Anda di halaman 1dari 30

KELOMPOK 10 ASP51

PENGUKURAN
KINERJA
ORGANISASI

Kelompok 10
Nama Anggota

ALIYANA SALMA NAFISYA (20/456876/SV/17323)

M. DAVIT RIVALDO (20/456884/SV/17331)

Akuntansi Sektor Publik 51


MATERI
MANAJEMEN
KINERJA

Pengukuran Kinerja

Sistem Pengukuran Kinerja

Perspektif Pengukuran Kinerja


Organisasi
Performance
Measurement
Pengukuran kinerja merupakan alat evaluasi untuk mengetahui hasil kinerja karyawan
dalam perusahaan. Dengan pengukuran kinerja dapat diketahui kelebihan-kelebihan dan
kekurangan atas strategi yang diterapkan oleh perusahaan. Pengukuran kinerja juga
digunakan sebagai dasar untuk memberikan kompensasi manajemen. Dalam
melaksanakan Pengukuran kinerja, sebuah organisasi memerlukan kerangka kerja.

Unsur penting yang diperlukan dalam sistem pengukuran kinerja:


Individu yang dapat mengukur efisiensi dan efektifitas tindakan
Ukuran kinerja yang dapat menggabungkan penilaian kinerja organisasi secara
menyeluruh
Tersedianya infrastruktur yang memungkinkan data diperoleh, dikumpulkan, disortir,
dianalisis, ditafsirkan, dan disebarluaskan.
Tujuan :
Mengkomunikasikan strategi secara lebih baik
Mengukur kinerja finansial dan non-finansial secara berimbang
Mengakomodasi pemahaman kepentingan manajer level

TUJUAN menengah dan bawah serta memotivasi mencapai goal


congruence

dan Manfaat
Untuk mencapai kepuasan berdasarkan pendekatan individual
& kemampuan kolektif yang rasional

Manfaat:
Memberikan pemahaman mengenai ukuran yang digunakan
untuk menilai kinerja manajemen
Memberikan arah untuk mencapai target kinerja
Untuk memonitor & mengevaluasi pencapaian kinerja
Sebagai dasar untuk memberikan penghargaan & hukuman
Sebagai alat komunikasi antara bawahan & pimpinan
Membantu mengidentifikasi apakah kepuasan pelanggan telah
terpenuhi
Membantu memenuhi proses kegiatan instansi pemerintah
Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara
obyektif
Sistem Pengukuran Kinerja
Sistem yang bertujuan membantu manajer untuk menilai pencapaian suatu strategi melalui
pengukuran kinerja

Manfaat Manfaat Manfaat

mewujudkan
mengalokasikan sumber
memperbaiki kinerja pertanggungjawaban publik
daya dan pembuatan
organisasi dan memperbaiki
keputusan
komunikasi kelembagaan
Akuntansi Sektor
Publik

Perspektif Pengukuran kinerja organisasi ditinjau dari:

Perspektif
Pengukuran
Kinerja
Akuntansi Sektor
Publik
Pengukuran ini dapat digunakan untuk mengukur kinerja organisasi dengan
menggunakan pendekatan kuantitatif

Pengukuran Mengukur bagaimana kondisi keuangan dan kinerja non keuangannya, hal ini
Perspektif mampu memberikan motivasi dan sebagai laporan kinerja bisnis organisasi

Akuntansi Fungsi pengukur kinerja keuangan, sebagai:


alat manajemen keuangan --> focus pada fungsi dan manajemen keuangan,
berkenaan dengan penyediaan dan penggunaan keuangan secara efektif dan efisien
target/tujuan utama organisasi bisnis --> ukuran kinerja keuangan secara
menyeluruh seperti: laba, return, EVA menunjukkan capaian tujuan organisasi
secara keseluruhan
mekanisme untuk memotivasi dan pengendalian organisasi --> membagi
organisasi ke pusat pertanggungjawaban
Pengukur Kinerja Keuangan
evaluasi kinerja keuangan menggunakan
laporan keuangan
Laporan Keuangan dan investing = dinakan

Aktivitas Bisnis menjadi aset dan tertera


di dalam balance sheet

operating = net income


akan tertea dalam income
statement

financing = balance sheet

KEMBALI KE HALAMAN MATERI


Akuntansi Keuangan dan
Manajemen akuntansi keuangan = lap keuangan dan pengungkapannya
akuntansi manajemen
Analisis Akuntansi Jenis Analisis antara lain:

Analisis Akuntansi dikelompokkan menjadi 2, yaitu:

Analisis Horisontal
Analisis Vertikal
Evaluasi Kualitas Laba :
Identifikasi dan peroleh kebijakan akuntansi Analisis Common Size
yang penting Analisis Ratio
Evaluasi fleksibilitas akuntansi yang dapat
Analisis Du-Pont
dilakukan
Tentukan strategi pelaporan keuangan redflag= melaukan penyesuaian
perusahaan
Identifikasikan dan peroleh ‘red flags’

Menyesuaikan laporan keuangan:


Mengidentifikasi,mengukur dan membuat
penyesuaian atas laporan keuangan sehingga
analisis dapat memperoleh data untuk tujuan
ANALISIS Analisis yang membandingkan suatu pos dalam suatu laporan

HORIZONTAL keuangan dengan pos yang sama tapi periodenya berbeda


Analisis horisontal dalam jangka panjang akan membentuk
analisis tren
Dalam analisis horisontal harus memperhatikan kondisi
perekonomian yang terjadi pada tahun analisis tersebut
dilakukan
Digunakan untuk mengevaluasi pola perkembangan (trend)
akun laporan keuangan dalam beberapa periode akuntansi.
Dilakukan dengan melihat perubahannya dari satu periode
dengan periode sebelumnya baik untuk Neraca maupun Laba
Rugi.
Perubahan tersebut dapat dinyatakan dalam nilai atau
dinyatakan dalam %
Dengan melihat % perubahan maka dapat dilihat bagaimana
trend perubahan dari tahun ke tahun
Akuntansi Sektor
CONTOH
Analisis Horizontal
Publik 51

ada kenaikannaikan pada


revenues dengan trend 18,7
ANALISIS Analisis yang membandingkan suatu pos dalam suatu laporan
keuangan dengan pos yang lain yang dijadikan tolok ukur
Vertikal & Untuk laporan laba rugi menggunakan penjualan bersih sebagai

Common Size tolok ukur, untuk laporan neraca menggunakan total asset
sebagai tolok ukur

Laporan keuangan distandarkan dengan menggunakan ukuran


pembagi tertentu (Total Aktiva atau penjualan)
Semua jumlah dinyatakan dengan presentase dari ukuran
pembagi tersebut.
Analisis vertikal, dalam presentase, yang membandingkan
suatu perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis atau
dengan angka rata-rata industrinya
ANALISIS Analisa yang dilakukan dengan membandingkan antara satu
likuiditas = identifikasi gambaran posisi uang
RASIO
kas dan kemampuan suatu perusahaanangka / pos dalam laporan keuangan dengan pos lain dalam
laporan keuangan sehingga memiliki makna atau arti.
membayar hutang dlm jangka waktu yg
ditentukan
aktifitas = identifikasi aktifitas pemicu adanya
Jenis Analisis Risiko antara lain:
biaya
Analisis likuiditas
hutang = menekan pentingnya jangka panjang
dan jalan panjang presetaset aset karbnaAnalisis aktivitas / pemanfaatan aktiva
hutang Analisis tingkat hutang (leverage / solvabilitas)
profitabilitas Analisis profitabilitas / rentabilitas
dupon = rasio keuangan yg digunakan untuk
Dupont
menganalisi kemampuan perusahaan utk
Analisis pasar
memnilai kemmapuan perusahaan untuk
mengembalikan hutang
pasar =menganalisis masalah di psar
DUPONT DuPont adalah teknik yang dapat digunakan untuk

melakukan analisis dengan menggunakan kinerja

manajemen tradisional.

Model DuPont mengintegrasikan elemen dalam Laba

Rugi dan Neraca.

Manajemen perusahaan bisa memakai sistem DuPont

untuk menganalisis cara-cara untuk memperbaiki

kinerja perusahaan

roe = pengembalian atas ekuitas


roa = pengembalian atsa aset
DUPONT
ASP 51 1. Penjualan menjadi kunci meningkatkan laba
2. Perspektif multi-disiplin menekankan ukuran kinerja non-
Pentingnya pengukuran
keuangan seperti balance scorecard
kinerja pemasaran:
3. Investor dan analis semakin meminta informasi kinerja

Perspektif
pemasaran perusahaan

Pemasaran ketergantungan pada faktor eksternal yg uncontrollable, misalnya


Kesulitan menilai kinerja pelanggan --> informasi pesaing digunakan sebagai mediator
pemasaran: aktor eksternal dan internal seperti aksi, manufaktur, penelitian,
pengembangan, keuangan.
merek yg kuat = dpr tbersain

orientasi pasar --> ada hubungan antara orientasi pasar dg


kinerja bisnis keseluruhan
kepuasan pelanggan --> menjadi tolok ukur yang penting di
Inovasi pengukur kinerja banyak industri, dan dimasukkan dalam balanced scorecard
perspektif pemasaran: (Kaplan dan Norton, 1996).
loyalitas pelanggan,
Ekuitas (modal) merek --> Merek-merek yang kuat, demikian
diperdebatkan
Kelompok 10
Perspektif Operasi

1980 an - 2000 2000 an dan seterusnya


Masa Pra -1980
Banyak alat, teknik, dan filosofi Globalisasi dan
Pengukuran pada manajemen, seperti kanban, internasionalisasi menjadi
produktivitas dan kaizen, benchmarking,
tantangan yang signifikan -
manajemen dan lean manufacturing,
dikembangkan oleh para -> Kemitraan dan aliansi
praktisi dan didokumentasikan menjadi semakin
oleh para akademisi, tetapi penting.n
dampaknya pada praktik relatif
terbatas - kecuali
balanced scorecard.
Kelompok 10
Perspektif Operasi
2000 an dan seterusnya (lanjut)

Globalisasi dan internasionalisasi menjadi tantangan yang signifikan -->


Kemitraan dan aliansi menjadi semakin penting.
pengukuran kinerja operasi, antara lain sistem perencanaan sumber
daya perusahaan (ERP), seperti SAP, PeopleSoft, Oracle, dan Baan.
Sistem ini memberikan informasi ke manajer operasi dengan data
sangat banyak, bahkan kelebihan data.
Sistem ERP memberikan data potensi untuk mengakses volume data
yang signifikan sehingga salah satu keterampilan yang harus
dikembangkan oleh manajer adalah bagaimana menganalisis dan
merangkum data kunci, dibanding melacak setiap hal yang mampu
mereka lakukan.
Kelompok 10
Metode Pengukuran Kinerja
DU-PONT --> pengukuran kinerja menggunakan rasio keuangan.

Kelemahan DU-PONT :

Lebih banyak menekankan pada pandangan historis dibanding indikasi

kinerja masa depan (Bruns, 1998)

dampaknya mendorong organisasi menggunakan pengukur kinerja non-

keuangan dengan pendekatan keseimbangan keuangan non-keuangan


Kelompok 10
Metode Pengukuran Kinerja
Balance Scorecard (BSC)Pengukur kinerja
dikembangkan oleh Kaplan dan Norton
(1992) dengan empat perspektif:

1. Perpektif Keuangan
2. Perspektif Pelanggan
3. Perspektif Internal
4. Perspektif Pembelajaran dan
Pertumbuhan

Balanced scorecard menghubungkan pengukuran kinerja dengan


strategi organisasi.
Kelompok 10
BSC (Lanjutan)
Kelemahan Balance Scorecard (BSC)

1. tidak mempertimbangkan kerangka kerja sebelumnya yang dapat digunakan

untuk meningkatkan kinerja.

2. Tidak adanya dimensi daya saing yang dimasukkan dalam kerangka hasil.

3. Tidak semua ukuran dapat dimasukkan kinerja.

4. Baik perspektif pelanggan maupun proses bisnis internal tidak didefinisikan

dalam hal dimensi kinerja yang menentukan keberhasilan.


Kelompok 10
Metode Pengukuran Kinerja
Tableau de Bord (TdB) (Epstein dan Manzoni, 1997).

Metode ini dikembangkan untuk memberikan parameter kunci bagi para manajer
untuk mendukung pengambilan keputusan yang memiliki dua implikasi:
TdB tidak dapat menjadi dokumen tunggal yang berlaku sama baiknya untuk
seluruh organisasi, karena setiap unit organisasi memiliki karakteristik
berbeda;
TdB yang digunakan tidak terbatas pada indikator keuangan.
Kelemahan TdB: struktur tidak terdefinisikan dengan baik sehingga manajer
melaksanakan TdB dengan indikator kinerja yang tidak seimbang antar keuangan
dan non keuangan, strategis dan operasional serta efektif dan efisien.
Kelompok 10
Metode Pengukuran Kinerja
Performance Prism

model pengukuran kinerja yang menggambarkan


kinerja organisasi sebagai bangun 3 dimensi (prisma)
yang memiliki 5 perspektif, yaitu:
Kepuasan stakeholder,
Strategi,
Proses,
Kapabilitas, dan
Kontribusi stakeholder.
Pengukuran kinerja yang digunakan berasal dari visi
dan strategi badan usaha yang dijabarkan dalam lima
perspektif tersebut.
Kelompok 10
Metode Pengukuran Kinerja
Performance Pyramid System (PPS)

adalah sistem pengukuran kinerja yang saling


mengkaitkan variable kinerja yang berbeda, yang
dikontrol pada tingkat organisasi yang berbeda.
Tujuan kinerja piramida:
adalah menghubungkan strategi organisasi dengan
operasi organisasi dengan menerjemahkan tujuan
organisasi dari atas ke bawah (prioritas pelanggan)
dan pengukuran dari bawah ke atas.
Pengukuran kinerja yang digunakan berasal dari visi dan
sama kaya yang atas
strategi badan usaha yang dijabarkan dalam lima
perspektif tersebut.
Kelompok 10
Metode Pengukuran Kinerja
Performance Pyramid System (PPS)

Pengukuran kinerja ini mencakup empat tingkat


tujuan yang membahas efektivitas organisasi
eksternal (sisi kiri piramida) dan efisiensi internal
(sisi kanan piramida).
Kelompok 10

STUDY
KASUS
Kelompok 10

Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai