris; 3) Ulama syafi‟iyah dan Malikiyah berpendapat bahwa khiyar menjadi haknya ahli waris. Dengan demikian, tidak gugur dengan meninggalnya orang yang memberikan syarat c. Adanya Hal-hal yang Semakna dengan Mati, Khiyar gugur dengan adanya hal-hal yang serupa dengan mati, seperti gila, mabuk, dan lain-lain. d. Barang Rusak Ketika Masa Khiyar Tentang rusaknya barang ketika khiyar terdapat beberapa masalah, apakah rusaknya setelah diserahkan kepada pembeli atau masih dipegang penjual dan lainlain, sebagaimana akan dijelaskan di bawah ini: 1) Jika barang masih di tangan pembeli batallah jual beli dan khiyar pun gugur; 2) Jika barang sudah pada tangan pembeli, jual beli batal jika khiyar berasal dari penjual, tetapi pembeli harus menggantinya. 3) Jika barang suadah ada di tangan pembeli dan khiyar dari pembeli, jual- beli menjadi lazim dan khiyar pun gugur. e. e. Adanya Cacat pada Barang, Dalam masalah ini terdapat beberapa penjelasan. Jika khiyar berasal dari penjual dan cacat terjadi dengan sendirinya, khiyar gugur dan jual-beli batal. Akan tetapi, jika cacat karena perbuatan pembeli atau orang lain, tidak gugur dan pembeli berhak khiyar dan bertanggung jawab atas kerusakannya. Begitu juga dengan orang lain. Jika khiyar berasal dari pembeli dan ada cacat, khiyar gugur, tetapi jual beli tidak gugur, sebab barang menjadi tanggung jawab pembeli.
Khiyar dalam Jual Beli Online
Pengertian Jual Beli Online (Oline Shop) dan Hukumnya Pengertian online shop adalah suatu proses pembelian barang atau jasa dari mereka yang menjual melalui internet. Istilah lain untuk bisnis onlinem adalah ecommerce. Tetapi yang pasti, setiap kali orang berbicara tentang e- commerce, mereka memahaminya sebagai bisnis yang berhubungan dengan internet. Dari definisi di atas, bisa diketahui karakteristik bisnis online, yaitu: a. Terjadinya transaksi antara dua belah pihak; b. Adanya pertukaran barang, jasa, atau informasi; c. Internet merupakan media utama dalam proses atau mekanisme akad tersebut. Jadi, intinya yang membedakan antara bisnis online dan bisnis offline yaitu proses transaksi (akad) dan media utama dalam proses tersebut. Bentuk baru kegiatan jual beli ini tentu mempunyai banyak nilai positif, di antaranya kemudahan dalam melakukan transaksi (karena penjual dan pembeli tidak perlu repot bertemu untuk melakukan transaksi). Hukum Jual Beli Online Menurut Ualam Fiqih Imam Syafi‟i dalam kitabnya Al-Risalah mengatakan bahwa semua persoalan yang terjadi dalam kehidupan seorang muslim itu tentu ada hukum jelas dan mengikat atau sekurang-kurangnya ketentuan hukum harus dicari dengan cara ijtihad. Secara konvensional jual beli dalam Islam diatur dalam fikih muamalah yang mensyaratkan adanya empat hal, yaitu: sighat al-‟aqd (ijab qabul), mahallul „aqd (obyek perjanjian /barang), al‟aqidaian (para pihak yang melaksanakan isi perjanjian) dan maudhu‟ ul‟aqd (tujuan perjanjian).
Hak Khiyar dalam Jual Beli Online (Online Shop)
Perkembangan teknologi saat ini bisa memudahkan transaksi melalui jarak jauh, dimana manusia bisa dapat berinteraksi secara singkat walaupun tanp face to face, akan tetapi di dalam bisnis adalah yang terpenting memberikan informasi dan mencari keuntungan. Oleh sebab itu, jual beli online dalam Islam diperbolehkan dengan syarat harus diterangkan sifat-sifatnya dan ciri- cirinya. Kemudian jika barang sesuai dengan keterangan penjual, maka sahlah jual belinya. Tetapi, jika tidak sesuai maka pembeli mempunyai hak khiyar, artinya boleh meneruskan atau membatalkan jual belinya. Dalam UU RI No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen Pasal 7 huruf E yang berbunyi “memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji, dan/atau mencoba barang dan/atau jasa tertentu serta memberi jaminan dan/atau garansi atas barang yang dibuat dan/atau yang diperdagangkan”. UU tersebut kiranya penting karena pada umumnya konsumen sering berada pada posisi yang dirugikan dalam transaksi jual beli online, seperti barang yang tidak sesuai dengan pemesanan, penipuan, dan sebagainya. Dalam hukum jual beli online, perlu ada ketentuan khiyar agar hak-hak konsumen bisa terlindungi. Yang paling penting adalah kejujuran, keadilan, dan kejelasan dengan memberikan data secara lengkap dan tidak ada niat untuk menipu atau merugikan orang lain sebagaimana firman Allah dalam QS alBaqarah2/: 275 dan 282 harus ada dalam transaksi jual beli online. Seharusnya Prinsip khiyar dalam transaksi jual beli Online menjadi sayarat mutlak bagi platform e- commerce. Agar pelanggan tidak selalu menjadi pihak yang dirugikan. Karena tidak semua platform jual beli Online menjalankan prinsip-prinsip jual beli sesuai dengan syariat Islam terutama perinsip khiyar agar tidak ada yang dirugikan kedua belah pihak.
Daftar materi yang sulit dipahami adalah memahami konsep
khiyar syarat yang hampir mirip dengan akkad salam dalam jual beli dengan menyebutkan secara jelas barang atau syarat- Daftar materi pada KB syarat yang dipesan. Dalam memahami khiyar syarat harus 2 yang sulit dipahami bisa membedakan mana yang termasuk khiyar syarat mana yang khiyar aib karena keduanya juga memiliki konsep yang hampir sama. Sama-sama memiliki hak khiyar jika terjadi kecacatan dan terjadi syarat yang diajukan kedua belah pihak.
Materi yang sering mengalami miskonsepsi adalah prinsip-
prinsip jual beli onlin serta implikasinya terhadap hukum baik hukum jual beli maupun hukum khiyar itu sendiri, karena dalam menjalankan hak khiyar dalam jual beli online tidad semua Daftar materi yang sering platform menjalankan prinsip-prinsip khiyar yang diajarkan 3 mengalami miskonsepsi dalam syariat Islam. Padahal hak khiyar merupakan hak yang dalam pembelajaran harus ada pada saat melakukan transaksi jual beli, namun berbeda saat melakukan praktik jual beli online yang terkesan aturan dan syarat hanya dikuasai oleh satu belah pihak yaitu toko online sementara pelanggan tidak diberikan kebebesan aturan dalam menjalankan prinsip-prinsip jual beli.