KELOMPOK – 3
SUSHINTA RINA HASTANTRI (2017014744)
ULIL ABSHOR (2017014745)
SITI MUJIANIK (2017014746)
NENENG SURYANI (2017014762)
SRI SUHARTINI (2017014763)
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
STIE “ADI UNGGULAN BHIRAWA” SURAKARTA
2018
SISTEMATIKA
MANAGEMENT COMPENSATION
MATERI &
ANALYZING PERFORMANCE REPORT
A.PENDAHULUAN
B. PEMBAHASAN
C. PENUTUP
A. PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG MASALAH
2. PERUMUSAN MASALAH
3. TUJUAN PEMBAHASAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Compensation Management
Key Question
Bagaimanakah implikasi compensation management dengan desain sistem insentif sebagai
salah satu faktor penting prinsip manajemen dalam analyzing performance report sebagai sistem
pengendalian manajemen dalam mencapai tujuan organisasi secara optimal?
C. TUJUAN PEMBAHASAN
• Untuk mengetahui definisi dan implikasi tentang kompensasi dan tujuan kompensasi,
jenis-jenis kompensasi, desain insentif, dan kriteria evaluasi desain system insentif,
dan faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya kompensasi
B. COMPENSATION MANAGEMENT
Pengukuran kinerja dipengaruhi oleh penciptaan nilai, kinerja tindakan pasar dan pengukuran akuntansi
kinerja. Penciptaan nilai perusahaan menggambarkan tingkat keberhasilan pengukuran kinerja dimana
seharusnya kinerja menigkat ketika nilai diciptakan dan menurun ketika ditiadakan.
Hasil pengukuran kinerja dipengaruhi oleh perubahan hasil penciptaan dan pengukuran nilai perusahaan.
Salah satu cara menilai perubahan nilai perusahaan adalah dengan menggunakan pengukuran pasar dari
kinerja yang didasarkan pada perubahan nilai pasar atau perusahaan atau dividen juga diperhatikan,
return kepada para pemegang saham.
Pengukuran akuntansi kinerja merupakan pengukuran kinerja pada standar berbasis akuntansi,
pengukuran ringkasan keuangan sebagai dasar evaluasi manajer dan insentif dalam sebuah perusahaan.
Berdasarkan akuntansi, pengukuran kinerja bottom – line bersumber dari dua bentuk dasar: pengukuran
residual (atau pengukuran akuntansi laba) seperti pendapatan bersih, laba operasi, pendapatan sebelum
bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (depreciation and amortization –EBITDA), laba residual, dan
pengukuran rasio (pengukuran return akuntansi) seperti ROI (return on investment) ROE (return on
equity), RONA (return on net assets), atau RAROC (risk-adjusted return on capital).
Pengukuran akuntansi kinerja memiliki kelebihan dalam pengukuran kinerja dalam analyzing performance
report, yaitu: dapat diukur tepat waktu dan objektif, dapat dimengerti dan dapat dikendalikan penuh oleh
manajer.
2. INVESTASI DAN MYOPIA
Pengukuran kinerja akuntansi dapat menyebabkan manajer untuk bertindak secara myopia baik
dalam membuat keputusan investasi maupun operasi dengan memperhatikan laba jangka pendek
atau return yang menyebabkan manajer mengurangi atau menunda investasi yang menjanjikan
pembayaran pada periode pengukuran di masa depan, meskipun investasi ini memiliki NPV (net
present value) positif dan sesuai dengan kriteria lain yang membuat investasi ini menjadi bernilai.
Keadaan investasi seperti inilah yang disebut dengan myopia investasi.
Myopia investasi ini dapat bersumber langsung dari dua masalah dalam pengukuran akuntansi
kinerja, yaitu bias konservatif dan ketidakpedulian asset tidak berwujud dengan pembayaran masa
depan yang utama. Aturan akuntansi ini dibutuhkan perusahaan untuk mulai mengenali biaya-biaya
ketika investasi dibuat dan ditetapkan. Laba akuntansi merupakan bias konservatif karena laba yang
berada di bawah perkiraan pada periode pengukuran awal diperbesar.
Kondisi myopia investasi ini seringkali menyebabkan manajer terikat pada manipulasi praktik
manajemen pendapatan seperti tidak membukukan biaya operasi dengan segera, malahan
mendorong masa depan sebagai investasi modal. Keadaan myopia investasi ini juga menyebabkan
manajer untuk mendorong laba pada periode sekarang dan return dengan menghancurkan goodwill
(hubungan baik) yang dibangun dengan konsumen, penyuplai, karyawan dan lain-lainnya.
Investasi dan myopia ini mempengaruhi tingkat laba perusahaan berdampak pada
pencapaian nilai perusahaan yang menggambarkan kinerja perusahaan
3. Desain Sistem Penilaian Kinerja Dalam
Pengukuran Kinerja
EVA = Laba Oprasi Bersih Setelah pajak yang dimodifikasi – (total modal yang
dimodifikasi x rata-rata tertimbang biaya modal)
4. Analisis Pengukuran Return – On – Investment (ROI)
dan Pengukuran Laba Bersih (EVA) Sebagai Sistem
Penilaian Kinerja
2. JENIS-JENIS KOMPENSASI
Desain insentif menurut Kenneth A. Merchant dan Wim A. Van der Stede,
(2017:416-417), dalam manajemen kompensasi sebagai pengukuran kinerja
pada system pengendalian manajemen ditentukan dengan tiga desain: desain
formula insentif, bentuk dari fungsi insentif – kinerja, dan ukuran pembayaran
insentif.
• Formula Insentif. Formula insentif ini berupa tipe dari imbalan yang
diberikan didasarkan pada apa yang biasanya dikomunisaikan untuk
pengambil bagian dalam rencana insentif pada formula insentif dan
menjelaskan kontrak insentif yang ditulis secara detail.
• Bentuk Fungsi Insentif. Ketika imbalan atau insentif sebagai kompensasi
dijanjikan diformulasikan, hubungan antara imbalan dan dasar
penghargaan seringkali ditentukan oleh imbalan tersebut sebagai hasil atau
funsi ninsentif dalam pengukuran kinerja. Contoh bentuk funsi insentif
penerapan batas yang lebih tinggi atau pembayaran insentif cap on, yaitu
bahwa tidak ada imbalan ekstra diberikan untuk kinerja tambahan diatas
batas yang ada.
• Ukuran Pembayaran Insentif. Ukuran pembayaran ini tergantung pada
kinerja dimana resiko pembayaran atau pembayaran untuk kinerja jika
kinerja tidak sepenuhnya dapat dikendalikan oleh karyawan, maka system
insentif pasti membebani resiko karyawan (karena istilah pembayaran
berdasarkan resiko).
B. COMPENSATION MANAGEMENT
Menurut Kenneth A. Merchant dan Wim A. Van der Stede, (2017:418), bahwa
diperlukan dan diperhatikan kriteria untuk mengevaluasi system insentif, yaitu:
1. Imbalan atau kompensasi harus memiliki nilai.
2. Imbalan atau kompensasi seharusnya memiliki pengaruh yang cukup
besar.
3. Imbalan seharusnya dapat dimengerti.
4. Imbalan seharusnya tepat waktu.
5. Pengaruh imbalan atau kompensasi seharusnya tahan lama.
6. Imbalan seharusnya tidak dapat dibatalkan
B. COMPENSATION MANAGEMENT
KESIMPULAN
SARAN-SARAN
KESIMPULAN
• Compensation Management merupakan salah satu prinsip penting manajemen yang
efektif dalam system pengendalian manajemen terutama dalam pengendalian hasil
keuangan pada pengukuran akuntansi kinerja sebagai laporan kinerja sebuah
perusahaan.
• Compensation Management dengan jenis dan didesain system kompensasi beserta
kriteria evaluasi system tersebut, akan mempengaruhi perilaku karyawan dalam
mencapai tujuan perusahaan berdampak pada peningkatan nilai perusahaan sebagai
Analyzing Performance Report yang krusial dan signifikan.
• Compensation Management mempengaruhi motivasi dan sebagai motivator karyawan
yang mempengaruhi kinerja karyawan dan nilai perusahaan yang merupakan tujuan
utama perusahaan, yaitu memaksimalkan nilai perusahaan.
• Analyzing Performance Report ditekankan pada pengukuran akuntansi kinerja sebagai
pengukuran kinerja perusahaan yang memiliki pengaruh yang cukup baik dalam
mengetahui tingka nilai perusahaan sebagai bahan pertimbangan dalam Compensation
Management dalam emberikan kompensasi sebagai bagian penting dalam
pengendalian hasil untuk mengarahkan perilaku karyawan dalam pengukuran kinerja.
• Pengukuran akuntansi kinerja ini dengan menerapkan pengukuran ROI dan dampaknya
pada kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya, maka untuk pengurangan resiko
tersebut pada pengendalian hasil secara optimal dan maksimal digunakan pengukuran
laba residual (EVA) yang direkomendasikan dapat mengurangi tingkat resiko
pengukuran ROI berupa myopia management dan suboptimasi dalam pengukuran
kinerja sebagai Analyzing Performance Report.
• Analyzing Performance Report yang baik dan sehat akan mempengaruhi peningkatan
nilai perusahaan yang berdampak pada pemberian kompensasi oleh perusahaan
kepada karyawan sebagai pengendali hasil keuangan perusahaan untuk mengarahkan
perilaku karyawan dalam pengukuran kinerja.
SARAN-SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis dapat memberikan rekomendasi dan saran
sebagai berikut:
• Compensation Management harus diterapkan dan dikelola serta didesain, dan
ditetapkan kriteria yang jelas dan terukur oleh perusahaan dan dipahami sebagai
salah elemen penting prinsip manajemen dalam kerangka pengukuran kinerja
perusahaan dalam meningkatkan motivasi kinerja karyawan pada pencapaian nilai
perusahaan yang ditargetkan.
• Analyzing Performance Report sebaiknya menggunakan dna menerapkan
pengukuran akuntansi kinerja sebagai pengendali hasil keuangan yang memberikan
deskripsi kinerja perusahaan secara jelas dan posisi nilai perusahaan secara factual
yang dapat diimplikasikan oleh pihak majarial dalam Compensation Management
dalam merumuskan dan menetapkan kebijakan kompensasi kepada karyawan dalam
pengendalian perilaku karyawan serta menjadi indikator perusahaan yang memiliki
kredibilitas tinggi dan profitabilitas besar.
DAFTAR PUSTAKA
Hasibuan, H. Malayu S.P. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi Kedua. BPFE-UGM. Yogyakarta.
Kenneth A. Merchant, Wim A. Van der Stede. 2017. Sistem Pengendalian Manajemen: Pengukuran Kinerja, Evaluasi,
dan Insentif, Edisi Ketiga, Salemba Empat. Jakarta.
SEKIAN
&
TERIMA KASIH