Anda di halaman 1dari 31

PERTEMUAN II

Dr. IMAS KOMARIYAH, S.E, M.Si, M.H


DEFINISI LAPORAN KEUANGAN

Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan


kondisi keuangan suatu perusahaan, dimana informasi tersebut
dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan suatu
perusahaan. Menurut Munawair, Laporan keuangan adalah alat yang
sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan
posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan
bersangkutan, dengan begitu laporan keuangan diharapkan akan
membantu para pengguna (user) untuk membuat keputusan
ekonomi yang bersifat finansial.
Laporan Keuangan dan Pengaruhnya bagi Perusahaan

Laporan keuangan yang dipublikasikan dianggap


memiliki arti penting dalam menilai suatu
perusahaan, karena informasi laporan keuangan itu
dapat dianalisa apakah perusahaan itu baik atau
tidak bagi yang berkepentingan Laporan keuangan
pada umumnya terdiri dari: Neraca, laporan Laba
rugi,Laporan perubahan modal, laporan arus kas
dan catatan atas laporan keuangan.
Kegunaan Laporan Keuangan

Laporan keuangan sangat


Laporan keuangan pada
dibutuhkan oleh pihak-pihak
dasarnya merupakan hasil
yang menginvestasikan
proses akuntansi yang dapat
modalnya sehingga
digunakan sebagai alat untuk
membutuhkan informasi
berkomunikasi antara data
tentang sejauh mana
keuangan dengan pihak-
kelancaran aktivitas dan
pihak yang berkepentingan,
profitabilitas perusahaan,
sehingga laporan keuangan
potensi deviden,karena
memegang peranan yang
dengan informasi pemegang
luas dan mempunyai suatu
saham dapat memutuskan
posisi yang mempengaruhi
untuk mempertahankan
dalam pengambilan
sahamnya, menjual atau
keputusan.
bahkan membelinya.
Tujuan Laporan Keuangan

Screening (sarana
informasi), analisa Diagnosis Evaluation
Understanding
hanya dilakukan (diagnose), analisa (evaluasi), analisa
(pemahaman), Forecasting
berdasarkan laporan memungkinkan digunakan untuk
analisa dilakukan (peramalan),
keuangannya, untuk dapat melihat menilai serta
dengan cara analisa dapat
dengan demikian kemungkinan mengevaluasi
memahami digunakan juga
seorang analis tidak terdapatnya kinerja perusahaan
perusahaan, kondisi untuk meramalkan
perlu turun langsung masalah baik 5 di termasuk
keuangannya dan kondisi perusahaan
ke lapangan untuk dalam manajemen manajemen dalam
bidang usahanya pada masa yang
mengetahui situasi ataupun masalah meningkatkan
serta hasil dari akan datang.
serta kondisi yang lain dalam tujuan perusahaan
usahanya.
perusahaan yang perusahaan. secara efisien.
dianalisa.
Karakteristik Utama Laporan Keuangan

Informasi harus
Informasi itu Informasi yang
relevan dengan Informasinya harus
disajikan harus
harus bermanfaat pengambilan handal dan dapat
memiliki sifat daya
dan dipahami. keputusan. banding
dipercaya
KONSEP-KONSEP AKUNTANSI
Screening (sarana informasi),
analisa hanya dilakukan
berdasarkan laporan
keuangannya, dengan demikian
seorang analis tidak perlu turun
langsung ke lapangan untuk
mengetahui situasi serta kondisi
perusahaan yang dianalisa.

Evaluation (evaluasi), analisa


Understanding (pemahaman),
digunakan untuk menilai serta
analisa dilakukan dengan cara
mengevaluasi kinerja
memahami perusahaan,
perusahaan termasuk
kondisi keuangannya dan
manajemen dalam
bidang usahanya serta hasil
meningkatkan tujuan
dari usahanya.
perusahaan secara efisien

Diagnosis (diagnose), analisa


memungkinkan untuk dapat Forecasting (peramalan),
melihat kemungkinan analisa dapat digunakan juga
terdapatnya masalah baik di untuk meramalkan kondisi
dalam manajemen ataupun perusahaan pada masa yang
masalah yang lain dalam akan datang.
perusahaan.
Karakteristik Utama Laporan Keuangan

Informasi itu Informasi harus Informasi yang Informasinya


harus relevan dengan disajikan harus harus memiliki
bermanfaat dan pengambilan handal dan sifat daya
dipahami. keputusan. dapat dipercaya. banding.
KONSEP AKUNTANSI
Konsep kesatuan
Konsep keterbukaan Konsep konsistensi
usaha (business
(disclosure) (consistency)
entity)

Konsep Konsep
Konsep obyektivitas
kelangsungan hidup konservatisme
(objective evidence)
(going concern) (conservatism)

Konsep harga pokok Konsep periode Konsep realisasi


(cost) waktu (time period) (realization)

Konsep
Konsep satuan Konsep stabilitas perbandingan hasil-
pengukuran (unit of nilai uang (stable biaya (matching
measurement) monetary unit) principlerevenue
and cost)
KELEMAHAN DAN KETERBATASAN LAPORAN KEUANGAN

Laporan keuangan bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas kejadian yang telah lewat, karenanya laporan keuangan tidak
dapat dianggap sebagai satusatunya sumber informasi dalam proses pengabilan keputusan.

Laporan keuangan bersifat umum dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu.

Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan berbagai pertimbangan.

Akuntansi hanya melaporkan informasi yang material, demikian pula penerapan prinsip akuntansi terhadap suatu fakta
atau pos tertentu mungkin tidak dilaksanakan jika hal itu tidak menimbulkan pengaruh yang material terhadap
kelayakan laporan keuangan.

Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian, bila beberapa kemungkinan kesimpulan yang
tidak pasti mengenai 9 penilaian suatu pos, lazimnya dipilih alternatif yang menghasilkan laba bersih atau nilai aktiva
yang paling kecil.

Laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekonomis suatu peristiwa/transaksi daripada bentuk hukumnya
(formalitas).

Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis dan pemakai laporan diasumsikan memahami bahasa teknis
akuntansi dan sifat dari informasi yang dilaporkan.
Pihak Yang Membutuhkan Laporan Keuangan

Kreditur

InvestorAkuntan
Pemerintah
Publik

Pemasok Karyawan

Konsumen Bapepam
KETERBATASAN LAPORAN KEUANGAN
1. Cukup berarti (Materiality)
Aspek Kuantitatif: Berdasarkan pada jumlah absolut,misalnya jumlah
rupiah, nilai prosentase dari pendapatan bersih,modal dan lain
sebagainnya.
Aspek Kualitatif: Memperhatikan karakteristik dari lingkungan,
karakteristik dari perusahaan, seperti besar kecilnya perusahaan, struktur
modal,.
2 Konservatif
Konservatif ini merupakan sikap yang diambil oleh Akuntan dalam
menghadapi dua atau lebih alternatif dalam menyusun laporan keuangan.
3. Sifat Khusus Suatu Industri
Industri-Industri yang mempunyai sifat-sifat khusus seperti, Bank, asuransi
dan lainnya sering kali memerlukan prinsip akuntansi yang berbeda
dengan industri-indistri lainnya
NERACA

Bentuk Skonto (account form) di mana semua


aktiva tercantum sebelah kiri/debet dan
hutang serta modal tercantum sebelah
kanan/kredit

Bentuk Vertikal (report form), dalam bentuk ini


semua aktiva Nampak di bagian atas yang
selanjutnya diikuti dengan hutang jangka
pendek, hutang jangka panjang serta modal
SCONTO ANGGARAN PERUSAHAAN
NERACA
(Dalam Jutaan Rupiah)

Perkiraan Tahun 2022 Tahun 2023 Perkiraan Tahun 2022 Tahun 2023
Aktiva Lancar: Hutang Lancar:
Kas dan Setara Kas 5,400 5,800 Hutang Usaha 15,500 20,500
Piutang Usaha 2,500 3,000 Hutang Lainnya 20,000 28,200
Persediaan 6,800 24,900
Total aktiva Lancar 14,700 33,700 Total Hutang Lancar 35,500 48,700

Aktiva Tetap Ekuitas


Aktiva Tetap dll 46,000 46,000 Kepemilikan Modal Saham 6,500 6,500
Modal Yang Disetor 3,500 3,500
Laba Perusahaan 15,200 21,000
Total Aktiva Tetap Total Ekuitas 25,200 31,000
46,000 46,000
Total Aktiva 60,700 79,700 Total Hutang & Modal 60,700 79,700
VERTIKAL ANGGARAN PERUSAHAAN
NERACA
(Dalam Jutaan Rupiah)
Perkiraan Tahun 2022 Tahun 2023
Aktiva Lancar:
Kas dan Setara Kas 5,400 5,800
Surat Berharga 2,500 3,000
Persediaan 6,800 24,900
Total Aktiva Lancar 14,700 33,700

Aktiva Tetap
Aktiva Tetap dll 46,000 46,000
Total Aktiva Tetap dll 46,000 46,000
Total Aktiva Tetap dll 60,700 79,700
Hutang Lancar
Hutang Usaha 15,500 20,500
Hutang Lainnya 20,000 28,200
Total Hutang Lancar 35,500 48,700

Modal
Kepemilikan Modal Saham 6,500 6,500
Modal Yang Disetor 3,500 3,500
Laba Perusahaan 15,200 21,000
Total Ekuitas 25,200 31,000
Total Hutang dan Modal 60,700 79,700
KLASIFIKASI-KLASIFIKASI DALAM NERACA

Aktiva, pengertian aktiva tidak terbatas pada kekayaan perusahaan yang


berwujud saja, tetapi termasuk juga pengeluaran-pengeluaran yang belum
dialokasikan (deffered charges) atau biaya yang masih harus dialokasikan
pada penghasilan yang akan datang, serta aktiva yang tidak berwujud
lainnya (intangible asset), misalnya goodwill, hak patent, hak menerbitkan
dan sebagainya

Pada dasarnya aktiva dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian utama yaitu
aktiva lancar dan aktiva tidak lancar (aktiva tetap). Aktiva lancar adalah,
uang Kas dan aktiva lainnya yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau
ditukarkan menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumer dalam periode
berikutnya (paling lama satu tahun atau dalam perputaran kegiatan
perusahaan yang normal).
Pos-Pos Aktiva Lancar
Kas: atau uang tunai yang dapat digunakan untuk membiayai
operasi perusahaan. Uang tunai yang dimiliki perusahaan tetapi
sudah ditentukan penggunaanya (misalnya uang kas yang disisihkan
untuk tujuan pelunasan hutang obligasi, untuk pembelian aktiva
tetap atau tujuan-tujuan lain) tidak dapat dimasukkan dalam pos
Kas
Investasi jangka pendek (surat-surat berharga atau
marketable securities), adalah investasi yang sifatnya
sementara (jangka pendek) dengan maksud untuk
memanfaatkan uang kas yang untuk sementara belum
dibutuhkan dalam operasi.

Piutang Wesel, adalah tagihan perusahaan


kepada pihak lain yang dinyatakan dalam suatu
wesel atau pinjaman yang diatur dalam undang-
undang
Piutang dagang, adalah tagihan kepada pihak
lain (kepada kreditor atau langganan) sebagai
akibat adanya penjualan barang dagangan
secara kredit

Persediaan, untuk perusahaan perdagangan


yang dimaksud dengan persediaan adalah
semua barangbarang yang diperdagangkan
yang sampai tanggal neraca masih di gudang
atau belum laku dijual
YANG TERMASUK AKTIVA TIDAK LANCAR
1. Investasi jangka panjang, bagi perusahaan yang cukup besar dalam arti yang
mempunyai kekayaan atau modal yang cukup atau sering melebihi dari yang
dibutuhkan, maka perusahaan ini dapat menanamkan modalnya dalam
investasi jangka panjang di luar usaha pokoknya.
2. Aktiva tetap, adalah kekayaan yang dimiliki perusahaan yang phisiknya
nampak, syarat lain untuk dapat diklasifikasikan sebagai aktiva tetap selain
aktiva itu dimiliki perusahaan, juga harus digunakan dalam operasi yang
bersifat permanen. Kelompok aktiva tetap ini meliputi:
(1) Tanah yang di atasnya didirikan bangunan atau digunakan operasi, misalnya
sebagai lapangan, halaman, tempat parkir dan lainnya,
(2) Bangunan, bangunan kantor, tool maupun bangunan untuk pabrik,
(3) Mesin,
(4) Inventaris,
(5) kendaraan dan perlengkapan atau alat-alat lainnya
3. Aktiva Tetap tidak berwujud (Intangible Fixed Assets), adalah kekayaan
perusahaan yang secara phisik tidak Nampak, tetapi merupakan suatu hak yang
mempunyai nilai dan dimiliki oleh perusahaan untuk digunakan dalam kegiatan
perusahaan. Yang termasuk dalam aktiva tetap tidak berwujud adalah: Hak
Cipta, Merk Dagang, Biaya pendirian (organization cost), Lisensi, Goodwill dan
lainnya.
4. Beban yang ditangguhkan (deferred charges), adalah menunjukkan adanya
pengeluaran atau biaya yang mempunyai manfaat jangka panjang (lebih dari
satu tahun), atau suatu pengeluaran yang akan dibebankan juga pada periode-
periode berikutnya. Dengan demikian aktiva ini harus dihapuskan dalam jangka
waktu tertentu sesuai dengan umur kegunaannya. Yang termasuk kelompok ini
antara lain: Biaya pemasaran, Diskonto obligasi, Biaya pembukaan Perusahaan,
Biaya penelitian.
5. Aktiva lain-lain, adalah menunjukkan kekayaan atau aktiva perusahaan yang
tidak dapat atau belum dapat dimasukkan dalam klasifikasi-klasifikasi
sebelumnya misalnya: Gedung dalam proses, Tanah dalam penyelesaian.
Yang Termasuk Hutang Lancar
1. Hutang Dagang, adalah hutang yang timbul karena adanya pembelian
barang dagangan secara kredit.
2. Hutang Wesel, adalah hutang yang disertai dengan janji tertulis (yang
diatur dengan undang-undang) untuk melakukan pembayaran sejumlah
tertentu pada waktu tertentu di masa yang akan datang.
3. Hutang Pajak, baik pajak untuk perusahaan yang bersangkutan maupun
Pajak Pendapatan karyawan yang belum disetorkan ke Kas Negara.
4. Biaya yang masih harus dibayar, adalah biaya-biaya yang sudah terjadi
tetapi belum dilakukan pembayarannya. e. Hutang jangka panjang yang
segera jatuh tempo, adalah sebagian (seluruh) hutang jangka panjang
yang sudah menjadi hutang jangka pendek, karena harus segera dilakukan
pembayarannya.
5. Penghasilan yang diterima dimuka (Diferred Revenue), adalah penerimaan
uang untuk penjualan barang/jasa yang belum direalisir
Hutang jangka panjang, adalah kewajiban keuangan yang jangka waktu pembayarannya
(jatuh temponya) masih jangka panjang (lebih dari satu tahun sejak tanggal neraca), yang
meliputi:
a. Hutang obligasi
b. Hutang Hipotik, adalah hutang yang dijamin dengan aktiva tetap tertentu.
c. Pinjaman jangka panjang yang lain.
Modal, adalah merupakan hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan yang
ditunjukkan dalam pos modal (modal saham), surplus dan laba yang ditahan. Atau kelebihan
nilai aktiva yang dimiliki oleh perusahaan terhadap seluruh hutang-hutangnya.
Modal saham (Common Stock), adalah modal yang telah disetor dan ditempatkan oleh para
pemilik 20 perusahaan, Agio/disagio adalah keuntungan/kerugian yang diperoleh perusahaan
antara nilai nominal saham dengan nilai jual saham pada saat penjualan saham.
Laba ditahan (Retained Earning) adalah laba perusahaan yang tidak dibagikan kepada para
pemegang saham dalam bentuk deviden (umumnya merupakan akumulasi dari sisa laba yang
tidak dibagikan selama perusahaan beroperasi).
PENYUSUNAN NERACA

Dalam penyusunan Neraca, umumnya harus mengikuti aturan sebagai


berikut:
1. Judul laporan harus memuat nama perusahaan, nama laporan (neraca)
dan tanggal penyusunan laporan.
2. Dalam Neraca, metode penilaian harta kekayaan adalah berdasarkan
harga pokok (cost).
3. Pos-pos dalam neraca harus dikelompokkan secara tepat dan pos-pos
yang bersifat tidak sejenis akan dikelompokkan tersendiri dalam
neraca.
4. Jumlah keseluruhan kedua sisi harus seimbang, mengikuti prinsip
persamaan akuntansi: Aktiva = Kewajban + Modal.
5. Laporan harus menunjukkan hal sebenernya agar tidak menyesatkan.
1.Tentukan tanggal neraca, biasanya akhir bulan atau akhir tahun.
2.Buat daftar aset perusahaan, seperti kas, piutang, inventaris, dan investasi.
3.Buat daftar kewajiban perusahaan, seperti hutang, gaji karyawan yang belum
dibayar, dan pajak yang belum dibayar.
4.Buat daftar ekuitas perusahaan, seperti modal pemilik dan laba ditahan.
5.Hitung total aset, kewajiban, dan ekuitas.
6.Pastikan jumlah total aset sama dengan jumlah total kewajiban dan ekuitas.
7.Buat laporan neraca keuangan dengan tiga bagian pelaporan, yaitu aset, kewajiban,
dan ekuitas.
ANALISIS RASIO
RATIO LIKUIDITAS
1. Rasio Lancar (Current Ratio)
Current ratio atau rasio lancar adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau
hutang yang segera jatuh tempo pada saat penagihan (Kasmir, 2019).
Jenis rasio likuiditas yang pertama adalah rasio lancar atau current ratio. Cara
menghitung rasio likuiditas jenis ini bisa dibilang lebih mudah dan lebih
sederhana dibandingkan jenis-jenis lainnya.
𝑲𝒂𝒔 𝑳𝒂𝒏𝒄𝒂𝒓
Current 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 =
𝑯𝒖𝒕𝒂𝒏𝒈 𝑳𝒂𝒏𝒄𝒂𝒓

5.400
Tahun 2022 CR = = 0.15
35.500

5.800
Tahun 2023 CR = = 0.12
48.700
Rasio Cepat (Quick Ratio)
Jenis rasio likuiditas selanjutnya adalah rasio cepat atau quick ratio. Jenis
ini merupakan penjelasan lebih lanjut dari rasio lancar.
𝑨𝒔𝒆𝒕 𝑳𝒂𝒏𝒄𝒂𝒓 − 𝑷𝒆𝒓𝒔𝒆𝒅𝒊𝒂𝒂𝒏
𝑸𝒖𝒊𝒄𝒌 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 =
𝑲𝒆𝒘𝒂𝒋𝒊𝒃𝒂𝒏 𝑱𝒂𝒏𝒈𝒌𝒂 𝑷𝒆𝒏𝒅𝒆𝒌

5400−6.800
𝑄𝑢𝑖𝑐𝑘 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 46.000
= (-0.03)
Cash Ratio
Cash ratio atau rasio kas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa
besar jumlah uang kas dan bank tersedia untuk membayar hutang. Rasio kas
dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut :
𝐾𝑎𝑠+𝐵𝑎𝑛𝑘
Cash Ratio=
𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟

Working Capital to Total Asset Ratio (WCTAR)


Working Capital to Total Asset Ratio (WCTAR) adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur atau membandingkan jumlah antara aktiva lancar dan hutang lancar
dengan keseluruhan total aktiva. Rasio ini dapat dihitung dengan formula
sebagai berikut :
𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟+𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
WCTAR =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎
RASIO SOLVABILITAS
Rasio solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
membayar hutang secara keseluruhan baik itu hutang jangka pendek maupun jangka panjang dengan
menggunakan aktiva dan modal yang dimiliki perusahaan. Untuk menghitung dan menentukan tingkat
solvabilitas perusahaan digunakan tiga rasio:
1. Total Debt Equity Ratio (DER) atau rasio hutang terhadap modal merupakan rasio yang digunakan
untuk menilai hutang dengan ekuitas (Kasmir, 2019).
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
DER =
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑆𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖

1. Total Debt to Total Asset Ratio (DAR) atau rasio hutang terhadap total aktiva merupakan rasio
yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total hutang dengan total aset (Kasmir,
2019).
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
DAR =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡
1. Long Term Debt to Equity Ratio (LDR) merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui
perbandingan antara hutang jangka panjang dan modal sendiri (Kasmir, 2019).

𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑗𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔


LDR =
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙
RASIO AKTIVITAS

Rasio aktivitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
menggunakan keseluruhan aktiva perusahaan secara efektif. Untuk mengukur aktivitas perusahaan
digunakan empat rasio berikut ini
1. Total Asset Turn Over (TATO) atau perputaran total aset merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur perputaran dana yang ada di dalam aktiva perusahaan.
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
TATO =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡

2. Receivable Turn Over (RTO) atau perputaran piutang merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur perputaran piutang dalam satu periode, atau dengan katalain rasio ini digunakan untuk
mengukur seberapa cepat penagihan piutang dalam satu periode yang dilakukan perusahaan.
Rasio ini dihitung dengan formula sebagai berikut :
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡𝑟
RTO =
𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑅𝑎𝑡𝑎 𝑃𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
3. Average Collection Periode (ACP) merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur rata-rata periode waktu yang digunakan untuk mengumpulkan
piutang. Rasio ini dapat dihitung dengan menggunakan formula sebagai
berikut:

𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑅𝑎𝑡𝑎 𝑃𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑥 360 𝐻𝑎𝑟𝑖


ACP =
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡

4. Inventory Turn Over (ITO) atau perputaran persediaan merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur berapa kali perputaran persediaan dalam satu
periode. Dengan menggunakan rasio ini, perusahaan dapat mengukur berapa
kali jumlah barang persediaan yang akan diganti dalam satu tahun. Rasio ini
dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut:

𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
ITO =
𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑅𝑎𝑡𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛
RASIO PROFITABILITAS
Rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan dalam mengukur seberapa besar kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan atau profit
1. Gross Profit Margin (GPM) atau biasa disebut margin laba kotor merupakan cara yang
digunakan dalam penentuan harga pokok penjualan. Rasio inimenggambarkan laba kotor
yang diperoleh dari jumlah penjualan perusahaan. GPM dapat dihitung dengan formula
sebagai berikut :
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐾𝑜𝑡𝑜𝑟
GPM =
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ

2. Net Profit Margin (NPM) atau biasa disebut marginlaba bersih merupakan rasio yang
digunakan dalam mengukur seberapa besar pendapatan bersih yang diperoleh perusahaan
atas aktivitas penjualan yang telah dilakukan. Margin laba bersih merupakan perbandingan
antara laba setelah bunga dan pajak dibandingkan dengan volume penjualan.

𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎 𝑑𝑎𝑛 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘


NPM =
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
3. Return On Assets (ROA) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa
besar laba bersih yang diperoleh dari pengelolaan seluruh aset yang dimiliki
perusahaan. Rasio ini dapat dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut

𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
ROA =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡

4. Return On Assets (ROA) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa
besar laba bersih yang diperoleh dari pengelolaan seluruh aset yang dimiliki
perusahaan. Rasio ini dapat dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut:

𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
ROE =
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙

Anda mungkin juga menyukai