Anda di halaman 1dari 9

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

A. Judul Modul : SYIRKAH DAN MUDARABAH


B. Kegiatan Belajar : SYIRKAH DAN MUDARABAH (KB 1/2/3/4)
C. Halaman : 42 s/d 56
D. Resume :

NO BUTIR RESUME RESPON/JAWABAN

PETA KONSEP MATERI KB 3

Pengertian Pengertian
Syirkah Mudarabah
Konsep Syirkah dalam Konsep Mudarabah
Kerjasama dalam Kerjasama
Perdagangan dan Jasa Permodalan

Rukun dan Rukun


Syarat Syirkah Mudarabah

SYIRKAH
DAN
Syarat-syarat
Peta konsep Jenis-jenis MUDARABAH Mudarabah
Syirkah
dalam materi KB

Instruksi : Buatlah Kontekstualis


1 peta konsep Implementasi syirkah Prinsip-prinsip
dalam masyarakat asi Nilai-nilai Mudarabah
materi yang anda Moderasi
resum dan Beragama
jelaskan dengan dalam Materi
lengkap Putusnya kerjasama Syirkah dan Jenis-jenis
syirkah Mudarabah Mudarabah

SYIRKAH DAN MUDARABAH

1. Konsep Syirkah dalam Kerjasama Perdagangan dan Jasa

A. Pengertian Syirkah
Secara bahasa, syirkah adalah bercampurnya harta dengan harta yang
lain sehingga keduanya tidak bisa dibedakan lagi. Jumhur ulama
kemudian menggunakan istilah ini untuk menyebut transaksi khusus,
meskipun tidak terjadi percampuran kedua harta itu karena yang
menyebabkan bercampurnya harta adalah transaksi
Ulama mazhab mendefinisikan syirkah secara berbeda
- Hanafiyah menjelaskan bahwa syirkah adalah ungkapan adanya
akad transaksi antara dua orang yang bersekutu. Persekutuan ini
terkait pokok harta dan keuntungan
- Malikiyah mendefinisikan bahwa syirkah adalah izin
pendayagunaan (tasharruf) harta milik dua orang yang bersekutu
secara bersama-sama
- Syafi'iyah mendefiniskan bahwa syirkah adalah ketetapan hak pada
barang modal yang dimiliki satu orang atau lebih. Ketetapan ini
menggunakan cara yang masyhur atau diketahui semua pihak
terkait
- Hanabilah berpendapat, syirkah adalah perhimpunan hak atau
pengolahan harta antara semua pihak yang terkait.

Kegiatan syirkah diperbolehkan sesuai dengan firman Allah dalam QS


Shad/38: 24 yang artinya sebagai berikut : “Dan sesungguhnya
kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebahagian mereka
berbuat zalim kepada sebahagian yang lain, kecuali orang orang yang
beriman dan mengerjakan amal yang saleh, dan amat sedikitlah mereka
ini”

B. Rukun dan Syarat Syirkah


1) Sighat (lafaz akad)
2) Orang (pihak-pihak yang mengadakan serikat), yaitu pihak-pihak
yang mempunyai kepentingan dalam mengadakan perserikatan.
3) Pokok pekerjaan (bidang usaha yang dijalankan). Dalam berserikat
atau kerja sama mereka (orang-orang yang berserikat) itu
menjalankan usaha dalam bidang apa yang menjadi titik sentral
usaha apa yang dijalankan. Orang orang yang berserikat harus
bekerja dengan ikhlas dan jujur, artinya semua pekerjaan harus
berasas pada kemaslahatan dan keuntungan terhadap syirkah.

Adapun syarat-syarat syirkah adalah:


1) Syirkah dilaksanakan dengan modal uang tunai
2) Dua orang atau lebih berserikat, menyerahkan modal,
mencampurkan antara harta benda anggota serikat dan mereka
bersepakat dalam jenis dan macam perusahaanya;
3) Dua orang atau lebih mencampurkan kedua hartanya, sehingga
tidak dapat dibedakan satu dari yang lainya;
4) Keuntungan dan kerugian diatur dengan perbandingan modal harta
serikat yang diberikan.

Adapun syarat-syarat orang (pihak-pihak) yang mengadakan perjanjian


serikat atau kongsi itu adalah:
1) Orang yang berakal;
2) Baligh;
3) Dengan kehendak sendiri (tidak ada unsur paksaan).

B. Jenis-jenis Syirkah
Syrikah dibedakan menjadi dua, yaitu:
1) Syirkah amlak,
yaitu persekutuan kepemilikan dua orang atau lebih terhadap suatu
barang tanpa transaksi syirkah.
Syirkah hak milik ini dibagi menjadi dua, yaitu:
a) Syirkah ikhtiyar (sukarela),
yaitu syirkah yang lahir atas kehendak dua pihak yang
bersekutu
b) Syirkah jabar (paksa), yaitu persekutuan yang terjadi antara dua
orang atau lebih tanpa sekehendak mereka
2) Syirkah 'uqud
yaitu transaksi yang dilakukan dua orang atau lebih untuk
menjalin persekutuan dalam harta dan keuntungan.
Macam-macam syirkah ‘uqud meliputi:
a) Syirkah al-amwal,
yaitu persekutuan antara dua pihak pemodal atau lebih dalam usaha
tertentu dengan mengumpulkan modal bersama dan membagi
keuntungan dan resiko kerugian berdasarkan kesepakatan;
b) Syirkah a’mal atau syirkah abdan,
yaitu persekutuan dua pihak pekerja atau lebih untuk mengerjakan
suatu pekerjaan. Hasil atau upah dari pekerjaan tersebut dibagi
sesuai dengan kesepakatan mereka;
c) Syirkah al-wujuh,
yaitu persekutuan antara dua pihak pengusaha untuk melakukan
kerjasama dimana tiap-tiap pihak sama sekali tidak menyertakan
modal. Mereka menjalankan usahanya berdasarkan kepercayaan
pihak ketiga;
d) Syirkah al-inan,
yaitu sebuah persekutuan di mana posisi dan komposisi pihak-pihak
yang terlibat di dalamnya adalah tidak sama baik dalam hal modal,
pekerjaan, maupun dalam hal keuntungan dan resiko kerugian;
e) Syirkah al-Mufawadhah,
yaitu sebuah persekutuan di mana posisi dan komposisi pihak-pihak
yang terlibat di dalamnya adalah sama, baik dalam hal modal,
pekerjaan, maupun dalam hal keuntungan dan resiko kerugian.

C. Implementasi syirkah dalam masyarakat


Syirkah tidak hanya untuk sesama muslim. Kerja sama dalam bentuk
perserikatan atau perseroan tersebut dapat dilaksanakan dengan
berbagai pihak. Hukum melakukan syirkah dengan orang non muslim
adalah mubah. Namun orang Islam tidak boleh melakukan syirkah
untuk menjual barang-barang haram.

D. Putusnya kerjasama syirkah


1) Syirkah akan berakhir apabila terjadi hal-hal di mana jika salah satu
pihak membatalkannya meskipun tanpa persetujuan pihak yang
lainnya. Hal ini disebabkan syirkah adalah akad yang terjadi atas
dasar rela sama rela dari kedua pihak yang tidak ada kemestian
untuk dilaksanakan apabila salah satu pihak tidak menginginkannya
lagi.
2) Salah satu pihak kehilangan kecakapan untuk bertasharruf (keahlian
mengelola harta) baik karena gila ataupun karena alasan lainnya.
3) Salah satu pihak meninggal dunia. Tetapi apabila anggota syirkah
lebih dari dua orang yang batal hanyalah yang meninggal saja.
Syirkah berjalan terus pada anggota yang masih hidup. Apabila ahli
waris anggota yang meninggal menghendaki turut serta dalam
syirkah tersebut maka dilakukan perjanjian baru bagi ahli waris yang
bersangkutan.
4) Salah satu pihak ditaruh di bawah pengampuan. Pengampuan yang
dimaksud di sini baik karena boros yang terjadi pada waktu
perjanjian syirkah tengah berjalan maupun sebab yang lainnya.
5) Salah satu pihak jatuh bangkrut yang berakibat tidak berkuasa lagi
atas harta yang menjadi saham syirkah. Pendapat ini dikemukakan
oleh mazhab Maliki, Syafi’i dan Hambali. Hanafi berpendapat bahwa
keadaan bangkrut itu tidak membatalkan perjanjian yang dilakukan
oleh yang bersangkutan.
6) Modal para anggota syirkah lenyap sebelum dibelanjakan atas nama
Syirkah. Bila modal tersebut lenyap sebelum terjadi percampuran
harta hingga tidak dapat dipisah-pisahkan lagi yang menanggung
resiko adalah para pemilikya sendiri. Apabila harta lenyap setelah
terjadi percampuran yang tidak bisa dipisah-pisahkan lagi menjadi
resiko bersama. Kerusakan yang terjadi setelah dibelanjakan
menjadi resiko bersama. Apabila masih ada sisa harta syirkah masih
dapat berlangsung dengan kekayaan yang masih ada

2. Konsep Mudarabah dalam Kerjasama Permodalan


A. Pengertian Mudarabah
Istilah mudarabah secara etimologi berasal dari bahasa Arab yaitu
darb, yang memiliki arti memukul, berdetak, mengalir, berenang,
bergabung, menghindar berubah, mencampur, berjalan, dan lain
sebagainya. Secara terminologi mudarabah adalah bentuk kontrak
(perjanjian) antara pemilik modal (shahibul maal) dan pengguna dana
(mudharib) untuk digunakan aktivitas yang produktif di mana
keuntungan dibagi kedua belah pihak antara pemilik modal dan
pengelola dana. Apabila terjadi kerugian ditanggung oleh pemilik
modal, jika kerugian itu terjadi dalam keadaan normal, pemodal
(shahibul maal) tidak boleh intervensi kepada pengelola dana
(mudharib) dalam menjalankan usahanya.

Berdasarkan fatwa DSN-MUI No. 07/DSN-MUI/IV/2000, definisi


mudarabah adalah pembiayaan yang disalurkan oleh lembaga
keuangan syariah kepada pihak lain untuk membuka suatu usaha yang
produktif.

Pendapat Ulama’ Mazhab


- Mazhab Hanafi berpandangan bahwa mudarabah adalah suatu
bentuk perjanjian dalam melakukan kongsi untuk mendapatkan
keuntungan dengan modal dari salah satu pihak dan kerja (usaha)
dari pihak lain
- Mazhab Hanafi berpandangan bahwa mudarabah adalah suatu
bentuk perjanjian dalam melakukan kongsi untuk mendapatkan
keuntungan dengan modal dari salah satu pihak dan kerja (usaha)
dari pihak lain
- Mazhab Syafi’i mendefinisikan mudarabah sebagai pemilik modal
menyerahkan sejumlah uang kepada pengusaha untuk dijalankan
dalam suatu usaha dagang dengan keuntungan menjadi milik
bersama
- Mazhab Hambali mengemukakan bahwa mudarabah adalah
penyerahan barang atau sejenisnya dalam jumlah yang jelas dan
tertentu kepada orang yang mengusahakannya dengan
mendapatkan bagian tertentu dari keuntungannya

B. Rukun Mudarabah

Rukun dalam mudarabah berdasarkan jumhur ulama ada tiga, yaitu:


dua orang yang melakukan akad (al-aqidani), modal (ma'qud alaih),
dan shighat (ijab dan qabul)
Sedangkan ulama Syafi'iyah lebih memerinci lagi menjadi enam rukun,
yaitu:
1) Pemilik modal (shahibul maal);
2) Pelaksanaan usaha (mudarib atau pengusaha);
3) Akad dari kedua belah pihak (ijab dan kabul);
4) Objek mudarabah (pokok atau modal);
5) Usaha (pekerjaan pengelola modal);
6) Nisbah keuntungan.

C. Syarat-syarat Mudarabah
1) Syarat yang terkait dengan orang yang melakukan akad (aqidain),
yaitu:
a) Cakap bertindak hukum dan cakap diangkat sebagai orang yang
berakad (aqid).
b) Pemilik dana tidak boleh mengikat dan melakukan intervensi
kepada pengelola dana.
2) Syarat terkait dengan modal, antara lain yaitu:
a) Modal harus diketahui secara pasti termasuk jenis mata uangnya;
b) Modal harus dalam bentuk tunai, seandainya berbentuk aset
diperbolehkan asalkan berbentuk barang niaga dan memiliki nilai
atau historinya pada saat mengadakan kontrak;
c) Besarnya ditentukan secara jelas di awal akad;
d) Modal bukan merupakan pinjaman (hutang);
e) Modal diserahkan langsung kepada pengelola dana dan secara
tunai;
f) Modal digunakan sesuai dengan syarat-syarat akad yang
disepakati;
g) Pengembalian modal dapat dilakukan bersamaan dengan waktu
penyerahan bagi hasil atau pada saat berakhirnya masa akad
mudarabah.
3) Syarat yang terkait dengan keuntungan, antara lain yaitu:
a) Keuntungan dibagi sesuai dengan kesepakatan;
b) Pemilik dana siap mengambil risiko rugi dari modal yang dikelola;
c) Penentuan angka keuntungan dihitung dengan persentase hasil
usaha yang dikelola oleh pengelola dana berdasarkan kesepakatan
kedua belah pihak;
d) Pengelola dana hanya bertanggung jawab atas sejumlah modal
yang telah diinvestasikan dalam usaha;
e) Pengelola dana berhak memotong biaya yang berkaitan dengan
usaha yang diambil dari modal mudarabah.
4) Kegiatan usaha oleh pengelola (mundarib), sebagai pertimbangan
(muqabil) modal yang disediakan oleh penyedia dana, harus
memperhatikan hal-hal berikut:
a) Kegiatan usaha adalah hak eksklusif mundarib, tanpa campur
tangan penyedia dana, tetapi ia mempunyai hak untuk melakukan
pengawasan;
b) Penyedia dana tidak boleh mempersempit tindakan pengelola
sedemikian rupa yang dapat menghalangi tercapainya tujuan
mudarabah, yaitu keuntungan.
c) Pengelola tidak boleh menyalai hukum syariah Islam dalam
tindakannya yang berhubungan dengan mudarabah, dan harus
mematuhi kebiasaan yang berlaku dalam aktivitas itu

D. Prinsip-prinsip Mudarabah
1) Prinsip berbagi keuntungan di antara pihak-pihak yang
melakukan akad mudarabah
2) Prinsip bagi kerugian di antara masing-masing pihak yang
berakad
3) Prinsip kejelasan.
4) Prinsip kepercayaan dan amanah
5) Prinsip kehati-hatian

E. Jenis-jenis Mudarabah
1) Mudarabah Mutlaqah
Mudarabah mutlaqah merupakan akad mudarabah yang digunakan
untuk kegiatan usaha yang cakupannya tidak dibatasi oleh
spesifikasi jenis usaha, waktu dan daerah bisnis sesuai dengan
permintaan pemilik dana (shahibul maal)
2) Mudarabah Muqayyadah
Mudarabah muqayyadah merupakan akad mudarabah yang mana
dalam melakukan kegiatan usahanya, pemilik dana (shahibul maal)
memberikan syarat-syarat tertentu atau dibatasi dengan adanya
spesifikasi tertentu kepada pengelola dana

Akad mudarabah muqayyadah ada dua macam, yaitu:


1) Mudarabah muqayyadah on balance sheet, yaitu akad kerja
sama usaha yang mana mudharib ikut menanggung resiko
atas kerugian dana yang diinvestasikan oleh shahibul maal.
2) Mudarabah muqayyadah of balance sheet, yaitu jenis
mudarabah yang merupakan penyaluran dana mudarabah
langsung kepada pelaksana usahanya, di mana bank
bertindak sebagai perantara yang mempertemukan antara
pemilik dana dengan pelaksana usaha

2. Kontekstualisasi Nilai-nilai Moderasi Beragama


dalam Materi Syirkah dan Mudarabah Syirkah dan mudarabah
merupakan kerjasama antara dua pihak atau lebih dalam
perdagangan, hanya saja dalam syirkah semua pihak terlibat dalam
penyediaan modal dan dalam menjalankan usaha sedangkan dalam
mudarabah, salah satu pihak menjadi penyedia modal sedangkan
pihak lan menjalankan usaha. Dalam mudarabah, pihak pemberi
modal tidak terlibat dalam menjalankan usaha dan akan mendapat
keuntungan berdasarkan perjanjian antara mereka. Dalam kajian
syirkah dan mudarabah, terdapat pandangan ulama yang berbeda.
Perbedaan pandangan ulama ini memberi peluang kepada umat
Islam untuk menerima salah satu di antara pandangan yang berbed
tersebut tanpa mencela dan menyalahkan pandangan yang lain. Hal
ini merupakan bentuk 55 tasamuh (toleransi) sebagai implementasi
dari nilai moderasi beragama. Demikian pula dalam menentukan
keuntungan yang akan diperoleh semua pihak yang terlibat dalam
syirkah dan mudarabah didahului oleh adanya musyawarah
sehingga tidak terdapat perselisiahan dalam membagi keuntungan
yang akan diperoleh. Hal ini juga merupakan implementasi salah
satu di antara nilai-nilai moderasi beragama.

- Syirkah amlak, yaitu persekutuan kepemilikan dua orang atau


lebih terhadap suatu barang tanpa transaksi syirkah
- Syirkah ikhtiyar (sukarela), yaitu syirkah yang lahir atas kehendak
dua pihak yang bersekutu
- Mundarib : pengelola
- Mudarabah muqayyadah merupakan akad mudarabah yang mana
Beberapa istilah dalam melakukan kegiatan usahanya, pemilik dana (shahibul maal)
dan definisi di memberikan syarat-syarat tertentu atau dibatasi dengan adanya
KB spesifikasi tertentu kepada pengelola dana
- Mudarabah mutlaqah merupakan akad mudarabah yang
Instruksi : Tulislah digunakan untuk kegiatan usaha yang cakupannya tidak dibatasi
beberapa istilah oleh spesifikasi jenis usaha, waktu dan daerah bisnis sesuai
2
definisi yang dengan permintaan pemilik dana (shahibul maal).
menurut anda sulit - Mudarabah muqayyadah on balance sheet, yaitu akad kerja
atau baru dan sama usaha yang mana mudharib ikut menanggung resiko atas
lengkapi dengan kerugian dana yang diinvestasikan oleh shahibul maal
jawabannya - Mudarabah muqayyadah of balance sheet, yaitu jenis
sesuai modul mudarabah yang merupakan penyaluran dana mudarabah
langsung kepada pelaksana usahanya, di mana bank bertindak
sebagai perantara yang mempertemukan antara pemilik dana
dengan pelaksana usaha. Pemilik dana dapat menetapkan syarat-
syarat tertentu yang harus dipenuhi oleh bank dalam mencari
kegiatan usaha yang akan dibiayai dan pelaksanaan usahanya
Pengertian, hukum, dan dasar hukum syirkah
Pada dasarnya definisi-definisi yang dikemukakan para ulama fikih
hanya berbeda secara redaksional, sedangkan esensi yang terkandung
di dalamnya adalah sama, yaitu ikatan kerja sama yang dilakukan dua
orang atau lebih dalam perdagangan

Kegiatan syirkah diperbolehkan sesuai dengan firman Allah dalam QS


Shad/38: 24 yang artinya sebagai berikut: “Dan sesungguhnya
kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebahagian mereka
berbuat zalim kepada sebahagian yang lain, kecuali orang orang yang
beriman dan mengerjakan amal yang saleh, dan amat sedikitlah
mereka ini.”

jenis-jenis syirkah
1) Syirkah amlak,
yaitu persekutuan kepemilikan dua orang atau lebih terhadap
Resume materi suatu barang tanpa transaksi syirkah
essensial 2) Syirkah 'uqud yaitu transaksi yang dilakukan dua orang atau
lebih untuk menjalin persekutuan dalam harta dan keuntungan.
Instruksi : implementasi syirkah dalam kehidupan sehari-hari;
Tulislah materi Implementasi syirkah dalam masyarakat Syirkah tidak hanya untuk
essensial sesuai sesama muslim. Kerja sama dalam bentuk perserikatan atau
dengan sub CP perseroan tersebut dapat dilaksanakan dengan berbagai pihak.
dan pokok-
Hukum melakukan syirkah dengan orang non muslim adalah mubah.
3 pokok materi
dalam KB, Namun orang Islam tidak boleh melakukan syirkah untuk menjual
beserta barang-barang haram. Bagaimanapun juga, Islam tidak
penjelasannya membenarkan jual beli barang haram.
dengan lengkap,
serta sesuaikan Putusnya kerjasama syirkah
dengan kisi-kisi 1) Syirkah akan berakhir apabila terjadi hal-hal di mana jika salah satu
soal. pihak
2) Salah satu pihak kehilangan kecakapan untuk bertasharruf
(keahlian mengelola harta) baik karena gila ataupun karena alasan
lainnya.
3) Salah satu pihak meninggal dunia.
4) Salah satu pihak ditaruh di bawah pengampuan.
5) Salah satu pihak jatuh bangkrut yang berakibat tidak berkuasa lagi
atas harta yang menjadi saham syirkah.
6) Modal para anggota syirkah lenyap sebelum dibelanjakan atas nama
Syirkah

Pengertian Mudarabah
mudarabah adalah bentuk kontrak (perjanjian) antara pemilik
modal (shahibul maal) dan pengguna dana (mudharib) untuk
digunakan aktivitas yang produktif di mana keuntungan dibagi kedua
belah pihak antara pemilik modal dan pengelola dana.

Landasan hukum mudarabah terdapat dalam QS al-Muzzammil/73:


20, yang artinya : “Dan dari orang-orang yang berjalan di muka bumi
mencari sebagian karunia Allah swt.”

Rukun dan syarat mudarabah


Rukun dalam mudarabah berdasarkan jumhur ulama ada tiga, yaitu:
- dua orang yang melakukan akad (al-aqidani),
- modal (ma'qud alaih),
- shighat (ijab dan qabul)
Banyak syarat terkait dengan akad mudarabah
1) Syarat yang terkait dengan orang yang melakukan akad (aqidain)
2) Syarat terkait dengan modal
3) Syarat yang terkait dengan keuntungan,
4) Kegiatan usaha oleh pengelola (mundarib),

Ada dua jenis Mudarabah


- 1) Mudarabah Mutlaqah
- 2) Mudarabah Muqayyadah

Anda mungkin juga menyukai