Anda di halaman 1dari 7

KEMENTERIAN AGAMA

MAN 1 KOTA CILEGON

PEDOMAN PRAKTIKUM
PENGURUSAN JENAZAH

Nama Guru : Muhamad Dedi Ahyadi, S.Pd.I., M.Pd.


NIP/NIK : 19910716 201903 1 015/3604041607910068

Pelajaran : FIQIH

Alamat:
Jalan Insinyur Sutami No. 133, Lebakdenok, Citangkil,
Kota Cilegon Kode Pos 42442
Pedoman Praktikum Pengurusan Jenazah

Hidup di dunia ini tidaklah selamanya. Akan datang masanya kita berpisah
dengan dunia berikut isinya. Perpisahan itu terjadi saat kematian menjemput.
Kematian adalah pintu dan setiap manusia akan memasuki pintu itu, tanpa ada
seorang pun yang dapat menghindar darinya. Allah Ta'ala berfirman:
“Tiap-tiap yang bernyawa akan merasakan mati”.
(QS. Āli ‘Imrān/3 : 185)
Apabila seseorang telah dinyatakan meninggal dunia, ada beberapa hal
yang harus disegerakan dalam pengurusan jenazah oleh keluarganya, yaitu :
memandikan, mengafani, menyalati dan menguburnya. Merawat jenazah
termasuk salah satu kewajiban umat Islam yang termasuk dalam wajib kifayah,
artinya kewajiban yang kalau dikerjakan oleh sebagian umat Islam maka
gugurlah kewajiban sebagian umat Islam lainnya. Namun, sebelum mayat itu
dimandikan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan terhadap kondisi jenazah,
yaitu seperti berikut:
1. Pejamkanlah matanya dan mohonkanlah ampun kepada Allah Ta'ala atas
segala dosanya.
2. Tutuplah seluruh badannya dengan kain sebagai penghormatan dan agar tidak
kelihatan auratnya.
3. Ditempatkan di tempat yang aman dari jangkauan binatang.
4. Bagi keluarga dan sahabat-sahabat dekatnya tidak dilarang mencium si mayit.

Pengurusan Jenazah Meliputi:

1. TATA CARA MEMANDIKAN JENAZAH


2. TATA CARA MENGKAFANI JENAZAH
3. TATA CARA MENSHALATKAN JENAZAH
4. TATA CARA MENGUBURKAN JENAZAH

1
Pedoman Praktikum Pengurusan Jenazah

1. MEMANDIKAN JENAZAH

A. Syarat wajib memandikan jenazah:


1. Jenazah/mayit itu orang Islam, bukan kafir.
2. Didapati tubuhnya sekalipun hanya sebagian.
3. Jenazah tersebut bukan mati syahid (mati dalam peperangan untuk membela
agama Islam seperti yang terjadi pada masa Nabi Muhammad SAW).

B. Yang berhak memandikan jenazah:


1. Jenazah laki-laki dimandikan oleh laki-laki, perempuan dimandikan oleh
perempuan, orang lain jenis yang boleh memandikan adalah: muhrim,
suami atau istri.
2. Yang lebih utama memandikan adalah keluarga dekat.
3. Orang memandikan jenazah apabila mendapati cacat tubuh jenazah tidak
boleh menceritakan kepada orang lain.

C.Tata Cara Memandikan Jenazah:


1. Sedikitnya meratakan air ke seluruh tubuh jenazah, sebaiknya tiga kali
atau lebih bila dipandang perlu.
2. Dalam memandikan jenazah diusahakan dengan bilangan ganjil. Siraman
pertama dengan menggunakan sabun dan daun bidara, kemudian siraman
kedua menggunakan air bersih dan yang ketiga disiram dengan
menggunakan air yang di campur dengan kapur barus.
3. Letakkan jenazah pada tempat yang lebih tinggi dan tutup auratnya.
4. Gunakan kain basahan untuk menutup auratnya.
5. Berdoalah dan bacalah basmalah sebelum memandikan.
6. Basuhlah anggota wudlhu terlebih dahulu, baru bagian tubuh sebelah
kanan lalu sebelah kiri.
7. Urutlah dan tekanlah perutnya agar kotorannya keluar, kemudian
bersihkan.
8. Basuhlah seluruh tubuh jenazah tersebur dengan air suci dan mensucikan

2
Pedoman Praktikum Pengurusan Jenazah

2. MENGKAFANI JENAZAH
Kainnya berwarna putih, Sabda Rasulullah SAW:
Artinya : " Pakailah kamu sekalian dengan kainmu yang putih karena
sesungguhnya sebaik-baik pakaian adalah yang putih dan kafanilah jenazah
dengan kain putih itu. (HR. Tirmidhi)
Kain kafan sekurang-kurangnya satu lapis yang menutupi seluruh tubuh
jenazah. Tetapi disunatkan untuk laki-laki 3 lapis dengan rincian : 2 helai kain
untuk baju dan sarung dan 1 helai untuk membungkus seluruh tubuh. Bagi
perempuan menggunakan 5 helai, yang dipergunakan untuk baju, tutup kepala,
kerudung/cadar, dan 2 helai untuk pembungkus seluruh tubuh jenazah.
Apabila jenazah tersebut sedang melakukan haji atau umrah, maka tidak
boleh diberi harum haruman dan jangan pula diberi tutup kepala.
Kain kafan hendaknya bersih, baik sifat maupun bahannya dan tidak boleh
berlebih-lebihan, artinya kain yang harganya mahal.

3. MENSHALATKAN JENAZAH

A. Syarat Shalat Jenazah:


1. Suci dari hadats dan najis, menutup aurat, bersih badan, pakaian, dan
tempat serta menghadap kiblat.
2. Jenazah sudah dalam keadaan dimandikan dan dikafani.
3. Letak jenazah di sebelah kiblat orang yang mensholati, kecuali sholat ghaib
atau sholat jenazah di atas kuburan.

B. Rukun Shalat Jenazah :


 Niat.
 Berdiri jika mampu.
 Membaca surat Al-Fatihah sesudah takbir pertama.
 Membaca Shalawat Nabi sesudah takbir kedua.
 Mendo’akan jenazah setelah takbir ketiga.
 Mendo’akan yang ditinggalkan setelah takbir keempat.
 Salam.

3
Pedoman Praktikum Pengurusan Jenazah

C. Tata Cara Shalat Jenazah:


Tata cara pelaksanaan shalat jenazah adalah sebagai berikut :
1. Jenazah diletakkan paling muka. Apabila mayat laki-laki, hendaknya imam
berdiri menghadap dekat kepala mayat. Jika mayat wanita, imam
menghadap dekat perutnya.
2. Letak imam paling muka diikuti oleh para ma'mum. Jika yang menyalati
sedikit, usahakan dibuat 3 baris/shaf.
3. Diawali semua jamaah berdiri dengan berniat melakukan shalat jenazah
dengan empat takbir. Niat tersebut jika dilafalkan sebagai berikut : Artinya:
“Aku berniat shalat atas jenazah ini empat takbir fardu kifayah sebagai
ma'mum karena Allah Ta’ala.”
4. Kemudian takbiratul ihram yang pertama, dan setelah takbir pertama itu
selanjutnya membaca surat Al-Fatihah.
5. Takbir yang kedua, dan setelah itu membaca shalawat kepada Nabi
Muhammad SAW.
6. Takbir yang ketiga, kemudian membaca do'a untuk jenazah. Bacaan do'a
bagi jenazah adalah sebagai berikut : Artinya: “Yaa Allah, ampunilah ia,
kasihanilah ia, sejahterakanlah ia, maafkanlah kesalahannya.”
7. Takbir yang keempat, dilanjutkan dengan membaca do'a sebagai berikut:
Artinya: “Yaa Allah, janganlah Engkau menjadikan kami penghalang dari
mendapatkan pahalanya dan janganlah engkau beri kami fitnah
sepeninggalnya, dan ampunilah kami dan dia.” (HR. Hakim)
8. Membaca salam sambil menoleh ke kanan dan ke kiri.

4. MENGUBURKAN JENAZAH
Menguburkan jenazah merupakan kewajiban yang terakhir setelah
dimandikan, dikafani dan disholatkan. Dalam menguburkan jenazah hendaknya
dibuatkan terlebih dahulu lubang kubur, dalam membuatnya hendaknya
diperhatikan kedalamannya, yaitu setinggi dada orang dewasa atau tidak sampai
tercium bau busuk dan tidak dapat dikorek oleh binatang buas. Kemudian dalam
lubang kubur tersebut di arah sebelah kiblat dibuat liang lahat.

4
Pedoman Praktikum Pengurusan Jenazah

Sabda Rasulullah SAW:


Artinya : "Buatkanlah olehmu lubang lahat untukku dan pasanglah di
atasku batu bata sebagaimana dibuat pada kubur Rasulullah SAW. (HR. Imam
Ahmad dan Imam Muslim).

A. Tata Cara Menguburkan Jenazah:


1. Masukkan jenazah ke dalam lubang kubur sambil membaca do’a:
Artinya: "Dengan nama Allah dan agama Rasulullah"
2. Letakkan jenazah di lubang lahat dengan menghadap kiblat, muka dan kaki
diusahakan menyentuh tanah.
Hadits Nabi Muhammad saw. :
Artinya : Dari Umar r.a. Nabi pernah bersabda : jika kamu sekalian
menurunkan aku ke liang lahat, maka sentuhkanlah pipiku ke tanah.
3. Letakkan bantal tanah pada tubuh jenazah agar tetap menghadap kiblat.
Kemudian tutup dengan kayu/papan, baru ditimbun dengan tanah dan buatlah
tanah tersebut lebih tinggi dari permukaan tanah dan di atasnya diberi batu.

B. Ta'ziyah
Ta'ziyah berarti menghibur yaitu mengunjungi dan menghibur keluarga yang
ditinggalkan, sebelum jenazah dikuburkan atau dalam tiga hari sesudahnya.
Tujuannya adalah
1. memberi bantuan moril dan materiil,
2. memberi hiburan dan nasehat agar sabar dan tabah menerima musibah.
Hal-hal yang perlu dilakukan ketika ta'ziyah :
1. Memberi bantuan moral maupun material kepada keluarga yang terkena
musibah untuk mengurangi beban kesedihan.
2. Mengikuti shalat jenazah dan mendoakannya agar mendapat ampunan Allah
SWT. atas segala dosanya.
3. Turut mengantarkan jenazah ke tempat pemakaman.
4. Tidak boleh bicara keras, bercanda, tertawa terbahak-bahak atau sikap-sikap
lain yang tidak terpuji.
5
Pedoman Praktikum Pengurusan Jenazah

C. Ziarah Kubur
Ziarah artinya berkunjung, kubur artinya kuburan. Ziarah kubur artinya
berkunjung ke kuburan. Awalnya Rasulullah SAW melarang umat Islam
untuk berziarah kubur karena dikhawatirkan akan melakukan sesuatu hal
yang tidak baik, misalnya menangis di atas kuburan, bersedih, meratapi,
bahkan yang lebih bahaya adalah mengultuskan mayit yang ada di kuburan.
Akan tetapi, karena mengingat mati itu penting, dan di antara mengingat mati
adalah ziarah kubur, Rasul SAW menganjurkan berziarah dengan tujuan
untuk mengingat mati. Rasulullah SAW bersabda : Artinya : “Dari Abdullah
bin Buraidah berkata, Rasulullah SAW bersabda : “Aku pernah melarang
kalian berziarah kubur, maka sekarang berziarahlah kalian ke kubur.” (HR.
Nasa’i)
D. Hikmah Ziarah Kubur:
1. Mengingat kematian.
2. Dapat bersikap zuhud (menjauhkan diri dari sifat keduniawian)
3. Selalu ingin berbuat baik sebagai bekal kelak di alam kubur dan hari akhir.
4. Mendo'akan si mayit yang muslim agar diampuni dosanya dan diberi
kesejahteraan di akhirat.

Anda mungkin juga menyukai